BIOKIMIA I
PERCOBAAN II
ISOLASI KASEIN
DISUSUN OLEH
D. PROSEDUR KERJA
Pada percobaan ini dilakukan dua percobaan, percobaan isolasi
kasein dan percobaan laktabumin.
1. Isolasi Kasein
a. Ditimbang 4 gram susu bubuk dan gelas kimia.
b. Ditambahkan 42 ml aquadest pada susu.
c. Ditimbang gelas kimia yang berisi air dan susu bubuk.
d. Dipanaskan pada suhu 40ͦ C, diangkat dan diaduk hingga larut.
e. Dimasukkan 1-3 ml asam asetat 25% diaduk hingga terbentuk
endapan.
f. Disaring larutan kasein dan dipisahkan dengan filtratnya.
g. Ditimbang hasil endapan pada neraca analitik.
2. Isolasi Laktalbumin
a. Ditimbang 0,6 gram serbuk natrium karbonat.
b. Dimasukkan 0,6 gram natrium karbonat kedalam gelas filtrate
kasein.
c. Dipanaskan pada suhu 75ͦ C selama 5 menit.
d. Ditimbang kertas saring.
e. Disaring larutan dengan kertas saring dan dipisahkan filtratnya.
f. Dtimbang endapan yang diperoleh.
g. Dicatat berat endapan.
2. Analisis Data
a. Persamaan reaksi
H2NR-COO- (aq) + CH3COOH(aq)→ +H3NR-COO + CH3COO-
(kasein misel ) (asam Asetat ) (kasein asam )
Ket: R= Kasein protein
b. Perhitungan
No Uraian Massa
1. Berat susu 4,07 gr
2. Berat gelas kimia 129,3 gr
3. Berat gelas kimia + susu 171, 85 gr
4. Berat susu + aquadest 42,55gr
5. Berat kertas saring I 1,08 gr
6. Berat kertas saring II 1,085 gr
7. Berat kertas saring + kasein 2,7771
8. Berat kertas saring + laktabumin 1,510
9. Berat kasein isolasi 1,6971
10. Berat laktabumin isolasi 0,425
11. Berat total (kasein + laktabumin ) 2,1221
2. PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengisolasi kasein dari susu non fat dan untuk mengisolasi
laktabumin dari susu non fat. Kasein merupakan protein utama
susu, suatu makromolekul yang tersusun atas sub unit asam amino
yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Kasein berfungsi
sebagai substrat bagi enzim protease. Dalam susu, sekitar
80%dari proteinnya adalah kasein yang biasanya berupa garam
dari kalsium. Susu sapi merupakan bahan pangan sehat karena
kandungan nutrisinya yang hampr lengkap: air, lemak, protein,
karbohidrat, asam amino, mineral dan vitamin. Susu digunakan
sebagai sumber kasein komersial. Biasanya susu dengan
kandungan lemak yang sangat rendah ditambahkan asam untuk
mengendapkan kasein. Susu terdiri dari tiga komponen utama: air,
lemak, dan protein. Pada susu terdapat protein yang sangat
penting.
Percobaan pertama yaitu isolasi kasein dari susu non
fat. Pada proses ini pelarutan dengan air bertujuan agar susu bisa
cepat larut dan tercampur merata. Kemudian pemanasan hingga
suhu 40C dilakukan dengan tujuan agar tidak, merusak
kandungan air susu yang lain yaitu tritofan, serina, dan treonina.
Selain itu untuk menurunkan kelarutan protein sehingga dapat
mengendapkan protein susu pada kondisi yang sesuai dan
pemanasan ini menyebabkan rusaknya struktur protein sehingga
mempercepat pengendapan protein. Sedangkan penambahan asam
asetat dilakukan dengan tujuan akan menambah konsentrasi ion
H+ yang kemudian akan bereaksi dengan muatan negatif protein
yang berasal dari gugus hidroksil bebasnya.
Pada isolasi kasein ini, digunakan asam asetat karena,
jika semakin banyak konsentrasi H+ yang ditambahkan maka
semakin banyak pula penurunan pH dari susu, sehingga dalam
kondisi asam atau pH yang rendah, kasein asam mengendap
karena memiliki kelarutan yang rendah pada kondisi asam. Jika
asam ditambahkan ke susu, ion hidrogen dari asam melekat pada
gugus bermuatan negatif, dan kasein menjadi tidak larut,
menyebabkan kasein dapat terendapkan dari susu. Pada proses
penambahan asam dapat menghilangkan muatan listrik dari
partikel kasein. Hal ini karena pada asam akan mengikat kalium
dan kalsium kaseinat, sehingga kasein itu akan menjadi terlepas
dan terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk disaring dengan
tujuan untuk memisahkan endapan dengan larutan. Sehingga akan
diperoleh juga filtrat yang disebut dengan whey.
Whey merupakan protein terbaik dari susu, tersusun
dari 2 komponen yaitu 80 % susu protein , dan 20 % kandungan
lainnya adalah -laktalbumin, -lactoglobulin, Bovine serum
albumin (BSA), Immunoglobulins, komponen kecil lainnya
seperti iron binding proteinis (lactoferrin), lactoferricin), calcium,
potassium, sodium, phosphorous, folic acid, biotin, dan vitamins
A,C, B1,B2,B3, B5, dan B12.
Endapan dikeringkan dengan tujuan untuk mendapat
kasein yang murni. Pada percobaan ini diperoleh endapan kasein
yang diperoleh berwarna kuning dan berat endapan kasein yang
diperoleh sebesar 2.503 gram.
Percobaan kedua yaitu isolasi laktabumin dari susu non
fat. Laktabumin merupakaan protein penting dalam sintesis
laktosa dan keberadaanya juga merupakan pokok dalam sintesis
susu. Pada isolasi laktabumin ini digunakan larutan whey yaitu
filtrat yang diperoleh dari proses isolasi kasein.
Whey adalah sumber protein yang lengkap, yang berarti
memiliki sembilan asam amino essensial yang diperlukan untuk
sisntesis protein. Dikenal juga sebagai asam amino essensial
karena tubuh tidak membuatnya. Whey protein termasuk dalam
kelompok tiga asam amino esensial yang dikenal sebagai BCAA:
Leucine, isoleucine, dan valine. Asam amino esensial memilik
manfaat membantu untuk membangun dan mempertahankan otot,
dan juga dapat berfungsi sebagai sumber energi selama latihan
yang lama atau intens. Leucine, khususnya telah terbukti memiliki
dampak terbesar pada tingkat sintesis protein otot, proses yang
membuat otot lebih besar dan lebih kuat. Satu sendok 25 protein
whey memiliki 3 gram leusin.
Laktalbumin yang terkandung dalam whey direaksikan
dengan natrium karbonat yang berwarna putih agar larutan
tersebut netral. Penggunaan natrium karbonat pada isolasi
laktabumin karena natrium karbonat bersifat asam, sehingga
larutan whey yang awalnya bersifat basa setelah pengambilan
endapan kasein menjadi netral. Dilakukannya pemanasan kembali
pada larutan tersebut karena laktabumin memiliki kelarutan yang
rendah pada suhu tinggi sehingga dipanaskan pada suhu 75C
selama 5 menit. Selain itu, untuk mendenatuasi struktur protein
sehingga akan mengendapkan laktabumin. Larutan yang
terbentuk dilakukan penyaringan untuk memisahkan endpan
dengan larutan. Endapan dikeringkan untuk mendapatkan
laktabumin yang murni. Endapan laktabumin yang diperoleh
berwarna putih, dan berat endapan laktabumin isolasi yang
diperoleh sebesar 0,425 gram. Dari hasil perhitungan maka
diketahui massa protein dalam sampel adalah 4.9% dan
didadapatkan presentase kasein dalam sampel adalah 79% dan
presentase laktabumin dalam sampel adalah sebesar 21 %.
F. KESIMPULAN
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengisolasi
kasein dari susu non fat dan untuk mengisolasi laktabumin dari susu
non fat. Susu terdiri dari tiga komponen utama: air, lemak, dan
protein. Ciri dari protein adalah terdapatnya unsur N pada rantainya.
Ada tiga komponen utama dalam susu yaitu kasein, laktalbumin, dan
laktoglobulin. Kasein adalah protein utama yang ditemukan dalam
susu. Protein -lactalbumin tersusun atas asam amino yang tersebar
berupa sistein dan triptofan. -laktoglobulin memiliki banyak gugus
yang mengikat mineral, vitamin larut lemak.
Whey merupakan filtrate dari isolasi kasein yang tersusun
dari 2 komponen yaitu 80 % susu protein , dan 20 % kandungan
lainnya adalah -laktalbumin, -lactoglobulin, Bovine serum
albumin (BSA), Immunoglobulins, komponen kecil lainnya.
Pemanasan hingga suhu 40C dilakukan dengan tujuan agar tidak,
merusak kandungan air susu yang lain yaitu tritofan, serina, dan
treonina.. Sedangkan penambahan asam asetat dilakukan dengan
tujuan akan menambah konsentrasi ion H+ yang kemudian akan
bereaksi dengan muatan negatif protein yang berasal dari gugus
hidroksil bebasnya. Dilakukannya pemanasan kembali pada larutan
tersebut karena laktabumin memiliki kelarutan yang rendah pada
suhu tinggi sehingga dipanaskan pada suhu 75C selama 5 menit.
Selain itu, untuk mendenatuasi struktur protein sehingga akan
mengendapkan laktabumin. Berdasarkan perhitungan didapat massa
protein sebesar 4.13 gram. Sedangkan prentase kasein dalam sampel
adalah 79.5 % dan laktabumin dalam sampel adalah 20.5 % .
DAFTAR PUSTAKA
Berat total
Massa protein dalam sampel = x 100 %
Berat larutan susu
.
1.8
= x 100 %
44,2
= 4.13 %
Berat kaseinisolasi
% kasein dalam sampel = x 100 %
Berat total
1.431
= x 100 %
1.8
= 79.5 %
Berat laktabumin isolasi
% laktabumin dalam sampel = x
Berat total
100 %
0.369
= x 100 %
1.8
= 20.5 %