Oleh:
Justina Andrea Renjaan (01091220002_BAB I DAN V)
Pengajar :
TANGERANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah:
Dapat menguasai Teknik isolasi Kasein dan Susu secara kimia.
Dapat mengamati struktur Kasein hasil isolasi secara Makroskopis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara kimiawi, susu biasa terdiri dari 87,20% air, 3,70% lemak, 3,50% protein,
4,90% laktosa, dan 0,07% mineral. Susu adalah emulsi lemak dalam larutan gula dan
garam mineral dalam air dengan protein dalam kondisi koloid, sesuai dengan komposisi
kimianya. Susu, salah satu makanan dengan nilai gizi tertinggi, menawarkan
karakteristik yang mempromosikan kesehatan yang bermanfaat (Sanam et al, 2014).
Jika dibandingkan dengan sumber protein hewani, kedelai merupakan salah satu
sumber protein yang relatif terjangkau. Kedelai utuh memiliki konsentrasi protein 35-
38%, sedangkan jenis hasil tinggi dapat memiliki kandungan protein setinggi 40-44%.
(Koswara, 1995).
Kedelai (Glysine max (L) Merrill) adalah ikan yang telah dikonsumsi di Indonesia
secara terus menerus sejak tahun 1970. Sebagai sumber makanan, produk susu
menyediakan banyak protein, lemak, dan vitamin, sehingga tidak masalah jika
mengandung hal-hal seperti "emas dari tanah" atau "sapi dari Cina" karena keduanya
dianggap sebagai produk dari Cina (Ditjen Pertanian Tanaman Pangan, 1991).
Protein, yang ditemukan dalam makanan dalam bentuk asam amino, berfungsi
terutama sebagai pembangun tubuh dan regulator. Protein ditubuh datang dalam bentuk
asam amino, adalah komponen makanan yang digunakan terutama oleh tubuh sebagai
pembangun dan pengatur (Irianto dan Waluyo 2004).
Mungkin tidak ada kehidupan tanpa protein karena protein merupakan makanan
yang mengandung nitrogen yang dianggap penting untuk proses tubuh (Muchtadi,
2010).
BAB III
METODE
Beaker Glass
Hot Plate
Batang Pengaduk
Termometer
Gelas Ukur
Corong Kaca
Labu Erlenmeyer
Spatula
4.1 HASIL
Pada praktikum ini, dilakukan pengamatan isolasi kasein dari susu secara kimia, hasil
pengamatan pada praktikum ini terdapat pada tabel berikut.
4 Dicuci dengan etanol : eter Belum sampai tahap ini. Belum sampai tahap ini.
(1:1), larutan dibuang lalu
dicuci dengan eter.
5 Ditimbang untuk
mendapatkan berat kasein.
4.2 PEMBAHASAN
Kasein adalah koloid liofilik yang mirip dengan albumin dan gelatin merupakan
isoelektrik pada pH 4,6 dimana kelarutannya dalam air hanya 0,01%. Kasein bersifat
amfoter yang dimana dibawah pH 4,6 kasein membentuk garam yang cukup larut seperti
kasein klorida sedangkan diatas pH 4,6 kasein membentuk garam dengan basa. Pembuatan
kasein dalam praktikum ini dengan menggunakan susu nestle goodnes dan susu kedelai.
Pembuatan kasein pertama dilakukan dengan memanaskan susu nestle goodnes +100 mL
diatas hotplate pada suhu 40°C (termometer dimasukkan kedalam susu tersebut ketika
dipanaskan). Pemanasan tersebut bertujuan untuk menurunkan kelarutan protein sehingga
susu dapat mengendap pada kondisi yang sesuai dan dapat menyebabkan percepatan
pengendapan protein. Lalu menambahkan buffer asetat +100 mL yang sudah dipanaskan
dan ukur pH sampai sekitar 4,8. Di praktikum tersebut pH yang kita dapatkan adalah 5.
Penambahan buffer bersifat asam mengakibatkan penambahan ion H sehingga dapat
menetralkan protein, semakin banyak konsentrasi buffer asetat ditambahkan maka semakin
banyak penurunan pH dari susu. Larutan dari percobaan pertama kemudian disaring dengan
kertas saring didapatkan endapan kasein yang berwarna putih, endapan yang terbentuk
masih menggunakan etanol 90%.
Pembuatan kasein yang kedua dilakukan dengan memanaskan susu kedelai +50 mL
diatas hotplate dengan suhu 40°C (termometer dimasukkan kedalam susu kedelai tersebut
ketika dipanaskan). Setelah dipanaskan kemudian dicampurkan dengan buffer asetat +50
mL yang sudah dipanaskan dan ukur pH sampai sekitar 4,8. Di praktikum pH yang kita
dapatkan adalah 5. Setelah dipanaskan Kemudian disaring dengan kertas saring dan
didapatkan endapan berwarna putih kecoklatan, endapan yang terbentuk tersebut masih
menggunakan etanol 90%.
1. Apa yang terjadi dengan suhu, stelah ditambahkan buffer asetat? Mengapa demikian
?
Jawab : Keadaanya, apabila dibiarkan di atas hotplate, dengan waktu yang lama,maka suhu
kasein semakin tinggi. Namun satu keunggulan kasein yakni tahan terhadap suhu panas,
namun penambahan buffer asetat mengakibatkan penambahan konsentrasi ion H+ sehingga
pH susu menurun dan titik isoelektiknya semakin dekat untuk menghasilkan endapan.
2. Apa manfaat penggunaan larutan Etanol:Eter dalam metode di atas?
Jawab : Manfaatnya untuk melarutkan protein dan senyawa lain yang tidak dapat larut
dalam air, namun dapat larut dalam Etanol, dan Eter untuk memisahkan endapan kasein
dari lemak yang tercampur di dalamnya. Sehingga endapan yang tersisa hanya endapan
kasein.
Jawab :
GAMBAR PRAKTIKUM
BAB V
KESIMPULAN
https://www.academia.edu/43140736/Laporan_Biokimia_Isolasi_Kasein
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3992/
https://www.kajianpustaka.com/2020/09/susu.html
https://www.academia.edu/43140736/Laporan_Biokimia_Isolasi_Kasein