WHEY PROTEIN
I.Tujuan Percobaan
Dapat mengetahui metode dalam proses pemisahan Kasein dan Whey
Protein.
II.Teori Dasar
Susu merupakan bahan pangan yang memiliki komponen spesifik
seperti lemak susu, kasein (protein susu, dan laktosa (karbohidrat
susu).Kasein merupakan komponen terbesar dalam susu dan sisanya
berupa whey protein. kadar kasein pada protein susu mencapai 80%.
Kasein terdiri atas beberapa fraksi seperti alpha-casein, beta casein, dan
kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organik yang
melimpah dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa. Kasein
merupakan protein konjugasi antara protein dengan fosfat membentuk
fosfoprotein. Kasein berupa serbuk amorf warna putih (Lehninger.1992).
Dalam kasein tidak hanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan
mengandung juga zat anorganil seperti kalsium, fosfor, dan magnesium.
Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau,
dan tidak mempunyai rasa yang khas. Kasein murni tidak larut dalam air
dingin dan garam netral. Kasein terdispersi dalam air panas, basa, dan
garam basa seperti natrium asetat, dan natrium oksalat (Martoharsono,
Soeharsono. 1975).
Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzim rennet, dan alkohol.
Selain penambahan asam, pengendapan kasein susu juga dilakukan
dengan penambahan renin, yaitu suatu enzim proteolitik yang diperoleh
dari induk sapi betina. oleh karena itu, susu dapat dikoagulasikan
(digumpalkan) oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas
dari mikroba (Rukmini H.S. dan Nur M.A., 2008).
Kasein digunakan untuk sumber protein dalam tubuh. Sebagai
suplai asam-asam amino essential.Secara komersial digunakan untuk
bahan perekat, pelindung lapisan kertas, dan plastik kasein. selain itu
pencernaan kasein di dalam tubuh sangat lambat, sehingga dapat
mencegah penyusutan otot lebih baik daripada whey protein (Husni, et
al. 2007).
Seperti halnya asam amino, protein susu (kasein) juga bersifat
amfoter. Protein dalam susu mencapai 3,25%. Struktur primer terdiri dari
rantai polipeptida dari asam-asam amino yang disatukan ikatan-ikatan
peptida (peptida linkages). Protein juga memiliki pH isoelektrik tertentu.
pH isoelektrik merupakan suati nilai pH dimana jumlah muatan listrik
positif sama dengan muatan negatifnya. Pada pH tersebut, protein tidak
bermuatan positif maupun negatif, sehingga dapat membentuk agregat
(gumpalan-gumpalan yang keruh) dan mengendap, karena sebagian
protein menunjukkan kelarutan yang minimal pada pH isolektriknya.
Sifat inilah yang akan digunakan untuk memisahkan atau mengisolasi
kasein dari susu.(Lehninger, 1992).
Whey protein merupakan protein butiran (globular). Betha-
lactoglobulin, alpha-lactalbumin, Immunoglobulin (Ig), dan Bovine
Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. Alpha-
lactalbumin merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan
keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis susu.Dalam whey
protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor
pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient
transporter). Sebagian besar whey protein kurang tercerna dalam usus.
Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka
beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik.
Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk protein
allergy).Adnan (1984)
Susu merupakan bahan makanan bernilai tinggi, kandungan
gizinya lengkap dengan sifat gizi yang mudah dicerna dan diserap oleh
tubuh. Komponen-komponen penting dalam air susu adalah protein,
lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim dan bebearpa mikroba.
Umumnya susu mengandung air 87,1%, emak 3,9%, protein 3,4%,
laktosa 4,8%, abu 0,72%, dan beberapa vitamin larut dalam lemak susu
yaitu vitamin A, D, E, dan vitamin K.
Susu harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dengan niali gizi
yang tingi. Kandungan protein menrupakan parameter kualitas susu. Jika
pprotein dihidrolisis secara sempurna maka akan terbentuk asam-asam
amina sebagai hasilnya. Protein tersusun atas kira-kira 20 macam asam
amino yang berikatan satu sama lain dengan ikatan peptida yang
dibentuk antara gugus karboksil asam amino dengan gugus amino dari
asam amino berikutnya, karena jumlah yang cukup banyak inilah
percobaan ini dilakukan gunua mengidentifikasi dan mengelompokkan
asam-asam amino berdasarkan kemiripan strukturnya.
Menurut Adnan (1984) kasein dalalm susu merupakan partikel
yang besar. Di dalamya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik,
melainkan mengandung juga zat-zat anorgabik seperti kalsium, phosfor,
dan magnesium. Kasein merupakan partikel dan senyawa kompleksyang
dinamakan casein micelle
Perhitungan :
Hasil Rendemen untuk pengujian pembuatan serbuk Whey :
0,1
Rendemen = x 100%
10
= 10 %
VI.Pembahasan
Pembuatan Whey
pada pengujian ini dilakukan proses pembuatan whey protein. Whey
protein adalah suatu protein yang dihasilkan dari susu yang terdiri dari asam
amino essential. Susu merupakan bahan makanan bernilai tinggi,
kandungan gizinya lengkap dengan sifat gizi yang mudah dicerna dan
diserap oleh tubuh. Komponen-komponen penting dalam air susu adalah
protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim dan bebearpa mikroba.
Umumnya susu mengandung air 87,1%, emak 3,9%, protein 3,4%, laktosa
4,8%, abu 0,72%, dan beberapa vitamin larut dalam lemak susu yaitu
vitamin A, D, E, dan vitamin K. Susu harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan dengan nilai gizi yang tingi. Kandungan protein merupakan
parameter kualitas susu. Jika protein dihidrolisis secara sempurna maka
akan terbentuk asam-asam amina sebagai hasilnya.
Tahap pertama yang dilakukan yaitu Pemanasan susu sebagai sampel
diatas hot plate pada suhu 90C.tujuan pemanasan ini adalah untuk
melakukan pemecahan kandungan senyawa dalam susu yang disinyalir
mengandung protein. Proses pemanasan ini merupakan proses koagulasi
protein sehingga protein kompleks dalam susu tersebut dapat berubah
bentuk sehingga dapat diperoleh senyawa yang diinginkan. Setelah suhu
mencapai 80C ditambahkan kedalam susu 1 g Asam sitrat. Penambahan
Asam sitrat disini bertujuan untuk memisahkan antara kandungan kasein
dan whey yang terkandung didalam susu tersebut, dengan penambahan
asam ini akan memutuskan ikatan antara as.amino satu dengan yang lain.
susu dapat dikoagulasikan (digumpalkan) oleh asam yang terbentuk di
dalam susu sebagai aktivitas dari mikroba Teknik tersebut sesuai dengan
pendapat Copriyadi (2008), bahwa kasein dapat dipisahkan dari whey
dengan cara pengendpan pada pH 4,6 dan pemanasan.kemudian diaduk susu
hingga diperoleh endapan yang menggumpal. Adanya endapan yang
menggumpal ini merupakan hasil koagulasi protein yang terjadi akibat
pemanasan.setelah itu dipisahkan antara endapan dengan filtrate dengan
menggunakan kertas saring, tujuan pemisahan ini agar diperoleh hasil
filtrate yang diinginkan. Filtrate yang diperoleh yaitu berupa whey protein
yang selanjutnya akan digunakan dalam pengujian. Sedangkan sisa endapan
pada kertas saring merupakan kasein yang dihasilkan dari susu.
Kasein adalah komponen protein terbesar dalam susu dan sisanya
berupa whey protein. Kadar protein pada protein susu mencapai 80%.
Kasein ini terdiri dari beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha
caseindan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organic
yang berlimpah dalam susu bersama lemak dan laktosa (Shiddieqy, 2004)