Anda di halaman 1dari 14

IDENTIFIKASI JUMLAH TIMBUNAN SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN

SAMPAH (TPS) MALABAR KOTA MALANG BERDASARKAN JUMLAH


PENDUDUK

LAPORAN PRAKTIKUM
Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pencemaran Lingkungan
Yang Dibimbing oleh Bapak Dr. Sueb, M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 5/Offering GHIL
Ade Ayu Chusnul M. (160342606234)
Dina Nur Rahmawati (160342606274)
Dyah Ayu Pitaloka (160342606236)
Maulidya Nur A.P (160342606259
Rika Nur Azizah (160342606265)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI BIOLOGI
Oktober 2018
IDENTIFIKASI JUMLAH TIMBUNAN SAMPAH DI TEMPAT
PEMBUANGAN SAMPAH (TPS) MALABAR KOTA MALANG
BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK
Ade Ayu, Dina Nur, Dyah Ayu, Maulidya Nur, Rika Nur, Dr. Sueb, M.Kes
Jurusan Biologi, FMIPA, Univeersitas Negeri Malang
Email: sueb.fmipa@um.ac.id

Abstrak
Peningkatan jumlah sampah terus berjalan seiring dengan pertumbuhan jumlah
penduduk dan aktivitas manusia. Kelurahan Bareng, Oro-oro Dowo dan Kauman
merupakan kelurahan padat penduduk. Tingginya jumlah penduduk pada tempat
tersebut menyebabkan peningkatan timbunan sampah. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui jumlah timbunan sampah dengan jumlah penduduk di TPS Malabar
Kota Malang. Metode penelitian dilakukan dengan menimbang sampah yang
masuk ke TPS Malabar, memilah sampah, mendata jumlah gerobak pengangkut
sampah penduduk dan mencari rerata sampah perhari di TPS Malabar Kota Malang.
Hasil penimbangan menunjukkan rata-rata setiap harinya kurang lebih ada 6 ton
sampah masuk ke TPS Malabar. Simpulan dari penelitian ini yaitu jumlah
penduduk di tiga Kelurahan Bareng, Oro-oro dowo dan Kauman menyebabkan
tingginya jumlah sampah yang masuk kedalam TPS Malabar Kota Malang.
Kata Kunci: Timbunan sampah, TPS, jumlah penduduk

Abstract
Increasing the amount of waste continues to go hand in hand with population
growth and human activity. Bareng Village, Oro-oro Dowo and Kauman are
densely populated villages. The high number of people in the area causes an
increase in landfill. The purpose of this study was to determine the amount of
landfill with the number of people in Malabar TPS Malang. The research method
was carried out by weighing the waste entering Malabar TPS, sorting the garbage,
recording the number of garbage collection vehicles from the residents and finding
the average daily waste at Malabar Malang TPS. The results of the weighing show
that on average every day there are approximately 6 tons of garbage entering the
Malabar TPS. The conclusion of this study is that the population in the three Bareng,
Oro-oro dowo and Kauman villages causes the high amount of waste entering the
Malabar TPS in Malang City.
Kata Kunci: Landfills , temporary waste disposal place, population
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sampah dapat didefiniskan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari
aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak
berguna atau diperlukan lagi (Tchobanoglous, dkk. 1993). Pengertian sampah
menurut SK SNI T – 133 – 1990 – F adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari
zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola
agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Sedangkan menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia
dan tidak terjadi dengan sendirinya (Morgan, 2009)
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Amzani (2012) menyatakan bahwa
ada dua sumber utama kontaminasi tanah yaitu kebocoran bahan kimia organik
dan penyimpanan bahan kimia dalam bunker yang disimpan dalam tanah, dan
penampungan limbah industri yang ditampung dalam suatu kolam besar yang
terletak di atas atau di dekat sumber air tanah.
Timbunan sampah menurut SNI 19-2454 tahun 2002 adalah banyaknya
sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita
per hari, atau perluas bangunan atau perpanjang jalan. Faktor–faktor yang
mempengaruhi timbulan sampah adalah :
a. Jumlah penduduk, artinya jumlah penduduk meningkat maka timbulan
sampah meningkat.
b. Keadaan sosial ekonomi, semakin tinggi keadaan sosial ekonomi
masyarakat maka semakin banyak timbulan sampah perkapita yang
dihasilkan.
c. Kemajuan teknologi, semakin maju teknologi akan menambah sampah dari
segi jumlah dan kualitas.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah jumlah timbunan sampah yang terdapat di TPS Malabar
Kota Malang?
b. Bagaimanakah jumlah penduduk yang membuang sampah di TPS Malabar
Kota Malang?
c. Bagaimanakah hubungan antara jumlah timbunan sampah dengan jumlah
penduduk yang membuang sampah di TPS Malabar Kota Malang?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui jumlah timbunan sampah yang terdapat di TPS Malabar
Kota Malang
b. Untuk mengetahui jumlah penduduk yang membuang sampah di TPS
Malabar Kota Malang
c. Untuk mengetahui hubungan antara jumlah timbunan sampah dengan
jumlah penduduk yang membuang sampah di TPS Malabar Kota Malang
4. Manfaat
Dapat mengetahui hubungan antara jumlah timbunan sampah dengan
jumlah penduduk yang membuang sampah di tps malabar kota malang.

B. METODE
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Praktikum ini dilaksanakan dengan melakukan penimbangan sampah yang
masuk ke TPS Malabar. Selain itu dilakukan juga pengukuran suhu dan kelembapan
pada lokasi tersebut dengan menggunakan alat termohigrometer. Tempat penelitian
dilaksanakan di TPS Malabar pada hari Sabtu tanggal 6 Oktober 2018.

Gambar 1. Peta TPS Malabar Kelurahan Oro-oro Dowo, Klojen, Kota Malang

2. Sampel
Sampel yang digunakan adalah sampah yang diangkut petugas kebersihan
ke TPS Malabar pada hari Sabtu, 6 Oktober 2018.
a. Alat
 Timbangan
 Termohigrometer
 GPS
 Kamera
 Alat Tulis
b. Prosedur Kerja
1. Ditimbang sampah yang datang di TPS Malabar hingga total berapa
kilogram
2. Dipilah sampah organik dan sampah anorganik kemudian masing-
masing ditimbang
3. Dicatat data berapa banyak gerobak sampah yang datang ke TPS
Malabar per harinya dan data jumlah penduduk tiap kelurahan yang
membuang sampah di TPS Malabar
4. Diukur jarak TPS dengan RW di rumah warga yang membuang
sampah di TPS Malabar dari setiap kelurahan
5. Dicari jumlah sampah satu kelurahan berdasarkan banyaknya
gerobak yang membuang sampah setiap hari di TPS Malabar
6. Dicari rerata buang sampah per hari di TPS Malabar berdasarkan
data jumlah penduduk setiap kelurahan
c. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mencari timbulan sampah dengan
membandingkan berat sampah yang dihasilkan dalam sehari dan dikaji
dengan berbagai literatur.

C. HASIL
Tabel 1. Berat Sampah Per Satu Gerobak dari Setiap Kelurahan
Berat Sampah (kg)
Kantung
Kelurahan Kelurahan Kelurahan
Sampah
Bareng Oro-Oro Dowo Kauman
1 3,52 4,57 3,26
2 4,19 4,91 3,79
3 3,22 3,87 4,05
4 2,89 2,39 5,56
5 5,17 3,42 4,67
6 4,31 3,77 3,77
7 4,55 6,11 3,21
8 3,76 2,46 6,02
9 2,78 5,32 3,34
10 3,98 4,21 3,58
11 4,42 4,12 4,84
12 3,28 3,44 4,85
13 3,58 3,83 3,26
14 5,27 3,76 5,22
15 2,39 2,19 3,76
16 4,73 4,62 2,88
17 5,29 2,45 3,31
18 3,66 2,73 2,76
19 3,10 3,24 2,93
20 5,23 3,66 6,07
21 4,55 2,46 5,66
22 4,12 4,11 3,41
23 3,85 2,71 4,24
24 6,13 3,32 3,56
25 4,47 3,88 4,71
26 3,75 3,75 -
27 - 4,08 -
28 - 3,52 -
29 - 2,55 -
30 - 3,33 -
Total 106,19 108,78 102,71

Tabel 2. Berat Sampah Organik dan Anorganik Per Satu Gerobak dari Setiap Kelurahan
Berat Sampah (kg)
Macam Sampah Kelurahan Kelurahan Oro- Kelurahan
Bareng Oro Dowo Kauman
Organik 27,68 31,44 25,31
Anorganik 78,51 77,34 77,40
Total 106,19 108,78 102,71
Sampah yang dikumpulkan di TPS Malabar berasal dari 3 kelurahan yaitu
Kelurahan Bareng, Oro-Oro Dowo dan Kauman. 20 gerobak per hari dari setiap
kelurahan, dapat diartikan ada 60 gerobak sampah per hari dari 3 kelurahan. Ada
25-30 kantung sampah di setiap gerobaknya. Rerata berat sampah pada setiap
gerobak adalah 105,89 kg. Berat sampah per satu gerobak di Kelurahan Bareng
adalah 106,19 kg. Pada Kelurahan Oro-Oro Dowo beratnya 108,78 kg, dan pada
Kelurahan Kauman 102,71 kg. Data ini menunjukkan berat sampah per satu
gerobak, jika dalam satu hari ada 20 gerobak dari setiap kelurahan, maka dapat
diestimasikan berat sampah setiap harinya di Kelurahan Bareng adalah 2123,8 kg,
Kelurahan Oro-Oro Dowo sebanyak 2175,6 kg, dan di Kelurahan Kauman
sebanyak 2054,42 kg. Jadi sampah yang dikumpulkna setiap harinya di TPS
Malabar sebanyak 6353,64 kg atau kurang lebih 6 ton lebih sampah setiap harinya.
Suhu udara pada saat itu sekitar 26oC dan kelembaban udara 59%.

D. PEMBAHASAN
Berdasarkan UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah yang ada bisa jadi berasal dari sampah rumah tangga. Pencemaran
lingkungan menurut Matrizal (2005) yang paling utama di Indonesia adalah
pencemaran yang berasal dari sampah rumah tangga. Penumpukan sampah yang
berasal dari rumah tangga bisa terjadi karena adanya peningkatan jumlah penduduk
pada daerah tersebut. Besarnya jumlah penduduk dan keragaman aktivitas di kota
besar mengakibatkan permasalahan sampah dan limbah menjadi semakin
kompleks (Damanhuri & Padmi, 2010). Salah satu upaya untuk menghindari
penumpukan sampah di sekitar rumah warga, maka di adakan tempat pembuangan
sampah (TPS).
Sampah yang ada di tempat pembuangan sampah ini nantinya juga akan
dipilah-pilah menjadi sampah organik dan juga sampah anorganik. Sampah organik
terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam
atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini
dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik, sedangkan sampah anorganik berasal dari sumber daya
alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.
Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium.
Menurut Himawanto (2011) memahami jumlah dan komposisi sampah sangat
penting dalam hal ini untuk perencanaan yang efektif dalam pemilihan pengelolaan
sampah.
Salah satu TPS yang ada di Kota Malang yaitu TPS Malabar, sampah yang
berada di TPS Malabar ini kebanyakan berasal dari sampah domestik. Menurut
Christian (2011), sampah domestik yaitu sampah yang sehari-harinya dihasilkan
akibat kegiatan manusia secara langsung, misalnya; dari rumah tangga, pasar,
sekolah, pusat keramaian, permukiman, dan rumah sakit. Di daerah ini terdapat 3
kelurahan yang mana 3 kelurahan ini membuang sampah ke TPS Malabar tersebut.
Kelurahan ini antara lain yaitu Kelurahan Bareng, Kelurahan Oro-Oro Dowo, dan
Kelurahan Kauman. Berdasarkan analisis data yang diperoleh bahwa dalam satu
hari dari masing-masing kelurahan membutuhkan 20 gerobak. Sampah organik dari
Kelurahan Bareng yaitu sebesar 27,68 kg dan sampah anorganik yaitu 78,51 kg,
untuk sampah organik dari Kelurahan Oro-oro Dowo yaitu sebesar 31,44 kg dan
sampah anorganik sebesar 77,34 kg, dan untuk sampah organik pada Kelurahan
Kauman yaitu sebesar 25,31 kg dan sampah anorganik sebesar 77,40 kg. Jika ditotal
dari seluruh kelurahan tersebut yaitu 317,68 kg.
Timbunan sampah ini dipengaruhi oleh tingginya jumlah penduduk pada
tempat tersebut. Khajuria, dkk (2010) menjelaskan bahwa timbulan sampah kota
dihasilkan oleh aktivitas manusia dan hewan yang dibuang sebagai limbah yang
tidak diinginkan. Pembangunan ekonomi, urbanisasi dan peningkatan standar hidup
di kota menyebabkan peningkatan dalam kuantitas dan komposisi sampah kota.
Sampah akan menjadi masalah yang serius ketika sebuah negara berkembang cepat
namun limbah tidak dikelola secara efisien. Sangat perlu untuk memiliki informasi
rinci tentang kuantifikasi dan karakterisasi limbah padat untuk penanganan sampah
di berbagai tingkat sistem pengelolaan sampah. Pengetahuan tentang status
pembuangan limbah dan tingkat kesadaran pengelolaan limbah padat akan
membantu pemerintah dan sektor yang terlibat dalam pengelolaan sampah untuk
mengambil tindakan membangun dan memperkuat sistem pengelolaan sampah
yang tepat (Babayemi & Dauda, 2009).
Dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh volume sampah yang tinggi
dan tidak terkelola dengan baik adalah terjadinya gangguan kesehatan, menurunkan
kualitas dan estetika lingkungan dan terhambatnya pembangunan negara. Agar
pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang
diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti filosofi
pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah sudah kita kenal adalah bahwa
semakin sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka
pengelolaannya akan menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena
dampak juga semakin sedikit (Marliani, 2014). Berdasarkan data yang didapatkan
pada pengamatan sebelumnya, didapatkan sampah anorganik yang berasal dari tiga
kecamatan yang berbeda sebesar 233,25 kg. Jumlah tersebut lebih banyak
dibandingkan jumlah sampah organik, hal ini dikarenakan kepadatan dan aktifitas
penduduk menyumbang peningkatan jumlah sampah organik. Sampah anorganik
adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk
sinterik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang atau sumber
daya alam yang keberadaannya sulit untuk diuraikan oleh alam, Contohnya: botol
plastik, tas plastik dan kaleng (Marliani, 2014).
Secara umum perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah anorganik
dapat diukur dari berbagai macam komponen penting yang melandasi perilaku
sesorang terkait dengan bagaimana pengetahuan yang dimiliki terhadap jenis dan
peraturan pemerintah terhadap pengelolaan sampah anorganik tersebut
(Ritohardoyo, 2006). Demikian pula dengan bagaimana persepsi atau pendapat
yang dirasakan dan diungkapkan pada dampak buruk lingkungan yang terjadi
akibat kurangnya pengelolaan sampah anorganik di wilayahnya. Bentuk sikap yang
ditunjukan dalam melihat dampak sampah anorganik di lingkungan
permukimannya, serta sikap yang ditunjukan lewat partisipasinya dalam konsep 3R
(recycle, reuse, reduce). Demikian pula dengan kebiasaan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pola konsumsi dan kebiasaan
pemanfaatan sampah anorganik yang dihasilkan dari kebutuhannya sehari-hari.
Sesuai dengan Pasal 19 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tersebut,
pengelolaan sampah dibagi dalam dua kegiatan pokok, yaitu pengurangan sampah
dan penanganan sampah. Pasal 20 menguraikan tiga aktivitas utama dalam
penyelenggaraan kegiatan pengurangan sampah, yaitu pembatasan timbulan
sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Ketiga
kegiatan tersebut merupakan perwujudan dari prinsip pengelolaan sampah yang
berwawasan lingkungan yang disebut 3R (reduce, reuse, recycle). Dalam Pasal 22
diuraikan lima aktivitas utama dalam penyelenggaraan kegiatan penanganan
sampah yang meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan
pemrosesan akhir sampah.
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, kebijakan pengelolaan sampah dimulai. Kebijakan
pengelolaan sampah yang selama lebih dari tiga dekade hanya bertumpu pada
pendekatan kumpul-angkut-buang end of pipe dengan mengandalkan keberadaan
TPA, diubah dengan pendekatan reduce at source dan resource recycle melalui
penerapan 3R. Oleh karena itu seluruh lapisan masyarakat diharapkan mengubah
pandangan dan memperlakukan sampah sebagai sumber daya alternatif yang sejauh
mungkin dimanfaatkan kembali, baik secara langsung, proses daur ulang, maupun
proses lainnya.

E. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Sampah di TPS Malabar setiap harinya diperoleh dari 3 kelurahan, yaitu
Kelurahan Bareng dengan berat sampah 2123,8 kg, Kelurahan Oro-Oro
Dowo sebanyak 2175,6 kg, dan di Kelurahan Kauman sebanyak 2054,42
kg. Jadi sampah yang dikumpulkna setiap harinya di TPS Malabar sebanyak
6353,64 kg atau kurang lebih 6 ton lebih sampah setiap harinya.
b. Timbunan sampah ini dipengaruhi oleh tingginya jumlah penduduk pada
tempat tersebut. Timbulan sampah kota dihasilkan oleh aktivitas manusia
dan hewan yang dibuang sebagai limbah yang tidak diinginkan.
Pembangunan ekonomi, urbanisasi dan peningkatan standar hidup di kota
menyebabkan peningkatan dalam kuantitas dan komposisi sampah kota.
c. Jumlah penduduk mempengaruhi jumlah timbunan sampah yang ada di TPS
Malabar. Penduduk yang berasal dari 3 Kelurahan menghasilkan banyak
limbah rumah tangga yang menjadikan timbunan sampah di TPS Malabar
semakin banyak, dengan jumlah sampah setiap harinya di TPS Malabar
mencapai lebih dari 6 ton.

2. Saran
Pengambilan sampel sampah sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk
menghindari jika sampah sudah diangkut terlebih dulu ke TPA oleh petugas.
DAFTAR RUJUKAN
Amzani, F. 2012. Pencemaran Tanah Dan Cara Penanggulangannya. Lampung :
Politeknik Negeri Lampung
Babayemi, J.O., Dauda, K. T. 2009 Evaluation of Solid Waste Generation,
Categories and Disposal Options in Developing Countries: A Case Study of
Nigeria. Journal of Applied Sciences and Environmental Management. Vol.
13(3) 83 – 88.
Badan Standarisasi Nasional. SNI 19-2454 tahun 2002. Tata Cara Teknik
Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan.
Christian S, Joseph. 2011. Analisis Sistem Pengangkutan Sampah Kota Makassar
Dengan Metode Penyelesaian Vehicle Routing Problem (VRP) (Studi
Kasus: Kecamatan Mamajang). Tugas Akhir. Makassar. Universitas
Hassanudin.
Damanhuri, E. & Padmi, T. 2010. Diktat Kuliah TL-3104 Pengelolaan Sampah.
Institut Teknologi Bandung, Versi 2010, 13.
Himawanto, D.A. 2011. Analisa Thermogravimetry Pembakaran Briket Char
Bambu. Jurnal Teknik Mesin, 11(1).
Khajuria, A., Yamamoto, Y & Morioka, T. 2010. Estimation of municipal solid
waste generation and landfill area in Asian developing countries. Journal of
Environmental Biology. Vol 31(5) 649-654.
Marliani, N. 2014. Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik)
sebagai Bentuk Implementasi dari Pendidikan Lingkungan Hidup. Jurnal
Formatif 4(2): 124-132, 2014.
Matrizal. 2005. Partisipasi Masyarakat dalam Program Kebersihan dan
Pengelolaan Sampah Pemukiman di Kota Aceh. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.
Morgan, S. 2009. Daur Ulang Sampah. Solo : Tiga Serangkai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012. Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Ritohardoyo, S. 2006. Ekologi Manusia ILH 168, Bahan Ajar. Yogyakarta:
Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada.
Tchobanoglous, G., Theisen, H., dan Vigil, S. 1993. Integrated Solid Waste
Managemen. New York : McGraw-Hill
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai