PENDAHULUAN
Bumi kini semakin tua dan renta, selama jutaan tahun bahkan len=bih
bumi telah menopang seua bentuk kehidupan. Pada usianya yang semakin tua,
menurun. Kondisi ini terjadi diseluruh permukaan bumi, hari ke hari kini bumi
semakin rusak dan berbahaya baik bagi manusia maupun bagi bui itu sendiri.
(Kirom, 2007)
drastis dan perusakan yang terjadi disetiap mili permukaan bumi. Banyak sudah
dampak yang terjadi akibat ulah tangan – tangan jahil manusia yang merusak
alam. Bencana alam (murni akibat proses alamiah) dan bencana lingkungan (ekses
perubahan lingkungan akibat ulah manusia) semakin sering terjadi. Tidak peduli
Asia, Afrika, Australia, Antartika, Arktik, Eropa dan pulau – pulau yang tersebar
daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya,
makhluk hidup lainnya, bagaimanapun juga akan tercemar, dengan masuknya atau
lingkungan dan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
yang menyangkut hidup dan masa depan manusia. Dengan demikian pengelolaan
lingkunga hidup secara manusiawi merupakan syarat ekologis bagi masa depan
kehidupan bumi ini (Susilo, 2003). Percepatan pembangunan di satu sisi dan
perilaku manusia disisi lain sering bersebrangan satu sama lain yang menjadi
Kualitas lingkungan ini dicirikan antara lain dari suasana yang membuat
orang betah atau kerasan hidup ditempat tinggalnya sendiri. Berbagai keperluan
hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar atau fisik seperti makan minum, perumahan,
kebutuhan rohani atau spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan
penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, kandang hewan dan pembuangan
Banyuresmi Kabupaten Garut. Hal ini dapat terlihat dari hasil pendataan Praktek
sebanyak 161 (52,61%), tempat sampah yang terbuka 73% dan tertutup 27%. dan
responden yang tidak memiliki tempat sampah di luar rumah 47,39 % dan di
Oleh karena itu, dalam laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) penulis
sampah di Desa Pamekarsari yang disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya
mawas diri dari sample 306 responden ditemukan hanya 3% yang membuang
sampah secara tertutup, 59% secara terbuka dan 38% membuang sampah di
sembarang tempat.
1.3.1 Maksud
1.3.2 Tujuan
1.4 Manfaat
pemecahan masalah.
Kabupaten Garut.
Pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan ini di mulai dari tanggal 2 Juli s/d
2 Agustus 2018.