Anda di halaman 1dari 102

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kuliah Kerja Nyata Provesi (KKN-P) merupakan bentuk pengabdian

nyata mahasiswa kepada masyarakat. Setelah mendapatkan materi

perkuliahan yang senantiasanya dapat berguna didalam lingkungan

masyarakat itu sendiri. Dalam kegiatan pengabdiannya pada masyarakat,

mahasiswa memberikan pengalaman ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

untuk memberikan pengarahan agar dapat memecahkan masalah dan

menanggulanginya secara tepat. Selain itu, pembenahan sarana dan prasarana

merupakan kegiatan yang dilakukan serta menjadi program kerja bagi

mahasiswa. Dengan kata lain, melalui KKN-P ini, mahasiswa membantu

pembangunan dalam masyarakat/pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan KKN-P STIKES Mega Buana Palopo angkatan VII ini

dilaksanakan dari tanggal 18 Maret sampai dengan 10 Mei 2019. Adapun

jumlah peserta KKN-P yang ditempatkan di Kecamatan Ponrang Selatan

khususnya di Desa Lamapuara, berjumlah 10 orang yang terdiri dari 5 orang

dari jurusan Kebidanan, 2 orang dari jurusan kesehatan masyarakat dan 3

orang dari jurusan Keperawatan walaupu peserta KKN-P tersebut berbeda

jurusan namun tetap kompak dan senantiasa bekerjsama dalam pelaksanaan

program kerja KKN-P selama kegiatan KKN-P berjalan. Masyarakat di Desa

Lampuara merupakan masyarakat yang berasal dari suku dan budaya yang

1
berbeda namun memiliki solidaritas yang baik. Hal tersebut dibuktikan dengan

kerukunan dalam lingkungan bermasyarakat.

Pelaksanaan kegiatan KKN-P dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa

mampu mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

program pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan dalam arti luas

dan lingkungan secara terintegrasi. Selain itu, diharapkan juga mahasiswa

memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi, terampil berkomunikasi dan

bekerjasama antar profesi dalam mengatasi permasalahan aktual di masyarakat

serta mampu mengembangkan jejaring kerjasama dalam upaya pemecahan

masalah untuk memenuhi kebutuhan dalam dinamika kehidupan aktual di

masyarakat.

Dengan kegiatan KKN-P ini merupakan wujud nyata kepedulian

Perguruan Tinggi (STIKES Mega Buana Palopo) dalam melaksanakan

misinya yaitu membantu mengatasi permasalahan penduduk, pembangunan

dan pembinaan lingkungan dengan karya dan bakti nyata. KKN-P juga

merupakan bentuk pembelajaran yang menambah pengetahuan dan

pengalaman mahasiswa bekerja dengan masyarakat guna mengatasi

keterbelakangan dan ketidakberdayaan. Program pemberdayaan yang

ditawarkan oleh mahasiswa bersama Dosen pembimbing dilaksanakan dengan

merangsang dan mengajak semua stakeholders, yaitu Pemerintah Daerah,

lembaga swasta, serta masyarakat dan keluarga, bersama-sama menyusun dan

melaksakan program sesuai kebutuhan masyarakat di Desa Lampuara,

Kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi lingkungan yang telah dilakukan pada tanggal

19-24 Maret 2019, dapat disimpulkan beberapa permasalahan dibidang

kesehatan yang terjadi di Desa Lampuara antara lain :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan

lingkunganrkhususnya pengelolaan sampah dan pengadaan tempat

pembuangan sampah di setiap rumah.

2. Banyaknya masyarakat yang masih merokok.

3. Rendahnya keikutsertaan lansia yang hadir diposyandu lansia.

4. Rendahnya keikut sertaan akseptor KB.

C. Tujuan KKN-P

1. Tujuan umum

a. Membantu para mahasiswa meningkatkan kemampuan menyatu

dengan masyarakat, menerapkan ilmu dan teknologi yang telah

dipelajari secara langsung dan melihat apakah proses penerapan

tersebut sesuai dengan teori atau kuliah yang diikutinya, serta

membawa manfaat untuk masyarakat.

b. Membantu memberdayakan keluarga dan masyarakat melalui

penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan

dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan

untuk membangun keluarga bahagia, sehat dan sejahtera.


2. Tujuan khusus

a. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya

kesehatan lingkungan, khususnya cara pengolahan sampah yang benar

dan pengadaan tempat sampah di setiap rumah dan untuk menambah

pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat mengenai perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya pada anak usia sekolah.

b. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tetang bahaya rokok

dan penyakit-penyakit yang di timbulkan akibat rokok..

c. Untuk memberikan pemahaman dan semangat kepada para lansia akan

pentingnya menjaga kesehatan di usia tua.

d. Untuk meningkatkan pengetahuan/pemahaman pada ibu tentang

pentingnya KB

D. Manfaat

1. Bagi mahasiswa KKN-P

a. Menambah pemahaman mahasiswa dan mendewasakan cara berpikir

dan bekerja secara praktis dalam melakukan telaah, perumusan

masalah dan menangani berbagai permasalahan di masyarakat.

b. Mahasiswa dapat memahami dan menghayati kesulitan yang

dihadapi masyarakat dalam mengoptimalkan hidup sehat.

c. Membina mahasiswa menjadi inovator dan motivator.

d. Membentuk sifat professional dan bertanggung jawab mahasiswa

terhadap kemajuan masyarakat.


e. Membangun hubungan yang baik dengan berbagai unsur

masyarakat.

2. Bagi masyarakat dan Pemerintahan Daerah setempat

Membantu dalam menemukan permasalahan dan cara dalam

mengatasi masalah yang terkait dengan kesehatan dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat dan daerah.

3. Bagi Perguruan Tinggi

a. Memperoleh informasi yang berharga sebagai hasil pengabdian

masyarakat dibidang kesehatan sehingga dapat menambah khasanah

ilmu kesehatan perguruan tinggi sesuai dengan permasalahan nyata

dalam masyarakat.

b. Membangun hubungan baik dengan Pemerintah Daerah setempat

dan berbagai unsur masyarakat melalui kegiatan mahasiswa yang

melaksanakan KKN-P.

c. Penemuan dan kiat baru dalam analisis pemecahan masalah

kesehatan di masyarakat dan institusi tempat KKN-P.

d. Institusi tempat KKN-P dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam

membantu kegiatan manajemen dan operasional institusinya.

e. Institusi tempat KKN-P dapat memanfaatkan tenaga pembimbing

akademik untuk memberikan asupan yang relevan dengan kegiatan

manajemen maupun operasional


f. Dapat memperoleh asupan yang lebih luas dari staf STIKES Mega

Buana Palopo mengenai kegiatan seminar, lokakarya, dan

sebagainya.

g. Dapat mengembangkan kemitraan dengan STIKES Mega Buana

Palopo dan institusi lain yang terlibat dalam KKN-P baik untuk

kegiatan penelitian maupun pengembangan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Umum tentang Kesehatan Lingkungan

1. Persampahan

a. Pengertian

Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh

yang punya dan bersifat padat. Sampah ini ada yang mudah

membusuk dan ada pula yang tidak membusuk. Yang membusuk

terutama dari zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun,

dan lain-lain, sedangkan yang tidakmembusuk dapat berupa plastik,

kertas, karet, logam ataupun abu, bahan bekas bangunan, dan lain-lain.

Kotoran manusia sekalipun padat tidak termasuk dalam definisi

sampah ini, demikian pula bangkai hewan yang cukup besar (Slamet,

2011).

Sampah merupakan masalah yang terjadi di hampir semua kota

besar di Indonesia. Pengelolaan sampah belum bisa diatasi secara

maksimal baik oleh masyarakat maupun pemerintah daerah setempat.

Bank sampah merupakan salah satu media masyarakat dalam

menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) yang diharapkan dapat

mengurangi sampah di lingkungan sekitar (Ramadhan M. Agphin,

2016).
b. Komposisi Sampah

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari

sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum

memiliki nilai ekonomis. Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat

digolongkan sebagai:

1) Sampah Organik

Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun

tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari

kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan

mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga

sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah

organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit

buah, dan daun.

2) Sampah Anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak

terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses

industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti

plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan

tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya

dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini

pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas

plastik, dan kaleng.


c. Pengelolaan persampahan

Sistem pengelolaan persampahan terutama untuk daerah

perkotaan, harus dilaksanakan secara tepat dan sistemastis. Kegiatan

pengelolaan persampahan akan melibatkan penggunaan dan

pemanfaatan berbagai prasarana dan sarana persampahan yang

meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,

pengolahan maupun pembuangan akhir yang dapat berupa lubang

pembuangan sampah. Masalah sampah berkaitan erat dengan dengan

pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu,

penanggulangan sampah bukan hanya urusan pemerintah semata akan

tetapi penanganannya membutuhkan partisipasi masyarakat secara

luas. Jumlah sampah ini setiap tahun terus meningkat sejalan dan

seiring meningkatnya jumlah penduduk dan kualitas kehidupan.

Masyarakat atau manusianya dan disertai juga kemajuan ilmu

pengetahuan teknologi yang menghasilkan pula pergeseran pola hidup

masyarakat yang cenderung konsumtif (Sahil Jailan et.al, 2016).

Beberapa saran untuk pengurangan sampah anorganik menurut

Jambeck Jenna, (2016).

1) Gunakan tempat minum pakai ulang

2) Gunakan tas belanja pakai ulang

3) Pakai sedotan yang bisa dipakai berkali-kali berbahan stinless steel

4) Pakai perlengkapan piknik yang bias digunakan berkali-kali

5) Pilh produk dengan komponen plasti yang sangat sedikit


Masyarakat Indonesia hingga saat ini dikenal dengan kebiasaan

menggunakan benda-benda yang terbilang praktis. Diantaranya adalah

penggunaan kemasan makanan atau minuman sekali pakai. Tanpa

disadari, kebiasaan ini semakin lama menimbulkan masalah terhadap

menumpuknya limbah di lingkungan sekitar, serta kurangnya tingkat

kesadaran masyarakat dalam mengolah limbah (Seizaria Silkyane,

2017).

d. Tahapan pengelolaan sampah anorganik yang dapat dilakukan

1) Pencegahan dan pengurangan sampah dari sumbernya

Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau

pemisahan sampah organik dan anorganik dengan menyediakan

tempat sampah organik dan anorganik disetiap rumah.

2) Pemanfaatan kembali

Kegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas:

a) Pemanfaatan sampah organik, seperti composting

(pengomposan). Sampah yang mudah membusuk dapat diubah

menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk

melestarikan fungsi kawasan wisata.

b) Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Pemanfaatan kembali secara langsung,

misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang

bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali

secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti


kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air

minum dalam kemasan.

e. Tempat pembuangan sampah akhir

Dengan pengelolaan sampah yang baik, sisa sampah akhir yang

benar-benar tidak dapat dimanfaatkan lagi hanya sebesar ± 10%.

Kegiatan ini tentu saja akan menurunkan biaya pengangkutan sampah

bagi pengelola kawasan, mengurangi luasan kebutuhan tempat untuk

lokasi TPS, serta memperkecil permasalahan sampah yang saat ini

dihadapi oleh banyak pemerintah daerah (Marliani Novi, 2014).

1) Dampak Negatif dari Sampah Anorganik

a) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk

lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau

yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah

bertebaran dimana-mana. Memberikan dampak negatif

terhadap estetika lingkungan.

b) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan

rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini

adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk

mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung

(tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).

c) Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan

banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan

umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.


d) Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan

sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang

diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan

sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung

membuang sampahnya di jalan.Hal ini mengakibatkan jalan

perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

f. Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam pemanfaatan sampah

Anorganik (4R):

1) Reduce (Mengurangi)

Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material

yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,

semakin banyak sampah yang dihasilkan.

2) Re-use (Memakai kembali)

Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai

kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali

pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian

barang sebelum ia menjadi sampah.

3) Recycle (Mendaur ulang)

Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna

lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang,

namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri

rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

Teknologi daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah


kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya

memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk

dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang material tersebut.

4) Replace (Mengganti)

Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang

barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih

tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang

yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita

dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan

styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara

alami.

g. Pemanfaatan Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang berasal bukan dari

makhluk hidup. Sampah anorganik memerlukan waktu yang lama

atau bahkan tidak dapat terdegradasi secara alami. Beberapa sampah

anorganik diantaranya styrofoam, plastik, kaleng, dan bahan gelas

atau beling. Salah satu pemanfaatan sampah anorganik adalah dengan

cara proses daur ulang (recycle). Daur ulang merupakan upaya untuk

mengolah barang atau benda yang sudah tidak dipakai agar dapat

dipakai kembali. Beberapa limbah anorganik yang dapat dimanfaatkan

melalui proses daur ulang, misalnya plastik, gelas, logam, dan kertas.
1) Sampah plastic

Sampah plastik biasanya digunakan sebagai pembungkus

barang. memerlukan waktu yang sangat lama. Karena itu, upaya

yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan limbah plastik untuk

didaur ulang menjadi Plastik juga digunakan sebagai perabotan

rumah tangga seperti ember, piring, gelas, dan lain sebagainya.

Keunggulan barang-barang yang terbuat dari plastik yaitu tidak

berkarat dan tahan lama. Banyaknya pemanfaatan plastik

berdampak pada banyaknya sampah plastik. Padahal untuk hancur

secara alami jika dikubur dalam tanah barang yang sama fungsinya

dengan fungsi semula maupun digunakan untuk fungsi yang

berbeda. Misalnya ember plastik bekas dapat didaur ulang dan hasil

daur ulangnya setelah dihancurkan dapat berupa ember kembali

atau dibuat produk lain seperti sendok plastik, tempat sampah, atau

pot bunga. Plastik dari bekas makanan ringan atau sabun deterjen

dapat didaur ulang menjdai kerajinan misalnya kantong, dompet,

tas laptop, tas belanja, sandal, atau payung. Botol bekas minuman

bisa dimanfaatkan untuk membuat mainan anak-anak. Sedotan

minuman dapat dibuat bunga-bungaan, asbak, pot, bingkai foto,

taplak meja, hiasan dinding atau hiasan lainnya.

2) Sampah logam

Sampah dari bahan logam seperti besi, kaleng, alumunium,

timah, dan lain sebagainya dapat dengan mudah ditemukan di


lingkungan sekitar kita. Sampah dari bahan kaleng biasanya yang

paling banyak kita temukan dan yang paling mudah kita

manfaatkan menjadi barang lain yang bermanfaat. Sampah dari

bahan kaleng dapat dijadikan berbagai jenis barang kerajinan yang

bermanfaat. Berbagai produk yang dapat dihasilkan dari limbah

kaleng di antaranya tempat sampah, vas bunga, gantungankunci,

celengan, gif box dll.

a) Sampah gelas atau kaca

Sampah gelas atau kaca yang sudah pecah dapat didaur

ulang menjadi barang-barang sama seperti barang semula atau

menjadi barang lainseperti botol yang baru, vas bunga, cindera

mata, atau hiasan-hiasan lainnya yang mempunyai nilai artistik

dan ekonomis.

b) Sampah kertas

Sampah dari kertas dapat didaur ulang baik secara

langsung ataupun tak langsung. Secara langsung artinya kertas

tersebut langsung dibuat kerajinan atau barang yang berguna

lainnya. Sedangkan secara tak langsung artinya kertas tersebut

dapat dilebur terlebih dahulu menjadi kertas bubur, kemudian

dibuat berbagai kerajinan. Hasil daur ulang kertas banyak sekali

ragamnya seperti kotak hiasan, sampul buku, bingkai photo,

tempat pinsil, dan lain sebagainya (Marliani Novi, 2014).


h. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah

1) Jumlah penduduk

Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan

penduduk. Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk

karena tempat atau ruang untuk menampung sampah kurang.

Semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan

semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan,

perdagangan, imdustri, dan sebagainya.

2) Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai

Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih

lambat jika dibandingkan dengan truk.

3) Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai

kembali

Metode ini dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki

nilai ekonomi bagi golongan tertentu. Frekuensi pengambilan

dipengaruhi oleh kedaaan, jika harganya tinggi, sampah yang

tertinggal sedikit.

4) Faktor geografis

Lokasi tempat pembuangan apakah di daerah pegunungan,

lembah, pantai, atau di daratan rendah.

5) Faktor waktu

Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau

tahunan. Jumlah sampah per har bervariasi menurut waktu.


Contoh, jumlah sampah pada siang hari lebih banyak dari pada

jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah pedesaan tidak

begitu bergantung pada faktor waktu.

6) Faktor sosial ekonomi dan budaya

Contoh, adat istiadat, taraf hidup dan mental masyarakat.

7) Faktor musim

Pada musim hujan sampah mungkin akan tersangkut pada

selokan pintu air, atau penyaringan air limbah.

8) Kebiasaan masyarakat

Contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis

makanan atau tanaman sampah makanan itu akan meningkat.

9) Kemajuan teknologi

Akibat kemajuan tenologi, jumlah sampah dapat meningkat.

Contohnya, plastik, kardus, rongsokan, AC, TV, kulkas, dan

sebagainya.

10) Jenis sampah

Makin maju tingkat kebudayaan masyarakat, semakin

komplek pula macam dan jenis sampahnya (Sumantri Arif,

2015).

i. Sampah berbahaya

Yang dimaksud dengan sampah berbahaya (B3) adalah sampah

yang karena jumlahnya, atau komsentrasinya, atau karena sifat

kimiawi, fisik, dan mikrobiologinya dapat :


1) Meningkatkan mortalitas dan morbiditas secara bermakna, atau

menyebabkan penyakit yang tidak reversibel ataupun sakit berat

yang pulih/reversibel.

2) Berpotensi menimbulkan bahaya sekarang maupun dimasa yang

akan datang terhadap kesehatan atau lingkungan apabila tidak

diolah, ditraspor, disimpan, dan dibuang dengan baik.

j. Pengelolaan sampah

Atas dasar karakteristik sampah, dapat dipahami bahwa

pengelolaan sampah perlu didasarkan pertimbangan, untuk

mengurangi jumlahnya, mengolah, memanfaatkan kembali dimulai

pada sumbernya secara partisipatif :

a. Untuk mencegah terjadinya sarang vektor penyakit

b. Untuk mencegah terjadinya penyakit

c. Untuk konservasi sumber daya alam

d. Untuk mencegah angguan estetika

e. Untuk memberi insentif untuk daur ulang/pemanfaatan (Slamet,

2011)

B. Tinjauan Umum tentang Jumat Bersih (Kerja Bakti)

1. Pengertian

Kerja bakti merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

sekelompok orang untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik dan

memperindah lingkungan. Biasanya kerja bakti dilakukan setiap hari

libur oleh masyarakat. Karena kerja bakti itu dilakukan kelompok,


maka dari itu menunggu waktu yang tepat yaitu para pelaksana kerja

bakti libur dan benar-benar free tidak ada kegiatan. Selain hari libur,

kerja bakti juga biasanya dilakukan pada hari-hari besar, misalnya hari

bumi, hari kemerdekaan dan lain-lain. Banyak hal yang dilakukan

dalam kegiatan kerja bakti, misalnya membersihkan selokan dan

saluran air yang tersumbat, membersihkan sampah-sampah yang

berserakan di sepanjang jalan, memotong rumput liar dan lain-lain.

Kerja bakti dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, namun

terkadang tidak semua orang pada suatu kelompok masyarakat selalu

bersedia melaksanakan kerja bakti. Terkadang status dan tingkat atau

strata ekonomi tertentu di masyarakat turut berpengaruh terhadap

mungkin atau tidaknya suatu kerja bakti untuk dilakukan.

b. Kelebihan kerja bakti

1) Membuat suatu pekerjaan lebih ringan dan cepat selesai.

2) Meningkatkan kekompakan antar warga.

3) Membuat tali silaturahmi makin erat.

4) Menghilangkan kesenjangan status antar warga yang miskin dan

kaya.

5) Membudidayakan hidup harmonis antar warga.

6) Menumbuhkan rasa pedulidan kebersamaan antar sesama warga.


c. Kelemahan kerja bakti

1) Akan terjadi atau akan ada kecemburuan sosial jika mungkin ada

dari salah satu atau beberapa orang yang tidak melakukan kerja

bakti atau hanya duduk-duduk saja

2) Karena tidak ada imbalan, terkadang banyak warga yang malas

kerja bakti

3) Kerja bakti tidak akan maksimal, apabila yang mengikuti kegiatan

kerja bakti hanya sedikit orang yang bekerja.

4) Jika ada warga yang memntingkan diri sendiri dari pada

kepentingan bersama, maka tujuan dari kerja bakti tersebut tidak

bisa tercapai.

5) Biasanya kerja bakti, yang bekerja hanya orang yang umumnya

sudah tergolong tua dan jarang di temui anak muda yang ikut

campur kerja bakti.

c. Manfaat kerja bakti

Pelaksanaan kerja bakti di masyarakat umumnya berhubungan

dengan kegiatan pembersihan lingkungan. Saluran air di lingkungan

tempat tinggal merupakan sasaran dari kegiatan kerja bakti yang

dilakukan oleh masyarakat. Dengan pembersihan lingkungan, maka

kesehatan lingkungan akan terjaga. Pembersihan saluran air misalnya,

merupakan upaya pencegahan terjadinya penyumbatan saluran air

sehingga dapat sekaligus menjadi tindakan preventif untuk mencegah


dijadikannya saluran air sebagai sarang bagi nyamuk dan

kemungkinan penularan penyakit yang vektornya adalah nyamuk.

C. Tinjauan Umum Tentang Daur Ulang Sampah Plastik

1. Pengertian

Daur ulang sampah plastik merupakan proses menjadikan bahan

bekas sampah plastik menjadi bahan baru yang dapat digunakan

kembali. Sampah plastik merupakan sampah yang dapat di daur ulang

menjadi barang-barang yang berguna bahkan menjadi barang yang

bernilai bila dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki kreatifitas

tinggi, contoh sampah plastik itu seperti bungkus makanan ringan,

bungkus detergen, botol air mineral, dan lain-lain. (Trim Sutidja, Daur

Ulang Sampah, (Bumi Aksara, 2001).

Daur ulang adalah salah satu strategi pengolahan sampah padat

yang terdiri atas kegiatan pemisahan, pengumpulan, pemrosesan,

pendistribusian, dan pembuatan produk atau material bekas pakai dan

komponen utama dalam manajemen sampah modern. Dengan proses

daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna sehingga

bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang baru.

Manfaat lain adalah menghemat energi, mengurangi polusi,

mengurangi kerusakan lahan. (Arif Zulkifli, Dasar-Dasar Ilmu

Lingkungan, (Jakarta: Salemba Teknika, 2014)


Daur ulang merupakan bagian ketiga dalam proses hierarki

sampah 3R (reuse, reduce, and recycle) dan dapat dilakukan pada

sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil maupun barang elektronik.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar penyuluhan

kesehatan dapat mencapai sasaran yaitu:

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang

terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah

sesorang menerima informasi yang didapatinya.

2) Kepercayaan masyarakat

Masyarakat lebih memerhatikan informasi yang disampaikan

oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada

kepercayaan masyarakat dengan komunikan.

3) Ketersediaan waktu di masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat

aktifitas masyarakat unuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat

dalam melaksanakan kegiatan daur ulang sampah plastik.

D. Tinjauan Umum Tentang Lomba Kebersihan

1. Pengertian

Lomba kebersihan adalah wujud suatu kegiatan yang dilakukan

untuk menjaga, merawat, melestarikan dan menciptakan lingkungan

yang brsih dan sehat dengan mengikutsertakan masyarakat.


a. Ruang Lingkup Pelaksanaan Kebersihan

1) Pembinaan Kebersihan dalam rangka meningkatkan kemampuan

pengelolaan kebersihan.

2) Penilaian kebersihan meliputi, aspek materi manajemen, peran

serta masyarakat, kesehatan, tata ruang, dan penghijauan serta

aspek fisik.

3) Pemeberian penghargaan.

b. Tujuan

Tujuan pelaksaan kebersihan:

1) Terciptanya pelasanaan pengelolaan kebersihan yang berhasil guna

dan berdaya guna, yang merupakan proses pengelolaan,

pelaksanaan hukum, dan pemanfaatan biaya yang tersedia secara

optimal serta meningkatnya peran serta masyarakat dalam

kebersihan lingkungan.

2) Terciptanya lingkungan yang indah dan bersih, hijau, teduh, indah

dan nyaman.

3) Peningkatan pengawasan dan pengendalian pencemaran.

4) Terciptanya koordinasi dan kerjasama antar masyarakatan

pemerintah setempat.

c. Sasaran Pelaksanaan Kebersihan dan Pemberian Penghargaan

1) Terciptanya lingkungan hidup yang berkualitas tinggi.

2) Terciptanya pemukiman yang bersih dan sehat


3) Meningkatkan kemampuan pemerintah desa dalam mengelola

kebersihan desa.

4) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan dampak

serta terwujudnya pola hidup bersih aman dan sehat.

d. Ruang Lingkup Penilaian

1) Bentuk dan struktur organisasinya

2) Tata laksana kerja dan hasil pengelolaan

3) Penyebaran informasi

4) Aspek peran serta masyarakat dan PKK

5) Aspek kesehatan

6) Aspek tata ruang dan penghijauan

7) Perairan yang terbuka (saluran dan selokannya, sungainya dll)

8) Sarana persampahan (TPS dan TPA)

9) Tata laksana keindahan (pembuatan lahan)

E. Tinjauan Umum tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1. Pengertian

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan

perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat

lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,

sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan

kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan

sehat.
Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia

sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh

karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan

kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan usaha

kesehatan sekolah (UKS). PHBS di sekolah adalah upaya untuk

memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar

tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif

dalam mewujudkan sekolah sehat (Proverawati dan Rahmawati,

2012).

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk

menilai PHBS sekolah atau kegiatan peserta didik dalam menerapkan

PHBS di sekolah menurut Maryunani (2013) antara lain :

1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan

sabun

2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, karena lebih

terjamin kebersihannya

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat serta menjaga

kebersihan jamban

4) Olahraga dan aktivitas fisik yang teratur dan terukur, sehingga

meningkatkan kebugaran dan kesehatan peserta didik

5) Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin

6) Tidak merokok di sekolah


7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan peserta didik

setiap 6 bulan untuk memantau pertumbuhan peserta didik

8) Membuang sampah pada tempatnya.

2) Tujuan PHBS

Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan

kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif

masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya

mewujudkan derajat hidup yang optimal.

3) Mencuci tangan

Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan

dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang

sesuai dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghiangkan

mikrooganisme sebanyak mungkin. Ada dua prosedur pencuci tangan

yang dapat dilakukan.

Tujuan mencuci tangan untuk menghilangkan bau yang melekat

ditangan mencegah penyebaran infesi silang dan menjaga kondisi

tangan agar tetap steril. Dalam kehidupan sehari-hari banyak

penyebaran penyakit yang melalui tangan, oleh karena itu berikut

indikasi mencuci tangan:

1) Sebelum dan setelah kontak dengan kulit bayi atau cairan tubuh

2) Sebelum melakukan tekhnik aseptic

3) Sebelum memegang makanan

4) Bila terlihat kotor


5) Setelah dari toilet

6) Setelah kontak dengan peralatan

Bahayanya jika tidak mencuci tangan sala satunya adalah sakit.

Ada banyak orang di sekitar kita yang dapat menularkan berbagai

macam penyakit, baik disengaja maupun tidak disengaja. Ada banyak

cara agar bakteri dan kuman penyebab penyakit tidak masuk ketubuh

kita, sala satunya dengan mencuci tangan. Berikut merupakan

penyakit yang akan datang bila kita tidakk mencuci tangan dengann

benar:

1) Influenza

2) Tifus

3) Infeksi salmonella

4) Bacteremia fatal.

4) Mengosok Gigi

Membersihkan gigi minimal 2 kali sehari perlu dijalani anak-

anak. Dengan harapanakan mampu menjaga kesehatan giginya.

Pemelliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan sala satu cara

meningkatkann kesehatan. Mulut bukan sekedar pintu masuknya

makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari iitu dann tiidak

banyak orang menyadari besarnya peranan muulut bagi kesehatan dan

kesejahtraan seseorang. Menyikat gigi minimal 2 kali sehaari yakni

setelah sarapan pagi dan sebelumm tidur malam. Pada waktu tidur,

produksi air liur berkurang sehingga menimbulkann suasana asam di


mulut. Jika saat itu ada sisa-sisa makanan di gigi, mulut semmakin

asam dan kuman akan tuumbuh subur dan membuat lubang pada

gigi. Dengan menyikat gigi yang baik dan benar minimal dua kali

sehari, sisa asam ini bissa dicegah.

F. Tinjauan Umum tentang Rokok

1. Pengertian Rokok

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan

mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun

masyarakat, oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan

pengamanan rokok bagi kesehatan. Rokok adalah hasil olahan

tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang

mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

2. Kandungan Rokok

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih

4000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan membawa maut.

Dengan ini setiap sedutan itu menyerupai satu sedutan maut.

Di antara kandungan asap rokok:

a. Bahan radioaktif (polonium-201)

b. Bahan - bahan yang digunakan di dalam cat (acetone)

c. Pencuci lantai (ammonia)

d. Racun serangga (DDT)

e. Tar mengandung racun anai - anai (arsenic)


f. Gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas

maut” bagi narapidana yang menjalani hukuman mati, dan banyak

lagi.

Bagaim napun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan

karbon monoksida. Sekurang - kurangnya 43 bahan kimia yang

diketahui menjadi penyebab kanker (karsinogen). Nikotin turut

menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung dan strok.

Hampir satu perempat penderita penyakit jantung adalah hasil puncak

dari tabiat merokok. Karbon Monoksida adalah gas beracun yang

biasanya dikeluarkan oleh kendaraan. Apabila racun rokok itu

memasuki tubuh manusia ataupun hewan, yang akan membawa

kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari hidung, mulut,

tenggorokan, saluran pernafasan, paru - paru, saluran pencernaan, aliran

darah, jantung, organ reproduksi, ke saluran kencing dan kandung

kencing, yaitu apabila sebagian dari racun - racun itu dikeluarkan dari

tubuh.

3. Bahaya Rokok secara umum

a. Efek racunnya terhadap perokok dibandingkan yang tidak merokok

1) 14x menderita kanker paru - paru, mulut, dan tenggorokan

2) 4x menderita kanker esophagus

3) 2x kanker kandung kemih

4) 2x serangan jantung
b. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan

pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi

mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar

racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi

asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di

jalanan raya yang macet.

c. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena

rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun.

Seorang perokok berat akan memilih merokok dari pada makan jika

uang yang dimilikinya terbatas.

d. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang

tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan

keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan

merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang

berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok

sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara.

Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan

mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila

pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha

lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.

e. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum

merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama

dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat.


Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat

umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang

lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.

f. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga

rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang

harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli

agama yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda

dalam hal ini.

5. Bahaya Rokok Bagi Kesehatan

a. Trombosis otak, hal ini menyebabkan stroke dan kelumpuhan bahkan

demensia.

b. Tekanan darah tinggi atau gagal ginjal

c. Merokok Dapat Menyebabkan Kanker

Bahaya rokok untuk kesehatan adalah menyebabkan kanker, ada

banyak penyakit kanker yang disebabkan oleh rokok. Tentu salah satunya

adalah kanker paru paru, 90% dari pasien kanker paru paru disebabkan

karena merokok. Selain itu perokok juga berpotensi memiliki resiko lebih

tinggi terhadap kanker berikut ini :

1) Kanker kandung kemih

2) Kanker ginjal

3) Kanker faring dan laring (kanker tenggorokan)

4) Kanker mulut

5) Kanker kerongkongan
6) Kanker pancreas

7) Kanker perut

8) Kanker hidung dan sinus

9) Kanker serviks

10) Kanker usus

11) Kanker ovarium

12) Kanker payudara

6. Upaya Pencegahan

Dalam upaya preventif, motivasi untuk menghentikan perilaku

merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan

menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba

untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh

oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan

keluarga/orangtua.

Suatu penyuluhan bahaya merokok yang dilakukan dapat

dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak

merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang

menggembirakan. Kampanye penyuluhan bahaya merokok ini dilakukan

dengan cara membuat PPT dan diskusi - diskusi tentang berbagai aspek

yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk

penyuluhan ini adalah sekolah SMP.

Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru,

karena kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat
keputusan sendiri. Iklan - iklan merokok sebenarnya menjerumuskan

orang. Sebaiknya kamu mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan

seperti itu.

Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman - temanmu

merokok dan Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.

7. Upaya Mengatasi Kecanduan Rokok

Sebagian  besar  perokok  yang  udah atau berniat untuk menghentikan

kebiasaan merokok perlu menggunakan  cara  mereka  sendiri. Para perokok

ringan, yang sangat berkeinginan untuk menghentikan kebiasaan merokok,

akan dapat berhasil dalam usaha mereka bila menggunakan cara mereka

sendiri yang paling sesuai untuk mereka. Setiap orang yang ingin berhenti

merokok memerlukan suatu cara yang sesuai untuk masing-masing. Hasil 

studi   baru-baru   ini   di  Inggris menunjukkan bahwa 69% perokok dewasa

ingin berhenti  merokok. Nikotin  adalah  zat yang paling membuat orang

ketagihan sehingga berhenti merokok tidaklah mudah walaupun motifasinya

amat tinggi.

Perokok menyadari bahwa upaya awal untuk menghentikan kebiasaan 

merokok seringkali tidak berhasil sehingga perokok yang ingin  berhenti 

harus  siap  untuk  melakukan usaha berkali kali. Upaya berulang kali ini

penting artinya karena akan berupa intervensi awal. Setiap orang harus

mencoba berbagai  teknik intervensi untuk menentukan mana yang paling

sesuai, dengan  menyadari bahwa mungkin diperlukan tiga sampai empat

kali percobaan sebelum  menemukan cara yang sesuai. Harus dijelaskan


kepada setiap perokok yang berupaya untuk menghentikan kebiasaannya

bahwa gagal sekali dan mengulangi kembali bukanlah berarti kegagalan

program, melainkan hanya suatu hambatan kecil menuju suatu langkah yang

akhirnya menuju keberhasilan.

Sering kali program menghentikan kebiasaan merokok mahal

biayanya atau tidak dapat dijangkau oleh  sebagian  besar  penduduk. Oleh

karena itu para petugas pemeliharaan kesehatan, keluarga dan teman

menjadi mekanisme pendukung bagi sebagian  besar  perokok  yang ingin

berhenti merokok. Program umum yang dapat direkomendasikan oleh para

profesional pemeliharaan kesehatan  tidak  memerlukan biaya atau

tambahan, selain keinginan kuat dari para perokok serta keluarga dan

teman-teman.

8. Cara Untuk Berhenti Merokok

Ada beberapa cara untuk berhenti merokok, yaitu:

a. Niat yang sungguh-sungguh untuk berhenti merokok.

b. Belajar membenci rokok

c. Bergaullah dengan orang yang tidak merokok

d. Sering-sering pergi ke tempat yang ruangannya ber-AC

e. Pindahkan semua barang-barang yang berhubungan dengan rokok.Jika

ingin merokok, tundalah 10 menit lagi.

f. Beritau teman dan orang terdekat kalau kita ingin berhenti merokok.

g. Kurangi jumplah merokok sedikit demi sedikit.

h. Hilangkan kebiasaan Bengong atau menunggu.


i. Sering-seringlah pergi ke rumah sakit, agar tau pentingnya kesehatan.

j. Cari pengganti rokok, misalnya permen atau gula. Coba dan coba lagi

jika masih gagal.

G. Tinjauan Umum tentang Posyandu Lansia

1. Pengertian

Menurut Azizah (2011), Posyandu adalah suatu kegiatan masyarakat

dalam upaya pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pusat

kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan pada lanjut usia.

Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan

masyarakat akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpian,

terjadi proses pengorganisasian, adanya anggota kelompok dan kader serta

tersedianya pendanaan (Eny, 2015).

Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu

bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM

yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu

Sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.

Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun

keatas.

2. Tujuan Posyandu Lansia

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain:

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,

sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

kebutuhan lansia.
b. Mendekatkan pelayanan dan meningktkan peran serta masyarakatdan

swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan

komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

3. Sasaran Posyandu Lansia

a. Sasaran langsung

Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)

Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)

Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

b. Sasaran tidak langsung

Keluarga dimana usia lanjut berada

Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut

Masyarakat luas.

4. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia

Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja,

pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada

mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah

kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan

posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya

menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut

a. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan

dan atau tinggi badan


b. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks

massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan

sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini.

c. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga

bisa dilakukan pelayanan pojok gizi.

5. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia

Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan

Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan

Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang

diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.

Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di

Posyandu Lansia seperti pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari

meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum,

berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air

besar/kecil dan sebagainya (Depkes, 2006).

a. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan

mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 menit.

b. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan kemudian dicatat pada grafik indeks masa

pengukuran tinggi badan kemudian dicatat pada grafik Indeks Masa

Tubuh (IMT).

c. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop

serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.


d. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat.

e. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya

penyakit gula (diabetes mellitus).

f. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai

deteksi awal adanya penyakit ginjal.

g. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau

ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.

h. Penyuluhan Kesehatan (Depkes, 2006).

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi

setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan

memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah

raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan

kebugaran. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu

Lansia, dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat

kegiatan, meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan,

timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi

meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju

Sehat (KMS) lansia (Depkes,2006).

H. Tinjauan Umum tentang KB

1. Keluarga Berencana (KB)

a. Pengertian Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) :

suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan

jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

b. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan

kekutan sosial ekonomi suatu keluarga  dengan cara

pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan

sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain

meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,

peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Kesimpulan dari

tujuan program KB adalah:

1) Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan

bangsa.

2) Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat

dan bangsa.

3) Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR

yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan

angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan

masalah kesehatan reproduksi.

b. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1) Keluarga dengan anak ideal

2) Keluarga sehat

3) Keluarga berpendidikan
4) Keluarga sejahtera

5) Keluarga berketahanan

6) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya

7) Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

c. Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)

1) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar

1,14 persen per tahun.

2) Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per

perempuan.

3) Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin

menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai

alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.

4) Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.

5) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional,

efektif, dan efisien.

6) Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan

menjadi 21 tahun.

7) Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh

kembang anak.

8) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1

yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

9) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.
d. Ruang Lingkup Keluarga Berencana (KB)

1) Keluarga berencana

2) Kesehatan reproduksi remaja

3) Ketahanan dan pemberdayaan keluarga

4) Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas

5) Keserasian kebijakankependudukan

6) Pengelolaan SDM aparatur

7) Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan

8) Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

2. Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)

1) Pendekatan kemasyarakatan (community approach).

Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta

masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara

berkelanjutan.

2) Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).

Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan

pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan

mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan

menerapkan kemitraan sejajar.

3) Pendekatan integrative (integrative approach)

Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat

mendorong dan menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua


masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat pada

semua pihak.

4) Pendekatan kualitas (quality approach)

Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi

pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan

situasi dan kondisi.

5) Pendekatan kemandirian (self rellant approach)

Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan

masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan

tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.

6) Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach)

Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb

nasional. Strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap

kecenderungan respon pasangan usia subur (PUS) di Indonesia terhadap

ajakan (KIE) untuk berkb. Berdasarkan hasil survei tersebut respon pus

terhadap KIE kb terbagi dalam 3 kelompok :

a) 15% pus langsung merespon ya untuk berkb.

b) 15% - 55% pus merespon raguragu untuk berkb.

c) 30% pus merespon tidak untuk berkb.

3. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)

Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga

Berencana (KB), yaitu:


1) Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan

kehamilan yang aman sehat dan diinginkan.

2) Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi

pil kontrasepsi.

3) Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan kependudukan program keluarga berencana nasional

adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota

keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan terbentuk

keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya

manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan.

4. Jenis-jenis KB

a. Pil

Kontrasepsi pil adalah metode kontrasepsi hormone yang

digunakan wanita berbentuk tablet, pada dasar kontrasepsi pil terbagi

menjadi 3 bagian,yaitu pilkorbinasi,pil yang mengandung estrogen.

Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak

digunakan kontasepsi pil mengandung hormone esktrogen dan

progesterone serta dapat menghambat ovulasi.kontrasepsi pil ini harus

diminum setiap hari secara teratur.

1) Efektifitas
Pada pemakian yang seksama, pil kombinasi 99% efektif

mencegah kehamilan. namun, pada pemakian yang kurang seksama,

efektivitasnya masih mencapai 93% .

2) Keuntungan

Keuntunggan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat

diandalakan jika pemakiannya teratur, merendakan disminorea,

mengurangi resiko anemia mengurangi resiko penyakit payudara,

dan melindungi terhadap kankerendometrium dan ovarium.

3) Kerugian

Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum

secara teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan

terhadap penyakit menular, peningkaan resiko hipertensi dan tidak

cocok digunakan ibu yang merokok pada usia 35 tahun.

4) Indikasi

Indikasi penggunaan kontasepsi pil adalah usia reproduksi,

telah memiliki anak,ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi

esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur,riwayat kehamilan

ektopik.

5) Efek samping

Efek samping kontrasepsi pil kombinasi adalah pertambahan

berat badan. Pendarahan diluar siklus haid,mual, pusing dan

aminorea.
6) Cara pemakaian

Pil pertama dari bungkus pertama diminumpada hari kelima

siklus haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan,

misalnya hari minggu, agar mudah dingat lalu diminum terus.

5. IUD

IUD adalah suatu benda kecil dari plastik lentur, kebanyakan

mempunyai lilitian tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. IUD adalah

alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang mengandung

tembaga. Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu yang tidak

boleh menggunakan kontrasepsi mengandung hormonal dan merupakan

kontrasepsi jangka panjang 8-10 tahun tetapi efek dari IUD dapat

menyebabkan perdarahan yang lama dan kehamilan ektopik. Angka

kegagalan pada tahun pertama 2,2%.

a. Keutungan

Keuntungan pemakian kontrasepsi IUD adalah dapat segera aktif

seetelah pemasangan. Metode jangka panjang, tidak mempengaruhi

produksi ASI. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan cepat kembali

setelah IUD dilepas, dapat dipasang segera melahirkan, meningkatkan

kenyamanan hubungan suami istri karna rasa aman terhadap resiko

kehamilan. metode jangka panjang (8-10 tahun pemakian).

b. Efek samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang

disebabkan oleh benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak

diharapkan samping.

c. Kerugian

Kerugian pemakian kontrasepsi IUD adalah menstruasi yang

lebih banyak dan lebih lama.infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang

tidak steril. Ekspulsi (IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim )

d. Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkaban karena pemasangan kontrasepsi

IUD menurut manuaba 2008 yaitu:

1) Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai rasa sakit

sehingga perluh dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap

infeksi atau perdarahan infeksi dapat menimbulkan kehamilan

ektopik karna pernah memakai IUD.

2) Abortus infeksi. Pemasangan IUD tampa diketahui telah terjadi

kehamilan dapat menimbulkan perdarahan yang banyak karena

terjadi peningkatan aliran darah menuju uterus dan mudah terjadi

infeksi sampai abortus serta sepsis.

3) Implan

Implant adalah alat kontrasepsi yang digunakan untuk

mecegah terjadinya kehamilan.

a) Keuntungan kontrasepsi
(1) Daya guna tinggi

(2) Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk jedena)

(3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

(4) Tidak memerlukan pemeriksaaan salam

(5) Bebas dalam pengaruh estrogen

(6) Tidak menganggu kegiantan senggama

(7) Tidak menganggu ASI

(8) Klien hanya perlu kembalik ke klinik bila ada keluhan.

(9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

b) Keterbatasan

Pada kebanyakan kilen dapat menyebapkan pola haid

berupa pendarahan bercak (spotting), hiperminorea atau

meningkatnya jumlah darah haid, serta aminorea.

Timbulnya keluhan-keluhan seperti:

(a)Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri pada

payudara, mual-mual.

(b)Pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau

kegelisahan.

(c)Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan

pencabutan.

(d)Tidak memberikan efek proktif terhadap infeksi menular

seksual termasuk AIDS.


(e)Klien tidak menghentikan sendiri pemakian kontrasepsi ini

sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik

untuk pencabutan.

(f) Efektivitasnya menurun bila menggunakan obat-obatan

tuberculosis atau obat epilepsy.

6. Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami

(produksi hewan) yang dipasang pada penis saat berhubungan.

1) Keuntungan

a) Keuntungan kondom secara kontrasepsi antara lain:

(1)Efektif bila pemakian benar

(2)Tidak mengganggu produksi ASI.

(3)Tidak mengganggu kesehatan klien.

(4)Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

(5)Murah dan tersedia diberbagai tempat.

(6)Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.

(7)Metode kontrasepsi sementara

b) Keuntungan kondom secara non kontrasepsi antara lain:

(1)Peran serta suami untuk ber-KB

(2) Mencegah penularan PMS

(3)Mencegah ejakulasi dini

(4)Mengurangi insidensi kanker serviks


(5)Adanya interiaksi sesama pasangan.

(6)Mencegah imuno infertilitas.

c) Kerugian

(1)Angka kegagalan relative tinggi

(2)Aktifitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk

memasang alatnya.

(3)Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dengan terus menerus

pada setiap senggama.

7. Suntik

a. Kerugian

b. Efek samping utama adalah gangguan perdarahan :perdarahan bercak

atau perdarahan tidak teratur.

c. Keuntungan

1) Sangat efektif bila digunakan secara benar

2) Tidak mengganggu hubungan seksual

3) Tidak mempengaruhi ASI

4) Kesuburan cepat kembali

5) Nyaman dan mudah digunakan

6) Sedikit efek samping

7) Dapat di hentikan setiap saat

8) Tidak mengandung estrogen.

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN KKN-P


A. Tempat

Lokasi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P)

dilaksanakan di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten

Luwu yang terdiri dari 4 dusun, yaitu Dusun Ujung, Dusun Leppangan,

Dusun Lampuara dan Dusun Tanete.

a. Berbatasan dengan Basiang Timur Desa Olang.

b. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa To’bia, Jenne Maeja dan

to’balo.

d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pattedong dan Desa Bakti.

Adapun jumlah penduduk yang berada di Desa Lampuara yaitu

sebagai berikut :

Tabel 3.1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga
(KK) dan Jenis Kelamin Di Desa Lampuara Kec. Ponrang Selatan
Kab. Luwu Tahun 2019

Jenis
Jumlah Jumlah
No Dusun Kelamin
KK Penduduk
L P

1 Dusun Ujung 237 618 625 1243

2 Dusun Leppangan 130 512 520 1032

3 Dusun Lampuara 167 323 335 658

4 Dusun Tanete 99 217 221 438

TOTAL 733 1.670 1.701 3.371

Sumber : Data Desa Lampuara, 2019

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa jumlah Kepala Keluarga di

Desa Lampuara adalah 733 KK, jumlah penduduk dengan jenis kelamin

laki-laki 1.670 orang dan perempuan sebanyak 1.701 orang serta total

jumlah penduduk sebanyak 3.371 orang.

Tabel 3.2
Distribusi Potensi Desa Sarana dan Prasarana Desa Lampuara
Kec. Ponrang Selatan Kab. Luwu Tahun 2019

No Potensi Desa Jumlah

1 Sekolah Dasar (SD) 2

2 Taman Kanak-kanak (TK) 2

3 Posyandu 2

3 Poskesdes 1
4 Masjid 3

TOTAL 10
Sumber : Data Desa Lampuara, 2019

Berdasarkan tabel 3.2 diketahui bahwa jumlah potensi desa sarana

dan prasarana yang ada di Desa Lampuara adalah 10 buah fasilitas

yang terdiri dari 2 Sekolah Dasar (SD), 2 Taman Kanak-kanak (TK), 2

Posyandu, 1 Poskesdes, dan 3 Masjid.

Tabel 3.3

Distribusi 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Ponrang Selatan


Kab. Luwu Tahun 2019

No Jenis Penyakit Jumlah

1 ISPA 1732

2 Demam yang tidak diketahui sebabnya 719

3 Batuk 700
4 Dermatitis 698
5 Diare 675
6 Sakit Kepala 540
7 Hipertensi 504
8 Ruda paksa 246
9 Gangguan jaringan lunak 216
10 Gastritis 138
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Ponrang Selatan Tahun 2018

Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa penyakit dengan jumlah

terbanyak yang masuk dalam kategori 10 penyakit terbanyak adalah


Infeksi saluran nafas bagian atas akut sebanyak 1732 dan penyakit paling

sedikit yaitu Gastritis sebanyak 138 kasus.

B. Waktu

1. Pelaksanaan Kegiatan

Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) dilaksanakan pada tanggal 18

Maret hingga 10 Mei 2019 oleh mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat,

S1 Keperawatan dan DIV Kebidanan STIKES Mega Buana Palopo,

dimana salah satu tujuannya adalah mengabdi kepada masyarakat untuk

menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungan masyarakat

yang diawali dengan kegiatan pembekalan sampai dengan berakhirnya

program-program kegiatan yang dilakukan di lokasi KKN-P.

C. Instrumen Pengumpulan Data

1. Alat

a. Kamera

b. Laptop

c. Buku panduan

d. Buku catatan

e. Kuesioner

f. Pulpen

2. Prosedur pelaksanaan

a. Survey awal

1) Analisis situasi Desa Lampuara

2) Identifikasi masalah
3) Pemilihan alat pengumpulan data

4) Penentuan sampel

b. Pelaksanaan

1) Mengunjungi kediaman masyarakat yang dijadikan sampel di

setiap dusun yang ada di Desa Lampuara

2) Wawancara terhadap KK

3) Pembagian kuesioner

D. Kegiatan Pengumpulan Data

1. Diawali dengan menentukan

a. Populasi

Populasi dalam kegiatan ini adalah seluruh KK yang ada di setiap

dusun yang ada di Desa Lampuara sebanyak 733 KK yang terdiri

dari penduduk.

b. Sampel

Besar sampel dalam kegiatan ini ditentukan dengan menggunakan

rumus Slovin, sebagai berikut :

n = N
1 + Ne2
= 733

1 + 733 (0,05)2

= 261

Keterangan :

n = ukuran sampel
N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau

diinginkan yaitu 5 %.

Berdasarkan perhitungan tersebut, sampel yang digunakan dalam

kegiatan ini sebanyak 261 sampel. Adapun tekhnik pengambilan sampel

yang digunakan adalah Systematic Random Sampling. Besar sampel

untuk setiap dusun yaitu Dusun Ujung 92 KK, Dusun Leppangan 61 KK,

Dusun Lampuara 53 KK dan Dusun Tanete sebanyak 55 KK.

2. Pengumpulan data secara primer dilakukan dengan melakukan Survey

Mawas Diri (SMD) berupa wawancara langsung serta pembagian

kuesioner kepada responden yang ada di tiap-tiap dusun di Desa Lampuara

sebanyak 261 KK.

3. Pengumpulan secara sekunder dilakukan dengan mengambil data dari

Kantor Desa Lampuara, Puskesmas Ponrang Selatan, Kader Posyandu

dan Bidan Desa Lmpuara.

E. Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Edit (Editing)

Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum


editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isian formulir atau kuesioner tersebut.

b. Pemberian kode (Coding)

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya

dilakukan peng’’kodean’’ atau ‘’coding’’, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Memasukkan data (data entry) atau Processing

Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk ‘’kode’’ (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau ‘’software’’ komputer.

d. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan

dan sebagainya, kemudian dilakukan pembentulan atau koreksi.

Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).

2. Penyajian data

Data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

Dalam proses menganalisis data yang dilakukan setelah tahap

pengumpulan data melalui kegiatan Survey Mawas Diri (SMD), seluruh


data yang terdapat dalam lembar kuesioner di analisis menggunakan alat

bantu komputer dengan program aplikasi SPSS.

a. Pengolahan sampah dan Kepemilikan tempat sampah

Tabel 3.4
Distribusi Responden Berdasarkan cara mengolah sampah dan
kepemilikan tempat sampah sementara
Di Desa Lampuara Kec. Ponrang Seklatan Kab. Luwu
Tahun 2019

Kepemilikan T4 Persentase
No Jumlah
Sampah (%)
1 Ya 4 2%
2 Tidak 257 98%
Total 261 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2019

Berdasarkan tabel 3.4, Distribusi Responden Berdasarkan cara

mengolah sampah dan kepemilikan tempat sampah sebanyak 2 (2%) KK,

dan responden yang tidak mempunyai tempat sampah sebanyak 257

(98%) KK, sehingga ini bisa membuktikan bahwa masih banyak

penduduk yang belum sadari bahwa pentingnya pengolahan sampah dan

pengadaan tempat sampah.

b. Prilaku merokok

Tabel 3.5
Distribusi Responden Berdasarkan perilaku merokok dan
disembarang tempat Di Desa Lampuara Kec. Ponrang Seklatan
Kab. Luwu Tahun 2019
Merokok dan Persentase
No Jumlah
disembarang t4 (%)
1 Ya 188 72%
2 Tidak 73 28%
Total 261 100%

Berdasarkan tabel 3.5, distribusi responden yang merokok di

sembarang tempat Di Desa Lmpuara Kec. Ponrang Selatan Kab.

Luwu sebanyak 188 KK (72%), dan responden yang tidak merokok

sebanyak 73 KK (28%), sehingga total responden adalah 261 KK

dengan persentase 100%.

c. Lansia yang tidak rajin ke posyandu lansia

Tabel 3.6
Distribusi Responden Berdasarkan Lansia yang Rajin di
posyandu Di Desa Lampuara Kec. Ponrang Selatan Kab. Luwu
Tahun 2019

Persentase
No Hadir Posyandu Jumlah
(%)
1 Ya 6 30%
2 Tidak 14 70%
Total 20 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2018

Berdasarkan tabel 3.6, distribusi responden berdasarkan Lansia

yang rajin ikut posyandu lansia 6 KK (30%), dan responden yang

tidak ikut posyandu lansia sebanyak 14 (70%), sehingga total

responden adalah 20 KK dengan persentase 100%.

d. Akseptor KB

Tabel 3.7
Distribusi RespondenPUS Akseptor KB yang tidak di posyandu
Di Desa Lampuara Kec. Ponrang Selatan Kab. Luwu
Tahun 2019

Persentase
No Akseptor KB Jumlah
(%)
1 Ya 58 64,4%
2 Tidak 32 35,6%
Total 90 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2019

Berdasarkan tabel 3.7, distribusi responden PUS yang Akseptor

KB sebanyak 58 KK (64,4%), dan responden yang tidak ber KB

sebanyak 32 KK (35,6%), sehingga total responden adalah 90 KK

dengan persentase 100%.

e. ASI Eksklusif

Tabel 3.8
Distribusi Responden yang Memiliki Bayi Yang Mendapatkan Asi
Ekslusif Di Desa Lampuara Kec. Ponrang Seklatan
Kab. Luwu, Tahun 2019

Persentase
No Asi Eksklusif Jumlah
(%)
1 Ya 16 66,7%
2 Tidak 8 33,3%
Total 14 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2019

Berdasarkan tabel 3.8, distribusi responden yang memiliki Bayi

yang mendapatkan Asi Eksklusif sebanyak 16 KK (66,7%), dan

responden yang memiliki bayi yang tidak mendapatkan Asi

Eksklusif sebanyak 8 KK (33,3%), sehingga total responden adalah

14 KK dengan persentase 100%.

Tabel 3.9
Distribusi Responden yang Memiliki BalitaRajin ikut Posyandu
Di Desa Lampuara Kec. Ponrang Seklatan
Kab. Luwu, Tahun 2019

Persentase
No Ikut Posyandu Jumlah
(%)
1 Ya 33 84,6%
2 Tidak 6 15,4%
Total 57 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2019

Berdasarkan tabel 3.9, distribusi responden yang memiliki

Balita yang rajin ikut Posyandu sebanyak 33 orang (84,6%), dan

responden yang memiliki bayi yang tidak Rajin ikut Posyandu

sebanyak 6 orang (15,4%), sehingga total responden adalah 57orang

dengan persentase 100%.

Tabel 3.10
Distribusi Responden yang Memiliki Bayi Yang Imunisasi
Lengkap Di Desa Lampuara Kec. Ponrang Seklatan
Kab. Luwu, Tahun 2019

Imunisasi Persentase
No Jumlah
Lengkap (%)
1 Ya 34 87,2%
2 Tidak 5 12,8%
Total 30 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2019

Berdasarkan tabel 3.10, distribusi responden yang memiliki Bayi

yang sudah di imunisasi Lengkap sebanyak 34 KK (87,2%), dan

responden yang memiliki bayi yang tidak di imunisasi lengkap

sebanyak 5 KK (12,8%), sehingga total responden adalah 30 KK

dengan persentase 100%.

Tabel 3.11
Distribusi Responden Berdasarkan kepemilikinan BPJS/jkn Di
Desa Lampuara Kec. Ponrang Seklatan Kab. Luwu
Tahun 2019

Kepemilikan Persentase
No Jumlah
JKN/BPJS (%)
1 Ya 229 87,8%
2 Tidak 32 11,2%
Total 261 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2019

Berdasarkan tabel 3.11, distribusi responden yang memiliki

JKN/BPJS sebanyak 229 KK (87,8%), dan responden yang tidak

memiliki sebanyak 32 KK (11,2%), sehingga total responden adalah

261 KK dengan persentase 100%.

Tabel 3.12
Distribusi Responden PUS Berdasarkan Pertolongan Persalinan
di Nakes Di Desa Lampuara Kec. Ponrang Seklatan Kab. Luwu
Tahun 2019

Persentase
No Bulin Di Nakes Jumlah
(%)
1 Ya 83 92,2%
2 Tidak 7 7,8%
Total 107 100%
Sumber : Data Primer Survey Mawas Diri (SMD) Tahun 2019

Berdasarkan tabel 3.12, distribusi responden PUS yang BULIN

di Nakes sebanyak 83 KK (92,2%), dan responden yang tidak di

tolong Oleh Nakes sebanyak 7 KK (7,8%), sehingga total responden

adalah 107 KK dengan persentase 100%.

F. Identifikasi Masalah dan Prioritas Masalah

Berdasarkan hasil survey mawas diri (SMD) yang dilakukan pada 261

KK sebagai sampel, maka dilakukan kegiatan identifikasi masalah dan


penentuan prioritas masalah terkait permasalahan-permasalahan yang

terjadi di masyarakat.

1. Identifikasi masalah

Berdasarkan hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang dilakukan di

seluruh dusun yang ada di Desa Lampuara yakni Dusun Ujung Dusun

Leppangan, Dusun Lampuara dan Dusun Tanete, ditemukan beberapa

permasalahan kesehatan yang terjadi di kalangan masyarakat yakni :

a. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terkait pentingnya

kebersihan lingkungan.

b. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terkait pentingnya bahaya

rokok bagi kesehatan.

c. Tidak aktifkannya posyandu lansia di desa lampuara.

d. Rendahnya pemahaman ibu tentang KB.

2. Prioritas masalah

Berdasarkan hasil survei mawas diri (SMD) maka prioritas masalah

yang disepakati adalah sebagai berikut:

a. Pengolahan sampah dan pengadaan tempat sampah yang kurang

b. Banyaknya masyarakat yang masih merokok dan disembarang

tempat.

c. Tidak ada posyandu.

Adapun metode yang digunakan pada penentuan prioritas

masalah yaitu metode USG.

NO Masalah U(Urgency) S(Seriousness G Total


) (Growth)

1 Sampah 5 4 5 19

2 Rokok 4 4 4 16

3 Posyandu 4 4 3 15
Lansia

Dari hasil diskusi Tim KKN-P Desa Lampuara, dapat

disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas tertinggi adalah masalah

sampah, kemudian yang menjadi prioritas kedua dan ketiga adalah

masalah rokok dan posyandu lansia.

3. Fishbone Diagram

a. Pengolahan sampah yang kurang

SDM

Kurangnya pengetahuan Kurangnya partisipasi


terkait pengolahan sampah masyarakat Pengolahan
sampah yang
kurang
Kurang tempat kurang penyuluhan Lemahnya aturan/
sampah di terkait pengolahan regulasi tentang
setiap rumah sampah penanganan sampah

Sarana/prasarana Metode Regulasi aturan


Dari hasi SMD prioritas utama dari masalah yang di dapat

adalah pengolahan sampah yang masih kurang, adapun yang menjadi

akar permasalahan tersebut yang pertama adalah SMD, kurangnya

pengetahuan serta partisipasi masyarakat membuat masalah sampah di

Desa Lampuara menjadi masalah tertinggi, faktor kedua adalah

sarana/prasarana, kurangnya tempat sampah di setiap rumah membuat

masyarakat tidak mengolah sampahnya dengan baik dan hanya di

bakar. Yang ke tiga adalah kurangnya penyuluhan terkait pengolahan

sampah, dan yang terskhir adalah regulasi aturan, lemahnya aturan

tentantang penanganan sampah menjadi salah satu akar permasalahan

pengolahan sampah yang kurang di Desa Lampuara, lemahnya aturan

yang di berikan membuat masyarakat tidak memperhatikan kebersihan

lingkungan di rumah masing-masing.

b. Tingginya perokok dan di sembarang tempat

METODE
Kurangnya Penyuluhan
dari tenaga kesehatan Tingginya
perokok
Persepsi masyarakat
yang salah terhadap
rokok

SDM

Prioritas masalah yang ke dua adalah tingginya perokok dan di

sembarang tempat. Adapun yang menjadi akar permasalahan dari


rokok ini yang pertama adalah SMD, persepsi masyarakat yang salah

terhadap rokok membuat angka perokok di sembarang tempat pada

Desa Lampuara terbilang cukup tinggi, akar permasalahan yang ke

dua adalah kurangnya penyuluhan dari tenaga kesehatan, hal ini

membuat pengetahuan masyarakat menjadi kurang terkait rokok.

c. Posyandu lansia tidak aktif

SDM

Penyuluhan Kurang Dukungan Keluarga


Tentang Posyandu Lansia yang kurang Posyandu
lansia tidak
1. Kurangnya peralatan aktif
(termasuk Sarana Penunjang
Dan obat-obatan)

2. Tidak ada gedung Kordinasi nakes dengan


Posyandu lansia kader masyarakat
kurang

SARANA/PRASARANA METODE

Permasalahan yang ke tiga adalah posyandu lansia yang tidak

aktif, akar permasalahan dari tidak aktifnya posyandu lansia yang

pertama adalah SDM, kurangnya penyuluhan terkait posyandu lansia

dan dukungan keluarga yang kurangnya membuat beberapa lansia

tidak mengetahui tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan ke

posyandu, yang kedua adalah masalah sarana prasarana, kurangnya

penunjang seperti obat-obatan membuat para lansia kurang berminat

untuk datang ke posyandu, dan akar permasalahan yang ke tiga

adalah metode, kurangnya kerja sama antara kader dan nakes

membuat kegiatan posyandu lansia yang ada di Desa Lampuara


menjadi kurang di perhatikan sehingga posyandu lansia tidak lagi

berjalan.

d. Kurangnya keikutsertaan akseptor KB

METODE

Kurangnya Penyuluhan
tentang KB
Kurangnya
Keikutsertaan
akseptor KB
1. Kurangnya pengetahuan
PUS tentang penggunaan KB
2. Kurangnya Dukungan Keluarga

SDM

Masalah ke empat yang menjadi program tambahan adalah

masalah kurangnya keikutsertaan akseptor KB, adapun yang menjadi

akar permasalahan yang pertama adalah metode, kurangnya

penyuluhan tentang KB menjadi salah satu penyebab kurangnya

pengetahuan para ibu tentang KB. Yang ke dua adalah masalah

SDM, kurangnya pengetahuan pasangan usia subur dan kurangnya

dukungan keluarga juga menjadi salah satu alasan kurangnya

keikutsertaan akseptor KB.

G. Pelaksanaan Kegiatan Program KKN-P

Setelah melakukan identifikasi masalah dan penentuan prioritas

masalah maka kegiatan selanjutnya adalah penyusunan alternatif

pemecahan masalah atau program kerja yang nantinya akan dibahas dalam

kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).


Musyawarah masyarakat desa (MMD) adalah kegiatan yang

dilakukan untuk membahas setiap permasalahan kesehatan yang ada di

masyarakat berdasarkan hasil survey mawas diri (SMD). Tujuan dari

pelaksanaan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini adalah untuk

memberitahukan kepada masyarakat mengenai permasalahan yang

ditemukan, prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah yang

ditentukan oleh mahasiswa sebelum dilakukan pelaksanaan program kerja

atau alternatif pemecahan masalah.

Kegiatan musyawarah masyarakat desa (MMD) dilaksanakan di

Kantor Desa Lampuara pada Jum’at 29 Maret 2019 yang dihadiri oleh

Bapak Camat sekaligus Kepala Desa Lampuara, Sekretaris Desa, Kepala

Dusun, Sekertaris Kader, Tokoh Pemuda, Tokoh Masyarakat, Tokoh

Agama dan lain-lain.

Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat desa (MMD) yang

dilakukan bersama dengan aparat desa dan masyarakat, berikut adalah

program-program kerja Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P)

STIKES Mega Buana Palopo di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang

Selatan 2019.
PLANNING OF ACTION (POA)
KECA

58
MATAN : PONRANG SELATAN
KELURAHAN/DESA : LAMPUARA

Target Capaian Baha


Pela
n
ksan T4
Penu
Masalah Kegiatan a
njang

Tujuan Biaya Waktu Sasaran Tujuan Biaya Waktu Sasaran

penanga 1. Kerja Meningk 100.000 Sekali Masyara Adanya 50.000 5-26 Masyar Tim Des
nan bakti atkan seminggu kat perubahan April akat KKN a
sampah setiap kebersih Pada Lampuar peningkat 2019 Lampu -P, Lam
yang jum’at an dan tanggal 5 a an ara dan puar
kurang dan kesadara April -26 kebersihan Pem a
Penga n April lingkungan erin
daan masyarak (setiap khususnya tah
temp at akan jum’at) pengolaha Des
at pentingn dilaksanak n sampah a
samp ya an di
ah di menjaga setiap
setiap kesehata dusun
ruma n
h lingkung
(pene an
rapan
denda
)

58
90

2. Lomb Memberi 500.000 Jum’at 3 Semua Adanya Jum’at Semua Tim Des
a kan Mei 2019 Dusun di peningkat 3 Mei Dusun KKN a
Keber motifasi Desa an 2019 di Desa -P, Lam
sihan. kepada Lampuar partisipasi Lampu dan puar
masyara a masyaraka ara Pem a
kat t terkait erin
untuk kebersihan tah
berperan dan Des
dalam pengolaha a
meningk n sampah
atkan
kesehata
n
lingkung
an

3. Pemb Untuk 150.000 5 April -26 Setiap Agar 50.000 5 April Setiap Tim Des
uatan pengura April dusun di masyaraka -26 dusun KKN a
luban ngan (setiap desa t tidak lagi April di desa -P, Lam
g volume jum’at) Lampuar membakar (setiap Lampu dan puar
pena sampah dilaksanak a dan jum’at) ara Pem a
mpun organik an di mengump dilaksa erin
gan yang setiap ul sampah nakan tah
samp tidak di dusun di depan di Des
91

ah olah pada saat rumah. setiap a.


organi kerja bakti dusun
k pada
saat
kerja
bakti

4. Pelati Untuk 100.000 Sabtu, 6 Ibu Adanya 50.000 Sabtu, Ibu Tim Kant
han pengura april 2019 rumah peningkat 6 april rumah KKN or
daur ngan tangga an 2019 tangga -P Des
ulang sampah dan keterampil dan a
samp anorgani anak- an terkait anak-
ah k anak di pengolaha anak di
anorg sehingga Desa n sampah Desa
anik sampah lampuar anorganik
yang a
telah
diolah
dapat
dimanfaa
tkan
kembali

Tingginy Penyuluh Meningk 50.000 Rabu, 3 Semua Bertamba Senin, Tim Rua
a an ke atkan April 2019 siswa hnya 15 April KKN ng
perokok MTs kesadara kelas VII kesadaran 2019 -P kela
92

Terkait n dan dan VIII siswa s


tentang persepsi MTs di terkait
bahaya siswa desa bahaya
di semua Rokok tentang Lampuar Rokok
tempat bahaya a
rokok

Posyand Bekerja Untuk 100.000 Kamis, 18 Seluruh Bisa lebih Kamis, Seluruh Tim Posy
u Lansia sama meningk April 2019 lansia mengetah 18 April lansia KKN and
tidak dengan atkan yang ada ui tentang 2019 yang -P, u
aktif. pihak derajat di Desa sejauh ada di NAK
puskesm kesehata Lampuar mana Desa ES
asuntuk n dasn a derajat Lampu dan
Pengakti mutu sebanyak kesehatan ara kad
fkan kehidupa 80 orang. lansia sebany er
Kembali n usia ak 80
Posyand lanjut orang.
u Lansia untuk
mencapa
i masa
tua yang
bahagia
dan
berdaya
93

guna
dalam
kehidupa
n
keluarga
dan
masyarak
at
Program Tambahan
Masalah Penyuluh Meningk 50.000 Selasa, 2 Siswa Siswa siswi 19.000 Senin, Siswa Tim LCD Mes
kurangny an ke atkan April 2019 siswi menjadi 1 April siswi KKN dan jid
a Madrasa kesadara Madrasa tau 2019 Madras -P Lapto seko
kebersih h n siswa h tentang ah p lah
an Ibtidaiya tentang Ibtidaiya indikator Ibtidaiy
lingkung h (MI) cara-cara h (MI) hidup ah
an Terkait hidup kelas 5 bersih dan (MI)kel
tentang bersih dan 6 sehat di as 5
hidup dan sekolah dan 6
sehat sehat

Penyuluh Meningk 50.000 Senin, 1 Siswa Meningkat 19.000 Selasa, Siswa Tim LCD Rua
an PHBS atkan April 2019 siswi nya 2 April siswi KKN dan ng
di SDN pengetah SDN 366 pengetahu 2019 SDN -P Lapto Kela
366 uan Leppang an dari 366 p s
94

Leppang tentang an kelas siswa dan Leppan


an perilaku 5 dan 6 siswi gan
hidup tentang kelas 5
bersih perilaku dan 6
dan hidup
sehat sehat
Pencapai Penyuluh Untuk 23 dan 25 Seluruh 23 dan Seluruh Tim LCD Posy
an KB an KB mewujud April 2019 ibu hamil 25 April ibu KKN dan and
yang kan yang 2019 hamil -P Lapto u
kurang keluarga hadiryan yang NAK p
yang g ada di hadirya ES
sejahtera desa ng ada dan
lampuar di desa kad
a lampua er
sebanyak ra
39 orang. sebany
ak 39
orang.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Matriks Planning Of Action (POA)

Planning of action (POA) adalah kumpulan kegiatan dan pembagian

tugas diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu program.

Berikut adalah POA mahasiswa KKN-P STIKES Mega Buana Palopo di

Desa Lampuara Kec. Ponrang Selatan Kab. Luwu.

58
59

Tabel 4.1
Planning Of Action (POA) KKN-P STIKES Mega Buana Palopo Desa Lmpuara Kec. Ponrang Selatan Kab. Luwu
Minggu pertama Tahun 2019

NO Hari/ tanggal Pukul/Jam Kegiatan Ket.

1 Senin, 18/3/2019 10.00 - 11.00 Wita Penerimaan di Kantor Camat Kantor Camat

    20.00 - 22.00 Wita Pembuatan Struktur Organisasi Tim KKN-P

Tim KKN-P,
2 Selasa, 19/3/2019 08.00 - 13.30 Wita Analisis Situasi SEKDES

Tim KKN-P,
    17.00 - 18.30 Wita Analisis Situasi SEKDES

    21.00 - 23.00 Wita Pembuatan Kuesioner TIM KKN-P

TIM KKN-P dan


3 Rabu, 20/3/2019 08.00 – selesai Penerimaan di Kantor Desa Lampuara Aparat Desa

TIM KKN-P Dan


    14.00 - 18.00 Wita Pembagian KUESIONER Kader Kesehatan

    20.00 - 23.00 Wita Rekap Hasil KUESIONER siang. TIM KKN-P


60

4 Kamis, 21/3/2019 08.00 - 12.00 Wita Pembagian KUESIONER TIM KKN-P

    13.00 - 18.00 Wita Rekap Hasil KUESIONER siang. TIM KKN-P

5 Jumat, 22/3/2019 08.00 - 11.30 Wita Pembagian KUESIONER TIM KKN-P

    13.00 - 18.00 Wita Rekap Hasil KUESIONER siang. TIM KKN-P

6 Sabtu, 23/3/2019 08.00 - 12.00 Wita Pembagian KUESIONER TIM KKN-P

    13.00 - 18.00 Wita Rekap Hasil KUESIONER siang. TIM KKN-P

7 Minggu, 24/3/2019 08.00 - 23.00 Wita Input Data Kuesioner TIM KKN-P
Minggu kedua

Penentuan Prioritas Masalah dan Alernatif


1 Senin, 25/3/2019 08.00 - 12.00 Wita Pemecahan Masalah TIM KKN-P,

Penyusunan Program Kerja Sesuai dengan Tim KKN – P dan


2 Selasa, 26/3/2019 08.00 - 17.00 Wita Prioritas Masalah Kader Kes.

3 Rabu, 27/3/2019 08.00 - 17.00 Wita Persiapan MMD Tim KKN-P


dibantu Kader
Kes.
61

Tim KKN-P
dibantu Kader
4 Kamis, 28/3/2019 08.00 - 17.00 Wita Persiapan MMD Kes.

Tim KKN-P dan


5 Jumat, 29/3/2019 08.00 - 17.00 Wita MMD Di Kantor Desa Lampuara Lintas Sektor

Penyusunan POA, Persiapan Penyuluhan Di


6 Sabtu, 30/3/2019 08.00 - 17.00 Wita Sekolah – Sekolah Tim KKN-P
Minggu 3

TIM KKN-P,
KEPSEK dan
1 Senin, 1 April 2019 10.00 Wita - Selesai Penyuluhan PHBS Di MI Desa Lampuara Guru.

Pembawa materi MI Desa Lampuara ( Wahyuni Gasari dan


      Nurlatifah)

TIM KKN-P,
Penyuluhan PHBS Di SDN 366 Leppangan Dan KEPSEK dan
2 Selasa, 2 April 2019 10.00 Wita - Selesai MI Desa Lampuara Guru.

      Pembawa materi SDN 366 Leppangan (Teresia P. Dan Nirmalasari)

3 Selasa, 2 April 2019 ISRA MI"HRACH Desa Olang


62

Kerja Bakti, Pembuatan Tempat Sampah dan TIM KKN-P,


5 Jumat, 5 April 2019 08.00 Wita – Selesai Lubang di Belakang Rumah Di Dusun Ujung Aparat Desa,

Pelatihan Daur Ulang Sampah Plastik Di Kantor Tim KKN-P Dan


6 Sabtu, 6 April 2019 16.00 Wita – Selesai Desa Lampuara Masyarakat.

7 Minggu, 7 April 2019 Senam Di Posko/Pembuatan Laporan


Minggu 4

Koordinasi dengan Kapus terkait pengadaan


Senin, 8 April 2019  
1 Posyandu Lansia TIM KKN-P

2 Selasa, 9 April 2019   Koordinasi dengan Bidan Desa Lampuara TIM KKN-P

Koordinasi Dengan Plt Kepala Desa Lampuara


3 Rabu, 10 April 2019 Tentang Pelaksanaan Kerja Bakti di Hari jumat TIM KKN-P

Koordinasi dengan Kepala Dusun Leppangan TIM KKN-P,


Kamis, 11 April 2019  
4 Tentang Persiapan/Pengumuman Kerja Bakti Aparat Desa,

08.00 Wita – Kerja Bakti, Pembuatan Tempat Sampah dan


5 Jumat, 12 April 2019 Selesai Lubang di Belakang Rumah Di Dusun Leppangan dan Masyarakat.

6 Sabtu, 13 April 2019 08.00 Wita-selesai Pembuatan Laporan Tim KKN-P


Dan
Masyarakat.
63

7 Minggu,14 April 2019 08.00 Wita-selesai Senam Di Posko/Pembuatan Laporan


Minggu 5

TIM KKN-P,
09.00 Wita – Penyuluhan bahaya rokok Di MTs Desa KEPSEK dan
1 Senin, 15 April 2019 Selesai Lampuara Guru.

      Pembawa materi (Hasnawati, Selvi dan Ririn)

      Pembawa materi (Hasniah, Sri Ayu Lestari dan Fitriani)

TIM KKN-P,
NAKES, Kader
3 Rabu, 17 April 2019 Persiapan Posyandu Lansia Kes.

TIM KKN-P,
08.00 Wita – NAKES, Kader
4 Kamis, 18 April 2019 Selesai Pelaksanaan Posyandu Lansia Kes.

5 Jumat, 19 April 2019 08.00 Wita – Kerja Bakti, Pembuatan Tempat Sampah dan TIM KKN-P,
Selesai Lubang di Belakang Rumah Di Dusun Lampuara Aparat Desa,
64

Tim KKN-P
08.00 Wita – Dan
6 Sabtu, 20 April 2019 Selesai Senam Di Posko/Pembuatan Laporan Masyarakat.

Tim KKN-P
Dan
7 Minggu, 21 April 2019 Senam Di Posko/Pembuatan Laporan Masyarakat.

Pembuatan Laporan dan Persiapan Materi


1 Senin,22 April 2019 Untuk Posyandu Dahlia TIM KKN-P
Minggu 6  

TIM KKN-P,
NAKES, Kader
2 Selasa, 23 April 2019 08.00 Wita - Selesai Penyuluhan KB di Posyandu Dahlia Kes.

3 Rabu,24 April 2019 Pembuatan Laporan

4 Kamis, 25 April 2019 08.00 Wita - Selesai Penyuluhan KB di Posyandu Keladi

Kerja Bakti, Pembuatan Tempat Sampah dan TIM KKN-P,


5 Jumat, 26 April 2019 08.00 Wita - Selesai Lubang di Belakang Rumah Di Dusun Tanete Aparat Desa,

6 Sabtu, 27 April 2019 Pembuatan Laporan Tim KKN-P Dan


65

Masyarakat.

7 Minggu, 28 April 2019 Senam Di Posko/Penyerahan Soft cofy Laporan Ke korcam

Penilaian kebersihan dan pengolahan sampah di TIM KKN-P,


senin,29 April 2019
1 08.00 Wita - Selesai dusun ujung Aparat Desa,

2 Selasa, 30 April 2019 08.00 Wita - Selesai Penilaian kebersihan dan pengolahan sampah di dusun Leppangan

Penilaian kebersihan dan pengolahan sampah di


3 rabu, 1 Mei 2019 08.00 Wita - Selesai dusun Lampuara TIM KKN-P.
Minggu 7

Penilaian kebersihan dan pengolahan sampah di


kamis, 2 Mei 2019
4 08.00 Wita - Selesai Tanete TIM KKN-P.

Penilaian Kebersihan dan Pengolahan sampah di TIM KKN-P. Dan


Jumat, 3 Mei 2019
5 08.00 Wita - Selesai setiap Dusun Oleh Aparat Desa Aparat Desa

Rekapan Penilaian Lomba Kebersihan dan TIM KKN-P,


Sabtu, 4 Mei 2019
6   Pengolahan Sampah perdusun Aparat Desa
66

1 Kamis, 9 Mei 2019   Perpisahan/pelepasan di desa Lampuara TIM KKN-P


Minggu 8
2 Jumat, 10 Mei 2019 Seminar Kecamatan dan Penarikan TIM KKN-P

         

Tabel 4.2
Matriks Hasil Kegiatan KKN-P STIKES Mega Buana Palopo Desa Lampuara Kec. Ponrang Selatan Kab. Luwu
Tahun 2019
2. Matriks Hasil Kegiatan

Target Capaian Bahan


Pelak
Penunj
sana
N ang
Masalah Kegiatan
o Tujuan Biaya Waktu Sasaran Kehadiran % Biaya Waktu Sasaran Kehadiran %
Sumber
Dana
1 penangan 5. Kerja Meningkatka Rp.100. Sekali Masyara 1. Dusun 50 Rp. 5-26 Masyarak 1. Dusun 33 Tim D
. an bakti n kebersihan 000 semingg kat Ujung 237 % 50.000 April at Desa Ujung 80 % KKN L
sampah setiap dan u Lampuar KK (mahasis 2019(se Lampuara KK -P, u
yang 2. Dusun wa). tipa 2. Dusun 15
67

kurang jum’at kesadaran Pada a Leppanga jumat) Leppanga % dan


dan masyarakat tanggal 5 n 130 KK n20 KK Peme
Penga akan April -26 3. Dusun 3. Dusun 23 rinta
daan pentingnya April Lampuara Lampuara % h
tempa menjaga (setiap 167 KK 40. Desa
t kesehatan jum’at) 4. Dusun 4. Dusun 60
sampa lingkungan dilaksana Tanete 99 Tanete 60 %
h di kan di KK KK
setiap setiap
rumah dusun
(pener
apan
denda
)

6. Lomb Memberikan Rp. Jum’at 3 Semua 1. Dusun 50 Rp.500.0 Jumat 3 Masyarak 5. Dusun 33 Tim D
a motifasi 500.00 Mei 2019 Dusun di Ujung % 00 Mei at Desa Ujung 80 % KKN L
Keber kepada 0 Desa 237 KK 2019 Lampuara KK -P, u
sihan. masyarakat Lampuar 2. Dusun 6. Dusun 15 dan
untuk a Leppang Leppanga % Peme
berperan an 130 n20 KK rintah
dalam KK 7. Dusun 23 Desa
meningkatka 3. Dusun Lampuara %
n kesehatan Lampua 40.
lingkungan ra 167 8. Dusun 60
KK Tanete 60 %
4. Dusun KK
Tanete
99 KK
68

7. Pemb Untuk Rp.150. 5 April Masyara Satu dusun 1 70 Rp.150.0 5-26 Masyarak Satu dusun 10 Tim D
uatan pengurangan 000 -26 April kat lubang % 00 April at Desa 1 lubang 0 KKN L
luban volume (setiap Lampuar percontohan. 2019 Lampuara percontohan. % -P u
g sampah jum’at) a dan
pena organik yang dilaksana Masy
mpun tidak di olah kan di arakat
gan setiap
sampa dusun
h pada saat
organi kerja
k bakti

8. Pelati Untuk Rp.100. Sabtu, 6 Ibu Kader 80 Rp. Sabtu, Ibu rumah Anak SD 72 Tim K
han pengurangan 000 april rumah Posyandu 10 % 50.000 6 april tangga Perwakilan % KKN r
daur sampah 2019 tangga 0rang dan ( Mahasi 2019 dan anak- dusun -P D
ulang anorganik dan perwakilan swa). anak di sebanyak 13
sampa sehingga anak- setipa dusun Desa orang.
h sampah yang anak di 2 orang.
anorg telah diolah Desa
anik dapat lampuara
dimanfaatka
n kembali
2 Penyuluh Meningkatka Rp. Rabu, 3 Semua Semua 80 Rp.50.00 Senin, Semua 87 siswa 89 Tim R
. an ke n kesadaran 50.000 April siswa siswa Mts % 0 15 siswa % KKN g
Tingginy MTs dan persepsi 2019 kelas VII Kelas VII ( Mahasi April kelas VII -P k
a Terkait siswa dan VIII dan VIII swa). 2019 67 orang
perokok tentang tentang MTs sebanyak 98 dan VIII
di semua bahaya bahaya berjumla orang. 31 orang
tempat Rokok rokok h 98 MTs di
orang di desa
69

desa Lampuara
Lampuar
a

Bekerja Untuk Rp.100. Kamis, Seluruh Semua 75 Rp. Kamis, Seluruh Yang hadir 8 Tim K
sama meningkatka 000 18 April lansia Lansia Hadir % 100.000 ( 18 lansia di posyandu % KKN r
dengan n derajat 2019 yang ada 80 0rang. Mahasis April yang ada lansia -P, D
pihak kesehatan di Desa wa) 2019 di Desa sebanyak 7 BIDE
puskesma dasn mutu Lampuar Lampuara orang. S,
suntuk kehidupan a Tim
Pengaktif usia lanjut PKM,
Tidak kan untuk dan
3 amtifnya Kembali mencapai Kader
. posyandu Posyandu masa tua .
lansia Lansia yang
bahagia dan
berdaya
guna dalam
kehidupan
keluarga dan
masyarakat

Program Tambahan
1 Masalah Penyuluha Meningkatka Rp. Selasa, 2 Siswa Seluruh 75 Rp. Senin, Siswa Yang hadir 96 Tim LCD M
70

kurangnya n ke n kesadaran 50.000 April siswi siswa kelas % 50.000 1 April siswi kelas V % KKN dan d
kebersihan Madrasah siswa 2019 Madrasa V dan VI (Maasis 2019 Madrasa dan VI -P Laptop s
lingkungan Ibtidaiyah tentang cara- h sebanyak 65 wa) h sebanyak a
(MI) cara hidup Ibtidaiya orang. Ibtidaiya 63 orang.
Terkait bersih dan h (MI) h
tentang sehat kelas V (MI)kela
hidup sehat sebanyak sV
30 orang sebanyak
dan 30 orang
Kelas VI dan VI
sebanyak sebanyak
35 orang. 35 orang.

Penyuluha Meningkatka 50.000 Senin, 1 Siswa 75% Rp. 19.000 Selasa, Siswa Yang hadir 88 Tim LCD R
n PHBS di n April siswi 50.0 2 April siswi kelas V % KKN dan g
SDN 366 pengetahuan 2019 SDN 366 00 2019 SDN 366 dan VI -P Laptop K
Leppangan tentang Leppang (Ma Leppang sebanyak
perilaku an kelas hasi an kelas 52 orang.
hidup bersih V swa V
dan sehat sebanyak ) sebanyak
27 orang 27 orang
dan kelas dan VI
VI sebanyak
sebanyak 32 orang.
32 orang.

2 Pencapaian Penyuluha Untuk 23 dan Seluruh 85% 09.00 23 dan Seluruh Jumlah ibu 94 Tim LCD
KB yang n KB mewujudkan 25 April ibu hamil 25 ibu hamil hamil yang % KKN dan
kurang keluarga 2019 sebanyak April sebanyak hadir di -P Laptop
yang 39 orang 2019 39 orang posyandu NAK
dahlia dan
71

sejahtera keladi ES
sebanyak dan
37 orang kader

Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat kerja bakti adalah pembuatan lubang penampungan sampah di setiap rumah.

Pembuatan lubang sampah dibuat di setiap rumah kepala Dusun sebagai contoh awal. Selain pembuatan lubang masyarakat

juga membersihkan pekarangan rumah masing-masing di setiap Dusun. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar guna untuk mencegah penyakit yang akan

timbul akibat kurangnya kebersihan lingkungan.

Evaluasi dari kegiatan ini terlihat dari partisipasi masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan kerja bakti. Target yang

diberikan sebesar 70% masyarakat yang ikut berpartisipasi setiap minggunya, pada ke 3 dusun target telah tercapai. Adapun

dusun leppangang partisipasi masyarakat masih belum memenuhi target 70%, namun perubahan kebersihan lingkungan

sudah terlihat dan telah ada perubahan sebelum dan setelah kegiatan dilakukan. Dari ke 3 dusun yaitu Dusun Ujung,

Lampuara dan Dusun Tanete target telah tercapai, besarnya partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan terlihat dari

perubahan kondisi lingkungan sebelum dan setelah dilaksanakannya kegiatan kerja bakti. Kegiatan ini juga memakai
72

peraturan sistem denda, denda akan diberikan kepada kepala Dusun yang jika masyarakatnya kurang berpartisipasi pada saat

kerja bakti. Sistem denda diberikan untuk mengangkat semangat para kepala Dusun untuk memberikan arahan kepada

masyarakat agar mau dan sadar untuk membersihkan dan menjaga kebersihan lingkungan.

1. Pelatihan Daur Ulang Sampah Anorganik

Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan persuratan dan kerja sama terlebih dahulu dengan para Kepala Dusun dan

kader-kader yang ada di Desa Lampuara. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6 april 2019 bertempat di Kantor Desa

Lampuara. Besarnya partisipasi dari pihak terkait menjadikan kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik.

Kegiatan pelatihan daur ulang sampah anorganik ini bertujuan untuk mengurangi sampah anorganik (sampah plastik)

yang tidak dapat terurai, pelatihan ini diberikan kepada para kader, ibu rumah tangga dan anak-anak di desa Lampuara

dengan memerikan pelatihan dan cara-cara mengubah sampah plastik menjadi hiasan –hiasan rumah seperti bunga, tempat

sampah, tempat tisyu yang bisa menjadi nilai jual. Memberikan pelatihan daur ulang sampah plastik akan membantu

mengurangi volume sampah anorganik sekaligus menambah pengetahuan dan kreatifitas bagi masyarakat Lampuara.
73

Evaluasi dari kegiatan pelatihan ini dapat dilihat dari sebelum diberikan pelatihan masih banyaknya ibu rumah tangga

dan anak-anak yang belum mengetahui tentang cara mendaur ulang sampah plastik dan masih banyaknya sampah plastik

yang tidak di olah. Setelah diberikannya pelatihan terlihat bahwa adanya perubahan masyarakat, masyarakat menjadi lebih

bisa mengolah dan mendaur ulang sampah plastik menjadi hiasan bunga dan juga bernilai jual, selain itu sampah plastikpun

berkurang dan tidak lagi berserakan.

Hal ini berarti bahwa ada perkembangan dari masyarakat tentang pendaurulangan sampah plastik yang diberikan.

Terealisasinya kegiatan pelatihan ini disebabkan oleh besarnya dukungan dan partisipasi dari seluruh pihak terkait.

2. Penyuluhan Rokok

Persiapan awal dari kegiatan ini adalah dengan melakukan persuratan dan koordinasi dengan kepala desa, seluruh kepala

dusun yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan ini dilaksanakan pada 15 April 2019 di MTs Desa Lampuara

kelas 1 dan 2 dengan pemateri mahasiswa KKN-P STIKES Mega Buana Palopo.

Penyuluhan ini bertujuan untuk menyampaikan bahaya-bahaya dari rokok, dan bagaimana cara menolak ajakan merokok.

Hal ini diharapkan agar para siswa dapat memahami dampak negatif dari perokok aktif dan pasif serta bgaimana cara-cara
74

dalam menolak rokok jika ada yang mengajak merokok. Selain itu para siswa juga diharapkan dapat menjadi pengawas rokok

di rumah masing-masing, para siswa ini nantinya akan mengawasi orang tua masing-masing dan menyarankan orang tua

untuk merokok di luar rumah jika ada yang merokok. Menjadikan para anak-anak menjadi pengawas rokok diharapkan dapat

merubah kebiasaan merokok dalam rumah yang dilakukan oleh keluarga sehingga dapat berhenti melakukan kebiasaan

merokok di dalam rumah dan didekat keluarga.

Evaluasi dari penyuluhan rokok ini dilihat dari hasil pretest yang diberikan, hasil pretest menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan siswa tentang bahaya rokok masih kurang, 51% siswa masih kurang paham tentang bahaya-bahaya akibat

rokok. Setelah diberikan penyuluhan pengetahuan siswa meningkat menjadi 87% peningkatan ini dilihat dari hasil posttest

yang di berikan setelah penyuluhan dilakukan. Peningkatan pengetahuan siswa menunjukkan bahwa program penyuluhan

yang diberikan telah berhasil.

Kegiatan ini berjalan dengan baik dan siswa mampu memahami apa yang telah disampaikan dan pengetahuan siswapun

menjadi bertambah dan menjadi tau tentang dampak negatif dari rokok.
75

3. Pengaktifan Kembali Posyandu Lansia

Persiapan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan melakukan persuratan kepada Kepala Puskesmas Ponrang

Selatan, Kepala Desa Lampuara, Bidan Desa, kader Desa dan seluruh kepala dusun dengan tujuan untuk memberitahukan

kepada masyarakat lanjut usia terkait pelaksanaan kegiatan posyandu lansia. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Desa

Lampuara pada tanggal 18 April 2019. Adapun sasaran dari posyandu lansia ini yaitu seluruh lansia yang ada di Desa

Lampuara yang berumur 60 tahun ke atas.

Tujuan diaktifkannya kembali posyandu lansia yaitu untuk memeriksa dan meninjau kesehatan lansia, memberikan

pengobatan serta memberi pemahaman kepada lansia tentang cara menjaga tubuh agar tetap sehat. Sebelum posyandu lansia

dilakukan, terlebih dahulu lansia diberikan senam, tujuan dari senam lansia yaitu untuk menjaga tubuh para lansia dalam

keadaan sehat dan aktif untuk membina dan meningkatkan kesehatan, kebugaran dan kesegaran jasmani dan rohani.

Evaluasi posyandu lansia sebelum diaktifkannya kembali posyandu lansia ada beberapa masyarakat dan para lansia yang

mengeluh tentang tidak adanya lagi posyandu lansia yang di adakan oleh tenaga NAKES, mengeluh tinggi kolestrol dan
76

tekanan. Setelah melakukannya senam lansia dan pengaktifan kembali posyandu lansia, lansia menjadi datang ke posyandu

melakukan pemeriksaan dan pengobatan, dan setelah diberikannya senam lansia dan posyandu tekanan darah para lansia

menjadi stabil.

Pengaktifan kembali posyandu lansia ini diharapkan dapat terus berjalan setiap bulannya agar kesehatan para lansia dapat

selalu di pantau oleh tenaga NAKES.

4. Lomba Kebersihan

Kegiatan lomba kebersihan ini melibatkan langsung kepala Camat Ponrang Selatan sekaligus Kepala Desa sementara

Desa Lampuara, semua Kepala Dusun, Kepada BPD serta para anggotanya. Puncak kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 3

Mei 2019. Seperti yang telah di paparkan sebelumnya, partisipasi masyarakat saat kegiatan gotong royong berlangsung

masyarakat sangat berpartisipasi dengan baik.

Adapun hasil dari kegiatan lomba ini adalah, sesuai dengan ketentuan lomba dan hasi kesepakatan bersama dari para

aparat desa, Dusun yang terbersih dengan partisipasi masyarakat yang sangat baik adalah Dusun Tanete. Adapun yang
77

menjadi penilaian utama dari lomba kebersihan ini adalah tingkat kebersihan Dusun, besarnya partisipasi masyarakat dan

keaktivan kepala Dusun dalam menggerakkan masyarakatnya.

Selain ke tiga prioritas masalah ada program tambahan, sebagai berikut:

1. Penyuluhan PHBS

Penyuluhan PHBS ada 2 yaitu 7 langkah cuci tangan dan gosok gigi,dan dilakukan di 2 sekolah dasar. Persiapan yang

dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah berkoordinasi dengan pihak Sekolah Dasar (SD) melalui persuratan dan

kunjungan langsung serta memberitahukan segala hal terkait pelaksanaan dan sasaran kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan

pada 1 April 2019 di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan 2 April 2019 di SD 366 Leppangan. Kegiatan ini dilaksanakan pada

siswa kelas 5 dan 6 yang berjumlah 41 siswa untuk MI dan 51 siswa untuk SD.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman anak-anak di Madrasah Ibtidaiyah

Lampuara dan SD Leppangan tentang perilaku hidup bersih dan sehat sehingga mereka dapat menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari baik itu ketika berada di lingkungan sekolah maupun ketika berada dirumah.
78

Evaluasi penyuluhan, sebelum diberikan penyuluhan masih banyak anak-anak yang belum benar dalam melakukan 7

langkah cuci tangan dan masih ada anak-anak yang belum tau dampak jika tidak melakukan PHBS, hal ini dilihat dari hasil

pretest yang diberikan. Sebelum diberikan penyuluhan, hasil pretest menunjukkan bahwa 40% siswa MI yang belum paham

tentang cara hidup bersih dan sehat. Setelah diberikann penyuluhan dan praktek langsung bagaimana 7 langkah cuci tangan

dan cara hidup bersih dan sehat lainnya, pengetahuan siswa meningkat menjadi 93%, peningkatan ini dilihat setelah

dilakukan posttest. Selain itu peneingkatan pengetahuan juga mengalami peningkatan pada siswa SD leppangang setelah

diberikan penyuluhan. Sebelum diberikan penyuluhan tentang PHBS phasil pretest menunjukkan bahwa pemahaman siswa

SD Leppangan rata-rata hanya 40,4% dan mengalami peningkatan setelah diberikan penyuluhan sebesar 96%, peningkatan

pengetahuan siswa MI dan SD Lepanngang menunjukkan bahwa penyuluhan yang diberikan telah berhasil dan bisa membuat

pemhaman para siswa menjadi meningkat. Kegiatan ini berjalan dengan baik karena adanya kerja sama dan dukungan yang

baik dari pihak Sekolah Dasar Leppangan serta besarnya antusias para anak-anak dalam menerima materi penyuluhan PHBS.

2. Penyuluhan KB
79

Persiapan awal dari kegiatan ini adalah dengan melakukan koordinasi dengan Kepala Desa, bidan Desa, kader

posyandu, dan seluruh kepala dusun yang turut membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan ini dilaksanakan di

Desa Lampuara pada April 25 April 2019 di posyandu keladi dengan pemateri mahasiswa KKN-P STIKES Mega Buana

Palopo.

Penyuluhan ini bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera serta memberikan pengetahuan kepada para

ibu hamil tentang pentingnya berKB.

Evaluasi dari penyuluhan KB ini dilihat dari hasil pretest yang diberikan, hasil pretest menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu hamil tentang KB masih kurang, 80% ibu hamil masih kurang paham tentang pentingnya ber KB.

Setelah diberikan penyuluhan pengetahuan ibu hamil meningkat menjadi 93% peningkatan ini dilihat dari hasil posttest

yang di berikan setelah penyuluhan dilakukan. Peningkatan pengetahuan ibu hamil menunjukkan bahwa program

penyuluhan yang diberikan telah berhasil.


80

Kegiatan ini berjalan dengan baik dan para ibu hamil mampu memahami dan aktif saat penyuluhan berlangsung,

hal ini di tunjukkan pada saat kegiatan berlangsung dan banyaknya para ibu hamil yang bertanya pada saat sesi tanya

jawab berlangsung.
81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan KKN-P mahasiswa program studi S1 Kesehatan Masyarakat, S1 Keperawatan dan D-IV Kebidanan STIKES

Mega Buana Palopo yang dilaksanakan di Desa Lampuara Kec. Ponrang Selatan Kab. Luwu pada tanggal 18 Maret 2019 sampai
82

10 Mei 2019 dapat terlaksana dengan baik. Melalui kegiatan KKN-P, mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis,

memprioritaskan serta mampu menentukan dan melaksanakan alternatif pemecahan masalah yang terkait dengan permasalahan-

permasalahan yang ditemukan dilapangan terutama permasalahan kesehatan yang dialami oleh masyarakat. Selain itu,

mahasiswa mampu bersosialisasi dengan aparat desa dan masyarakat serta mampu meningkatkan kreatifitas dan kerja sama antar

masyarakat dan mahasiswa sendiri.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terjadi di Desa Lmpuara Kec.Ponrang Selatan Kab.Luwu yang telah

dianalisis dapat disimpulkan masih memerlukan perhatian serius dan tindakan nyata dari pemerintah dan semua pihak terutama

di bidang kesehatan individu masyarakat dan kesehatan lingkungan.

Dalam Kegiatan KKN-P ini Mahasiswa berpartisipasi dalam hal peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat

khususnya anak usia sekolah tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pentingnya KB bagi masyarakat khususnya ibu

hamil dan ibu pasca melahirkan, pentingnya mengetahui bahaya-bahaya perokok pasif dan aktif, membuang sampah pada

tempatnya memiliki tempat pembuangan sampah disetiap rumah, mampu mengubah sampah anorganik menjadi barang yang

bernilai jual, dan penghidupan kembali posyandu lansia di Desa.


83

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama proses kegiatan KKN-P tersebut berlangsung

mendapatkan respon yang baik oleh masyarakat dan seluruh pihak yang dibuktikan dengan besarnya antusias dan partisipasi

masyarakat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-P STIKES Mega Buana Palopo.

B. Saran

Untuk melengkapi kesimpulan tersebut, berikut beberapa saran yang diajukan :

1. Bagi Pemerintah

Diharapkan kepada seluruh aparat pemerintah di Desa Lampuara dan Puskesmas Ponrang selatan untuk lebih

meningkatkan kedisiplinan kerja dan kerja sama lintas sektoral dengan instansi terkait dalam memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat melalui upaya perbaikan dan peningkatan sanitasi lingkungan, peningkatan pengetahuan dan

pemahaman masyarakat, peningkatan kegiatan kerja bakti dan upaya-upaya perbaikan pelaksanaan kerja agar kinerja yang

dihasilkan dapat lebih meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.


84

2. Bagi Stake-Holder

Diharapkan kerja sama dan partisipasinya dalam membantu setiap kegiatan-kegiatan atau program kesehatan yang

dilakukan oleh pemerintah dan pihak puskesmas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3. Bagi Masyarakat

a. Diharapkan kepada masyarakat agar dapat bekerja sama dengan pihak kesehatan dan pemerintah setempat serta ikut

berpartisipasi dalam program-program kesehatan yang diadakan oleh instansi kesehatan setempat maupun program-

program yang diadakan oleh pemerintah setempat.

b. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih peduli dan memperhatikan kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat

serta lebih meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari agar tercipta

masyarakat yang lebih sehat dan peduli lingkungan.

Selain hal diatas, diharapkan pula kepada pihak terkait agar dapat melanjutkan dan menerapkan program-program kerja

yang telah kami lakukan selama kegiatan KKN-P ini berlangsung sehingga program ini dapat menjadi program-program rutin

dalam hal peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Adapun program-program kerja tersebut adalah sebagai berikut:
85

1. Jumat Bersih, pengadaan tempat sampah dan pembuatan lubang sampah (dengan penerapan denda).

2. Lomba kebersihan.

3. Pelatihan daur ulang sampah anorganik.

4. Penyuluhan PHBS.

5. Penyuluhan Rokok..

6. Posyandu lansia.

7. Penyuluhan KB.

Anda mungkin juga menyukai