Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

DALAM MEINGIMPLEMENTASIKAN MURALISASI “GREEN


CRIMINOLOGY “.

Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Genap 2019/2019 Mata
Kuliah Kriminologi Visual

Dosen Pengampu : Chazizah Gustina M.Krim

Disusun oleh:
Ahmad Hilman Ario Yudhanto 1743500934
Armina Wati 1743500819
Chintya Dela Venia 1743500496
Cut Hafidah 1743500884
Devi Wulandari 1743500637
Hany Nur Agustina 1743500041
Ineu Sonia FTP 1743400868
Meidina 1743500322
Meiliza Dwi Cahyani 1743500561
Nurul Husna 1743500371

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA

2019

1
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah sampah sepertinya sudah tidak asing lagi ditelinga siapapun. Saat
kita mendengar istilah sampah, maka kita langsung memikirkan tumpukan limbah
yang dikerubungi lalat dan berbau busuk. Sampah merupakan material sisa baik
dari hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan
ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas. Secara umum, keberadaan
sampah tidaklah diinginkan oleh manusia. Bukti nyatanya bisa kita lihat di
lingkungan kita sendiri.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan membawa dampak negatif
bagi kehidupan manusia.Kita sering melihat sampah yang dibiarkan menumpuk
tinggi di pinggir jalan. Tikus dan berbagai serangga yang membawa penyakit
menjadikan tumpukan sampah itu rumah mereka. Walaupun demikian tetap saja
setiap hari manusia menghasilkan sampah, baik organik maupun anorganik. Di
daerah yang padat penduduknya, jumlah sampah yang dihasilkan sangatlah besar.

Di berbagai kota besar, sampah menjadi masalah yang cukup pelik. Tidak
terkecuali untuk Kota Tangerang. Menurut Walikota Tangerang, Arief
Wirmansyah, penanganan masalah sampah di Kota Tangerang telah dilakukan
secara komprehenship dan berkesinambungan. Beberapa cara penanggulangan
sampah antara lain penambahan armada truk dan program bank sampah. Pada
pelaksanaannya keefektifan dua hal tersebut tetap tergantung pada peran serta
masyarakat.

Masalah sampah sepertinya sudah tidak asing lagi ditelinga siapapun. Saat
kita mendengar istilah sampah, maka kita langsung memikirkan tumpukan limbah
yang dikerubungi lalat dan berbau busuk. Sampah merupakan material sisa baik
dari hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan
ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas. Secara umum, keberadaan

2
sampah tidaklah diinginkan oleh manusia. Bukti nyatanya bisa kita lihat di
lingkungan kita sendiri.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan membawa dampak negatif
bagi kehidupan manusia. Kita sering melihat sampah yang dibiarkan menumpuk
tinggi di pinggir jalan. Tikus dan berbagai serangga yang membawa penyakit
menjadikan tumpukan sampah itu rumah mereka. Walaupun demikian tetap saja
setiap hari manusia menghasilkan sampah, baik organik maupun anorganik. Di
daerah yang padat penduduknya, jumlah sampah yang dihasilkan sangatlah besar.

Di berbagai kota besar, sampah menjadi masalah yang cukup pelik. Tidak
terkecuali untuk Kota Tangerang. Menurut Walikota Tangerang, Arief
Wirmansyah, penanganan masalah sampah di Kota Tangerang telah dilakukan
secara komprehenship dan berkesinambungan. Beberapa cara penanggulangan
sampah antara lain penambahan armada truk dan program bank sampah. Pada
pelaksanaannya keefektifan dua hal tersebut tetap tergantung pada peran serta
masyarakat.

Pemerintah Kota Tangerang sebenarnya sudah menghimbau agar


masyarakat membuang sampah pada malam hari karena armada truk sampah
mengangkut sampah dari tempat sampah pinggir jalan pada pagi hari. Sayangnya
tetap saja banyak masyarakat yang tidak mematuhi himbauan ini. Akibatnya, pada
siang hari kita masih sering melihat tumpukan sampah yang berceceran sampai ke
jalan raya. Berapapun jumlah armada truk sampah yang tersedia tidak akan bisa
membuat Tangerang bersih kalau masyarakat membuang sampah setiap pada
sembarang waktu. Kalau saja masyarakat mau mematuhi himbauan ini maka Kota
Tangerang bisa terlihat lebih dan rapi.

Program bank sampah sebenarnya cukup efektif dalam mengurangi


volume sampah di Tangerang. Akan tetapi, sama seperti program-program
pemerintah lainnya, bank sampah juga hanya ramai saat awalnya saja. Dari sekian
banyak bank sampah yang ada hanya sedikit yang benar-benar dimanfaatkan oleh
masyarakat.

3
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang tidak akan pilih kasih dalam
penerapan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Sampah. Selain akan menindak warganya membuang sampah sembarang,
pihaknya juga akan menangkap warga dari daerah lain. Begitu juga bagi warga
yang membakar dan mengubur sampah seenaknya.

Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota


Tangerang MayorisNamaga mengatakan larangan membuang sampah
sembarangan, membakar dan mengubur sampah diatur dalam Perda 3 Tahun 2009
serta diperkuat Peraturan Wali Kota (Perwal) 13/2009 tentang Penanganan
Sampah. Kamis (10/5) lalu, 26 warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel)
tertangkap basah membuang sampah sembarangan di trotoar di Jalan Raden
Fatah, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Beberapa warga Kota Tangsel ini
ditangkap Satpol PP dan harus menjalani sidang tindak pidana ringan atau tipiring
yang digelar bekerjasama dengan Pengadilan Negeri (PN) Tangerang dan Kejari
Tangerang.

1.2 Permasalahan

Kenaikan jumlah penduduk dan tingkat konsumsi terhadap barang


mengakibatkan volume sampah meningkat setiap harinya di Jalan BahagiaRt/Rw
02/02 Kelurahan Kreo Selatan Kecamatan Larangan Kota Tangerang. Adanya
masalah sampah yang menyebabkan pencemaran lingkungan, mengganggu
kesehatan, dan keindahan lingkungan. Terbatasnya jumlah TPA sampah di jalan
bahagia kelurahan kreo selatan tangerang ini dan kurangnya daerah resapan
adanya kali besar bertemu dengan kali kecil yang sering menyebabkan banjir pada
musim hujan tiba. Kesadaran masyarakat di Jalan Bahagia untuk peduli terhadap
lingkungan khususnya dalam mengelola sampah masih perlu ditingkatkan.

1.3 Tujuan PKM

Peneliti mengimplementasikan ilmu kriminologi visual dalam masyarakat


dalam bentuk mural dengan media tembok di tempat strategis antara jalan dengan
pemukiman warga, agar mudah untuk diperhatikan. Peneliti mencoba

4
menghimbau warga untuk menanggulangi permasalahan disekitar dengan
memvisualisasikan bahwa pentingnya membuang sampah pada tempatnya karena
dampaknya dan peraturan dengan mengkaitkan Peraturan Daerah untuk
mendorong kedisiplinan masyarakat setempat.

1.4 Keluaran PKM

Luaran yang diharapkan dari program ini adalah adanya kesadaran dari
warga masyarakat tentang hidup bersih yang harus diterapkan dalam masyarakat
dan menciptakan generasi masyarakat yang peduli kesehatan, dan mengurangi
risiko terhadap timbulnya berbagai macam penyakit.

5
BAB 2

Gambaran Umum Masyarakat Sasaran

2.1 Profil Masyarakat Kreo Selatan

Kelurahan Kreo Selatan adalah kelurahan yang berada di kecamatan


larangan, Kota Tangerang, banten, Indonesia. Kelurahan Kreo Terdiri dari 37
Rukun Tetangga dan 8 Rukun Warga. Kreo Selatan ini sering disebut sebagai
kampung pisang dan menjadi salah satu sentra tekstil dan perdagangan
dikotatangerang. Khususnya di Jalan Bahagia yang merupakan Kampung KB atau
Keluarga Berencana ini termasuk kedalamnya. Di Jalan Bahagia terdapat kurang
lebih ada 480 penduduk, 1RW terdapat 06 RT dan disetiap 1 RT nya terdapat
kurang lebih 90 Kepla Keluarga itu sudah terdiri dari masyarakat lansia dan balita,
laki-laki dan perempuan. Mayoritas penduduknya adalah pendatang dikarenakan
wilayah ini merupakan tempat yang strategis yaitu berdekatan dengan Universitas
Budi Luhur, Rumah Sakit Aminah dan PT. Garmen. Tetapi kendala yang dihadapi
disini adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga
lingkungannya walaupun sudah ada sosialisasi dari pihak RW atau RT setempat.

2.2 Profil Tempat Kegiatan

Lokasi sasaran untuk melakukan Program Kreatifitas Mahasiswa yang di


adakan oleh Program Studi Kriminologi Universitas Budi luhur ini
mengimplementasikan kegiatan dalam bentuk Visualisasi atau yang biasa disebut
dengan Mural yang kami angkat bertemakan Green Crimnology yaitu ajakan
untuk mencitai lingkungan dan mematuhi setiap langkah dan larangan yang ada,
kegiatan ini bertempatkan di Jalan Bahagia RT 02 RW 02 Kelurahan Kreo
Selatan. Hasil pengamatan awal yang dilakukan oleh Tim Program Kreatifitas
Mahasiswa kami dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang warga alami
adalah lingkungan yang tidak bersih, karena kurangnya kesadaran diri
masyarakatnya untuk menciptakan lingkungan yang bersih aman dan sehat
padahal setelah kita telusuri lebih lanjut sudah adanya ajakan untuk menjaga
lingkungan secara bersama-sama. Harapannya adalah agar terciptanya keperdulian

6
bagi masyarakat, orang tua dan generasi milenial untuk lebih perduli dengan
lingkungannya.

7
BAB 3

Metode Pelaksanaan

3.1 Pola Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan praktik mural menggunakan media tembok


dengan peralatan mural yang berupa kuas, cat roll, pigment, dan cat dinding.

3.2 Frekuensi Pelaksanaan Program

Kegiatan ini dilaksanakan diantara jalan alternatif rt.01 dan rt.02, yang kurang
lebih luasnya 0,026km². Tema yang peneliti ambil adalah kebersihan lingkungan
yang sifatnya general di masyarakat. Segmentasi kegiatan ini adalah umum,
peneliti mengajak semua kalangan usia masyarakat dari anak anak, remaja, dan
orang tua.

3.3 Teknik Pengumpulan

Wawancara (Interview)

Wawancara atau interview merupakan salah satu teknik pengumpulan


data, dimana terjadi komunikasi secara verbal antara pewawancara dengan subjek
wawancara. Menurut Moleong wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J. Moleong, 2007: 186).

Wawancara merupakan alat pengumpul informasi dengan cara


mengajukan sebuah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula
(Margono, 1997, 165). Teknik wawancara dilihat dari peranan pewawancara dan
yang diwawancarai, terdiri dari wawancara terstruktur dan wawancara tidak
terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara yang menetapkan
sendiri masalah dan pertanyaan yang diajukan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 2).

8
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang digunakan untuk
menemukan suatu informasi yang bukan baku atau informan tunggal. Penelitian
ini menggunakan alat pengumpul data berupa pedoman atau instrumen
wawancara yaitu berbentuk pertanyaan yang diajukan kepada subjek penelitian.
Sedangkan wawancara yang diterapkan adalah wawancara berstruktur.
Wawancara berstruktur,yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga menyerupai check-list (SuharsimiArikunto, 2002: 20).

Selain itu wawancara dilakukan melalui wawancara tak berstruktur yaitu


wawancara dilakukan secara informal, dimana pertanyaan tentang bagaimana
kondisi jln Rs Aminah Rt002 Rw02 kreo selatan larangan.

Di samping itu wawancara dalam penelitian ini juga dikembangkan dengan


wawancara tak berstruktur untuk melengkapi data-data yang masih kurang.
Kelebihan wawancara tak berstruktur antara lain:

Memungkinkan peneliti untuk mendapatkan keterangan dengan lebih cepat. Ada


keyakinan bahwa penafsiran responden terhadap pertanyaan yang diajukan adalah
tepat. Sifatnya lebih luas. Pembatasan-pembatasan dapat dilakukan secara
langsung, apabila jawaban yang diberikan melewati batas ruang lingkup masalah
yang diteliti. Kebenaran jawaban dapat diperiksa secara langsung.
(SoerjonoSoekanto, 1984:25)

Adapun wawancara yang dilakukan peneliti adalah di dalam ruang tertutup


dan ruang terbuka. Wawancara di dalam ruang tertutup yakni di Rumah RT
(Rukun Tetangga), sedangkan wawancara di dalam ruang terbuka antara lain
lingkungan warGa sekitar, dimana terdapat banyak masyarakat, anak kecil
maupun orang dewasa yang melihat atau mendengar proses wawancara. Melalui
wawancara ini peneliti mendapatkan gambaran mengenai bagaiamana keadaan
lingkungan sekitar, kendala-kendala yang dihadapi masyarakat akan kesadaran
lingkungan yaitu masih banyaknya yang membuang sampah sembarangan jln Rs
Aminah Rt002 Rw02 kreo selatan larangan dan upaya yang dilakukan perangkat
desa dan warga untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam menumbuhkan

9
kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan jln Rs Aminah Rt002
Rw02 kreo selatan larangan.

Observasi

Metode observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan dan


pencatatan secara sistematis mengenai fenomena yang diselidiki. Hal ini senada
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Margono observasi diartikan sebagai
pengamatan atau pencatatan yang sistematis terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian (Margono, 1997: 158). Terdapat beberapa variasi bentuk
observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

A. observasi partisipasi aktif, yakni peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-


hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian, sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa
yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
B. observasi partisipasi pasif, yakni peneliti hanya datang di tempat kegiatan
orang yang diamati, mencatat hal-hal yang diamati dan tidak ikut terlibat
dalam kegiatan tersebut. (Sugiyono, 2008: 66).

Berkaitan dengan jenis observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian


ini adalah menggunakan metode observasi partisipasi pasif, yakni peneliti tidak
ikut serta bersama objek yang diteliti, melainkan peneliti hanya berkedudukan
sebagai pengamat yang datang di jln Rs Aminah Rt002 Rw02 kreo selatan
larangan, kemudian mencatat hal-hal yang diamati dengan menggunakan
pedoman pengamatan atau observasi yang sudah dirancang oeh peneliti. Adapun
posisi peneliti dalam mengamati bagaimana peranan masyarakat dan perangkat
desa dalam menumbuhkan kesadaran kebersihan masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan di jln Rs Aminah Rt002 Rw02 kreo selatan larangan adalah di dalam
lingkungan masyarakat secara umum (halaman rumah, lingkungan desa. Dalam
penelitian ini metode observasi partisipasi pasif digunakan dengan maksud untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan peranan masyarakat dalam

10
menumbuhkan kesadaran kebersihan lingkungan jln Rs Aminah Rt002 Rw02 kreo
selatan larangan.

Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang


menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan
pada perkiraan dengan mengambil data yang sudah ada dan tersedia dalam catatan
dokumen (Basrowi dan Suwandi, 2008: 158). Dokumen sendiri menurut Sugiyono
merupakan catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu yang biasanya berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2008:
140).

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang


berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya (SeharsimiArikunto, 2002: 206). Selain itu menurut
Moleong dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data dengan mempelajari
arsip atau dokumendokumen yaitu setiap bahan tertulis baik internal maupun
eksternal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dari dokumen tersebut
dilakukan kajian isi, sehingga diperoleh pemahaman melalui usaha memperoleh
karakteristik pesan (Lexy J. Moleong, 2007: 163).

Adapun manfaat penggunaan dokumentasi sebagaimana dikemukakan


oleh Lincoln antara lain:

a. Dokumentasi dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil,


kaya dan mendorong;
b. Berguna sebagai bukti untuk sustu pengujian;
c. Sesuai dengan penelitian kualitatif karena siatnya alamiah dan sesuai
dengan konteks;
d. Relatif murah dan tidak sukar diperoleh;
e. Tidak reaktif sehingga tidak ditemukan dengan teknik kajian isi;

11
f. Membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan
terhadap sesuatu yang diselidiki (Lincoln dalam Lexy J. Moleong, 2007:
161).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dokumen dimaksudkan untuk


memperkuat atau melengkapi data-data yang sudah ada atau yang telah didapat
oleh peneliti dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Adapun
dokumen yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain berupa data yang
diberikan pihak RT kepada kami. Selain itu juga dilengkapi dengan dokumentasi
foto-foto selama penelitian di lapangan.

3.4 Pengolahan Data

Peneliti menggunakan metode kualitatif, wawancara kepada penanggung jawab rt


setempat (Ketua rt dan kader rt), dokumen data valid rt untuk referensi memenuhi
informasi yang dibutuhkan.

3.5 Analisis Data

Informasi yang didapatkan dari dokumen rtpra kegiatan PKM sesuai dengan fakta
dilapangan, dimana kondisi beberapa titik yang belum terlihat bersih, ternyata
bukan karena rt setempat tidak menghimbau atau membuat kegiatan kebersihan
tetapi masyarakat belum merasa memiliki lingkungan tersebut karena memang
mayoritas penduduknya adalah pendatang. Kendala inti adalah antusias dan
kesadaran masyarakat masih kurang tercipta karena beberapa alasan seperti
kesibukkan pribadi masyarakat dan sebagainya.

3.6 Tahapan Pekerjaan


Adapun metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini
terdapat lima tahapan yang memiliki keterkaitan antar satu sama lain;

OBSERVASI
TRMPAT

12
KUNJUNGAN RT/
IZIN

WAWANCARA /
DATA
PENGUMPULAN

MURAL / PRAKTIK
PKM

LAPORAN PKM

Dari flow map di atas dapat didefinisikan secara gambaran umum sebagai
berikut:

a. Persiapan surveydll
b. Survei daerah sasaran

13
c. Melakukan pengamatan terhadap lingkungan warga masyarakat yang
ditetapkan
d. Izin pelaksanaan kegiatan mural
e. Menetukan tema yang akan di tetapkan
f. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
g. Membuat sketsa gambar pada dinding yang akan dijadikan tempat mural
h. Pelaksanaan program mural di masyarakat
i. Laporan akhir

14
BAB 4

KESIMPULAN

Kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor utama demi


berlangsungnya hidup yang bersih, sehat, dan nyaman. Terhindar dari berbagai
macam penyakit sangat di inginkan oleh setiap orang. Dalam menjaga kebersihan
lingkungan hidup tidak hanya diri kita sendiri, tetapi juga masyarakat, dan juga
pemerintah. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap lingkungan sangat familiar
untuk saat ini. Kebanyakan dari mereka berfikir secara parsial dan hanya ingin
menguntungkan diri sendiri, seperti masalah pembuangan sampah yang tidak pada
tempatnya, pembuangan limbah pabrik, polusi udara, pencemaran air, dan lain-
lain.

Kejahatan lingkungan adalah salah satu tindakan yang merusak alam


ataupun ekosistem didalamnya,r terlebih lagi untuk meciptakan rasa kesadaran
dan kenyaman bagi diri kita sendiri. Banyak sekali problematika di dalamnya
salah satunya adalah kebersihan dimana kebersihan itu adalah sebagian dari iman
itulah kata pepatah kita. Kebersihan adalah keadaan bebas dari segalanya mulai
dari sampah, limbah, asap kendaraan atau industri tetpai masyarkat kita yang
masih kurang sadar bahkan tidak perduli untuk sama sama menjaga lingkungan
kita.

Meledaknya jumlah penduduk di rw 2 tentunya rt 2 ini, ternyata karena


faktor banyaknya kontrakan sehingga makin banyak pendatang dan tidak menutup
kemungkinan akan terus bertambah. disamping masyarakat setempat adalah
pendatang, memang kesibukkan masyarakatnya tidak bisa di prediksikan sehingga
sulit untuk mengumpulkan warganya untuk melaksanakan program-program
kebersihan dan sebagainya. Kebersihan merupakan sebagian dari iman seseorang,
oleh karena itu marilah menjaga kebersihan dengan baik. Lingkungan yang bersih
menjauhkan diri kita dari berbagai macam penyakit, dengan demikian kita akan
menjadi manusia yang sehat, dan di dalam diri manusia yang sehat terdapat akal
yang sehat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Husein, H. M. (1992). Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya.


Jakarta: Bumi Aksara.
JPNN.COM. (2012, Mei 2017). Diambil kembali dari Buang Sampah Sembarangan 26 Warga
Tangsel Di Tangkap: ttps://www.jpnn.com/news/buang-sampah-sembarangan-26-warga-
tangsel-ditangkap
Kompasiana.com. (2016, Juni 07). Diambil kembali dari Permasalahan sampah Di Kota
Tangerang:
https://www.kompasiana.com/elvatisya/5756c9511cafbd8d0dd46d61/permasalahan-
sampah-di-kota-tangerang.
Tim Pengelola Kuliah Kerja Nyata Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Budi Luhur. 2018. Panduan Laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata Universtias
BudiLuhur

16
LAMPIRAN

1. Pada hari kamis tanggal 30 mei 2019 Tim Program Kreatifitas Mahasiswa survey
lapangan untuk proses berjalannya mural setelah itu bertemu dengan pemilik dinding
untuk meminta izin dan sekaligus menjelaskan tujuan diadakannya mural tesebut.

2. Pada hari jum’at tanggal 17 juni 2019 Tim Program Kreatifitas Mahasiswa menemui
bapak Mahdi selaku RT 02 Jalan Bahagia.

3. Pada hari selasa tanggal 18 juni 2019 Tim Program Kreatifitas Mahasiswa
mengkonfirmasi perihal kegiatan Mural bersama bapak Mahdi ketua RT 02 dan ibu
pemilik dinding agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.

17
4. Pada hari rabu tanggal 19juni 2019 Tim Kreatifitas Mahasiswa menatangi kediaman
pak madi selaku ketua rt dan ibu sri selaku kaderdirt 02 untuk meminta data dan
keterangan Masyarakat.

5. Pada Hari Jum’at Tanggal 21 juni 2019 Tim Program Kreatifitas Mahasiswa mulai
memberi warna dasar di tembok yang bertujuan agar sketsa yang kita buat bisa
terlihat dan pemberian catnya merata keseluruh tembok yang kita butuhkan.

6. Pada hari minggu tanggal 23 juni 2019 Tim Kreatifitas Mahasiswa mulai melakukan
sketsa sesuai desain yang telah ditentukan dan pemberian warna pada setiap bagian
gambar tersebut.

18
7. Pada hari senin tanggal 24 juni 2019 tim kreatifitas mahasiswa menyelesaikan tahap
terakhir yaitu finishing dalam kegiatan mural yang bertemakan tentang Go Green
Criminology

8. Mural pun telah kami laksanakan , masyarakat sangat mengapresiasikan terhadap


kegiatan mural tersebut. Pak madi selaku ketua rt pun sangat senang dengan tema
yang dipilihkan sehingga pak madi meminta jika ada kesempatan ia bersedia untuk
menyediakan tembok dengan tema lainnya.

19
20

Anda mungkin juga menyukai