Anda di halaman 1dari 9

PROJECT CITIZEN

ANALISIS ISU KEAMANAN DAN KEBERSIHAN "BANJIR"

Dosen Pengampu
Amanuddin, S.Pd., M.M

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
TAHUN 2023
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2

(1D4A)
1. Aziza Aprillia Ningsih (P21335123016)
2. Daffa Syahzildan (P21335123020)
3. Dandy Alvinhaekal Irawan (P21335123021)
4. Devi Safarina (P21335123022)
5. Dhini Amanda Mariska P (P21335123024)
6. Fauziyah Risky Amelia P (P21335123029)
7. Fiqri Amanullah (P21335123032)
8. Habibah Fauziyah (P21335123036)
9. Hadijah Retno Kusumawardani (P21335123037)
10. Intan Trihapsari (P21335123040)

(1D4B)
11. Ichsan Ramadhani (P21335123038)
12. Kushari Prasetyo (P21335123043)
13. Muhammad Alkhairy (P21335123048)
14. Nadya Aulia Putri (P21335123051)
15. Nazwa Aulia Septa (P21335123053)
16. Nur'Aisyah Zahrani (P21335123054)
17. Putra Zaki Julian (P21335123055)
18. Rizkiya Fatumazzahro (P21335123059)
19. Sabrina Elsya Lumbantoruan (P21335123063)
20. Ziva Kamila Ismawan (P21335123080)

2
Analisis

Berdasarkan hasil penelitian yang saya amati, masyarakat sekitar saya sadar untuk
menjaga lingkungan. Memang hampir setiap tahun daerah tempat saya tinggal terkena dampak
banjir. Banjir sendiri disebabkan oleh hujan lebat, tanah rendah, kurangnya daerah resapan air,
dan pipa-pipa di sekitar rumah saya yang tersumbat sampah karena jarang orang
membersihkannya. Tahun ini tepatnya tahun 2023, daerah tempat saya tinggal sudah 4 kali
dilanda banjir. Warga akhirnya mulai tahun ini mencanangkan kegiatan pengabdian masyarakat
sebulan sekali untuk membersihkan saluran air agar tidak tersumbat sampah. Sebelumnya
masyarakat di daerah saya melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat namun
pelaksanaannya kurang efektif seperti 3 bulan sekali, 4 bulan sekali atau waktunya tidak
menentu. Masyarakat sadar dan terbuka bahwa melakukan pekerjaan demi kebaikan bersama
adalah penting untuk menjaga lingkungan. Mereka juga membuang sampah pada tempatnya
dan tidak mau membuang sampah sembarangan, apalagi ke selokan. Hal ini mereka lakukan
karena pada tahun 2023 saja, wilayah tempat saya tinggal mengalami 2 kali banjir, sedangkan
tahun-tahun sebelumnya hanya terjadi 1 kali banjir. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
hanya dilakukan pada minggu pertama bulan Maret, karena pada bulan Januari dan Februari kita
sedang dilanda banjir.
Saya dan warga bersama-sama membantu membersihkan lingkungan, mulai dari
membersihkan selokan, menyiangi lahan, membersihkan tong sampah, membersihkan taman,
menanam dan menyiram pohon, dll. Setelah selesai melakukan pengabdian kepada masyarakat,
masyarakat berharap dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan sebulan
sekali ini dapat mengurangi resiko terjadinya banjir pada tahun-tahun mendatang dan lingkungan
tempat kita tinggal tidak terendam banjir. Di daerah tempat saya tinggal, kegiatan posyandu
sering diadakan secara rutin untuk balita dan lansia. Di lingkungan tempat tinggal saya terdapat
sebuah taman dan taman bermain untuk anak-anak yang biasa disebut RPTRA. Taman dan
RPTRA dibersihkan oleh petugas PJLP Dinas Kota Jakarta, sehingga taman dan RPTRA di
lingkungan saya lebih bersih, indah dan terlihat jelas. Lingkungan tempat saya tinggal tidak
kumuh, hanya saja rumahnya berada di dalam kompleks dan tidak ada tumpukan sampah.
Masyarakat di sini juga mempunyai bank sampah sehingga tidak membuang sampah
yang bisa didaur ulang seperti plastik dan lain-lain. tapi mengembalikannya ke bank sampah.
Melalui keberadaan bank sampah, masyarakat dapat mendaur ulang sampah plastik menjadi
kerajinan tangan dan memiliki nilai ekonomi sehingga dapat memperoleh keuntungan karena
produknya dapat dijual. Masyarakat di lingkungan tempat saya tinggal sering mengadakan
musyawarah untuk membahas masalah kebersihan agar lingkungan tempat saya tinggal nyaman,
bersih, asri dan terhindar dari penyakit. Saya senang sekali masyarakat di sekitar tempat tinggal
saya sadar dan peduli terhadap lingkungannya, mereka tidak hanya membuktikannya dengan
kata-kata namun juga dengan tindakan. Dan juga di lingkungan rumah saya, warga sudah mulai
menerapkan pola hidup bersih, apalagi setelah pandemi Covid-19 pada tahun 2020, sehingga
menjaga kebersihan lingkungan sangatlah penting dan ada di daerah tersebut. tidak kotor. Faktor

3
yang sangat mempengaruhi lingkungan hidup karena manusia bertanggung jawab terhadap
lingkungan hidup adalah bersih atau tidaknya lingkungan tersebut. Oleh karena itu, masyarakat
harus menerapkan pola hidup bersih agar lingkungan tempat tinggalnya nyaman. Masalah
lingkungan hidup seringkali berkaitan dengan penumpukan sampah, kemacetan saluran air, dan
kurangnya sumber air. Jika lingkungan terkesan kotor, berarti warganya tidak menjalani pola
hidup bersih. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan mereka karena dapat menimbulkan
penyakit. Sebaliknya jika lingkungannya bersih, berarti masyarakat mempunyai pola hidup yang
bersih, lingkungan yang nyaman dan tidak ada penyakit. Kita semua di setiap daerah hendaknya
menerapkan pola hidup bersih dan menjaga kebersihan di sekitar kita karena akan membawa
banyak manfaat.

Upaya Mengatasi

Anggota masyarakat dapat melakukan berbagai upaya untuk menciptakan keamanan dan
ketertiban dalam masyarakat. Upaya mengatasi hal tersebut dilakukan secara sadar atau tidak
sadar oleh seluruh anggota masyarakat. Bentuk-bentuk upaya tersebut banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Berikut ini contohnya:

1. Patroli malam
Patroli malam merupakan bagian dari kegiatan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Kegiatan ini biasanya dilakukan pada malam hari oleh sekelompok warga masyarakat.
Dalam kegiatan tersebut biasanya akan dilakukan pelatihan kelompok untuk membagi hari dan
jam kerja patroli malam ini.

2. Jangan membuang sampah sembarangan


Sampah yang dibuang sembarangan dapat menjadikan lingkungan menjadi kotor dan tidak
sehat.Tentu saja hal ini dapat mengganggu kenyamanan lingkungan masyarakat. Selain itu,
pembuangan sampah yang terus menerus juga dapat menyebabkan bencana banjir.
Nah guys, kalian harus membuang sampah kalian pada tempatnya.

3. Gotong royong
Menciptakan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat juga dapat dilakukan melalui kerja
sama bersama.Kegiatan ini sudah ada sejak zaman dahulu dan menjadi kebiasaan masyarakat
Indonesia. Gotong royong mempunyai banyak manfaat, antara lain:
a. Lingkungan bersih dan nyaman
b. Keramahan antar masyarakat sangat kuat

4. Mematuhi norma-norma sosial


Dalam KBBI, norma diartikan sebagai aturan atau ketentuan yang mengikat anggota kelompok
dalam masyarakat, dijadikan pedoman, memerintahkan dan mengendalikan perilaku yang pantas

4
dan dapat diterima.Untuk menciptakan keamanan dan ketertiban, anggota masyarakat harus
mengikuti peraturan umum yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan upaya menciptakan
keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.

Pandangan Ideologi Bangsa


Penyelenggaraan penanggulangan bencana alam tidak bisa dilepaskan juga dari Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 yang melandasinya. Nilai-nilai Pancasila digali dan ditemukan dari
nilai-nilai yang telah tumbuh dan hidup dalam masyarakat, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Di dalam masyarakat nilai-nilai tersebut tetap berlaku dan
merupakan satu kesatuan yang utuh, tak terpisahkan dan mengacu kepada tujuan yang satu.

Pancasila sebagai nilai terdiri dari lima nilai, yang merupakan satu kesatuan yang utuh, tak
terpisahkan, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Nilai-nilai
tersebut merupakan cita-cita, harapan, dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam
kehidupan.

Dalam penanggulangan bencana pada dasarnya menjadi tugas dan tanggung jawab bersama
Pemerintah dan masyarakat yang dilakukan secara gotong royong. Bergotong royong dapat
dimaknai sebagai suatu tindakan yang dilakukan dalam semangat kebersamaan. Salah satu asas
penanggulangan bencana Pasal 3 ayat (1) huruf f yakni asas kebersamaan.

Pada Pasal 3 ayat (2) huruf d, e, h dalam UU No. 24 Tahun 2007 juga tersirat adanya nilai
keadilan, yakni berkaitan dengan prinsip berdaya guna dan berhasil guna dalam mengatasi
kesulitan masyarakat. Dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan
penanggulangan bencana harus dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.
Prinsip non diskriminasi jelas menunjukkan adanya nilai keadilan. Nilai keadilan juga tersirat
dalam Pasal 32 ayat (2), bahwa setiap orang berhak atas ganti rugi sesuai apabila hak
kepemilikannya dicabut atau dikurangi.

Pandangan Rakyat terhadap banjir

Bencana banjir tidak semata-mata hanya datang pada tempat atau wilayah yang menjadi
“langganannya”. Setiap masyarakat harus tetap waspada dengan kemungkinan bencana alam ini
karena mengakibatkan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan. Tetapi dibalik kewaspadaan
dan akibat dari banjir yang melanda,ada beberapa hal yang membuat masyarakat menganggap
akibat dari terjadi banjir adalah hal yang tidak terlalu penting. Menurut masyarakat, banjir
merupakan kondisi peristiwa tenggelamnya tanah (yang biasanya kering) akibat peningkatan

5
volume air dan banjir merupakan peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang
berlebihan merendam daratan. yang disebabkan oleh banyak faktor,curah hujan yang tinggi dan
terutama faktor yang disebabkan oleh manusia yaitu tersumbatnya saluran air sehingga air tidak
berjalan lancar yang akhirnya meluap, kurangnya daerah resapan air, tata letak bangunan yang
salah (bangunan yang dibuat pada titik air hujan yang selalu menggenang).

Dari sisi rakyat, mereka langsung mendapatkan dampak nya dari bencana ini,
menurutnya penyebab banjir akibat perilaku masyarakat pula yang masih sering melakukan
penebangan hutan atau deforestasi. Deforestasi dilakukan manusia untuk membuka hutan dan
menjadi lahan baru bagi permukiman, industri, dan kegiatan manusia lainnya.
masyarakat punya pendapat berbeda mengenai berbagai bencana yang terjadi. Selain itu dari sisi
rakyat mengatakan bencana terjadi karena kombinasi berbagai ancaman. Ada ancaman alami,
misalnya hidrometeorologis dan cuaca ekstrim.

Maka Setiap orang harus tetap waspada dengan kemungkinan bencana alam ini. Menata
daerah aliran s ungai dari hulu ke hilir secara terpadu sesuai dengan fungsi lahan. Membangun
sistem pemantauan dan peringatan dini pada wilayah yang sering terkena banjir. Memasang
pompa dan penghalang ombak untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut. Berikut
beberapa hal yang tidak boleh dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya banjir:

● JANGAN MEMBANGUN RUMAH DI BANTARAN SUNGAI


Bersama aparat setempat membersihkan lingkungan sekitar, terutama pada saluran air atau
selokan dari sampah. Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk pengungsi. Lengkapi
dengan fasilitas alat evakuasi, dapur umum, MCK, dan Pasokan air bersih. Bentuklah tim
penanggulangan banjir di tingkat warga. Bila memungkinkan tinggikan bangunan rumah, buat
dinding penghalang banjir, dan lindungan rumah dengan cat waterproof. Amankan dokumen
penting seperti : Akte Kelahiran, Kartu Keluarga, Buku Tabungan, Sertifikat dan Benda-benda
berharga dari jangkauan air. Buatlah rencana penyelamatan dan komunikasi apabila banjir
datang. Persiapkan ketersediaan air bersih, P3K, dan alat evakuasi standart. Matikan listrik di
dalam rumah dan hubungi petugas PLN untuk mematikan aliran listrik. Segera mengamankan
barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi. Mengungsi ke daerah yang lebih tinggi
sedini mungkin. Apabila akan meninggalkan rumah pastikan dalam keadaan terkunci dan aman.

JANGAN BERJALAN ATAU BERKENDARA DI ALIRAN BANJIR UNTUK


MENGHINDARI TERSERET ARUS.

Secepatnya membersihkan rumah dan halaman dari sisa air banjir, lumpur, dan sampah.
Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular, lipan, tikus, kecoa, lalat, dan
nyamuk yang ikut terbawa aliran banjir. Gunakan antiseptik untuk membunuh kuman kuman
penyakit. Segera gunakan persediaan air bersih untuk mengurangi risiko diare karena penyakit

6
ini paling sering menjangkit korban banjir. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan
terjadi banjir susulan. Terus ikuti perkembangan informasi mengenai banjir dari media serta
petugas di komunitas anda.

Pandangan Dari Sisi Budaya Terhadap Isu Banjir

Banjir adalah fenomena alam yang dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai
aspek kehidupan, termasuk sisi budaya suatu masyarakat. Berikut ini adalah beberapa isu budaya
yang terkait dengan banjir:

1. Identitas budaya yang terancam: Banjir dapat mengancam kelestarian warisan budaya suatu
daerah, termasuk bangunan bersejarah, situs arkeologi, dan barang-barang berharga lainnya yang
terkait dengan identitas lokal. Banjir dapat merusak dan menghancurkan warisan budaya ini,
mengakibatkan kehilangan sejarah dan identitas suatu masyarakat.

2. Pengaruh terhadap seni dan kreativitas: Banjir dapat mempengaruhi ekosistem seni lokal
dengan merusak studio, galeri, dan tempat pertunjukan budaya. Selain itu, dampak psikologis
yang ditimbulkan oleh banjir juga dapat mempengaruhi kreativitas dan inspirasi para seniman,
serta mengurangi pertumbuhan dan perkembangan budaya lokal.

3. Perubahan aktivitas budaya: Banjir dapat mengganggu dan mengubah aktivitas budaya
tradisional suatu daerah. Misalnya, festival budaya, upacara adat, dan ritual keagamaan yang
terkait dengan air dan sungai mungkin harus ditunda atau dibatalkan jika banjir terjadi. Hal ini
dapat mengganggu warisan budaya dan praktik tradisional suatu masyarakat.

4. Perubahan pola makan dan industri kuliner: Banjir dapat mengganggu pasokan makanan dan
bahan baku lokal, yang dapat berdampak pada perubahan pola makan dan industri kuliner suatu
daerah. Dalam jangka panjang, banjir dapat mengubah pola produksi, distribusi, dan konsumsi
makanan tradisional, yang berdampak pada keanekaragaman gastronomi dan kuliner lokal.

5. Perubahan tradisi dan pengenalan budaya baru: Banjir juga dapat mempengaruhi pembentukan
dan pengenalan budaya baru dalam suatu komunitas. Para pemangku kepentingan dapat
mengambil langkah-langkah inovatif untuk mengatasi masalah banjir, seperti pengembangan
teknologi atau praktik konservasi air. Hal ini dapat mempengaruhi cara masyarakat berinteraksi
dengan air dan lingkungan sekitarnya, dan pada gilirannya membentuk identitas budaya mereka.

Penting untuk memahami dan menghargai isu-isu budaya yang terkait dengan banjir
karena hal ini membantu dalam menjaga keberlanjutan dan kelestarian budaya lokal. Upaya
perlindungan dan pengelolaan bencana yang melibatkan aspek budaya dapat membantu

7
masyarakat menghadapi banjir dengan lebih baik dan mempromosikan kepemimpinan lokal
dalam menjaga warisan budaya mereka.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/341680438_ANALISIS_KEBERSIHAN_LINGKUNGAN
_SEKITAR_dan_HUBUNGANNYA_DENGAN_MASALAH_KEPENDUDUKAN

https://bobo.grid.id/read/082963569/contoh-contoh-upaya-menciptakan-keamanan-kenyamanan-
dan-ketertiban-dalam-masyarakat-materi-kelas-5-sd-tema-4?page=all

https://www.kitapunya.net/upaya-mempertahankan-ideologi-pancasila/

Anda mungkin juga menyukai