Anda di halaman 1dari 13

Proposal Pengelolaan

Sampah Lingkungan
RUKUN WARGA 05
Kp. Sindangsari RT 02/05 Kelurahan Setiamulya Kecamatan
Tamansari Kota Tasikmalaya

2021
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

RUKUN WARGA 05
Kp. Sindangsari RT 02/05 Kelurahan Setiamulya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya

Tasikmalaya, 19 Februari 2021

Kepada Yth.:
No : Bapak Walikota Tasikmalaya
Sifat : Penting
Lampiran : 1 (satu) Berkas
Perihal : Permohonan Bantuan Kegiatan Di
Penanggulangan Sampah Komunal TASIKMALAYA

Assalamualaikum Wr. Wb

Disampaikan dengan hormat, semoga dalam menjalan tugasnya sehari-


hari, Bapak selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amin Ya Robbal
Alamin.

Selanjutnya, menyikapi perkembangan kondisi persampahan secara global.


Sampai dengan saat ini permaslahan sampah belum dapat di tanggulangi
dengan baik. Dari beberapa pertimbangan serta melihat kondisi yan g saat
ini terjadi, maka dipandang perlu untuk melakukan upaya peningkatan
peran serta masyarakat dalam penanggulangan sampah. Kegiatan ini
bermaksud untuk merubah perilaku buang sampah dan penanggulangan
residu sampah supaya tidak menjadi beban TPA sampah yang ada di Kota
Tasikmalaya.

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini kami mohon perkenan Bapak
untuk sudi kiranya dapat memberikan bantuan agar kegiatan kami tersebut
dapat kami laksanakan. Sebagai bahan pertimbangan Bapak, bersama ini
kami sertakan Proposal sebagaimana terlampir.

Demikian kami sampaikan, atas perkenan dan bantuan Bapak, kami


haturkan banyak terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Mengetahui : Hormat Kami


Lurah Setiamulya

ABDUL HOBIR
Ketua RW 05
PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

RUKUN WARGA 05
Kp. Sindangsari RT 02/05 Kelurahan Setiamulya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya

PROPOSAL PENGELOLAAN SAMPAH


LINGKUNGAN RUKUN WARGA 05

1. Latar Belakang

Permasalahan sampah bukan hanya persoalan lokal yang ada di Tasikmalaya,

akan tetapi merupakan permasalahan global dunia. Dalam kontek Indonesia

saja, Jumlah timbunan sampah kira-kira sebesar 67,8 juta ton pada tahun 2020.

Kelihatannya akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan

dengan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan (Menteri Lingkungan Hidup

dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, 9/6/2020). Pemerintah sendiri sudah

mengumumkan target pengurangan sampah hingga 30% pada tahun 2025.

Target yang sangat ambisius. Namun, bukan tidak mungkin tercapai apabila bisa

melibatkan semua pihak.

Untuk mencapai upaya tersebut, dilakukan beberapa upaya seperti Program

PILAH (singkatan dari Peningkatan Daur Ulang dan Kolaborasi Pengelolaan

Sampah) yang merupakan bagian dari Program Hibah dari USAID, penelitian

yang dilakukan Universitas Diponegoro bersama Yayasan Bintari, yaitu yayasan

yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup, menyimpulkan bahwa

pembangunan tempat pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, and Recycle)

atau TPS-3R dan bank sampah menjadi dua program andalan pemerintah

daerah untuk mencapai target tersebut. Sayangnya, kedua program ini masih

menemui kendala di lapangan dan membuat masyarakat menjadi skeptis

terhadap upaya pemilahan sampah yang merupakan upaya awal penting

dalam mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan

akhir.

Namun, kedua program tersebut belum bisa mendorong upaya pemilahan

sampah yang dilakukan mandiri oleh masyarakat karena tiga hal berikut :
a. Masyarakat skeptis

Di Indonesia, masyarakat skeptis dengan kegiatan pemilahan sampah

karena mereka melihat sampah yang sudah dipisahkan nantinya akan

tercampur juga di dalam truk dan gerobak sampah.

b. Sarana dan prasarana

Keterbatasan fasilitas di TPS-3R dan bank sampah juga menjadi masalah.

Pemerintah kota seperti di Semarang contohnya terlihat kewalahan

memberikan bantuan sarana dan prasarana pendukung untuk bank

sampah, seperti gudang, mesin pencacah, armada angkut, maupun

pendampingan tentang pengelolaan fasilitas TPS-3R.

c. Pengelolaan secara profesional

Pengelolaan sampah di daerah berjalan tidak maksimal karena tidak

ditangani oleh orang yang profesional dan ahli di bidang persampahan.

Salah satu contohnya dari 28 lokasi TPS-3R di Semarang, Jawa Tengah,

hanya empat yang dikelola secara profesional dan beroperasi dengan baik.

Demikian juga dengan pengelolaan bank sampah. Bank sampah biasanya

dipegang oleh individu secara sukarela, terutama oleh ibu rumah tangga.

Seringkali, bank sampah tidak bisa menutup biaya pengeluaran, seperti aset,

fasilitas, dan operasional karena tergantung kepada partisipasi aktif nasabah.

Ketika pengelola bank sampah merasa waktu dan tenaga yang tercurah tidak

sepadan dengan manfaat ekonomi, maka mereka akan memilih untuk berhenti.

Pada prinsipnya, program bank sampah maupun TPS-3R adalah upaya untuk

mengatasi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang

sudah kelebihan kapasitas. Salah satu langkah teknis yang dilakukan untuk

mewujudkan program tersebut adalah bahwa sampah dipilah dulu mulai dari

rumah tangga. Secara sederhana, sampah di Indonesia minimal terpilah menjadi

dua jenis yaitu sampah anorganik (plastik dan kardus) dan organik (sisa-sisa

makanan). TPS-3R dan bank sampah merupakan dua program pemerintah yang

diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan pemilahan


sampah. Kegiatan di TPS-3R mencakup daur ulang sampah anorganik (plastik

dan kardus) dan pengolahan sampah organik (sisa makanan menjadi kompos).

TPS-3R biasanya memiliki teknologi pencacah sampah dan pengayak kompos

yang lebih efektif dan efisien. Hasil kompos dari TPS-3R akan dijual untuk pupuk

tanaman hias atau digunakan di lahan sekitar areal TPS.

Sementara, bank sampah merupakan solusi yang terlihat ideal dan praktis Untuk

mengurangi sampah rumah tangga sekaligus memberikan manfaat ekonomi

bagi masyarakat dan pengelola. Layaknya sistem perbankan, warga menabung

bukan dengan uang melainkan dengan sampah kering, seperti plastik, kertas,

kardus. Mereka akan mendapatkan buku tabungan dan bisa meminjam uang.

Pengembalian pinjaman berupa sampah senilai dengan uang yang dipinjam.

Dalam konteks Kota Tasikmalaya, upaya dan program penanggulangan

sampah dapat di lihat sebagai berikut :

Tabel 1 : Indikator Pelayanan Urusan Lingkungan Hidup

NO INDIKATOR SATUAN
SASARAN
TARGET CAPAIAN TARGET CAPAIAN

1 Persentase % 61,8 59,35 64,8 71,04

yang Ditangani

2 Persentase % 70,46 62,34 73,46 71,04


Pengelolaan
Sampah

Capaian
3 Volume % 57,93 56,76 59,43 58,98

Sampah yang
terangkut ke TPA

4 Capaian % 12.53 2,59 14,03 12,05


Pengurangan
Sampah

Penanganan sampah selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan

dengan asumsi volume timbulan sampah sebesar 2,5 lt/orang/hari. Volume

sampah yang masuk ke TPA Ciangir sama dengan volume sampah terangkut,

rata-rata pada tahun 2017 sebesar 163 Ton/hari.


Melihat tabel diatas, maka dapat diasumsikan bahwa selama 5 tahun

terakhir, meskipun ada progres peningkatan penangulangan sampah namun

tidak secara signifikan menunjukan gejala pengurangan sampah masuk ke TPA.

Padahal pada prinsipnya, justru penanggulangan sampah yang paling efektif

adalah mengurangi sampah yang terangkut ke TPA.

Sebagai bagian dari upaya penanggulangan sampah di seluruh wilayah

Kota Tasikmalaya, dilakukan upaya dengan mengurangi atau mereduksi

sampah dari sumber-sumber sampah. Pilot Project ini adalah satu eksperimen

sejauhmana efektifitas pengelolaan sampah yang dikelola oleh kelompok

masyarakat dapat menjadi solusi untuk penanggulangan sampah secara lebih

luas. Sebagai persepsi awal,

pola membuang sampah di

kategorikan sebagai perilaku

atau budaya dalam

membuang sampah yang

terjadi di masyarakat. Kondisi

saat ini menggambarkan bahwa terjadinya timbulan sampah di TPA di

karenakan pola budaya buang sampah masyarakat yang masih belum

memenuhi standar aturan Pemerintah tentang Upaya Penangulangan sampah

dengan memilah sampah.

Konsep dalam Pilot Project ini berbeda dengan konsep Bank Sampah yang

saat ini sedang diterapkan. Masih Kurang efektifnya pola Bank Sampah terjadi

karena masyarakat memilah sampah hanya pada sampah yang mempunyai

nilai ekonomi tinggi. Sedangkan yang tidak bernilai ekonomi tetap saja menjadi

residu yang harus di buang ke TPA.

2. Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dari kegiatan pilot project ini adalah :

a. Mengelola wilayah percontohan pengelolaan sampah oleh elemen

masyarakat sebagai pembaharu pengelolaan sampah khususnya di

segmentasi pemilahan sampah


b. Menemukan cara paling efektif dalam pengelolaan sampah dan

pemanfaatan sampah menjadi sirkular ekonomi masyarakat

c. Membuat inovasi lain dalam pengelolaan sampah untuk menjadi sirkular

ekonomi masyarakat

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :

a. Melakukan perubahan budaya buang sampah untuk pengurangan sampah

50 % di mulai dari masyarakat;

b. Melakukan perubahan paradigma hidup sehat dimulai dari pengelolaan

sampah;

c. Melakukan perubahan mind set sampah sebagai potensi sirkular ekonomi;

3. Analisis Kegiatan

Dengan konsepsi Sirkular ekonomi dari sampah, kegiatan ini mencoba menggali

konsepsi reward terhadap perilaku atau budaya buang sampah. Ada 2 faktor yang

menjadi penunjang dalam upaya penanggulangan sampah, yaitu kelompok

masayarakat sebagai pelopor kebersihan sampah dan naiknya partisipasi

masyarakat dalam bentuk perubahan perilaku membuang sampah. Keuntungan

bagi masyarakat yang sudah melakukan perubahan perilaku dalam membuang

sampah diberikan reward berupa beras ataupun barang lainnya. Sedangkan

keuntungan bagi kelompok pemuda pelopor kebersihan adalah adanya usaha

baru dari pengelolaan sampah itu sendiri.

4. Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini berlokasi di Kp. Sindangsari RW 05 Kelurahan Setiamulya Kecamatan

Tamansari Kota Tasikmalaya

5. Mekanisme Pelaksanaan

Adapun rancangan teknis kegiatan yang akan dilakukan adalah :

a. Sosialisasi kepada masyarakat dalam hal pemilahan sampah menjadi sampah

organik dan non organik kepada masyarakat


b. Melakukan pola kerjasama dengan pelaku usaha sekitar wilayah dalam hal

pengelolaan sampah

c. Mengelola hasil pemilahan khususnya sampah organik dalam bentuk

pemanfaaan lain

d. Mengelola hasil pemilahan khususnya sampah non organik menjadi bentuk lain

6. Rencana Anggaran Dan Biaya

NO JUMLAH SATUAN HARGA JUMLAH


SATUAN SATUAN TOTAL
1 Karung bekas pakan ukuran 10.000 buah 1.500 15.000.000
30 kg
2 Kantong Plastik Sampah 500 buah 1.000 500.000
3 Paranit 200 m x 4 m 1 Rol 4.000.000 4.000.000
4 Beras 200 kg 12.000 2.400.000
5 Indomie Instan @40/dus 100 Dus 100.000 10.000.000
6 Bibit Ikan Mas 100 Kg 25.000 2.500.000
7 Bibit Ikan Lele 100 Kg 35.000 3.500.000
8 Bibit Ikan Mujair 100 Kg 35.000 3.500.000
9 Bibit Itik 100 ekor 80.000 8.000.000
10 Operasional Kegiatan 600.000
JUMLAH TOTAL 50.000.000

7. Penutup

Demikian Proposal ini kami sampaikan, semoga bisa menjadi bahan

pertimbangan tindak lanjut.

Hormat Kami

ABDUL HOBIR
Ketua RW 05
Lampiran
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN TANGGUNG JAWAB

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Abdul Hobir

NIK : 32780071212700003

Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 12 Desember 1970

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kp. Sindangsari RT 02/05 Kelurahan Setiamulya Kecamatan


Tamansari Kota Tasikmalaya
Jabatan Ketua RW 05

Dengan ini menyatakan bahwa saya akan mempergunakan dana hibah yang di berikan oleh
Pemerintah kota Tasikmalaya dengan sebenar-benarnya dan bersedia untuk
Mempertanggungjawabkan seluruh pengguna anggaran hibah tersebut.

Demikian kesediaan tanggungjawab ini di buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun dan untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

Tasikmalaya, 22 Februari 2021


Yang membuat pernyataan

Abdul Hobir
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENYEDIAKAN DANA
PENDAMPING APABILA DI PERLUKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Abdul Hobir

NIK : 32780071212700003

Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 12 Desember 1970

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kp. Sindangsari RT 02/05 Kelurahan Setiamulya Kecamatan


Tamansari Kota Tasikmalaya
Jabatan Ketua RW 05

Dengan ini menyatakan bahwa saya sanggup menyediakan Dana Pendamping apabila diperlukan bagi
dana hibah yang di berikan oleh Pemerintah kota Tasikmalaya dengan untuk
Mempertanggungjawabkan seluruh pengguna anggaran hibah tersebut.

Demikian kesediaan ini di buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan
untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

Tasikmalaya, 22 Februari 2021


Yang membuat pernyataan

Abdul Hobir
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN DANA
HIBAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Abdul Hobir

NIK : 32780071212700003

Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 12 Desember 1970

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kp. Sindangsari RT 02/05 Kelurahan Setiamulya Kecamatan


Tamansari Kota Tasikmalaya
Jabatan Ketua RW 05

Dengan ini menyatakan bahwa saya akan mempertanggungjawabkan pengelolaan dana hibah yang di
berikan oleh Pemerintah kota Tasikmalaya dengan sebenar-benarnya seluruh pengguna anggaran
hibah tersebut.

Demikian kesediaan tanggungjawab ini di buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun dan untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

Tasikmalaya, 22 Februari 2021


Yang membuat pernyataan

Abdul Hobir
FAKTA INTEGRITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Abdul Hobir

NIK : 32780071212700003

Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 12 Desember 1970

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kp. Sindangsari RT 02/05 Kelurahan Setiamulya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya

Jabatan : Ketua RW 05

Bertindak Atas nama : Warga Kp. Sindangsari RW 05 Kelurahan Setiamulya Kecamatan Tamansari Kota
Tasikmalaya

Dalam rangka pelaksanaan bantuan Hibah dari Pemerintah Kota Tasikmalaya, dengan ini saya menyatakan :

1. Tidak akan melakukan praktik Korupsi, Kolusi dan nepotisme ( KKN )


2. Akan melaporkan kepada pihak yang berwajib/berwenang apabila mengetahui ada indikasi
Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam proses pelaksanaan program Penataan jalan
lingkungan (hotmik) Rukun Warga yang dibiayai dari dana hibah

3. Akan menggunakan dana hibah sesuai dengan propasal serta pelaksanaan akan mematuhi
Peraturan Walikota Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Penganggaran, penatausahaan,
Pertanggungjawaban,dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Bantuan Hibah dan
Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapat Dan Belanja Daerah kota Tasikmalaya
dan perundang-undangan yang berlaku.

4. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam Pakta Integritas ini, saya
bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Demikian kesediaan tanggungjawab ini di buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan untuk
di pergunakan sebagaimana mestinya.

Tasikmalaya, 22 Februari 2021


Yang membuat pernyataan

Abdul Hobir

Anda mungkin juga menyukai