Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Teknik PWK Volume 4 Nomor 2 2015

Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk

KARAKTERISTIK PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH OLEH MASYARAKAT


MELALUI BANK SAMPAH

Ike Setyaningrum¹
1Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
email : ikeputriyanas@gmail.com

Abstrak: Sampah menjadi persoalan kompleks di kota-kota besar di Indonesia, oleh karena itu
diperlukan adanya penyelesaian yang komprehensif dan terintegrasi serta didukung oleh semua
lapisan masyarakat. Salah satu kota besar yang mengalami permasalahan mengenai pengelolaan
sampah adalah Kota Semarang. Pengelolaan sampah yang optimal membutuhkan alternatif-
alternatif. Salah satu alternatif yang diresmikan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam menangani
masalah pengelolaan sampah yaitu pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui program Bank
sampah. Bank Sampah Sari Asri adalah kelompok sosial di Kota Semarang yang didirikan oleh
masyarakat di Kelurahan Tandang dan didukung oleh yayasan ChildFund dan KOMPASS dengan
tujuan untuk keberlanjutan lingkungan yang berfokus pada penanganan masalah pengelolaan
sampah khususnya sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Bank Sampah Sari Asri merupakan
salah satu terobosan untuk mengurangi dampak yang merugikan dalam pengelolaan sampah yang
kurang optimal. Program Bank Sampah Sari Asri terbukti sebagai salah satu upaya peningkatan
pengelolaan sampah oleh masyarakat di Kelurahan Tandang. Karena didalam program bank sampah
mengandung unsur konsep 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle yang mampu mengurangi volume
sampah. Namun dalam pelaksanaannya, masih terdapat masyarakat yang tidak memahami dan
melaksanakan program-program yang dicanangkan oleh Bank Sampah Sari Asri.

Kata kunci: Karakteristik, Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, Bank Sampah

Abstract:The issue of waste into complex in big cities in Indonesia, therefore it is necessary to
comprehensive solution and integrated that supported by all levels of society. One of the major cities
that experienced problems regarding waste management is Semarang city. Optimal waste
management requires alternatives. One of alternativs that was unveiled by the Government of
Semarang in dealing with waste management issues, namely through a community-based waste
management program waste bank. Sari Asri Waste Bank is project social in Semarang that
established by community in Tandang and supported by ChildFund and KOMPASS foundations with
the goal of environmental sustainability that focuses on addressing the problem of waste
management, especially the waste produced by households. Sari Asri Waste Bank is one of the
breakthrough to reduce the adversed impact of the waste management sub-optimal. Some program
by Sari Asri Waste Bank proven as one of the efforts to improve waste management in Tandang
village. Because in the waste bank program contains elements of the 3R concept, reduce, reuse, and
recycle are able to reduce the volume of waste. However, in practice, there are still people who do not
understand and implement programs that launched by the Sari Asri Waste Bank.

Keyword: characteristics, a community-based waste management, waste bank

Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 185


Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat… Ike Setyaningrum

PENDAHULUAN pemerintah di kota-kota besar di Indonesia


Pertumbuhan penduduk yang sangat gencar mensosialisasikan berbagai alternatif
pesat mengakibatkan tingkat konsumsi dalam pengelolaan sampah seperti
masyarakat yang bertambah banyak, apabila pengelolaan sampah berbasis masyarakat,
tidak diiringi dengan pengelolaan sampah melalui pengelolaan sampah dengan metode
yang optimal akan menyebabkan kerusakan 3R, pengelolaan sampah dengan metode 4R,
lingkungan yang dapat memberikan dampak bank sampah, dan lain-lain.
merugikan bagi masyarakat secara luas. Kota Semarang merupakan salah satu
Sampah berhubungan erat dengan urbanisasi kota di Indonesia yang gencar
dan pertumbuhan ekonomi yang semakin mensosialisasikan alternatif dalam
meningkat. Pendapatan hidup yang pengelolaan sampah. Karena pengelolaan
meningkat sebanding dengan bertambahnya sampah secara tradisional dengan konsep
konsumsi barang/jasa dan menyebabkan angkut-buang tidak mampu mengurangi
peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. volume sampah secara efektif, dengan bukti
(Ramadhan, 2009). Kota Semarang telah menghasilkan sampah
Dalam buku yang diterbitkan oleh sebanyak 800 – 1000 kubik/hari tetapi yang
WHO yang berjudul, “What a Waste: Global terangkut ke TPA Jatibarang hanya sebanyak
Review Solid Waste Management” 750kubik/hari dan kapasistas pengelolaan
disebutkan bahwa, pada tahun 2025 sampah hanya mencapai 400kubik/hari. Hal
diperkirakan sampah di dunia akan ini terjadi karena sarana dan prasarana
meningkat sebanyak 70% dari 1,3 miliar ton pengelolaan sampah belum memadai. (Data
per tahun menjadi 2,2 miliar ton per tahun. dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Peningkatan jumlah sampah mayoritas terjadi Semarang, 2013)
di negara-negara berkembang termasuk Salah satu strategi yang diupayakan
Indonesia. Secara keseluruhan produksi dalam usaha pengurangan volume sampah
sampah di Indonesia mencapai 151.921 ton adalah pengelolaan sampah berbasis
per hari. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat melalui bank sampah. Bank
setiap penduduk Indonesia memproduksi sampah merupakan salah satu kegiatan social
sampah padat rata-rata sekitar 0,85 kg per enterprise yang berfokus pada pengelolaan
hari. Dan dari total sampah yang dihasilkan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat
hanya 80% yang dapat dikumpulkan dan dimana sampah dikelola dengan optimal
sisanya terbuang. sebagai barang yang bernilai guna. Pada tahun
Negara Indonesia telah 2013, walikota Kota Semarang telah
mengupayakan pengelolaan sampah yang mendukung adanya Bank Sampah yang
baik dengan menyusun peraturan mengenai merupakan proyek dari Universitas
pengelolaan sampah rumah tangga dan Diponegoro. Walikota Kota Semarang akan
sampah sejenis sampah rumah tangga, yakni mengembangkan bank sampah disetiap
Peraturan Pemerintah nomor 81 tahun 2012 kecamatan, karena program bank sampah
dan Undang-undang nomor 18 tahun 2008 dirasa dapat mengurangi timbulan sampah.
mengenai pengelolaan sampah. Dalam (ampl, 2013).
Peraturan Pemerintah nomor 81 tahun 2012 Salah satu bank sampah yang telah
disebutkan pada pasal 4 dan pasal 5 bahwa, beroperasi di Kota Semarang adalah Bank
pemerintah menetapkan kebijakan strategi Sampah Sari Asri yang terletak di Kelurahan
dalam pengelolaan sampah. Kebijakan dan Tandang, Kecamatan Tembalang. Bank
strategi dalam pengelolaan sampah adalah Sampah Sari Asri adalah proyek yang didirikan
arah kebijakan dalam pengurangan dan oleh KOMPASS (Konsorsium Peduli Anak
penanganan permasalahan sampah dan Kabupaten dan Kota Semarang) dan didukung
program-program pengurangan dan oleh ChildFund. Bank Sampah Sari Asri telah
penanganan permasalahan sampah. didirikan sejak akhir tahun 2013. Pendirian
Berdasarkan peraturan yang telah disusun, Bank Sampah Sari Asri bertujuan untuk
Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 186
Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat… Ike Setyaningrum

meningkatkan kualitas lingkungan dengan 1. Memperkenalkan konsep Bank


cara pengelolaan sampah yang optimal. Bank Sampah Sari Asri
Sampah Sari Asri memiliki beberapa kinerja 2. Pengumpulan sampah ke pelapak
sebagai dasar pencapaian tujuan dari 3. Memberikan buku tabungan kepada
pendirian Bank Sampah tersebut diantaranya nasabah
adalah sosialisasi awal mengenai bank 4. Reuse dan recycle waste
sampah, pemberian arahan dalam pemilahan
dan pengumpulan sampah serta pendaur KAJIAN LITERATUR
ulangan sampah. Selain itu Bank Sampah Sari Sampah
Asri juga memberikan bantuan dana kepada Sampah merupakan material sisa yang
anak didik di Kelurahan Tandang. Bank tidak dibutuhkan setelah berakhirnya suatu
sampah di Kelurahan terbagi dalam 2 grup, proses. Sampah merupakan konsep buatan
yaitu Bank Sampah Sari Asri I dan Bank dan konsekuensi dari adanya aktivitas
Sampah Sari Asri II yang masing-masing bank manusia. Sampah adalah suatu bahan yang
sampah membawahi pengelolaan sampah terbuang oleh sumber hasil kegiatan manusia
sebanyak 7 RW di Kelurahan Tandang. maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam
setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas
(Penebar Swadaya, 2008). Menurut WHO,
sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,
Lokasi BS Sari Asri
I
tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang dibuang berasal dari kegiatan manusia
dan tidak terjadi dengan sendirinya. Menurut
kamus lingkungan, sampah merupakan bahan
yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk digunakan secara biasa atau
khusus dalam produksi atau pemakaian,
barang rusak atau cacat selama manufaktur,
atau materi berlebihan atau buangan.
Sistem pengelolaan sampah
Lokasi BS Sari Asri II, Kelompok 1. Aspek teknis operasional
kerja pertama kali didirikan
Aspek Teknis Operasional merupakan
komponen yang paling dekat dengan obyek
persampahan. Menurut Hartoyo (dalam
Sumber: Analisis Penyusun, 2015 Faizah, 2008), perencanaan sistem
persampahan memerlukan suatu pola standar
GAMBAR 1 spesifikasi sebagai landasan yang jelas.
LOKASI BANK SAMPAH DI KELURAHAN TANDANG
Spesifikasi yang digunakan adalah Standar
Bank Sampah Sari Asri memiliki alur Nasional Indonesia (SNI) Nomor 19-2454-2002
dalam pelaksanaannya, yang dimulai dari tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah di
penyetoran sampah oleh nasabah bank Permukikman.Teknik operasional pengelolaan
sampah → penimbangan sampah → sampah bersifat integral dan terpadu secara
pencatatan → pemilahan yang dilaksanakan di berantai dengan urutan yang
bank sampah, kemudian sampah akan berkesinambungan yaitu : penampungan/
diterima oleh pengurus bank sampah → pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
pembayaran kepada masyarakat → penjualan pengangkutan, pembuangan/pengolahan
sampah ke pengepul → pembukuan. 2. Aspek Kelembagaan
Bank Sampah Sari Asri memiliki Organisasi dan manajemen mempunyai
program untuk mrncapai tujuan bank sampah peran pokok dalam menggerakkan,
tersebut, diantaranya adalah: mengaktifkan dan mengarahkan sistem
pengelolaan sampah dengan ruang lingkup

Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 187


Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat… Ike Setyaningrum

bentuk institusi, pola organisasi personalia masyarakat setempat, masyarakat lebih


serta manajemen. Institusi dalam sistem mempercayai proyek/program pembangunan
pengelolaan sampah memegang peranan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan
yang sangat penting meliputi: struktur dan perencanaan (LP3B Buleleng) Bentuk
organisasi, fungsi, tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penanganan
wewenang serta koordinasi baik vertikal atau pembuangan sampah antara lain:
maupun horizontal dari badan pengelola pengetahuan tentang sampah/kebersihan,
(Widyatmoko dan Sintorini Moerdjoko dalam rutinitas pembayaran retribusi sampah,
Faizah, 2008). adanya iuran sampah RT/RW/Kelurahan,
3. Aspek Pembiayaan kegiatan kerja bakti, penyediaan tempat
Aspek pembiayaan berfungsi untuk sampah
membiayai operasional pengelolaan sampah Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
yang dimulai dari sumber sampah/penyapuan, Pengelolaan sampah berbasis
pengumpulan, transfer dan pengangkutan, masyarakat adalah penanganan sampah yang
pengolahan dan pembuangan ahkir. Selama direncanakan, disusun, dioperasikan, dikelola,
ini dalam pengelolaan sampah perkotaan dan dimiliki oleh masyarakat yang memiliki
memerlukan subsidi yang cukup besar, guna kemandirian masyarakat dalam
kemudian diharapkan sistem pengelolaan mempertahankan kebersihan lingkungan
sampah ini dapat memenuhi kebutuhan dana melalui pengelolaan sampah yang ramah
sendiri dari retribusi (Dit.Jend. Tata Perkotaan lingkungan
dan Tata Perdesaan, Dep.Kimpraswil, 2003).
4. Aspek Peraturan Hukum
Prinsip aspek peraturan pengelolaan
persampahan berupa peraturan peraturan
daerah yang merupakan dasar hukum
pengelolaan persampahan yang meliputi
(Hartoyo dalam Faizah, 2008) :
- Perda yang dikaitkan dengan ketentuan
umum pengelolaan kebersihan.
- Perda mengenai bentuk institusi formal
pengelolaan kebersihan.
- Perda yang khusus menentukan Sumber: USAID-ESP, 2011
struktur tarif dan tarif dasar
pengelolaan kebersihan GAMBAR 2
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS
- Peraturan–peraturan tersebut
MASYARAKAT
melibatkan wewenang dan tanggung
sistem pengelolaan berbasis
jawab pengelola kebersihan serta
masyarakat berasal dari sampah rumah
partisipasi masyarakat dalam menjaga
tangga yang terbagi dalam dua jenis, yaitu
kebersihan dan pembayaran retribusi.
sampah organik dan anorganik. Sampah
5. Aspek Peran serta Masyarakat
organik dikelola menjadi kompos sedangkan
Peran serta masyarakat sangat
sampah anorganik dikelola untuk di daur
mendukung program pengelolaan sampah
ulang, digunakan kembali, dan dimusnahkan
suatu wilayah. Peran serta masyarakat dalam
bidang persampahan adalah proses dimana Bank Sampah
orang sebagai konsumen sekaligus produsen Bank sampah merupakan suatu proyek
pelayanan persampahan dan sebagai warga yang didirikan oleh komunitas yang bertujuan
mempengaruhi kualitas dan kelancaran sebagai wadah sampah yang telah dipilah-
prasarana yang tersedia untuk mereka. Peran pilah. Hasil dari sampah yang telah dipilah-
serta masyarakat penting karena peran serta pilah akan disetorkan ke tempat pembuatan
merupakan alat guna memperoleh informasi kerajinan dari sampah atau ke tempat
mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap pengepul sampah. Bank sampah dikelola
Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 188
Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat… Ike Setyaningrum

menggunakan sistem seperti perbaqnkan analisis yang digunakan dalam penelitian,


yang dilakukan oleh petugas sukarelawan dan untuk menjawab pertanyaan dan mencapai
warga berperan sebagai penyetor sampah dan tujuan penelitian sesuai dengan sasaran
mendapatkan buku tabungan seperti penelitian yang akan dicapai yaitu:
menabung di bank. Bank sampah adalah
salah satu bentuk dari MDG (millenium Analisis Karakteristik masyarakat dalam
development goals) yang merupakan program pengelolaan sampah berbasis maksyarakat
yang akan dicapai pada tahun 2015 oleh PBB. melalui bank sampah
Tujuan bank sampah adalah untuk membantu
Jumlah nasabah yang bergabung di BS
menangani pengolahan sampah di Indonesia Sari Asri berdasarkan tahun
dan menyadarkan masyarakat akan
lingkungan serta merubah paradigma
50%
masyarakat mengenai sampah. 40%
30% 35%
METODE PENELITIAN 20%
10% 44%
Metode pendekatan penelitian 21%
karakteristik masyarakat dalam pengelolaan 0%
sampah ini bersifat gabungan kuantitatif dan 2013 2014 tidak
kualitatif. Karena pada umumnya penelitian mengikuti
sosial menggunakan kombinasi analisis logika
Sumber: dokumentasi penyusun, 2015
yang kuantitatif dan logika dalam kualitatif GAMBAR 3
dengan proporsi dari masing-masing DIAGRAM TAHUN MASYARAKAT MENJADI NASABAH
tipelogika bervariasi. Penelitian ini
menggunakan metode gabungan yang Berdasarkan observasi lapangan dan
dilakukan secara bersamaan dengan tujuan sebaran kuesioner dengan 100 responden
untuk saling melengkapi gambaran hasil studi, sebagai sampel, didapat hasil bahwa sebanyak
karena menurut Newan (2008) Penelitian 65 orang mengikuti bank sampah dan 35
sosial menggunakan kombinasi analisis logika orang tidak mengikuti program bank sampah
kuantitatif dan logika kualitatif dengan bahkan tidak mengetahui adanya bank
proporsi tertentu. Tujuan penelitian ini sampah.
menggunakan metode gabungan dikarenakan Dan pada diagram (gambar 3) diatas
dapat menentukan apa yang dilakukan oleh diketahui bahwa sebanyak 21% responden
responden di Kelurahan Tandang dalam menjadi nasabah pada tahun 2013 dan 44%
menghadapi permasalahan pengelolaan responden menjadi nasabah pada tahun 2014.
sampah dan kemudian dapat belajar pada Hal ini mengindikasikan bahwa Bank Sampah
pengalaman responden untuk merencanakan Sari Asri Mengalami perkembangan dari tahun
dan menetapkan keputusan untuk masa yang 2013-2014 dengan dibuktikan adanya
akan datang mengenai pengelolaan sampah peningkatan jumlah nasabah. Di dalam
berbasis masyarakat. program bank sampah terdapat mekanisme
Metode pengumpulan data yang kerja, diantaranya adalah:
digunakan adalah observasi, kuesioner, 1. Pemilahan
wawancara, dan kajian literatur. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah probability sampling dengan cara
pengambilan random sampling. Jumlah
responden kuesioner sebanyak 100
responden. Dalam penelitian ini
Sumber: dokumentasi penyusun, 2015
menggunakan metode penelitian deskriptif GAMBAR 4
sederhana. Penelitian deskriptif merupakan PEMILAHAN SAMPAH OLEH WARGA
metode yang menggambarkan fenomena Responden yang menjadi anggota
aktual untuk menganalisanya. Adapun jenis Bank Sampah Sari Asri, memilah sampah
Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 189
Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat… Ike Setyaningrum

berdasarkan jenis sampah yang nanti akan biasanya dilaksanakan sebulan sekali atau 2
dikumpulkan saat penimbangan. Berdasarkan minggu sekali tergantung dari kuota sampah
hasil kuesioner dan wawancara, responden yang telah dikumpulkan oleh nasabah.
biasanya memilah sampah jenis plastik bekas, Penjualan sampah ke pengepul dengan
botol plastik, botol kaca, dan kertas. jumlah yang banyak mengindikasikan
2. Pengumpulan Sampah masyarakat sudah paham mengenai
Waktu pengumpulan sampah pengumpulan sampah, sehingga sampah yang
memiliki waktu yang berbeda pada masing- dibuang ke TPS akan berkurang. Masyarakat
masing bank sampah. Untuk Bank Sampah juga peduli terhadap lingkungan sekitar
Sari Asri I waktu pengumpulan dilaksanakan tempat tinggalnya dengan tidak membuang
setiap hari Minggu pada pukul 10.00 WIB, sampah secara sembarangan dan lebih
sedangkan Bank Sampah Sari Asri II memilih untuk dikumpulkan di bank sampah.
dilaksanakan setiap Minggu I dan II pada 5. Reuse dan Recycle Waste
pukul 09.00 WIB. Pada saat sampah Reuse dan Recycle dilaksanakan
dikumpulkan, sampah juga akan ditimbang apabila sampah yang dikumpulkan oleh
untuk mengetahui seberapa banyak sampah masyarakat masih layak digunakan dan dapat
yang dikumpulkan dan uang yang dapat didaur ulang. Daur ulang dilakukan oleh ibu-
dibayarkan kepada nasabah bank sampah ibu rumah tangga yang memiliki
berdasarkan jenis sampah. Masing-masing kekreativitasan untuk merubah sampah
sampah memiliki harga yang berbeda menjadi kerajinan tangan. Biasanya sampah
tergantung dari jenis sampah. Berdasarkan yang digunakan adalah sampah plastik bekas
observasi lapangan dan kuesioner, diketahui detergent menjadi tas. Pelaksanaan daur
bahwa nasabah mendapatkan uang sebagai ulang juga didukung oleh KOMPASS dengan
hasil pengumpulan sampah. Nasabah rata- memberikan bantuan berupa mesin jahit
rata dapat menghasilkan uang kisaran Rp kepada masing-masing bank sampah di
10.000 – Rp 25.000 perbulan. Perolehan uang Kelurahan Tandang.
hasil pengumpulan sampah masing-masing
nasabah berbeda tergantung dari jumlah Analisis aspek-aspek yang mempengaruhi
sampah dan jenis sampah yang dikumpulkan. keterlibatan masyarakat dalam BS Sari Asri
3. Pencatatan buku tabungan 1. Umur
Setelah sampah dikumpulkan dan ditimbang, Rata-rata responden yang mengikuti
nasabah diberikan buku tabungan. Buku program Bank Sampah Sari Asri memiliki
tabungan tersebut berisi hasil sampah yang kisaran usia sekitar 20-40 tahun dengan
dikumpulkan dan uang yang diperoleh jumlah sebanyak 42 responden. Responden
nasabah. Uang yang diperoleh nasabah yang tidak mengikuti bank sampah
dinyatakan sebagai tabungan yang dapat merupakan ibu-ibu yang memiliki umur
ditarik seperti mekanisme bank pada kisaran > 50 tahun dengan jumlah sebanyak
umumnya. Masing-masing bank sampah 27 responden. Hal ini mengindikasikan bahwa
memiliki peraturan yang berbeda untuk umur mempengaruhi masyarakat dalam
penarikan uang tabungan milik nasabah. Uang upaya peningkatan pengelolaan sampah, hal
tabungan milik nasabah Bank Sampah Sari Asri ini dibuktikan dengan adanya sebagian besar
I akan dibagikan setiap 6 bulan sekali, masyarakat yang menjadi nasabah di bank
sedangkan uang tabungan milik nasabah Bank sampah merupakan ibu rumah tangga yang
Sampah Sari Asri II dapat ditarik sewaktu- memiliki kisaran umur 25-40 tahun dan
waktu oleh nasabah. tergolong sebagai ibu rumah tangga dewasa.
4. Penjualan sampah ke pengepul 2. Mata pencaharian
Setelah sampah terkumpul dengan Rata-rata responden yang mengikuti
jumlah tertentu, sampah akan dijual ke maupun tidak mengikuti bank sampah
pengepul dengan metode penjemputan, bermata pencaharian sebagai ibu rumah
dimana pengepul datang ke tempat tangga. Responden yang bermata pencaharian
pengumpulan sampah. Penjualan ke pengepul sebagai ibu rumah tangga dan mengikuti

Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 190


Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat… Ike Setyaningrum

program bank sampah sebesar 73 %, Bank Sampah Sari Asri memiliki tingkat
sedangkan responden yang bermata pendapatan yang rendah. Hal ini dikarenakan
pencaharian sebagai ibu rumah tangga dan masyarakat yang menjadi nasabah
tidak mengikuti program bank sampah mengumpulkan sampah dengan tujuan selain
sebesar 67 %, Hal ini menunjukkan bahwa untuk peningkatan pengelolaan sampahjuga
mata pencaharian tidak mempengaruhi untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
masyarakat di Kelurahan Tandang untuk 5. Tingkat Pendidikan
melakukan upaya peningkatan pengelolaan Terdapat perbedaan yang signifikan
sampah melalui bank sampah. antara nasabah dan non nasabah. Rata-rata
3. Jumlah Anggota Keluarga nasabah berpendidikan hingga jenjang SMA
Jumlah anggota keluarga antara dengan prosentase sebesar 74 % sedangkan
nasabah dan non ansabah bank sampah tidak non nasabah berpendidikan hampir merata,
memiliki perbedaan yang signifikan. Rata-rata dimana non nasabah yang berpendidikan
jumlah anggota keluarga antara nasabah dan hingga jenjang SMA memiliki prosentase
non nasabah sebanyak 3-5 orang, dimana sebesar 26%, non nasabah yang
jumlah anggota keluarga nasabah Bank berpendidikan hingga jenjang SMP memiliki
Sampah Sari Asri sebanyak 3-5 orang memiliki prosentase sebesar 34%, dan non nasabah
prosentase sebesar 89 % dan jumlah anggota yang berpendidikan hanya sampai jenjang SD
keluarga yang non nasabah sebanyak 3-5 memiliki prosentase sebesar 40%. Hal ini
orang memiliki prosentase sebesar 86 %, menunjukkan bahwa mayoritas nasabah
namun terjadi perbedaaan yang cukup besar memiliki jenjang pendidikan yang tinggi
pada jumlah anggota keluarga sebanyak 2 dibanding non nasabah dikarenakan sebagian
orang, dimana jumlah anggota keluarga yang besar nasabah memiliki jenjang pendidikan
non nasabah memiliki prosentase sebesar akhir SMA dan mayoritas non nasabah
11% dan jumlah anggota keluarga yang memiliki jenjang pendidikan akhir SD,
nasabah memiliki prosentase sebesar 3%. Hal sehingga dapat disimpulkan bahwa
ini dikarenakan responden yang non nasabah masyarakat yang mengupayakan peningkatan
merupakan orang tua yang anak-anaknya pengelolaan sampah melalui bank sampah
telah dewasa sehingga tinggal terpisah dari merupakan warga yang memiliki tingkat
orang tuanya. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan cukup, dimana masyarakat lebih
jumlah anggota keluarga tidak mempengaruhi sadar akan pengelolaan sampah yang baik.
masyarakat dalam upaya peningkatan 6. Pengetahuan
pengelolaan sampah melalui bank sampah di Terdapat perbedaan mengenai
Kelurahan Tandang. pengetahuan antara nasabah dan non
4. Tingkat pendapatan nasabah. Sebagian besar nasabah memiliki
Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan pemahaman yang cukup
pendapatan antara nasabah dan non nasabah. mengenai sampah yang ditunjukkan dengan
Sebagian besar tingkat pendapatan non prosentase sebesar 89 %, sedangkan non
nasabah berada pada kisaran Rp 1.001.000 – nasabah rata-rata tidak memiliki pengetahuan
Rp. 2.500.000 dengan prosentase sebesar 51 dan pemahaman yang cukup mengenai
%, sedangkan sebagian besar tingkat sampah yang ditunjukkan dengan prosentase
pendapatan nasabah berada pada kisaran Rp sebesar 66 %. Hal ini menunjukkan bahwa
501.000 – Rp 1.000.000 dengan prosentase sebagian besar nasabah telah memiliki
sebesar 55 %. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman mengenai
mayoritas nasabah merupakan warga yang sampah yang cukup dibandingkan dengan non
memiliki tingkat pendapatan dengan kategori nasabah, sehingga dapat disimpulkan bahwa
rendah dan non nasabah merupakan warga masyarakat di Kelurahan Tandang yang
yang memiliki tingkat pendapatan dengan mengupayakan peningkatan pengelolaan
kategori cukup, sehingga dapat disimpulkan sampah merupakan masyarakat yang memiliki
bahwa masyarakat yang mengupayakan pengetahuan dan pemahaman yang cukup
peningkatan pengelolaan sampah melalui mengenai sampah dan pengelolaannya..

Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 191


Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat… Ike Setyaningrum

penampungan sementara (TPS). Sarana yang


Analisis Pengelolaan Sampah digunakan biasanya menggunakan kontainer
Berdasarkan Sub-Sub Aspek dan beberapa tempat menggunakan TPS
Pengelolaan terbuka. Berdasarkan hasil observasi dan
1. Aspek teknis operasional kuesioner, pengumpulan sampah yang
a. Pewadahan dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan
Tandang memiliki pola individual tidak
langsung sesuai SNI19-2454 tahun 2002
dengan pola masing-masing sampah yang
telah diwadahi oleh masyarakat akan diangkut
oleh petugas menuju TPS. Kemudian sampah
yang berada di TPS akan diangkut oleh dump
truck menuju TPA.
Sumber: dokumentasi penyusun, 2015 c. Pemindahan
GAMBAR 5
SISTEM PEWADAHAN DI KELURAHAN TANDANG

Sebagian besar masyarakat di


Kelurahan Tandang telah melakukan
pewadahan dan sudah sesuai dengan SNI 19-
2454 tahun 2002, dimana peletakan wadah
individual berada pada halaman muka atau Sumber: dokumentasi penyusun, 2015
halaman belakang tempat tinggal. Terdapat GAMBAR 6
perbedaan antara pewadahan yang dilakukan KONDISI KONTAINER DI TPS KELURAHAN TANDANG
oleh nasabah dan non nasabah. Pewadahan
Kontainer yang berada di Kelurahan
yang dilakukan oleh nasabah adalah dengan
Tandang memiliki kapasitas dalam
membedakan wadah sampah sesuai dengan
menampung sampah sebanyak 6m³. Dan
SNI 19-2454 tahun 2002, dimana sampah
berdasarkan observasi lapangan yang
organik diwadahi dengan tempat warna hijau
dilakukan, sampah yang ditampung di
dan sampah anorganik warna kuning,
kontainer hanya sebanyak 80% dari
sedangkan pewadahan non nasabah tidak
keseluruhan daya tampung kontainer atau
dibedakan berdasarkan jenis sampahnya
sebanyak ± 5m³. Sampah yang dibuang ke
sedangkan non nasabah tidak melakukan
TPS merupakan sampah hasil rumah tangga
pewadahan sesuai dengan SNI 19-2454 tahun
seperti sampah sayur-sayuran dan sampah
2002. Selain dalam pewadahan, perbedaan
plastik yang sudah tidak layak.
antara nasabah dan nasabah adalah dalam hal
d. Pengangkutan
pemilahan dimana nasabah Bank Sampah Sari
Pengangkutan sampah dalam hal ini
Asri memilah sampah terlebih dahulu sebelum
adalah proses pemindahan sampah yang telah
sampah dikumpulkan ke bank sampah atau
dihasilkan ke tempat pengumpulan sam[ah
dibuang ke TPS, sampah yang masih layak
dengan skala yang lebih besar atau ke tempat
akan dikumpulkan ke bank sampah sedangkan
pemusnahan. Pengangkutan sampah yang
sampah yang sudah tidak layak akan dibuang
dihasilkan oleh masyarakat di Kelurahan
ke TPS. Pemilahan tidak dilakukan oleh non
Tandang sudah sesuai dengan SNI 19-2454-
nasabah, sehingga pewadahan sampah
2002. Berdasarkan observasi lapangan dan
langsung dilaksanakan tanpa membedakan
kuesioner, pengangkutan sampah di
jenis – jenis sampahnya.
Kelurahan Tandang menggunakan dump
b. Pengumpulan sampah
truck, kendaraan yang merupakan modifikasi
Tahap setelah pewadahan adalah
dari truck biasa, bak truck yang dapat
pengumpulan, pengumpulan merupakan
digerakan secara hidrolik sehingga proses
kegiatan untuk memindahkan sampah dari
bongkar sampah lebih efektif. Pengangkutan
sub sistem pewadahan ke sub sistem
sampah di Kelurahan Tandang oleh dump

Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 192


Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat… Ike Setyaningrum

truck dilakukan sehari 2 kali. Dump truck Sumber: dokumentasi BS Sari Asri 2015
untuk pengangkutan sampah di Kelurahan GAMBAR 7
SISTEM KELEMBAGAAN ORGANISASI BS SARI ASRI
Tandang disediakan oleh Kecamatan
3. Aspek Retribusi
Tembalang.
Sebagaimana yang telah dimaksud dalam
e. Pengolahan Akhir
Peraturan Daerah Kota Semarang nomor 6
Sampah yang berada di TPS di
tahun 2012 pasal 49, pemerintah
Kelurahan Tandang akan diangkut menuju
mengenakan retribusi atas pelayanan
pembuangan akhir yaitu TPA Jatibarang yang
persampahan yang telah ditetapkan dan
terletak di Kelurahan Kedung Pane. TPA
digolongkan pada retribusi jasa umum.
Jatibarang mulai dioperasikan sejak tahun
Pemungutan retribusi atas pelayanan
1992 dengan luas ± 460.183 m².
persampahan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan. Sumber dana untuk
2. Aspek kelembagaan
kegiatan pengelolaan sampah di Kota
Sistem kelembagaan pengelolaan sampah
Semarang berasal dari APBD dan pemungutan
merupakan faktor untuk meningkatkan daya
retribusi pelayanan sampah Pemerintah Kota
guna dan hasil guna dari sistem pengelolaan
Semarang bekerja sama dengan PDAM yaitu
sampah. Organisasi juga mempunyai
dengan cara mencantumkan nilai retribusi
perananan pokok dalam menggerakkan,
kebersihan pada lembar tagihan rekening air
mgaktifkan dan mengarahkan sistem
PDAM. Berdasarkan observasi lapangan dan
pengelolaan sampah dengan ruang lingkup
sebaran kuesioner, penarikan retribusi di
isntitusi pola organisasi. Di Kelurahan Tandang
Kelurahan Tandang dilakukan oleh Kecamatan
dibentuk sistem kelembagaan guna
Tembalang dengan biaya retribusi sebesar Rp
pengelolaan sampah melalui bank sampah
7000/bulan. Penarikan tidak dilakukan oleh
berdasarkan surat keputusam lurah Tandang
PDAM dikarenakan pelayanan sarana dan
nomor 660.2/13/III/2014 yang menyebutkan
prasarana di Kelurahan Tandang disediakan
bahwa,
oleh Kecamatan Tembalang.
“pengurus bank sampah dimaksud dengan
bertugas menghimpun nasabah, melayani
4. Aspek Sistem Hukum dan Peraturan
nasabah, menerima sampah organik dan non
Sistem pengelolaan sampah di
organik, serta menjual hasil mentah ataupun
Kelurahan Tandang merujuk pada peraturan-
olahan dari produk sampah tersebut dari
peraturan, sebagai berikut:
lingkup bank sampah yang telah disepakati”
1. Peraturan Daerah Kota Semarang
Berdasarkan hal tersebut maka
nomor 6 tahun 2012 tentang
disusunlah kepengurusan bank sampah guna
Pengelolaan Sampah Pasal 23 ayat 5
pengelolaan bank sampah dengan baik,
dan Pasal 35 ayat 1,
dengan pola kepengurusan sebagai berikut
2. Surat keputusan Lurah Tandang
PENANGGUNG JAWAB Kecamatan Tembalang Kota Semarang
nomor 660.2/13/III/2014 tentang
Pembentukan Bank Sampah Sari Asri
KETUA di Kelurahan Tandang
PELAPAK
SEKRETARIS 5. Aspek Peran serta Masyarakat
PEMBUKUAN
Menurut Peraturan Daerah Kota
Semarang nomor 6 tahun 2012 tentang
BENDAHARA PENIMBANG
Pengelolaan Sampah pada pasal 47 yang
berisi, bahwa
“bentuk peran masyarakat dalam
PEMILAH
pengelolaan sampah meliputi:
a. Menjaga kebersihan lingkungan;
KOORDINATORR

Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 193


Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat… Ike Setyaningrum

b. Aktif dalam kegiatan pengurangan, yang semula berada di RW XII Kelurahan


pengumpulan, pemilahan, Tandang ke Kelurahan Jangli.
pengangkutan, dan pengelolaan Hal ini menjadi bahan pertimbangan
sampah; warga untuk membentuk sebuah keompok
c. Pemberian saran, usul, pengaduan, kerja yang bertujuan untuk mengurangi
pertimbangan, dan pendapat dalam volume sampah dan meningkatkan
upaya peningkatan pengelolaan pengelolaan sampah serta peningkatan
sampah di wilayahnya.” kualitas lingkungan. Warga di RW XIII
Berdasarkan observasi lapangan dan kemudian belajar ke bank sampah yang ada di
sebaran kuesioner, masyarakat di Kelurahan Yogyakarta untuk mengetahui bagaimana
Tandang sudah cukup baik dalam menjaga mendirikan sebuah bank sampah yang baik.
kebersihan lingkungan sesuai dengan pasal 47 Sebelum didirikannya kelompok kerja atau
ayat a. Hal ini dibuktikan dengan adanya kerja bank sampah di Kelurahan Tandang,
bakti yang rutin dilaksanakan oleh warga. masyarakat cenderung membuang sampah di
Masing-masing RW memiliki kebijakan dalam TPS yang di berada di RW VI tanpa perlakukan
melaksanakan kerja bakti, contohnya di RW VI apapun terhadap sampah tersebut, selain itu
melaksanakan kerja nakti setiap minggu ke IV. masih terdapat masyarakat yang membuang
Selain kerja bakti, mayoritas masyarakat telah sampah disungai dekat tempat tinggalnya.
membuang sampah di TPS, sehingga Berdasarkan observasi lapangan yang
meminimalisir adanya membuang sampah dilakukan oleh peneliti, masih terdapat
secara sembarangan. masyarakat yang membuang sampah di
Sebagian besar masyarakat juga aktif sungai tempat tinggalnya. Hal ini dilakukan
dalam kegiatan yang telah disebutkan dalam oleh sebagian warga yang bertempat tinggal
pasal 47 ayat b dengan ikut terlibat dalam di RW XI dan XII. Masyarakat berasumsi
program Bank Sampah Sari Asri. Meskipun bahwa TPS yang terletak di RW VI dan
demikian masih terdapat masyarakat yang Kelurahan Jomblang Kecamatan Jangli jauh
tidak melakukan kegiatan tersebut. dari tempat tinggalnya.
Masyarakat tidak mau berperan aktif dalam
kegiatan yang bertujuan untuk pengurangan
volume sampah dan peningkatan kualitas
lingkungan hidup, seperti misalnya tidak mau
mengikuti program bank sampah yang telah
dicanangkan oleh Kepala Kelurahan Tandang.
Sumber: dokumentasi penyusun, 2015
GAMBAR 8
Analisis Upaya Peningkatan Pengelolaan KONDISI SUNGAI DI KELURAHAN TANDANG NON
Sampah oleh masyarakat Kelurahan Tandang NASABAH
Upaya untuk meningkatkan
pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Setelah adanya pendirian bank sampah
masyarakat di Kelurahan Tandang adalah Sari Asri, masyarakat di Kelurahan Tandang
dengan melalui program Bank Sampah Sari. berupaya untuk meningkatkan pengelolaan
Pada mulanya Bank Sampah Sari Asri sampah dengan cara mendirikan bank
merupakan kelompok kerja yang dicanangkan sampah. Yang membedakan peningkatan
oleh warga yang bertempat tinggal di RW XIII pengelolaan sampah di Kelurahan Tandang
Kelurahan Tandang. Pendirian kelompok kerja dengan kelurahan lainnya di Kecamatan
dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan yang Tembalang adalah dengan adanya pendirian
sudah semakin memprihatinkan, dimana Bank Sampah Sari Asri. Pada dasarnya tidak
sarana dan prasarana persampahan yang ada ada perbedaan yang signifikan mengenai bank
belum mampu melayani dan menangani sampah di Kelurahan Tandang, tetapi bank
permasalahan sampah yang ada di Kelurahan sampah di Kelurahan Tandang memiliki ciri
Tandang, terlebih dengan pemindahan TPS khas, diantaranya adalah:

Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 194


Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat… Ike Setyaningrum

1. Terdapat dua bank sampah di sampah, dikarenakan mampu mengurangi


Kelurahan Tandang, yang masing- volume sampah yang dihasilkan oleh
masing bank sampah mencakup 7 RW masyarakat. Salah satu bukti adalah
di Kelurahan Tandang masyarakat di Kelurahan Tandang sekarang
2. Bank sampah di Kelurahan Tandang tidak membuang sampah di TPS saja tetapi
didirikan atas inisiatif warga yang juga mengumpulkan sampah di bank sampah.
kemudian didukung oleh Kepala Hal ini dapat mengurangi volume sampah
Kelurahan Tandang yang akan dibuang masyarakat di TPS, selain
3. Nasabah bank sampah di Kelurahan itu masyarakat telag berupaya untuk
Tandang tidak hanya warga di melakukan penggunaan kembali kemasan-
Kelurahan Tandang saja, tetapi juga kemasan produk yang digunakan sehari-hari.
terdapat warga diluar Kelurahan Terdapat beberapa faktor yang
Tandang, selain itu bank sampah di mempengaruhi masyarakat dakam
Kelurahan Tandang tidak mengenal keikutsertaan dalam program bank sampah di
batasan umur, anak-anak juga dapat Kelurahan Tandang, yaitu faktor usia, tingkat
menjadi nasabah. pendidikan, tingkat pendapatan, dan
4. Pendirian bank sampah di Kelurahan pengetahuan.
Tandang didukung dan didanai oleh Rekomendasi
KOMPASS (Konsorsium Peduli Anak Berdasarkan kesimpulan diatas didapat
Kabupaten dan Kota Semarang) dan rekomedasi,
childFund 1. Dalam pelaksanaan Bank Sampah Sari
Alasan pemilihan program bank sampah Asri, harus memperbanyak sosialisasi ke
sebagai salah satu upaya peningkatan warga-warga dan ke seluruh cakupan
pengelolaan sampah di Kelurahan Tandang wilayah bank sampah di Kelurahan
dikarenakan, bank sampah memuat konsep Tandang, agar dapat berjalan optimal.
3R yang merupakan konsep peningkatan 2. Adanya peningkatan partisipasi
pengelolaan sampah. Didalam program bank masyarakat, dikarenakan peran
sampah, masyarakat secara tidak langsung masyarakat dalam upaya peningkatan
melaksanakan konsep 3R yaitu dengan cara pengelolaan sampah di Kelurahan
pelaksanaan, Reuse, Reduce, Recycle. Tandang merupakan aspek penting guna
Masyarakat yang menjadi nasabah di bank kelancaran dalam pelaksanaan bank
sampah dibekali pengetahuan mengenai sampah.
konsep 3R oleh para pengurus Bank Sampah 3. Adanya penambahan sukarelawan dalam
Sari Asri, sehingga Bank Sampah Sari Asri tidak pelaksanaan bank sampah di Kelurahan
hanya memiliki tujuan merubah sampah Tandang agar pelaksanaan dapat berjalan
menjadi nilai ekonomis saja tetapi juga lebih efektif, dikarenakan masih
memiliki tujuan untuk mensosialisasikan kurangnya sukarelawan yang membantu
konsep 3R kepada masyarakat pelaksanaan program-program Bank
kerajinan tangan apabila tidak ada pesanan Sampah Sari Asri.
dari luar. 4. Adanya sosialisasi pengetahuan
Sampah anorganik maupun organik mengenai daur ulang sampah organik
apabila dikelola dengan baik dan optimal maupun anorganik sebagai salah satu
dapat digunakan sebagai salah satu lapangan upaya peningkatan pengelolaan sampah
pekerjaan bagi ibu-ibu rumah tangga di khusunya daur ulang dan agar kerajinan
Kelurahan Tandang, dikarenakan kerajinan tangan dari sampah dapat menjadi
tangan yang berasal dari sampah memiliki pemasukan pendapatan bagi ibu-ibu
nilai jual. rumah tangga di Kelurahan Tandang
5. Dukungan dari Pemerintah Kota
KESIMPULAN Semarang secara penuh dalam
Bank sampah telah terbukti sebagai pelaksanaan program bank sampah guna
salah satu upaya peningkatan pengelolaan

Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 195


Karakteristik Peningkatan Pengelolaan Sampah oleh Masyarakat… Ike Setyaningrum

pengurangan volume sampah di Kota Tribunews. Setiap Hari Kota Semarang


Semarang hasilkan 1000 kubik sampah. Diakses pada
6. Adanya optimalisasi sarana dan tanggal 14 November 2014
prasarana di Kelurahan Tandang untuk http://www.tribunnews.com/regional/2013/0
jangkauan pelayanan persampahan yang 6/08/setiap-hari-kota-semarang-hasilkan-
lebih luas dan secara menyeluruh 1000-kubik-sampah

Utami, Eka. 2013. Buku Panduan sistem Bank


DAFTAR PUSTAKA Sampah & 10 Kisah Sukes. Jakarta:
Buku Pedoman Umum konsep 3R berbasis Yayasan Unilever
masyarakat.

Hoornweg, Daniel; Bhada-Tata, Perinaz.


2012. What a waste : a global review of solid
waste management. Urban development
series ; knowledge papers no. 15. Washington
D.C. - The Worldbank.

http://documents.worldbank.org/curated/en/
2012/03/16537275/waste-global-review-
solid-waste-management diakses pada
tanggal 13 November 2014

Faizah. 2008. “Pengelolaan sampah rumah


tangga berbasis masyarakat.” Tesis
Diterbitkan, Jurusan Teknik Lingkungan,
Fakulktas Teknik, Universitas
Diponegoro, Semarang

Newman, Isadore (2008) Mixed Methods


Research. SIU PRESS

Penebar Swadaya. Penanganan dan


Pengelolaan Sampah. Depok: Penebar
Swadaya

Ramadhan, Adhita. 2009. “Analisis Kesediaan


menerima dan kompensasi di Tempat
Akhir Pembuangan Sampah Cipayung,
Kota Depok Jawa Barat. Skripsi
diterbitkan. Jurusan Ekonomi dan
Sumber Daya Lingkungan, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor.

SNI nomor 19-2454 tahun 2002 tentang Tata


Cara Teknis Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan

Teknik PWK; Vol. 4; No. 2; 2015; hal. 185-196 | 196

Anda mungkin juga menyukai