Anda di halaman 1dari 26

PERLETAKAN

STRUKTUR
• Suatu struktur mencapai keseimbangan karena
timbul gaya – gaya reaksi pada titik – titik
perletakan/ penopang struktur untuk
mengimbangi gaya – gaya luar yang bekerja.
• Banyak kemungkinan sistem yang dipilih sebagai
penopang atau perletakan suatu struktur. Untuk
keperluan analisis, kondisi – kondisi perletakan
dapat diidealisasikan menjadi titik yang secara
sempurna menahan translasi/ rotasi atau
melepaskan translasi/rotasi pada arah – arah
tertentu
Jenis – jenis perletakan

1. Sendi (Pinned)

Video: Mehdi Setareh via youtube


2. Rol (Rolled)

Video: Mehdi Setareh via youtube


3. Jepit (Fixed)

Video: Mehdi Setareh via youtube


Determinacy and Stability

• Sebelum memulai analisis gaya suatu struktur, perlu ditetapkan determinasi dan stabilitas
struktur.
• Jika semua gaya dalam suatu struktur dapat ditentukan secara ketat dari persamaan ini,
struktur tersebut disebut sebagai struktur statis tertentu.
• Struktur yang memiliki lebih banyak gaya yang tidak diketahui daripada persamaan
ekuilibrium yang tersedia disebut struktur satis tak tentu.
• Sebagai aturan umum, suatu struktur dapat diidentifikasi sebagai ditentukan secara statis
atau tidak ditentukan secara statis dengan menggambar free-body diagram , atau bagian
selektif dari anggotanya, dan kemudian membandingkan jumlah total gaya reaktif yang tidak
diketahui dan komponen momen dengan jumlah persamaan kesetimbangan yang tersedia.

struktur statis tertentu.


struktur satis tak tentu.
Beban
Terpusat
Beban terpusat digambarkan
sebagai vektor tunggal.
CONTOH 2.1

Reaksi perletakan pada balok dua tumpuan


sederhana dengan beban terpusat

P
A B

L/2 L/2

L
Solusi :
a. Asumsi

(+)

b. Gaya – gaya yang bekerja pada balok


P

A B
HA

VA ½L ½L VB

L
c. Syarat keseimbangan :
• ΣMA=0
P . ½ L – VB. L =0, VB = P/2 ( ­ )
• ΣV=0
VA + VB = P, VA = P/2 ( ­ )
• ΣH=0
HA = 0
d. Check Keseimbangan :
ΣMB=0
VA . L – P . ½ L =0
P/2 . L – P/2 . L =0
0 = 0 ...... OK !!
CONTOH 2.2
Reaksi perletakan dua tumpuan sederhana
dengan beban miring

P
A a B

L/2 L/2

L
Solusi :
a. Asumsi

(+)

b. Penguraian beban miring menjadi beban vertikal dan


horizontal
Psin a

A B
HA
Pcos a
VA
L/2 L/2 VB

L
Besar distribusi beban vertikal dan horizontal
diperoleh dengan menggunakan aturan sinus :
P y x
= =
sin90 sinα sin(90 - α )

Dalam aturan trigonometri


P y
sin(90-α) = cos α
α P y x
= =
x sin90 sinα cos α

y = P sinα
x = P cosα
c. Syarat keseimbangan :
• ΣMA=0
Psinα . L/2 – VB. L =0, VB = Psinα /2( ­ )
• ΣV=0
VA + VB – Psinα = 0, VA = Psinα /2 ( ­ )
• ΣH=0
HA = P cos α (®)

d. Check Keseimbangan : ΣMB= 0


VA . L – Psinα . L/2 =0
Psinα . L/2 – Psinα. L/2 = 0
0 = 0 ...... OK !!
Latihan

Hitung reaksi perletakan pada balok dua tumpuan


sederhana dengan beban terpusat

P P
A B

L/4 L/2 L/4

L
Beban
Merata
• Beban terpusat digambarkan sebagai vector tunggal.
• Tidak semua gaya dapat dinyatakan sebagai beban terpusat.
• Misalnya untuk menyatakan gaya tekan air terhadap dinding
kolam. Semakin dalam, maka gaya tekan yang terjadi akan
semakin besar dan dapat dimodelkan sbb :

Sketsa gambar disamping


memperlihatkan kumpulan vector
gaya yang saling terhubung
membentuk segitiga.
Segitiga ini menunjukkan bahwa gaya
pada permukaan kolam = 0 dan
meningkat secara beraturan hingga
mencapai dasar kolam.
• Beban merata / terdistribusi
• Dalam melakukan analisis, beban terdistribusi tersebut dinyatakan
dalam bentuk vector tunggal (terpusat) berupa resultan dari
kumpulan vector gaya yang saling terhubung.

• Balok OB pada gambar (a) memikul beban terdistribusi sepanjang


balok. Besarnya gaya yang bekerja sepanjang dx adalah dw = w dx.
Sehingga total gaya yang bekerja sepanjang balok adalah :
• Resultan W (terpusat) searah dengan beban terdistribusi w.
Resultan W harus membentuk keseimbangan terhadap balok yaitu
Momen W terhadap pusat rotasi O = total momen dW terhadap
pusat rotasi O
• Beban merata / terdistribusi

q (N/m)
q (N/m)

L L

R=q.L
R = ½ (q . L)

L/2 L/3
CONTOH 2.3
Reaksi perletakan dua tumpuan sederhana dengan
beban merata

A B
HA

VA
VB

L
Solusi :
a. Asumsi

(+)

b. Konversi beban merata menjadi beban terpusat


R adalah resultan beban merata, merupakan luas segi-empat
dengan titik berat pada tengah bentang (1/2 L)

R=w.L

A B
HA

VA
VB

L
c. Syarat keseimbangan : ∑V = 0 ; ∑ H = 0 ; ∑ M = 0

• ΣMA=0
R . ½ L – VB. L =0, VB = wL/2 ( ­ )
• ΣV=0
VA + VB = R, VA = wL/2 ( ­ )
• ΣH=0
HA = 0

d. Check Keseimbangan :
VA . L – R . ½ L =0
WL2/2 – wL2/2 =0
0 = 0 ...... OK !!
q (N/m)

R = ½ (q . L)

L/3

Anda mungkin juga menyukai