STRUKTUR
• Suatu struktur mencapai keseimbangan karena
timbul gaya – gaya reaksi pada titik – titik
perletakan/ penopang struktur untuk
mengimbangi gaya – gaya luar yang bekerja.
• Banyak kemungkinan sistem yang dipilih sebagai
penopang atau perletakan suatu struktur. Untuk
keperluan analisis, kondisi – kondisi perletakan
dapat diidealisasikan menjadi titik yang secara
sempurna menahan translasi/ rotasi atau
melepaskan translasi/rotasi pada arah – arah
tertentu
Jenis – jenis perletakan
1. Sendi (Pinned)
• Sebelum memulai analisis gaya suatu struktur, perlu ditetapkan determinasi dan stabilitas
struktur.
• Jika semua gaya dalam suatu struktur dapat ditentukan secara ketat dari persamaan ini,
struktur tersebut disebut sebagai struktur statis tertentu.
• Struktur yang memiliki lebih banyak gaya yang tidak diketahui daripada persamaan
ekuilibrium yang tersedia disebut struktur satis tak tentu.
• Sebagai aturan umum, suatu struktur dapat diidentifikasi sebagai ditentukan secara statis
atau tidak ditentukan secara statis dengan menggambar free-body diagram , atau bagian
selektif dari anggotanya, dan kemudian membandingkan jumlah total gaya reaktif yang tidak
diketahui dan komponen momen dengan jumlah persamaan kesetimbangan yang tersedia.
P
A B
L/2 L/2
L
Solusi :
a. Asumsi
(+)
A B
HA
VA ½L ½L VB
L
c. Syarat keseimbangan :
• ΣMA=0
P . ½ L – VB. L =0, VB = P/2 ( )
• ΣV=0
VA + VB = P, VA = P/2 ( )
• ΣH=0
HA = 0
d. Check Keseimbangan :
ΣMB=0
VA . L – P . ½ L =0
P/2 . L – P/2 . L =0
0 = 0 ...... OK !!
CONTOH 2.2
Reaksi perletakan dua tumpuan sederhana
dengan beban miring
P
A a B
L/2 L/2
L
Solusi :
a. Asumsi
(+)
A B
HA
Pcos a
VA
L/2 L/2 VB
L
Besar distribusi beban vertikal dan horizontal
diperoleh dengan menggunakan aturan sinus :
P y x
= =
sin90 sinα sin(90 - α )
y = P sinα
x = P cosα
c. Syarat keseimbangan :
• ΣMA=0
Psinα . L/2 – VB. L =0, VB = Psinα /2( )
• ΣV=0
VA + VB – Psinα = 0, VA = Psinα /2 ( )
• ΣH=0
HA = P cos α (®)
P P
A B
L
Beban
Merata
• Beban terpusat digambarkan sebagai vector tunggal.
• Tidak semua gaya dapat dinyatakan sebagai beban terpusat.
• Misalnya untuk menyatakan gaya tekan air terhadap dinding
kolam. Semakin dalam, maka gaya tekan yang terjadi akan
semakin besar dan dapat dimodelkan sbb :
q (N/m)
q (N/m)
L L
R=q.L
R = ½ (q . L)
L/2 L/3
CONTOH 2.3
Reaksi perletakan dua tumpuan sederhana dengan
beban merata
A B
HA
VA
VB
L
Solusi :
a. Asumsi
(+)
R=w.L
A B
HA
VA
VB
L
c. Syarat keseimbangan : ∑V = 0 ; ∑ H = 0 ; ∑ M = 0
• ΣMA=0
R . ½ L – VB. L =0, VB = wL/2 ( )
• ΣV=0
VA + VB = R, VA = wL/2 ( )
• ΣH=0
HA = 0
d. Check Keseimbangan :
VA . L – R . ½ L =0
WL2/2 – wL2/2 =0
0 = 0 ...... OK !!
q (N/m)
R = ½ (q . L)
L/3