Anda di halaman 1dari 22

DESAIN ELASTIS ; METODE BEBAN BERIMBANG

(LOAD BALANCING METHOD)

Pada materi sebelumnya, telah diketahui ada beberapa konsep yang


dipergunakan di dalam mendesain suatu struktur beton bertulang. Konsep tersebut antara
lain :
1. Konsep Tegangan (Stress Concept)
Inti : tegangan tekan yang diakibatkan gaya kabel/tendon akan menghapuskan
tegangan tarik, dimana tegangan tarik tersebut diakibatkan oleh beban mati
balok+beban hidup yang bekerja pada balok.

2. Konsep Kekuatan (Strength Concept)


Inti : beton prategang serupa dengan beton bertulang, dan meninjau pula kekuatan
batasnya. Pada konsep ini, momen luar yang terjadi diimbangi oleh C.a atau P.a dan
ini dijadikan dasar dari metode daerah aman.

Dimana :
C
C = gaya tekan yang bekerja pada beton
a
P P = gaya tarik yang bekerja pada kabel

3. Konsep Keseimbangan (Balanced Concept)


Merupakan dasar dari Load Balancing Method. Beban mati ditambah dengan
sebagian beban hidup yang diimabangi oleh beban ekuivalen (gaya pengganti) akibat
kabel. Sisa beban hidup diimbangi oleh gaya P. Gaya imbang disini dapat diartikan
sebagai gaya yang timbul akibat dari melengkungnya tendon setelah diberi suatu gaya
prategang P. Konsep ini banyak dipergunakan di dalam desain beton pratekan
struktur statis tak tentu.
Konsep inilah yang akan dibahas pada materi ini+disertai dengan beberapa contoh
soal.

LOAD BALANCING METHOD 1


Diagram Hubungan Lendutan dan Pembebanan

5
4

3
2

Gambar 1. Prilaku komponen struktur prategang akibat lentur

GL (girder load) = beban gelegar (beban mati balok)


DL (dead load) = beban mati total (beban plat yang dipikul balok)
LL (live load) = beban hidup
DL + LL = beban kerja ; tak terjadi tegangan tarik pada beton (stress concept)
k1.(DL + LL) = faktor keamanan yang digunakan pada beban kerja untuk
mendapatkan beban titik leleh minimum ; tak ada lendutan (sebagian
LL dipikul kabel) → balanced concept.
k2.(DL + LL) = beban batas minimum ; keadaan batas (strength concept)
DL + k3.LL = desain beban berimbang (dengan k3 = 0 atau k3 << 1)

Berdasarkan Gambar 1, dapat dijelaskan mengenai keadaan-keadaan yang terjadi :


Keadaan 1 : kabel ditarik, yang bekerja pada balok hanya GL. Lendutan yang terjadi
berarah ke atas.
Keadaan 2 : beban pelat mulai bekerja, lendutan tetap ke atas.
Keadaan 3 : lendutan = 0
Keadaan 4 : tak ada tarik. Pada stress concept diusahakan tegangan tarik = 0
Keadaan 5 : beton daerah tarik mulai retak.

LOAD BALANCING METHOD 2


Pengertian Gaya Imbang
Gaya Imbang : gaya yang timbul akibat dari melengkungnya kabel/tendon setelah diberi
suatu gaya prategang P.
Tinjaulah suatu tendon lengkung yang diberi gaya prategang P dengan radius r, sehingga
timbul gaya terbagi rata dengan arah ke pusat lengkungan.

Gambar 2. Gaya Imbang

ds  r.d
d Pr  P.d
d Pr P.d P
   Wr
ds ds r
Wr dapat diuraikan :

Wh = Wr sin  Bila  sangat kecil, d ~ ds, cos  ~ 1, sin  ~ 0 dan r


P
Wb = Wr cos  konstan, maka : Wb  dan Wh = 0
r
Wb = Gaya Imbang

Konsep Beban Berimbang


….. suatu tendon prategang diberi bentuk dan gaya yang sedemikian rupa sehingga
sebagian dari beban luar (termasuk beban mati) yang telah ditetapkan dapat
diimbangi sepenuhnya.
Tinjau suatu tendon parabola sembarang :

LOAD BALANCING METHOD 3


Gambar 3. Tendon Parabola

Keseimbangan gaya-gaya arah vertikal :


V = 0
P.sin 2 – P.sin 1 + Wb.Δx = 0 (1)
untuk Δx sangat kecil, sin 2 ~ 2 dan sin 1~ 1
sehingga persamaan (1) menjadi :
P (2 - 1) = - Wb.Δx (2)
Apabila kemiringan lengkung differensiable, maka 1 dan 2 dapat dinyatakan sebagai :

dy dy d 2 y
1  ; 2   x
dx dx dx 2
dengan mensubstitusikan nilai 1 dan 2 ke persamaan (2) akan didapat :

d2y
P  Wb (3)
dx 2

Jika beban imbang Wb = konstan, maka integrasi persamaan (3) memberikan :


x2
P. y  Wb  c1.x  c2 (4)
x
dimana c1 dan c2 adalah konstanta integrasi yang dapat dihitung dari syarat-syarat batas
(boundary conditions) dari tendon, misalkan :

LOAD BALANCING METHOD 4


1. Gaya imbang balok sederhana, tendon parabola
Untuk suatu balok sederhana (di atas dua tumpuan)
- momen tumpuan = 0
- eksentrisitas tendon pada tumpuan ~ 0
maka syarat batasnya : y = 0 pada x = 0 dan x = L
Nilai-nilai tersebut disubstitusikan ke persamaan (4) sehingga didapat :
y = 0 dan x = 0 → c2 = 0
L
y = 0 dan x = 0 → c1 = Wb
2
sehingga persamaan (4) menjadi :
Wb .x.( L  x)
P. y  (5)
2

Gambar 4. Gaya imbang dari tendon parabola

Gambar 5. Perimbangan beban merata


pada tengah bentang :
x = L/2 dan y = h → substitusikan ke persamaan (5)
diperoleh :
Wb .L2 8 P.h
P.h  atau Wb  2
8 L

LOAD BALANCING METHOD 5


2. Gaya imbang balok kentilever, tendon parabola
Analog dengan balok sederhana, didapat :
Wb .L2 2 P.h
P.h  atau Wb  2
2 L

2
W .L1
h1 
8P

2
W .L2
h2 
2P

Gambar 6. Balok kantilever

Gambar 7. Perimbangan beban untuk balok kantilever

3. Gaya imbang balok sederhana, tendon patah


Untuk mengimbangi suatu beban terpusat yang bekerja di tengah bentang balok
sederhana, dilakukan dengan cara membengkokkan tendon secara tajam di bawah
beban. Timbul komponen yang mengarah ke atas : V = 2 P sin 

Gambar 8. Beban imbang balok patah

LOAD BALANCING METHOD 6


Gambar 9. Perimbangan beban terpusat

Catatan :
- Pada keadaan seimbang, pada struktur tidak terjadi lendutan ( = 0) dan momen lentur
tidak bekerja (M = 0)
P
- Tegangan pada beton di semua penampang struktur bekerja merata :  'b 
Ab
dimana : P = gaya prategang
Ab = luas penampang beton
Kondisi ini terjadi pada konstruksi statis tertentu dan statis tak tentu.

LOAD BALANCING METHOD 7


Contoh perhitungan struktur Beton Pratekan dengan Load Balancing Method :
1. Diketahui balok pratekan di atas 3 perletakan, LL = 0,5 t/m. Penampang persegi 25/50
seperti terlihat pada gambar berikut :

LOAD BALANCING METHOD 8


2. Diketahui suatu struktur balok prategang dengan kantilever seperti berikut :

LOAD BALANCING METHOD 9


LOAD BALANCING METHOD 10
LOAD BALANCING METHOD 11
LOAD BALANCING METHOD 12
LOAD BALANCING METHOD 13
LOAD BALANCING METHOD 14
LOAD BALANCING METHOD 15
LOAD BALANCING METHOD 16
LOAD BALANCING METHOD 17
LOAD BALANCING METHOD 18
LOAD BALANCING METHOD 19
LOAD BALANCING METHOD 20
LOAD BALANCING METHOD 21
LOAD BALANCING METHOD 22

Anda mungkin juga menyukai