RANGKA BATANG
KELOMPOK D :
M. NOOR RIZKI HIDAYAT (21171001P)
M. FIKRI MIFTAHURRAHMAN (21171034P)
ISLAMIATI RIANTO (21171033P)
NOVENTA WIJAYA AYUNINGTIA (22171017P)
Balok (Beam) adalah suatu anggota struktur yang ditujukan untuk memikul
beban transversal saja, suatu balok akan teranalisa dengan secara lengkap apabila
diagram gaya geser dan diagram momennya telah diperoleh.
Diagram gaya geser dan momen suatu balok dapat digambarkan apabila
semua reaksi luarnya telah diperoleh. Dalam telaah tentang keseimbangan sistem
gaya-gaya sejajar yang sebidang, telah dibuktikan bahwa jumlah gaya yang tak
diketahui pada sembarang benda-bebas (free body) yang dapat dihitung dengan
prinsip statika tidak bisa lebih dari dua buah.
Konstruksi batang adalah suatu konstruksi yang terdiri atas satu atau lebih
batang yang dapat menerima gaya normal, gaya lintang, dan momen lentur. Suatu
konstruksi dikategorikan sebagai struktur statis tertentu jika nilai gaya-gaya luar yang
bekerja pada struktur tersebut dapat ditentukan dengan persamaan kesetimbangan
statis (equations of static equilibrium). Adapun yang dibahas dalam bab ini adalah
konstruksi batang yang masih termasuk dalam struktur statis tertentu, dalam
perhitungan analisisnya dapat diselesaikan cukup dengan menggunakan tiga
persamaan kesetimbangan, yaitu jumlah gaya–gaya yang bekerja pada arah
horizontal adalah nol atau ∑H = 0 , jumlah gaya–gaya yang bekerja pada arah
vertikal adalah nol atau ∑V = 0, dan jumlah momen gaya adalah nol atau ∑M = 0.
Konstruksi batang atau biasa disebut balok merupakan bagian dari konstruksi
bangunan yang biasanya menerima beban berupa beban lentur (arah beban tegak
lurus dengan sumbu batang) dan mengalami lendutan akibat dari momen lentur.
Posisi balok yang umum adalah horizontal, walaupun juga ditemui balok yang
berposisi miring, misalnya balok tangga.
L
L
Balok sederhana tunggal adalah konstruksi balok yang terdiri dari satu
bentang, dengan satu tumpuan sendi di salah satu ujungnya dan tumpuan rol di
ujung yang lain. Tumpuan sendi dimaksudkan agar tumpuan mampu menerima gaya
dalam berbagai arah, menahan pelengkungan, dan mencegah bergesernya balok
dari tempatnya.
Tumpuan rol digunakan agar balok dapat bergerak bebas dalam arah
memanjang dari balok. Dengan demikian, perubahan pada arah memanjang akibat
pelengkungan balok dan perubahan panjang akibat perubahan temperatur dapat
dinetralisir karena tumpuan rol tidak memberikan perlawanan terhadap gerakan dari
balok. Apabila salah satu tumpuannya bukan rol, misalnya kedua tumpuan sendi,
maka akan terjadi tegangan yang sangat tinggi pada balok tersebut. Sebaliknya, jika
kedua tumpuan itu rol, maka balok akan terlepas dari tumpuannya.
Batang yang ditunjukkan pada gambar 94 dibebani dengan gaya P. Reaksi
yang terjadi pada perletakan ada tiga, yaitu RH, RV1, dan RV2. Sistem gaya tersebut
adalah statis tertentu karena terdapat tiga persamaan kesetimbangan yang tersedia
dan persamaan-persamaan tersebut cukup untuk menentukan ketiga variabel (dalam
hal ini gaya-gaya reaksi) yang belum diketahui nilainya.
Tinjauan balok statis tertentu pada Gambar 1.1. Sejauh keseimbangan balok
secara keseluruhan yang ditinjau, reaksi yang tak diketahui muncul ada dua, yakni
VA dan VB. Sebaiknya VA diperoleh dengan menggunakan persamaan
keseimbangan yang menyatakan bahwa jumlah momen di B harus sama dengan nol,
dan kemudian VB diperoleh dengan menggunakan persamaan yang menyatakan
bahwa jumlah momen di A harus sama dengan nol, dan akhirnya pengecekan
dilakukan dengan menggunakan persamaan yang menyatakan bahwa jumlah gaya
vertikal harus sama dengan nol.
1. Balok Sederhana Tunggal Dengan Beberapa Beban Terpusat
Struktur balok sederhana tunggal yang dibebani dengan beberapa beban
titik diilustrakan dalam gambar 1.3 berikut.
P3
P2
P1
RAH A B
C D E
RAv RBv
Gaya lintang dan momen yang terjadi pada balok sederhana tunggal
yang dibebani dengan bebarapa beban terpusat (gambar 95) akan mengikuti
sifat-sifat berikut ini:
1. Besarnya gaya geser/gaya lintang akan berubah di tiap lokasi atau titik
pembebanan, sehingga bentuk diagram gaya geser akan tetap/rata di
antara dua gaya yang bersebelahan.
2. Diagram momen akan berbentuk poligon dengan sisi-sisi poligon berubah
arah di tiap titik pembebanan.
3. Momen maksimal terjadi pada tempat terjadinya gaya geser nol (0).
4. Besarnya momen pada suatu titik sembarang akan sama dengan luasan
diagram gaya geser dari tumpuan sampai dengan posisi titik sembarang
tersebut.
5. Selisih momen antar dua titik akan sama dengan luasan gaya geser di
antara dua titik yang ditinjau tersebut.
Gambar 1.5 Diagram Benda Bebas dan Diagram Gaya-gaya Dalam Balok
Sederhana Bentang Tunggal Dengan Beban Merata
1 h 3
2 D 2
E
Gambar 1.6 Bending Moment Diagram (BMD) Balok dengan Beban Merata
dengan Sistem Garis Singgung
Gambar 1.7 Diagram Benda Bebas dan Diagram Gaya-gaya dalam Balok
Sederhana Bentang Tunggal dengan Beban Segitiga
A B
Gambar 1.8 Balok Sederhana bentang tunggal dengan beban segitiga satu
muka
Gambar 1.9 Diagram Benda Bebas dan Diagram Gaya-gaya dalam Balok
Sederhana Bentang Tunggal dengan Beban Segitiga Satu Muka
q1 P q2
A B
Contoh Soal 1
Sebuah balok berpenampang persegi, di tumpu pada kedua ujungnya, dan bermuatan
beberapa beban terpusat seperti pada gambar berikut. Tentukan reaksi pada kedua
tumpuan; momen pada tiap titik penampang dan momen maksimum; gaya geser dan
gaya geser maksimum; serta gambar lukisan diagram momen dan geser.
P3=3 kN
P2=2 kN
P1=1 kN
A B
D E
1,25mC 2,5m
3.75m
L=5m
Penyelesaian:
Menghitung reaksi tumpuan :
Mencari reaksi di tumpuan A
ΣFx = 0
RAH = 0
Σ MB = 0
RAV . 5 + RAH . 0 - P1 . 3,75 – P2 . 2,5 – P3 .1,25 = 0
RAV . 5 + 0 - 1 . 7,5 – 2 . 2,5 – 3 . 1,25 = 0
RAV . 5 = 12,5
RAV = 12,5 / 5
RAV = 2,5 KN
Mencari reaksi di tumpuan B
Σ MA = 0
- RBV . 5 + P3 . 3,75 + P2 . 2,5 + P1 . 1,25 = 0
- RBV . 5 + 3 . 3,75 + 2 . 2,5 + 1 . 1,25 = 0
RBV . 5 = 17,5
RBV = 17,5 / 5
RBV = 3,5 KN
Kontrol kesetimbangan :
ΣFY = 0
RAV + RBV – P1 – P2 – P3= 0
2,5 + 3,5 – 1 - 2 - 3 = 0 → Terpenuhi
Menghitung gaya geser pada tiap titik penampang
DA = RAV = 2,5 kN
DB = RBV = 3,5 kN
DC = RAV – P1 = 2,5 – 1 = 1,5 kN
DD = RAV – P1 – P2 = 2,5 – 1 - 2 = - 0,5 kN
DE = RAV – P1 – P2 – P3 = 2,5 – 1 – 2 - 3 = -3,5 kN
Jadi, gaya geser maksimum terletak di titik B, yaitu sebesar 3,5 kN
Menghitung momen pada tiap titik penampang
MA = 0 ( tumpuan sendi )
MB = 0 ( tumpuan rol )
MC = RAV . l AC
= 2,5 . 1,25
= 3,125 kNm
MD = RAV. l AD – P1 . l CD
= 2,5 . 2,5 – 1 . 1,25
= 5 kNm
ME = RAV . l AE – P1 . l CE – P2 . l DE
= 2,5 . 3,75 – 1 . 2,5 – 2 . 1,25
= 4,375 kNm
Jadi, momen maksimum terletak di titik D, yaitu sebesar 5 kNm.
Gambar Diagram Benda Bebas, SFD dan BMD dari balok tersebut adalah sebagai
berikut.
Contoh Soal 2
Sebuah balok berpenampang persegi, di tumpu pada kedua ujungnya, dan bermuatan
beban merata seperti pada gambar dibawah. Tentukan reaksi pada kedua tumpuan;
momen pada tiap titik penampang dan momen maksimum; gaya geser dan gaya geser
maksimum; serta gambar lukisan diagram momen dan geser.
q=2 kN/m’
RAH
A B
1,25mC D E
2,5m
7,5m
RAV L = 5m RBV
Penyelesaian:
Menghitung reaksi tumpuan:
RAH = 0
Karena tidak ada beban horizontal yang bekerja, maka reaksi arah horizontal bernilai
nol (0), sehingga tidak terdapat gaya normal.
RAV = RBV = ½ Q = ½ q.L
Q = q. L
=2.5
Q = 10 kN
Sehingga RAV = RBV = ½ . 10 = 5 kN
Kontrol kesetimbangan :
ΣFY = 0
RAV + RBV – Q = 0
5 + 5 – 10 = 0 → Terpenuhi
Menghitung gaya geser pada tiap titik penampang:
DA = RAV = 5 kN
DB = RBV = 5 kN
DC = RAV - q. l AC = 5 – 2 . 1,25 = 2,5 kN
DD = RAV - q. l AD = 5 – 2 . 2,5 = 0 kN
DE = RAV - q. l AE = 5 – 2 . 3,75 = -2,5 kN
Jadi, gaya geser maksimum terletak di titik A dan B, yaitu sebesar 5 kN.
Penyelesaian:
Menghitung reaksi tumpuan: Reaksi di tumpuan A:
a) Reaksi horizontal
RAH = 0
Karena tidak ada beban horizontal yang bekerja, maka reaksi arah horizontal bernilai
nol (0), sehingga tidak terdapat gaya normal.
b) Reaksi vertikal
Σ MB = 0
RAV . 6 - P1 . 4,5 - P2 . 1,5 - q1 . 1,5 . 5,25 - q2 . 3 . 1,5 = 0
RAV . 6 - 2 . 4,5 - 5 . 1,5 - 2 . 1,5 . 5,25 - 2 . 3. 1,5 = 0
RAV . 6 = 41,25
RAV = 41,25 / 6
RAV = 6,875 T
Reaksi di tumpuan B
Σ MA = 0
- RBV . 6 + P2 . 4,5 + P1 . 1,5 + q2 . 3 . 4,5 + q1 . 1,5 . 0,75 = 0
- RBV . 6 + 5 . 4,5 + 2 . 1,5 + 2 . 3 . 4,5 + 2 . 1,5 . 0,75 = 0
RBV . 6 = 54,75
RBV = 54,75 / 6
RBV = 9,125 T
Kontrol kesetimbangan : ΣFY = 0
RAV + RBV – P1 – P2 – q1. l 1 – q2. l 2 = 0
6,875 + 9,125 – 2 – 5 – 2x1,5 – 2 x 3 = 0 → Terpenuhi
Menghitung gaya geser pada tiap titik penampang:
DA = RAV = 6,875 T
DC1 = RAV – ql. l AC= 6,875 – 2 . 1,5 = 3,875 T
DC2 = DC1 – P1 = 3,875 – 2 = 1,875 T
DD = DC2 = 1,875 T
DE1 = DD - q2. l DE = 1,875 – 2 . 1,5 = -1,125 T
DE2 = DE1 – P2 = -1,125 – 5 = -6,125 T
DB = DE2 - q2. l EB = -6,125 – 2 x 1,5 = -9,125 T = -RBV
Jadi, gaya geser maksimum terletak di titik B, yaitu sebesar 9,125 T
Gambar Diagram Benda Bebas, SFD dan BMD dari balok tersebut adalah sebagai
berikut.
3. PENERAPAN
4. KESIMPULAN
1. Gaya Normal adalah gaya dalam yang bekerja tegak lurus penampang dan titik
pusat kerja gaya pada titik berat penampang dinama gaya itu bekerja. Gaya ini
dapat juga disebut juga gaya Aksial.
2. Gaya Lintang adalah gaya dalam yang berkerja melintang atau tegak lurus gaya
Normal atau sejajar penampang melintang elemen struktur dimana gaya itu.
Gaya ini disimbolkan dengan huruf Q dan satuannya adalah berat misalnya Kg.
3. Momen merupakan perkalian gaya dengan jarak terpendek. Jarak terpendek
adalah jarak yang tegak lurus terhadap gaya dengan titik pusat momen.
Sehingga satuan Momen adalah berat kali jarak misalnya Kg.m
4. Langkah perhitungan reaksi perletakan adalah :
Sketsa kembali soal tersebut
Periksa apakah struktur tersebut Statis Tertentu
Periksa apakah struktur tersebut stabil.
Jika struktur tersebut Status Tertentu dan Stabil maka misalkan arah kerja
gaya sesuai dengan jenis perletakan (jumlah reaksi perletakan) dan beri
nama setiap reaksinya sesuai dengan titik dimana reaksi itu bekerja.
Uraikan semua gaya yang diperlukan (misalnya gaya yang miring dan
beban terbagi rata)
Hitung reaksi dengan menggunakan persamaan berikut :
ΣV = 0 ΣH = 0 ΣM = 0
Kontrol hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan yang belum
pernah dipakai dalam perhitungan struktur yang sedang kita hitung reaksi
perletakannya. Tanda negatif pada hasil perhitungan perhitungan reaksi
perletakan itu menandakan bahwa arah pemisalan sebelumnya keliru
(terbalik).
5. DAFTAR PUSTAKA