Anda di halaman 1dari 53

Materi 06

MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL


TEGANGAN NORMAL DALAM BALOK
Muhammad Budi Nur Rahman, S.T., M.Eng.
19790523 200501 1 001/0023057901

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Mechanical
Engineering UMY
• Beban-beban yang bekerja di balok akan menimbulkan aksi (resultan tegangan)
dalam bentuk gaya geser dan momen lentur. Dengan mengetahui tegangan
dan regangan akibat gaya geser dan momen lentur akan dapat dianalisis dan
dirancang balok yang mengalami berbagai kondisi pembebanan.
• Pembebanan yang bekerja padaa balok menyebabkan balok melentur sehingga
sumbunya yang terdeformasi berbentuk lengkungan. Balok kantilever AB yang
mengalami beban P di ujung bebas (Gambar a), sumbu yang semula lurus akan
melentur membentuk lengkungan (Gambar b), yang disebut kurva defleksi
(lendutan) balok tersebut.
• Sebagai acuan, sistem sumbu koordinat (Gambar b) dengan pusatnya terletak
di titik di sumbu longitudinal balok dan pusat balok di tumpuan jepit.
– Sumbu x positif mempunyai arah ke kanan
– Sumbu y positif berarah ke atas
– Sumbu z mengarah ke luar (menuju orang yang melihat)
Sehingga ketiga sumbu ini membentuk sistem koordinat tangan kanan.

Mechanical
Engineering UMY
• Balok diasumsikan simetris terhadap bidang xy, yang berarti
bahwa sumbu y merupakan sumbu simetri penampang.
Semua beban harus bekerja di bidang xy, maka defleksi
lentur terjadi di bidang ini juga, yang disebut dengan bidang
lentur (plane of bending).
• Jadi, kurva defleksi yang terlihat dalam Gambar b merupakan
kurva bidang yang terletak pada bidang lentur.
• Defleksi suatu balok di sembarang titik di sepanjang
sumbunya merupakan peralihan titik tersebut dari posisi
semula, diukur dalam arah y.
• Defleksi diberi notasi δ (Yunani “Delta”) untuk
membedakannya dengan koordinat y itu sendiri (Gambar b).

Mechanical
Engineering UMY
LENTUR MURNI DAN LENTUR TAK SERAGAM

• Dalam menganalisis balok, dibutuhkan pembedaan


antara lentur murni dan lentur tak seragam.
• Lentur murni (pure bending) mengandang arti lentur
pada suatu balok akibat momen lentur konstan. Lentur
murni terjadi di daerah balok di mana gaya geser
adalah nol (V = dM/dx).
• Lentur tak seragam (nonuniform bending) mengandung
arti lentur yang disertai dengan adanya gaya geser,
yang berarti bahwa momen lentur berubah pada saat
menyusuri sepanjang sumbu balok.

Mechanical
Engineering UMY
• Contoh lentur murni, balok sederhana AB dibebani dua kopel M, yang
besarnya sama dan bekerja dalam arah yang berlawanan (Gambar a).
Beban ini menghasilkan momen lentur konstan M = M1 di seluruh
panjang balok, seperti terlihat pada diagram momen lentur di bagian
(b) dalam gambar tersebut. Perhatikan bahwa gaya geser V adalah nol
di semua penampang balok.
• Contoh lain untuk momen lentur ditunjukkan dalam Gambar (a), di
mana balok kantilever AB mengalami kopel searah jarum jam M2 di
ujung bebas. Tidak ada gaya geser di balok ini dan momen lentur M
adalah konstan di seluruh panjangnya. Momen lentur adalah negatif (M
= – M2), seperti pada diagram momen lentur di bagian (b).

Mechanical
Engineering UMY
• Balok yang dibebani, secara simetris
dalam Gambar (a) merupakan
contoh balok yang sebagian
mengalami lentur murni dan
sebagian lainnya mengalami lentur
tak seragam (Gambar b dan c).
• Daerah tengah balok mengalami
lentur murni karena gaya geser
adalah nol dan momen lentur
adalah konstan. Bagian-bagian balok
di dekat ujung mengalami lentur tak
seragam karena gaya geser ada dan
momen lentur bervariasi.

Mechanical
Engineering UMY
KELENGKUNGAN BALOK

• Ketika beban bekerja di suatu balok, sumbu longitudinal balok tersebut akan
berubah bentuk menjadi lengkungan seperti Gambar 1. Regangan dan tegangan
di balok ini sebanding dengan kelengkungan (curvature) dari kurva defleksi.
• Untuk menggambarkan konsep kelengkungan, balok kantilever yang mengalami
beban P yang bekerja di ujung bebas (Gambar a), kurva deformasi balok ini
ditunjukkan dalam Gambar b.
• Untuk tujuan analisis, identifikasi dua titik m1 dan m2 pada kurva defleksi. Titik
m1 dipilih di jarak sembarang x dari sumbu y dan titik m2 terletak pada jarak
kecil ds lebih jauh di kurva tersebut. Dari titik tersebut, tarik garis yang tegak
lurus garis singgung kurva defleksi, artinya tegak lurus (normal) kurva itu
sendiri. Kedua garis normal ini berpotongan di titik 0', yang merupakan pusat
kelengkungan dari kurva defleksi.

Mechanical
Engineering UMY
• Karena balok pada umumnya mempunyai defleksi sangat kecil
dan kurva defleksinya hampir mendatar, maka titik 0' biasanya
terletak sangat jauh dari balok dibandingkan dengan yang
terlihat dalam gambar tersebut.
• Jarak m1O' dari kurva tersebut ke pusat kelengkungan disebut
radius kelengkungan ρ (huruf Yunani “rho”), dan kelengkungan
Κ (huruf Yunani kappa) didefinisikan sebagai kebalikan dari
radius kelengkungan. Jadi,
1
 (1)

• Kelengkungan adalah ukuran seberapa tajam suatu balok
melentur.
• Jika beban di balok kecil, maka balok akan hampir lurus, radius
kelengkungan akan sangat besar, dan kelengkungan akan kecil.
Jika beban ditingkatkan, besar lentur akan meningkat, radius
kelengkungan akan menjadi lebih kecil, dan kelengkungan akan
menjadi lebih besar.
Mechanical
Engineering UMY
• Dari geometri segitiga 0'm1m2 (Gambar )
diperoleh
 d  ds
(a)
• di mana dθ (diukur dalam radian) adalah
sudut sangat kecil antara garis-garis
normal dan ds adalah jarak sangat kecil di
sepanjang kurva antara titik m1 dan m2.
• Dengan menggabungkan Persamaan (a)
dengan Persamaan (1) kita peroleh
1 d
 
 ds (2)
• Jika kelengkungan konstan di sepanjang
kurva, maka radius kelengkungan juga
akan konstan dan kurva tersebut akan
merupakan busur lingkaran.

Mechanical
Engineering UMY
• Defleksi suatu balok biasanya sangat kecil dibandingkan dengan panjangnya
(contoh, defleksi rangka mobil atau balok sebuah gedang).
• Defleksi kecil berarti kurva defleksi hampir datar. Karena itu, jarak ds di
sepanjang kurva dapat (ditetapkan sama dengan proyeksi horizontal dx
(Gambar b). Pada kondisi khusus ini persamaan kelengkungan menjadi
1 d
  (3)
 dx
• Baik kelengkungan maupun radius kelengkungan merupakan fungsi dari jarak
x yang diukur di sepanjang sumbu x. Posisi 0' yang merupakan pusat
kelengkungan juga bergantung pada jarak x.
• Kelengkungan suatu titik pada sumbu balok bergantung pada :
– lentur murni di titik tersebut (Momen lentur)
– bentuk penampang (Inersia)
– jenis bahan (Modulus Elastisitas).
• Jika balok tersebut prismatis dan bahan adalah homogen, maka
kelengkungan akan bervariasi terhadap momen lentur.
• Jika balok mengalami lentur murni, mempunyai kelengkungan konstan dan
mengalami lentur tak seragam akan mempunyai kelengkungan bervariasi.

Mechanical
Engineering UMY
• Perjanjian tanda untuk kelengkungan
bergantung pada orientasi sumbu koordinat.
• Jika sumbu x adalah positif ke kanan dan
sumbu y adalah positif ke atas, seperti dalam
Gambar.
– Kelengkungan adalah positif apabila balok
tersebut cekung ke alas (atau cembung ke
bawah) dan pusat kelengkungan ada di atas
balok.
– Kelengkungan adalah negatif jika balok cekung
ke bawah (atau cembung ke alas) dan pusat
kelengkungan ada di bawah balok.
• Regangan longitudinal di suatu balok yang
melentur ditentukan dari kelengkungan, dan
kelengkungan berkaitan dengan defleksi
balok.

Mechanical
Engineering UMY
REGANGAN LONGITUDINAL DI BALOK
• Regangan longitudinal di suatu balok dapat
diperoleh dengan menganalisis kelengkungan
suatu balok beserta deformasinya.
• Untuk itu, bagian ab dari suatu balok yang
mengalami lentur murni akibat momen positif
M (Gambar a).
• Asumsikan bahwa balok tersebut mula-mula
mempunyai sumbu longitudinal lurus (sumbu x
dalam gambar) dan bahwa penampangnya
simetris terhadap sumbu y.
• Akibat aksi momen lentur tersebut, balok
berdefleksi dalam bidang xy (bidang lenturan),
dan sumbu longitudinalnya melentur menjadi
kurva busur lingkaran (kurva ss Gambar c).
• Balok ini melentur cekung ke atas, yang
merupakan kelengkungan positif.

Mechanical
Engineering UMY
• Potongan melintang balok mn dan pq Gambar a, tetap datar dan normal
terhadap sumbu longitudinal (Gambar c). Hal mendasar adalah bahwa simetri
suatu balok dan pembebanannya (Gambar a dan b) berarti semua elemen
balok (elemen m-p-q-n) harus berdeformasi secara identik, yang hanya
mungkin jika penampang tetap datar selama melentur (Gambar c).
• Kesimpulan ini berlaku untuk balok dengan bahan apapun, apakah elastis atau
inelastis, linier atau nonlinier. Tentu saja, besaran bahan, seperti juga
dimensinya, harus simetris terhadap bidang lentur.
• (Catatan: Meskipun bidang penampang yang mengalami lentur murni tetap
datar, deformasi dalam bidang tersebut tetap ada: Deformasi ini akibat efek
rasio Poisson)
• Karena adanya deformasi lentur dalam Gambar c, penampang mn dan pq
berputar satu sama lain terhadap sumbu yang tegak lurus bidang xy. Garis
longitudinal pada bagian cembung (yang bawah) dari balok memanjang,
sedangkan bagian cekungnya (atas) dari balok memendek. Jadi, bagian bawah
balok mengalami tarik dan bagian atas mengalami tekan.
• Antara bagian atas dan bawah balok terdapat permukaan dengan garis
longitudinal yang tidak berubah panjangnya. Permukaan ini, yang ditunjukkan
dengan garis putus ss dalam Gambar a dan c, disebut permukaan netral balok.
• Perpotongannya dengan bidang penampang disebut sumbu netral
penampang; sebagai contoh, sumbu z adalah sumbu netral untuk penampang
dalam Gambar b.
Mechanical
Engineering UMY
• Bidang-bidang yang mengandung penampang mn dan pq di dalam balok yang
berdeformasi (Gambar c) berpotongan di garis yang melalui pusat
kelengkungan 0'. Sudut antara kedua bidang ini disebut de, dan jarak dari O‘ ke
permukaan netral ss adalah radius kelengkungan ρ.
• Jarak awal dx antara kedua bidang ini (Gambar a) tidak berubah di permukaan
netral (Gambar c) sehingga ρ.dθ = dx. Semua garis longitudinal anfara kedua
bidang tersebut memanjang atau memendek sehingga menimbulkan regangan
normal εx.
• Untuk mengevaluasi regangan normal, dari garis longitudinal khas ef yang
terletak dalam balok di antara bidang mn dan pq (Gambar a). Garis ef dengan
jarak y dari sumbu netral balok yang semula lurus. Jadi, sumbu x terletak di
sepanjang permukaan netral balok yang tak berdeformasi.
• Manakala balok berdefleksi, permukaan netral bergerak bersama balok, tetapi
sumbu x tetap pada posisinya. Garis longitudinal ef di balok yang berdefleksi
(Gambar c) tetap terletak pada jarak y yang sama dari permukaan netral. Jadi,
panjang L1 dari garis ef sesudah lentur terjadi adalah
y
L1  (   y ) d  dx  dx

• di mana dengan memasukkan ρ.dθ = dx karena panjang semula garis ef adalah
dx, maka perpanjangannya adalah L1 – dx, atau – y dx/ρ.

Mechanical
Engineering UMY
• Regangan longitudinal sama dengan perpanjangan dibagi
dengan panjang semula dx; dengan demikian,
y
 x     y

di mana K adalah kelengkungan.
• Persamaan di atas menunjukkan bahwa regangan
longitudinal di suatu balok sebanding dengan kelengkungan
dan bervariasi secara linier terhadap jarak y dari
permukaan netral.
• Jika titik yang ditinjau ada di atas permukaan netral, maka
jarak y adalah positif. Jika kelengkungan positif (seperti
Gambar c), maka εx merupakan regangan negatif, yang
menunjukkan perpendekan.
• Jika titik yang ditinjau ada di bawah permukaan netral,
maka jarak y akan negative. Jika kelengkungan adalah
positif, maka regangan εx akan positif yang menunjukkan
perpanjangan.
Mechanical
Engineering UMY
• Regangan di suatu balok yang mengalami lentur mumi
bervariasi secara linier terhadap jarak dari permukaan
netral, tidak peduli bagaimanapun bentuk kurva
tegangan-regangan bahan.
• Langkah selanjutnya, mencari tegangan dari regangan,
menggunakan kurva tegangan-regangan. Regangan
longitudinal di suatu balok disertai dengan regangan
transversal (yaitu regangan normal dalam arah y dan z)
karena efek rasio Poisson.
• Tidak ada tegangan transversal karena balok bebas
berdeformasi dalam arah lateral. Kondisi tegangan ini
analog dengan batang prismatis yang mengalami tarik
atau tekan, sehingga elemen di balok yang mengalami
lentur murni berada dalam keadaan tegangan
uniaksial.

Mechanical
Engineering UMY
Soal Latihan 1
• Sebuah balok baja yang ditumpu
sederhana AB yang panjangnya L = 1,2
m dibebani kopel Mo hingga
membentuk busur lingkaran dengan
defleksi ke bawah δ di titik tengah.
• Pengukuran menunjukkan bahwa
regangan normal longitudinal
(perpanjangan) di permukaan bawah
balok adalah 0,0008, yang merupakan
regangan leleh baja, Juga, jarak dari
permukaan bawah balok ke permukaan
netral adalah 50 mm.
• Tentukan
– Radius kelengkungan ρ,
– Kelengkungan Κ,
– Defleksi δ pada balok ini.

Mechanical
Engineering UMY
TEGANGAN NORMAL DI BALOK
(BAHAN ELASTIS LlNIER)
• Elemen longitudinal suatu balok hanya mengalami tarik atau
tekan, maka dapat menggunakan kurva tegangan- regangan
bahan tersebut untuk menentukan tegangan kalau mengetahui
regangan.
• Tegangan bekerja di seluruh bagian penampang suatu balok
dan intensitasnya bervariasi bergantung pada bentuk diagram
tegangan-regangan dan dimensi penampang. Karena arah x
adalah longitudinal , maka menggunakan simbol σx untuk
menunjukkan tegangan tersebut.
• Hubungan tegangan-regangan yang paling umum dijumpai
dalam teknik adalah persamaan untuk bahan elastis linier.
Untuk bahan seperti ini, substitusikan hukum Hooke untuk
tegangan uniaksial (σ = E.ε) ke dalam Persamaan (4) dan
mendapatkan Ey (7)
 x  E  x     E y

Mechanical
Engineering UMY
• Persamaan ini menunjukkan bahwa tegangan normal yang bekerja
di penampang bervariasi secara linier terhadap jarak y dari
permukaan netral.
• Distribusi tegangan ini terlihat dalam Gambar (a) untuk kasus di
mana momen lentur M adalah positif dan balok melentur dengan
kelengkungan positif. Apabila kelengkungan adalah positif, maka
tegangan σx adalah negatif (tekan) di atas permukaan netral dan
positif (tarik) di bawahnya.
• Di dalam gambar, tegangan tekan ditunjukkan dengan panah yang
menunjuk ke arah penampang dan tegangan tarik ditunjukkan
dengan panah yang menjauhi penampang.

Mechanical
Engineering UMY
• Agar Persamaan (7) mempunyai nilai praktis, maka letakkan pusat
koordinat sedemikian rupa sehingga dapat menentukan jarak y atau
harus menentukan lokasi sumbu netral penampang.
• Hubungan antara kelengkungan dan momen lentur dapat
ditentukan agar dapat dimasukkannya dalam Persamaan (7) dan
memperoleh persamaan yang menghubungkan antara tegangan
dan momen lentur.
• Tujuan ini dapat dicapai dengan menentukan resultan tegangan σx
yang bekerja pada penampang.
• Resultan tegangan normal terdiri atas dua resultan tegangan:
1) gaya yang bekerja dalam arah x
2) kopel lentur yang bekerja terhadap sumbu z.
• Gaya aksial adalah nol apabila suatu balok mengalami lentur murni.
Dengan demikian, persamaan-persamaan statika berikut:
1) gaya resultan dalam arah x sama dengan nol,
2) momen resultan sama dengan momen lentur M.
• Persamaan pertama menghasilkan lokasi sumbu netral dan yang
kedua memberikan hubungan momen-kelengkungan.

Mechanical
Engineering UMY
Lokasi Sumbu Netral
• Untuk mendapatkan persamaan statika yang pertama, elemen dengan area dA di
dalam penampang (Gambar b). Elemen ini terletak pada jarak y dari sumbu netral,
sehingga tegangan σx yang bekerja di elemen dapat dinyatakan dengan Persamaan
(7).
• Gaya yang bekerja di elemen sama dengan σx dA dan merupakan gaya tekan untuk
y positif. Karena tidak ada gaya resultan yang bekerja pada penampang, maka
integral σx dA di seluruh luas penampang A harus sama dengan nol; jadi,
persamaan statika yang pertama adalah

A
x dA    E  y dA  0
A
• Karena kelengkungan Κ dan modulus elastisitas E merupakan konstanta yang
bukan nol di suatu penampang balok yang melentur, maka keduanya tidak
dilibatkan dalam proses integrasi daerah penampang melintang. maka didapat
 y dA  0
A

Mechanical
Engineering UMY
• Persamaan statika ini menyatakan bahwa momen pertama
dari suatu luas penampang yang dievaluasi terhadap
sumbu z, adalah nol. Dengan perkataan lain, sumbu z harus
melalui pusat berat penampang.* Karena sumbu z juga
merupakan sumbu netral, maka “Sumbu netral selalu
melewati pusat berat suatu penampang apabila bahannya
mengikuti hukum Hooke dan tidak ada gaya aksial yang
bekerja di penampang tersebut”.
• Pembahasan terbatas pada balok dengan sumbu y adalah
sumbu simetri. Karena itu, sumbu y juga melewati pusat
berat. Dengan demikian, maka : “pusat sumbu koordinat 0
terletak di pusat berat penampang”.
• Karena sumbu y adalah sumbu simetri penampang, maka
sumbu y merupakan sumbu utama . Karena sumbu z tegak
lurus sumbu y, maka sumbu tersebut juga merupakan
sumbu utama. Jadi, apabila suatu balok dari bahan elastis
linier mengalami lentur murni, maka sumbu y dan z
merupakan sumbu berat.
Mechanical
Engineering UMY
Hubungan Momen Kelengkungan
• Persamaan statika yang kedua menyatakan bahwa resultan momen
dari tegangan normal σx yang bekerja pada seluruh penampang
sama dengan momen lentur M (Gambar a).
• Elemen gaya σx dA yang bekerja pada elemen seluas dA (Gambar b)
ada di arah positif dari sumbu x apabila σx positif dan ada di arah
negatif apabila σx negatif. Karena elemen dA terletak di atas sumbu
netral, maka tegangan positif σx yang bekerja pada elemen tersebut
menghasilkan elemen momen yang sama dengan σx ydA.
• Elemen momen ini bekerja berlawanan arah dengan momen lentur
positif M yang terlihat dalam Gambar (a). Dengan demikian,
pertambahan dM pada momen lentur adalah
dM   x y dA

Mechanical
Engineering UMY
• Integral dari semua momen elemental di seluruh
penampang A harus sama dengan momen lentur:
M     y dA
x
A
• atau, dengan memasukkan σx dari Persamaan (7)
M     E y 2 dA  E  y 2 dA
A A
• Persamaan ini menghubungkan kelengkungan suatu
balok dengan momen lentur M.
• Karena integral di dalam persamaan di atas merupakan
besaran penampang, maka akan lebih mudah jika
persamaan tersebut ditulis dalam bentuk:
M  E I
• di mana
I   y 2 dA
A

Mechanical
Engineering UMY
• Integral ini adalah momen inersia dari daerah penampang terhadap sumbu z
(yaitu terhadap sumbu netral). Momen inersia selalu positif dan mempunyai
dimensi panjang pangkat empat; sebagai contoh, satuan USCS yang khas
adalah in4 dan satuan SI yang khas adalah mm4 di dalam perhitungan balok.*
• Persamaan (10) dapat disusun kembali untuk menyatakan kelengkungan
dalam momen lentur di balok:
1 M
 
 EI
• Ini dikenal sebagai persamaan momen-kelengkungan. Persamaan (12)
menunjukkan bahwa kelengkungan sebanding dengan momen lentur M dan
berbanding terbalik dengan besaran EI, yang disebut rigiditas lentur suatu
balok.
• Rigiditas lentur merupakan ukuran tahanan suatu balok terhadap lentur;
artinya semakin besar rigiditas lentur, akan semakin kecil kelengkungan yang
terjadi akibat momen lentur.
• Momen lentur positif menghasilkan kelengkungan positif dan momen lentur
negatif menghasilkan kelengkungan negatif.

Mechanical
Engineering UMY
Perhitungan Momen Inersia
• Dalam menggunakan rumus lenturan, maka momen inersia I
dari daerah irisan penampang terhadap sumbu netral harus
ditentukan dahulu. Harga momen inersia ditentukan dengan
I   y 2 dA
• Integrasi y2dA terhadap seluruh luas irisan penampang
batang dan harus ditekankan bahwa momen inersia untuk
rumus lenturan ini haruslah dihitung terhadap sumbu netral
daerah irisan penampang.
• Sumbu ini harus melalui titik berat daerah irisan penampang.
Untuk irisan-irisan yang simetris maka sumbu netral tersebut
tegaklurus pada sumbu simetri. Sumbu seperti itu
merupakan salah satu sumbu-sumbu utama* (principal axes)
dari daerah irisan penampang.

Mechanical
Engineering UMY
• Langkah pertama untuk mengevaluasi momen inersia I untuk suatu
daerah adalah mendapatkan titik berat dari daerah tersebut.
Kemudian suatu integrasi y2.dA dapat dilakukan terhadap sumbu
horisontal yang melalui titik berat dari luas daerah tersebut..
• Integrasi yang sesungguhnya terhadap daerah luas hanya
diperlukan untuk beberapa bentuk dasar seperti persegi panjang,
segitiga dan seterusnya.
• Setelah hal ini dilakukan maka kebanyakan luas irisan penampang
yang dipergunakan dalam praktek dapat dapat dipecah-pecah
menjadi gabungan bentuk-bentuk sederhana di atas.
• Untuk mendapatkan momen inersia / untuk suatu luas yang terdiri
dari beberapa bentuk sederhana, maka diperfukan teorema sumbu
sejajar (kadang-kadang disebut rumus perpindahan).

Mechanical
Engineering UMY
Momen inersia I0 terhadap sumbu horisontal yang
melalui titik beratnya yaitu: I0 = ∫y2 dA. di mana y
diukur dari sumbu titik berat. Momen inersia Iz dari
daerah yang sama terhadap sumbu horisontal Iz
yang lain dedefinisikan sebagai

I z   ( d  y ) 2 dA
• Dengan mengkuadratkan besaran dalam tanda kurung dan menempatkan
konstanta ke luar tanda integral maka
I z  d 2  dA  2d  y dA   y 2 dA  Ad 2  2d  y dA  I 0
• Sumbu y diukur melalui titik berat dari daerah luas, maka ∫ y.dA atau y.A =
0. Jadi
I z  I 0  Ad 2
• Momen inersia suatu luas terhadap suatu sumbu adalah sama dengan
momen inersia dari luas yang sama terhadap sumbu yang sejajar yang
melalui titik berat luas tersebut, ditambah dengan hasilkali dari luas yang
sarna dengan kuadrat jarak antara kedua sumbu.

Mechanical
Engineering UMY
Soal Latihan
• Hitunglah momen inersia
terhadap sumbu horisontal yang
melalui titik herat luas siku-
empat yang terlihat dalam
Gambar (a)
• Hitunglah momen inersia
terhadap suatu diameter dari
suatu luas lingkaran dengan jari-
jari c, seperti yang terlihat dalam
Gambar (b)

Mechanical
Engineering UMY
• Untuk suatu balok dengan penampang persegi
panjang dengan lebar b dan tinggi h , momen
inersia dan modulus penampang adalah
b  h3 b  h2
I S (18)
12 6
• Untuk penampang lingkaran dengan diameter
d, besaran- besaran tersebut adalah
3
 d 4   d
I S
64 32 (19)
• besaran penampang simetris ganda, seperti
tabung, dapat diperoleh secara langsung dari
rumus-rumus di atas.
• Untuk bentuk penampang lain, harus
ditentukan lokasi sumbu netral, momen
inersia, dan modulus penampang dengan
perhitungan langsung

Mechanical
Engineering UMY
Rumus Lentur
• Setelah lokasi sumbu netral ditentukan dan telah
mendapatkan hubungan momen-kelengkungan, maka
tegangan yang dinyatakan dalam momen lentur dapat
ditentukan.
• Dengan memasukkan rumus kelengkungan (Persamaan 12)
ke dalam rumus tegangan σx (Persamaan 7), maka diperoleh
M y
x  
I
• Persamaan ini, disebut rumus Ientur, meununjukkan bahwa,
tegangan sebanding dengan momen Ientur M dan
berbanding terbalik dengan momen inersia I penampang.
• Juga, tegangan bervariasi secara linier terhadap jarak y dari
sumbu netral, sebagaimana teIah diamati sebelumnya.
Tegangan yang dihitung dengan rumus ini disebut tegangan
Ientur.
Mechanical
Engineering UMY
• Jika momen lentur di suatu balok
adalah positif, maka tegangan
lentur akan positif (tarik) di
bagian penampang di mana y
adalah negatif, artinya di bagian
bawah balok.
• Tegangan di bagian atas balok
akan negatif (tekan).
• Jika momen lentur adalah
negatif, maka tegangan akan
sebaliknya. Hubungan ini
ditunjukkan dalam Gambar 11.
Mechanical
Engineering UMY
Tegangan Maksimum di Suatu
Penampang
• Tegangan lentur tarik dan tekan
maksimum yang bekerja di suatu
penampang terjadi di titik yang
terletak paling jauh dari sumbu netral.
• Jarak C1 dan C2 masing-masing adalah
jarak dari sumbu netral ke elemen
ekstrim dalam arah positif dan negatif.
• Tegangan normal maksimum σ1 dan σ2
(dari rumus lentur) adalah
M c1 M M c2 M
1    2   
I S1 I S2

Mechanical
Engineering UMY
• besaran S1 dan S2 dikenal dengan modulus penampang yang
mempunyai dimensi panjang pangkat tiga (in3 atau mm3). Jarak c1 dan c2
ke tepi atas dan bawah balok selalu merupakan besaran positif.
• Keuntungan dari menyatakan tegangan maksimum dalam modulus
penampang adalah karena setiap bagian modulus penampang
menggabungkan besaran-besaran penampang yang relevan ke dalam
besaran tunggal. Jadi besaran ini dapat dibuat tabelnya dan dimasukkan
dalam buku-buku pegangan, yang dapat memudahkan perancang dalam
membuat desain suatu balok.
• Jika suatu penampang balok adalah simetris terhadap sumbu z dan
terhadap sumbu y (penampang simetris ganda), maka c1 = c2 = c dan
tegangan tarik dan tekan maksimum secara numerik sama:
Mc M
 1   2   
I S
dimana
I
S
c
adalah satu-satunya modulus potongan untuk penampang.
Mechanical
Engineering UMY
Soal Latihan 2

• Sebuah kawat baja berkekuatan tinggi dengan


diameter d dibengkokkan di sekeliling drum dengan
jari-jari Ro.
• Tentukan momen lentur M dan tegangan lentur
maksimum σmak, di kawat, dengan menganggap d = 4
mm dan Ro = 0,5 m. (Kawat baja dengan modulus
elastisitas E = 200 GPa dan limit proporsional σpr = 1200
MPa.)

Mechanical
Engineering UMY
Soal Latihan 3
• Sebuah balok sederhana AB dengan
panjang bentang L = 22 ft, memikul
beban terbagi rata dengan intensitas q
= 1,5 k/ft dan beban terpusat P = 12 k.
• Beban terbagi rata tersebut meliputi
juga berat sendiri balok. Beban
terpusat bekerja di titik 9,0 ft dari
ujung kiri balok.
• Balok ini terbuat dari kayu lapis (glued
laminated wood) dan mempunyai
penampang dengan lebar b = 8,75 in.
dan tinggi h = 27 in.
• Tentukan tegangan tarik dan tekan
maksimum di balok ini akibat lentur.
Mechanical
Engineering UMY
Soal Latihan 4
• Balok ABC dengan tumpuan
sederhana di A dan B dan overstek
BC. Beban terbagi rata dengan
intensitas q = 3,0 kN/m bekerja di
seluruh panjang balok. Balok
terbuat dari tiga plat baja (tebal 12
mm)yang dilas membentuk
penampang kanal dengan lebar b =
300 mm dan tinggi h = 80 mm.
• Tentukan tegangan tarik dan tekan
maksimum di balok akibat beban
tersebut

Mechanical
Engineering UMY
DESAIN BALOK TERHADAP TEGANGAN LENTUR
• Proses mendesain balok membutuhkan peninjauan banyak faktor,
– Jenis struktur (pesawat terbang, mobil, jembatan, gedang, dll.),
– Bahan yang digunakan,
– Biaya yang harus dikeluarkan.
• Tinjauan kekuatan, bertujuan memilih bentuk dan ukuran balok sedemikian
hingga tegangan aktual di balok tidak melebihi tegangan izin bahan.
• Dalam mendesain suatu balok untuk menahan tegangan lentur, dimulai
dengan menghitung modulus penampang yang diperlukan. Jika balok
mempunyai penampang simetris ganda dan tegangan izin yang sama untuk
tarik dan tekan, modulus yang diperlukan dengan membagi momen lentur
maksimum dengan tegangan lentur izin untuk bahan
M maks
S  (24)
 ijin
• Tegangan izin didasarkan atas besaran bahan dan faktor keamanan yang
dikehendaki. Agar tegangan tidak dilampaui, harus memilih balok yang
menghasilkan modulus penampang sebesar yang diperoleh dari Persamaan
(24).

Mechanical
Engineering UMY
• Jika suatu penampang bukan simetris ganda, atau jika tegangan izin untuk
tarik dan tekan berbeda, perlu menentukan dua modulus penampang
yang diperlukan - satu berdasarkan atas tarik dan lainnya berdasarkan
tekan.
• Untuk meminimumkan berat dan menghemat bahan, balok yang
mempunyai luas penampang paling kecil tetapi masih tetap memenuhi
modulus penampang yang diperlukan (dan juga memenuhi semua
persyaratan desain lainnya).
• Balok dapat mempunyai berbagai bentuk dan ukuran untuk memenuhi
berbagai tujuan.
– Balok baja besar difabrikasi dengan mengelasnya,
– Balok aluminium biasa dibuat berupa tabung lingkaran atau persegi panjang,
– Kayu umumnya dipotong dan dilem untuk memenuhi persyaratan khusus,
– Balok beton bertulang biasa dicor dengan bentuk yang dikehendaki dengan
menggunakan cetakan.
– Selain itu, balok baja, aluminium, plastik, dan kayu dapat dipesan dalam
bentuk dan ukuran standar dari katalog yang diberikan oleh penyalur dan
produsen.
Bentuk-bentuk yang tersedia antara lain sayap lebar, I, siku, kanal, persegi
panjang, dan tabung.

Mechanical
Engineering UMY
Balok Dengan Bentuk Dan Ukuran Standar
• Dimensi dan besaran berbagai jenis balok
dicanturnkan dalam buku-buku teknik.
– Bentuk dan ukuran balok baja structural (American
Institute of Steel Construction (AISC), “menerbitkan
manual yang berisi besaran-besaran penampang. Tabel di
manual AISC memuat :dimensi penampang dan besaran-
besaran penting lain seperti berat per foot panjang, luas
penampang, momen inersia, dan modulus penampang.
– besaran balok aluminium ditabelkan serta tersedia pada
publikasi oleh Aluminum Association
– Kayu ditabelkan serta tersedia pada publikasi American
Forest and Paper Association.

Mechanical
Engineering UMY
• Profil baja struktural diberi notasi seperti W 30 x 211, yang
berarti bahwa penampang tersebut adalah profil W (juga
disebut profil sayap lebar) dengan tinggi nominal 30 in. dan
berat 211 Ib per ft panjang.
• Profil S (juga disebut balok I)
• Profil C (juga disebut kanal)
• Profil siku, atau profil L, diberi notasi dengan panjang kedua
kaki dan tebalnya (lihat Tabel E-4 dan E-5).
Sebagai contoh, L8 x 6 x 1 menunjukkan siku dengan kaki
yang tidak sama, satu kaki panjangnya 8 in dan kaki lainnya
mempunyai panjang 6 in, dengan tebal 1 in.
• Semua profil baja struktural standar dibuat dengan
pengerolan (rolling), suatu proses di mana sebongkah baja
panas dilewatkan bolak-balik antara penggiling rolls sampai
mempunyai bentuk yang dikehendaki. .

Mechanical
Engineering UMY
• Penampang struktural aluminium biasanya dibuat dengan
proses ekstrusi, suatu proses di mana bongkahan aluminium
panas didorong melalui cetakan profil. Karena cetakan mudah
dibuat serta bahannya mudah dikerjakan, maka balok
aluminium dapat dibuat dalam bentuk apapun yang
dikehendaki.
Bentuk standar seperti balok sayap lebar, balok I, kanal, siku,
tabung, dan profil lain ditabelkan dalam Aluminum
Construction Manual. Selain itu, profil tidak standar juga dapat
dipesan.
• Balok kayu mempunyai penampang persegi panjang dan diberi
notasi dimensi nominal seperti 4 x 8 (in.). Dimensi ini
menunjukkan ukuran kasar penampang kayu. Dimensi bersih
balok kayu lebih kecil daripada dimensi nominal jika sisi kasar
telah diamplas agar halus. Jadi, balok kayu 4 x 8 mempunyai
dimensi aktual 3,5 x 7,25 in. sesudah diamplas. Dimensi bersih
kayu yang diamplas digunakan dalam perhitungan teknik.

Mechanical
Engineering UMY
Efisiensi Relatif Berbagai Bentuk Balok
• Salah satu tujuan dalam mendesain balok ialah untuk menggunakan
bahan seefisien mungkin di dalam semua batasan yang berasal dari
fungsi, penampilan, biaya pelaksanaan, dll. Dari tinjauan kekuatan saja,
efisiensi lentur bergantung terutama pada bentuk penampang. Balok
yang paling efisien adalah yang menggunakan bahan sejauh mungkin
dari sumbu netral.
• Semakin jauh suatu bahan dari sumbu netral, akan semakin besar
modulus penampangnya dan semakin besar modulus penampang,
akan semakin besar pula momen lentur yang dapat ditahan (untuk
suatu kondisi tegangan izin).
• Penampang berbentuk persegi panjang dengan lebar b dan tinggi h
(Garnbar a). Modulus penampang adalah
b  h2 A  h
S   0,167 Ah (25)
6 6
di mana A menunjukkan luas penarnpang.

Mechanical
Engineering UMY
• Persamaan menunjukkan penampang persegi
panjang dengan luas yang ditentukan menjadi lebih
efisien apabila tinggi h dibesarkan (dan lebar b
dikurangi untuk membuat luasnya konstan).
• Tentu ada batas praktek dalam memperbesar tinggi,
karena balok menjadi tidak stabil secara lateral
apabila rasio tinggi terhadap lebar terlalu besar.
Jadi, suatu balok dengan penampang persegi
panjang yang sangat tinggi akan gagal karena tekuk
lateral (ke samping), bukan karena tidak cukupnya
kekuatan bahan.
• Penampang lingkaran solid dengan diameter d
(Gambar b) dengan penampang bujursangkar yang
luasnya sama. Sisi h dari bujursangkar yang
mempunyai luas sama dengan lingkaran adalah h =
(d/2) √π.
• Modulus penarnpang untuk masing-masing bentuk
penampang adalah

b  h2  d3
S S
6 32
Mechanical
Engineering UMY
h 3  d 3
S bujur sangkar    0,116 d 3
6 48
 d3
S lingkaran   0,0982 d 3
32
S bujur sangkar
 1,18
S lingkaran
• Hasil ini menunjukkan bahwa suatu balok berpenampang
bujursangkar lebih efisien dalam menahan lentur
dibandingkan balok berpenampang lingkaran yang luasnya
sama.
• Alasannya, tentu saja, bahwa lingkaran mempunyai bahan
yang relatif lebih banyak di dekat sumbu netral. Bahan ini
mengalami tegangan yang lebih kecil, dan oleh karena itu
tidak berkontribusi banyak pada kekuatan balok.

Mechanical
Engineering UMY
• Bentuk penampang ideal untuk
balok yang luas penampangnya
ditentukan A dan tingginya juga
ditentukan h akan diperoleh dengan
meletakkan setengah luas pada
jarak h/2 di alas sumbu netral dan
setengah lainnya di jarak h/2 di
bawah sumbu netral, seperti terlihat
dalam Gambar ( c).
• Untuk bentuk ideal ini, kita
dapatkan
2
 A  h  Ah 2
I  2   
 2  2  4
1
S  0,5 Ah
h/2
Mechanical
Engineering UMY
• Limit teoretis ini didekati dalam praktek dengan penampang sayar
lebar dan penampang I, di mana sebagian besar bahan ada di sayar
(Gambar d). Karena harus ada sebagian bahan di badan, maka kondisi
ideal tidak pemah bisa diwujudkan. Jadi, untuk balok sayar lebar
standar, modulus penampangnya kira-kira
S = 0,35 Ah (29)
• yang jauh lebih besar daripada modulus penampang untuk
penampang persegi panjang yang luas dan tingginya sama (lihat
Persamaan 25). Alasan yang jelas adalah karena balok sayar lebar
mempunyai paling banyak bahan di sayar, pada jarak terjauh yang
mungkin dari sumbu netral.
• Keunggulan lain suatu balok sayar lebar adalah lebar yang lebih besar
sehingga mempunyai kestabilan lebih besar terhadap tekuk ke
samping, dibandingkan dengan balok persegi panjang dengan tinggi
dan modulus penampang sama.
• Sebaliknya, dalam prakteknya ada limit mengenai tipisnya suatu
badan dari balok sayap lebar. Jika badan terlalu tipis, maka badan
tersebut akan mudah mengalami tekuk atau mungkin mengalarni
kelebihan tegangan geser.

Mechanical
Engineering UMY
Soal Latihan 5

• Sebuah balok kayu yang dilumpu sederhana


dengan bentang L = 12 ft memikul beban terbagi
rata q = 420 Ib/ft. Tegangan lentur izin adalah
1800 psi, berat kayu adalah 35 Ib/W, dan balok
tersebul dipikul dalam arah lateral terhadap lekuk
ke samping.
• Pilihlah ukuran yang memadai unluk balok
lersebut.

Mechanical
Engineering UMY
Soal Latihan 6
• Sebuah tiang vertikal yang tingginya 2,5 m
harus memikul beban lateral P = 12 kN di
ujung atasnya. Ada dua rencana yang
diusulkan - tiang kayu solid dan tabung
aluminium berlubang.
• a) Berapakah diameter minimum d1 yang
diperlukan pada tiang kayu jika tegangan
lentur izin di kayu adalah 15 MPa?
• b) Berapa diameter luar minimum yang
diperlukan d2 untuk tabung aluminium jika
tebal dinding adalah 1/8 dari diameter
luar dan tegangan lentur izin di aluminium
adalah 50 MPa?

Mechanical
Engineering UMY
Soal Latihan 7

• Balok sederhana AB dengan panjang bentang 21


ft harus mernikul beban terbagi rata q = 2000
Ib/ft yang terdistribusi di sepanjang balok secara
tidak penuh. Dengan meninjau beban terbagi rata
dan berat balok, dan juga dengan menggunakan
tegangan izin lentur sebesar 18000 psi, pilihlah
balok baja struktural dengan bentuk sayap lebar
untuk memikul beban tersebut.
Mechanical
Engineering UMY
Soal Latihan 8
• Sebuah tanggul kayu sementara terbuat
dari papan-papan horizontal A yang
dipikul oleh tiang-tiang kayu B yang
tertanam di tanah sedemikian hingga
berlaku sebagai balok kantilever. Tiang
mempunyai penampang bujursangkar
(dimensi b x b) dan berjarak satu sama
lain s = 0,8 m, as ke as.
• Asumsikan bahwa ketinggian muka air di
belakang tanggul sama dengan tinggi
total tunggal h = 2.0 m.
• Tentukan dimensi b minimum yang
diperlukan untuk tiang jika tegangan
lentur izin di kayu adalah aizin = 8.0 MPa.

Mechanical
Engineering UMY
BALOK NONPRISMATIS
• Balok nonprismatis digunakan untuk mengurangi
berat dan memperbaiki tampilan. Balok ini
dijumpai pada mobil, pesawat terbang, mesin,
gedang, jembatan, dan banyak aplikasi lainnya.
• Rumus lentur (Persamaan 13) memberikan harga
akurat yang cukup baik untuk tegangan lentur pada
balok nonprismatis apabila perubahan penampang
adalah gradual, seperti dalam Gambar 5-23.
• Tegangan lentur bervariasi sepanjang sumbu balok.
Modulus penampang S merupakan konstanta
sehingga tegangan bervariasi secara sebanding
langsung dengan momen lentur M (karena (σ =
M/S).
• Dalam balok nonprismatis, modulus penampang
bervariasi sepanjang sumbu. maka tegangan
maksimum terjadi di penampang dengan momen
lentur maksimum. Kadang-kadang tegangan
tersebut terjadi di mana saja

Mechanical
Engineering UMY
Soal Latihan 9

• Sebuah balok kantilever yang meruncing


(nonprismatis) AB dengan penampang lingkaran solid
memikul beban P di ujung bebas. Diameter dB di ujung
besar adalah dua kali diameter dA di ujung kecil:
dB
2
dA
• Tentukan tegangan lentur aB di tumpuan jepit dan
tegangan lentur maksimum σmaks.

Mechanical
Engineering UMY

Anda mungkin juga menyukai