Kepada Yth.
KEPALA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN BEKASI
Assalamualaikum Wr. Wb
Disampaikan dengan hormat, semoga dalam menjalan tugasnya seharihari, Bapak selalu
berada dalam lindungan Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin. Selanjutnya, menyikapi
perkembangan kondisi persampahan secara global. Sampai dengan saat ini permasalahan
sampah belum dapat di tanggulangi dengan baik. Dari beberapa pertimbangan serta melihat
kondisi yang saat ini terjadi, maka dipandang perlu untuk melakukan upaya peningkatan peran
serta masyarakat dalam penanggulangan sampah.
Kegiatan ini bermaksud untuk merubah perilaku buang sampah dan penanggulangan
residu sampah supaya tidak menjadi beban TPA sampah yang ada di Kabupaten Bekasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini kami mohon perkenan Bapak untuk sudi kiranya
dapat memberikan bantuan “Pembangunan Bank Sampah” agar kegiatan kami tersebut dapat
kami laksanakan. Sebagai bahan pertimbangan Bapak, bersama ini kami sertakan Proposal
sebagaimana terlampir.
Demikian kami sampaikan, atas perkenan dan bantuan Bapak, kami haturkan banyak terima
kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Mengetahui :
Doc.RT12/002/Rev0
PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI
DESA SUKAJAYA KECAMATAN CIBITUNG
RT 12 RW 10
Perumahan Gramapuri Persada Blok C Kode Pos 17520
A. LATAR BELAKANG
Permasalahan sampah bukan hanya persoalan lokal yang ada di Kabupaten Bekasi,
akan tetapi merupakan permasalahan global dunia. Dalam kontek Indonesia saja, Jumlah
timbunan sampah kira-kira sebesar 67,8 juta ton pada tahun 2020. Kelihatannya akan terus
bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan dengan semakin membaiknya tingkat
kesejahteraan (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, 9/6/2020).
Pemerintah sendiri sudah mengumumkan target pengurangan sampah hingga 30% pada tahun
2025. Target yang sangat ambisius. Namun, bukan tidak mungkin tercapai apabila bisa
melibatkan semua pihak.
Untuk mencapai upaya tersebut, dilakukan beberapa upaya seperti Program PILAH
(singkatan dari Peningkatan Daur Ulang dan Kolaborasi Pengelolaan Sampah) yang merupakan
bagian dari Program Hibah dari USAID, penelitian yang dilakukan Universitas Diponegoro
bersama Yayasan Bintari, yaitu yayasan yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup,
menyimpulkan bahwa pembangunan tempat pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, and
Recycle) atau TPS-3R dan bank sampah menjadi dua program andalan pemerintah daerah untuk
mencapai target tersebut. Sayangnya, kedua program ini masih menemui kendala di lapangan
dan membuat masyarakat menjadi skeptis terhadap upaya pemilahan sampah yang merupakan
upaya awal penting dalam mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan
akhir. Namun, kedua program tersebut belum bisa mendorong upaya pemilahan sampah yang
dilakukan mandiri oleh masyarakat karena tiga hal berikut :
a. Masyarakat skeptis Di Indonesia, masyarakat skeptis dengan kegiatan pemilahan
sampah karena mereka melihat sampah yang sudah dipisahkan nantinya akan
tercampur juga di dalam truk dan gerobak sampah.
b. Sarana dan prasarana Keterbatasan fasilitas di TPS-3R dan bank sampah juga menjadi
masalah. Pemerintah kota seperti di Bekasi contohnya terlihat kewalahan memberikan
bantuan sarana dan prasarana pendukung untuk bank sampah, seperti gudang, mesin
pencacah, armada angkut, maupun pendampingan tentang pengelolaan fasilitas TPS-3R.
c. Pengelolaan secara profesional Pengelolaan sampah di daerah berjalan tidak maksimal
karena tidak ditangani oleh orang yang profesional dan ahli di bidang persampahan.
Bank sampah biasanya dipegang oleh individu secara sukarela, terutama oleh ibu rumah
tangga. Seringkali, bank sampah tidak bisa menutup biaya pengeluaran, seperti aset,
fasilitas, dan operasional karena tergantung kepada partisipasi aktif nasabah. Ketika
pengelola bank sampah merasa waktu dan tenaga yang tercurah tidak sepadan dengan
manfaat ekonomi, maka mereka akan memilih untuk berhenti.
Doc.RT12/002/Rev0
PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI
DESA SUKAJAYA KECAMATAN CIBITUNG
RT 12 RW 10
Perumahan Gramapuri Persada Blok C Kode Pos 17520
Pada prinsipnya, program bank sampah maupun TPS-3R adalah upaya untuk mengatasi
penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah kelebihan kapasitas.
Salah satu langkah teknis yang dilakukan untuk mewujudkan program tersebut adalah bahwa
sampah dipilah dulu mulai dari rumah tangga. Secara sederhana, sampah di Indonesia minimal
terpilah menjadi dua jenis yaitu sampah anorganik (plastik dan kardus) dan organik (sisa-sisa
makanan). TPS-3R dan bank sampah merupakan dua program pemerintah yang diharapkan bisa
mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan pemilahan sampah. Kegiatan di TPS-3R
mencakup daur ulang sampah anorganik (plastik dan kardus) dan pengolahan sampah organik
(sisa makanan menjadi kompos). TPS-3R biasanya memiliki teknologi pencacah sampah dan
pengayak kompos yang lebih efektif dan efisien. Hasil kompos dari TPS-3R akan dijual untuk
pupuk tanaman hias atau digunakan di lahan sekitar areal TPS.
Sementara, bank sampah merupakan solusi yang terlihat ideal dan praktis Untuk mengurangi
sampah rumah tangga sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pengelola.
Layaknya sistem perbankan, warga menabung bukan dengan uang melainkan dengan sampah
kering, seperti plastik, kertas, kardus. Mereka akan mendapatkan buku tabungan dan bisa
meminjam uang. Pengembalian pinjaman berupa sampah senilai dengan uang yang dipinjam.
Sebagai bagian dari upaya penanggulangan sampah di seluruh wilayah Kota Tasikmalaya,
dilakukan upaya dengan mengurangi atau mereduksi sampah dari sumber-sumber sampah.
Pilot Project ini adalah satu eksperimen sejauhmana efektifitas pengelolaan sampah yang
dikelola oleh kelompok masyarakat dapat menjadi solusi untuk penanggulangan sampah secara
lebih luas. Sebagai persepsi awal, pola membuang sampah di kategorikan sebagai perilaku atau
budaya dalam membuang sampah yang terjadi di masyarakat. Kondisi saat ini menggambarkan
bahwa terjadinya timbulan
sampah di TPA di karenakan pola
budaya buang sampah
masyarakat yang masih belum
memenuhi standar aturan
Doc.RT12/002/Rev0
PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI
DESA SUKAJAYA KECAMATAN CIBITUNG
RT 12 RW 10
Perumahan Gramapuri Persada Blok C Kode Pos 17520
Dengan konsepsi Sirkular ekonomi dari sampah, kegiatan ini mencoba menggali
konsepsi reward terhadap perilaku atau budaya buang sampah.
Ada 2 faktor yang menjadi penunjang dalam upaya penanggulangan sampah, yaitu kelompok
masayarakat sebagai pelopor kebersihan sampah dan naiknya partisipasi masyarakat dalam
bentuk perubahan perilaku membuang sampah.
Keuntungan bagi masyarakat yang sudah melakukan perubahan perilaku dalam membuang
sampah diberikan reward berupa beras ataupun barang lainnya. Sedangkan keuntungan bagi
kelompok pemuda pelopor kebersihan adalah adanya usaha baru dari pengelolaan sampah itu
sendiri.
Doc.RT12/002/Rev0
PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI
DESA SUKAJAYA KECAMATAN CIBITUNG
RT 12 RW 10
Perumahan Gramapuri Persada Blok C Kode Pos 17520
E. SUSUNAN KEPENGURUSAN
Ketua : Febri
Sekretaris : Agit Prasastia
Bendahara : Iwan Suhendar
Pelaksana : -Sukino
-Rusli
Doc.RT12/002/Rev0
PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI
DESA SUKAJAYA KECAMATAN CIBITUNG
RT 12 RW 10
Perumahan Gramapuri Persada Blok C Kode Pos 17520
Doc.RT12/002/Rev0
PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI
DESA SUKAJAYA KECAMATAN CIBITUNG
RT 12 RW 10
Perumahan Gramapuri Persada Blok C Kode Pos 17520
G. PENUTUP
Mengetahui
Doc.RT12/002/Rev0