Anda di halaman 1dari 6

PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA JATILUWIH,

KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN

Tirtha Damayanti(1), I Made Tapa Yasa(2), I Nyoman Anom Purwa Winaya (3)
(1)
Mahasiswa Program Studi D-IV Manajemen Proyek Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali,
Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali - 80364
E-mail : tirthadamayanti25@gmail.com
(2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali,
Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali - 80364
E-mail : tapayasa@yahoo.com
(3)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali,
Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali - 80364
E-mail : ratnaniee@yahoo.com

Abstrak : Jumlah penduduk di Desa Jatiluwih berdasarkan data tahun 2014 tercatat sebanyak 4.732 jiwa,
tahun 2018, penduduk Desa Jatiluwih bertambah menjadi 4.865 jiwa. Jumlah penduduk di Desa
Jatiluwih terus meningkat dengan rata rata laju peningkatan jumlah penduduk adalah 1.03% mulai dari
tahun 2014 sampai pada tahun 2018. Pengelolaan sampah merupakan suatu perencanaan jangka panjang
yang terdiri dari : a) jangka pendek, b) jangka menengah, c) jangka panjang. Berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 11 Tahun 2012 yaitu Rencana Tata Ruang Kabupaten Tabanan pada Bab III pasal 73
yaitu : sarana dan prasarana Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), dikembangkan sebagai
tempat pelaksanaan kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang,
pengolahan dan pemrosesan akhir sampah, terbagi dalam beberapa daerah pelayanan sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pengelolaan sampah serta mengurangi volume sampah
yang harus dikirim ke TPA. Rata rata jumlah sampah yang dihasilkan di Desa Jatiluwih mulai dari tahun
2018 ialah 10,8 m3/hari, volume timbulan sampah yang dihasilkan di Desa Jatiluwih adalah sebesar
26,88 m3/hari. Adapun buangan sampah domestik atau sampah rumah tangga didominasi oleh sampah
organik kering dengan komposisi sampah domestik adalah 37% organic basah. Untuk komposisi organik
kering sebesar 37%, sedangkan untuk sampah anorganik sebesar 26. Sedangkan buangan sampah non
domestik adalah sampah organik basah sebesar 38%, untuk sampah organik kering sebesar 34%.
Sedangkan sampah anorganik sebesar 28%

Kata Kunci : Pengelolaan persampahan, Tempat pengelolaan sampah terpadu, Tempat Pemrosesan Akhir

Abstract : The population in Jatiluwih Village based on 2014 data was 4,732 inhabitants, in 2018, the
population of Jatiluwih Village increased to 4,865 inhabitants. The population in Jatiluwih Village
continues to increase with an average rate of increase in population of 1.03% from 2014 to 2018. Waste
management is a long-term plan consisting of: a) short term, b) medium term, c) term long. Based on
Regional Regulation Number 11 of 2012, namely Tabanan Regency Spatial Planning in Chapter III
article 73, namely: facilities and infrastructure of Integrated Waste Processing Sites (TPST), developed
as a place to carry out the activities of collection, sorting, reuse, recycling, processing and final
processing garbage, divided into several service areas so as to improve the quality and range of waste
management services and reduce the volume of waste that must be sent to the landfill site.The average
amount of waste generated in Jatiluwih Village starting in 2018 is 10.8 m3 / day, the volume of waste
generation generated in Jatiluwih Village is 26.88 m3 / day. The domestic waste or household waste is
dominated by dry organic waste with the composition of domestic waste is 37% wet organic. For dry
organic composition 37%, while for inorganic waste is 26. While non-domestic garbage is 38% wet
organic waste, 34% for dry organic waste. While inorganic waste is 28%

Keywords: Waste management, Integrated waste management site, Final processing site

1
1.1. Pendahuluan Metodologi penelitian adalah langkah-
Jatiluwih adalah desa yangberadadi Kecamat langkah dan rencana dari proses berpikir dan
anPenebel, KabupatenTabanan,provinsi Bali, Indon memecahkan masalah, mulai dari penelitian
esia. Jatiluwih merupakan desa wisata, dengan pendahuluan, penemuan masalah, pengamatan,
panorama yang indah disertai dengan sawah pengumpulan data baik dari referensi tertulis
berundak. Sejak tahun 2000, Jatiluwih menjadi maupun observasi langsung di lapangan. Melakukan
daerah tujuan wisata, terutama yang menyukai pengolahan dan interpretasi data sampai penarikan
keindahan alam [1] . Dalam upaya menunjang kesimpulan atas permasalahan yang diteliti.
kegiatan pariwisata, dibangun beberapa fasilitas , Penelitian ini dimulai dari permasalahan lalu
seperti warung, restoran, art shop, villa, dan tempat melakukan kajian pustakan dan pengumpulan data
parkir. Salah satu permasalahan yang timbul akibat yaitu data primer dan data sekunder. Dimana untuk
adanya fasilitas tersebut dan aktivitas wisatawan data primer, penulis melakukan survei langsung
yang menyebabkan meningkatnya timbulan sampah.
untuk mendapatkan timbulan sampah perharinya.
Sampah dihasilkan oleh aktivitas pengunjung yang
membuang sampah sembarangan di sekitar lokasi Sedangkan untuk data primer didapatkan dari kantor
obyek wisata. Hal tersebut tentunya akan DTW dan kantor Desa. Setelah data terkumpul maka
menurunkan Desa Jatiluwih sebagai obyek daya dilakukan analisis data yang diawali dengan mencari
tarik wisata. sampel sampah selama 8 hari berturut-turut
Rata rata jumlah sampah yang dihasilkan di kemudian mendapatkan hasil timbulan sampah serta
Desa Jatiluwih mulai dari tahun 2014 sampahnya komposisi sampah yang dihasilkan perharinya oleh
9.378 m3/hari. Kondisi sekarang pada tahun 2018
Desa Jatiluwih. Kemudian barulah
hasilan sampahnya mengalami peningkatan 9.704
m3/tahun. Berdasarkan data di atas dapat dihitung direkomendasikan sistem pengumpulan sampah
bahwa rata rata buangan sampah per hari dari yang baik agar sistem pengelolaan sampah di Desa
penduduk di Desa Jatiluwih adalah 2,8 ltr/org/hr. Jatiluwih dapat tercover dengan baik sehingga tidak
Menurut [2] mendapatkan rata rata buangan orang ada lagi penumpukan.
per hari adalah 2,75 liter/org/hari. Akumulasi
sampah tersebut berasal dari masyarakat di Desa
Jatiluwih dan DTW (Daya Tarik Wisata) Jatiluwih.
Untuk hal tersebut pihak Badan Pengelola DTW
(Daya Tarik Wisata) Jatiluwih telah memiliki sistem
pengelolaan sampah salah satunya berupa “Bank
Sampah” dan melakukan pengolahan sampah di
TPST serta menerbitkan Perdes No. 8 tahun 2017,
dimana tegas diatur tentang kebersihan,
perlindungan dan pengelolaan lingkunan hidup. Jika
dilanggar, aparat desa tidak segan memberikan
sanksi mulai dari sanksi denda uang tunai sampai
dengan sanksi tidak mendapatkan pelayanan
administrasi apapun dari pemerintah Desa Jatiluwih
[3]. Namun semua itu masih belum bisa maksimal
menyelesaikan persoalan sampah yang ada di Desa
Jatiluwih karena masih adanya timbulan sampah
terutama sampah rumah tangga,,selain itu di Desa
Jatiluwih belum adanya pelayanan sampah dengan
durasi pengangkutan sampah yang tepat, belum
adanya volume detil sampah yang dihasilkan di Desa
Jatiluwih, serta belum adanya aturan hukum
mengenai retribusi sampah sehingga masih
membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Jatiluwih
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan laju Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
timbulan rata-rata (kg/hari) dan komposisi sampah,
serta menentukan strategi penanganan sampah dan 1.3. Hasil dan Pembahasan
merencanakan sarana pengangkutan sampah di Desa 1.3.1. Gambaran Umum Proyek
Jatiluwih agar persoalan sampah di Desa Jatiluwih
Desa Jatiluwih merupakan salah satu desa
dapat ditangani secara maksimal.
yang menjadi objek wisata di Kecamatan Penebel
Kabupaten Tabanan. Dengan luas wilayah 22,23 km²
1.2. Metode Penelitian
dengan terbagi atas 8 Banjar Dinas yaitu: Br. Dinas

2
Kesambi, Br. Dinas Kesambahan Kaja, Br. Dinas Tabel 2. Penetuan Jumlah Sampel
Kesambahan Kelod, Br. Dinas Jatiluwih Kangin, Br.
Dinas Jatiluwih Kawan, Br. Dinas Gunungsari Desa,
Br. Dinas Gunungsari Umakayu dan Br. Dinas
Gunungsari Kelod. Jumlah kepala keluarga yang ada
di Desa Jatiluwih sampai tahun 2018 adalah 889
kepala keluarga, terdiri dari 1,341 laki laki dan 1,493
perempuan sehingga total penduduk yang berada di
Desa Jatiluwih adalah 2,834 jiwa. Sumber : Hasil Analisis 2019

1.3.2. Identifikasi Jenis Sampah Dari tabel diatas diatas didapatkan bahwa rata-rata
Berdasarkan pengamatan secara visual di jumlah sampel yang diambil per masing-masing
lapangan bahwa komposisi sampah di desa Jatiluwih banjar sebanyak 2 buah sampel. Yang dimana
adalah 70% organik dan 30% anorganik. Hal ini sampel ini akan diambil 8 hari secara berturut-turut
tentunya akan terjawab setelah dilakukan uji
karakteristik sampah. Dibeberapa tempat terdapat 1.3.5. Timbulan, Komposisi dan Karakteristik
tumpukan sampah organik berupa ranting di Sampah
samping itu juga ada tumpukan sampah anorganik Data timbulan sampah merupakan data yang
berupa plastik yang diletakkan begitu saja tanpa dikumpulkan untuk mengetahui jumlah timbulan
pewadahan yang baik. dan jenis karakteristik sampah yang dihasilkan oleh
warga di Desa Jatiluwih. Berikut adalah data hasil
1.3.3. Proyeksi Penduduk rata – rata volume timbulan dan identifikasi jenis
Berikut hasil proyeksi penduduk Desa sampah seluruh banjar di Desa Jatiluwih.
Jatiluwih 20 tahun kedepan .
Tabel 3. Timbulan Sampah
TOTAL TUMPUKAN SAMPAH
Tabel 1. Proyeksi Penduduk 20 Tahun Kedepan Nama Banjar Sampah PER SAMPEL
ltr/hari ltr/hari/0rang
Proyeksi Penduduk Desa Jatiluwih Rumah 1
No Desa/Kelurahan 2014 2015 2016 2017 2018 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 Kesambi 61,563 7,695
Rumah 2
1 Kesambi 278 290 293 293 293 299 302 305 308 311 314 317 320 323 326 329 332 335 338 Kesambahan Kaja
Rumah 1
50,650 6,331
2 Kesambahan Kaja 255 276 259 259 259 261 261 262 263 264 265 265 266 267 268 269 269 270 271 Rumah 2
Rumah 1
3 Kesambahan Kelod 304 309 317 317 317 322 325 327 330 333 335 338 340 343 346 348 351 353 356 Kesambahan Kelod
Rumah 2
55,875 6,984
4 Jatiluwih Kawan 389 394 394 394 394 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 Rumah 1
Jatiluwih Kawan 69,313 8,664
5 Jatiluwih Kangin 430 437 443 443 443 448 451 453 456 459 461 464 466 469 472 474 477 479 482 Rumah 2
Rumah 1
6 Gunungsari Desa 454 465 512 512 512 535 547 558 570 582 593 605 616 628 640 651 663 674 686 Jatiluwih Kangin 69,313 8,664
Rumah 2
7 Gunungsari Umakayu 330 343 338 338 338 341 343 344 346 348 349 351 352 354 356 357 359 360 362 Rumah 1
Gunungsari Desa 73,500 9,188
8 Gunungsari Kelod 278 278 278 278 278 278 278 278 278 278 278 278 278 278 278 278 278 278 278 Rumah 2
JUMLAH 2718 2792 2834 2834 2834 2880 2904 2927 2950 2973 2996 3020 3043 3066 3089 3112 3136 3159 3182 Rumah 1
Gunungsari Umakayu 49,938 6,242
Rumah 2
Sumber : Hasil Analisis 2019 Rumah 1
Gunungsari Kelod 33,675 4,209
Rumah 2

SD 3 JATILUWIH 114,125 3,804


Apabila pada tahun dasar (2014) jumlah
Gong Jatiluwih
penduduk eksisting adalah : 2.718 jiwa, maka tahun Restoran Padi Bali 229,000 2,385
Warung Dhea
(2020) adalah : 2.880 jiwa, tahun (2030) adalah : Sumber : Hasil Analisis 2019
3.112 jiwa dan tahun (2033) adalah sebanyak 3.182
jiwa. Dari data diatas dapat dilihat bahwa penduduk Tabel 4. Tumpukan Sampah Desa Jatiluwih
di Desa Jatiluwih akan meningkat setiap tahunnya TOTAL
TUMPUKAN
Nama Banjar Satuan
SAMPAH PER
1.3.4. Penentuan Jumlah Sampel DESA 2018
Kesambi 2.123,449 ltr/hari
Pelaksanaan pengambilan contoh timbulan
ltr/hari
sampah secara acak sesuai dengan jumlah contoh Kesambahan Kaja 1.877,042

jiwa dan kepala keluarga (KK). Sehingga dapat Kesambahan Kelod 2.297,383 ltr/hari

dihitung data jumlah sampel yang akan diamati Jatiluwih Kawan 2.855,423 ltr/hari
selama 8 hari berturut-turut sebagai berikut :
Jatiluwih Kangin 3.210,539 ltr/hari

Gunungsari Desa 3.710,600 ltr/hari

Gunungsari Umakayu 2.449,576 ltr/hari

Gunungsari Kelod 2.014,740 ltr/hari

SD JATILUWIH 695,738 ltr/hari

Restoran 4.951,667 ltr/hari

Sumber : Hasil Analisis 2019

3
1.3.6. Proyeksi Sampah Tabel 7. Rencana Fiber Bin Masing-Masing Banjar
Proyeksi timbulan sampah dilakukan untuk
memperkirakan jumlah sampah yang terjadi selama
20 tahun ke depan

Tabel 5. Proyeksi Sampah Domestik Desa Jatiluwih


Desa/Kelurahan 2018 2020 2025 2030 2033 2038
Kesambi 2.123,45 2.192,94 2.313,84 2.441,42 2.521,31 2.660,32
Kesambahan Kaja 1.877,04 1.894,76 1.924,67 1.955,05 1.973,51 2.004,66
Kesambahan Kelod 2.297,38 2.356,83 2.459,36 2.566,34 2.632,76 2.747,28
Jatiluwih Kawan 2.855,42 2.877,50 2.914,68 2.952,33 2.975,16 3.013,60
Jatiluwih Kangin 3.210,54 3.269,13 3.369,17 3.472,26 3.535,63 3.643,82
Gunungsari Desa 3.710,60 4.002,35 4.540,47 5.150,94 5.555,95 6.302,95
Gunungsari Umakayu 2.449,58 2.485,38 2.546,22 2.608,55 2.646,67 2.711,46
Gunungsari Kelod 2.014,74 2.014,74 2.014,74 2.014,74 2.014,74 2.014,74

Sumber : Hasil Analisis 2019 Sumber : Hasil Analisis 2019

Tabel 6. Proyeksi Sampah Non Domestik Desa


Jatiluwih 1.3.8. Biaya Sistem Pengumpulan Sampah
Berikut ialah biaya yang harus dikeluarkan
untuk merencanakan sistem pengumpulan yang
telah direncanakan sebelumnya dapat dilihat pada
Sumber : Hasil Analisis 2019
tabel 8
1.3.7. Rekomendasi Pengumpulan Sampah Tabel 8. Biaya Rencana Fiber Bin Masing-Masing
Karena sistem pengumpulan sampah di Banjar
rumah tangga diangkut dan dikumpulkan di masing-
masing rumah, menyebabkan petugas pengangkut
sampah mengambil sampahnya secara door to door.
Menurut penulis sistem door to door ini tidaklah
efektif karena dengan sistem door to door ini
menyebabkan petugas pengangkut sampah
menghabiskan banyak waktunya untuk mengambil
sampah dari rumah ke rumah, pada penelitian ini
penulis merekomendasikan sistem pengumpulan
yang lebih baik yang menurut penulis lebih efisien Sumber : Hasil Analisis 2019
yaitu membuat skenario titik pengumpulan pada
tiap-tiap banjar yang di mana tempat pengumpulan Dari hasil tabel diatas diperlukan biaya total Rp
sampah yang telah ditentukan per titik setiap banjar 160.000.000 untuk membeli fiber bin dengan
akan memudahkan petugas pengangkut sampah kapasitas bak 1000 liter yang akan ditempatkan di
untuk mengambil sampah tanpa harus ke rumah- masing-masing banjar
rumah warga. Di mana warga membuang
sampahnya ke titik pengumpulan sesuai dengan 1.3.9. Komposter Takakura
jadwal pengangkutan sampah, yang nantinya Dengan menggunakan bak komposter
petugas pengangkut sampah akan mengambil Takakura dengan diharapkan mampu mereduksi
sampah pada titik-titik pengumpulan tersebut. sampah dengan debit pembusukan 10 liter per hari
Adapun sarana pengumpulan yang penulis dan debit sampah yang dimasukkan kapasitas 25 liter
rekomendasikan ialah fiber bin dengan plat besi per hari. Berikut simulasi perhitungan reduksi
dengan kapasitas baknya 1000 liter, alasan memilih sampah ditempat
fiber bin dengan plat besi karena menurut penulis
memiliki kelebihan yaitu : Tabel 9. Simulasi Perhitungan Reduksi Sampah
a. Bahan tidak mudah berkarat Ditempat
b. Ringan
c. Estetika baik
d. Tidak mudah keropos dan tahan lama
Untuk penempatan bak container akan
diletakkan di titik-titik tertentu di setiap banjar yang
di mana dasar dari penempatan fiber bin ialah tempat
yang dapat dijangaku dengan mudah oleh armada
pengangkut samapah, yang dimana nantinya fiber
bin akan dipasang sebanyak sejumlah timbulan
sampah tiap banjarnya.
Sumber : Hasil Analisis 2019

4
1.3.10. Biaya Komposter Takakura 3. Dalam memaksimalkan pengumpulan sampah
Berikut ialah biaya yang harus dikeluarkan di Desa Jatiluwih dilakukan alternative dengan
untuk membuat komposter Takakura dapat dilihat merencanakan titik-titik pengumpulan di setiap
pada tabel 10 banjar. Wadah pengumpulan digunakan Fiber
Bin dengan kapasitas 1000 liter yang dimana
Tabel 10. Biaya Reduksi Sampah Ditempat jumlah Fiber Bin di masing-masing bajar
berbeda sesuai dengan jumlah timbulan
sampahnya.
Dilakukan juga skenario reduksi sampah di
masing-masing rumah tangga dengan
menerapkan metode Komposter Takakura.
Dengan skeneraio reduksi sampah ini dapat
mengurangi sampah organic sebesar 40%
dengan 1 bak komposter takakura pada tiap
masing-masing rumah tangga sehingga sisa
sampah organik yang diangakut ke TPS
hanya 60% yaitu sebesar 33,158 liter.
Dengan menggunakan bak komposter
Takakura dengan diharapkan mampu
Sumber : Hasil Analisis 2019 mereduksi sampah dengan debit
pembusukan 10 liter per hari dan debit
1.4. Kesimpulan sampah yang dimasukkan kapasitas 25 liter
Dari hasil dan pembahasan penelitian pada per hari.
Peningkatan Kinerja Pengelolaan Sampah di Desa 4. Biaya yang diperlukan untuk pembelian
Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Fiber Bin dengan harga harga satuan Rp
maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai 4.000.000 sehingga total biaya keseluruhan
berikut: Fiber Bin ialah sebesar Rp 160.000.000
1. Volume timbulan sampah yang dihasilkan di serta biaya yang diperlukan untuk
Desa Jatiluwih adalah sebesar 26,19 m3/hari. pembuatan komposter Takakura ialah
Adapun buangan sampah domestik atau sebesar Rp 156.000
sampah rumah tangga didominasi oleh sampah
organik kering dengan komposisi sampah 1.5. Saran-saran
domestik adalah 36% organic basah yang Berdasarkan hasil dan analisa pembahasan,
didominasi oleh sampah dapur dan sisa maka ada beberapa hal penulis sarankan yaitu :
makanan seperti: nasi, sayur, buah. Untuk 1. Pihak pemerintah dan desa perlu adanya
komposisi organik kering sebesar 37% yang edukasi kepada masyarakat maupun pelaku
didominasi oleh sampah halaman berupa daun, pariwisata dan lainya yang ada di Desa
ranting, canang dan bunga. Sedangkan untuk Jatiluwoh akan pentingnya pengelolaan
sampah anorganik sebesar 29% didominasi sampah di Desa Jatiluwih
oleh kresek serta plastic bungkus makanan, 2. Pihak desa sebaiknya dalam perencanaan
yang di mana nilainya lebih kecil dibandingkan sistem pengumpulan bisa memikirkan sistem
organik basah dan kering. Sehingga komposisi pengumpulan dengan maksimal agar armada
terbesar pada hasil buangan sampah rumah dapat mengangkut sampah secara efektif
tangga atau domestic ialah sampah organic 3. Pihak masyarakat diharapkan kesadarannya
kering karena banyaknya pohon dan tanaman dalam pengelolaan sampah di masing-masing
serta beberapa warga yang berprofesi sebagai rumah tangga sehingga bisa mengurangi
penjual canang. Sedangkan buangan sampah sampah di rumah dan sampah yang dibuang ke
non domestik adalah sampah organik basah TPS bisa berkurang secara bertahap
sebesar 38% yang didominasi oleh sampah
dapur seperti: nasi, buah dan sayur. Untuk
sampah organik kering sebesar 34% DAFTAR PUSTAKA
didominasi oleh sampah halaman seperti daun,
bunga dan ranting. Sedangkan sampah [1] UTAMA, I. G. B. R. & SUYASA, N. L. C. P.
anorganik sebesar 27% yang didominasi oleh S. 2018. Segmentasi Pengunjung Daya Tarik
sampah botol dan plastik kemasan makanan. Wisata Warisan Budaya Dunia Jatiluwih,
2. Proyeksi sampah sampai 20 tahun kedepan di Deepublish
Desa Jatiluwih mengalami peningkatan yang [2] Rizal, A. A., Sumartik, S. & MR, Z. 2017.
sangat signifikan dimana pada tahun 2038 ANALISA DAMPAK EKONOMI, SOSIAL,
jumlah timbulan sampah domestik dan LINGKUNGAN TERHADAP
nondomestik mencapai 34,69 m3/hari PENGEMBANGAN OBJEK WISATA

5
BANYU BIRU DI DESA SUMBEREJO,
WINONG, PASURUAN JATIM.
[3] Damanhuri, E. & Padmi, T. J. D. K. T. 2010.
Pengelolaan sampah. 3104, 5-10.
[4] Anggraini, D., Pertiwi, M. B. & Bahrin, D. J.
J. T. K. 2012. Pengaruh Jenis Sampah,
Komposisi Masukan dan Waktu Tinggal
Terhadap Komposisi Biogas dari Sampah
Organik. 18.
[5] Maulina, A. S. J. J. O. R. & Planning, C.
2012. Identifikasi Partisipasi Masyarakat
Dalam Pemilahan Sampah Di Kecamatan
Cimahi Utara Serta Faktor Yang
Mempengaruhinya. 23, 177-196.

Anda mungkin juga menyukai