Anda di halaman 1dari 52

lL*"*gll

-
BASIC OPERATION MANUAL

Heat Exchanger
Module 10
KATA PENGANTAR

Heat exchanger sesuai dengan namanya, adalah alat penukar panas dari satu bahan ke
bahan.yang lain. Panas dalam heat exchanger berpindah secara konduksi dan konveksi.

Ada beberapa jenis heat exchanger berdasarkan konstruksinya antara lain double pipe,
shell and tube, hair pin dan plate heat exchanger.

Dalam modul ini dibahas tentang pengertian dasar panas, tipe aliran, arah aliran, jenis-
jenis heat exchanger berdasarkan konstruksinya, jenis heat exchanger berdasarkan

fungsinya, trouble shooting, start up dan shut down.

Demikianlah pengantar singkat ini, rnudah-rnudahan modul ini dapat berrranfaat bagi
kita semua dan penyrsun akan menghargai saran dan lffitik yang membangun demi
perbaikan modul di masa yang akan datang.
.

Hormat kami,

Penyusun
JUDUL MODUL : HEAT EXCHANGER

.l Sasaran Modul

Setelah mengikuti training ini, peserta diharapkan bisa rnenjelaskan asas

perpindahan panas dengan heat exchanger, tipe dan arah aliran, jenis-jenis heat
exchanger berdasarkan konstruksi dan fungsinya, operasional dan trouble shooting.

aa Sub Bahasan ,: :

Dijelaskan tentang beberapa pengertian dasar, tipe aliran, ?rrah aliran, jenis-jenis
heat exchanger berdasarkan konstruksinya, jenis heat exchanger berdasarkan
lp shooting,
fungsinya, trouble ahnnfinc start
cfqrf rrn
up rlqn chrrf rlnrvn
dan shut down.
MODUL HEAT EXCHANGER

DAFTAR ISI
Hal.

Sasaran Modul i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar iii

HEAT EXCHANGER
1. Pendahuluan I
2. Beberapa Pengertian Dasar 2
1*
2.1 Panas Sensibel dan Panas Laten 2

2.2 Keadaan Bahan 2

2.3 Thermal British Unit (BTU) .... 2

2.4 Kandungan Panas J


&d'
2.5 Peleburan Panas 3

2.6 Konduksi dan Konveksi J

TiP" Aliran 6

-!. Arah Aliran 7

4.1 Aliran Paralel 7

4.2 Aliran Lawan Arah (counter flow) 8

4.3 Aliran Cross Flow ,..... .. 9

Jenis-Jenis Heat Exchanger Berdasarkan Konstruksinya . 10

5.1 Double Pipe 10

5^2 Shell and Tube 10

5.2.1 Bagian-bagian dari heat exchanger shell and tube 11

5-2.2 Single pass dan multi pass 16

5.2.3 Faktor ekonomt 18

5.2.4 Fixed tube sheet l8


5.2.5 Floating head 19

5.2.6 U Tube t9
5.3 Hair Pin 20

5.4 Plate 21
MODUL HEAT EXCHANGER

6. Jenis Heat Exchanger Berdasarkan Fungsinya 27

6.1 Kondensor 27

6.2 Cooler 27

6.3 Chiller 27

6.4 Evaporator 28

6.4.1 Climbing film evaporator 28

6.4.2 Falling film evaporator 29

6.4.3 Forced circulation evaporator 29

6.5 ReboilerNaponzer ...:... 30

6.5.1 Forced circulation 30

6.5.2 Thermoslphon 3t
6.5.3 Kettletypereboiler -....... 32

6.6 Heater 33

6.7 Steam Generator 33

6.8 Waste Heat Exchanger 34

34
-, Tr-ouble Shooting 35

7.1 Fouling 35

7.2 Korosi 39

7.3 Leak Testing 39

E. Start Up dan Shut Down 44

8.1 Start Up 44

8.2 Shut Down 44

8.3 Pernbersihan/Flushing HE 45
MODUL HEAT EXCHANGER

DAFTAR GAMBAR
Hal.

& Panas Laten 2


Garnbar i Panas Sensibel
4
Gambar 2 Konduksi
4
Garnbar 3 Gradien Teraperatur pada Konveksi Paksa
6
Gambar 4 Jenis Aliran (a) Aliran Laminer, (b) Aliran Turbulen

Garnbar 5 Aliran Fluida di Dekat Tube . 6

Aliran Paralel 7
Gambar 6
7
Gambar 7 Profil Temperatur Paralel Flow
8
Gambar 8 Aliran Lawan Arah (counter current)
9
Gambar 9 Profil Temperatur Counter Flow
9
Gambar 10 Cross Flow Heat Exchanger

Gambar fl Double Pipe 10

11
Gambar 12 Shell and Tube Heat Exchanger
11
lambar 13 Tube dengan Fin
Tube Sheet ..... l2
-:rnbar 14
13
lambar 15 Double Tube Sheet
;ambar 16 Konfigurasi Tube (pitch) l4

-;ambar 17 Tube Bundle l4


15
*'anbar 18 Baffle Posisi Vertikal & Horisontal
15
lambar 19 Doughnut Baffle
16
--ambar 20 Single Pass
T7
:*nbar 21 Multi Pass

:::r6ar 22 Channel Baffle l7

Fixed Tube Sheet 18


;arnbar 23
j*nbar 24 Floating Head 19

"fJ" Tube 20
;.mbar 25
Multi Tube Hair Pin 70
:-r:nOaf 26
Plate Heat Exchanger LengkaP 22
:xnbar 27
Plate 22
;::nbar-28
Plate Bergelombang 23
-:.nbar 29
MODUL HEAT EXCHANGER

Gambar 30 Cara Kerja Plate Heat Exchangel 24

Gambar 31 Gasket 25

Gambar 32 Chiller 27

Gambar 33 Climbing Film Evaporator 28

Gambar 34 Falling Film Evaporator 29

Gambar 35 Forced Circulation Evaporator 30

Gambar 36 Thermosyphon Reboiler 31

Gambar 37 Thermosyphon Vaporizer 32

Gambar 38 Kettle Tipe Reboiler 33

Gambar 39 Steam Generator (boiler) Fire Tube JJ

Gambar 40 Fouling Sedimentasl ..... . -... . 35

Gambar 41 Fouling Produk Korosi 3s

Ganbar 42 Fouling Algae 36

Gambar 43 Back Flushing Shell 37

Gambar 44 Back Flushing Tube 38

Gambar 45 Korosi .....-...-.. 39

Gambar 46 Oil Cooler dengan Oil pada Tube-nya 40

Garrbar 47 Gas Cooler dengan Gas pada Tube-nya 40

Gambar 48 Channel Baffle Normal 42

Gambar 49 Channel Bafile Leab . 42

Gambar 50 Channel Baffle Fouling 43

Gambar 51 Pengoperasian Alat 44


HEAT EXCHANGER Technical & Training Department

MODUL 10
TIEAT EXCHANGER

I. PENDAIIULUAN
Kegunaan heat exchanger sesuai dengan namanya, rnemindahkan panas dari satu
bahan ke bahan yang lain.

Panas adalah bentuk dari energi. Panas dapat dipindahkan ke bentuk yang lain
seperti energi mekanik, cahaya dan listrik.
Heat exchanger adalah alat yang dapat mentransfer panas dari satu fluida ke fluida
yang lain.
Tujuan pentransferan panas dalam kaitannya dengan proses, antara lain:
1. Untuk r3emanaskan fluida dingin menjadi lebih panas
2. Untuk menurunkan temperatur fluidapanas marjadi lebih dingin
3. Untuk mengikondensasi gas menjadi cairan yang lebih dingin
4. Untuk menguapkan liquid
5. Untuk mengkondensasi gas dan sekaligus menguapkan liquid dalarn waktu
yang bersamaan
Terlepas dari fungsi heat exchanger, untuk dapat mentransfer panas fluida harus
mengalami kontak dan berbeda temperafurnya. Panas mengalir dari fluida panas
ke fluida dingin. Panas ditransfer dari fluida panas ke metal yang memisahkan
kedua fluida, dan kernudian rnengalir ke fluida yang lebih dingin.
HEAT EXCHANGER Technical & Training Department

2, BEBERAPA PENGERTIAN DASAR


Beberapa pengeftian dasar dalam heat exchanger antara lain:

2.1 Panas sensibel dan panas laten

Panas Laten
Air .\H = rn -r: i
1000c
Panas Sensibel
JH = m.r Cp.r lT \
Steam
100"c

Air, 25oC

Gambar 7. Panas sensibel & panas laten

Jika air bersuhu 25 oC ditempatkan di


suatu kontainer terbuka, dan
ditambahkan panas ke dalam air, maka"temperatur air akan naik sampai pada
oC.
100 Jika penambahan panas ke air diteruskan, temperaturnya tidak akan
oC
berubah, tetapi keadaan airnya akan berubah. Air akan berubah dari 100 air
oC
ke 100 stearn. Panas yang ditambahkan ke air yang membuat tempbratur air
naik dari 25 oC ke 100 oC, yang dapat diukur dan disebut sebagai panas
sensibel.
oC
Sedangkan panas yang ditarnbahkan mengubah air 100 (dalam bentuk
oC
liquid) ke 100 stearn (dalam bentuk vapor/uap), tidak dapat diukur dengan
alat pengukuran temperatur, ini dikenal dengan panas tersembunyi atau panas
laten.
oC
Membutuhkan 584 kcal panas untuk merubah 1 grarn air pada 100 menjadi
oC
100 steam. I

).2 Keadasn baltan


Padatan, cairan atau gas, menunjukkan keadaan bahan. Energi panas
menggambarkan keadaan bahan. Keadaan bahan dapat diubah dengan
memasukkan atau rnengambil panas dari bahan. Contoh: jika sejumlah panas
dimasukkan ke dalam air, maka itu akan mengubah keadaan cairan, dari air ke
gas seperti steam. Atau jika sejumlah panas diarnbil dari air, maka akan
mengubah air rnenjadi padatan seperti es.

).3 Thermal British Unit (BTU)


"BTLJ" adalah salah satu pengukuran panas. BTU didefinisikan sebagai harga
oF
panas yang akan menambah 1 ternperatur untuk 1 pound air. Misal: akan
oF.
mernbutuhkan 1 BTU unluk menaikkan 1 pound air dari 50o - 51 Atau 10
BTU untuk menaikkan 1 pound air dari 50"-60'F.
HEAT EXCHANGER Technical & Training Departtnent

2.4 Kandungqn pana,s

Jumlah panas yang dikandung suatu bahan tergantung pada temperatur dan
massanya. Jika ada dua kontainer liquid yang sama, berada pada tetlperatur
yang sama, maka keduanya akan rnengandung panas yang jurnlahnya sama.
Namun jika salah satu kontainer liquid, rnemiliki'temperatur lebih tinggi,
maka akan rtengandung panas yang lebih banyak daripada liquid yang
temperaturnya lebih rendah. Atau jika kedua kontainer liquid rnemiliki
temperatur yang sama, tetapi kontainer yang satu mengandung liquid yang
jumlahnya lebih banyak, maka kontainer yang lnengandung lebih banyak
liquid akan mengandung panas yang lebih besar. Contoh: 5 pound air pada
oF,
150 akan mengandung lebih banyak panas daripada 5 pound air pada 100
oF.
Atau l0 pound air pada 100 oF, akan mengandung lebih banyak panas
daripada 5 pour-rd air pada 100 "F"

2.5 Peleburan panas

Jika padatan seperti es, mendapat cukup panas rnaka es itu akan mencair.
Peristiwa pencairan ini disebut peleburan.
Jumlah panas laten yang dibutuhkan untuk rneleburkan bahan diketahui
sebagai panas peleburan.
Ingat, panas pelebpran menyebabkan perubahan bentuk dari padatan ke cairan.
Membutuhkan 79.73 kcal panas laten untuk merubah I gram es rnenjadi air.

).6 Konduksi dan kontveksi


Panas dapat dipindahkan dengan beberapa cara diantaranya:

1. Konduksi
Adalah proses perpindahan panas dimana panas tersebut dipindahkan oleh
rnolekul yang bergerak dalam suatu objek dari area yang panas ke area
yang lebiir dingin. Laju konduksi ditentukan oleh: perbedaan temperatur
fluida yang akan dipind4hkan (AT), konduktivitas termal rnaterial (k), luas
pennukaan perpindahan panas (A), dan panjang lintasan panas / ketebalan
rnaterial (Ax). Semakin besar AT, rnakin besar thermal conductivity, dan
makin luas permukaan perpin<iahan panas, maka semakin besar iaju
konduksi-nya. Namun bila makin tebal rnaterial, maka laju konduksinya
akan mengecii. Hal ini diberikan pada hukum Fourier:

AT
q:-M-
'Ax
Dimana: q: Iaju perpindahan panas
k: konduktivitas tennal rnaterial
A= luas permrikaan
AT: per-bedaan temperatur
Ax: ketebalan material
IIEAT EXCHANGER Technical & Trainiug Department

i t' ll
&
!^r
t:
9T,
O
F
K-Ax -N
A.r
Distance. x (nt)
(a) (b)

Gantbar 2. Konduksi

2. Konveksi
Adalah perpindahan panas dimana ada pergerakan dari seluruh rnassa zat
yang panas dari satu tempat ke tempat yang lain, da,'i area yang panas ke
area yarrg lebih dingin. Misalnya perpindahan panas pada udara panas ke
udara dingin dalam suatu ruangan ber-AC.

Dinding
Metal
Ti

Fiiiicia Cingrn B T4 Fluida Panas A

To

Gambar 3. Gradien tcrnperatur psda konveksi paksa

Dibedakan rnenjadi konveksi paksa (forced convection) dan konveksi


alamiah/beb as (natural or fi'ee convection).

Pada konveksi paksa, arus/fluida digerakkan oleh suatu piranti mekanik


seperti pompa dan agitator/pengaduk. Misalnya rnerranaskan oil dengan
flue gas yang ditiupkan ke suatu burner, atau mendinginkan kopi panas
dengan cara meniup.
Menurut penelitian, beda suhu dalarn fluida yarlg dipanaskan atau
didii-rginkan secara paksa yang mengalir dalam aliran turbulen metnpunyai
pola seperti ganrbar 3. Fluida panas rnengalir pada pipa bagian dalarn dan
HEAT EXCHANGER Technical & Training Department

fluida dingin mengalir pada pipa bagian luar. Kedua aliran fluida berada
dalam kondisi turbulen. Perubahan temperatur dengan jarak terlihat
sebagai garis patah Tr -T2-T3-Ta-Ts-To.
Profil temperatur ini terdiri dari tiga bagian terpisah, yaitu (1) yang melalui
fluida panas Tr-Tz-Tr, (2) yang melalui fluida dingin Ta-T5-T6, dan (3)
melalui dinding logarn Tr-Ta. Perbedaan temperatur sangat besar di sub
lapisan, ditandai dengan curamnya kurva Tt'h dan Tc-Ts, perbedaan
temperatur kecil didalarn inti tur-bulen Tr dan To dan berubah dengan cepat
di zonabuffer T2 dan T5.
Pada dinding terjadi konduksi, terlihat dari garis lurus yang dibentuk T;-
Ta. Makin turbulen suatu fluida, maka makin cepat perpindahan panas
akan terjadi.
Pada konveksi alamiah/bebas, perpindahan panas terladi karena fluida
yang, karena proses pemanasan, berubah densitasnya (kerapatannya) dan
bergerak naik. Contohnya rnendidihkan air dengan kompor, mendinginkan
kopi dengan mengontakkan kopi begitu saja dengan udara bebas.
HEAT EXCHan*GER Technical & Training Departrnent

-[IPE ALIRAN
-1.
Tipe aliran fluida rnelalui tube akan berpengaruh pada kecepatan -p erpindahan
panas. Ada dua tipe aliran fluida yang rnelalui tube, yaitu aliran laminer dan aliran
turbulen.

Gambar 4- Jenis aliran (a) aliran laminer, (b) aliran turbulen

-..riran laminer adalah aliran yang halus dengan turbulensi yang sangat kecil. Pada
..r:an turbulen terdapat perlakuan pengadukan yang besar pada aliran. Aliran
::;.ak mengalir dengan halus di sisi pipa, tetapi berpindah dari satu sisi ke sisi yang
..:n selama rnengalir di dalam pipa. Molekul-molekul fluida pada aliranJurbulen
:e:calnpur dengan lebih cepat. Pada aliran turbulen, perpindahan panasnya ke
-:ran lebih rnerata karena arus aliran fluidanya lebih tercampur, seolah-olah
,::erti fluida tersebut mengalami pengadukan.
-'=:nbar 5 memperlihatkan aliran di dekat dinding tube. Fluida yang mengalir
:.iing dekat dengan tube tidak turbulen. Hal ini disebabkan karena gesekan fluida
-:rgan dinding tube.

Static film Main stream

Gambgr 5. Aliran fluida di dekat tube

-';sekan fluida ini menyebabkan fluida mengalir lebih larnbat. Aliran fluida yang
--r.D&t ini berlaku sebagai staticfilm yang melapisi dinding tube.

:::c .filtn berlaku sebagai insulator, dan membatasi perpindahan panas dari
:.-ling tube ke fluida di pusat aliran. Sernakin tebal static film-nya maka
,::i-,akin lama waktu perpindahan panasnya.
;.::ebalan static film tergantung pada furbulensi" Semakin besar turbulensi, rraka
::;c film-nya akan seniakin tipis. Ini karena lebih banyak lagi molekul fluida
.::g. berkontak dengan static film.

' .:::ndahan panas akan berlangsung lebih baik dengan aliran turbulen
- :,::dingkan dengan aliran larniner.
I]EAT EXCHANGER Technical & Training

]. .{RAH ALIRAN
heat
Salah satu karakteristik yalg dapat digunakan untuk rnengkategorikan
yang lain' Ketiga
exchanger adalah arah aliran antara satu fluida terhadap fluida
dan aliran
kategori itu adalah aliran paralel, aliran lawan atah (couttter flow)
srlang {cross /low)-

J.1 Aliran Parulel


jika
Kita tahu bahwa panas berpindah dari satu bahan ke bahan yang lainnya
ada perbedaan teinperatur diantara kedua bairan. Perbedaan
temperatur yang
lebihbesarakanmernindahkanpanaslebihbesarpula.
Pada aliral paralel, selnua fluida rnengalir pada arah
yang sama' Fluida yang
lebih Panas diletakkar-r di tube'

PO NT
POlf{T
POINT B

Ganrbar 6. Aliran Paralel

Gambar 7 di bawah ili rnemperlihatkan profil temperature untuk paralel flow

A FLUIDA PANAS

-B
C
i

n, C'
D ;

FLUIDA.DINGIN
A,

POINT B POINT C
POINT A

Gambar 7. Prolil temperotur paralel Jlow

a
HEAT EXCIIAI{GER Technical & Training Department

Gambar 7 memperlihatkan temperatur dua fluida dalam hubungannya dengan


panjang tube. Fluida panas diletakkan di dalarn tube di tengah container, dan
fluida dingin di dalarn container. Temperatur fluida panas paling tinggi pada
titik A, saat fluida tersebut pertama kali rnernasuki tube. Temperatur fluida
panas terendah di titik C, di titik terakhir dalarn container. Sedangkan
temperatur fluida paling tinggi di titik C', dan paling rendah di titik A'.
Perbedaan temperatur paling besar berada dititik A-A', maka laju perpindahan
panasnya pun paling besar. Pada titik C-C' dimana kedua ujungnya berternu,
tidak terjadi perpindahan panas.
Dalam aliran paralel, ketika dua fluida rnengalir dalarn arah yang sama, fluida
panas tidak dapat didinginkan sampai dibawah temperafur tertinggi dari fluida
dingin. + +

4.2 Aliran lawan or)r r"rurrterJlow)


Bila pada aliran paralel, kedua fluida rnengalir dengan *uh yung ,urriu
selingga fluida panas tidak dapat didinginkan sampai temperatur yang paling
tinggi dari fluida dingin, berbeda halnya dengan aliran law4n arah. Pada aliran
lawan arah, fluida bergerak dalam arah yang berlawanan seperti diperlihatkan
pada gambar 8. ,+

Gambar 8. Aliran lawan arah (counter current)

Gambar 9 memperlihatkan hubungan temperatur dengan panjang pipa"


Penukaran panas secara counter flow adalah yang paling efisien. Dalam
:ounter .flo*, perbedaan temperatur sepanjang tube relatif konstan (lihat AT
iari titik A-A', B-B' dan C-C' tetap sama). Ini memungkinkan pendinginan
:luida panas sampai tanperatur lebih rendah daripada temperatur tertinggi
:luida dingin (titik C lebih rendah dari titik A').
HEAT EXCHANGER Technical & Training Department

,{ FLU]DA PANAS
t- o
I IJ
I
I t
t-

TEMPERATURE A,
-t
I
t
.C 'j
.\r
b ;
I
_t

:
C'
FLUIDA DINGIN

POINT A POINT B POINT C

Gambar 9. Profil temperatur counterflow

-. _1 .4liran cross floh)


Cross flow, seperti diperlihatkan pada garnbar 10, terjadi apabila fluida yang
pertama mengalir tegak lurus terhadap fluida kedua. Fluida pertama mengalir
r:relalui tube dan fluida yang kedua melintas disekitar tube pada sudut 90o.
Cross flow heat exchanger biasanya digunakan apabila salah satu fluida
berubah fasa. Sebuah contoh adalah stearn condenser, dimana steam yang
keluar dari turbin masuk ke condenser dan air dingin mengalir melalui tube
:lenyerap panas dari steam, dan mengkondensasikannya menjadi air.
Selumlah besar uap bisa diernbunkan dengan rnenggunakan l-reat exchanger
':nis ini.

Air Air Panas


(kondensat)

Gambar 10. Crossflow heat exchanger


HEAT EXCHANGER Technical & Training Departmenl

JENIS-JEI'{IS HEAT EXCHANGER BERDASARKAN KONSTRUKSINYA


Berdasarkan konsttuksinya, heat exchanger terbagi menjadi beberapa j enis :

5.1 Double pipe


Double pipe adalah jenis exchanger yang paling sederhana dan paling murah.
Terdiri dari dua buah pipa konsentris yang dipasang satu di dalarn yang
lainnya. Fluida yang satu mengalir dalarn tube, dan yang satunya mengalir
pada anulus (diantara outside pipa bagian dalam dan inside pipa bagian luar,
iihat garnbar 1i). Dapat disusun menjadi beberapa iintasan dalatn suatu
susunan vertikal. Penggunaannya terbatas, hanya jika diperlukan luas
perpindahan paras 100 - 150 ft2 (9-14 rn2).
t

COUNTER FLOW DOUBLE PIPE EXCHANGER

Shell
Side

Tube
Side

Gambar I1- Double pipe

: ) Shell and tube


3:ia fluida yang akan dipertukarkan panasnya rrlempunyai flow yang besar,
:.aka konstruksi double pipe tidak akan memadai. Untuk itu digunakan heat
:rchanger jenis shell and tube. Satu shell (pipa besar) melayani sejumlah tube
:ira pipa kecil) sekaligus, sehingga rnenjadi lebih ekonornis.
i:da dasarnya exchanger jgnis shell and tube terdiri dari sejurnlah tube yang
:::angkai paralel di dalani shell silinder. Ujung-ujung tube dilas/disatukan
:"oa lube sheet yang memisahkan antara fluida di dalam tube dan fluida di
:"1:m slieli. Untuk mengarahkarr aliran supaya kontak transfer lebih
:3::Durna, maka dipasang penyangga (b"ffl"). Pengaturan lamanya waktu
r" - :t3k antar fluida dapat dilakukan dengan mengatur bar.ryaknya pass

.:..i'aian). baik untuk fluida daiam tube maupun dalam shell. Pengaturan ini
:inqan cara pemasangan sekat di dalam shell atau di ujung shell (head) - (lihat
:. ragian 5.2.2 Singlepass danmultipass).
IIEAT EXCHANGER Technical & Training Department

Tubes

Baffles

Gambar 12. Shell and tube heat exchanger

5 2.1 Bagian-bagian dari'heat exchanger shell and tube


o Shell
Adalah pipa berdiarneter besar dirnana didalarnnya terdapat
susunall tube-tube. Untuk diameter sampai dengan 23 in
rnenggunakan pipa ASTM (Arnerican Standard Testing Material)
dan bila lebih besar dari 25 in, biasanya shell terbuat dari rolled
plate.
. Tube
Tube adalah pipa dengan diarneter lebih kecil dari shell dan
tersusun di dalam shell. Fin ditarnbahkan pada permukaan tube,
sehingga akan memperluas area perpindahan panas sehingga
rnenghasilkan perpindahan panas yang lebilt besar. Fin bisa
diletakkan di dalarn atau di luar tube.
Material konskuksi shell, tube dan fin bergantung pada
kegunaannya. Jlla bahan yang melalui exchanger korosif, tube
akan terbuat dari bahan yang tahan korosif.

Gambur I3- Tube denganfin


HEAT EXCI]ANGER Technical & Training Departmeut

Tube Slrcet

Adalali ternpat rnenempelnya ujung-ujung tube. Tube sheet ini


mernisahkan antara fluida dalam tube dengan fluida dalam shell.
Tube-tube dibuat rnelengkung dan diapitkan atau di las pada tube
sheet unfuk mencegah adanya kebocoran seal.

'.\\t
'\\\i
il
SHELL

TUBESHEET

Gambar 14. Tube sheet

Pada exchanger, panas dapat rnenyebabkan bagian-bagian dari


metal memuai. Saat tube memuai karena panas akan terjadi stress
pada posisi tube dengan tube sheet. Akibatnya tube dapat rnenjadi
longgar dari tube sh,:etnya, sehingga dapat te{adi kebocoran antara
dinding bagian luar tube dengan tube sheet. Kebocoran tersebut
akan mengakibatkan terjadinya kontaminasi akibat bercampurnya
fluida dari tube yang bocor dengan fluida yang ada pada shell.
Untuk menghindari rnasalah ini, double tubesheet dapat digunakan
bila kebocoran benar-benar tidak diizinkan.
Gambar i 5 adalah desain yang dapat membantu mengurangi
te{adinya kebocoran pada tube sheet. Desain tersebut menyediakan
ruangan antara tube sheet, sehingga pada saat terjadi kebocoran
rnaka fluida akan dilewatkan kedalarn ruang tersebut. Ruang
antara tube sheet terbuka, sehingga fluida dapat dialirkan keluar (di
drriin) dali exchanger.
Tube point adalah ikatan atau sambungan antara tubes dengan tube
sheet. Sambungan yang baik pada tube point akan mengurangi
terjadinya kebocoran.
HL{T EXCHANGER Technical & Training Department

SPACE

DOUBLE TUBESHEET

Gambur 75. Double tube sheet

Ko.4figurasi tube dalam shell


Tube-tube didalarn shell disusun dengan aturan tertentu. Disebut
dengan susunan pitch. Ada beberapa model pen)rusunan pitch yang
sering dipakai.
a. in line square, membentuk persegi dengan rnasing-masing
sudut 90o '
b. diamond square, sudutnya sama dengan in line square, tetapi
posisinya diputar 90o sehingga seperti belah ketupat.
c- triangular (apex horizontal), segitiga sarna kaki dengan ujung
segitiga ada di atas (vertikal)
d. in line triangular (apex vertical), segitiga sarna kaki dengan
ujung segitigl ada di posisi horisontal.
Konfigurasi tube dalam shell dapat dilihat di garrbar 16-
Pernilihan ilIana yang cocok tergantung pada bebarapa hal
diantaranya: pressure drop yang diperbolehkan, sifat-sifat fluida
(apakah fluida rnenimbulkan banyak fouling atau tidak, karena
akan menentukan kemudahan pernbersihan heat exchanger),
koefisien heat transfer yang diinginkan.
[trE..{,T EXCHANGER Technical & Training

: l: r .l.,te
.q* '' l:
'.---j

i,

, \/..; \
j,\

,
.../..\,..
//-.\

; z:r"l\ ) I
, \/L'

.,-.\'r'\r
| -;
\ ;'yi
-' '.. .' !-.-''.- "..
{.

i i I.)\.--_.,/
I
-.) ,
..
;. .(
,".s
+ 'r'?" \
Diornond Sguarc Pifch

r:-E luD!
+ ,1:c,
t
-.J
/--i.

- -l
" '')t' .)' l;.;.''1t-z ,',,,',
(,.."1'--,' i Vli'--, (:t, - -l
/
a'.\ r _,jf_1 \_, -r_:
r)''j" a-,'r*lr,-\
l-n
;,rli tr
?
H
i
L: LrgJmpnl
\.J .\_/ .
{}w
\-,',..,

Triangulor Pitch In-linc Triongutor Piich


ltpcx verlicol rlpex horizontol

Gambar 16. I{oniigurasi tube (pitch)

Tube Bundle
Kornbinasi arfiara tubes dengan tubesheetnya disebut tube bundle.
Tube bundle dibuat dengan mengikatkan bagian ujung tube ke
dalarn bagian yang terbukapadatube sheet-

'old\
oFo
oIo o
\\t "6.s
1.." r\ ,
TUBE BUNDLE

Gambar 17. Tabe bundle

. Baffle
Seperti yang dijelaskan pada aliran turbulen dan laminer, kecepatan
dan keturbulenan fluida di kedua sisi heat exchanger merupakan
faktor penting, karena nantinya akan menentukan koefisien
perpindahan pallas. Baffle dipasang untuk rneningkatkan turbulensi
dan menaikkan kecepatan rata-rata fluida di sisi shell. Baffle
terbuat dari lembaran logam berbentuk piripg bundar yang satu
sisinya dipotong. Dalarn prakteknya, biasanya seglnen itu dipotong
paaa iinggi seperempat diarneter shell. Baffle demikian disebut 25
TI[.{T EXCHANGER Technical & Training Departnrent

percerlt baffles. Baffie lalu diberi lubang-lubang untuk melewatkan


tube-tube.
Baffle bisa dipasang secara vertikal atau horizontal seperti pada
gambar 18. Hal ini tergantung pada jenis fluida yang mengalir
melalui exchanger dan pelayanan di dalarn exchanger. Jika shell
exchanger menangani fluida kotor, pemasangan baffle secara
vertikal akan lebih baik daripada secara horisontal.
Catatan: bagian bawah baffle dipotong untuk ternpat jalannya
sedirnen di dalarn exchanger.

HORIZONTAL
:

Gambar 18. Baffle posisi vertikal & horisontal

Selain segmental baffle, ada juga bentuk baffle yang disebut


dengan doughnut baffle dengan arah aliran seperti pada gambarrl9
berikut ini.

Gambar 19. Doughnut baffle


:it..{T EXCHANGER Technical & Training Department

5.2.2 Single pass dan multipass


o Single pass
Fluida hanya melewati tube dalarn satu lintasan saja.

TUEESIDE Il'ILET SIITLL SITTE II'ILET


COOL \^./ATER
IIOT OIL

2.
SI.IELL SIDE OUTLET
V/ARl'l \'.JATET(

SI-IELL SIDE OUTLET


!./ARI.! V,/ATER

Gambar 20- Single pass

Penyusunan tube-tube di dalam shell dapat dibuat single pass atau


rnulti pass. Gambar 20 mernperlihatkan single pass heit exchanger.
Perhatikan aliran 7-2,fhtidamelewati tube dalarn satu lintasan saja.
Masuk dari kiri atas (1) dan langsung keluar dari tube sebelah
kanan bawah (2).

Multi pass

Pada 2 pass exchanger, fluida dalam tube melintas dalam dua


lintasan. Pada fintasan pertama, di ujung fluida berbelok dan
rnelintas untuk yang kedua. Sedangkan pada 4 pasq fluida dalam
tutre melintas dalam 4 lintasan. Seperti ditunjukkan pada garnbar
21.
ItrE.{T EXCHANCER Technical & Training Department

CHAI{NN EL BAFFLES HEAD BAFFLE

Gambar 21. Multi pass


Diperlukan channel boffl" dan head bofil" untuk memisahkan
aliran fluida dalam tube saat fluida berada pada kepala (head) dan
channel exchanger yang terletak di ujung-ujung exchanger. Atau,
kadang untuk membalik aliran dalarn tube, digunakan U tube atau
U bend.
Pengaturan multipass ini menyebabkan lintasan fluida dalam tube
menjadi lebih panjang. Dengan hal ini akan didapatkan
peningkatan efisiensi perpindahan panas pada heat exchanger
tersebut, karena fluida dalan heat exchanger berdekatan lebih dari
satu kali.

OIL TEAVIIIIG AT 665.F


198 r5lc

Ganfiar 22. Channel baflle


-T

EL{T EXCHANGER Technical & Training Department

5.2.3 Faktor Ekonomr


Dalam sistem dimana kedua fluida memiliki perbedaan tekanan yang
besar, fluida dengan tekanan yang lebih tinggi biasanya dilewatkan di
tube dan fluida dengan tekanan yang lebih rendah dilewatkan di shell.
Hal ini karena faktor ekonomi, karena tube dapat menahan tekanan
yang lebih tinggi daripada shell. Bagaimanapun juga tube dapat lebih
mudah didesain untuk menahan tekanan tinggi. Kemudian media
pendingin seperti air dapat dialirkan melalui shell exchanger.
Selain itu, pada umumnya bahan yang korosif rnengalir melalui tube
exchanger. Ini dikarenakan ketika korosi menyerang tube, tube dapat
langsung diganti atau dibuntu (diplug) dan mengganti tube lebih rnurah
dibandingkan mengganti shell.

5.2.4 Fixed Tube Sheet


Kita tahu bahwa rnetal akan memuai apabila dipanaskan dan
mengkerut bila didinginkan. Perhatikan exchanger gambar 23, pada
sisi kanan tube-tube dan tubesheet dibuat fix dengan shell. Hal ini akan
membatasi tube-tube dari pemuaian dan pengkerutan oleh karena
berubahnya temperatur. Bentuk seperti ini disebut fixed tube sheet.
Oleh sebab itu jenis exchanger ini tidak dapat digunakan dimana ada
perbedaan temperatur yang besar diantara fluida yang rnelalui tube dan
fluida yang rnelalui shell.

\
Fixed tube sheet

Gombar 23. Fked tube sheet


: \T EXCHAT\GER Technical & fraining Departmelrt

5.2.5 Floating Head


Exchanger ini rnenggunakan tube-tube yang lurus dengan tubesheet di
tiap ujungnya. Tubesheet di sebelah kanan exchanger dibaut diantara
channel dan shell daiarn posisi tetap. Tetapi tube sheet disebelah kiri,
bersatu dengan penurup, float atau mengambang di dalarn shell dan
bebas bergerak secara horisontal.

Apabila tubesheet dan floating head dapat bergerak secara horizontal


di dalarn shell, tube-tube bebas untuk memuai atau mengkerut karena
perubahan temperatur.

I-UBE SHEET r

FLOATING I.IEAD
COVER

Gambar 24. Floating head

Dengan bergeraknya cover seperti pada gambar 24, tube-tube dapat


diperiksa dan dibersihkan tanpa harus rtencabut tube bundle dari sheli.
Keuntungan exchanger ini adalah adanya tempat-tempat kosong
oiantara tube bundle dan shell. Ini disebabkan oleh keharusan untuk
:neninggalkan mang-ruang untuk membaut floating head ke tubesheet.
Irspeksi juga lebih mudah dilakukan, setelah channel flange dan
s:ationary tube sheet dilepas, tube bundle dan floating head dapat
-riarik sebagai satu unit.
'- Tube

-:.:r-ibar 25 adalah gambar "fJ" tube bundle exchanger.


S,.:h satu keuntungan dari "lJ" tube bundle exchanger adalah ia dapat
: -:gerak dari shell, apabila hanya diikat pada satu tubesheet"
:.:abila hanya diikat pada satu tubesheet, tube-tube akan mudah
-:-.:nuai. Jenis exchanger ini akan baik digunakan apabila perbedaan
: --.:eratur yang melalui tube dan shell besar. Kerugian desain ini
.-:.ah tube-tube sulit urituk diperiksa atau dibersihkan karena tube-
'-^3:rva bengkok.

E.

E. - Jn
\T EXCHANGER Technical & Training Department

Gambar 25. "U" Tube

Desain ini juga banyak digunakan dalam multi pass heat exchanger.
Multi pass heat exchanger memiliki aliran dalam tube yang bolak-balik
arahnya. Arah bolak-balik itu bisa didapatkan dengan menggunakan
satu atau lebih lengkungan ("U" bend). "IJ" bend mengijinkan fluida
mengalir balik dan melewati heat exchanger.

-r::::jn heat exchanger dibentuk dan dibuat sesuai kode ASME (American
:.::\ Mechanical Engineer). Ada dua jenis hairpin yaitu double pipe dan
- .. :ube.
-:.e pipe sudah dibahas pada section 5.1. Untuk rnultitube dapat dilihat
: - -. :::rbar 26. Standar tekanan didesain sampai 5000 psig (340 barg) di tube
: , ,r psig (34 barg) di shell, dan desain khusus dapat dibuat untuk tekanan
- ::rh tinggi.

Gantbar 26. Multi tube hair pin


HEAT EXCHANGER Technical & Training Department

Keuntungan:
. Penggunaan dari iongitudinal finned tube akar-r menghasilkan perpindahan
panas yang baik.
. Penggunaan aliran countercument pada hairpin memperkecil luas
permukaan perpindahan panas dibandingkan dengan bila alirannya
.cocurrent.
. Konstruksi sederhana, sehingga mudah untuk dibersihkan, diinspeksi dan
mudah untuk rnelakukan penggantian tube.
. Desain rnodular mengizinkan kita untuk menambah bagian di waktu
operasi atau menyusun kembali bagian untuk operasi baru.
Kerugian:
. Hairpin yang didesain khusus umumnya tidak dibuat untuk kebutuhan
industri, selain daripada kode ASME.
. Multiple hairpin tidak selalu ekonomis dibandingkan dengan heat
exchanger shell and tube tunggal.
. Desain bagian akhirnya (end) memerlukan gasket khusus.

5.t Ptate
Dalam proses heat transfer, luas permukaan perpindahan panas menentukan
Xaju perpindahan panasnya, selain dari koefisien perpindahan panas. Plate
merniliki luas pennukaan yang sangat besar, bila dibandingkan dengan total
I'.s pennukaan tube. Oleh karena itu, heat exchanger jenis plate akan
nrernindahkan lebih banyak panas bila dibandingkan dengan shell and tube
heat exchanger dangan ukuran yang sama.
K,uena efisiensi perpindahan panas di plate tingg, heat exchanger jenis plate
[riavnya berukuran sangat kecil bila dibandingkan dengan heat exchanger
pnis shell and tube untuk kapasitas perpindahan panas yang sama.
Pi.ae Heat Exchanger eHd) terdiri dari plate-plate yang mernisahkan antara
fruida panas dan dingin. Fluida panas dan dingin mengalir diantara setiap
pflfie-
Cmbar 27 adalah gambar plate heat exchanger dan bagian-bagiannya.
iIEAT EXCHANGER Technical & Trainiltg Department

Upper carryang ba.

Su pport
:Cl un )n

Frame Plate

/;er guiding bar


oc ,o@
Tiqhtcning bolts &
(,.,

Gambar 27. Plate heat exchanger lengkap

Kelemahan plate heat exchanger adalah mudah terjadi kebocoran antara gasket
:engan plate. Gasket berfungsi sebagai seal antara fluida panas dan dingin.
:,:rena hal inilah, plate heat exchanger hanya sedikit digunakan, misalnya
r:ca penggunaan tekanan rendah seperti oil cooler untuk mesin.

Gambar 28. Plate


lEAT EXCHANGER 'fechnical & 'lraining Departmenl

.-a

Gambar 29. Phte bergelombang

P:ate pada gambar 29 dibuat bergelombang (corrugated) dan terbuat dari


::atedal dengan ketebalan tefientu. Tujuan gelombang ini adalah untuk
:enyediakan sejumlah titik kontak antara plate-plate yang berbatasan. Dan
-ga untuk memberikan derajat kekuatan (stffiess) dari plate tersebut.
!.e:ebalan platenya bisa mencapai serendah 0.6 rnrn untuk menahan tekanan
. :erasi sebesar 230 psig (1 5.6 barg).

'.1,:edal konstruksi plate yang sering digunakan antara lain: stainless stell,
-':,:iurn, nickel alloy, alumunium brass, cooper alloy. Pernilihan material
. .:.srruksi plate tergantung dari sifat fluida yang akan ditukar panasnya,
- - . r.nva sifat korosivitasnya.

| .:,:nsip Kerja Plate Heat Exchanger (ruengacu gatnbar 30)


. , ja saat seluruh plate dipress bersamaan, lubang-lubang yang ada pada
r:_ran pojok berfungsi untuk line aliran masuk atau keluarnya fluida.
. -rda yang akan didinginkan masuk melalui line inlet kedalam plate
r:J,<?e€, kernudian dialirkan kedalam ruallg sempit diantara plate.
gasket pada plate, dan penempatan plate A dan B secara
:.
'rena susunan
::gantian, kedua fluida masuk rnelalui bagian yang berlainan, misalnya
--.:: panas rnengalir pada bagian nolner ganjil dan fluida dingin
: .iil1r pada bagian nolner genap.
HEAT EXCHANGER Technical & Training Departntent

Gambar 30. Cara kerja plate heat exchanger

Bagaimanapun fluida tersebut dipisahkan oleh dinding metal yang tipis-


Pada kebanyakan pemakaian, arah aliran fluida arahnya (counter flow),
fluida panas akan mernberikan sebagian energi panasnya ke dinding tipis
dari plate, lalu segera melepaskan panas tersebut kepada fluida dingin
pada sisi plate yang lain. Fluida panas ternperatumya akan turun dan
fluida dingin temperaturnya akan naik.

. Keterbata.sitn Plate Heat Exchanger


+ Keterbatasan pressure. Maxirnal allowable working pressure
(MAWP) ditentukan oleh kekuatan frame, kekuatan gasket dan
ketahanan plate terhadap deformasi (perubahan bentuk). Dari ketiga
faktor ini, kekuatan frame adalah yang paling sering membatasi
operating pressure. Rata-rata PHE digunakan untuk operating
pressure < 230psig (15.6 barg)
+ Keterbatasan temperatur. Nonnalnya, bahan gasket yang membatasi
operating temperature ini. Selain itu operating temperatur juga
dibatasi oleh efek korosi plate.
+ Keterbatasan flow. PHE yang ada saat ini, hanya mampu menangani
3600 rn3/hr liquid, untuk satu single unit.
+ Keterbatasan luas perpindahan panls. Perpindahan panas rnaksimal
yang tersedia adalah 6500 ft2 (604 m2).

=' Viscosity fluida. Hanya mampu menangani fluida dengan viskositas


antara 100 s/d 1000.poise, karena efek flow distribusinya-
:IEAT EXCHd\CER Technical & Traiuing Department

o Gasket

Gasket nrerupakan bagian yang penting dari plate heat exchanger. Gasket
merupakan penyekat yang mencegah pencampuran antara fluida panas
dan fluida dingin pada setiap platenya. Materiai gasket diantaranya:
styrene, neoprene, nitni, resin butyl, ethylene dan fibre. Pen-rilihan gasket
ditentukan oleh:
+ Lirnitasi temperatur bahan gasket. Ditentukan oleh gasket operating
temperature.

b Natural stryrene, neoprene 700c


b Nitril 100"c
b Resin-Cured buthyl 1200C

b Ethylene, propylene, silicone 1400C

b Compress asbestos fibre :200oC


+ Working pressure yang diinginkan. Adalah kemarnpuan/kekuatan
gasket untuk menahan tekanan fluida.

Gunthar 31. Gasket

' .-.t1garL
Plate Heat Exchanger
:::-nukaan perpindahan panasnya lebih luas dibanding heat
-:anger shell and tube untuk kondisi operasi yang sama, sehingga
::: transfemya lebih efisien. Untuk kondisi operasi yang sama, juga
'i -.- r-ingan, lebih efisien serta lebih kecil ukurannya.

-.h dibuka dan ditutup sel-ringga rnudah untuk dibersilikan.


,.r drmodifikasi untuk berbagai proses (plate bisa ditambah atau
. - :: si).
EXCHANGER Technical & Training Department

b Kontak antar plate minimal, sehingga vibrasinya juga minimal yang


berakibat umur lebih panjang.
b Waktu tinggal fluida pendek (rasio volume fluida ke luas permukaan
kecil).
S Kebocoran fluida diantara aliran tidak akan terjadi kecuali bahan
plate rusak.

b Kebocoran fluida karena kerusakan gasket dapat dengan rnudah


diketahui.
S Fouling yang rendah bila terjadi turbulensi yang tinggi diantara plate.
S Luas daerah operasi yang dibutuhkan dapat diatur dengan ukuran
frame exchanger.

Kerugian Plate Heat Exchanger


S Perawatan harus dilakukan perbagian untuk mencegah kerusakan
gasket selama pembongkaran, pembersihan dan pemasangan kernbali.

$ Batasan tekanan yangadakecil.

$ Batasan temperatur yang ada kecil.

I Flow-nya terbatas

tta
:\CHANGER Technical & Training DePartment

\IS HEAT EXCHANGER BERDASARKAN FUNGSINYA


:,:sarkan fungsinya HE terbagi atas 9 jenis yaitu:
\ondensor 6. Heater

:,o1er 7. Stearn Generaror

:.i11er 8. Waste Heat Exchanger

. aporator 9. Exchanger/ Econourizer

.eboiler/Vap oflzcr

i,,"'ndensor
:.3r exchanger yang mengembunkan uap rnenjadi cairan disebut kondensor'
:.:rdensor mengembunkan steam yang dihasilkan dad pabrik. Steam yang
_.:nbunkan kembali disebut kondensat. Kondensat dikernbaiikan ke sistem
. -:densat untuk banyak kegunaan, misalnya: "lTtake up" air ke cooling
I s:em. Gambar steam condenser dapat dilihat di garnbar 10.
) "-,,.oler
:..:hanger yang mendinginkan produk sering disebut dengan cooler' Contoh
_ :o1 "oo1", e-ru02. urrrr*nyu,. dua exchanger bekerja dan exchanger
ketiga digunakan sebagai cadangan. cooler bisa berupa double pipe
-3
..,lbu, It;, rt "tt and tube (gambar 12) dan plate heat exchanger
:.-:.:ar 30)'

- . .,lcr
.:.::nginkan suatu fluida pada suhu yang lebih rendah tetnperatumya
_ -.-.:iigkan bila didinginkil dengan air. Di sini digunakan
refrigerant,
:-:::i amonia atau fi'eon. Contoh chiller Polypet'

1. Condenser Water Inlet


2. Condenser Water Outlet
3. Compound Gauge
4. Power Source Connection
5. Pilot lamP
6. Chilled Water Inlet
7. Chilled Water Outlet

Gambar 32. Chiller


Uf-\T
,
EXCHANGER Technical & Training Department

Chiller digunakan untuk mendinginkan dernin water dan digunakan untuk


proses. unit cnitter menggunakan dua jenis exchanger yaitu condenser dan
evaporator

tl-t Evaporator
Exchanger yang dapat rnenguapkan cairan umumnya disebut evaporator'
vertikal
-Ienis evaporator yang paling banyak digunakan adalah evaporator
dengan tube panjang, terdiri dari 3 jenis aliran:
. Aliran naik (climbing-film evaporator)
. Aliran turun (falling-fihn evaporator)
. Sirkulasi paksa (forced-circulation evaporator)
Evaporator terdiri dari bagian-bagian utama yaitu:
. Sebuah heat exchanger dengan steam pada bagian shell'
t Zat cair yangdipekatkan mengalir lewat tube'
. Sebuah pemisah (separator) untuk memisahkan cairan yang terikut dalam
uap.

. Lubang masing-masing keluaran untuk uap, kondensat dan larutan Pekat


(konsentrat).
5.4.1 Climbing fihn evaPorator

UaD hasll
keluar
<--

Separator
+ Ventilasl

Umpan .

masuk

-+ Kondensat

Y
Konsentrat
kel ua r

Gambur 33- Climbing film evaporator

Bila alat ini dioperasikan sebagai unit sirkulasi, maka antara bottom
separator dengan heat exchanger dihubungkan dengan- pipa
untuk
mengembalikan zat cair dari separator ke bagian bawah heat
Disini zat cair dan uap mengalir ke atas di dalam tube
pendidihan. Diameter separator biasanya dibuat lebih besar
"*"h*ung"r.
karena
1: 1,T EXCHANGER Tecl.rnical & Training Department

daripada diameter heat exchanger. sehingga kecepatan linier uap


menjadi jauh berkurang. Untuk membantu pemisahan tetes-tetes zat
cair, uap itu dibuat rnenabrak seperangkat sekat, lalu mengalir
melalui sekat-sekat itu sebelurn dari separator. Jenis ini efektif untuk
memekatkan zat cair yarlg mempunyai kecenderungan rnembentuk
busa karena busa akan pecah saat menabrak sekat dengan kecepatan
tinggi"
5.4.2 Falling fihn evaporator
"Falling-fihn evaporator" lnempunyai alat yang hampir sama dengan
"climbing-fihn evaporator". Hanya zat cair masuk dari atas lalu
mengalir ke bawah di dalarn tube. Alat ini cocok untuk bahan-bahan
yang sangat peka terhadap panas yang mengharuskan waktu kontak
yang singkat sekali. Juga cocok untuk memekatkan zat cair yang
kental (viscous).

Ganbar 34. Fallingfilnt evaporutor

" rrced circulation evaporator


i,d a evaporator sirkulasi alamiah (natural-circulation evaporator) zat
:,:r masuk ke dalam tube dengan kecepatan 1-4 flldetik (0.3-1.2
:, detik). Kecepatan akan bertambah dengan cepat dengan
.::bentuknya uap di dalarn tube, sehingga perpindahan panas cukup
::er,.iuaskan. Untuk zat cair yang kental, koefisien menyeluruh unit
,.:.rulasi alarniah sangat rendah, sehingga tidak ekonomis. Koefisien
-::rreluruh yang tinggi dapat dicapai dengan evaporator-sirkulasi
: ..,sa (forced-circulation evaporator).
i rf EXCHANGER Technical & Training Department

Uap hasil
kelua r

t
f--,fi
/\,-, t
lit
Ir- L

\r
J :
I*
[h *\".".,

Konsentrat
k"r,,".
=_t_
Umpan masuk

a
Gambar 35. Forced circulation evaporator

:::. --orced circulation evaporator, zat cair didorong dengan pompa


"::" j::ugal sehingga masuk ke tabung dengan kecepatan 6-18 ff/detik
a - 5.5 rn/s). Zat cair kernudian dipanaskan lanjut dan diflash
- ::.-:Jr campuran uap dan zat cair. Selanjutnya campuran ini masuk
, : !:?3rator. Pada separator terdapat plat deflektor dimana campuran
- r.;:.udian menumbuk plat tersebut, untuk tujuan pemisahan cair-
-:-- 7at cair lalu kernbali ke lubang masuk pompa dirnana ia
--:r-;-:ipur kembali dengan umpan masuk, sedangkan uap keluar dari
r *- -.*r. batian evaporator ke dalarn kondensor atau ke efek
r":--:r-iir\'a. Sebagian dari zat cair yang rneninggalkan separator itu
: .-.r- xeiuar secara kontinyu sebagai kondensat.

riffiy.,,r*,,ni"' i aFOri:er
-; : ..s ', ang sering digiinakan yaifu:
; :::i:irculation
- *-;.. fluida dipompakan rnelalui exchanger dan uap yang
:--:.:.:.r.: dipisahkan di bagian dasar dari kolora. Jika digunakan
':"::.::I vaporizer, maka perlu dipasang "flashdrum".
-:::::d circulation reboiler" khususnya sesuai untuk fluida-fluida
r-; i:en'ial dan kotor. Di sini laju sirkulasi dan kecepatan alliran bisa
.*i.-- -lenis ini juga cocok untuk operasi pada tekanan vakum dan
":--r: ,aiu penguapan kecil. Kenrgian tipe ini yaitu: rnenggunakan
:, -.:: sehingga biaya operasinya rnakin tinggr.
m-T EXCHAI.GER Technical & Training Department

6.5.2 Thennosyphon
Thennosyphon biasanya merupakan alat penguap yang paling
ekonomis untuk operasi distilasi dan evaporasi. Zat cair dari
evaporator atau kolorn rnemasuki bagian bawah unit, dan sebagian
diuapkan didalam tube yang dipanaskan. Karena densitasnya lebih
rendah, campuran uap dan zat cair itu naik dan rnenarik 1ebih banyak
lagi zat cair umpan. zat cair dan uap keruar melalui puncak tube
dengan kecepatan tinggi, keduanya dipisahkan satu sama I ain dan zat
caimya di recycle kembali.
Thermosyphon reboiler paling ekonomis untuk kebanyakan
pernakaian, tetapi cocok untuk fluida yang kekentalannya tinggi atau
untuk operasi pada tekanan vakum tinggi (tidak bisa untuk tekanan
dibawah 0,3 bar). Kerugian lain dari thermosyphon reboiler ini yaitu:
dasar kolom harus tinggi untuk rnendapatkan tekanan hidrostatik
yang dibufuhkan untuk "thermosyphon effect,'.
Seperti juga pada sirkulasi paksa (forced circulation), diperlukan
"flashdrum" jugajikatipe ini dipakai sebagian vaponzer.

TBERTJO-5TI"HON
REOOItEfi

STE/rH

B0TTOtrlS

Gambar 36. Thermosyphon reboiler


HEAT EXCHANGER Technical & Training Departmenr

.Gambar 3 7. Thermosyphon vaporizer


6.5.3 Kettle type reboiler
Dimana pendidihan terjadi pada tube yang terendarn dalam cairan. Di
sini tidak ada sirkulasi di dalam exchanger. Tipe ketel ini lebih tepat
disebut "submerged1undle reboiler".
Kettle type reboiler merupakan reboiler horisontal yang hanya
membutuhkan ruangan yang kecil untuk instalasinya, dibandingkan
dengan tipe vertikal. Namun, sistem perpipaannya iebih rurnit. Tipe
horisontal ini lebih mudah dalam perawatannya karena "tube bundle"
mudah dilepas.
Kettle type reboiler pada gambar 38 mempunyai shell horizontal yang
berisi tube bundle 2 lintasan yang relatif kecil. Tube bundle terbenam
di dalam kolom zat cair yang rnendidih dan kedalarnarurya diatur oleh
tinggi overflow weir. umpan masuk dari bawah ke kolam zat cair
tersebut. uap keluar dari puncak tabung dan zat cair yang tidak
menguap melimpah melalui weir dan dikeluarkan dibawah shell
tersebut. Fluida pernanas, biasanya uap masuk seperti pada gambar
-dan keluar sebagai kondensat.
Contoh kettle reboiler: vaporiser HTM therminol, E-l801/2.
F \CHANGER Technical & Training Department

Vapor Out
+
Shell i
,a\ : ft 1''iJ
r
,.r:-:::::'.'trlrrra))d,LUl.t:
[rl ;r
.:ri-!:\

Tube Sheet

Additional
Nozzles

Tube support

Gambar 38. Kettle type reboiler

Reboiler jenis ketel mempunyai koefisien transfer panas yang kecil


karena tidak ada sirkulasi cairan. Tipe ketel ini tidak cocok untuk
bahan-bahan yang menimbulkan kerak, dan mempunyai waktu
tinggal yang lama. Sering digunakan untuk vapoizer karena tidak
perlu penambahan "flashdrum" dan cocok unfuk operasi vacuum.
Laju penguapannya cukup tinggi, hingga bisa rnencapai 80 %o umpan.

: :.:erikan panas sensibel pada suatu cairan atau gas dengan cara
*"--::rnbunkan uap air atau "dowtherm". Heater biasanya berbentuk shell
re seperti gambar 12.

i;,"1 generatoF t'

,:.-.:.ingkitkan uap air untuk digunakan di pabrik dengan menggunakan


' -, :ingg1 yang terkandung dari rninyak bakar. Contoh: boiler.

CONVECTIOI{
SFCTION

RADIANT SECTION

Gambar 39. Steam generator (boiler) firetube


ilAT EXCHANGER Technical & Training DePartmenl

5.8 *l/aste lteat excltanger


Menghasilkan uap air, sarra dengan steam generator, kecuali di sini media
pemanasnya adalah gas panas atau cairan hasil dari reaksi kirnia.

&9 Exchanger
Memberikan fungsi ganda, yaitu memanaskan suatu fluida dingin dengan
menggunakan auiaa panas yang mau didingrnkan. Di sini tidak ada
kehilangan panas. Bentuk umumnya shell and tube seperti garnbar 12.
Corrtoh: preheater udara di furnace polypet.
:-\CHANGER Technical & Training Department

)L'BLE SHOOTING
--. 1ni akan dibahas mengenai trouble shooting masalah-masalah ulrlulI]
- .:nng dijumpai pada operasional heat exchanger. Trouble shooting ini
'.. umum, untuk yang lebih detail dapat mer-rgacu pada nranual book dari

' :rlittg
-.rng,, atau pen),umbatan adalah bentuk endapan didalarn sebuah
. - .,,g".. Endapan ini dapat terjadi karena beberapa sebab sebagai benkut :
, .:dirnentasi adalah salah satu jenis fouling. Sedirnentasi rnenghasilkan
.:,dapan-endapan berupa kotoran, debu, dan sebagainya'

Gambar 40- Fouling sedimentasi

- :. ".rga menyebabkan fouling, karena meninggalkan endapan karat


-- :'i-rlT)
I

Gambar 41. Fouling produk liorosi


:\CHANGER Technical & Trainin

. Tumbuhan organik sepefti algae yang turnbuh di dalam sistem juga dapat
r:-ren1'ebabkan foui i,g.

l
i

Gambar 42. Fouling algae

'.., r:- :. -:ling: mengurangi laju perpindahan panas di dalam heat exchanger.
-.:-:
' r- - ,:,_: ,iapat menaikkan ketebalan dinding tube dan berlaku sebagai
-:.::. Hal ini rnengakibatkan meningkatnya waktu dalam proses
::'': :.:-an panas yang rnelalui dinding tube dan rnengurangi efisiensi

' - -,! iapat rnengurangi flow rate fluida yang melalui exchanger.
r;'":-'": sama dengan diatas, akan menambah panJang waktu
: ':--: -'. :::- jll panas.

-'. : : - - :.::-3n fOulifig:


:"-; n.r.:1 l-iow rate pliran fluida. Aliran fluida baik dalam tube maupun
'' : -
--*. iialam kondisi aliran turbulen. Derasnya flow rate ini dapat
- r - :enC€gah pengendapan fouling dan akhimya rnenaikkan nilai
1: :1.
I ' -.
air secara kimia adalah cara yang baik untuk mencegah dan
.

: -..- _- _ enis-jenis fouling. Zatkimia tersebut dapat ber-upa inhibitor


* . :.:.: ciinjeksikan ke dalarn fluida pendingin untuk mencegah
' r .,, ,," :..: \ ang menyebabkan fouling. Corrosion inhibitor dan fouling
'.'r - " :: s=ns dijumpai untuk treatment pada sistern cooling water.
" -; ,:,:,-i" menjalankan exchanger dengan range temperatur yang
'' 1r" ,,-' .-.:=--... iika temperafur exchanger rnenjadi terlalu tinggi, padatan

: '. : ---.::gef .

" -". ::::ghilangkan fouling dari heat exchanger adalah dengan


-.-
MTT fXCHANGER Technical & Training Department

Back Flushins Shell Side

Gas In Water Out

Gas Out Water In Drain


{*,
Gambar 4j. Backflushing shell

f,& glmbar 43, gas mengalir melalui tube dan cooling water mengalir di
g Unnrk mem-backflush shell side exchanger, lakukan langkah-langkatr
dhrrh mr:
0" Ha drain valve pada inlet line (valve 1).
It T*'p inlet line (valve 2), alirkan air melalui outlet line (valve 3) dan
hil lewat drain. Hal ini akan mengeluarkan bahan-bahan penyebab
ffing
n f4ilr, tidak ada lagi bahan fouling yang keluar dari drain, buka inlet
h 2 dm tuhry drain valve 1.

Ufi&g*.ins Tube Side

E ile
*-
44 di baw4h, gas mengalir melalui shell dan cooling water
.t l dalui tube exchanger-
m m-'tackflush" tube side exchanger, lakukan langkahJangkah

mr&xin valve pada inlet line


fry inla line block valve 2, alirkan air melalui ouflet line (valve 3)
r+LE air mengalir mengalir melalui outlet line exchanger dan keluar
h -.in- Hal ini akan mengeluarkan bahan-bahan penyebab fouling
ldSc-
eda lagi bahan fouling yang keluar dari drain, buka inlet line 2
&ein rnalve l.
ETCHANGER
Technical & Trainin Department

Water Out Gas Out

Gambar 44. BackJlushing tube


h*sFlow
t dengan cara membSlikn arah aliran pada exchanger. Ini
memiliki

kebocoran, maka biaya-nyaakan terraru


mahar apabira '-----:
setiap kari
ooran pada tube, kita harus rnenarik tube
bundle.
t y*g dipakai, setelah tube yang bocor dikenali/diketahui,
-senng
ofr, (disumbat). Sehingga fr;i;.. tidak lagi
ffi::S:.!}gs"d
nlnlui tube yang bocor tersebut.
EXCHANGER
Technical & Training Department

-.
) Korosi
' Produk korosi dapat berraku sebagai fouling dan
mengrrarnbat/
rnemperkecil laju alir fluida.

' Korosi dapat rnenyebabkan penipisan dinding tube/


sheil seiringga
berakibat kebocoran/ Ieak.

':ccgaltatt Kot-osi

' \4e,jaga keseimbangan minerai.dalam coolir-rg


Ciantar-anya pemberian korosi inhibitor.
water (cw treatment),

' \'ledalankan heat exchanger pada range temperafur


yang benar dan
sesuai desain.

Gambor 45. Ifurosi

:: Il l/!
:r -:t exchanger terladi kebocoran, ad,a berbagai
cara untuk
- - .'. :' tergantung dari apa yang dirakukan
te.hadap
= -:'ia didalarnnfa. Beberapa "*"hurrg".
p"*"riksaan kebJcoran dapat
"uiu
...agr exchanger bekerja. Sebagai contoh, kita rnernerlukan
: benkut:
- .'.-. sample flujda yang mengalir melalui
exchanger yang
" r ':bih tinggi, dan merihat jika ada kontarninasi
dengan fluida
- r-:nsallr di sisi satunya. Jika kedua baha, sangat
,"r.Ipu, maka
_. _.:an tes kimia.
' _ 3sr. menggunakan air bertekanan.
trCHANGER Technical & Training Department

DaIam situasi terte.ntu, tidak mungkin menggunakan proses


mengarirnya
tnehao untuk memeriksa kebocoran. Dalarn t"uaaun
,"p"rti ini, shell dan tube
cu crain. Biasanya head dari heat exchanger ditarik
keluar sehingga ujung-
qmmg tube terlihat.

Oil in
Water ou(

OI dlet

Gambar 46. Oil cooler dengan oil pada tube_nya

E|P 6a.hanger pada garnb ar 46 adalah oil cooler dengan oil mengarir
ffi de dan co.o-tir1s water mengalir di shell. cooler ini dapat dipeiksa
hya selagr bekerja.
ilH @reriksa kebocoran pada cooler, bila tekanan oil lebih tinggi dari
hn&, maka ambil sampel dari outlet cooling water dan lihat apakah
air
oil.
cooling water le.bih tinggi daripada oil, buka outlet oil dan
lihat
mengandung air.
h rrakfir membuka valve pengarnbilan oil. Jika varve membuka
bGf,r, dapat penurunan tekanan oil akan besar dan dapat terjadi

Shell side
Gas inlet bleed
mbe side Water outlet
I

Water bleed

Water inlet shell side


Gas outlet

qfur 17- Gas cooler dengan gas pada tube_nya


_ __
]f,m,.iI [.\CHA]\GER
Technical & Training Department

:::a sambar 47, suatu exchanger mengalirkan gas pad,abagian tube dan
- .-:.:ng water pada bagian shell.
j-:ebila tekanan gas lebih
tinggi daripada tekanan air, kebocoran dapat
::elksa sementara exchanger sedang bekerja dengan cara membuka
bleeder
:- :.:Eian atas exchanger valve 1, atau bleeder di cooling water
outlet line,
,1-.s ). Jika kebocoran cukup besar, kita dapat rnelihalnya
dari gas yang
r,r:-.1r dari bleeder tercampur air. Jika kebocoiannya sangat
kecil, u5.* uli
u,:-:k dan di-drain (tekanan dinaikkan ru.npui rnele[ihi tekanan gas)
r{ if;':coftm dapat dideteksi dari
breeder varve 2 ([ambar 47).
lar:r ,ain untuk mengetahui kebocoran tube adalah: dengan menambahkan
sruuuce dalarn tube dan mengalirkannya keluar rnelarui ujung tube.
Dengan
mun**i rubesheet, bisa diketahui fube yang mungkin bocor. Kebocoran
ini
onur-ar iengan mudah diketahui pada permukaan tube sheet.
l.i:Erxirn 1'ang dipakai untuk hydrostatic test ini biasanya 1.5 kali desain
E[mmr op,erasi.

Jlrlg'/lwi Baffle Leak

M crrhenger tekanan keluar normalnya selalu lebih rendah daripada


eftmf,m masuk. Perbedaan tekanan masuk dan tekanan keluar diketahui
**.'rs* )ressure drop" (ap) yang melalui exchanger. penurunan tekanan ini
dumc*..e danya tahanan terhadap aliran fluidanya.
fl,uuimqrm pada channel baffle adarah masalah yang umum terjadi pada
ffi-1r,i-irg*!- jenis shell dan fube. Kebocoran pada channel
baffle biasanya
6fuffi:,,stan d-i. Bila Ap-nya lebih rendah dari ap ,ro.-ul,
rhlilr,rygF-:.lnn terj adi -Af.
kebocoran baffl e.
lhm hia lP-nya lebih tinggi dari normal, biasanya mengindikasikan
uMrm r-,m,batan dalarn tube, bisa jadi karena produk korosi atau fouling.
M-rT EXCHANGER Technical & Training Departmbnt

IVARM V'ATER

210 PSIG
OlL ENTERlI.IG AT 665.F

Gambar 48. Channel bafifle normal


erfuger pada gambar 48 beroperasi normar dengan tekanan masuk 210
qpg dm tekanan keluar 198 psig. penurunan tekanan rnelalui exchanger
12
lnrl?1G198 : 12). Jika exchanger ini beroperasi di bawah kondisi operasi
dn k*ocoran terjadi pada channel baffle, lihat apa yang terjadi pada
trunm tekanan yang rnelalui exchanger, pada gambar 49.

WARTI WATER

2OO PSIG
oil ENTER]I'JG AT 665JF

UPPER
a.{.A}18ER

:rr[-.3{ir6 AT 665,F
:98 6IG

Gambar 49. Channel baffle leuk


NII IXCIIANGER Technical & Training Department

sekarang sebagian fluida yang masuk rnengalir juga melalui baffle yang
pecah/rusak dan langsung menuju ke discharge exchanger. Tekarrun y*g
masuk mengalarni penurunan dai, 2lo psig menjadi 200 psig. Sekarang ap
1ag melewati exchanger hanya 2 psig. Jika hal ini terjadi, exchanger iidak
iryat memindahkan panas sebagairrana mestinya. Kita dapat mengecek Ap
lmg melalui exchanger untuk memutuskan apakah channel baffle
mcayebabkan masalah. Tekanan yang lebih rendah dari tekanan nomral
',mprgindikasikan kemungkinan baffle bocor, rusak atau retak.

WARM IVATER

Gambar 50. Channel bafflefouling

50, bahan fouling men5rumbat sebagian tube. Terjadi kenaikan


tE aliran fluida yang melalui tube dan menyebabkan kenaikan
fu16 dari tekanan normal 210 psig sampai 220 psig. Ap-nyd
.drlah 22 psig (220-198 : 22).Tekanan yang lebih tinggi dari
mal mengindikasikan kemungkinan adanya fouling atau
@a bagian tube.
{I L\CH.ANGER
Techuical & Trai

I. ST.TRT UP DAN SHUT DOWN


Bcr:irrt ini akan dijeraskan secara urnum langkah-langkah
start up dan shut
&*n untuk heat exchanger. Adapun detailnya
dapat u'.rqL
dilihat pada
r -! sop di
Pqua rJL'i
@eralion Department atau dari manual book ,"ndo..
&, &.r'r [lp (mengacu pada gambar 5l)
i
Pastikan varve fluida pembersih (steam
atau caustic), yaitu varve g,
dalam keadaan tertutup.
in
Pastikan valve cooling water ke inlet line
dan outlet line dari fluida panas
ri^tam kondisi tertutup (valve
9 dan l0).
5- Eluka valve cooling water (valve 3).
{ Br*a valve cooring water pada main 1ine (valve 7). venting
udara dari
riliran fluida dengan membuka varve 7 unfuk
beberapa saat, kemudian
t'rup kembali.
5" Ha inlet valve fluida panas, valve l.
6' Ihgikan line terisi penuh dengan membuka venting varve yaitu varve
6.
'N" Ma valve fluida panas yang
keluar dari heat no. 2.
"*"h*g"r,
tnhDryr (mengacupada gambar 5l)
m' ftpftosongkan bagian fluida panas terlebih dahulu.
firdrtr panas (varve Tutup inlet valve
1) dan tutup outlet varve fI"ilil;;"s (varve 2).
! rlkdn fluida panas dari heat exchanger dengan *"*urku
varveno. 6.
t, Try inlet valve fluida dingin (varve no. 3) dan outret
fril; irrrn
m'&c Do. 4).
il &= ftuida dingin dari heat exchanger dengan rnembuka
valve 5 d,anl,
ff,* kosong, tutup kembali.
fi mr hcat exchanger shutdown untuk waktu larn4 purging
dengan
[rmgra gas.

Gantbar 51. Pengoperasian alat


IlI EXCHANGER Technical & Training Department

til Pembersihan/Flushing HE (mengacu pada gambar 51)


l- Tutup inlet valve fluida panas (valve 1).
2- Tutup outlet valve fluida panas (valve 2).
3- Drain fluida panas dengan membuka drain valve (valve 6) sampai heat
exchanger kosong, dan kemudian tutup kembali.
4- Buka inlet valve fluida pembersih (steam/caustic), yaitu valve 8. Setelah
kira-kira heat exchanger terisi penuh tutup kernbali. Biarkan fluida
pembersih selama Yz - 1 jam.
5- Sementara itu, tutup inlet fluida dingin (valve 3), dan drain dari valve 5
dan7.
6 Untuk pernbilasannya, lakukan langkah berikut. Buka cooling water ke
line outlet fluida panas, valve 10.
7- Buka cooling water ke line inlet fluida panas, valve 9.
t Buka drain valve, yaitu valve 6 selama beberapa saat, kernudian jika
dirasa sisa fluida flushing sudah bersih, tutup kembali.
,- Tutup cooling water ke inlet line fluida panas, valve 9.
lO Tutup cooling water ke outlet line fluida panas, valve 10.
tr l- hka inlet valve fluida panas, valve 1.

LIL Buka outlet valve fluida panas, valve 2, dan heat exchanger siap running
kembali.

Anda mungkin juga menyukai