Anda di halaman 1dari 16

PEMANFAATAN AIR UNTUK PERIKANAN

OLEH :

MELISA D12113010

MIRAH TAMRIN D12113013

NADIA UTAMI D12113015

INA WAHYUNA DARUSMAN D12113021

MUSLIANTI NOVILIA ASLAN D12113022

BRYAN NOBEL RORI D12113306

RINO HIDAYAT D12113311

YURIKA WIDIASARI D12113312

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2016
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas
yang terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.290 km. Luas wilayah laut
Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari dua
setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan Hukum Laut Internasional yang telah
disepakati oleh PBB tahun 1982, wilayah perairan Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah
laut/zona laut yaitu zona Laut Teritorial, zona Landas kontinen, dan zona Ekonomi
Eksklusif.

Indonesia memiliki sumber daya ikan yang luar biasa, baik dari keragamanya maupun
jumlahnya karena dari 20.000 jenis ikan di dunia, sebagian besar terdapat di indonesia,
selain itu jumlah nelayan dan pembudidaya di Indonesia sangat besar dari data yang
diperoleh jumlah nelayan perairan laut = 3.311.821 orang dan perairan umum = 545.786
orang (thn 2003) serta untuk pembudidaya mencapai 2.270.164 orang (tahun 2002).

Seperti dipaparkan di atas, bahwa kekayaan Indonesia terutama untuk perairan sungguh
sangat melimpah. Tidak heran jika mata pencaharian orang Indonesia juga didominasi oleh
nelayan dan pembudidaya ikan. Yang dikenal saat ini usaha perikanan dibagi atas dua, yaitu
perikanan darat (seperti perikanan air payau dan perikanan air tawar) dan perikanan air laut
(seperti penengkapan hewan-hewan di laut).

Pemanfaatan air untuk perikanan saat ini sudah sangat besar dan telah mempengaruhi
sektor kehidupan manusia khususnya dalam menyejahterahkan masyarakat. Mulai dari
pemanfaatan untuk kegiatan perairan seperti tambak, empang, dan lain-lain. Namun, yang
menjadi permasalahan tidak semua jenis air bisa dimanfaatkan untuk perikanan. Terutama
untuk jenis budidaya perikanan darat, maka dibutuhkan air yang cocok dengan budidaya
tersebut agar tetap diperoleh hasil yang maksimal.

2
I.2 Rumusan Masalah

Air apa saja yang dapat digunakan untuk perikanan dan bagaimana pemanfaatannya ?

I.3 Manfaat Penulisan

Mengetahui pemanfaatan air sebagai sumber daya terbarukan yang dapat digunakan
untuk menunjang kehidupan misalnya dalam hal perikanan

3
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Jenis jenis air


a. Menurut sumbernya
Air sebagai sumber daya adalah air yang dibutuhkan oleh semua kehidupan,
baik tumbuhan, mikroorganisme maupun manusia. Agar tetap dapat kita pakai air
harus dijaga supaya tidak tercemar, karena sifat air yang mudah berubah baik dari
segi bentuk, ukuran dan rasa warna dari lingkungannya yang mempengaruhinya,
apa lagi jika lingkungan yang tercemar maka air juga akan mudah sekali tercemar.
Menurut tempat terjadinya air dapat dibagi atas, air permukaan, dan air bawah
tanah. Sebagai berikut :

1. Air Hujan
Cara menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan saat air hujan
baru mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Air hujan juga
mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-
baik reservoir sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau
karatan. Air hujan juga mempunyai sifat lunak sehingga akan boros
terhadap pemakaian sabun.
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di perbukaan bumi, Pada umumnya
air permukaan ini akanmendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya
oleh lumpur, batang kayu, daun, kotoran industri dan
lainnya. Untuk meminumnya harus melewati proses pembersihan yang
sempurna
Air sungai
Air sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua
pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke
danau, atau ke sungai lain yang merupakan sungai induk. Sungai banyak
terdapat di Indonesia yang berhulu di daerah pegunungan. Bagi daerah-
daerah tertentu kegunaan sungai-sungai itu berbeda-beda. Manfaat air
4
sungai bagi kehidupan sangat besar artinya seperti untuk mengairi pertanian
di pesawahan, perikanan lalu lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, dan
pariwisata.
Air Danau
Berasal dari air hujan, air tanah atua mata air. Berkurangnya air danau
disebabkan oleh penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran
oleh sungai. Penguapan dan pengembunan biasanya seimbang, kecuali di
daerah yang sangat lembab dan sangat kering
Air Laut
Pencapaian bumi kita sebagian besar terdiri dari perairan laut, yaitu
mencapai 70% luas lautnya, dan luas daratan hanya 30% dari luar
permukaan bumi. Di Indonesia perairan laut lebih luas dibandingkan dengan
daratannya, yaitu 3 banding 2 dari luas seluruh Indonesia. Apakah kamu
ingat, berapakah luar Indonesia keseluruhan. Mari kita sama-sama hitung
berapakan luas laut Indonesia.
3. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zone jenuh dimana
tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suryono,
1993:1).
4. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya
sama dengan air dalam.

b. Menurut Macamnya
1. Air Tawar
Air tawar ialah air yang tidak berasa lawan dari air asin. Merupakan air yang
tidak mengandung banyak larutan garam dan larutan mineral di dalamnya. Saat
menyebutkan air tawar, orang biasanya merujuk ke
air dari sumur, danau, sungai, salju, atau es. Air tawar juga berarti air yang
dapat dan aman untuk dijadikan minuman bagi manusia.
Air Samudra dan lautan tersusun dari banyak garam natrium chlorida (NaCl)

5
hingga air terasa asin, yang tidak bisa dan tidak nyaman untuk dikonsumsi
oleh manusia.
2. Air Asin
Air asin lebih sering berarti air dari laut dan samudra. Air ini juga disebut air
laut. Air asin ialah lawan air tawar. Air asin mengandung garam. Kita tidak bisa
meminum air asin karena garam dalam air membuat kita dehidrasi - badan kita
akan kehilangan lebih banyak air yang diminum, dan nanti bisa sakit. Namun,
banyak jenis ikan, hewan, dan tanaman yang berbeda tinggal di air asin. Air
laut dibuat dengan mengeringkan air asin. Air asin digunakan untuk membuat
atau mengawetkan makanan.
3. Air Payau
Air payau adalah campuran antara air tawar dan air laut (air asin). Jika kadar
garam yang dikandung dalam satu liter air adalah antara 0,5 sampai 30 gram,
maka air ini disebut air payau. Namun jika lebih, disebut air asin. Air payau
ditemukan di daerah-daerah muara dan memiliki keanekaragaman hayati
tersendiri. Beberapa jenis ikan yang populer di Indonesia, hidup di air payau,
seperti bandeng.

II.2 Kelas-Kelas Air

1. Kelas satu, air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana tau sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lai yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut;
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lai yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
4. Kelas Empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman,
dan atau peruntukan lai yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.

6
II.3 Baku Mutu

Parameter kualitas air untuk budidaya ikan air tawar meliputi 3 karakteristik,
yaitu karateristik fisik (suhu, debit air, kecerahan, salinitas), karateristik kimia (pH,
alkalinitas, kadar oksigen, karbondioksida, amoniak, nitrit, fospat) dan karakteristik
biologi (kerapatan plankton dan benthos).

Baku Mutu Air Untuk Budidaya Ikan

Kondisi kualitas yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter parameter tertentu dan
metode tertentu bedasarkan peraturan perundang perundangan yang berlaku.

II.4 Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Rawa Lebak Untuk Perikanan

Perairan umum adalah suatu genangan air yang relatif luas yang dimiliki dan dikuasai
oleh negara serta dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.Perairan
umum meliputi danau, waduk, rawa, dan sungai. Pada umumnya perairan umum

7
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan transportasi, penangkapan ikan, dan sebagai
sumber air untuk kehidupan rumah tangga, serta sebagai plasma nutfah
perairan.Pemanfaatan rawa lebak pada kebanyakan daerah masih terbatas pada pola
perikanan tangkap.Perairan umum daratan Indonesia ditaksir seluas 13,58 juta ha yang
terdiri dari 12,0 juta ha sungai dan paparan banjiran (flood plains), 1,8 juta ha danau alam
(natural lakes) dan 0,05 juta ha danau buatan (man-made lakes) atau waduk (reservoirs)
(Sukadi dan Kartamihardja, 1995).

Dengan luas perairan umum di Indonesia sekitar 13,28 juta ha di Indonesia yang meliputi
4.167 juta ha lebak dangkal, 6.075 juta ha lebak tengahan dan 3,038 juta ha lebak dalam
serta tersebar di Pulau Sumatera, Papua dan Kalimantan (Muthmainah, 2011). Luas
perairan daratan di Sumatera Selatan sekitar 2,5 Juta ha terdiri dari 46% rawa, 33% sungai,
12% danau dan 9% kuala (Zain, 1982). Perairan umum berdasarkan wilayah terbagi
menjadi 6 Kawasan yaitu : Kawasan budidaya, lindung, penangkapan, perhubungan, wisata
dan kawasan bahaya. Kawasan budidaya merupakan suatu lokasi untuk budidaya meliputi
lahan basah berupa rawa pasang surut.

Salah satu daerah rawa pasang surut di Propinsi Sumatera Selatan yang telah direklamasi
sejak tahun 1970 untuk dikembangkan sebagai areal pertanian dan pemukiman transmigrasi
adalah jaringan reklamasi rawa pulau Rimau yang berada dalam wilayah Kabupaten Musi
Banyuasin dengan luas keseluruhan 22.600 hektar (Anonim,1998). Berdasarkan
kedalaman genangan air maksimumnya lahan rawa lebak diklasifikasikan menjadi tiga tipe,
yaitu lahan rawa lebak dangkal dengan kedalaman genangan air maksimum 50 cm, rawa
tengahan 50 - 100 cm, dan rawa lebak dalam lebih dari 100 cm (Waluyo dkk, 2008).

8
Pemanfaatan rawa lebak untuk perikanan biasanya pada rawa tengahan dan dalam.Perairan
rawa tengahan dan rawa lebak dalam memungkinkan untuk budidaya perikanan karena
biasanya tergenang air cukup lama dan bahkan ada yang tidak kering sepanjang tahun.
Selama ini budidaya yang dilakukan di lahan rawa lebak masih terpokus pada pertanian
rawa lebak.Usaha pertanian pada rawa terpokus pada penanam padi.Pemanfaatan perairan
rawa dalam bidang perikanan masih terbatas pada pola penangkapan di alam. Pemanfaatan
perairan rawa lebak untuk budidaya masih sangat terbatas dikarenakan masyarakat masih
mengandalkan hasil tangkapan.Sedangkan potensi ini sangat mungkin dikembangkan
untuk industri perikanan budidaya yang nantinya dapat mengubah pola nelayan dari biasa
menangkap menjadi pola budidaya.

KEADAAN PERAIRAN UMUM

Keadaan perairan umum Sumatera Selatan yang begitu luas, dimana pada bagian hilir
sungai dicirikan oleh kadar oksigen rendah, arus lemah dan dasar perairan berupa pasir atau
lumpur .Pada waktu musim hujan air melimpah ke sisi badan sungai dan waktu musim
kemarau air limpahan tadi akan mengalir kembali ke badan sungai. Pada proses ini besar
kemungkinan terbentuk pengendapan sehingga terbentuk secara alami oleh lumpur
bersama ranting, rumput dan daun-daunan. Proses ini bisa terjadi dalam waktu yang lama,
sehingga secara tidak langsung lebak menerima dan mengeluarkan air lewat pematang
bagian atas. Sering juga ditemukan lekukan-lekukan dan alur-alur air yang dibuat petani
atau nelayan perairan umum.Pembukaan lahan menimbulkan dampak menurunnya
produksi di sektor perikanan, kondisi ini dapat dilihat dari hilangnya beje (areal perikanan
atau tambak di air rawa) dan tatah (teknik penangkapan ikan secara tradisional). Beje yaitu
areal perikanan atau tambak di lahan rawa yang dibuat oleh masyarakat.

Berdasarkan letaknya lebak dibedakan atas a) lebak pinggiran, yaitu lebak paling hulu,
biasanya tidak luas; b) lebak tengah, peranannya sangat penting karena disini memiliki
jumlah massa ikan yang paling banyak; c) lebak delta pantai, yaitu lebak dekat pantai yang
dipengaruhi pasang surut laut. Lebak ini dapat dimanfaatkan untuk sector perikanan
budidaya. Perikanan budidaya yang dapat diterapkan dengan keramba bambu atau kayu,
pen system dikarenakan biasanya daerah lebak banyak dihuni hewan-hewan seperti ular,
biawak dan ikan-ikan predator yang tentunya akan memangsa ikan budidaya. Kebanyakan
biota perairan peka terhadap setiap perubahan lingkungan baik yang terjadi karena
9
fenomena alam atau karena dampak kegiatan manusia.Komposisi fisika dan kimia perairan
sangat erat kaitannya dengan geomorfologi daerah aliran sungai, tipe sungai dan siklus
hidrologi yang semuanya dipengaruhi oleh aktivitas manusia dan pola iklim (Gallagher,
1999). Pola siklus air di rawa lebak dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permukaan sungai.
Sumatera Selatan dialiri oleh Sembilan sungai yang bermuara di Sungai Musi. Kepekaan
biota terhadap perubahan lingkungan baik yang terjadi karena fenomena alam ataupun
dampak dari kegiatan manusia dapat diatasi dengan pola perikanan budidaya. Ikan-ikan
domestic yang hidup dirawa lebak dapat dijadikan sebagai sebagai ikan budidaya dengan
melakukan domestifikasi. Kegiatan perikanan sangat tergantung pada kualitas dan
kuantitas sumberdaya perairan dan stok ikan yang tersedia di perairan rawa lebak.

PARAMETER KUALITAS AIR

Parameter Fisika yang mempengaruhi perairan rawa biasanya meliputi suhu, kekeruhan,
sedangkan factor kimia yang mempengaruhi derajat keasaman, alkalinitas, oksigen terlarut,
BOD dan COD. Pada umumnya kualitas perairan rawa lebak berfluktuasi tidak signifikan
masih baik untuk pemanfaatan ikan budidaya.Suhu air sangat mempengaruhi laju proses
metabolism dan pertumbuhan ikan. Suhu yang layak untuk hidup dan pertumbuhan ikan
terutama pada ikan tropik, yaitu antara 18-30oC. Kekeruhan secara langsung dapat
mempengaruhi penetrasi cahaya matahari dalam air, yang selanjutnya dapat menganggu
produktivitas biologi perairan. Untuk kegiatan perikanan kekeruhan yang masih dapat
ditolerir adalah maksimum 100 mg SiO2/L. indicator yang lain dapat dijadikan sebagai
indicator kekeruhan adalah kecerahan atau daya penetrasi cahaya.

10
Umumnya sinar matahari dapat menembus kedalaman 9 m. Masyarakat dapat mengetahui
tingkat kecerahan dengan menggunakan alat bantu berupa lempengan logam dengan diberi
tali dan ditenggelamkan sampai batas lempengan tersebut tidak terlihat lagi dan diukur
berapa dalam tali tersebut.

Beberapa faktor kimia yang mempengaruhi kehidupan ikan antara lain derajat keasaman.
Derajat keasaman menunjukkan nilai logaritma negative dari konsentrasi ion H+. Ikan
mempunyai toleransi yang terbatas terhadap nilai pH kurang dari 5 dan lebih dari 9,
sedangkan derajat keasaman optimal bagi ikan adalah pH 6,5-8.5. Parameter kualitas air
yang mendukung untuk kehidupan ikan, pH yang ideal untuk ikan air tawar adalah antara
6,5-8,5 (NTAC, 1968). Beberapa keasaman di perairan antara lain karbondioksida yang di
dalam air membentuk asam karbonat, adanya asam (humus), dan adanya asam mineral yang
berasal dari lahan sulfat masam atau dari buangan industri (Hutchinson, 1957). Air yang
asam kurang baik bagi kehidupan ikan (Boyd, 1990), namun banyak jenis ikan yang dapat
bertahan pada perairan dengan pH< 5 (Gaffar dan Husnah, 1988). Kendala utama pada
perairan rawa lebak pada umumnya mempunyai kandungan pH yang rendah biasanya pH
berkisar 3-4. Umumnya pH rendah tersebut pada perairan rawa lebak yang tergenang tidak
terjadinya pergantian air dalam waktu yang lama. Bagi masyarakat yang ingin memelihara
ikan sebaikya rawa tersebut sebelum diperlihara dapat dikapur CaO3(jika sudah dalam
bentuk kolam).

Untuk budidaya ikan menggunakan keramba dan pen system pada perairan terbuka
sebaiknya ikan yang dibudidayakan merupakan jenis ikan yang dapat bertahan pada kondisi
pH rendah. Jenis ikan yang dapat dipelihara pada kondisi ini berupa ikan gabus, ikan toman,
ikan tambakan (sapil), gurami, baung, betutu, bujuk, betok dan ikan sepat siam. Budidaya
ini akan sangat menguntungkan karena ikan tangkapan dari alam semakin lama semakin

11
sedikit. Selain itu harga jual ikan-ikan ini masih cukup mahal dikarenakan semakin langka
dengan ukuran konsumsi.

Oksigen terlarut merupakan komponen penting dan dapat menjadi faktor pembatas untuk
kehidupan ikan.Konsentrasi dan fluktuasi oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan tergantung
jenis dan ukurannya.Untuk pertumbuhan dan hidup ikan membutuhkan konsentrasi oksigen
terlarut lebih besar dari 4 mg/l. Apabila terjadi fluktuasi, misalnya mendekati 0, dapat
ditolerir oleh ikan asal jangan lebih dari 2 jam (Swingle, 1968).Untuk ikan-ikan perairan
rawa umumnya lebih tahan terhadap kandungan oksigen terlarut rendah, biasanya ikan
yang hidup pada perairan rawa pada umumnya dapat mengambil oksigen di permukaan dan
mempunyai alat pernapasan tambahan seperti Labirint, arborecent, diverticula.

Umumnya alkalinitas pada rawa sangat rendah berkisar 8-18 CaCo3/l (Gaffar dan Husnah,
2005). Rendahnya alkalinitas menyebabkan rendahnya kemampuan penyangga sehingga
pH air dapat berubah dengan cepat walaupun hanya kemasukan asam lemah (Swingle,
1968). Adanya perubahan pH yang yang disebabkan oleh alkalinitas suatu perairan rawa
tidak dapat dihindari, tapi bagaimana memanfaatkan perairan rawa untuk budidaya ikan
yang tahan terhadap tingkat keasaman yang rendah.

Selain factor kimia dan fisika perairan, yang ikut berperan adalah factor biologi perairan.
Factor biologi perairan dapat memberikan indikasi bagi kesuburan perairan, kualitas air dan
ketersediaan makanan alami. Untuk mengetahui tingkat kelayakan biologis melalui
pengamatan keragaman hayati. Penurunan dan hilangnya keanekaragaman hayati ikan dan
organism akuatik lainnya dapat disebabkan oleh perubahan dan degradasi habitat,
pencemaran dan eksploitasi sumberdaya ikan yang bersifat selektif (Jusuf, 2009).

Kehilangan keragaman hayati ikan dan organism akuatik bisa disebabkan oleh kandungan
bahan organic terlarut dan bahan organic sedimen. Masalah pencemaran umumnya yang
terjadi pada perairan rawa disebabkan oleh hasil limbah pertanian seperti pestisida dan
herbisida, sedangkan ekploitasi sumberdaya biasanya disebabkan dengan penggunaan
setrum dan potas serta racun pertanian. Penggunaan bahan - bahan tersebut akan merusak
ekosistem rawa lebak banyak telur ikan dan benih berbagai jenis-jenis ikan akan mati.

12
Budidaya ikan yang dapat diterapkan di lahan rawa lebak antara lain sistim pagar, kolam
bejek, dan sistim surjan. Sistim pagar lebih cocok diterapkan pada lahan rawa berfluktuasi
air hanya sedikit, jenis ikan yang dipelihara tidak lama dan dapat memanfaatkan pakan
alami secara optimal. Kolam bejek merupakan kolam jebakan dimana pada musim hujan
air mengenangi permukaan lebih luas dan sedangkan pada musim kemarau sebagian area
menjadi kering, dengan demikian ikan akan mencari bagian yang berair dalam. Sistem ini
dapat diterapkan dengan pola kemasyarakatan (Gaffar, 2007). Masyarakat dapat
memanfatkan bersama dengan sistim lelang lebak lebung pada masyarakat kabupaten OKI
dan Banyuasin. Kendala yang dihadapi masyarakat sering berbenturan dengan kepentingan
pemerintah, dari sisi pemerintah ingin mendapatkan PAD yang tinggi dan disisi lain
masyarakat tidak dapat memanfaatkan rawa lebak karena sudah dikuasai
pengemin(pemenang lelang).

Penanganan penurunan keanekaragaman ikan dan produksi perikanan dilakukan dengan


mendomestikasi (menjinakkan ikan liar pada kondisi terkontrol), membenihkan, dan
merestoking beberapa jenis ikan predator ataupun ikan pada tropic level rendah (Husnah,
2008). Domestikasi tidak mudah sebab ikan liar di perairan umum dengan segala kebebasan
kemudian dipaksa hidup ditempat terbatas dan dengan makanan tertentu. Diperlukan
pengetahuan biologi ikan agar dapat dilakukan manipulasi pengaturan kondisi lingkungan
dan adaftasinya. Bila ikan jadi stress, maka ikan tidak mau makan dan akan bergerak liar,
bahkan menabrakkan kepalanya kesangkar agar untuk membebaskan diri. Luka yang
timbul bisa menyebabkan kematian (Arsyad, 2003).

Untuk mencegah terjadinya kematian diperlukan suatu wadah pemeliharaan selektif, agar
ikan dapat hidup dan tidak luka.Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya digunakan kain
happa yang lembut sehingga ikan dapat diselamatkan. Jenis-jenis ikan yang terdapat di
rawa banjiran sungai Musi Kayuara dan perairan rawa banjiran di sungai Musi bagian Hilir
terdapat 45 jenis ikan yang hidup pada perairan rawa meliputi ikan aro mato merah, baung,
bentulu, betutu, biran, botia, brengit, buing, bujuk, buntal, damaian, gabus, jelawat, juaro,
kepa, keperas, lais, lambak, lampam, lele, lida, lundu, palau, riu-riu, sapil, sebarau, seberas,
selincah, semuringan, sepat daun buluh, sepat mato merah, sepat siam, sepatung,
sepengkah, serkoh, setambun, sihitam, siumbut, tapah, tebengalan, tembakang, tilan,
toman, udang galah, belida, serandang (Gaffar dan Husnah, 2005). Jenis dan cara operasi

13
alat tangkap diperairan rawa banjiran Sungai Musi Kecamatan Sekayu dapat dilihat pada
Tabel 3.

Alat /cara penangkap umumnya tidak selektif untuk ukuran ikan, ikan yang tertangkap pada
semua ukuran yang dapat merusak keberlanjutan spesies ikan. Jenis jenis ikan yang dapat
dibudidaya pada perairan rawa banjiran meliputi ikan Gabus, Ikan Toman, Ikan Sepat Siam,
Ikan Tembakang, Ikan Bujuk, Ikan Betok, ikan sapil, tembakang, ikan, serandang, belida
dan lain-lain. Ikan-ikan ini tergolong jenis ikan Black fish (ikan hitam). Potensi untuk
budidaya untuk pembesaran masih sangat luas, pakan alami masih banyak di alam baik
ikan kecil maupun pakan alami untuk ikan herbivora.

14
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pada umumnya perairan umum dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan
transportasi, penangkapan ikan, dan sebagai sumber air untuk kehidupan rumah tangga.
Pada dasarnya air yang dapat digunakan untuk perikanan tergantung pada kualitas air
dan jenis ikan yang akan dibudidayakan. Dengan melihat potensi perairan Indonesia
yang ditaksir seluas 13,58 juta ha, maka sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan
sebagai penunjang ekonomi kehidupan masyarakat Indonesia misalnya dalam hal
perikanan.

III.2 Saran
Sebaiknya diadakan penelitian untuk tiap perairan Indonesia yang berpotensi
untuk digunakan sebagai lahan perikanan.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://materi%20kuliah/PSDA/Potensi_Sumber_Daya_Air_di_Indonesia%20(1).pdf.
Diakses tanggal 11 April 2016 pukul 21.30 WITA.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=344281&val=6290&title=PEMANF
AATAN%20SUMBERDAYA%20PERAIRAN%20RAWA%20LEBAK%20%20UNTU
K%20PERIKANAN. Diakses tanggal 09 April 2016 pukul 20.07 WITA.

16

Anda mungkin juga menyukai