Anda di halaman 1dari 11

TUGAS I

PENGOLAHAN AIR INDUSTRI (UTILITAS 1)

Dosen : Herawati Budiastuti, Ir., M.Eng.Sc., Ph.D.

Disusun Oleh:

Kelompok 13/2B

Ageng Priyambudi 191411034


Asri Dwi Saffanah 191411036

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
➢ Jelaskan pengertian masing-masing definisi dari istilah dari gambar di bawah ini!

Groundwater Hydrology

1. Aquifer
Aquifer adalah adalah lapisan/formasi yang dapat menyimpan dan mengalirkan air
dalam jumlah besar. Lapisan batuan ini bersifat permeable seperti kerikil, pasir dll.
Aquifer merupakan tubuh batuan atau regolit tempat air tanah tersimpan, di mana
mempunyai porositas dan permeabilitas yang tinggi dan terletak pada zona saturasi.
Tubuh batuan atau regolith tersebut dapat berupa sedimen atau batuan seperti pasir, batu
pasir, lempung ataupun endapan alluvial. Sedimen atau batuan yang impermeabel dan
mampu menampung banyak air disebut Aquiclude, misalnya lempung. Aquifer yang
permukaan atasnya berimpit dengan permukaan air dan dibawah pengaruh langsung
tekanan atsmosfir disebut unconfined aquifer, sedangkan aquifer yang dibatasi oleh
lapisan aquicludes disebut comfined aquifer.

2. Daerah Imbuhan (Recharge Area)


Daerah imbuhan air adalah daerah resapan air yang mampu menambah air tanah
secara alamiah pada suatu cekungan air tanah. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa
tidak semua daerah yang mampu meresapkan air hujan kedalam tanah otomatis
merupakan daerah imbuhan. Air hujan yang jatuh di daerah imbuhan pada awalnya
mengisi lajur tidak jenuh dan mengubahnya menjadi jenuh sehingga muka air tanah
semakin naik/dangkal. Letak daerah imbuhan biasanya berada di kawasan hulu aliran
sungai dengan morfologi berupa perbukitan/pegunungan yang memiliki elevasi lebih
tinggi.
Karena kedudukan muka air tanah didaerah imbuhan awalnya relatif dalam maka
kenaikan muka air tanah tersebut membentuk kolom air yang cukup tebal dan
menimbulkan tekanan hidraulika yang cukup kuat untuk menekan ke bawah sehingga air
hujan meresap akan terus mengalir kebawah dan akan menambah volume air tanah yang
terdapat di lajur jenuh. Sehingga selama hujan berlangsung, permukaan tanah didaerah
imbuhan selalu mampu meresapkan air hujan yang jatuh dipermukaan tanah.

3. Flowing Well
Flowing well merupakan sumur air dari mana produk mengalir tanpa pemompaan
karena tekanan bawah tanah yang dipasok secara alami atau buatan dari udara atau gas
lainnya.
Sumur yang tekanan formasinya cukup untuk menghasilkan minyak dengan laju
komersial tanpa memerlukan pompa. Kebanyakan reservoir pada awalnya memiliki
tekanan yang cukup tinggi untuk memungkinkan sumur mengalir secara alami.

4. Water Table
Pada kedalaman tertentu, pori-pori tanah atau batuan mulai terisi air dan mulai jenuh.
Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah (water table). Air yang tersimpan
pada lajur jenuh disebut dengan air tanah, yang kemudian bergerak sebagai aliran air
tanah melalui batuan dan lapisanlapisan tanah yang ada di bumi sampai air tersebut keluar
sebagai mata air, atau terkumpul masuk ke kolam, danau, sungai, dan laut (Fetter, 1994).

5. Perched Water (Air Tengger)


Air tengger dapat mengembangkan tekanan air pori dalam tanah dan memberikan
tambahan gaya yang menggerakkan lereng untuk memicu terjadinya longsoran. Vegetasi
pohon, melalui mekanisme evapotranspirasi, dapat mengurangi tekanan air pori dalam
tanah tersebut sehingga dapat mengurangi tambahan gaya yang akan memicu terjadinya
longsor.
6. Piezometric Surface (Permukaan Piezometri)
Ketika sebuah sumur dibor menjadi akuifer tertekan, air di dalamnya naik ke tingkat
di atasnya akuifer, tergantung tekanan air di dalamnya. Ketinggian tempat kenaikan
permukaan air disebut tingkat piezometri. Permukaan imajiner yang mewakili tekanan
hidrostatik dalam akuifer tertekan disebut permukaan piezometri.
7. Leakage
Leakage merupakan lapisan atau daerah di mana air lolos atau mengalir ke daerah
lainnya.

8. Sea Water (Air Laut)


Menurut Peureulak (2009) air laut adalah air yang berasal dari laut atau samudera
yang memiliki kadar garam rata-rata 3,5%, artinya dalam 1 liter air laut terdapat 35 gram
garam. Menurut Lyman dan Fleming dalam Peureulak (2009) garam yang terkandung
didalam air laut yaitu: NaCl (68,1%), HgCl2 (14,4%), NaSO4 (11,4%), KCl (3,9%),
CaCl2 (3,2%), NaHCO3 (0,3%), KBr (0,3%), lain-lain (0,1%).
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55,04%), natrium
(30,61%), sulfat (7,68%), magnesium (3.69%), kalsium (1,16%), kalium (1,10%) dan
sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan
florida. Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat,
gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut
dalam.

9. Sea (Laut)
Laut merupakan perairan yang lebih sempit dari samudera dan terdiri atas laut
pedalaman, laut pertengahan, dan laut tepi. Berdasarkan proses terjadinya, laut dibedakan
menjadi laut transgesi dan laut ingresi. Dalam kasus sains bergambar yang disebut dengan
laut merupakan sesuatu yang hidup di air laut, misalnya bahari, dan ekologi laut yang
biasanya mengandung 2,8% natrium klorida, 0,4% magnesium klorida, 0,2% magnesium
sulfat, 0,1% kalsium sulfat, dan 0,1% kalium klorida. Berdasarkan letaknya dibedakan
atas laut pedalaman, laut tepi, laut tengah, dan Samudra.
10. Artesian
Artesian water (air artesis), yaitu air yang berada di antara dua lapisan batuan yang
kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan
tertekan. Oleh karena itu, air artesis dinamakan jugaair tekanan (pressure water).

11. Confined
Zona confined merupakan zona air tanah yang berada dibawah lapisan batuan kedap
air dan punya tekanan melebihi tekanan dari atmosfer.

12. Ground Surface (Permukaan Tanah)


Permukaan tanah adalah kondisi dataran secara umum (termasuk sungai, bukit, dan
lainnya), yang biasanya dinyatakan dalam istilah orientasi fitur permukaan tanah,
ketinggian, dan kemiringan. Permukaan tanah memengaruhi aliran dan distribusi air
sehingga untuk area yang luas, hal ini dapat memengaruhi pola cuaca dan iklim.

13. Interface
Zona interface adalah batasan antara air tawar dan air asin pada aquifer air tanah.
Kedalaman zona interface (batas antara airtanah tawar dan airtanah asin) mempengaruhi
sebaran intrusi air laut ke aqifer airtanah tawar di bawah permukaan daratan.

14. Phreatic (Freatis)


Phreatic water (air freatis), yaitu air tanah yang terdapat pada lapisan kulit bumi yang
porous (sarang). Berada di atas lapisan kedap air atau di antara dua lapisan kedap air.

15. Leaky
Zona leaky adalah zona air tanah yang berada dibawah lapisan batuan kedap air
namun bisa mengantarkan air masuk atau keluar dari aquifer.
➢ Berdasarkan kualitas dan kuantitas sumber air yang tersedia, jenis sumber air apa yang
akan dipakai oleh suatu industri? Ambil salah satu contoh industri dan sumber air apa
yang dipakai industri tersebut!

UTILITAS PT PETROKIMIA GRESIK

Air industri merupakan air yang secara tidak langsung digunakan dalam industri.
Pada PT. Petrokimia Gresik,a irdigunakan dalam industri sebagai air pendingin (cooling
water), air umpan katel, dan air untuk proses. Air industri yang digunakan oleh PT.
Petrokimia Gresik dapat mencapai 2.300 – 2400 m3 per jam. Dengan kemampuan.
Perusahaan Air Minum (PDAM) Surabaya dalam menyediakan air, yaitu sekitar 7000 m3 per
jam, maka PT. Petrokimia Gresik tidak dapat mengandalkan PDAM dalam mencukupi
kebutuhan airnya. Langkah pertama yang dilakukan dalam menghadapi musim kemarau,
terutama siklus 5 tahunan (terjadi pada tahun 2003, 1998, dan periode-periode sebelumnya)
yang menyebabkan berkurangnya debit sungai Brantas dan Bengawan Solo, adalah dengan
menyedot air dari Danau Ngipik yang terdapat dekat lokasi PT. Petrokimia Gresik. Walaupun
begitu, disarankan untuk tidak menggunakan air Danau Ngipik sebagai air minum karena
kadar bakteri yang tinggi. Pada tahun 2008, tidak terjadi pengurangan debit air karena
dipergunakannya bendungan gerak yang berfungsi menampung air secara lebih efektif pada
musim kemarau.
Sumber: Universitas Ahmad Dahlan
PT. Petrokimia Gresik menerima air dari water intake Babat dan Gunungsari
memiliki turbiditas tinggisehingga harus melalui proses penjernihan oleh instalasipengolahan
air di tempat yang bersangkutan. Divisi Utilitas menerima sebagai hard water dengan
kesadahan 100 - 200 ppm. Karena debit air yang dapat dikirim besar, PT. Petrokimia Gresik
membaginya kepada anakperusahaan dan warga sekitar.

Sumber Air
A. Water intake babat

Sumber: jawapos.com
1. Berasal dari sungai bengawan solo (babat) berjarak 40 Km dengan debit air 2500
m3/h.
2. Berupa hard water dan ditampung pad tangka berukuran 150 m3.
3. Karakteristik bahan baku air dari sungai bengawan solo.
Parameter Keadaan di lapangan
Jenis Hard Water
pH 7-8,5
Turbiditas 5000 NTU
Kesadahan total >170 ppm
Kesadahan Ca 0,4-1 ppm
4. Mutu air yang diharapkan
Parameter Keadaan di lapangan
Jenis Hard Water
pH 7-8,5
Turbiditas Maks 3 NTU
Kesadahan total Maks 220 ppm
Kesadahan Ca 0,4-1 ppm

B. Water Intake Gunung Sari

Sumber: Okezone News


1. Berasal dari sungai brantas yang berjarak 22 km dengan debit 800 m3/jam.
2. Berupa hard water dan ditampung pada tangka berukuran 1500m3.
3. Karakteristik bahan baku air.
Parameter Keadaan di lapangan
Jenis Hard Water
pH 7,6-8,2
Turbiditas 5000 NTU
Kesadahan total 323 ppm
4. Mutu air yang diharapkan setelah proses pengolahan
Parameter Keadaan di lapangan
Jenis Hard Water
pH 7-8,5
Turbiditas Maks 3 NTU
Kesadahan total Maks 220 ppm

C. Proses pengolahan
1. Penghisapan, dilengkapi dengan pompa vacuum. Pemakaian system ini disebabkan
ketinggian permukaan air sungai tidak tetap.
2. Penyaringan, menggunakan Carse dan Fine Screen untuk menyaring kotoran
berukuran besar.
3. Pengendapan, dilakukan secara gravitasi menggunakan settling pit untuk
mengendapkan partikel yang tersuspensi dalam air. Faktor yang mempengaruhi
adalah laju alir dan waktu tinggal.
4. Flokulasi dan koagulasi, untuk mengendapkan suspensi partikel koloid yang tak
terendapkan karena ukurannya sangat kecil. Bahan kimia yang digunakan pada
prosesini, yaitu
a. Olyelektrolit (FeCl3.6H2O 10%-w), sebagai koagulan untuk mempercepat proses
pengendapan dengan membentuk flok lebih cepat dan lebih besar.
b. Alum, sebagai flokulan untuk mengikat partikel-partikel kecil yang
menyebabkankeruhnya air menjadi flok-flok yang lebih besar.
c. Kapur (CaCO3), sebagai pengatur pH.
5. Filtrasi, menggunakan saringan pasir silica (sand filter) untuk menyaring padatan
tersuspensi.
6. Penampungan dan pemompaan, dilakukan dengan pompa sentrifugal.
Daftar Pustaka
Anonim. (2009). BAB II Tinjauan Pustaka. 2 (14,4%),. 6–13. Diakses pada 6 April 2021, dari
http://e-journal.uajy.ac.id/2009/3/2TS11952.pdf
Anonim. (2009). Gambaran Umum Tentang Laut. Ekonomi, 12–101. Diakses pada 6 April
2021, dari http://digilib.uin-suka.ac.id/27004/2/13530021_BAB-
II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. (2019). Modul 3 Hidrogeologi. 110.
Fakhruddin, Z. KONSENTRASI AQUIFER DI ATAS TEROWONGAN KARETA API
SASAKSAAT PADALARANG KABUPATEN BANDUNG DENGAN METODA
GEOLISTRIK. Jurnal Pilar Sains, 6(02), 32-40.
Indrajaya, Y., & Wuri, H. (2008). Potensi Hutan Pinus merkusii Jungh. et de Vriese Sebagai
Pengendali Tanah Longsor Di Jawa (Potency of Merkus Pine (Pinus merkusii
Jungh. et de Vriese) Forest as Landslide Control in Java). Info Hutan, 5(3), 231-240.
Isnaini, Yuniar. Laporan Kerja Praktik Petrokimia Gresik. FTI Institut Teknologi Sepuluh
November. Surabaya.
KAMARUDDIN, S. B. THE EFFECTIVENESS OF CONTINUOUS BATCH COLUMN IN
WASRA SYSTEM TO TREAT THE GROUNDWATER AT (Doctoral
dissertation, UNIVERSITI MALAYSIA PAHANG).
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2017). Modul Geologi dan
Hidrogeologi Pelatihan Perencanaan Air Tanah 2017. Pusat Pendidikan Dan
Pelatihan Sumber Daya Air Dan Konstruksi, Kementrian, 76.
Ludfi, L., Hemon, M. T., & Syaf, H. ANALISIS PENENTUAN ZONA RESAPAN AIR
TANAH DI KECAMATAN RUMBIA DAN RUMBIA TENGAH KABUPATEN
BOMBANA. Jurnal Perencanaan Wilayah, 3(1).
Merriam-Webster. Flowing well. In Merriam-Webster.com dictionary. Diakses pada 6 April
2021, dari https://www.merriam-webster.com/dictionary/flowing%20well
Schlumberger. (2021). Flowing Well. Diakses pada 6 April 2021, dari
https://www.glossary.oilfield.slb.com/en/terms/f/flowing_well
Simanungkalit, N. M., & Lumbantoruan, W. (2016). ANALISIS PERSEBARAN INTRUSI
AIR LAUT PADA AIRTANAH FREATIK DI DESA RUGEMUK KECAMATAN
PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG. Jurnal Geografi, 8(2), 146-155.
Suroyo, H. (2019). Hidrogeologi. Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, 1–110.
Walangare, K. B., Lumenta, A. S., Wuwung, J. O., & Sugiarso, B. A. (2013). Rancang
bangun alat konversi air laut menjadi air minum dengan proses destilasi sederhana
menggunakan pemanas elektrik. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 2(2).

Anda mungkin juga menyukai