Disusun Oleh:
Kelompok 13/2B
Groundwater Hydrology
1. Aquifer
Aquifer adalah adalah lapisan/formasi yang dapat menyimpan dan mengalirkan air
dalam jumlah besar. Lapisan batuan ini bersifat permeable seperti kerikil, pasir dll.
Aquifer merupakan tubuh batuan atau regolit tempat air tanah tersimpan, di mana
mempunyai porositas dan permeabilitas yang tinggi dan terletak pada zona saturasi.
Tubuh batuan atau regolith tersebut dapat berupa sedimen atau batuan seperti pasir, batu
pasir, lempung ataupun endapan alluvial. Sedimen atau batuan yang impermeabel dan
mampu menampung banyak air disebut Aquiclude, misalnya lempung. Aquifer yang
permukaan atasnya berimpit dengan permukaan air dan dibawah pengaruh langsung
tekanan atsmosfir disebut unconfined aquifer, sedangkan aquifer yang dibatasi oleh
lapisan aquicludes disebut comfined aquifer.
3. Flowing Well
Flowing well merupakan sumur air dari mana produk mengalir tanpa pemompaan
karena tekanan bawah tanah yang dipasok secara alami atau buatan dari udara atau gas
lainnya.
Sumur yang tekanan formasinya cukup untuk menghasilkan minyak dengan laju
komersial tanpa memerlukan pompa. Kebanyakan reservoir pada awalnya memiliki
tekanan yang cukup tinggi untuk memungkinkan sumur mengalir secara alami.
4. Water Table
Pada kedalaman tertentu, pori-pori tanah atau batuan mulai terisi air dan mulai jenuh.
Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah (water table). Air yang tersimpan
pada lajur jenuh disebut dengan air tanah, yang kemudian bergerak sebagai aliran air
tanah melalui batuan dan lapisanlapisan tanah yang ada di bumi sampai air tersebut keluar
sebagai mata air, atau terkumpul masuk ke kolam, danau, sungai, dan laut (Fetter, 1994).
9. Sea (Laut)
Laut merupakan perairan yang lebih sempit dari samudera dan terdiri atas laut
pedalaman, laut pertengahan, dan laut tepi. Berdasarkan proses terjadinya, laut dibedakan
menjadi laut transgesi dan laut ingresi. Dalam kasus sains bergambar yang disebut dengan
laut merupakan sesuatu yang hidup di air laut, misalnya bahari, dan ekologi laut yang
biasanya mengandung 2,8% natrium klorida, 0,4% magnesium klorida, 0,2% magnesium
sulfat, 0,1% kalsium sulfat, dan 0,1% kalium klorida. Berdasarkan letaknya dibedakan
atas laut pedalaman, laut tepi, laut tengah, dan Samudra.
10. Artesian
Artesian water (air artesis), yaitu air yang berada di antara dua lapisan batuan yang
kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan
tertekan. Oleh karena itu, air artesis dinamakan jugaair tekanan (pressure water).
11. Confined
Zona confined merupakan zona air tanah yang berada dibawah lapisan batuan kedap
air dan punya tekanan melebihi tekanan dari atmosfer.
13. Interface
Zona interface adalah batasan antara air tawar dan air asin pada aquifer air tanah.
Kedalaman zona interface (batas antara airtanah tawar dan airtanah asin) mempengaruhi
sebaran intrusi air laut ke aqifer airtanah tawar di bawah permukaan daratan.
15. Leaky
Zona leaky adalah zona air tanah yang berada dibawah lapisan batuan kedap air
namun bisa mengantarkan air masuk atau keluar dari aquifer.
➢ Berdasarkan kualitas dan kuantitas sumber air yang tersedia, jenis sumber air apa yang
akan dipakai oleh suatu industri? Ambil salah satu contoh industri dan sumber air apa
yang dipakai industri tersebut!
Air industri merupakan air yang secara tidak langsung digunakan dalam industri.
Pada PT. Petrokimia Gresik,a irdigunakan dalam industri sebagai air pendingin (cooling
water), air umpan katel, dan air untuk proses. Air industri yang digunakan oleh PT.
Petrokimia Gresik dapat mencapai 2.300 – 2400 m3 per jam. Dengan kemampuan.
Perusahaan Air Minum (PDAM) Surabaya dalam menyediakan air, yaitu sekitar 7000 m3 per
jam, maka PT. Petrokimia Gresik tidak dapat mengandalkan PDAM dalam mencukupi
kebutuhan airnya. Langkah pertama yang dilakukan dalam menghadapi musim kemarau,
terutama siklus 5 tahunan (terjadi pada tahun 2003, 1998, dan periode-periode sebelumnya)
yang menyebabkan berkurangnya debit sungai Brantas dan Bengawan Solo, adalah dengan
menyedot air dari Danau Ngipik yang terdapat dekat lokasi PT. Petrokimia Gresik. Walaupun
begitu, disarankan untuk tidak menggunakan air Danau Ngipik sebagai air minum karena
kadar bakteri yang tinggi. Pada tahun 2008, tidak terjadi pengurangan debit air karena
dipergunakannya bendungan gerak yang berfungsi menampung air secara lebih efektif pada
musim kemarau.
Sumber: Universitas Ahmad Dahlan
PT. Petrokimia Gresik menerima air dari water intake Babat dan Gunungsari
memiliki turbiditas tinggisehingga harus melalui proses penjernihan oleh instalasipengolahan
air di tempat yang bersangkutan. Divisi Utilitas menerima sebagai hard water dengan
kesadahan 100 - 200 ppm. Karena debit air yang dapat dikirim besar, PT. Petrokimia Gresik
membaginya kepada anakperusahaan dan warga sekitar.
Sumber Air
A. Water intake babat
Sumber: jawapos.com
1. Berasal dari sungai bengawan solo (babat) berjarak 40 Km dengan debit air 2500
m3/h.
2. Berupa hard water dan ditampung pad tangka berukuran 150 m3.
3. Karakteristik bahan baku air dari sungai bengawan solo.
Parameter Keadaan di lapangan
Jenis Hard Water
pH 7-8,5
Turbiditas 5000 NTU
Kesadahan total >170 ppm
Kesadahan Ca 0,4-1 ppm
4. Mutu air yang diharapkan
Parameter Keadaan di lapangan
Jenis Hard Water
pH 7-8,5
Turbiditas Maks 3 NTU
Kesadahan total Maks 220 ppm
Kesadahan Ca 0,4-1 ppm
C. Proses pengolahan
1. Penghisapan, dilengkapi dengan pompa vacuum. Pemakaian system ini disebabkan
ketinggian permukaan air sungai tidak tetap.
2. Penyaringan, menggunakan Carse dan Fine Screen untuk menyaring kotoran
berukuran besar.
3. Pengendapan, dilakukan secara gravitasi menggunakan settling pit untuk
mengendapkan partikel yang tersuspensi dalam air. Faktor yang mempengaruhi
adalah laju alir dan waktu tinggal.
4. Flokulasi dan koagulasi, untuk mengendapkan suspensi partikel koloid yang tak
terendapkan karena ukurannya sangat kecil. Bahan kimia yang digunakan pada
prosesini, yaitu
a. Olyelektrolit (FeCl3.6H2O 10%-w), sebagai koagulan untuk mempercepat proses
pengendapan dengan membentuk flok lebih cepat dan lebih besar.
b. Alum, sebagai flokulan untuk mengikat partikel-partikel kecil yang
menyebabkankeruhnya air menjadi flok-flok yang lebih besar.
c. Kapur (CaCO3), sebagai pengatur pH.
5. Filtrasi, menggunakan saringan pasir silica (sand filter) untuk menyaring padatan
tersuspensi.
6. Penampungan dan pemompaan, dilakukan dengan pompa sentrifugal.
Daftar Pustaka
Anonim. (2009). BAB II Tinjauan Pustaka. 2 (14,4%),. 6–13. Diakses pada 6 April 2021, dari
http://e-journal.uajy.ac.id/2009/3/2TS11952.pdf
Anonim. (2009). Gambaran Umum Tentang Laut. Ekonomi, 12–101. Diakses pada 6 April
2021, dari http://digilib.uin-suka.ac.id/27004/2/13530021_BAB-
II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. (2019). Modul 3 Hidrogeologi. 110.
Fakhruddin, Z. KONSENTRASI AQUIFER DI ATAS TEROWONGAN KARETA API
SASAKSAAT PADALARANG KABUPATEN BANDUNG DENGAN METODA
GEOLISTRIK. Jurnal Pilar Sains, 6(02), 32-40.
Indrajaya, Y., & Wuri, H. (2008). Potensi Hutan Pinus merkusii Jungh. et de Vriese Sebagai
Pengendali Tanah Longsor Di Jawa (Potency of Merkus Pine (Pinus merkusii
Jungh. et de Vriese) Forest as Landslide Control in Java). Info Hutan, 5(3), 231-240.
Isnaini, Yuniar. Laporan Kerja Praktik Petrokimia Gresik. FTI Institut Teknologi Sepuluh
November. Surabaya.
KAMARUDDIN, S. B. THE EFFECTIVENESS OF CONTINUOUS BATCH COLUMN IN
WASRA SYSTEM TO TREAT THE GROUNDWATER AT (Doctoral
dissertation, UNIVERSITI MALAYSIA PAHANG).
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2017). Modul Geologi dan
Hidrogeologi Pelatihan Perencanaan Air Tanah 2017. Pusat Pendidikan Dan
Pelatihan Sumber Daya Air Dan Konstruksi, Kementrian, 76.
Ludfi, L., Hemon, M. T., & Syaf, H. ANALISIS PENENTUAN ZONA RESAPAN AIR
TANAH DI KECAMATAN RUMBIA DAN RUMBIA TENGAH KABUPATEN
BOMBANA. Jurnal Perencanaan Wilayah, 3(1).
Merriam-Webster. Flowing well. In Merriam-Webster.com dictionary. Diakses pada 6 April
2021, dari https://www.merriam-webster.com/dictionary/flowing%20well
Schlumberger. (2021). Flowing Well. Diakses pada 6 April 2021, dari
https://www.glossary.oilfield.slb.com/en/terms/f/flowing_well
Simanungkalit, N. M., & Lumbantoruan, W. (2016). ANALISIS PERSEBARAN INTRUSI
AIR LAUT PADA AIRTANAH FREATIK DI DESA RUGEMUK KECAMATAN
PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG. Jurnal Geografi, 8(2), 146-155.
Suroyo, H. (2019). Hidrogeologi. Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, 1–110.
Walangare, K. B., Lumenta, A. S., Wuwung, J. O., & Sugiarso, B. A. (2013). Rancang
bangun alat konversi air laut menjadi air minum dengan proses destilasi sederhana
menggunakan pemanas elektrik. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 2(2).