Anda di halaman 1dari 89

BAB I

PROSES PENGOLAHAN AIR

1. Jenis dan macam-macam air baku


Air merupakan sumber kehidupan bagi makluk hidup yang ada di muka bumi, sekaligus
merupakan sumber daya alam yang wajib dijaga. Di bumi ini terdapat kira-kira sejumlah 1,3 -
1,4 milyard km 3 air yang terdiri dari 97,5 % air laut, 1,75% berbentuk es, dan 0,73% berada
di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya.
Pemanfaatan air untuk berbagai macam keperluan tidak akan mengurangi kuantitas air yang
ada di muka bumi ini, tetapi setelah dimanfaatkan maka kualitas air akan menurun. Air di
bumi ini mengulangi suatu sirkulasi yang terus menerus yakni penguapan, persipitasi dan
pengaliran keluar (outflow). Air yang ada di permukaan tanah, sungai, danau, dan laut selalu
mengalir dan dapat berubah wujud menjadi uap air sebagai akibat pemanasan oleh sinar
matahari dan tiupan angin yang kemudian menguap dan mengumpul membentuk awan.
Pada tahap ini terjadi proses kondensasi yang kemudian turun sebagai titik-titik hujan atau
salju ke permukaan laut atau daratan.
Distribusi air yang ada dibumi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Distribusi air di bumi

Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002, Tanggal : 29 Juli 2002.
a. Air adalah : air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum
b. Air Minum adalah : air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
c. Air Bersih adalah : air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
d. Air Kolam Renang adalah : air di dalam kolam renang yang digunakan untuk olah raga
dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan.
e. Air Pemandian Umum adalah : air yang digunakan pada tempat-tempat pemandian
bagi umum tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional dan kolam renang
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan.
f. Laut : merupakan kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.
Laut adalah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi yang
memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau
dengan pulau lainnya.
g. Air laut; Air yang berasal dari laut, merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5%
material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan
partikel-partikel tak terlarut, dan terbanyak adalah garam Na Cl. Sifat-sifat fisis utama air
laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Air laut merupakan air yang berasal dari laut,
memiliki rasa asin, dan memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi. Rata-rata air laut di
lautandunia memiliki salinitas sebesar 35 (ppt), hal ini berarti untuk setiap satuliter air
laut terdapat 35 gram garam yang terlarut di dalamnya. Kandungan garam-garaman
utama yang terdapat dalam air laut antara lain klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%),
magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%), dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri
dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium, dan florida. Keberadaan garam-
garaman ini mempengaruhi sifat fisis air laut seperti densitas, kompresibilitas, dan titik
beku. Air dengan salinitas tersebut tentunya tidak dapat dikonsumsi.
h. Air Tawar (Fresh Water): air yang tidak berasal sebagai lawan dari air asin. Merupakan
air yang tidak mengandung banyak larutan garam dan larutan mineral di dalamnya.
Macam – Macam Air
Ditinjau dari mana asal air itu berada, maka air itu dapat diklasifikasikan menjadi
a. Air permukaan : Sungai, Laut, Danau atau telaga.
b. Air tanah : sumur dangkal, sumur dalam yang terdiri air formasi dan artitis.
c. Air hujan dan embun.
Tabel Alokasi Keberadaan Air

No. ALOKASI KEBERADAAN AIR VOLUME (KM3)

1. Air seluruh laut dan samudra 1.300.000.000


2. Es abadi di Kutub 3.500.000
3. Danau dan rawa 250.000
4. Air Tanah Bebas (Ground Water) 250.000
5. Sungai 50.000
6. Rawa dan Payau 12.000
7. Air Atmosfer (Berupa uap) 7 6.000
Jumlah 1.304.068.250

Tabel Pemakaian rata-rata air perkapita pada masing-masing sektor

Domestik Industri Komersial Umum Loss &Waste Total

Gal/day

60 32 21 15 22 150

21 % 14 % 14 % 10,7 % 14,7 % 100 %

1. Siklus Air
sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air
laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat
berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi
dalam bentuk hujan, salju, hujan batu es, hujan es dan salju, hujan gerimis atau
kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh dan kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak
secara kontinu dengan dua cara yang berbeda yaitu :
a. Evaporasi / transpirasi, dimana air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman dan sebagainya. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan
menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk
hujan, salju dan es.
b. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah, dimana air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal
dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air
permukaan.
Air Permukaan yaitu air yang berada di atas permukaan tanah dekat dengan aliran
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran
permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada
daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai
utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju
laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa),
dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai
dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-
komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).
Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan
tempatnya. Tempat terbesar terjadi siklus air adalah di laut.

Siklus Hidrologi Air


2. Pengolahan air di PPSDM Migas

Pada dasarnya water treatment PPSDM MIGAS dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Unit Raw
water pump station , Unit pengolahan air industri , Unit pengolahan air minum. Kali Solo
yang menjadi sumber penyediaan air, air dipompa dari rumah pompa KS I (RP-KS I) yang
kemudian dibagi menjadi dua aliran. Aliran pertama pada rate 240 m 3/jam dengan rate 60
m3 /jam untuk diproses menjadi air minum dan air industri. Aliran kedua di alirkan menuju
bak segaran untuk digunakan sebagai air
pemadam kebakaran. Sebagian air dari bak segaran dipompa menuju CPI untuk diolah agar
dapat digunakan sebagai air industri.
Pada pengolahan air industri dan air minum air dipompa menuju bak YAP untuk
ditambahkan tawas, dukem dan kaporit agar terjadi proses flotasi, flokulasi dan disenfektan.
Bentuk bak YAP yang berkelok-kelok bertujuan agar proses terjadi lebih lama dan
mendapatkan hasil yang optimal. Dari bak YAP, air dipompa melalui Rumah Pompa KS II
(RP-KS II) menuju bak gravitasi untuk mengendapkan flok-flok yang terbentuk. Dari bak
3
gravitasi aliran dibagi menjadi dua dengan rate yang sama yaitu 110 m /jam untuk air
industri dan air minum. Pada pengolahan air minum, air tersebut ditambah dengan air dari
bak air minum lama di alirkan menuju sand filter untuk menyaring kotoran-kotoran yang
masih terikut. Bagian yang bersih di alirkan menuju bak air minum baru dan yang kotor
ditampung di bak buangan ke sungai yang nantinya akan di buang.
Pada bak air minum baru diberikan gas chlor yang bergna sebagai disenfektan. Kemudian
air dari bak tersebut di pompa oleh pompa distribusi yang berjumlah tiga buah untuk
memenuhi kebutuhan air minum di PPSDM MIGAS. Untuk memenuhi kebutuhan air
industri, air dari bak gravitasi ditampung pada bak air industri ditambah dengan air yang
berasal dari CPI dipompa oleh pompa sirkulasi, pompa transfer supaya didistribusikan
menuju seluruh bagian yang membutuhkannya.
Water treatmen plant (WTP) merupakan unit yang berfungsi untuk mengolah air dari
sumber air untuk berbagai keperluan, yaitu :
a) Air minum
b) Air pendingin
c) Air untuk pemadam kebakaran
Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut PPSDM MIGAS Cepu mengambil air baku
dari Solo.
Unit-unit yang termasuk dalam unit pengolahan air di PPSDM MIGAS Cepu adalah :
1. Unit Raw water pump station.
2. Unit pengolahan air industri.
3. Unit pengolahan air minum

1. Unit Raw Water Pump Station.


Rumah pompa ini berfungsi untuk menghisap dan mengalirkan air baku dari Kali Solo
dengan menggunakan pompa sentrifugal menuju kedua tempat, yaitu :
a) Bak YAP (Kali Solo II), untuk diolah menjadi produk air minum.
b) Bak Segaran, untuk digunakan feed pada unit CPI (Corrogated Plated Interceptor) dan
untuk keperluan pemadam kebakaran
Pada unit Raw water pump station ini, terdapat dua jenis pompa, yaitu :
 3 buah pompa sentrifugal dimana yang dioperasikan hanya 2 buah sedangkan 1
buah sebagai cadangan.
 1 buah pompa Electric Submersible Pump
 1 buah pompa rendam (pompa ponthos) untuk mengisap kebocoran-kebocoran air
dari pompa yang sedang beroperasi yang terdapat didalam rumah pompa untuk
dibuang kembali ke sungai Bengawan Solo.
2. Unit Pengolahan Air Industri.
Unit ini berfungsi untuk mengolah air baku dari Sungai Bengawan Solo untuk digunakan
sebagai air industri, yaitu air pendingin kilang, air umpan boiler, dan juga back wash filter.
Sedangkan proses-proses yang digunakan, antara lain sebagai berikut:
a) Proses Screening (Penyaringan Awal)
Proses ini merupakan proses fisis, yaitu proses penyaringan terhadap air
industri untuk memisahkan partikel-partikel atau benda-benda berukuran besar yang
terikut oleh air :
 Mencegah terikutnya partikel-partikel yang besar yang mana bila tidak disaring akan
mengakibatkan kebuntuan pada sistem perpipaan.
 Mencegah kerusakan pada pompa-pompa.
b) Proses Sedimentasi (Pengendapan)
Proses pengendapan partikel-partikel padat dalam air yang menyebabkan kekeruhan
berupa lumpur atau zat padat berat lainnya. Adapun tujuan pengendapan adalah :
 menghilangkan kekeruhan
 mengurangi kesadahan
 menghemat bahan bakar
Ada beberapa hal yang mempengaruhi proses pengendapan, yaitu :
 Waktu Pengendapan
Pemberian waktu harus cukup sehingga partikel-partikel padat memisah sempurna.
 Perbedaan berat jenis partikel atau lumpur dengan air
Semakin besar berat jenis partikel, maka waktu pengendapan akan semakin pendek.
 Adanya gaya gravitasi
Partikel-partikel mempunyai berat dan oleh gaya gravitasi maka partikel akan turun.
 4. Kecepatan aliran
Semakin lambat aliran, maka akan semakin baik hasil yang diperoleh.

c) Proses Koagulasi dan Flokulasi


Proses terbentuknya flok dengan jalan penambahan bahan koagulan pada air, kemudian
flok mengendap. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi adalah :
1. Bahan koagulan dan dosisnya
2. Suhu
3. Pengadukan
4. Pemberian waktu untuk menggumpal
5. Derajat keasaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses flokulasi adalah :
1. Penambahan bahan kimia
2. Pengadukan yang sempurna (agitasi)
3. Kontak yang baik Reaksi :
Al2(SO4)3 . 18 H2O+3Ca(HCO3) 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + CO2 + 18H2O
d) Proses Flotasi
Proses pemisahan partikel-partikel yang lebih ringan dengan jalan pengapungan
berdasarkan perbedaan berat jenis. Partikel ringan yang akan naik keatas dan bisa dibuang
dengan overflow. Faktor-faktor yang mempengaruhi flotasi adalah :
1. Waktu
2. Perbedaan berat jenis partikel dangan air
3. Suhu
Macam-macam proses flotasi, yaitu :
 Menaikkan suhu, yaitu dengan diberikannya pemanasan pada sistem, zat yang lebih
ringan akan bertambah ringan dan akan cepat memisah keatas.
 Memberikan hembusa udara, yaitu dengan jalan penyemprotan udara (udara
bertekanan) dari bagian dasar, sehingga partikel ringan terikut ke permukaan.

e) Proses Klasifikasi
Proses penjernihan atau proses pengendapan lumpur didalam bak-bak pengendapan / bak
CPI (Corrugated Plate Interceptor) yang dipasangkan fiber glass didalamnya dengan
penambahan koagulan berupa tawas berbentuk kristal. Jadi proses ini bisa gabungan antara
proses sedimentasi, koagulasi dan flokulasi.
 Memperbesar konsentrasi flok
 Recycle sludge
Untuk memperbesar flok dapat dilakukan dengan memberikan kontak yang baik antar
partikel, dilakukan dengan pengadukan aatau sirkulasi.

f) Proses Filtrasi
Proses pemisahan dengan cara penyaringan. Dalam proses klasifikasi masih ada partikel-
partikel yang belum mengendap, sehingga untuk mendapatkan hasil air yang lebih baik
maka dilakukan proses penyaringan.

Dasar proses penyaringan :


Perbedaan diameter partikel dengan media penyaringan, partikel-partikel yang berdiameter
lebih besar dari pada media penyaringan tidak bisa melewati media penyaringan tersebut.
Ada beberapa dasar metode filtrasi, yaitu :
1) Gravity Filter
2) Filtrasi melewati berbagai media yang berpori
3) Pressure Filter
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode filtasi:
1. Kualitas dari filter dan toleransi kandungan bahan yang diinginkan.
2. Kualitas dari cairan yang disaring
3. Fasilitas pencucian
4. Kondisi instalasi
Ada 14 buah bak filtrasi yang beroperasi secara kontinyu. Media yang digunakan bak filtrasi
adalah pasir kuarsa pada bagian atas dan nozzle-nozzle pada bagian bawah. Air akan
kehilangan sebagian tenaga geraknya saat masuk ke bak filtrasi. Hal ini disebabkan karena
air menumbuk pasir kuarsa yang ada di dalamnya. Dengan demikian partikel-partikel atau
kotoran-kotoran akan mengendap, sebab tertahan oleh pasir kuarsa tersebut. Air kemudian
melewati nozzle-nozzle menuju ke bak air minum. Nozzle ini berfungsi untuk menahan pasir
kuarsa agar tidak turun bersama dengan air yang disaring.
Pemakaian bak filtrasi secara terus-menerus akan menyebabkan kemampuan penyaringan
menurun, karena sebagian pori-pori tersumbat oleh endapan. Untuk memperlancar
penyaringan perlu dilakukan pencucian bak filtrasi. Proses pencucian dilakukan dengan
metode back wash (aliran balik), yaitu menyemprotkan air dari bawah dengan udara
bertekanan, sehingga kotoran yang menempel akan terlepas dan ikut keluar sebagai air
pencuci. Setelah pencucian, aliran air dikembalikan seperti semula, yaitu air masuk dari
atas dan keluar dari bawah.

Unit Pengolahan Air Minum.


Sebagian air untuk industri digunakan jga untuk air minum tetapi dengan menambah proses
dari proses-proses yang telah ada dari proses air industri, diantaranya adalah :
a) Disinfektasi
Proses disinfektasi yaitu proses pembunuhan kuman yang bersifat patogen (penyebab
penyakit). Proses ini dilakukan pada proses pengolahan air minum. Didalam air selalu
hidup jasad renik, ada yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan ada juga yang
diperlukan oleh manusia, tetapi jasad renik yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia
harus dihilangkan dengan jalan disinfektasi sebelum digunakan.
Air dari proses penyaringan sebagian digunakan sebagai air umpan boiler dan sebagian
untuk air minum. Untuk air minum, sebelum masuk ke Bak Air Minum (BAM), terlebih
dahulu dilakukan proses disinfektasi dengan cara menginjeksikan gas chlor. Tujuannya
adalah agar gas chlor bereaksi secara langsung dengan air sehingga bakteri atau kuman
yang terkandung dalam air akan mati. Dengan desinfektasi diharapkan air terbebas dari
kuman-kuman yang dapat membahayakan kesehatan. Di dalam air, gas chlor yang
bereaksi dengan air akan membentuk hipoklorida (HOCl) dan asam chlorida (HCl).
Cl(g) + H2O HOCl(l)2O(l)
HOCl(l) H+ + OCl-

Penimbunan dan Pengumpulan


Pengumpulan air dalam jumlah banyak bertujuan:
1. Menjaga kelangsungan produksi.
2. Membantu pengendapan.
3. Sebagai persediaan atau cadangan.
Air yang ditimbun:
1. Air baku
2. Air setengah jadi
3. Air produk

c) Distribusi
Selanjutnya air dari Bak Air Minum didistribusikan ke tempat-tempat yang membutuhkan
dengan menggunakan pompa centrifugal multi stage 3 buah yaitu ke lingkungan pabrik dan
kantor, perumahan dinas, asrama PEM AKAMIGAS, serta masyarakat kota Cepu.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan :
a. Ketinggian tempat
b. Kebutuhan air
c. Perkembangan kebutuhan yang akan datang
d. Macam keperluan

Ada tiga macam metode distribusi:


 Metode distribusi secara gravitasi
Sistem distribusi air dengan pengaliran berdasarkan perbedaan tinggi tempat. Tempat
penimbunan harus lebih tinggi dari tempat penerimaan air.
 Metode distribusi dengan pompa langsung
Sistem distribusi dengan memompa langsung dari tempat pengolahan ke tempat
penggunaan.
 Metode distribusi dengan pompa dan tangki timbun
Sistem distribusi dengan pompa ke tangki timbun yang ditempatkan ditempat yang tinggi
kemudian didistribusikan untuk penggunaan secara gravitasi.
3. Peralatan pengolahan air bersih
Water Treatment Plan merupakan sebuah unit pengolahan air, yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan untuk menunjang kebutuhan operasi dari pabrik.Untuk
itu diberlukan air yang bersih, jernih dan bebas dari kuman penyakit. Air dengan mudah
didapat dari permukaan bumi, tetapi air dengan mutu yang sesuai dengan penggunaannya
masih cukup sulit untuk didapat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka PPSDM Migas
Cepu mengambil air dari Bengawan Solo untuk diolah lebih lanjut untuk dapat memenuhi
berbagai kebutuhan.
Unit Water Treatment berfungsi untuk mengolah air dari sumber air (Bengawan Solo) untuk
keperluan air minum, air pendingin, air umpan boiler dan air untuk pemadam kebakaran. Air
yang digunakan untuk keperluan tersebut mempunyai standar tertentu sehingga
memerlukan tahap pengolahan yang berbeda-beda.
Tahap pengolahan
Unit Water Treatment mengolah air dengan menggunakan bahan baku air sungai Bengawan
Solo. Sebelum masuk proses screening yang berada pada Rumah Kali Solo I (RPKS I),
maka air diinspeksi terlebih dahulu, yang dalam hal ini dilakukan oleh Quality Control
Laboratorium. Terdapat titik pengambilan sampel air yang diambil rata-rata perhari dalam 1
titik.
1. Pengambilan yaitu 2-5 liter. Kemudian diuji sesuai dengan batasan-batasan yang telah
ditentukan oleh Menteri Kesehatan dan diterapkan pada air yang akan diolah. Jenis
pengujian antara lain pH, Active Chlor, Turbidity, dan lain-lain. Batasan air minum dan air
untuk industri adalah berbeda sehingga perlu pengambilan di titik sendiri. Batasan untuk
air pada sampel sungai ini adalah kadar pH antara 6,5-8,5.
2. Proses Screening. Proses ini berada pada RPKS I. air baku diambil dari sungai
Bengawan Solo menuju bak segaran dan bak YAP dengan menggunakan pompa.
Rumah pompa ini berada 10 meter dibawah permukaan tanah atau 2 meter di bawah
permukaan air sungai level minimum, sehingga masih memungkinkan untuk memompa
air pada musim kemarau.
Peralatan utama yang ada di RPKS I, antara lain:
 Tiga unit pompa sentrifugal yang digerakkan motor listrik.
 Dua buah stiner (saringan) primer dan sekunder pada masing-masing saluran hisap
pompa untuk mencegah kotoran dan sampah.
 Satu unit submersible pump (pompa benam atau pompa potos) yang berfungsi untuk
membuang genangan air di RPKI I yang berasal dari bocoran-bocoran packing dan
pada waktu pencucian strainer.
Air yang keluar dari RPKS I dialirkan ke dua tujuan, yaitu di bak YAP dan bak segaran. Air
bak di YAP akan diolah menjadi air minum, sedangkan air di bak segaran akan diolah
menjadi air industri. Air minum di sini adalah air bersih yang memenuhi syarat sebagai air
minum yang streril, tidak berbau, dan tidak berwarna.
Bak YAP merupakan rangkaian bak pengendapan dan penjernihan air yang terdiri dari:
 Talang bersekat-sekat, tempat air masuk dari RPKS I.
 Flokulator/bak pengendapan, yaitu bak nomor I, II dan III.
 Klarifier/bak penjernihan, yaitu bak nomor IV, V, dan VI.
Pada area bak YAP juga terdapat peralatan, antara lain:
 Tiga buah tangki pelarut kimia, tawas, kaporit, dan dukem yang masing-masing
dilengkapi pengaduk otomatis. Kapasitas masing-masing + 1800 liter.
 Dua unti portable submersible pump. Digunakan untuk sirkulasi lumpur dan
membuang enadapan dari dasar bak YAP. Volume dari bak YAP sendiri adalah
5.084 m3.

Proses koagulasi
Proses ini adalah proses pencampuran antara air baku dengan zat kimia, yaitu proses
penjernihan pertama kali yang di lakukan pada bak YAP.
Proses ini adalah proses pencampuran antara air baku dengan zat kimia, yaitu proses
penjernihan pertama kali yang di lakukan pada bak YAP.

Air yang di pompa dari unit RPKS I di masukan ke bak YAP melalui talang bersekat-sekat
yang bertujuan untuk mebuat aliran air menjadi turbulen (kecepatan acak), sehingga terjadi
pengadukan dan pencampuran yang baik serta merata dari bahan-bahan kimia yang
diinjeksikan juga unruk menghindari penumpukan endapan pada talang.Bahan kimia yang di
gunakan adalah kaporit, Tawas dan Dukem. Dengan komposisi rata-rata 15 Kg, 150 Kg, dan
0,45 Kg per shift. Dan zat-zat kimia tersebut di namakan koagulan.

Proses flokulasi
Dari talang air masuk ke bak no. I yang juga besekat-sekat, di sini aliran mulai menjadi aliran
laminar (Kecepatan rendah), sehingga terjadi Proses Flokulasi, yaitu terbentuknya Flok
(Gumpalan partikel) akibat tercampurnya air dengan zat kimia yang di injeksikan. Saat zat
kimia terhidrosa dengan air, maka akan membentuk flok, yang dapat mengurangi koloid (zat
heterogen) dan membawanya mengendap. Proses ini juga dapat mengurangi warna air dan
kandungan phospat. Tujuan utama flokulasi adalah membawa partikel ke dalam suatu inti
flok sehingga partikel tersebut saling bertabrakan, kemudian melekat, dan tumbuh menjadi
ukuran yang siap turun mengendap. Aliran laminar di perlikan untuk menjaga agar tidak
terjadi rusaknya flok yang sudah terbentuk, kemudian air terus mengalir ke bak II dan III
(yang bersekat).
Proses sedimentasi / floatasi
Proses ini adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang terkandung dalam air
yang menyebabakan kekeruhan, partikel tersebut dapat berupa lumpur atau zat padat
lainnya seperti slude (lumpur) yang terdiri dari senyawa garam dan basa. Proses ini
merupakan proses fisika. Zat-zat yang lebih ringan akan mengapung (flotasi), karena
memiliki berat jenis yang lebih ringan dari air, dan dapat di buang dengan cara overflow,
yaitu air meluap sehingga kotoran dapat terbuang. Sedangkan zat-zat yang memiliki berat
jenis lebih besar dari air akan mengendap dengan adanya gay gravitasi. Proses ini bertujuan
untuk menghilangkan kekeruhan (turbidity), mengurangi kesadahan dan menghemat bahan
kimia. Air yang keluar dari bak III sudah jernih, namun Proses sedimentasi tetap berlanjut,
dan pada bak IV larutan
kaporit kembali di injeksikan pada pintu masuk bak.Pada masing-masing bak no. IV,V,VII
DAN VII terdapat pipa outlet yang di hubungkan menjadi satu, sebagai saluran hisap
pemompaan yang berada di RPKS II. Pipa outlet ini juga berfungsisebagai pipa pengurasan
bak yang di lakukan 6 Bulan sekali.

Rumah Pompa Kali Solo II merupakan rumah pompa dengan lima unit pompa yang di
gunakan untuk memompa hasil olahan bak YAP menuju :
 Tangki grafitasi (TG-335 A.B
 Area pemadam kebakaran
 Bak air industry (B-333 1-2)
 Saringan pasir bertekanan
 Menara air pendingin
Aerasi
Pendistribusian ke area pemadam kebakaran, bak air industry, saringan pasir bertekanan
dan enara air pending di lakuukan bila bak seragan dan unit CPI tidak dioperasikan. Air
yang di pompa dari RPKS II masuk pada tangki dan Bak gafitasi dengan aspek, yaitu:
 Tangki gravitasi
Diameter : 6 m
Tinggi : 4,15 m
Kapasitas : 117,3 m3
 Bak grafitasi
Ukuran : 10,65 x 5,86 x 3,74 m
Kapasitas : 216,3 m3
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan bau busuk dan menetralkan racun dengan cara
menyemprotkan air pada ujung pipa agar air dapat kontak langsung dengan udara luar.
Kemudian air begerak keluar dengan grafitasi menuju pipa di bawah bak dan tangki.
Inspeksi
Sebelum masuk pada proses selanjutnya maka dilakukan inspeksi untuk menguji pH antara
6,5-8,5, Active Chlor antara 0,1-0,4, Turbidity <5. Total Hardness <10.
Filtrasi
Air yang mengalir dari bak dan tangki grafitasi, masuk pada bak Sand Filter, yang
merupakan bak penyaringan air dengan media pasir silica berbentuk bak terbuka yang di
dalamnya dibagi menjadi tujuh bagian, dengan ketebalan pasir + 80 cm.
Ukuran : 14,7 x 5,83 x 2,978 m Volume : 255,2 m3
Kemudian air masuk ke bagian bawah secara overflow memasuki bak pasir/penyaringan.
Selanjutnya secara gravitasi akan mengalir turun menembus lapisan pasir dan berkumpul di
ruang air bersih di bawah bak pasir. Sedangkan flok-flok akan tertinggal di pasir, yang lama-
kelamaan akan menyebabkan kemampuan penyaringan menurun. Untuk mengembalikan
kemampuan penyaringan perlu dilakukan back wash. Back wash dilakukan dengan cara
menghembuskan udara bertekanan yang berasal dari unit kompresor dan mengalirkan air
dari baik air industry secara bersamaan dengan arah aliran dari bawah ke atas, maka
kotoran-kotoran akan terangkat dan terlepas, kemudian ikut aliran air, terbuang dari bak.
Inspeksi
Air kembali di uji kualitasnya, pH antara 6,5-8,5, Active Chlor antara 0,1-0,4, Turbidity <5.
Total Hardness <10, yang kemudian akan diinjeksikan gas klor untuk membunuh kuman.
Gas klor merupakan desinfektak yang secara umum dipakai di pengolahan air minum. Dasar
pengolahan gas klorin ini karena mempunyai efektifitas yang tinggi dan kemampuan
oksidasi yang kuat sehingga bias menghancurkan bahan-bahan organic dan menyebabkan
mikroba-mikroba menjadi mati.
Di Unit Pengolahan Air PPSDM Migas Cepu, gas klorin tersimpan dalam tabung dengan
kapasitas + 100 kg. dengan menggunakan klorinator, glas klorin diinjeksikan dari tabung ke
bak penampung air bersih di unit air minum. Pemakaian gas klorin ini 3 kg/hari. Sebelum
masuk ke penampungan air minum, air di uji kembali kualitasnya.

Penampungan
Penampungan dilakukan pada bak penampunang air minum yang sudah diinjeksikan gas
klorin.Bak ini merupakan bak tertutup yang digunakan untuk menampung air bersih dari
Sand Filter sebelum didistribusikan.Tujuan dari penampungan ini ialah untuk menjaga
kelangsungan produksi, membantu pengendapan dan sebagai persediaan/cadangan. Bak
ini mempunyai spesifikasi, yaitu:
Bak Penampung Air Minum Lama
Ukuran : 9,94 x 6,71 x 2,5 m
Kapasitas : 166,7 m3
Bak Penampung Air Minum Baru
Ukuran : 16,78 x 16,4 x 2,04 m
Kapasitas : 561,39 m3

Inspeksi
Pengujian dilakukan sebelum air distribusikan.
Distribusi
Proses pembagian/penyaluran dimana air setelah diproses dari penimbunan ketempat
dimana air digunakan. Metode distribusi yang digunakan antara lain:

metode di atas.

Inspeksi
Pengujian kualitas air diambil pada titik setelah didistribusikan, yaitu pada
konsumen.

Pengolahan air industry meliputi:

Proses sedimentasi.
Proses ini merupakan proses secara alami di bak segaran. Air yang dipompa dari RPKS I
menuju bak segaran, yaitu kolam terbuka untuk menampung air baku dan berfungsi sebagai
penyedia air pemadam kebakaran dan bak cadangan apabila kebutuhan air bersih
meningkat atau bak YAP sedang tidak beroperasi, dengan mengoperasikan unit CPI. Air
baku ke bak segaran dan air secara mengalami pengendapan partikel-partikel.
Inspeksi
Uji air dilakukan untuk memastikan kualitas air sebelum masuk unit CPI, meliputi kadar pH
antara 7,5-9,5, Total Alkalinity < 100, Total Hardness < 1.
Koagulasi
Air dari bak segaran dipompa ke unit CPI. Proses ini merupakan proses yang samaseperti
pada bak YAP, tetapi proses ini dilakukan pada unit CPI (Corrugated Plate Interceptor),
yang merupakan peralatan pengolahan air yang berbentuk kerucut dan terbuat dari plat
baja. Di dalamnya terdapat alat bergelombang yang bertujuan untuk memperluas
permukaan.Di dalam unit ini dipasang fiber glass dengan menambahan koagulan berupa
tawas.
Flokulasi
Proses ini juga sama seperti pada proses yang berada pada bak YAP, yaitu proses
terbentuknya gumpalan flok, sehingga membentuk inti flok yang lebih besar dan
membawanya mengendap.
Sedimentasi
Di sini juga merupakan proses pengendapan lumpur yang dihasilkan, kemudian lumpur
ini ikut keluar melalui pipa blow down.

Klarifikasi
Proses ini merupakan proses penjernihan yang berupa proses penggabungan antara proses
sedimentasi, koagulasi, dan flokulasi. Proses ini dilakukan dengan memperbesar
konsentrasi flok dan recycle sludge. Untuk memperbesar flok dilakukan dengan memberikan
kontak yang baik dengan partikel, berupa pengadukan atau sirkulasi pada unit
CPI.Kemudian air keluar menuju bak air industry.
Inspeksi
Hasil olahan unit CPI di uji kualitas airnya.

Penampungan
Penampungan air industry pada bak air industry. Bak ini merupakan bak terbuka untuk
menampung air dari unit CPI atau dari tangki grafitasi sebelum didistribusikan ke kilang atau
boiler serta sebagai penyedia kebutuhan untuk back wash bak sand filter. Pada bak ini diberi
sekat-sekat untuk pengadukan.

Inspeksi
Sebelum di distribusikan ke kilang dan boiler, maka diuji kualitasnya.
Distribusi
Proses distribusi dilakukan dengan pompa transfer ke unit kilang dan boiler
4. Proses pengolahan air laut menjadi air tawar (Distilasi, Reverse osmosis,
elektrodialisa)

a. Desalinasi
Desalinasi adalah proses pengurangan kadar garam pada air laut, air payau, atau air
limbah. Proses desalinasi biasanya digunakan untuk mengolah air laut menjadi air bebas
mineral yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Produk proses desalinasi umumnya
merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500 mg/l.
Proses desalinasi air laut dapat dengan cara :
 Distilasi adalah pemisahan air laut dengan air tawar dengan cara merubah phase air
menjadi uap kemudian diembunkan kembali sebagai air tawar,
 Reverse Osmosis (RO) adalah teknik pemurnian air laut melalui penyaringan melalui
membran yakni pemisahan air tawar dari air laut dengan pemberian tekanan pada
cairan disisi sebelum membran reverse osmosis.
 Atau dengan kata lain Reverse Osmosis (RO) adalah proses perpindahan larutan
dengan konsentrasi encer ke larutan dengan konsentrasi pekat melalui membran semi
permeabel sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi. Prinsip kerja osmosis terbalik
(osmosis terbalik) adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai
molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada
larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan
penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri
tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya.
 Elektrodialisa proses pemisahan elektrokimia yang memindahkan ion-ion yang larut di
dalam air limbah melewati membran semipermeable dengan memberikan dua kutub
listrik yang berlawanan dari arus searah.

Gambar Proses Reverse Osmosis (RO)


Peralatan pengolahan air secara eksternal ini digunakan untuk pengolahan awal air.
Untuk raw water yang berasal dari air laut setelah dipompa oleh raw water pump, air
akan diproses menuju tempat pengolahan air baik dengan metode desalinasi
maupun reverse osmosis.
a. Distilasi
Air asin merupakan larutan yang mengandung beberapa jenis zat terlarut
seperti garam-garam, yang jumlahnya rata-rata 3 sampai 4,5 % (sedang air
payau dibawah 3% diatas 0,05%). Dengan desalinasi maka air tawar dipisahkan
dari air asin. Karena "desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk
mengurangi kandungan garam terlarut dari air asin dan juga air payau hingga
level tertentu sehingga air dapat digunakan sebagai air bersih". Proses desalinasi
melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air asin (misalnya air laut)
ataupun air payau, produk bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi.
Produk proses desalinasi umumnya merupakan air dengan kandungan garam
terlarut kurang dari 500 mg/l, yang dapat digunakan untuk keperluan industri,
pertanian, dan domestik (kebutuhan air yang digunakan pada tempat-tempat
hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari). Hasil sampingan dari
proses desalinasi adalah brine. Brine adalah larutan garam berkonsentrasi tinggi
(lebih dari 35000 mg/l garam terlarut). Metoda yang digunakan pada proses
pengolahan air ini disebut desalinasi air asin.
Dalam pemisahan air tawar dari air asin (desalinasi air asin) dan air payau
(desalinasi air payau), ada beberapa teknologi proses desalinasi yang telah
banyak dikenal yaitu antara lain: proses distilasi atau penguapan, teknologi
proses dengan menggunakan membran, proses pertukaran ion dll. Proses
desalinasi dengan cara distilasi adalah pemisahan air tawar dengan cara
merubah phase air.

Gambar Prinsip Desalinasi Thermal


Gambar Peralatan Desalinasi
Mesin Desalinasi adalah suatu alat filter air yang berfungsi untuk pengolahan air
laut menjadi air tawar dengan menggunakan sistem penguapan (evaporasi) dan
pengembunan (kondensasi). Pada proses destilasi, air laut dipanaskan,
kemudian uap yang timbul didinginkan, sehingga akan didapatkan air tawar.
Proses destilasi akan menghasilkan air tawar yang mempunyai konduktivitas
sekitar 10 µs / cm.
Air laut akan mendidih pada suhu 100,50 C atau lebih pada tekanan 1 atm. Pada
tekanan lebih rendah akan mendidih dan menguap dibawah 100 0 C. Penguapan
air membutuhkan kalor penguapan, dan kalor penguapan ini akan terkandung
dalam uap sebagai panas latent. Panas latent ini akan dilepaskan kembali
apabila uap diembunkan dan dipakai sebagai pemanas (preheat) air laut.
b. Reverse Osmosis
Reverse osmosis (Osmosis terbalik) atau RO adalah suatu metode penyaringan
yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan
dengan cara memberi tekanan pada larutan, ketika larutan itu berada di salah
satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat
terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa
mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau
bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil
dari larutan) tetapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar
dan ion-ion.
Gambar Skema Sistem Reverse Osmosis

Gambar Skema Proses Sistem Osmosis

Gambar Reverse Osmosis Plants


Peralatan reverse osmosis ini pada dunia industri biasanya bekerja pada tekanan
tinggi (100 – 1000 psig), tergantung membran yang digunakan dan air yang akan
diolah. Sistem ini biasanya digunakan untuk industri dan komersial dimana
dibutuhkan volume yang besar namun tetap pada standar kemurnian yang tinggi.
Kebanyakan sistem komersial dan industri menggunakan banyak membran yang
diatur secara pararel untuk menghasilkan jumlah air yang diinginkan. Air yang
telah diproses dari stage pertama kemudian dilanjutkan ke modul membran
tambahan untuk mendapatkan tingkat pemurnian yang lebih tinggi. Air limbah
yang dihasilkan dapat juga diarahkan ke modul membran berikutnya untuk
meningkatkan efisiensi sistem (lihat diagram dibawah berikut), walau
pembersihan (flushing) masih tetap diperlukan saat konsentrasi meningkat
mencapai tingkat kegagalan (fouling). Hasil olahan dari reverse osmosis ini
sudah berupa air bersih dan tawar.

5. Kunjungan ke pengolahan air (bak yap dan segaran)


BAB 2
PROSES OPERASI BOILER

1. Proses operasi Boiler secara umum dan jenis-jenisnya


Boiler atau Pesawat Boiler uap adalah sebuah bejana terbuat dari baja yang tertutup
dan berfungsi untuk membuat uap dari air umpan yang dididihkan pada tekanan sama atau
lebih besar dari 0.5 kg/cm 2 (± 7 psi) gauge oleh panas yang diperoleh dari pembakaran
bahan bakar atau dari sumber panas lain. Sedangkan menurut UU Uap Tahun 1930 Boiler
Uap adalah suatu pesawat yang dibangun untuk menghasilkan uap yang dipergunakan
diluar pesawat itu.
Uap (steam) yang dihasilkan dari Boiler berasal dari pembakaran didalam furnace (dapur)
melalui transfer panas dari pembakaran bahan bakar yang diberikan kepada air sehingga air
berubah menjadi uap. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas
ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi uap (steam), volumenya akan
meningkat sekitar 1.600 kali. Uap yang terjadi bisa digunakan untuk media pemanas dalam
berbagai proses baik untuk keperluan rumah tangga, hotel, rumah sakit dan juga untuk
pengolahan minyak.
Sebelum dioperasikan boiler harus mendapatkan ijin terlebih dulu dari pihak pemerintah
yang berwenang, untuk itu operator yang mengoperasikannyapun harus memiliki
kompetensi. Dimana kepemilikan sertifikat kompetensi ini harus dikeluarkan oleh sebuah
Lembaga Sertifikasi Personil.
MANFAAT UAP
Uap yang dihasilkan dari boiler pada industri, terutama industri migas digunakan untuk :
a. Fluida Kerja
Untuk penggerak mesin - mesin uap, seperti penggerak pompa torak, turbin uap dan
sebagainya
b. Sebagai Media Pemanas
Untuk memanaskan cairan / minyak agar tetap dalam keadaan cair terutama untuk
minyak berat seperti residu, hal ini dikarenakan agar lebih mudah diailrkan
c. Sebagai Bahan Bantu Proses
Untuk membantu proses atomizing (pengkabutan di dapur furnace), membantu proses
fraksinasi dikilang, flushing pipa dan lain - lain
d. Diambil manfaat Panasnya
 Untuk memanaskan fluida minyak berat
 Untuk merebus/memasak bahan tertentu
 Sterilizes
e. Diambil manfaat Tekanannya
 Untuk tenaga penggerak pompa uap,
 Untuk tenaga penggerak turbin uap
 Pengempaan bejana
f. Diambil manfaat Fluidanya
 Proses Fraksinasi (steam injection) di kilang
 Cleaning
 Injection sumur minyak
LANDASAN HUKUM OPERASIONAL BOILER
Landasan operasi suatu unit boiler yang ada adalah sebagai berikut :
a. Undang-undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie/Stb.225 Tahun 1930).
b. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening 1930/Stb. 339 Tahun 1930)
c. Manual Book Boiler yang dioperasikan
d. SOP Boiler yang dioperasikan
PRINSIP KERJA
Secara umum prinsip kerja dari sebuah boiler adalah merubah air menjadi uap bertekanan,
dimana uap yang dihasilkan dapat dimanfaatkan panas maupun tekanan untuk proses
industri. Pada industri migas, uap yang dihasilkan dari boiler digunakan untuk beberapa
proses seperti pemanas residu, steam injection, steam flooding, penggerak turbin uap dan
lain-lain.
Energi dalam (internal energy) dari air akan meningkat seiring dengan meningkatnya
temperatur dan tekanan pada saat dipanaskan. Dimana pada suatu tingkat keadaan tertentu
air akan berubah menjadi uap (menguap). Sumber kalor pada pemanasan didalam boiler
berupa bahan bakar dalam bentuk padat, cair atau gas. Bahkan akhir-akhir ini sumber kalor
dengan menggunakan energi listrik atau nuklir banyak dikembangkan.
Jika kita memanaskan air didalam bejana terbuka maka air akan mendidih pada suhu 100 0
C pada tekanan atmosfer, suhu yang dicapai akan tetap selama perebusan walaupun
diberikan pemanasan sebesar - besarnya. Hal ini ini terjadi karena tekanan di dalam dan
diluar bejana sama yaitu 1 atm (1,033 kg/cm 2). Lihat gambar Gambar (1a) tekanan Luar
bejana Pa = tekanan dalam bejana Pb
Prinsip kerja dari boiler adalah terjadinya pemanasan air yang terjadi di dalam bejana
tertutup seperti gambar (1b). Jadi pada bejana yang tertutup rapat pemberian panas dari
hasil pembakaran bahan bakar terhadap boiler akan menghasilkan uap (steam) pada
tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Tekanan Luar bejana (Pa) lebih kecil
tekanan dalam bejana (Pb).
Boiler atau boiler uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk mengubah air
menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang
berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar.
Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan
bakar dan udara dari luar.

P P
ua a a
P ua P
p
P P P P b p b
a b b a
Ai
r
A
pi A
pi
Gambar Gambar 1b
1a
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Boiler
SISTEM KERJA
Sistem kerja boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan ini berfungsi menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan boiler untuk menghasilkan steam sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
Berbagai jenis plant untuk pengolahan air umpan boiler ini banyak tersedia di pasaran
dengan berbagai tipe dan spesifikasi yang diinginkan.
Sistem steam (uap) ini berfungsi mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan valve (kran) dan dipantau dengan alat kontrol
tekanan, bahkan untuk boiler tertentu sudah dengan sistem instrumentasi yang canggih.
Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan
bakar untuk menghasilkan uap yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem
bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Air yang
disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan
Syarat – syarat teknis Boiler
Boiler yang digunakan untuk keperluan industri, utamanya industri migas harus memenuhi
persyaratan yang diperlukan, baik dari sisi teknis pengoperasian, perawatan dan
keselamatan kerja lainnya. Beberapa syarat umum dari boiler adalah :
 Hemat Bahan Bakar. Hal ini dinyatakan dari daya guna Boiler itu sendiri.
 Boiler harus bisa menyesuaikan fluktuasi (naik turunnya beban) beban.
 Boiler harus bisa dioperasikan dalam waktu yang relatif singkat tanpa menimbulkan
kerusakan pada bagian – bagiannya
 Mempunyai efisiensi yang tinggi dan dilengkapi dengan peralatan pengaman yang
baik dan memenuhi syarat yang berlaku
KLASIFIKASI BOILER
Berbagai bentuk, ukuran dan jenis boiler dirancang selain untuk memperbaiki kinerjanya
juga untuk memenuhi kebutuhan uap yang akan digunakan untuk proses di suatu plant.
Secara umum boiler dapat diklasifikasikan menurut :
Berdasarkan Isi Tube
Berdasarkan isi tube dari boiler maka boiler dapat dikelompokkan menjadi :
a) Boiler pipa api/lorong api (Fire Tube Boiler)
Pada Boiler pipa api, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam shell
untuk dirubah menjadi steam. Boiler Pipa Api biasanya digunakan untuk kapasitas steam
yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, Boiler
Pipa Api secara kompetitif dapat memproduksi uap (steam) sampai 10.000 kg/jam (kurang
dari 10 ton/jam) dengan tekanan sampai 20 kg/cm2. Boiler Pipa Api dapat menggunakan
bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan
ekonomis, sebagian besar Boiler Pipa Api dikonstruksi sebagai ―paket‖ boiler (dirakit oleh
pabrik) untuk semua jenis bahan bakar. Contoh boiler pipa api yang ada di pasaran angtara
lain : Boiler tegak sederhana, Scot Marine, Locomotive, Yonker, Cochran dan Wanson

Gambar Boiler Pipa Api


Keuntungan Menggunaka Boiler Pipa Api adalah:
 Proses pemasangan mudah dan cepat, tidak membutuhkan setting khusus
 Investasi awal boiler ini murah
 Bentuknya lebih compact dan portable
 Tidak membutuhkan area yang besar
Sedangkan kekurangan ataupun kerugian menggunakan Boiler Pipa Api adalah :
 Tekanan operasi steam terbatas untuk tekanan rendah (kurang dari 10 kg/cm 2F)
 Kapasitas steam relatif kecil (< 20 Ton Per Jam) jika diabandingkan dengan Water Tube
Boiler
 Tempat pembakarannya sulit dijangkau untuk dibersihkan, diperbaiki, dan diperiksa
kondisinya.
 Nilai effisiensinya rendah, karena banyak energi kalor yang terbuang langsung menuju
stack / cerobong
 Proses konstruksi lebih detail
b) Boiler pipa air (Water Tube Boiler)
Dinamakan boiler pipa air karena pipa berisi air umpan yang akan dipanaskan oleh gas
panas hasil pembakaran bahan bakar yang berada diluar tube. Pada boiler pipa air, air
dimasukkan ke dalam pipa dimana pipa dikelilingi oleh nyala api dan gas panas dari luar.
Contoh boiler jenis ini : boiler Babcock dan Wilcox, boiler Stirling, boiler La-Mont, boiler
Benson, boiler Yarrow dan boiler Loeffler.
Boiler pipa air yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam diatas 10.000
kg/jam (10 ton/jam), dengan tekanan sangat tinggi. Banyak Boiler pipa air yang konstruksi
secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk Boiler pipa air yang
menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket

Gambar Boiler Pipa Air


Keuntungan menggunakan Boiler Pipa air (Water Tube Boiler) adalah :
 Dapat menghasilkan uap pada tekanan yang lebih tinggi dari pada boiler fire tube.
 Untuk power yang sama memerlukan lokasi yang kecil
 Kecepatan pembentukan uap lebih besar.
 Bagian-bagian boiler dapat dipisahkan (bukan sistem paket) sehingga transportasi
untuk pemindahan lebih mudah.
 Mempunyai heating surface yang lebih efektif sebagaimana gas-gas panas yang
mengalir keatas dapat bersinggungan dengan seluruh pipa-pipa air
 Keretakan dari sebuah pipa air tidak mengakibatkan beberapa kerusakan pada seluruh
bagian boiler.

Sedangkan Kekurangan atau kerugian menggunakan Boiler Pipa Air (Water Tube Boiler) :
 Air yang digunakan sebagai air umpan (feed water) memerlukan pemurnian yang lebih
intensif / mahal, hal ini untuk mencegah timbulnya scale deposit (kerak) didalam tube.
Jika scale terbentuk dalam tube akan terjadi pemanasan setempat (hot spot) dan
mengakibatkan overheating dan keretakan tube
 Boiler Pipa air memerlukan perhatian yang lebih teliti dan seksama terutama pada
bagian penguapannya oleh karena itu biaya operasinya lebih tinggi.
 Pembersihan water tube tidak dapat dilakukan secara mudah.

Berdasarkan tekanan dan Kapasitas kerja


Berdasarkan tekanan kerja boiler dibedakan menjadi
a. Boiler tekanan rendah
Yang termasuk boiler tekanan rendah bila memiliki tekanan operasi : P ≤ 20 kg/cm 2.
b. Boiler tekanan sedang
Yang termasuk boiler tekanan menengah bila memiliki tekanan operasi: 20 kg/cm 2 < P
< 50 kg/cm2. Umumnya boiler tekanan menengah menggunakan superheater untuk
membuat superheated steam
c. Boiler tekanan tinggi
Yang termasuk boiler tekanan tingi bila memiliki tekanan operasi 50 kg/cm2 < P < 100
kg/cm2. Umumnya boiler tekanan tinggi menggunakan superheater untuk membuat
superheated steam dan memiliki fasilitas reboiler
d. Boiler Tekanan Super Tinggi
Boiler jenis ini mempunyai tekanan diatas 100 kg/cm 2

Sedangkan berdasarkan kapasitas kerja boiler dibedakan menjadi :


a. Kapasitas rendah : Kurang dari 10 ton/jam
b. Kapasitas Sedang : 10-100 ton/jam
c. Kapasitas Tinggi : 100-500 ton/jam
d. Kapasitas Super Tinggi : Diatas 500 ton/jam
Berdasarkan posisi furnace (dapur) boiler
Berdasarkan posisi furnace, boiler dapat dikelompokkan menjadi:
a. Internal Fired
Pada boiler internal fired, furnace ditempatkan didalam shell boiler. Umumnya boiler fire
tube adalah internal fired, dimana bahan bakar diletakkan dalam shell itu sendiri dan
langsung hasil pembakarannya diterima oleh Shell Contoh Boiler Internal Fired ; Boiler
Wanson.

Gambar Boiler dengan Internal Furnace


b. External Fired
Pada Boiler external fired dapur dan panggangan api (grate) ditempatkan dibawah
Boiler dan terpisah dan mempunyai jarak dengan shell boiler, Ruangan dapur dilelilingi
oleh dinding bata api
dan relatif lebih luas sehingga kemampuan untuk membesarkan lidah api lebih baik.
Contoh boiler External Fired ; Boiler B & W

Gambar Boiler dengan External Furnace


Berdasarkan sumbu shell nya
Berdasarkan sumbu shellnya boiler dapat dikelompokkan menjadi :
a. Vertical shell
Pada boiler ini poros shellnya pada posisi membujur tegak keatas (vertical).
Contoh boiler vertical ; Boiler tegak sederhana dan Cochran Vertical shell
b. Horizontal shell
Pada boiler ini poros shellnya pada posisi tidur mendatar (horisontal)
Contoh boiler horisontal ; Boiler Lanchashire, Yonker, Locomotive
Berdasarkan Jumlah tubenya
Menurut isi sumbu shellnya Boiler dapat digolongkan menjadi:
a. Single Tube
Pada boiler single tube ini tube hanya terdapat satu fire tube atau water tube saja atau
biasa disebut hanya berlorong tunggal, contoh Boiler single tube : Simple vertical dan
Cornish.

Gambar Single Tube Boiler


b. Multi Tube
Pada Boiler multi tube, terdapat dua atau lebih fire tube atau water tube. Umumnya boiler
ini dirancang secara efisien dipasang banyak tube untuk memperbesar permukaan yang
dipanaskan dan menambah penyerapan panas oleh air. Contoh boiler tipe multi tube:
Scotch Marine, Locomotive, B&W, La-mont.

Gambar Multi Tube Boiler


Berdasarkan dengan metode sirkulasi air dan uap
Menurut metoda sirkulasi air dan uap, boiler dapat digolongkan menjadi:
a. Natural Circulation
Pada boiler ini sirkulasi air boiler dan uap dilakukan oleh efek dari arus konveksi panas
yaitu pergerakan gelembung-gelembung air dalam pipa atau ruangan shell akibat transfer
panas dari cairan panas ke cairan dingin karena perbedaan berat jenis. Untuk pipa air
dibantu dengan perancangan kemiringan sudut tertentu. Boiler dengan flow rate dan
kapasitas rendah umumnya tipe sirkulasi alamiah (natural circulation)

Gambar Boiler dengan natural circulation

b. Forced Circulation.
Pada boiler yang menggunakan metoda ini sirkulasi air dalam boiler dan uapnya
dilakukan oleh bantuan pompa sirkulasi yang digerakkan oleh pesawat pengerak mula
(turbin, motor dsb.). Penggunaan boiler ini digunakan pada kebutuhan uap yang tekanan
tinggi dan kapasitas besar. Contoh : Boiler La-mount , Loeffler, velcon.
Gambar Boiler dengan forced circulation

Berdasarkan penggunaannya
Menurut penggunannya Boiler dapat digolongkan menjadi :
a. Stationary
Boiler stationary adalah boiler yang tidak bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan kata lain boiler ini dipasang tetap pada suatu lokasi tertentu, biasanya digunakan
untuk kilang, pembangkit listrik dan pabrik.
b. Mobile
Boiler mobile adalah boiler yang dalam penggunaannya dapat bergrak dari satu tempat
ketempat lain, atau melekat pada suatu unit yang bergerak. Yang termasuk Mobile
Boiler adalah Boiler Locomotive yang terpasang pada mobil, kapal laut atau kereta
Berdasarkan kualitas/jenis uap yang dihasilkan
Berdasarkan produk uap yang dihasilkan maka boiler dapat digolongkan menjadi:
a. Boiler tanpa pemanas uap lanjut
Boiler ini menghasilkan uap jenuh bahkan masih basah (saturated steam), dimana
terdapat pase cair dalam produk uap. Uap jenuh umumnya dipergunakan sebagai
pemanas dan pencuci dan tidak bagus bila untuk tenaga penggerak mesin. Contoh :
Boiler Yonker, R Wolf
b. Boiler dilengkapi dengan pemanas uap lanjut (superheater)
Boiler ini memiliki fasilitas pemanas uap lanjut (superheater). Uap yang diproduksi
disebut superheated steam. Uap kering ini umumnya diperuntukkan untuk keperluan
sebagai energi penggerak mesin uap, turbin maupun untuk keperluan injection coloumn
fractination di kilanfg minyak. Contoh : Boiler B & W, Wanson
2. Proses pengolahan air umpan boiler

Peralatan yang digunakan pada proses pengolahan air umpan boiler adalah :
1. Sand Filter
Pengolahan air umpan boiler dengan menggunakan sand filter adalah penyaringan zat
padat tersuspensi didalam air dengan menggunakan media pasir silika (SiO2) sebelum
air diisikan kedalam boiler. Sand filter ini paling baik bila beroperasi pada kecepatan
aliran terkecil, karena padatan di dalam air akan lebih mudah menempel pada pasir
silika dan tidak akan terikut keluar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang
berasal dari air baku seperti hasil oksidasi kalium permanganat atau klorin, termasuk
besi dan mangan. Proses penyaringan ini bertujuan agar lumpur-lumpur yang belum
terendapkan dapat disaring, sehingga diharapkan turbidity atau kekeruhannya sekecil
mungkin, dibawah 10 ppm SiO2. Untuk membersihkan kotoran pada pasir silica maka
diadakan pencucian secara backwash.
Unit sand filter ini biasanya berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas atau
tabung baja. Aksesories yang terpasanga pada unit sand filtrt ini antara lain; pressure
gauge, inlet and out let valve, drain valve, saluran udara tekan untuk backwash, dan
lobang lalu orang (man hole) untuk keperluan service.
Gambar Sand Filter
2. Water Softener dan Demineralizer
Water softener adalah salah satu alat yang digunakan untuk menghilangkan garam –
garam mineral terutama Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg), karena garam – garam Ca
dan Mg ini bisa menyebabkan terbentuknya kerak di dalam boiler. Water softener
merupakan ion exchanger (penukar ion) jenis cation exchanger. Softener ini biasanya
digunakan pada boiler pipa api (fire tube boiler). Reaksi dari softener ini adalah :
CaCO3 + Na2R  CaR + Na2CO3

MgCO3 + Na2R  MgR + Na2CO3

Air yang keluar dari softener harus mempunyai tingkat kesadahan maksimum 0,5 o DH.
Bila melebihi syarat yang ditentukan, berarti resin tersebut telah jenuh (biasanya setelah
7-8 hari) dan tidak dapat mengikat ion Ca dan Mg lagi. Oleh karena itu resin perlu
diregenerasi dengan menambahkan larutan NaCl dengan reaksi sebagai berikut :
CaR + 2 NaCl  Na2R + CaCl2

MgR + 2 NaCl  Na2R + MgCl2

Proses softening dilakukan non stop (terus menerus) dan setelah itu dimasukkan ke
dalam tangki penampung air lunak untuk mengendapkan partikel-partikel yang masih
ada selama pelunakan.
Gambar Water Softener
Demineralizer adalah salah satu peralatan pengolahan air umpan boiler yang biasa
digunakan untuk boiler pipa air (Water Tube Boiler). Demineralisasi adalah sebuah
proses penghilangan kadar garam dan mineral dalam air melalui proses pertukaran ion
(ion exchange process) dengan menggunakan media resin/softener anion dan kation.
Proses ini mampu menghasilkan air dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi (ultra
pure water) dengan jumlah kandungan kandungan Ionik dan Anionik nya mendekati
angka nol sehingga mencapai batas yang hampir tidak dapat dideteksi lagi. Semua
mineral dan garam – garam akan hilang jika menggunakan demineralizer ini.
Demineralizer terdiri dari 2 jenis:
a. Two Bed Demineralizer (Cation & Anion resin terpisah) yaitu proses
pengurangan Total Dissolved Solids.
b. Mix Bed Demineralizer (Cation & Anion resin tercampur) yaitu proses
pengurangan Total Dissolved Solids ke tahap yang lebih murni.

Gambar Demineralizer
Beberapa peralatan pendukung yang dipergunakan pada proses pelunakan air yaitu :
a. Regenerasi Pump.
Fungsinya untuk mengalirkan air yang telah ditreatment ke dalam unit penukar
kation.
b. Tanki Kation dan anion.
Fungsinya sebagai tempat berlangsungnya pertukaran ion. Peralatan ini terdiri dari
dua bagian, satu bejana kation dan satu lagi bejana anion serta dilengkapi dengan
tanki / bak pengenceran larutan asam dan kaustik.
c. Degasifer
Fungsinya untuk melepaskan gas/ion yang terkandung di dalam air
d. Deaerator Water Pump.
Fungsinya untuk mentransfer air dari bak penampung ke Deaerator.

3. Tanki Penampung Air


Setelah melalui proses diatas di softener ataupu demineralizer maka air umpan boiler
(boiler feed water) akan ditampung kedalam sebuah tanki penampung air lunak. Jumlah
tangki penampung air lunak disesuaikan dengan kebutuhan. Setiap tangki penampung
ini biasanya mempunyai volume 1000 - 100.000 liter. Tangki ini terbuat dari bahan
fiberglas atau plate besi yang dicoating . Tangki penampung ini diletakkan ditempat
yang agak tinggi (1 m atau lebih) agar supaya air umpan boiler tersebut dapat dialirkan
dengan pompa booster menuju ke deaerator

Gambar Tanki penampung air lunak boiler


4. Deaerator
Deaerator adalah suatu alat untuk menghilangkan gas-gas terlarut di dalam air agar
tidak ikut masuk ke dalam boiler. Gas-gas tersebut dapat menimbulkan karat terutama
gas O2, sedangkan gas lain yaitu CO2, H2S, dan lain-lain akan mengakibatkan
foam/busa yang bisa merusak peralatan seperti pompa dan turbin apabila terikut
kedalam produk uap yang dihasilkan.
Deaerator adalah alat yang bekerja untuk membuang gas-gas yang terkandung dalam
air boiler, sesudah melalui proses pemurnian air (water treatment). Selain itu deaerator
juga berfungsi sebagai pemanas awal air pengisian boiler sebelum dimasukkan
kedalam boiler. Deaerator bekerja berdasarkan sifat dari oksigen yang kelarutannya
pada air akan berkurang dengan adanya kenaikan suhu
Pengaruh gas CO2 dalam air dapat menyebabkan air bersifat asam. Bila gas ini
terkandung dalam air, maka air menjadi korosif terhadap pipa yang akan membentuk
besi karbonat yang larut.
Gas oksigen dalam air dapat mempercepat proses korosi yang dapat mengakibatkan
terbentuknya lubang-lubang pipa yang terbuat dari logam. Untuk menghilangkan gas-
gas terlarut seperti oksigen dan CO 2, dapat didilakukan dengan cara mekanis atau
kimiawi.
Metode deaerasi ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Metode deaerasi dengan sisitem pemanasan
Proses deaerasi pemanasan adalah proses pemisahan yang dilakukan dengan
menggunakan peralatan mekanik yang telah dirancang sedemikian rupa yang
digunakan untuk proses kerja sesuai dengan yang diinginkan. Prinsip dasar dari
deaerasi dengan sisitem pemanasan adalah apabila temperature dinaikkan pada air
maka kelarutan dari gas-gas akan berkurang atau turun. Jadi syarat-syarat terjadinya
deaerasi secara maksimal itu sangat tergantung pada temperature. Jika temperature
tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka deaerasi tersebut tidak berjalan baik.
b. Metode deaerasi dengan system penambahan zat kimia ( perlakuan kimia )
Deaerasi dengan system penambahan zat kimia adalah dengan cara memasukkan
larutan kimia kedalam air.

Jenis-Jenis Deaerator
a. Deaerator type Spray
Prinsip kerja deaerator ini adalah dengan memanaskan air umpan terlebih dahulu
dengan mengunakan uap dari boiler sebagai pemanas. Seperti gambar dibawah ini,
uap yang masuk kedalam deaerator akan memecahkan aliran air yang masuk
menjadi serpihan-serpihan kecil yang menyebabkan gas-gas yang larut dalam air
dipaksa keluar, sehingga konsentrasi oksigen dan gas – gas lainnya dalam air akan
turun.

Gambar Deaerator type Spray

b. Deaerator type Vakum


Mekanisme kerja deaerator vakum adalah gas-gas yang larut dalam air
dihilangkan dengan mempergunakan ejector uap atau atau dengan pompa
vakum, untuk memperoleh vakum yang diperlukan, mekanisme deaerator vakum
dapat dilihat pada gambar dibawah. Besarnya vakum tergantung pada suhu air,
akan tetapi biasanya 730 mmHg.
Deaerasi dengan vacuum adalah suatu metode untuk menghilangkan gas-gas di
dalam air dengan cara menurunkan tekanan di dalam peralatan sampai
mencapai tekanan uap air (suhu air mendidih). Oksigen terlarut didalam air
deaerasi dengan cara ini kurang dari 0,l — 0,3 mg/L.
Gambar Deaerator type vacuum

c. Deaerator type Tray


Pada deaerator tipe tray seperti yang terlihat pada gambar dibawah, cara
kerjanya adalah dengan memaksimalkan sekat-sekat (Tray) sebagai media
untuk memperbesar ruang jatuh dari air umpan yang masuk kedalam tray agar
molekul-molekul air akan saling terpisah satu dengan yang lainnya. Fungsi tray
pada deaerator jenis ini adalah untuk memecah molekul air agar menyebar
sehingga mempermudah pelepasan oksigen dan gas – gas lainnya keudara.

Gambar Deaerator type tray


5. Ekonomizer
Fungsi Economizer pada Boiler adalah untuk memanaskan air pengisi Boiler dengan
memanfaatkan panas dari gas sisa pembakaran di dalam Boiler. Dengan meningkatnya
temperatur air pengisi Boiler maka Efisiensi Boiler juga akan meningkat.Gas sisa
pembakaran bahan bakar di dalam Boiler masih mempunyai temperatur yang cukup
tinggi. Dengan melewatkan gas sisa pembakaran melalui pipa-pipa Economizer maka
akan terjadi transfer panas yang akan diserap oleh pipa-pipa Economizer dan panas
tersebut diteruskan kedalam air pengisi Boiler yang terdapat di dalam pipa-pipa
Economizer

Gambar Ekonomiser

6. Pompa dan peralatan penunjang lainnya


Pompa – pompa yang biasanya digunakan pada suatu plant boiler antara lain adalah
pompa BFW, Pompa Booster dan Pompa Dossing untuk chemical. Sedangkan
peralatan penunjang lainnya antara lain Bak pengendap, chemical solution tank,
degasifer, dan lain - lain
a. Pompa Booster
Pompa booster adalah pompa yang digunakan untuk mengalirkan air dari tanki
penampung penampung air lunak masuk kedalam deaerator
b. Pompa Dossing
Fungsinya untuk mengalirkan larutan bahan kimia seperti hidrzine, natrium
phospat, Natrium sulphite, Soda api dan lain - lain dengan cara injeksi dari tanki
larutan kimia ke dalam boiler drum.
c. Pompa Air Umpan Boiler (Boiler Feed Water Pump)
Fungsi dari BFW Pump adalah mengalirkan air dari deaerator menuju ke dalam
boiler drum
d. Degasifer
Fungsinya untuk melepaskan gas/ion yang terkandung di dalam air
e. Chemical Solution Tank.
Fungsinya untuk pencampuran bahan kimia dengan air pada konsentrasi tertentu
sebelum diinjeksi ke dalam boiler drum.
f. Bak pengendap.
Fungsinya untuk mengendapkan pasir, lumpur dan gumpalan-gumpalan partikel
yang terbawa dalam air
7. Superheater
Superheater adalah bagian ketel yang berfungsi sebagai pemanas uap, dari saturated
steam (± 250°C) menjadi super heated steam (± 340°C) . Tujuannya adalah untuk
meningkatkan temperatur uap jenuh tanpa menaikkan tekanannya. Biasanya
superhetaer ini merupakan bagian integral dari boiler, dan ditempatkan dijalur gas asap
panas dari dapur. Gas asap ini digunakan untuk memberikan panas lanjut pada uap.
Prinsip kerja Super Heater yaitu pada saat pemanasan, api harus diatur sehingga suhu
dari pipa Super Heater tidak melebihi batas keamanan yang diizinkan. Suhu dari logam
pipa pada waktu pemanasan ketel biasanya dijaga supaya berada di bawah suhu pipa
pada saat ketel berada pada kapasitas penuh. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur
waktu dari saat pemanasan sampai saat tekanan kerja boiler tercapai.
Superheater ini bisa menghasilkan uap kering (superheated steam) sehinga lebih aman
digunakan untuk proses karena tidak merusak logam yang dilaluinya.

Gambar Superheater pada Boiler


8. Header (Accumulator)
Header atau accumulator adalah suatu peralatan yang digunakan untuk tempat
penampungan sementara uap sebelum disalurkan ke unit pengguna. Header ini
biasanya berbentuk tabung yang digunakan untuk menampung produksi uap dari satu
atau lebih boiler, dimana desain dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan unit
pengguna.

Gambar Header (Accumulator) pada Boiler


3. Bagian - bagian utama boiler (bagian yang berhubungan dengan air, api, base plate
dan pondasi)
BAGIAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN API (GAS PANAS)
1. Ruang bakar (furnace).
Ruang bakar adalah bagian dari Boiler yang berfungsi untuk tempat berlangsungnya proses
pembakaran antara bahan bakar dan udara. Pembakaran yang terjadi didalam boiler untuk
industri migas pada umumnya menggunakan bahan bakar gas dan minyak (solar atau
residu).

Gambar Ruang Bakar (furnace)


2. Peralatan pembakaran (Burner)
Peralatan untuk menyalurkan bahan bakar dan tempat terbakarnya bahan bakar di
ruang dapur (furnace).

Gambar Burner
3. Kelengkapan unit burner : Flame detector, Lubang intip nyala, Flame Ignitor, Gas pilot
flame, Pengatur udara primary dan secondary
4. Baffle (batu tahan api)
Ialah batu tahan api yang menyekat jalannya sirkulasi gas panas pembakaran.
5. Cerobong Asap (stack/chimney)
Adalah tempat membuang gas asap hasil pembakaran bahan bakar
6. Tubes (pipa-pipa api )
Adalah pipa yang dilalui oleh api/gas panas yang berasal dari proses pembakaran di
furnace.
7. Peralatan soot blower
Adalah suatu alat yang berfungsi untuk membersihkan permukaan pipa-pipa pemanas
pada Boiler dari kotoran atau debu yang menempel pada permukaan pipa-pipa
pemanas tersebut. Soot Blower ini umumnya digunakan pada Boiler pipa air dengan
kapasitas besar dan tekanan tinggi
8. Damper (tutup boiler)
Merupakan peralatan yang digunakan untuk mengatur besar kecilnya suplai udara
pembakaran yang masuk ke boiler.
9. Peralatan Draft (tarikan udara)
Draft System adalah tarikan udara yang berfungsi mengontrol udara pembakaran
pada boiler. Secara umum Draft system memiliki fungsi sebagai berikut:
 Mengontrol udara yang dibutuhkan oleh proses pembakaran pada boiler untuk
menghasilkan pembakaran yang sempurna.
 Mengendalikan gas buang hasil pembakaran dan mengalirkannya untuk menuju
cerobong asap/stack.
Draft System mengatur aliran udara di dalam ruang bakar dengan jalan mengatur
besar perbedaan tekanan antara sisi inlet dan outlet.
Gambar Draft System pada Boiler

10. Air preheater (pemanas udara)


Merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara luar yang
diserap untuk meminimalisai udara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku
pembakaran

BAGIAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN AIR (UAP)


1. Water Drum Boiler
Water Drum Boiler berfungsi sebagai tempat untuk pemanasan air umpan (boiler feed
water) untuk dirubah menjadi uap (steam), dimana didalamnya di pasang plat-plat
pengumpul endapan lumpur untuk memudahkan pembuangan keluar (Blow Down).
Disamping itu, Water drum juga berfungsi sebagai tempat pengendapan kotoran-kotoran
air dalam boiler, yang tidak menempel pada dinding-dinding boiler, melainkan terlarut dan
mengendap. Dengan jalan atau perlakuan Blow Down maka kotoran-kotoran tersebut
akan dapat dibuang dan dikeluarkan dari dalam boiler.
Gambar Water Drum pada Boiler
2. Ekonomiser
Ekonomiser adalah piranti yang digunakan untuk memanaskan air umpan dengan
memanfaatkan panas dari gas asap sebelum masuk ke cerobong. Ekonomiser akan
meningkatkan nilai ekonomis ketel uap. Jenis ekonomiser yang populer adalah
ekonomiser ―Greans‖ dan banyak digunakan pada ketel stasioner. Ekonomiser ini terdiri
dari sejumlah besar pipa vertikal yang ditempatkan sebagai penambahan gas asap
antara ketel dengan cerobong seperti terlihat pada gambar 12. Pipa-pipa ini mempunyai
panjang 2,75 m, diameter luar 11,4 cm dan tebal 11,5 mm dari bahan besi tuang.
Ekonomiser dibuat dalam seksi tegak. Setiap seksi umumnya terdiri dari enam atau
delapan pipa vertikal (1). Pipa-pipa ini disambung ke pipa atau kotak horisontal (2) diatas
dan (3) dibawah. Kotak atas (2) dari seksi yang berbeda disambung dengan pipa (4),
sedangkan kotak bawah disambungkan ke pipa (5). Air umpan dipompa ke ekonomiser
pada (6) dan memasuki pipa (5). Kemudian air masuk ke dalam kotak bawah (3) dan
kemudian ke dalam kotak atas (2) melalui pipa (1). Air kemudian diarahkan pipa (4) ke
pipa (7) dan kemudian ke ketel.
Perlu dicatat bahwa temperatur air umpan tidak boleh kurang dari 35 oC, jika tidak ada
bahaya korosi disebabkan oleh uap air di gas asap mengendap di pipa dingin.
Gambar Ekonomiser pada Boiler

Berikut ini adalah keuntungan-keuntungan menggunakan ekonomiser:


 Ada penghematan bahan bakar 15 sampai 20%.
 Meningkatkan kapasitas produksi uap karena memperpendek waktu yang
diperlukan untuk merubah air ke uap.
 Mencegah pembentukan kerak di dalam pipa air ketel, sebab kerak sekarang
mengendap di pipa ekonomiser yang bisa dengan mudah dibersihkan.
 Karena air umpan memasuki ketel panas, sehingga regangan karena ekspansi
yang tidak sama bisa diminimalisir.

3. Tubes (Pipa-pipa air dan pipa-pipa uap/steam)


Adalah jaringan pipa yang berisi air umpan yang akan digunakan untuk proses didalam
boiler. Selain itu adapula pipa yang berisi steam yang merupakan jaringan pipa setelah
proses dari boiler. Pipa ini biasanya digunakan untuk menyalurkan uap dari unit boiler ke
unit pengguna seperti unit turbin uap, pengolahan minyak (refinery), penggerak pompa,
injeksi pada sumur migas (steam flooding) dan sebagainya. Pipa steam ini biasanya
diberi pembungkus yang digunakan sebagai pengaman dan untuk mengurangi panas
uap, sehingga efisiensi uap tetap tinggi.
Gambar Jaringan pipa pada Boiler
4. Deaerator
Fungsi utamanya adalah menghilangkan gas-gas O2 dan CO2 yang terlarut di dalam air,
karena gas-gas ini akan menyebabkan korosi pada temperatur tinggi dalam boiler. Cara
menghilangkan yaitu dengan menghembuskan steam uap kedalam daerator lewat
bawah. Feed water di ― spray ― kan dari atas. Fungsi kedua juga sebagai pemanas feed
water yang akan masuk ke boiler.
Daerator ini adalah suatu tangki yang di dalamnya terdapat spray dan pipa L.P steam.
Tinggi air dalam daerator dijaga tidak boleh melebihi batasan yang telah di tentukan.

Gambar Deaerator pada Boiler


5. Superheater
Superheater adalah bagian ketel yang berfungsi sebagai pemanas uap, dari saturated
steam (± 250°C) menjadi super heated steam (± 340°C) . Tujuannya adalah untuk
meningkatkan temperatur uap jenuh tanpa menaikkan tekanannya. Biasanya superhetaer
ini merupakan bagian integral dari boiler, dan ditempatkan dijalur gas asap panas dari
dapur. Gas asap ini digunakan untuk memberikan panas lanjut pada uap.
Prinsip kerja Super Heater yaitu pada saat pemanasan, api harus diatur sehingga suhu
dari pipa Super Heater tidak melebihi batas keamanan yang diizinkan. Suhu dari logam
pipa pada waktu pemanasan ketel biasanya dijaga supaya berada di bawah suhu pipa
pada saat ketel berada pada kapasitas penuh. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur
waktu dari saat pemanasan sampai saat tekanan kerja boiler tercapai.
Superheater ini bisa menghasilkan uap kering (superheated steam) sehinga lebih aman
digunakan untuk proses karena tidak merusak logam yang dilaluinya.

Gambar Superheater pada Boiler


6. Header (Accumulator)
Header atau accumulator adalah suatu peralatan yang digunakan untuk tempat
penampungan sementara uap sebelum disalurkan ke unit pengguna. Header ini biasanya
berbentuk tabung yang digunakan untuk menampung produksi uap dari satu atau lebih
boiler, dimana desain dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan unit pengguna.
Gambar Header (Accumulator) pada Boiler

7. Bagian Penyangga Boiler


Yang termasuk peralatan ini ialah kaki-kaki atau pondasi tempat boiler berada
(merupakan bangunan sipil), base plate dinding tembok dan tiang-tiang penyangga
maupun penggantung boiler. Bagian penyangga ini harus mampu menahan beban boiler
pada saat diperasikan dengan suhu dan tekanan kerja yang sudah disyaratkan, hal ini
dilakukan untuk mencegah kerusakan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Gambar Pondasi dan Base Plate pada Boiler


4. APPENDAGES PADA BOILER
TUJUAN PEMASANGAN APPENDAGES
Seperti diketahui bahwa appendages merupakan peralatan ataupun aksesoris yang wajib
dipasang di suatu boiler. Mengingat pentingnya peralatan tersebut, maka semua boiler di
Indonesia wajib dipasang peralatan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
- undangan yang berlaku.
Secara umum pemasangan appendages atau peralatan pengaman pada suatu boiler ini
bermanfaat bagi operator, pengawas dan perusahaan pemakai boiler itu sendiri. Bagi
operator boiler, dipasangnya appendages ini secara tidak langsung bisa memberi rasa aman
pada saat pengoperasian nantinya, karena jika terjadi kegagalan operasi maupun masalah
bisa secara dini diketahui dan dapat sesegera mungkin diatasi.
Untuk pengawas sendiri pemasangan appendages bisa mempermudah proses pengawasan
operasi boiler karena secara teori boiler sudah aman ketika dioperasikan dan sangat
membantu proses pengawasannya. Dan untuk perusahaan pemilik boiler, pemasangan
appendages pada boiler akan memberi rasa aman baik pada operator, pengawas operasi
dan semua orang yang berkepentingan dengan operasi boiler. Selain itu pemasangan
appendages ini akan membuat boiler menjadi lebih efisien dari sisi biaya karena minimnya
biaya perawatan yang dikeluarkan. Selain itu biaya maintenance dan cleaning boiler secara
tidak langsung juga akan berkurang dibanding bila tidak dipasang peralatan appendages

APPENDAGES YANG DIPASANG PADA BOILER


Berikut ini adalah beberapa penjelasan tentang appendages yang harus terpasang di suatu
boiler:
1. GELAS PENDUGA (SIGHT GLASS)
Gelas penduga berfungsi untuk mengetahui batas permukaan air didalam ketel. Dan juga
sekaligus merupakan indikator level air yang ada di dalam boiler yang bisa dilihat secara
visual. Dalam undang-undang atau Peraturan Uap Tahun 1930 disebutkan bahwa boiler
sekurang-kurangnya dipasang 2 buah gelas penduga.

Gambar Gelas Penduga (sight glass) pada boiler


2. MANOMETER (PRESSURE GAUGE dan TEMPERATURE GAUGE)
Manometer yang dipasang pada boiler ini adalah pressure gauge atau penunjuk tekanan
yang dipasang untuk mengetahui tekanan uap yang ada didalam boiler secara langsung.
Disuatu instalasi boiler, pressure gauge juga dipasang untuk mengetahui aliran air
umpan, bahan bakar dan juga untuk indikator tekanan lainnya. Selain pressure gauge, di
suatu ada juga alat penunjuk suhu (temometer) baik untuk termometer suhu uap, bahan
bakar dan juga air umpan.
Dibawah ini adalah gambar dari sebuah pressure gauge yang biasa dipasang untuk
boiler.

Gambar Pressure Gauge pada boiler

3. SAFETY VALVE (KATUP PENGAMAN)


Safety valve ini berfungsi untuk mengamankan boiler apabila terjadi kelebihan tekanan
dari tekanan maksimum yang telah ditentukan. Safety Valve pada boiler adalah untuk
membuang tekanan uap yang berlebih pada komponen boiler (biasanya ada pada
Superheater dan boiler steam drum) guna mencegah kerusakan pada komponen Boiler.
Tekanan uap pada boiler selain dapat memecahkan pipa-pipa pada boiler (boiler Tube,
superheater tube, economizer tube, downcomer pipe dan sebagainya) akan dapat juga
membahayakan bagi manusia yang mengoperasikan peralatan. Dengan bekerjanya
safety valve, maka tekanan uap pada boiler akan turun lagi ke kondisi normal sesuai
batas tekanan kerja yang diijinkan.
Biasanya safety valve ini dipasang lebih dari satu pada suatu boiler. Safety valve ini akan
bekerja jika terjadi tekanan berlebih sesuai dengan yang telah ditentukan dan sudah tidak
bisa dikontrol oleh sistem yang ada, maka secara otomatis safety valve akan membuka
sesuai dengan settingnya. Safety valve ini sebelum boiler digunakan harus dilakukan uji
dengan hydro test maupun steam test untuk memastikan apakah safety valve ini
berfungsi dengan baik.
Dalam pasal 11 Peraturan Uap Tahun 1930 dinyatakan pula bahwa suatu boiler
sekurang-kurangnya dilengakapi dengan 2 katub pengaman. Katub pengaman ini
biasanya dipasang dibagian atas dari drum ketel (upper drum).

Gambar Safety Valve Pada Boiler

4. MAIN VALVE (KRAN INDUK) atau STEAM STOP VALVE


Main valve (kran induk) Atau biasa disebut steam stop valve adalah valve utama untuk
keluaran uap dari dalam boiler. Main valve ini biasanya adalah valve terbesar yang ada di
boiler dibanding dengan valve – valve yang lainnya.
Fungsi utama dari Main valve (kran induk) adalah:
a. Untuk mengatur aliran uap dari ketel ke pipa induk
b. Untuk menutup aliran uap secara sempurna, (penuh) bila dikehendaki
Dibawah ini adalah salah satu bentuk dari main valve

Gambar Main Valve atau Steam Stop Pada Boiler


5. BLOW DOWN VALVE (KRAN PEMBUANGAN)
Fungsi utama dari blow down valve adalah :
a. Untuk mengosongkan boiler jika diperlukan
b. Untuk mengeluarkan lumpur, endapan atau sedimen yang terkumpul didalam boiler
Pada suatu boiler biasanya dipasang lebih dari satu blow down valve, hal ini untuk
memastikan kehandalan operasi blow down itu sendiri, apabila ada kerusakan pada
salah satu valve masih bisa dioperasikan blow down valve yang lainnya. Mengingat
fungsi blow down yang penting dalam suatu operasi boiler, maka operator harus
senantiasa melakukannya secara rutin sesuai dengan SOP yang telah ada.
Jenis blow down sendiri ada 2 macam yaitu:
a. Intermitent blow down (sewaktu – waktu),
Digunakan untuk membuang lumpur berat yang mengendap pada dasar boiler,
dilakukan beberapa detik dengan interval waktu tertentu. Blow down yang sewaktu-
waktu dioperasikan secara manual menggunakan sebuah kran yang dipasang pada
pipa pembuangan pada titik terendah shell pada boiler untuk mengurangi beberapa
parameter (TDS atau konduktivitas, pH, konsentasi Silica dan Fosfat) dalam batasan
yang sudah ditentukan sehingga tidak berpengaruh buruk terhadap kualitas
uap/steam yang dihasilkan
b. Continuous blow down (secara kontinyu)
Blow down yang dilakukan secara kontinyu atau terus - menerus dan dilakukan
dengan sistem mekanik dan dipasang untuk jangka panjang. Blow down kontinyu
dimaksudkan untuk mengeluarkan padatan di dalam air secara terus menerus sesuai
settingnya.
Untuk jangka panjang keuntungan blow down boiler adalah :
 Mengurangi penggunaan air, bahan bakar dan perlakuan kimiawi
 Mengurangi biaya perawatan dan perbaikan
 Uap yang lebih effisien dan bersih
 Mengurangi biaya operasi (pengurangan pada konsumsi bahan bakar dan heat loss)
 Meminimalkan energi loss hingga 2 % dari total kebutuhan energi yang diperlukan

Gambar Blow down Valve Pada Boiler


6. FEED CHECK VALVE (KRAN PENAHAN ALIRAN BALIK AIR UMPAN)
Valve penahan aliran balik (feed check valve) adalah untuk mencegah terjadinya aliran
balik dari dalam boiler bila suatu saat terjadi kemacetan pompa air umpan (feed water
pump) dan kebocoran pipa saluran air umpan.
Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir ke
satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Ketika laju aliran fluida
sesuai dengan arahnya, laju aliran tersebut akan membuat plug atau disk membuka.
Jika ada tekanan yang datang dari arah berlawanan, maka plug atau disk tersebut akan
menutup. Feed Check valve ini dipasang disaluran air umpan sebelum masuk kedalam
boiler.

Gambar Feed Check Valve Pada Boiler

7. PROP LELEH (SUMBAT LEBUR)


Sumbat lebur tebuat dari timah jika ketel kekurangan air maka sumbat lebur akan
meleleh dan uap akan keluar mengalir kedalam dapur sehingga secara otomatis akan
mematikan api dapur. Prop leleh (sumbat lebur) ini dipasang pada pelat dibagian ruang
pembakaran. Tujuannya adalah memadamkan api didalam ruang pembakaran (furnace)
ketel lorong api jika permukaan air di dalam ketel turun sampai batas yang
membahayakan. Dengan demikian jelas bahwa peledakan yang terjadi akibat panas
berlebihan pada pelat lorong api dapat dihindari.

Gambar Prop Leleh (Sumbat Lebur) Pada Boiler


8. PELUIT BAHAYA (ALARM)
Peluit bahaya (alarm bahaya) adalah suatu alat yang yang berfungsi memberikan
peringatan kepada operator yang sedang bekerja, bahwa permukaan air didalam ketel
turun sampai dibawah batas minimum. Selain itu juga untuk memberikan tanda bahaya
jika permukaan air ketel terlalu rendah. Peluit tanda bahaya ini dapat berupa bunyi
alaram maupun kedipan lampu tanda bahaya.

Gambar Low level Alarm Pada Boiler

9. NAME PLATE (PELAT NAMA)


Berisi informasi tentang boiler secara umum mengenai dimana dan tempat pabrik
pembuat ketel, tahun pembuatan, nomor pabrik, nomor register yang disegel untuk
menghindari adanya pemalsuan dan informasi tentang tekanan, suhu uap, jenis uap yang
dihasilkan.
Tiap-tiap ketel yang diijinkan untuk beroperasi harus mempunyai pelat nama yang terbuat
dari bahan tembaga berbentuk segi empat yang umumnya berukuran 140 X 80 mm.
Pada pelat nama ini tertulis data-data tentang spesifikasi ketel tersebut yang antara lain
adalah :
a. Nama perusahaan yang memiliki
b. Merek ketel atau pembuatannya
c. Tahun pembuatan
d. Nomor seri dari pabrik pembuatannya
e. Kapasitas
f. Tekanan kerja yang direncanakan
g. Dan lain sebagainya.
Pelat nama ini harus di syahkan oleh Pemerintah dalam hal ini Departemen Tenga Kerja
dengan membubuhi cap segel. Dengan adanya cap dari Depnaker berarti boiler tersebut
sudah dapat dioperaskan menurut aturan-aturan yang telah ditentukan.
Gambar Name Plate Pada Boiler
10. MANHOLE DAN HANDHOLE
Manhole dan Handhole adalah beberapa lubang didalam boiler yang digunakan pada
saat perbaikan di boiler. Lubang yang besar disebut manhole atau lubang lalu orang
karena dapat dimasuki oleh seorang pekerja yang akan masuk kedalam boiler baik untuk
perbaikan maupun penggantian pipa.
Sedangkan handhole atau lubang lalu tangan adalah lubang yang ukurannya lebih kecil
dan hanya dapat dimasuki oleh tangan, digunakan juga pada saat perawatan maupun
perbaikan unit boiler.

Gambar Manhole Pada Boiler

Gambar Handhole Pada Boiler


5. KUNJUNGAN KE PENGOLAHAN AIR UMPAN BOILER
BAB III
SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK

1. Proses pembangkitan energi listrik secara umum


Pembangkit Listrik suatu alat yang dapat membangkitkan dan memproduksi tegangan
listrik dengan cara mengubah suatu energi tertentu menjadi energi listrik selain itu,
pembangkit listrik bisa disebut juga dengan semua mesin yang mengubah tenaga gerak,
cahaya dan minyak bumi atau benda kimia lainnya menjadi tenaga listrik. Pada Pembangkit
Listrik terdapat peralatan elektrikal, mekanikal, dan bangunan kerja (bangunan sipil).
Terdapat juga komponen-komponen utama pembangkitan seperti turbin yang berfungsi
untuk menggerakkan generator, dimana generator yang berfungsi untuk mengkonversi
energi (potensial) mekanik menjadi energi listrik.

Gambar Pembangkitan Tenaga Listrik


Pada gambar diatas diilustrasikan bahwa listrik yang dihasilkan dari pusat pembangkitan
yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, panas bumi, nuklir, dll) untuk
menggerakkan turbin yang porosnya dikopel / digandeng dengan generator. dari generator
yang berputar menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan disalurkan ke gardu
induk melalui jaringan transmisi, kemudian langsung di distribusikan ke konsumen melalui
jaringan distribusi.
pembangkitan tenaga listrik yang banyak dilakukan dengan cara memutar generator sinkron
sehingga didapatkan tenaga listrik arus bolakbalik tiga fasa. Tenaga mekanik yang dipakai
memutar generator listrik didapat dari mesin penggerak generator listrik atau biasa disebut
penggerak mula (primover). Mesin penggerak generator listrik yang banyak digunakan
adalah mesin diesel, turbin uap, turbin air, dan turbin gas. Mesin penggerak generator
melakukan konversi tenaga primer menjadi tenaga mekanik penggerak generator. Proses
konversi tenaga primer menjadi tenaga mekanik menimbulkan produk sampingan berupa
limbah dan kebisingan yang perlu dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah
lingkungan. Dari segi ekonomi teknik, komponen biaya penyediaan tenaga listrik terbesar
adalah biaya pembangkitan, khususnya biaya bahan bakar. Oleh sebab itu, berbagai teknik
untuk menekan biaya bahan bakar terus berkembang, baik dari segi unit pembangkit secara
individu maupun dari segi operasi sistem tenaga listrik secara terpadu.
Proses pembangkitan tenaga listrik adalah proses konversi tenaga primer (bahan bakar atau
potensi tenaga air) menjadi tenaga mekanik sebagai penggerak generator listrik dan
selanjutnya generator listrik menghasilkan tenaga listrik.
Gambar dibawah menunjukkan diagram poses pembangkitan tenaga listrik, mulai dari
tenaga primer sampai engan konsumen (consumers): (a) Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA);
(b) Pusat Listrik Tenaga Panas (PLTP); dan (c) Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Pembangkitan energi listrik yang banyak dilakukan dengan cara memutar generator sinkron
sehingga didapat tenaga listrik arus bolak-balik tiga phasa. Energi mekanik yang dipakai
memutar generator listrik didapat dari mesin penggerak generator listrik atau biasa disebut
penggerak mula (primover). Mesin penggerak generator listrik yang banyak digunakan
adalah mesin diesel, turbin uap, turbin air, dan turbin gas.
Mesin penggerak generator melakukan konversi energi primer menjadli energi mekanik
penggerak generator. Proses konversi energi primer menjadi energi mekanik
menimbulkan produk sampingan berupa limbah dan kebisingan yang perlu dikendalikan
agar tidak menimbulkan masalah lingkungan.
Dari segi ekonomi teknik, komponen biaya penyediaan tenaga listrik terbesar adalah
biaya pembangkitan, khususnya biaya bahan bakar. Oleh sebab itu, berbagai teknik untuk
menekan biaya bahan bakar terus berkembang, baik dari segi unit pembangkit secara
individu maupun dari segi operasi sistem tenaga listrik secara terpadu
Perlengkapan pada Pusat Pembangkit LIstrik
Kelengkapan pada pusat pembangkit listrik antara lain adalah:
 Instalasi sumber energi (energi primer, yaitu instalasi bahan bakar untuk pusat
pembangkit termal dan atau instalasi tenaga air)
 Instalasi mesin penggerak generator listrik, yaitu instalasi yang berfungsi sebagai
pengubah energi primer menjadi energi mekanik sebagai penggerak generator listrik
 Mesin penggerak generator listrik dapat berasal dari ketel uap beserta turbin uap, mesin
diesel, turbin gas, dan turbin air
 Instalasi pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi mesin
penggerak yang menggunakan bahan bakar.
 Instalasi Listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari:
- Instalasi tegangan tinggi, yaitu instalasi yang yang digunakan untuk menyalurkan
energi listrik yang dlibangkitkan generator listrik
- Instalasi tegangan rendah, yaitu instalasi pada peralatan bantu dan instalasi
penerangan,
- Instalasi arus searah, yaitu instalasi baterai aki dan peralatan pengisiannya
serta jaringan arus searah terutama yang digunakan untuk proteksi, kontrol, dan
telekomunikasi.
2. Jenis – jenis pembangkit listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
PLTA merupakan pusat pembangkitan listrik yang menggunakan energy potensial yang
dihasilkan oleh air, sehingga dapat memutarkan turbin air dan menngerakkan generator.
Pola PLTA ini dapat menggunakan system bendungan atau aliran sungai (run of river).

Gambar Pembangkit Tenaga Listrik Air (PLTA)


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
PLTU adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan
energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang
dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering.
Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu
bara dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal.
Dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik adalah bahan
bakar. Baban bakar yang digunakan dapat berupa batubara (padat), minyak (cair), atau
gas. Ada kalanya PLTU menggunakan kombinasi beberapa macam bahan bakar.
Konversi energi tingkat pertama yang berlangsung dalam PLTU adalah konversi energi
primer menjadi energi panas (kalor). Hal ini dilakukan dalam ruang bakar dari ketel
uap PLTU. Energi panas ini kemudian dipindahkan ke dalam air yang ada dalam pipa
ketel untuk menghasilkan uap yang dikumpulkan dalam drum dari ketel. Uap dari drum
ketel dialirkan ke turbin uap. Dalam turbin uap, energi uap dikonversikan menjadi
energi mekanis penggerak generator, dan akhirnya energi mekanik dari turbin uap ini
dikonversikan menjadi energi listrik oleh generator. Secara skematis, proses tersebut di
atas digambarkan oleh Gambar
Gambar Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU)

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)


PLTG adalah pembangkitan listrik yang mengkonversi energi kinetik dari gas untuk
menghasilkan putaran pada turbin gas sehingga menggerakkan generator dan kemudian
menghasilkan energi listrik.
Gambar dibawah ini menunjukkan prinsip kerja PLTG. Udara masuk ke kompresor
untuk dinaikkan tekanannya menjadi kira-kira 13 kg/cm 2 kemudian udara tersebut
dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara bertekanan 13 kg/cm 2 ini
dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila digunakan bahan bakar gas
(BBG), maka gas dapat langsung dicampur dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila
digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu
kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur bahan bakar
dengan udara dalam ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran.
Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi sampai
kira-kira 1.3000C dengan tekanan 13 kg/cm 2. Gas hasil pembakaran ini kemudian
dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi
(enthalpy) gas ini dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak
generator (dan kompresor udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.
Karena pembakaran yang terjadi pada turbin gas mencapai suhu sekitar 1.300 0C, maka
sudu-sudu turbin beserta porosnya perlu didinginkan dengan udara.
Selain masalah pendinginan, operasi turbin gas yang menggunakan gas hasil pembakaran
dengan suhu sekitar 1.3000C memberi risiko korosi suhu tinggi, yaitu bereaksinya logam
kalium, vanadium, dan natrium yang terkandung dalam bahan bakar dengan bagian-bagian
turbin seperti sudu dan saluran gas panas (hot gas path).
Oleh karena itu, bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam-logam
tersebut di atas melebihi batas tertentu. Kebanyakan pabrik pembuat turbin gas
mensyaratkan bahan bakar dengan kandungan logam kalium, vanadium, dan natrium
tidak boleh melampaui 1 part per mill (rpm). Di Indonesia, BBM yang bias memenuhi
syarat ini hanya minyak Solar, High Speed Diesel Oil, atau yang sering disebut
minyak HSD yang disediakan oleh PERTAMINA. Sedangkan BBG umummya dapat
memenuhi syarat tersebut di atas.

Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)


Pada dasarnya PLTGU adalah gabungan dari PLTG dan PLTU yang dikombinasikan,
PLTGU sangat efektif dikarenakan pemanfaatan energy yang sangat efisien, dengan
menggunakan satu macam bahan bakar dapat menggerakkan dua turbin, yaitu tubin gas
dan turbin uap. Gas buang dari PLTG yang umumnya mempunyai suhu di atas 400 0 C,
dimanfaatkan (dialirkan) ke dalam ketel uap PLTU untuk menghasilkan uap penggerak
turbin uap. Dengan cara ini, umumnya didapat PLTU dengan daya sebesar 50% daya
PLTG. Ketel uap yang digunakan untuk memanfaatkan gas buang PLTG mempunyai desain
khusus untukmemanfaatkan gas buang di mana dalam bahasa Inggris disebut Heat
Recovery Steam Generator (HRSG)
Gambar dibawah menunjukkan bagan dari 3 buah unit PLTG dengan sebuah unit PLTU
yang memanfatkan gas buang dari 3 unit PLTG tersebut. 3 unit PLTG beserta 1 unit PLTU
ini disebut sebagai 1 blok PLTGU. Setiap unit PLTG mempunyai sebuah ketel uap
penampung gas buang yang keluar dari unit PLTG. Uap dari tiga ketel uap unit PLTG
kemudian ditampung dalam sebuah pipa pengumpul uap bersama yang dalam bahasa
Inggris disebut common steam header. Dari pipa pengumpul uap bersama, uap dialirkan ke
turbin uap PLTU yang terdiri dari turbin tekanan tinggi dan turbin tekanan rendah.
Keluar dari turbin tekanan rendah, uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan. Dari
kondensor, air dipompa untuk dialirkan ke ketel uap.
HRSG dalam perkembangannya dapat terdiri dari 3 drum uap dengan tekanan uap
yang berbeda: Tekanan Tinggi (HP), Tekanan Menengah (IP), dan Tekanan Rendah
(LP). Hal ini didasarkan perhitungan Termodinamika Drum HP, IP, dan LP yang
berhubungan dengan suhu gas buang yang tinggi, sedang, dan rendah

Skema sebuah Blok PLTGU yang terdiri dari 3 Unit PLTG dan sebuah Unit PLTU
Keterangan: Header Uap; Pr : Poros; TG : Turbin Gas; KU : Ketel Uap; GB : Gas Buang; Kd
: Kondensor; HA : Header Air; TU : Turbin Uap; Generator; P : Pompa
Dalam operasinya, unit turbin gas dapat dioperasikan terlebih dahulu untuk
menghasilkan daya listrik sementara gas buangnya berproses untuk menghasilkan uap
dalam ketel pemanfaat gas buang. Kira-kira 6 (enam) jam kemudian, setelah uap dalam
ketel uap cukup banyak, uap dialirkan ke turbin uap untuk menghasilkan daya listrik.
Karena daya yang dihasilkan turbin uap tergantung kepada banyaknya gas buang
yang dihasilkan unit yaitu kira-kira menghasilkan 50% daya unit PLTG, maka dalam
mengoperasikan PLTGU ini, pengaturan daya PLTGU dilakukan dengan mengatur
daya unit PLTG, sedangkan unit PLTU mengikuti saja, menyesuaikan gan gas buang
yang diterima dari unit PLTG-nya.
Perlu diingat bahwa selang waktu untuk pemeliharaan unit PLTG lebih pendek
daripada unit PLTU sehingga koordinasi pemeliharaan yang baik dalam suatu blok PLTGU
agar daya keluar dari blok tidak terlalu banyak berubah sepanjang waktu
Ditinjau dari segi efisiensi pemakaian bahan bakar, PLTGU tergolong sebagai unit
yang paling efisien dari unit-unit termal (bisa mencapai angka di atas 45%).
PLTGU termasuk produk teknologi mutakhir dalam perkembangan pusat listrik. PLTGU PLN
yang pertama beroperasi di sekitar tahun 1995. Daya terpasangnya per blok dibatasi oleh
besarnya daya terpasang unit PLTG- nya. Sampai saat ini, unit PLTG yang terbesar
baru mencapai daya terpasang sekitar 120 MW.
Proses perpindahan panas pada HRSG praktis hanya melalui proses konveksi dan
konduksi saja, tidak ada proses radiasi, karena HRSG tidak berhadapan dengan lidah api.
Oleh karenanya maka desain HRSG adalah dengan desain ketel. PLTU yang
mengambil energi kalori langsung dari ruang bakar.

Diagram aliran uap pada sebuah PLTGU yang menggunakan 3 macam tekanan uap; HP
(High Pressure), IP (Intermediate Pressure), dan LP (Low Pressure) buatan Siemens
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
PLTP merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi dari panas bumi, sehinnga
dapat memanaskan ketel uap, dan uap yang dihasilkan dugunakan untuk menggerakkan
turbin. Energi panas bumi (Geothermal energi) sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu
dalam wujud gunung berapi,aliran lava, sumber air panas maupun geyser.
Pada mulanya uap panas yang keluar dari bumi tersebut hanya dimanfaatkan untuk
tujuan theraphy. Baru pada awal abad ke-20, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta dimakluminya keterbatasan sumber energi minyak maka, mulai
dipikirkan pemanfaatan energi panas bumi untuk keperluan–keperluan yang lebih komersil.
Pada tahun 1913, pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama, dengan kapasitas 250
KWH. Berhasil dioperasikan di Italia. Kemudian disusul dengan pembangkit lainnya
yang sampai dengan tahun 1988 total kapasitas PLTP di dunia sudah mencapai lebih
dari 20.000 MW. Penelitian potensi panas bumi di Indonesia sudah di mulai sejak
tahun 1926 di Kamojang Jawa Barat oleh Belanda dan diteruskan oleh bangsa Indonesia
setelah kemerdekaan. Dari penelitian yang dilakukan ternyata potensi panas bumi di
Indonesia sangat memberi harapan, yaitu sekitar 16.000 MW. Namun demikian hingga
1992, baru sekitar 500 MW yang berhasil di usahakan sebagai energi listrik.
Pada umumnya pembangkit listrik panas bumi berdasarkan jenis fluida kerja panas
bumi yang diperoleh dibagi menjadi 2, yaitu:
Vapor dominated system (sistem dominasi Uap)
Vapor dominated system Vapor dominated system adalah jenis energi panas bumi
yang menghasilkan uap kering sebagai fluida kerja. Jenis ini sangat jarang ditemukan,
namun merupakan jenis yang sangat sesuai untuk dimanfaatkan pada pembangkit listrik.
Diperlukan Steam Jet Ejector dengan kemampuan yang relatif besar untuk mengatasi
jumlah nondensable gas yang besar Contoh PLTP
Hot Water dominated system (Sistem Dominasi Air Panas)
Pada sistem ini fluida keluar dari sumur dengan tingkat kekeringan (dryness) yang
sangat rendah, air lebih dominan atau berupa campuran dua phase (two phase
mixture), dengan temperatur yang bervariasi dari 150 o C , untuk sistem pengolahannya
dikenal beberapa cara yaitu :
 Flushed steam system :
Pada sistem ini fluida pada kepala sumur merupakan campuran 2 phase cair dan gas,
didalam flash separator tekanan diturunkan sehingga campuran 2 phasa memperoleh
tingkat kekeringan yang lebih baik. Kandungan air dipisahkan sedang uap digunakan
untuk memutar turbin proses selanjutnya seperti pada sistem uap kering.
Skematik Diagram PLTP Flused Steam Sistem

 Binary cycle system (sistem Siklus Biner)


Kira-kira 50% dari air hydrothermal yang ada, bersuhu antara 150o C sampai dengan
205oC. Apabila digunakan pada Flashed steam system, tekanan air diturunkan untuk
mendapatkan tingkat kekeringan uap yang lebih baik, sehingga diperlukan jumlah aliran
air yang lebih banyak.
Untuk peningkatan effisiensi, air dari dalam tanah digunakan sebagai sumber panas
pada siklus tertutup untuk memanaskan fluida kerja yang mempunyai titik didih rendah
seperti Isobutane (2-Methyl propane) V4H10 (titik didih normal pada tekanan 1 Atm = -10oC,
Freon –12 (memiliki titik didih normal -12,6oC -29,8oC), Amonia Propane.
Gambar dibawah ini memperlihatkan schematic diagram binary system . Fluida panas
bumi (air) dari dalam tanah dialirkan ke Heat exchanger (penukar kalor) untuk
memanaskan fluida organik (1) dan dipompakan kembali kedalam tanah (Reinjection)
didalam penukar kalor terjadi pertukaran kalor antara fluida panas bumi dengan fluida
organik, sehingga diperoleh uap Superheated untuk menggerakkan turbin dengan rankin
tertutup dan selanjutnya dikondensasikan didalam Surface condensor dan kondensat
dipompakan kembali ke heat excharger kondensor didinginkan oleh air reinjeksikan ke
dalam tanah bersama-sama dengan fluida panas bumi yang keluar dari Heat exchanger.
PLTP Siklus Binary

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)


PLTD adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak
mula (prime mover). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel
sebagai penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan
untuk memutar rotor generator. Unit PLTD adalah kesatuan peralatan-peralatan utama dan
alat-alat bantu serta perlengkapannya yang tersusun dalam hubungan kerja, membentuk
sistem untuk mengubah energi yang terkandung didalam bahan bakar minyak menjadi
tenaga mekanis dengan menggunakan mesin diesel sebagai penggerak utamanya.dan
seterusnya tenaga mekanis tersebut diubah oleh generator menjadi tenaga listrik. PLTD
biasa di gunakan sebagai pusat listrik untuk mengatasi adanya beban runcing yang
sewaktu-waktu bias muncul. PLTD disebut pusat listrik beban runcing karena memiliki
beberapa kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
 Dapat mengambil beban dengan cepat,sehingga dapat meratakan beban dengan
cepat.
 Pada saat star putaran mesin dari 0 rpm sampai sikron dengan jaringan membutuhkan
waktu yang relative cepat.
 Ongkos pembangunannya relative rendah daripada pembangkit listrik yang lain.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik
dalam jumlah beban kecil, terutama untuk daerah baru yang terpencil atau untuk listrik
pedesaan dan untuk memasok kebutuhan listrik suatu pabrik. Indonesia bisa menghemat
penggunaan solar dengan memanfaatkan sekam (kulit biji padi) sebagai sumber energi
pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Bauran antara gas dari batubara hasil proses
gasifikasi dengan solar sebagai bahan bakar PLTD sistem dual fuel, selain dapat
mengurangi ketergantungan terhadap solar juga mengurangi cost production.
Prinsip kerja PLTD adalah dengan menggunakan mesin diesel yang berbahan bakar High
Speed Diesel Oil (HSDO). Mesin diesel bekerja berdasarkan siklus diesel. Mulanya udara
dikompresi ke dalam piston, yang kemudian diinjeksi dengan bahan bakar kedalam tempat
yang sama. Kemudian pada tekanan tertentu campuran bahan bakar dan udara akan
terbakar dengan sendirinya. Proses pembakaran seperti ini pada kenyataannya terkadang
tidak menghasilkan pembakaran yang sempurna. Hal inilah yang menyebabkan efisiensi
pembangkit jenis ini rendah, lebih kecil dari 50 %. Namun apabila dibandingkan dengan
mesin bensin (otto), mesin diesel pada kapasitas daya yang besar masih memiliki efisiensi
yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan rasio kompresi pada mesin diesel jauh lebih besar
daripada mesin bensin.

Gambar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang
menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja
sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan
uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Putaran turbin inlah yang diubah menjadi
energi listrik. Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan
panas. Sebuah PLTN menggunakan Uranium sebagai sumber panasnya. Reaksi
pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan energi panas yang sangat besar.
PLTN adalah pembangkit listrik yang mengkonversi energi panas (thermal) menjadi energi
mekanik dimana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir
pembangkit listrik. PLTN pada dasarnya sama dengan PLTU hanya saja ruang bakar PLTU
diganti dengan reaktor nuklir yang menghasilkan panas (kalor). Dalam reaktor nuklir,
terjadi proses fission (fisi), di mana bahan bakar nuklir uranium U-235 mengalami
fission menjadi unsur-unsur lain. Pada proses fission ini, timbul panas yang digunakan
untuk menghasilkan uap (lihat Gambar dibawah).

Gambar skema prinsip kerja PLTN


KU: Ketel Uap, TU: Turbin Uap, Kd: Kondensor, P: Pompa, R: Reaktor Nuklir

Dalam operasi PLTN, bebannya sebaiknya konstan, karena perubahan beban PLTN
memerlukan perub proses fission yang tidak mudah dilakukan.
Dari segi lingkungan, perlu perhatian khusus terhadap kebocoran reaktor nuklir yang
pancaran sinar radio aktif yang membahayakan keselamatan manusia. Selain itu, perlu
pemikiran tempat pembuangan limbah nuklir. Karena adanya bahaya terhadap
lingkungan seperti tersebut di dalam perkembangannya banyak tuntutan di negara
maju yang menghendaki agar PLTN ditutup.
3. Bagian- bagian utama sistem pembangkitan listrik
Bagian – bagian utama sistem pembangkitan adalah:
a. Penggerak mula (Prime mover)
Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi
mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Dibawah ini adalah beberapa
jenis prime mover yang biasa digunakan pada proses pembangkitan eneri listrik.
Mesin Diesel.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang menggunakan
mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover merupakan
peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk
memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi
menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor generator.

Gambar Mesin Diesel dan Prinsip Kerjanya


Turbin Gas
Turbin adalah suatu mesin rotari yang berfungsi untuk mengubah energi potensial aliran
fluida menjadi energi gerak yang bermanfaat. Fluida yang digunakan untuk
menggerakkan turbin antara lain adalah gas, air, uap air, dan angin.
Turbin gas adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk memutar
turbin dengan memanfaatkan kompresor dan mesin pembakaran internal. Di dalam
turbin gas, energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara
bertekanan yang memutar sudu turbin sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin.
Gambar Turbin Gas dan Prinsip Kerjanya

Turbin Uap
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi
energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain,
dihubungkan dengan generator untuk proses pembangkitan listrik.
Gambar Turbin Uap dan Cara Kerjanya

Turbin Air
Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit
tenaga listrik. Turbin air secara umum dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Turbin Impuls
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang
terdiri dari energi potensial+tekanan+kecepatan) yang tersedia menjadi energi kinetik
untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi kinetik. Energi potensial air diubah
menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi
membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah
sehingga terjadi perubahan momentum (impulse). Akibatnyaroda turbin akan berputar.
Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran airyang keluar dari nozle
tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi
tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi
kecepatan. Contoh turbin impuls adalah turbin Pelton.
Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air yang tersedia
menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah turbin yang paling banyak digunakan.
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya
pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang
bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin
reaksisepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin.

Gambar Beberapa Jenis Turbin Air


b. Generator
Generator adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik
dengan cara merubah daya mekanis menjadi daya listrik. Jadi disini generator berfungsi
untuk mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik yang mempunyai prinsip kerja
sebagai berikut:
―Bilamana rotor diputar maka belitan kawatnya akan memotong gaya-gaya magnit pada
kutub magnit, sehingga terjadi perbedaan tegangan, dengan dasar inilah timbullah arus
listrik, arus melalui kabel/kawat yang ke dua ujungnya dihubungkan dengan cincin
geser. Pada cincin-cincin tersebut menggeser sikat-sikat, sebagai terminal penghubung
keluar.―
Bagian-bagian generator :
 Rotor, adalah bagian yang berputar yang mempunyai bagian terdiri dari poros,
inti, kumparan, cincin geser, dan sikat-sikat.
 Stator, adalah bagian yang tak berputar (diam) yang mempunyai bagian terdiri
dari rangka stator yang merupakan salah satu bagian utama dari generator yang
terbuat dari besi tuang dan ini merupakan rumah dari semua bagian-bagian
generator, kutub utama beserta belitannya, kutub-kutub pembantu beserta
belitannya, bantalan-bantalan poros.

Gambar Generator Listrik


c. Switchgear
Switchgear adalah panel distribusi yang mendistribusikan beban kepanel-panel yang
lebih kecil kapasitasnya. Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah
(PTM) atau juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board) dan
sedangkan untuk tegangan rendah disebut LVMDB (Low Voltage Main Distribution
Board) . Switchgear adalah komponen-komponen hubung/ pemutus dan pendukung-
pendukungnya dalam satu kesatuan (unit) terintegrasi, sehingga dapat difungsikan
sebagai penghubung, pemutus, dan pelindung terhadap dua sisi rangkaian tersebut
Fungsi Switchgear Adalah:
 Menghubungkan dan memutuskan sisi sumber tenaga listrik dengan sisi beban
 Menghubungkan dan memutuskan sumber tenaga listrik dengan peralatan listrik
yang lain
 Menghububgkan jaringan listrik utama dengan jaringan listrik cabang
Beberapa fungsi tambahan pada switchgear secara umum adalah
 Fungsi Switching (melalui Circuit Breaker atau Load Break Switch atauDisconnecting
Switch, dll)
 Fungsi Proteksi (switchgear dilengkapi dengan fuse atau relay untuk proteksibeban
seperti overcurrent, overload, reverse power under/over voltage, dll)
 Fungsi pengukuran (switchgear dilengkapi dengan meter untuk pengukuran besaran
listrik seperti arus, tegangan, kwh, frekwensi, Power Factor, dll)
 Fungsi Monitoring (switchgear dilengkapi dengan pilot indicator/fasilitas monitoring
untuk memonitor status seperti status on/off maupun abnormal/trip), bisa untuk
remote monitoring melalui PLC/DCS/SCADA
Komponen-Komponen Pada Switchgear
 Kompartemen bus bar (bus bar compartment)
 Kompartemen penghubung dan pemutus (switchgear compartment)
 Kompartemen kabel/ kabel control (cable compartment)
 Kompartmen lain pendukung operasional (PT, CT, relay proteksi)

Gambar Switchgear
d. Transformator
Transformator atau sering disebut dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang
dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari perubahan
taraf tersebut diantaranya seperti untuk menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12
VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.
Transformator atau Trafo ini bekerja mengikuti prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya
dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Trafo memegang peranan
yang sangat penting untuk pendistribusian tenaga listrik.
Trafo menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik oleh PLN hingga ratusan kilo
Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Trafo lainnya menurunkan tegangan listrik
tersebut ke tegangan yang diperlukan untuk setiap rumah tangga maupun perkantoran
yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
Fungsi Transformator adalah untuk:
 Distribusi dan Transmisi Listrik
Seperti yang kita ketahui bahwa jarak antara pembangkit listrik dengan beban listrik
yang digunakan oleh pelanggan relatif terlalu jauh. Sehingga akan terjadinya drop
tegangan.
Untuk itu kita harus menaikkan tegangan sebelum distribusi dan transmisi listrik jarak
jauh agar drop tegangan tidak terlalu besar serta lebih murah karena kabel yang
digunakan lebih kecil (semakin besar tegangan besar maka arus semakin kecil
sesuai dengan Hukum kekekalan energi).
Seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), Tegangan yang di hasilkan oleh
pembangkit sebesar 13,8 KV lalu di naikkan menjadi 150 KV lalu diturunkan ke 380 V
untuk di distribusikan ke rumah – rumah.
 Rangkaian Kontrol
Pada peralatan elektronik seperti komputer, charger dan berbagai macam peralatan
lainnya, transformator sering kali digunakan untuk menurunkan tegangan agar dapat
digunakan pada tegangan kontrol (5 Volt, 12 Volt,dsb).
Begitu juga rangkaian kontrol motor pada pabrik, Trafo dipakai untuk
mengenergize dan meng dienergize kontaktor yang dipakai untuk menghidupkan dan
mematikan motor induksi.
 Rangkaian Pengatur Frekuensi
Dalam dunia radio frekuensi, transformator juga sering kali digunakan untuk
mengatur besaran frekuensi yang dihasilkan. Hanya saja bentuk dan dimensinya
jauh lebih kecil di bandingkan trafo yang sering kali digunakan pada rangkaian
kontrol apalagi transformator atau trafo transmisi listrik

Gambar Transformator
4. Energi baru dan terbarukan (renewable energy)
Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk
mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling umum
adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan
prosesnya berkelanjutan. Dengan definisi ini, maka bahan bakar nuklir dan fosil tidak
termasuk di dalamnya.
Energi Terbarukan adalah energi yang pada umumnya merupakan sumberdaya non fosil
yang dapat diperbaharui dan apabila dikelola dengan baik maka sumberdayanya tidak akan
habis. Jenis energi terbarukan meliputi Panasbumi, Mikrohidro, Tenaga Surya, Tenaga
Gelombang, Tenaga Angin, dan Biomasa.
Dari definisinya, semua energi terbarukan sudah pasti juga merupakan energi berkelanjutan,
karena senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang sehingga tidak
perlu khawatir atau antisipasi akan kehabisan sumbernya. Para pengusung energi non-nuklir
tidak memasukkan tenaga nuklir sebagai bagian energi berkelanjutan karena persediaan
uranium-235 di alam ada batasnya, katakanlah ratusan tahun. Tetapi, para penggiat nuklir
berargumentasi bahwa nuklir termasuk energi berkelanjutan jika digunakan sebagai bahan
bakar di reaktor pembiak cepat (FBR: Fast Breeder Reactor) karena cadangan bahan bakar
nuklir bisa "beranak" ratusan hingga ribuan kali lipat.
Sumber Energi Terbarukan
A. Energi Surya
Matahari adalah sumber kita yang paling kuat energi. Sinar matahari, atau energi surya,
dapat digunakan untuk pemanasan rumah, pencahayaan dan pendinginan dan bangunan
lainnya, pembangkit listrik, pemanas air, dan berbagai proses industri. Sebagian besar
bentuk energi terbarukan berasal baik secara langsung atau tidak langsung dari matahari.
Sebagai contoh, panas dari matahari menyebabkan angin bertiup, memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan pohon dan tanaman lain yang digunakan untuk energi biomassa, dan
memainkan peran penting dalam siklus penguapan dan curah hujan yang menjadi sumber
energi air.
B. Energi Angin
Angin adalah gerakan udara yang terjadi ketika naik udara hangat dan udara dingin di
bergegas untuk menggantinya. Energi angin telah digunakan selama berabad-abad untuk
kapal layar dan kincir angin untuk menggiling gandum. Hari ini, energi angin ditangkap oleh
turbin angin dan digunakan untuk menghasilkan listrik.
C. Energi Air
Air yang mengalir ke hilir merupakan kekuatan. Air adalah sumber daya terbarukan, terus
diisi oleh siklus global penguapan dan curah hujan. Panas matahari menyebabkan air di
danau dan lautan menguap dan membentuk awan. Air kemudian jatuh kembali ke bumi
sebagai hujan atau salju, dan mengalir ke sungai dan sungai yang mengalir kembali ke laut.
Air yang mengalir dapat digunakan untuk memutar turbin yang mendorong proses mekanis
untuk memutar generator. Energi air mengalir dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
D. Energi Biomassa
Biomassa telah menjadi sumber energi penting sejak orang pertama mulai membakar kayu
untuk memasak makanan dan menghangatkan diri melawan dinginnya musim dingin. Kayu
masih merupakan sumber yang paling umum dari energi biomassa, tetapi sumber-sumber
lain dari energi biomassa meliputi tanaman pangan, rumput dan tanaman lain, limbah
pertanian dan kehutanan dan residu, komponen organik dari limbah kota dan industri,
bahkan gas metana dari tempat pembuangan sampah dipanen masyarakat. Biomassa dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik dan sebagai bahan bakar untuk transportasi, atau
untuk memproduksi produk yang tidak akan membutuhkan penggunaan bahan bakar fosil.
E. Hidrogen
Hidrogen memiliki potensi yang luar biasa sebagai sumber bahan bakar dan energi, tetapi
teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan potensi ini masih dalam tahap awal. Hidrogen
adalah elemen paling umum di Bumi. Air adalah dua-pertiganya hidrogen, tapi hidrogen di
alam selalu ditemukan dalam kombinasi dengan unsur lainnya. Setelah dipisahkan dari
unsur-unsur lain, hidrogen dapat digunakan untuk menggerakkkan kendaraan,
menggantikan gas alam untuk pemanasan dan memasak, dan untuk menghasilkan listrik.
F. Energi Panas Bumi
Panas di dalam bumi menghasilkan uap dan air panas yang dapat digunakan untuk
pembangkit listrik dan menghasilkan listrik, atau untuk aplikasi lain seperti pemanasan
rumah dan pembangkit listrik untuk industri. Energi panas bumi dapat ditarik dari waduk
bawah tanah dengan pengeboran, atau dari reservoir panas bumi yang terletak lebih dekat
ke permukaan.
G. Energi Gelombang Laut
Lautan menyediakan beberapa bentuk energi terbarukan, dan masing-masing didorong oleh
kekuatan yang berbeda. Energi dari gelombang laut dan pasang surut dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan listrik, dan energi termal laut-dari panas yang tersimpan dalam air laut-
dapat juga diubah menjadi listrik. Meskipun pada masa sekarang, energi laut memerlukan
teknologi yang mahal dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya, tapi laut tetap
penting sebagai sumber energi potensial untuk masa depan.
5. Sistem Transmisi dan Distribusi tenaga listrik
Selama ini kita sering menikmati energi listrik dan bahkan kita tidak bisa lepas dengan
energi listrik, di rumah, kantor, sekolah, kampus kita tidak pernah lepas dari energi listrik. Di
jaman modern ini hampir semua peralatan di lingkungan kita berhubungan dengan energi
listrik. Tapi tahukah kamu darimana energi listrik berasal dan bagaimana energi listrik bisa
sampai hingga ke rumah kita. Dalam artikel ini akan dibahas bagaimana energi listrik dari
sumber pembangkitan bisa sampai ke rumah kita.
Sistem penyaluran energi listrik terbagi dalam beberapa bagian yang disebut dengan Sistem
Tenaga Listrik (STL), sistem tenaga listrik adalah rangkaian instalasi penyaluran listrik yang
terbagi menjadi :
1. Pembangkitan
2. Transmisi / Penyaluran
3. Distribusi
4. Konsumen

Gambar Sistem Tenaga Listrik ( Sumber : PLN P3B Jawa Bali)


Di bawah ini akan dijelaskan bagian-bagian dalam Sistem Tenaga Listrik sesuai dengan
yang diterapkan di Indonesia
 Pembangkitan : Pembangkitan adalah proses dimana listrik dibangkitkan, listrik adalah
suatu energi dimana energi hanya bisa dirubah, maka energi listrik berasal dari
pengubahan energi, bisa dari energi apapun contohnya diantara lain adalah PLTA
(Pusat Listrik Tenaga Air) dari energi air, PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) dari uap
panas, PLTD (Pusat Listrik Tenaga Diesel) yang memakai bahan bakar minyak, dan
masih banyak lagi. Prinsip pembangkitan energi listrik pada dasarnya energi awal (yang
akan dirubah menjadi energi listrik) dipakai untuk memutar turbin yang terhubung
dengan generator, dalam generator ada kumparan dan magnet digerakkan oleh turbin
yang bergerak oleh energi primer, menghasilkan elektromagnetik yang akan
menghasilkan listrik. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator pembangkit listrik
sekitar 12 kV – 20 kV dan disalurkan ke Transmisi, sebelum masuk ke Transmisi
tegangan di naikkan (Step-up) oleh Trafo Step Up.
 Transmisi / Penyaluran : Transmisi adalah proses penyaluran listrik dari pembangkitan,
tegangan dari pembangkitan di naikkan menjadi tegangan standar transmisi di
Indonesia yaitu ada 70 kV, 150 kV yang diklasifikasikan sebagai Tegangan Tinggi (TT)
dan 500 kV, yang diklasifikasikan sebagai Tegangan Ekstra Tinggi (TET). Tujuan
tegangan dinaikkan agar mengurangi rugi-rugi daya akibat panjangnya saluran, makin
tinggi tegangannya maka makin berkurang rugi daya yang terjadi. Tegangan yang akan
diturunkan pada Distribusi biasanya tegangan 150 kV dan 70 kV, sedangkan 500 kV
dipakai untuk penyaluran. Saluran transmisi terdiri dari saluran udara yang biasa
disebut SUTT / SUTET dan kabel bawah tanah yang biasa disebut SKTT. Untuk saluran
udara biasanya terlihat dari tower-tower listrik yang besar, makin tinggi tegangannya
makin besar struktur towernya.
 Distribusi : Distribusi adalah proses penyaluran dari transmisi hingga ke konsumen,
Distribusi terbagi menjadi distribusi primer dan distribusi sekunder. Distribusi primer
adalah penyaluran listrik dari transmisi yang telah diturunkan tegangannya oleh trafo
step-down menjadi 20 kV yang diklasifikasikan sebagai tegangan menengah (TM), dan
disalurkan melalui penyulang-penyulang (feeder). Sama seperti transmisi, saluran
distribusi primer ada yang saluran udara (SUTM) dan kabel bawah tanah (SKTM). Pada
SUTM biasanya kita melihat di pinggir jalan ada tiang dengan tiga kawat konduktor di
atasnya. Sebelum masuk ke Distribusi sekunder listrik akan diturunkan lagi
tegangannya oleh trafo step-down menjadi tegangan pakai. Distribusi sekunder adalah
saluran dari trafo step-down distribusi hingga ke kWh pelanggan, tegangan pada
distribusi sekunder adalah tegangan pakai yaitu 380/220 Volt yang diklasifikasikan
sebagai tegangan rendah (TR).
 Konsumen : Konsumen adalah pemakain jasa tenaga listrik, konsumen terbagi menjadi
beberapa bagian tergantung tegangan yang dipakai oleh konsumen tersebut.
Konsumen biasa (untuk rumah tinggal atau kantor) biasanya memakai tegangan rendah
yang disebut Konsumen TR dengan tegangan pakai 380/220 Volt, konsumen TR ini
menerima suplai listrik dari Saluran Distribusi Sekunder. Pemakaian listrik untuk bisnis
seperti mall, hotel dan lain-lain, maupun industri menengah biasanya menggunakan
listrik tegangan menengah yang disebut dengan konsumen TM, konsumen TM ini
mendapat supply listrik langsung dari penyulang Distribusi Primer. Untuk konsumen
Industri besar seperti pabrik semen dan lain-lain yang membutuhkan daya listrik besar
biasanya berlangganan listrik tegangan tinggi yang disebut konsumen TT, supply listrik
biasanya langsung didapatkan dari saluran transmisi tegangan tinggi.
Sistem distribusi daya listrik
Sistem distribusi daya listrik meliputi semua Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 KV dan
semua Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt hingga ke meter-meter pelanggan.
Pendistribusian daya listrik dilakukan dengan menarik kawat – kawat distribusi melalui
penghantar udara. Penghantar bawah tanah dari mulai gardu induk hingga ke pusat – pusat
beban. pada sistem di ranting Galang ada terpasang jaringan bawah tanah karena keadaan
kota atau daerahnya belum memungkinkan untuk dibangun jaringan tersebut. jadi untuk
daerah ini tetap disuplai melalui hantaran udara 3 phasa 3 kawat.
Setiap elemen jaringan distribusi pada lokasi tertentu dipasang trafo-trafo distribusi, dimana
tegangan distribusi 20 KV diturunkan ke level tegangan yang lebih rendah menjadi 380/220
Volt. Dari trafo-trafo ini kemudian para pelanggan listrik dilayani dengan menarik kabel-kabel
tegangan rendah menjelajah ke sepanjang pusat-pusat pemukiman, baik itu komersial
maupun beberapa industri yang ada disini. Tenaga listrik yang lazim digunakan dalam
kehidupan sehari-hari untuk mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut adalah listrik
dengan tegangan yang rendah (380/220 Volt). Sedangkan tenaga listrik yang bertegangan
menengah (sistem 20 KV) dan tegangan tinggi (sistem 150 KV) hanya dipergunakan
sebagai sistem penyaluran (distribusi dan transmisi) untuk jarak yang jauh. Hal ini bertujuan
untuk kehandalan sistem karena dapat memperkecil rugirugi daya dan memliki tingkat
kehandalan penyaluran yang tinggi, disalurkan melalui saluran transmisi ke berbagai wilayah
menuju pusat-pusat pelanggan.
Diagram satu garis sistem penyaluran Tenaga Listrik

Keterangan dari gambar:


 Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan dari gardu
distribusi ke trafo distribusi ataupun trafo pemakaian sendiri bagi konsumen besar.
 Trafo distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan 20 KV dari Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) menjadi tegangan rendah 380/220 Volt. Tegangan rendah inilah yang
kemudian didistriibusikan ke pelanggan kecil melalui jaringan tegangan rendah (JTR)
yang berupa sistem 3 phasa empat kawat.
 Konsumen besar adalah konsumen yang menggunakan energi yang besar yang
biasanya langsung mengambil sumber listrik dari gardu terdekat untuk kemudian
disalurkan ke Gardu Induk (GI ) pemakaian sendiri.
 Konsumen biasa adalah konsumen-konsumen yang menggunakan tenaga istrik dengan
level tegangan rendah (380/220 Volt) seperti rumah tangga, industri kecil, perkantoran,
pertokoan dan sebagainya.
BAB IV
PERALATAN UTILITAS LAINNYA

1. Kompressor dan Air instrument system

Gambar Diagram alir penyedia udara bertekanan di area boiler PPSDM MIGAS

Air Instrument system merupakan plant yang berfungsi sebagai penyedia udara
bertekanan yang digunakan oleh sistem instrumentasi pada operasi kilang dengan
tekanan yang diatur, kering dan disaring. Sistem udara instrumen digunakan untuk
power instrumeninstrumen pneumatik dan sebagai media transmisi antar device
dengan kreteria yang dipersyaratkan dng kondisi bersih, kering danandal. Valve
pneumatik, transduser dan valve positioner merupakan komponen yang biasanya
dikenal sebagai elemen kontrol akhir dan komponen tersebut perlu catu udara
standar yang digunakan untuk operasi dengan benar.
Oleh karena itu udara tekan tersebut perlu diproses untuk memenuhi syarat sebagai
berikut:
 Mengandung kandungan air maksimum yang diijinkan agar instrumen tersebut
berfungsi secara memuaskan.
 Ukuran partikel yang terperangkap maksimum sehingga terhindar adanya
penyumbatan, terhindar dari goresan dan erosi pada jalur jalannya udara dan
orifice-orifice yang ada disebelah dalam instrumen-intrumen yang digunakan
tersebut.
 Mengandung kandungan minyak maksimum yang diijinkan untuk menghindari
malfungsi yang disebabkan adanya penyumbatan dan goresan-goresan pada
komponen-komponen tersebut.
Tipe udara instrumen untuk industri biasanya terdiri dari beberapa komponen utama
berikut:
 Kompresor udara
 Pengering dan penyaring udara
 Pipa distribusi dengan pressure sefety valve
 Stasiun penurun tekanan
 Koneksi-koneksi instrumen lapangan
2. Air pendingin kilang, fungsi dan bagian-bagiannya

Gambar Diagram alir penyediaan air pendingin kilang

Merupakan proses penyediaan air pendingin yang digunakan untuk mendinginkan produk
olahan minyak bumi seperti pertasol, solar maupun residu pada box cooler dan condenser.
Secara umum cooling tower adalah suatu sistem refrigerasi yang melepaskan kalor ke
udara, dimana cooling tower bekerja dengan cara mengontakkan air dengan udara dan
menguapkan sebagian air tersebut.

Cooling tower atau Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk
menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
mengemisikannya ke atmosfir. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana
sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerakdan kemudian dibuang ke atmosfir.
Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan. Menara pendingin mampu
menurunkan suhu air lebih dari peralatan-peralatan yang hanya menggunakan udara untuk
membuang panas, seperti radiator dalam mobil, dan olehkarena itu biayanya lebih efektif
dan efisien energinya. Fungsi Cooling Tower adalah sebagai alat untuk mendinginkan air
panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi
paksa menggunakan fan atau kipas.
Pada umumnya sistem air pendingin utama terdiri dari komponen :
 Intake (untuk sistem air pendingin siklus terbuka)
 Saringan (screen)
 Pompa (cooling water pump)
 Katup dan Pemipaan (piping)
 Menara pendingin (cooling tower)
Berikut gambar Cooling tower dengan sistem kerjanya

Anda mungkin juga menyukai