Anda di halaman 1dari 26

MENDESAIN TATA LETAK SARANA

DAN PRASARANA BUDIDAYA

ENDAH PRIHATINI ISNAWATI, S. PKP


A. Melakukan perencanaan dan persiapan desain
1. Profil lahan

Bentuk profil lahan berdasarkan


kemiringan/kelerengan lahan (slope) adalah sebagai
berikut :

KELAS KEMIRINGAN KLASIFIKASI


I 0–8 Datar
II > 8 – 15 Landai
III >15 – 25 Agak Curam
IV > 25 – 45 Curam
V > 45 Sangat Curam
1. Tipe lahan berbentuk huruf V dengan kerucut bawah yang curam.
Bentuk lahan yang curam kurang baik untuk lokasi perkolaman karena
memerlukan pematang yang tinggi dan kuat untuk menahan massa air

2. Tipe lahan berbentuk huruf V tetapi tidak terlalu curam. Tipe lahan
seperti ini dapat menjadi lokasi perkolaman dengan bentuk kolam
yang kecil-kecil karena dasar lahan yang masih sempit. Sistem
pengairan kolam dapat dibuat secara paralel sehingga air yang keluar
tidak masuk ke kolam lainnya

3. Tipe lahan yang dasarnya mendatar di salah satu lerengnya dan sungai
mengalir pada dasar lereng yang lainnya. Lahan seperti ini sangat baik
untuk pembuatan kolam yang berukuran luas dan sistem pengairan
dapat diatur secara paralel dengan membagi antara saluran ke kolam
dan aliran sungai

4. Tipe lahan yang dasarnya mendatar di kaki-kaki kedia lereng dan


aliran sungai berada pada dataran bagian tengah. Tipe lahan demikian
sangat ideal untuk membuka perkolaman dalamjumlah banyak dan
ukuran kolam yang besar. Saluran sungai yang berada di tengah lahan
dapat dimanfaatkan untuk menyumplai air ke seluruh kolam
2. Teknologi budidaya ikan
meminimalisir limbah sisa pakan
atau mengolahnya

a. Teknologi Sistem Resirkulasi

Dengan sistem ini limbah dari sisa pakan maupun hasil metabolisme
berupa Amoniun dikonversi menjadi komponen yang lebih dapat
ditoleransi oleh ikan yaitu nitrat.  Selanjutnya nitrat dapat digunakan untuk
bahan pupuk.

b. Teknologi Probiotik
meminimalisir limbah (terutama
pada budidaya udang)
Bakteri dari genus Bacillus, banyak
membantu dalam proses perbaikan
mutu air tambak mampu menkonversi bahan organik
menjadi komponen terurai lainnya
yang lebih ramah.
b. Teknologi Busmetik atau Budidaya Udang Skala Mini
Empang Plastik
memperkecil petakan tambaknya dari ukuran biasanya (1/5 
hingga 1/4 dari ukuran tampak pada umumnya)

pengontrolan lebih mudah dan


efisiensi penggunaan pakan
menjadi lebih maksimal

Teknologi ini sudah diselaraskan


dengan penanaman vegetasi
mangrove yang sangat berguna
untuk mendukung tambak itu
sendiri Air dari tambak tidak dibuang ke
perairan bebas namun diarahkan
ke vegetasi mangrove, yang
kemudian dimanfaatkan untuk
budidaya bandeng atau kepiting
d. Teknologi Bioflok

menerapkan keseimbangan unsur


organik dalam air ini ini sudah
banyak diterapkan

menekan konversi pakan ikan atau


udang sehingga akan mengurangi
buangan ke lingkungan

e. Teknologi Akuaponik

mampu meminimalisir limbah hasil budidaya. Unsur hara


(biasanya didominasi unsur Nitrogen) akan diserap oleh
tanaman melalui akarnya

Jenis tanaman yang digunakan


diantaranya adalah tanaman air seperti
kangkung.
f. Teknologi Yumina (sayur dan ikan) dan Bumina (buah dan ikan)
Teknologi ini bahkan sudah diadopsi oleh FAO sebagai
teknologi rekomended untuk dikembangkan

Fungsinya
sama dengan
akuaponik

g. Teknologi 90% Satiation Feeding dikembangkan oleh ASA


yang diambil dari negeri
Logikanya adalah ikan tidak Tiongkok
diberikan pakan kenyang setiap
hari, namun hanya pada level 90 %
saja
Sehingga tidak ada makanan yang
tersisa karena tidak dimakan, dan
metabolisme ikan lebih baik
h. Teknologi Pakan Terapung
mudah mengontrol jumlah pakan yang diberikan kepada ikan
karena pakannya terapung sehingga dapat dilihat dengan
mata
Udang
(tipe demersal)

i. Teknologi Protein Sparring
menggantikan sumber energi utama untuk pakan dengan
menggunakan karbohidrat bukan dari protein

j. Teknologi Bioremediasi
memperbaiki kualitas suatu lingkungan dengan
menggunakan mikroorganisme

pemulihan lingkungan
B. Desain tata letak
Wadah yang disiapkan dapat berfungsi sebagai tempat
pematangan gonad, tempat pemijahan, tempat penetasan
telur, tempat Pendederan, tempat pembesaran, tempat
pemberokan, tempat karantina (ikan sakit / ikan baru), dan
pengelolaan kualitas Air (filter, pengendapan, pengolah
limbah, ozonisasi)

1. Persyaratan teknis kontruksi wadah

a. Pematang wadah dibuat untuk menahan massa air di dalam


wadah agar tidak keluar. Tanah yang cocok untuk membuat
pematang adalah tanah liat. Tanah liat memiliki sifat lengket,
tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air.
Ukuran pematang disesuaikan dengan ukuran wadah
b. Dasar wadah dibuat miring menuju saluran pembuangan air

c. Saluran air dibuat keliling (ceren) dan tegah (kamalir). Saluran


air ini dibuat miring kearah saluran pembuangan air untuk
memudahkan pengeringan wadah dan pemanenan ikan
d. Pintu air pada wadah terdiri dari pintu masuk dan keluar yang terpisah.
 Letak pintu pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di
tengah-tengah sisi wadah terpendek agar air dalam wadah dapat
berganti seluruhnya
Pada wadah sistem tradisioanal/ekstensif, wadah yang
digunakan adalah wadah tanah yaitu wadah yang keseluruhan
bagiannya terbuat dari tanah. Tanah liat / lempung yang
sedikit berpasir, mudah dibentuk, tidak mudah pecah, tidak
melekat ditangan apabila dibentuk sesuatu, cocok untuk
pembuatan wadah.

 Kelebihan yaitu biaya relatif murah, dapat membantu


penyediaan pakan alami (plankton) , perombakan sisa pakan dan
metabolisme bisa terjadi secara alami 

 Kekuranganya yaitu rentan terhadap kebocoran akibat hewan


perusak (ex:  kepiting), serta akibat tekanan air dari dalam dan
luar wadah, terutama apabila hujan deras, sulit untuk mengontrol
hewan predator, dan sulit mengontrol debit air yang masuk
Pada wadah semi intensif  yang menggunakan bagian dinding
dan pematangnya terbuat dari tembok, sedangkan dasar
wadahnya terbuat dari tanah

 Kelebihan yaitu tahan terhadap kebocoran akibat hewan,


tahan terhadap tekanan air wadah, memudahkan dalam
pengontrolan air dan hewan pengganggu, dan kualitas air
bisa dikontrol lebih cermat

 Kekurangan yaitu biaya lebih mahal jika dibandingkan dengan


sistem tradisional, penyediaan pakan alami pada wadah tembok
lebih sedikit, dan proses penguraian alami sulit terjadi
Desain wadah
◦ Wadah Pemeliharaan Induk
 Wadah pemeliharaan induk berfungsi untuk merawat, menampung dan memelihara
induk.
◦ Wadah Pemijahan Induk Ikan
 Desain wadah pemijahan induk juga disesuaikan dengan kebiasaan pemijahan induk
ikan tersebut.
◦ Wadah Pemijahan Induk Ikan Gurame
 Kebiasaan pemijahan induk ikan gurame di alam tersebut ditiru dengan menyediakan
sosok dan ijuk di dalam kolam
 Kolam pemijahan induk ikan gurame dapat berbentuk segi empat atau segitiga. Hal
yang perlu diperhatikan adalah air kolam pemijahan induk gurame adalah jernih dan
tenang. Ketinggian air kolam pemijahan induk ikan gurame adalah 0,7-1 m.

(a) Sosok, (b) Kolam pemijahan


◦ Wadah Pemijahan Induk Ikan Nila
 Kebiasaan pemijahan induk ikan nila adalah membuat sarang
berupa lekukan di dasar kolam. Induk jantan membuat lekukan
di dasar kolam/bak/hapa, kemudian induk jantan dan betina
memijah pada lekukan tersebut. Selanjutnya Induk betina
mengerami telur dan merawat larva dalam mulutnya sampai
larva tersebut dapat mandiri.
 Wadah pemijahan induk ikan nila dapat terbuat dari bak, kolam,
akuarium atau hapa. Bentuk kolam pemijahan induk ikan nila
dapat berbentuk segi empat, bulat atau segitiga. Kolam
pemijahan dilengkapi pipa pengeluaran air dengan ketinggian
air 0,5 – 1 m
◦ Wadah Pemijahan Ikan Bawal
 Di alam, induk ikan bawal memijah pada air mengalir.
Induk betina ikan bawal mengeluarkan telur di air
mengalir dan dibuahi induk jantan. Telur ikan bawal akan
melayang–layang dibawa oleh air mengalir. Telurtelur ikan
bawal yang tidak terbawa arus akan
mengendap/tenggelam didasar perairan dan akan mati.

1 Pengeluaran Air
2 Aerasi/air
3 Pipa Pemasukan air/ 3 2
udara 1

 Gambar . Bak Pemijahan Induk Ikan Bawal


◦Wadah Pemijahan Ikan mas dan lele
 Kebiasaan induk ikan mas dan ikan lele adalah induk betina
mengeluarkan telur pada salah satu bagian substrat diikuti oleh
induk jantan mengeluarkan sperma di tempat telur sehingga
terjadi pembuahan. Wadah pemijahan induk ikan mas dan lele
dapat berbentuk segi empat, segi tiga atau bulat
 Wadah pemijahan didesain agar ketinggian air dapat mencapai
0,5 – 0,7 m yang dilengkapi dengan pipa pemasukan dan
pengeluaran air. Pada wadah pemijahan disediakan substrat
berupa kakaban yang ditata rapi.
 Kakaban di pasang 5-10 cm dibawah permukaan air.

Gambar 7. Wadah pemijahan ikan mas dan lele yang dilengkapi dengan
Substrat kakaban
Desain Wadah Penetasan Telur Ikan
Desain dan kontruksi akuarium
Tebal Kaca Panjang Lebar Tinggi
(mm)  Akuarium (cm) Akuarium (cm) Akuarium (cm)
3 30 20 20
3 40 20 30
3 50 30 30
5 70 35 35
5 80 40 40
6 90 45 45
6 120 50 50
10 150 45 50
10 150 45 60
10 180 45 60
12 190 50 60
16 200 70 65
◦ Wadah Penetasan Telur Ikan Gurame
 Pada beberapa jenis ikan yang memiliki sifat telur mengapung
di permukaan
1 memiliki desain wadah yang berbeda. Ikan
gurame, sepat, tambakang, ikan hias cupang dan sebagainya
memiliki sifat telur mengapung di permukaan air
 Telur ikan gurame sangat peka terhadap fluktuasi suhu, oleh
sebab itu perlu dipasang aerasi pada wadah penetasan telur
ikan tersebut.

1. Automatik heather
2. Aerasi
3. Media penetasan telur ikan

Gambar 8 Wadah Penetasan telur ikan gurame


◦ Wadah Penetasan Telur Ikan Mas

 Sifat dan karakter telur ikan mas, lele, patin dan


beberapa telur ikan lainnya adalah menempel
pada substrat, sehingga teknik penetasannya
juga sama.

Gambar Desain Bak Penetasan telur ikan Mas dan ikan Lele
◦ Wadah Penetasan Telur Ikan Nila  
 Penetasan telur ikan nila secara alami terjadi setelah mengalami masa
pengeraman pada mulut induk ikan betina. Selama pengeraman,
kebutuhan oksigen terlarut berasal dari air yang masuk melalui mulut
induk betina dan keluar melalui insang. Selama proses keluar dan
masuk air tersebut, telur tertahan oleh lembaran-lembaran insang
dalam mulut induk betina sehingga telur ikan tidak ikut terbawa oleh
air.

Gambar. Corong Tetas Penetasan telur ikan terbuat dari


fiberglass
◦ Desain Wadah Penetasan Telur Ikan Bawal
 Wadah penetasan telur ikan bawal dapat juga menggunakan
corong tetas yang terbuat dari fiberglass atau plastik. Induk
bawal memiliki fekunditas sekitar 300.000 – 500.000 butir
sehingga kalau menggunakan corong tetas yang kecil tidak
cukup. Corong tetas untuk penetasan telur ikan bawal
sebaiknya terbuat dari fiberglass dengan ukuran lebih besar.
Corong penetetasan telur ikan bawal berbentuk kerucut agar
telur ikan dapat teraduk dengan baik. Bagian bawah corong
dihubungkan ke pipa air/udara dan dilengkapi kran agar dapat
mengatur debit air/udara.

Gambar. Corong Penetasan Telur Ikan Bawal


◦ Desain Wadah Pemeliharaan Larva dan Benih
Wadah pemeliharaan larva dan benih ikan secara umum
sama baik bentuk, ukuran dan desainnya. Hal tersebut
karena sifat dan karakter larva dan benih ikan sama.
Untuk memudahkan pengoperasiannya wadah
pemeliharaan larva dan benih ikan memiliki pipa
pemasukan dan pengeluaran air. Sedangkan bentuk dan
ukuran wadah pada prinsipnya sama untuk semua larva
dan benih ikan.
 Desain Wadah Pendederan Benih Ikan
Wadah pendederan benih ikan umumnya menggunakan akuarium,
bak dan kolam. Penggunaan wadah pendederan berkaitan dengan
karakter benih ikan yang dipelihara. Ikan mas umumnya
dipelihara/didederkan pada lahan kolam, sawah. Benih ikan mas,
nila, bawal, gurame membutuhkan oksigen terlarut relatif tinggi
sehingga membutuhkan pemasukan air secara terus menerus dan
permukaan wadah yang luas. Sumber oksigen terlarut di kolam
sebagian besar berasal dari air masuk dan difusi oksigen di
permukaan air. Umumnya benih ikan mas, nila, bawal, gurame
didederkan di kolam atau sawah. Kolam pendederan benih ikan
tersebut terdiri dasar kolam, pematang, pipa pemasukan dan
pengeluaran air.

Gambar Desain Wadah


Pendederan benih ikan mas, nila, Gambar Desain Bak Pendederan Benih Ikan lele
bawal, gurame
Tata Letak Wadah Pembenihan Ikan
Memudahkan operasional dan efisiensi
tempat.
◦ bak pemeliharaan induk,
◦ bak pemijahan ikan, Bak
pemeliharaan
◦ bak penetasan telur ikan, larva/benih
Bak penetasan
◦ bak pemeliharaan larva, telur
Bak pemijahan
◦ bak pemeliharaan benih, Instalai air dan
udara
◦ bak kultur pakan alami, Penampungan
air
◦ instalasi udara, Kultur pakan
alami
◦ instalasi air, Gudang /
administrasi
◦ penampungan air,
◦ pakan,
◦ obat-obatan,
◦ seser,
◦ waring dan sebagainya
Perhitungan Kebutuhan Wadah
 Target produksi,
 Proses pembenihan,
 Survival rate larva/benih ikan

Perhitungan wadah pembenihan ikan dapat dilakukan sebagai berikut :


Target produksi benih ikan lele : 100.000 ekor / bulan
Ukuran produksi : 4-6 cm ( umur 2 bulan)
Fekunditas telur : 40.000 – 60.000 butir/kg induk
Frekuensi Pemijahan induk : 2 kali seminggu @ 3 pasang
Jumlah bak penetasan ukuran 1x4 m : 1 bak
% penetasan telur : 60%
Jumlah larva : 60%x180.000 butir = 108.000 ekor larva
Padat penebaran : 25 ekor/liter air
Volume bak pemeliharaan larva uk. 1x4m: luas bak x tinggi air (0,5 m) 2000 liter

Kebutuhan bak : =2 bak

Anda mungkin juga menyukai