Anda di halaman 1dari 48

TEKNIK PEMBESARAN KEPITING

DI TAMBAK
• Salah satu faktor yang perlu diperhatikan pada
budidaya kepiting adalah sifat kepiting yang suka
menggali lubang dan dapat melarikan diri

• Kepiting memiliki postur tubuh yang kokoh dengan


capit yang kuat memiliki sifat pemangsa yang ganas,
menjadi faktor pembatas pada proses budidayanya

• Kuatnya sifat saling memangsa tersebut ditunjang


oleh tabiat kepiting yang harus ganti kulit atau
moulting pada saat mengalami pertumbuhan
• Tambak kepiting harus mempunyai konstruksi yang
kuat dan memperhatikan sifat kepiting sehingga
dapat mendukung kelangsungan hidup dan
pertumbuhan kepiting secara maksimal
• Budidaya kepiting bakau dapat menggunakan lahan
tambak tradisional seperti yang dipakai untuk
memelihara udang dan bandeng
TAMBAK KEPITING
Persyaratan Budidaya Kepiting
Persyaratan Lokasi
1. Teknis :
• Letak lokasi
• Kualitas tanah
• Kualitas air

2. Non Teknis :
• Tenaga kerja
• Transportasi dan sarana lain
• Keamanan
Letak Lokasi
• Pasang surut antara 1,0-1,5 m
• Elevasi lahan yaitu  0,1%
• Terlindung dari banjir dan abrasi
• Faktor lain : varietas dan vegetasi
Kualitas Tanah

• Sifat fisik : Jenis tekstur tanah yang baik adalah


lumpur berliat (clay loam), liat berpasir (sandy
clay), liat berlumpur (silty loam) atau liat (clay)
• Sifat Kimia :
- pH tanah : 6.5-7.5
- Bahan organic :1.6-3.6%
- Nitrogen : 0.16-0.21%
- Fosfor : 36-46 ppm
- Bebas unsur logam berat

• Sifat biologis
Kualitas Air

- Suhu : 26-32 oC
- Salinitas : 15-30 ppt
- pH air : 7,5-8,5
- Oksigen :  3 ppm
- Amoniak :  0,1 ppm
- Nitrit :  0,5 ppm
Desain Tambak Kepiting Bakau
• Desain tambak untuk kepiting bakau mempunyai
karakteristik tersendiri karena sifat dan tingkah
lakunya (aspek behaviour) yang menuntut adanya
desain tertentu
• Kepiting akan selalu berusaha melarikan diri dari
tambak bila datang saatnya untuk beruaya ke laut
untuk memijah
• Kepiting senang berkelahi dan menggali tanggul/
pematang atau apa saja yang ada di tambak terutama
bangunan yang berasal dari bahan kayu/bambu
• Untuk mencegah agar kepiting tidak melarikan diri
lewat tanggul atas atau bawah, maka konstruksi
tambak harus kokoh dan padat
• Tambak harus dipagari di sekeliling pematang dengan
bambu yang dibilah-bilah atau waring
• Pemagaran dengan bambu dilakukan dari dasar
tambak dengan cara menancapkan bilah-bilah bambu
sedalam 30-40 cm dari permukaan dasar atau
tergantung tebal tipisnya lapisan lumpur agar kepiting
tidak melarikan diri
• Vegetasi yang tumbuh di sekitar atau di tengah
tambak dibiarkan tetap hidup karena dapat berfungsi
sebagai tempat perlindungan bagi kepiting
• Vegetasi dapat berfungsi untuk mengurangi
penguapan, sumber hara terutama dari daun-daun
mangrove berupa serasah yang dapat menyuburkan,
dan sebagai tempat bagi kepiting untuk berada di
dekat permukaan pada saat oksigen terlarut dalam
tambak rendah
• Ketinggian air dalam tambak juga harus dipertahan-
kan yakni minimal 0,8 m
Petakan Tambak
• Petakan tambak untuk budidaya kepiting bakau
umumnya berbentuk persegi panjang dengan luas
antara 0,1 dan 1,0 ha/unit, atau tergantung dari luas
areal tambak yang akan digunakan
• Untuk menjaga kepiting yang dibudidayakan dari
serangan hama, penyakit, pencemaran air, dan untuk
memudahkan pemanenan, maka setiap petakan
tambak sebaiknya mempunyai pintu air sendiri
• Untuk memudahkan pergantian air, terutama
pengeluaran air, di sekililing tambak sebaiknya
dilengkapi dengan caren (parit keliling)
• Caren dapat berfungsi sebagai tempat bagi kepiting
untuk berlindung dari panas matahari, tempat
berlangsungnya perkawinan, sebagai tempat untuk
pemberian pakan, dan untuk memudahkan
pemanenan
Tanggul (Pematang)

• Pematang tambak untuk budidaya kepiting bakau


harus dibuat padat dan kokoh, karena pematang ini
berfungsi untuk menahan massa air dalam tambak

• Pematang juga berfungsi melindungi tambak dari


tekanan air dari luar akibat banjir atau air pasang.
Ukuran pematang dapat dibuat dengan lebar bagian
atas sekitar 1,0-1,5 m jika luas tambak sekitar 0,1-0,5
ha
Pemagaran Tanggul

• Pemagaran tanggul dapat menggunakan pagar yang


terbuat dari bambu atau waring yang ditempatkan di
sekeliling pematang bagian dalam yang dimulai pada
dasar pematang
• Bila menggunakan bambu, maka bambu tersebut
terlebih dahulu dibilah-bilah. Pagar ditanam sedalam
30-40 cm dengan jarak antar tiap bilahan bambu
tidak terlalu renggang, sehingga kepiting tidak bisa
melarikan diri lewat celah antar bilahan bambu
• Jika bangunan tanggul/pematang cukup kuat, besar
dan padat, khususnya bila terbuat dari tanah liat dan
diyakini tak mungkin digali kepiting, maka
pemagaran cukup dilakukan di atas tanggul dengan
tinggi pagar sekitar 0,5 m dari puncak pematang
• Selain menggunakan bambu, juga dapat digunakan
waring dengan kombinasi antara waring dan bambu
atau balok
• Penggunaan balok akan lebih tahan lama
dibandingkan menggunakan bambu, namun
membutuhkan biaya yang lebih besar
PERSIAPAN

Antara lain yaitu :


1. Perbaikan konstruksi
2. Pengeringan tanah dasar
3. Pengapuran
4. Pemupukan
5. Pengisian air
Persiapan Tambak
• Tambak yang akan digunakan untuk budidaya
kepiting bakau harus dipersiapkan dengan baik agar
dapat mendukung kelangsungan hidup dan
pertumbuhan kepiting secara maksimal
• Keberhasilan budidaya ditentukan oleh kematapan
persiapan sebelum budidaya dilakukan
• Secara prinsip, untuk budidaya kepiting bakau
bangunan tambak harus kuat dan kedap air
Perbaikan Konstruksi
• Kegiatan perbaikan konstruksi meliputi perbaikan
pematang, saluran air, dan pintu air
• Perbaikan pematang perlu dilakukan agar tambak
terbebas dari kebocoran dan mampu menampung
ketinggian air minimal 0,8 m selama pemeliharaan.
• Perbaikan saluran dan pintu air bertujuan agar dapat
memudahkan dalam pengelolaan air, baik dalam
mendapatkan air bersih maupun dalam membuang air
kotor dari tambak, dan konstruksi lainnya juga perlu
dilakukan
Pengolahan Tanah Dasar
• Pengolahan tanah dasar dilakukan melalui kegiatan
penjemuran
• Penjemuran dilakukan dengan bantuan sinar matahari
sampai permukaan tanah retak-retak, serta dilakukan
pembalikan tanah dasar bertujuan agar bahan-bahan
organik yang ada pada dasar tambak terurai menjadi
unsur yang tidak membahayakan bagi kepiting
• Perjemuran tanah dasar dapat membunuh organisame
patogen di dasar tambak, menghilangkan berbagai
senyawa sulfida (H2S) dan senyawa-senyawa beracun
lainnya, seperti amoniak (NH3) serta membasmi hama
penyakit dan benih-benih ikan liar yang bersifat
predator
• Agar proses pengeringan tanah dasar ini dapat
berjalan dengan baik dan merata, maka setelah tanah
retak-retak dilanjutkan dengan pembalikan dengan
kedalaman sekitar 20-30 cm
• Pembalikan tanah dasar ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu berupa cangkul atau alat
lainnya
• Setelah tanah dasar tambak dicangkul, dan dibalik,
lumpur yang ada di dalam caren harus diangkat
sambil memperbaiki pematang
• Rendam air sedalam 10-20 cm selama ± 7 hari, lalu
dikeringkan kembali
Pengapuran
• Pengapuran merupakan salah satu upaya peningkatan
produktivitas tambak, utamanya dilakukan pada
tambak-tambak masam
• Pengapuran tanah bertujuan untuk meningkatkan
atau mempertahankan pH tanah bagian dalam
tambak, mengikat CO2 yang berlebihan karena proses
pembusukan dan pernafasan, menetralisasi unsur
toksis yang disebabkan oleh aluminium dan zat besi
dengan ketersediaan kalsium dalam jumlah yang
cukup, sehingga ketersediaan unsur hara seperti
fosfat akan bertambah
• Pengapuran juga dapat menstimulir aktivitas
organisme tanah sehingga dapat menghambat
organisme yang membahayakan kehidupan kepiting
(desinfectan), dapat merangsang kegiatan jasad renik
dalam tanah sehingga dapat meningkatkan
penguraian bahan organik dan nitrogen dalam tanah.
• Kepiting memerlukan kapur dalam proses pengerasan
kulitnya sesaat setelah ganti kulit (molting)
• Jenis kapur yang dapat digunakan antara lain
CaMg(CO3)2 (kapur dolomit), kapur tohor (Ca(CO3)2)
atau kapur hidup (CaO) dengan dosis antara 1.000-
2.000 kg/ha atau tergantung pada pH tanah tambak
• Pengapuran dilakukan bersamaan dengan pengolahan
tanah dasar dengan cara mengaduk-aduknya hingga
tercampur merata dengan tanah dasar tambak
• Pada tanah tambak dengan pH<5 (masam),
pengapuran sebaiknya dilakukan sesudah diadakan
reklamasi sehingga tidak terjadi perubahan pH tanah
yang drastic
• Pada tanah dasar tambak yang pH-nya >7 tidak perlu
dilakukan pengapuran
• Setelah tanah dasar tambak dikapur selanjutnya
dibiarkan kering dan terjemur
Pemupukan
• Pemupukan pada tambak bertujuan untuk
menumbuhkan plankton hingga kepadatan tertentu

• Penumbuhan plankton dalam hal ini bukan bertujuan


untuk menumbuhkan pakan alami bagi kepiting, akan
tetapi untuk mengurangi kecerahan. Kecerahan yang
baik bagi kehidupan kepiting bakau berkisar 40-50 cm
• Penumbuhan plankton dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Tambak diisi air hingga mencapai ketinggian 1,0 m.
b. Pupuk organik (pupuk kandang) sebanyak 1.000-1.500
kg/ha dimasukkan ke dalam karung atau kantong yang
masing-masing kantong berisi ± 50 kg, kemudian kantong
tersebut direndam
c. Pupuk buatan yaitu urea sebanyak 50 kg/ha dan TSP
sebanyak 20 kg/ha, dengan cara yang sama pada aplikasi
pupuk organik
d. Setelah 3-5 hari plankton akan tumbuh dan biasanya
dapat dilihat dari perubahan warna air tambak yaitu
menjadi warna kehijauan atau kecoklatan
Pengolahan Kualitas Air
• Pengelolaan kualitas air tambak untuk budidaya
kepiting bakau bertujuan untuk mengontrol atau
mengendalikan kualitas air selama kegiatan budidaya
berlangsung sehingga mendukung kelangsungan hidup
dan pertumbuhan kepiting bakau secara maksimal
• Kontrol kualitas air sebaiknya dilakukan secara teratur
yaitu 1 sampai 2 kali seminggu sehingga apabila terjadi
tanda-tanda perubahan atau penurunan mutu kualitas
air bisa dilakukan tindakan pengamanan
• Kasus yang sering terjadi adalah penumpukan sisa
pakan atau kotoran kepiting yang dapat
menyebabkan pH tanah dasar menjadi agak asam
• Agar kepiting mendapatkan air yang segar, maka
perlu dilakukan pergantian air secara teratur (harian)
minimum 30%/hari, ketinggian yang dipertahankan
antara 1,0-1,5 m
• Untuk tambak yang terletak di daerah yang pasang
surutnya sesuai dengan persyaratan teknis, maka
pergantian air tambak dapat digunakan dengan
sistem gravitasi, yaitu pintu tambak dibuka pada saat
air laut surut (rendah) agar air tambak lapisan bawah
keluar, kemudian pintu tersebut ditutup kembali
setelah tambak terisi air baru pada saat pasang naik
• Untuk tambak yang terletak di daerah pasang surut
yang rata-rata pasangnya lebih rendah dari
persyaratan teknis maka pergantian air tambak
dilakukan dengan menggunakan pompa
• Pemantauan kecerahan air juga perlu dilakukan
secara periodik, hal ini bertujuan untuk mengetahui
kecerahan air media budidaya
• Kecerahan air yang baik untuk budidaya kepiting
bakau berkisar antara 30-40 cm
Penebaran Benih
• Benih kepiting yang ditebar adalah yang sehat dan
berkualitas
• Kualitas benih kepiting bakau dapat dilihat dari
kesehatan benih yang terlihat dari kelengkapan kaki-
kakinya, warna cerah dan memperlihatkan sifat yang
melawan jika diganggu
• Benih kepiting yang kurang sehat, terlihat dari warna
karapas yang kemerah-merahan dan pudar serta
pergerakannya lamban.
• Benih kepiting yang kehilangan capit akan
mempengaruhi kemampuannya untuk memegang
makanan yang dimakan serta sistem sensorisnya

• Padat penebaran kepiting pada kegiatan pembesaran


tergantung pada ukuran benihnya

• Benih yang mempunyai ukuran lebar karapas 3-4 cm


dengan bobot 30-50 g dapat ditebar dengan kepadatan
1-2 ekor per m2 atau 10.000-20.000 ekor/ha
Pakan
• Jenis pakan : Ikan rucah, kekerangan, usus ayam

• Dosis : 12-15% (bulan pertama)


10-12% (bulan kedua)
8-10% (bulan ketiga)
6-8% (bulan keempat)
• Frekuensi : 2 kali sehari
Panen
• Ukuran konsumsi 250 – 350 gram/ekor (3-5 ekor
per kg)
• Panen dapat dilakukan secara total atau panen
selektif
• Alat bantu : kurungan, rakkang, dan jaring
Pascapanen
• Kepiting yang telah dipanen siap untuk dipasarkan
• Oleh karena kepiting mempunyai capit yang kuat dan
dapat menjepit, sebelum dipasarkan terlebih dahulu
diikat dan dimasukkan ke dalam keranjang
• Dalam mengikat kepiting diperlukan ketrampilan
karena capit dan anggota badannya mudah putus,
sedangkan bila anggota badan tidak lengkap, harga
jualnya akan menurun.
• Sebelum kepiting diikat, diperlukan tempat yang rata
dan tali untuk mengikat
Mengikat kepiting dengan tali
rafia dan dimasukkan ke dalam
keranjang atau wadah lainnya
• Pengikatan dilakukan dengan memijakkan salah satu
kaki secara hati-hati dengan kuat pada bagian atas
kepiting
• Dapatkan posisi genggaman yang baik saat meletakkan
jari-jari kaki di atasnya. Selanjutnya gunakan kedua
tangan untuk mengikat kepiting
• Setelah kepiting terikat, susun pada wadah dan lapisi
dengan kain basah
• Wadah yang digunakan diusahakan selalu dalam
keadaan lembab sehingga kepiting dapat bertahan
hidup saat tiba di pasar

Anda mungkin juga menyukai