Anda di halaman 1dari 19

BAB VI

TEKNIK PELAKSANAAN SOIL NAILING

Selain tempat kerja, tidak ada pekerjaan khusus yang lebih dahulu diperlukan

untuk pelaksanaan. Seperti yang diperlihatkan dalam gambar 6.1 ada tiga tahapan

pokok yang berulang dalam proses pelaksanaan: penggalian, nailing dan penempatan

lapisan permukaan.

Tahapan pelaksanaan soil nailing secara umum dapat dijelas sebagai berikut:

1. Penggalian dengan kedalaman 1 - 2 m tergantung pada kondisi tanah agar tetap

stabil tanpa penahan dalam jangka waktu 1-2 hari.

2. Mengebor lubang bor pada tempat-tempat yang telah ditentukan sebelumnya

dengan kemiringan dan panjang paku tertentu, biasanya jarak antar paku 1- 2 m.

3. Memasukkan tulangan baja ke dalam lubang bor. Tulangan harus berada di

tengah-tengah lubang bor dengan diberi penyangga.

4. Memasukkan semen grout ke dalam lubang bor melalui pipa dari bawah ke atas.

5. Menempatkan pipa saluran prefab (untuk drainase) dan kawat wiremesh baja

sepanjang permukaan tanah yang baru digali (tidak terlindung).

6. Dilakukan shotcrete pada permukaan tanah. Setelah dishotcrete, dipasang pelat baja

di tengah-tengah lubang pada tiap ujung tulangan. Tidak meninggalkan penggalian

yang tidak terlindung semalaman. Pada hari berikutnya, pelat dikencangkan dengan

baut.

7. Sebelum pengeboran lubang, jika muka air tanah tinggi harus dilakukan dewatering

untuk mengurangi tekanan air pada dinding soil nailing.


8. Proses di atas diulangi lagi dari langkah pertama untuk kedalaman selanjutnya

sampai pada kedalaman yang direncanakan.

EXCAVATE -->
UNSUPPORTED CUT
1 TO 2 M (3 TO
6 F T ) HIGH M
r>SL
STEP 1. E X C A V A T E SMALL CUT S T E P 2 . DRILL HOLE FOR NAIL

±1.
^
IA
a u,
S T E P 3. I N S T A L L A N D G R O U T NAIL S T E P 4\ P L A C E D R A I N A G E
S T R I P S . INITIAL S H O T C R E T E
LAYER & I N S T A L L B E A R I N G
PLATES/NUTS

STEP 5 REPEAT PROCESS TO S T E P O. P L A C E F I N A L F A C I N G


F I N A L GRADE ION P E R M A N E N T W A L L S I

Gambar 6.1. Proses Pelaksanaan (Ir. SindhuR, 1995)


112

Ketebalan permukaan dinding biasanya antara 8 -20 cm, tergantung pada

properties tanah, ketinggian dinding dan service life ( dinding permanen atau

sementara ). Biasanya tulangan baja yang dipakai berdiameter antara 20 -28 mm,

tetapi ada yang memakai diameter 50 mm juga. Pada umumnya, jumlah nail antara 0.5

sampai 1 nail per meter persegi.

Hal-hal khusus yang perlu diperhatikan:

Penggalian

Penggalian sedalam 1 - 2 m tanpa pendukung dalam waktu beberapa jam tidak

selalu stabil. Sehingga perlu adanya perlakuan khusus pada tanah, misalnya tanah

digrouting untuk membuat soil nailing berhasil dikerjakan.

Nailing

Unfuk mencapai kecepatan pemasangan yang tinggj, diperlukan sistem-sistem

baru yang telah dikembangkan. Jika pemasangan nail dapat dikerjakan dengan cepat

dan efektif. maka keuntungan ekonomi dari soil nailing dapat dicapai.

Lapisan Permukaan

Pada awalnya penggunaan soil nailing hanya dimaksudkan unutk

struktur-struktur sementara. Kemudian belakangan ini digunakan untuk stabilisasi

permanen tetapi menimbulkan masalah mengenai keindahan karena penampilan

permukaan shotcrete yang tidak menarik. Oleh karena itu digunakan elemen beton

prefab digunakan sebagai pengganti shotcrete dan tumbuh-tumbuhan ditanam dalam

beton prefab.
113

Pekerjaan Perbaikan

Pada akhirnya diakui bahwa aplikasi dari soil nailing meluas di luar tujuan asli

dari penggalian dan perkuatan dari tanah asli. Misalnya untuk perbaikan

struktur-struktur dan bangunan-bangunan lama, di mana sekarang soil nailing sering

digunakan untuk menstabilkan dinding-dinding penahan tanah atau pondasi.

Penstabilan seperti dinding-dinding itu menyangkut teknik-teknik nailing yang baru.

VI. 1. Penggalian

Sebelum memulai penggalian harus diketahui kedalaman level muka air tanah,

jika muka air tanah tinggi maka harus dilakukan dewatering secara terus menerus. Dan

untuk memeriksa stabilatas global ditentukan kedalamanan penggalian maksimum pada

tiap tingkat oleh kemampuan penggalian yang tidak didukung untuk tetap stabil dalam

beberapa jam. Pada dasarnya kemampuan penggalian hampir vertikal yang tidak

didukung untuk tetap stabil dipengaruhi oleh sifat tanah berikut ini:

- Kohesi kapiler (untuk tanah pasir dan tanah gravelly sand)

- Natural Cementation ( untuk tanah pasir dan kerikil)

- Kohesi asli ( untuk tanah lempung dan lanau )

Tabel 6.1 memperlihatkan batasan kedalaman penggalian yang hampir vertikal

dalam berbagai tipe tanah.


114

label 6.1. Kedalaman Penggalian dari Penggalian yang Hampir Vertikal (Jones,
C.P.D, 1990)
Type of soil Cut depth

(sandy) gravel O.S m (with capil- ..1.5 m (cemented)


lary c o -
hesion)

sand 1.2 m (middle ..1.5 m (dense


dense with with cap.
cap. cohesion) cohesion)
and up to 2 m (cemented)

silt 1.2 m ..2 m (depending


on struc-
ture sta-
bility of the grain skeleton and
water content)

clay l.S m (normal con- ..2.5 m (overconso-


solidated) solidated)

Pada keadaan berikut ini permukaan tanah terbuka dari lapisan yang digali

dapat menjadi tidak stabil sehingga kedalaman penggalian dapat dibatasi sesuai dengan

tabel 6.1. atau dapat diberikan perlakuan tanah yang diperlukan (misalnya dilakukan

grouting pada tanah):

- Tanah pasir yang densitinya (sangat) rendah.

- Tanah pasir kering ( water content kurang dari 1% ).

- Terdapat getaran-getaran disekelilingnya

- Tekanan seepage dari lapisan air.

Langkah pertama untuk mencegah ketidakstabilan ini yaitu mengurangi

kedalaman penggalian. Meskipun demikian, kedalaman yang kurang dari 1 m biasanya

tidak ekonomis dan hanya dapat dipakai untuk satu atau dua tingkat penggalian,

terutama untuk tempat yang mempunyai lapisan tanah berkualitas rendah. Kadang kala

kondisi itu mungkin dapat diperbaiki dengan menyemprot lapisan beton yang tebalnya
115

kira-kira 2 - 3 cm di atas permukaan galian yang terbuka dengan segera setelah

penggalian.

Sebuah perlakuan tanah yang diperlukan sebelum pelaksanaan, dipakai oleh

kontraktor ahli Bauer pada pembangunan sebuah dinding sementara (kedalaman total

18 m ) untuk penggalian jalan kereta api bawah tanah Munich pada tahun 1983 (

gambar 6.2 ) Potongan melintang dalam gambar 6.3 memperlihatkan grouting yang

dilaksanakan dari berm sampai kedalamanan 8 m disebabkan oleh permukaan air di

bawahnya. Jadi permukaan tanah dari penggalian yang lebih bawah dijaga dari

kerusakan akibat tekanan seepage.

Gambar 6.2. Pembangunan Dinding Sementara untuk Penggalian Jalan


Kereta Api Bawah Tanah Munich pada Tahun 1983 (Bauer)
1.50 m
*-•••*-•

GROUT
_ CURTAM

CLAY
^ 0 ^ ^ ^ SILT
SANO

Gambar 6.3. Potongan Melintang Dinding Soil Nailing dan Gambar 6.2
(Bauer)
116

Sering kali dua tingkat pertama dari penggalian adalah daerah yang paling

kritis, karena dalam banyak kasus tanah pada bagian atas terdiri dari tanah lemah

akibat cuaca / weathered weak dan tenrtama pada daerah urban dari tanah filled

(urugan) loose dengan rongga yang tidak diharapkan ( misalnya sistem-sistem

pembuangan air kotor).

Pada umumnya, penggalian pada tanah batuan yang lunak dapat dikerjakan

dengan baik Gambar 6.4. memperlihatkan sebuah dinding soil nailing hampir vertikal

(tinggi 14.5 m, luas permukaan 25000 m2) di Keuper Marl dekat Stuttgart,

dilaksanakan oleh Bauer pada tahun 1980. Setelah dilakukan penggalian dengan alat

caterpillar excavator, permukaan penggalian yang terbuka diratakan dengan mesin

penggiling. Teknik ini dapat dengan sukses diterapkan dalam tanah batuan yang lunak

yang serupa karena menghemat biaya pekerjaan manual.

Gambar 6.4. Dinding Soil Nailing Hampir Vertikal di Keuper Marl Dekat
Stuttgart (Bauer, J 980)
117

VI.2. Nailing

Seperti pada pengeboran untnk angker tanah, teknik-teknik pemasangan pakn

bervariasi tergantung pada kondisi tanah, jenis dari paku ( permanen atau seraentara)

dan bentuknya (panjang dan diameter ). Pengalaman dan peralatan juga mempengamhi

metode-metode pengeboran.

Pada bagian ini akan dijeiaskan beberapa teknik yang berbeda, dimulai dengan

yang sederhana tetapi efektif

VL.2.1. Driving and Percussing of Steel Reinforcement

Si stem Hurpi noise

Konuaktor Bouygues telah melakukan pekerjaan soil nailing pada dinding

sejak tahun 70-an dengan menggunakan pipa-pipa baja (diameter 48 mm) atau lebih

sering baja siku (50X50X5 atau 60X60X6 mm) yang ditekan secara dipukul ke dalam

tanah tanpa digrouting. Panjang paku mencapai 6 m.

Metode ini hanya dipakai untuk struktur soil nailing sementara karena dapat

terjadi korosi, sekalipun baja mempunyai lapisan zinc (timah ). Metode driving dan

percussing yang kasar akan merusak proteksi timah dan menimbulkan kerusakan jangka

panjang.

Teknik soil nailing ini ( disebut sistem Hurpinoise ) baik untuk aplikasi pada

tanah pasir dari pada tanah kohesif Pull out test pada baja-baja siku memperlihatkan

hasil yang bagus pada tanah pasir yang padat atau kerikil. Meskipun demikian,

pemehharaan harusnya dilakukan pada tanah pasir loose, di mana percussive driving
118

dapat menurunkan stabilitas grain skeleton di sekeliling paku dan mengakibatkan gaya

gesekan menjadi rendah. Jarak paku ini relatif kecil, umumnya sekitar 0.7 - 0.8 m yaitu

satu nail untuk 0.5 m2.

Sistem Bauer

Kontraktor Bauer mengembangkan sebuah metode driving dan hammering

paku yang dimasukkan langsung ke dalam tanah dengan diameter ujung dari tulangan

yang digunakan agak lebih besar (55 mm) dari pada tulangan yang biasa. Pada tanah

yang stabiJ, misalnya tanah pasir dengan kepadatan medium dan kohesi kapiler kecil,

ujung tulangan memberikan rongga terbuka di sekeliling tulangan baja, yang mana

dengan segera akan diisi dengan mortar cair. Sebelum melakukan full-scale test pada

dinding tahun 1976, Bauer melakukan pull out test pada paku yang panjangnya 4 m

dan menghasilkan rata-rata gaya geser sebesar 22 KN/m dalam tanah pasir.

VI.2.2. Pengeboran Lubang Bor Tanpa Selubung

Teknik yang paling umum digunakan adalah pengeboran kemudian tulangan

baja dimasukkan ke dalam lubang bor dan digrouting.

Untuk meningkatkan kecepatan pemasangan, salah satu cara adalah mengebor

lubang bor tanpa selubung, di mana kondisi tanah harus diperhitungkan. Tiga metode

dasar yang dapat dipakai adalah:

(a), rotary boring dengan memindahkan tanah

(b). rotary percussive boring dengan memakai air flush

(c). dry auger boring


119

Metode (a) pertama kali digunakan oleh Bauer dalam pelaksaanan dinding tes ketiga

pada percobaan lapangan yang disebutkan dalam bagian 6.2.1. Lubang bor dibuat

pada tanah pasir yang kepadatannya medium dengan mesin pengebor yang

diperlihatkan dalam gambar 6.5. Pipa sepanjang 4 m (berdiameter 70 mm) ditutup

pada bagian ujungnya, ditekan masuk perlahan ke dalam tanah dengan menekan dan

memutarnya serentak. Tanah pasir di sekitar sumbu pipa dipindahkan secara radial,

yang menyebabkan pemadatan tanah pasir. Hal ini menghasilkan perbaikan tanah

setempat dan dengan demikian gesekan antara paku dan tanah menjadi lebih baik.

Lubang bor tetap stabil untuk beberapa saat yang disebabkan oleh pemadatan tanah

dan kohesi kapiler. Kemudian tulangan baja dimasukkan kedalam lubang bor dan

digrouting. Pada musim hujan di mana tanah pasir kurang baik perekatannya, teknik ini

dapat diterapkan untuk paku yang panjangnya 4 - 5 m, terutama pada daerah urban di

mana air flush (metode b) sering kali tidak diperlukan.

Gambar 6.5. Mesin Pengebor Menggunakan Pipa yang Ditutup Ujungnya


dengan Panjang 4 m Ditekan Masuk ke Dalam Tanah
(Gassier, 1990)

Metode (c) dapat dipakai untuk soil nailing, di mana pengeboran kering

dilakukan dengan alat bor (auger). Metode (c) paling banyak digunakan dalam tanah
120

lempung dan batuan lunak. Metode ini tidak dapat dipakai dalam tanah-tanah seperti

boulders atau lapisan batuan keras.

Panjang lubang bor biasanya mencapai 3 - 8 m. Gambar 6.6 memperlihatkan

alat auger drilling.

Gambar 6.6. Alat Auger Drilling (ASCE, Desemberl991)


Pada tanah kohesif, lubang bor haras selalu dijaga tetap kering untuk

memperoleh gesekan antara grouting dan tanah yang baik. Jika lubang bor tetap tidak

stabil, maka dipakai selubung bukan suspensi pendukung seperti bentonite.

Pada pelaksanaan soil nailing harus diperhatikan waktu yang terbuang selama

penambahan atau pemindahan elemen bor satu per satu yang panjangnya kira-kita 1.5

- 2 m. Oleh karena itu, kontraktor Bauer menggunakan auger drilling khusus untuk

proyek soil nailing pada jalan kereta api kecepatan tinggi antara Manheim-Stuttgart.
121

Penggalian lereng sedalam 23 m dan kemiringan 1:7.5 harus stabil dengan paku yang

panjangnya 24 m dimasukkan. (gambar 6.7). Untuk menghindari sliding, terutama

pada bekas permukaan longsor. ada lebih dari 12000 m total panjang nail yang

digrouting dalam tanah.

Gambar 6.7. Potongan Melintang dari Galian Lereng Jalart Kereta Api
antara Manheim-Stuttgart (Gassier, 1990)

Dengan alat auger drilling yang panjangnya 18 m (gambar 6.8), kecepatan

pemasangan paku menjadi sangat cepat. Untuk paku yang paling panjang yaitu 24 m,

auger/bor hanya harus disambung dua kali dalam tiap lubang bor.

Gambar 6.8 Ales in Pengeboran Khusus dengan Panjang Bor 18 m untuk


Pah( yang Sangat Panjang (Gassier, 1990)
122

VI. 2.3. Pengeboran dengan Selubung

Biasanya pengeboran dengan selubung dilakukan dengan cara berikut ini:

(a). Auger drilling ( telah dijelaskan pada bagian sebelumnya).

(b). Inner drill rod rotating atau percussively rotating pada selubung luar

(c). Lubang hammer yang dipukul menurun serentak dengan hammer pada selubung

luar.

Metode (b) dan (c) memerlukan water atau air flush.

VI.2.4. Perkembangan-perkembangan Khusus

Sebuah teknologi baru yang mempunyai efisiensi besar telah dikembangkan

untuk pemasangan nail dengan alat yang memakai tekanan injeksi yang tinggi sekali.

Yang disebut "Injection Nail". Sebuah profil baja khusus dimasukkan ke dalam tanah

oleh alat vibro-percussing hammer (gambar 6.9).

Teknik lain dari selfboring yaitu sistem dari Company Ischebeck GmbH,

Jerman. Nail khusus terdiri dari sebuah profil bajayang hollow stem dengan diameter

luar 30 mm dan diameter dalam 11 mm ( TITAN 30/11 ) yang mana grouting dapat

melalui hollow stem (gambar 6.10). Ada bermacam-macam bit dan ujung pengeboran

dengan diameter 42 sampai 75 mm yang dapat dipasang pada profil tulangan baja

Keuntungan dari sistem ini:


dapat diperpanjang dengan alat screw socket (berguna dalam ruang kerja yang

sempit).

paku dengan diameter ujung 42 mm dapat ditekan masuk dengan handly drilling

hammer.

adanya lapisan timah untuk proteksi korosi.

pertama udara atau air untuk flush sesudah itu grouting untuk ikatan antara paku dan

tanah dapat melewati hollow stem.

••is..

*a#

Gambar 6.9. Peralatan Injection Nail (Ground Engineering, Juli 1991)


OWU HAMMLK TTTAM N A l

{ 3 I Grouting through
the hollow stem

Gambar6.10. Injeksi Nail "TITAN 30/11" (Gassier, 1990)

Setelah pemasangan paku dapat dilakukan pull out test untuk mengetahui

tahanan tank yang sebenamya dari paku Tf ( gambar 6.11).

Gambar 6.11. Pull out Test pada Pelaksanaan Proyek (ASCE, Desemberl99l)
VI.3. Grouting

Prosedur grouting yang ada dalam praktek yaitu:

a. lubang bor di grout sebelum paku dipasang.

b. lubang bor di grout setelah paku dipasang.

Prosedur (a) dipakai bila kondisi tanah tidak stabil. setelah dibor lubang

langsung di grout (faktor air semen tidak lebih dari 0.4). Setelah itu paku segera

dimasukkan sebelum semen grout mengalami initial set (pengikatan awal). Jika kondisi

tanah baik, dilakukan prosedur (b). Paku dipasang terlebih dahulu, kemudian digrout

mulai bagian terdalam pada lubang bor. Pada problem khusus, dapat dipasang pipa

kedua dan diinjeksi semen grout pada bagian luar paku permanen dengan tekanan

tinggi. Metode post injecting ini juga dipakai pada angker tanah, dan kadang dipakai di

Jerman untuk meningkatkan lekatan tanah pada kondisi tanah jelek. Pada gambar 6.12

memperlihatkan lubang yang baru digrout dan paku permanen ditekan masuk dengan

tangan.

Gambar 6.12 Lubang Bor yang Baru Digrout dan Permanent Nail
Dimasukkan Dengan Tangan (Gassier, 1990)
126

VI.4. Drainase

Drainase adalah hal yang diperlukan di dalam pelaksanaan soil nailing, seperti

pada struktur penahan tanah lainnya. Drainase mungkin tidak diperlukan untuk dinding

soil nailing sementara, namun tidak demikian untuk dinding yang permanen.

Infiltrasi air dapat menyebabkan masalah yang serius selama penggalian.

Kadang kala perlu ditunggu sampai perkolasi air berhenti. Jika tidak perlu dilakukan

langkah-langkah khusus.

Tipe-tipe drainase yang ada yaitu:

(a).Pipa-pipa pendek, untuk mengeluarkan air yang berada di belakang permukaan

dengan segera. Pipa-pipa ini biasanya panjangnya 300 mm dan berdiameter antara

50 - 80 mm. Dan diletakkan pada permukaan antara paku. Jumlah dan jarak

tergantung pada kondisi tanah setempat. Pada permukaan yang perrmanen akan

terjadi bekas rembesan air akibat perkolasi melalui pipa ( umumnya fenomena

sintering ). Ini dapat dihindari dengan mengunakan alternatif (b).

(b).pipa-pipa di balik permukaan, terdiri dari pipa-pipa yang penuh lubang atau

kepingan-kepingan vertikal dari filter geotekstil. Pipa-pipa penuh lubang diletakkan

vertikal di belakang permukaan dan diperpanjang untuk nap tahap penggalian (

gambar 6.13 ). Pada bagian dasar dari pipa s'aluran vertikal harus dihubungkan

dengan pipa-pipa penampung horisontal. Kepingan-kepingan vertikal dari filter

geotekstil ( lebar kira-kira 300 mm ) dapat dengan mudah diletakkan pada jarak

pemotongan slope kira-kira 1.5 sampai 2 m. Pada bagian dasar dari kepingan filter

dihubungkan dengan sebuah sistem penampung yang disediakan.


127

(c).Pipa-pipa panjang, pipa-pipa yang penuh lubang atau celah untuk saluran air (

umumnya dibungkus dalam filter geotekstil) di dalam dan di belakang daerah yang

dinailing. Pipa-pipa saluran ( berdiameter antara 50 -80 mm ) biasanya

dimasukkan ke dalam lubang bor yang sebelumnya telah dibor miring ke atas

kira-kira 5° dan panjangnya lebih panjang dari pada nail. Seluruh pipa-pipa

saluran yang mengalirkan air dihubungkan dengan pipa-pipa penampung pada

bagian dasarnya.

$^§m

Gambar 6.13. PVC yang Diletakkan di Belakang Pemmkaan ( Binding Soil


Nailing di Karlsruhe-Durlach, Dikerjakan oleh Bruckner
GmbH)

VL5. Penempatan Lapisan Permukaan

Kawat wire mesh atau panel-panel yang dibuat di pabrik biasanya dilengkapi

dengan cladding :atau yang ilebiih unman idengam ibaut luntiiik itiianganHtuIamgan yang

digtioitting. &tebalan 'yang dibutUhkan idipeirdldh 'dari isbcfcrete yang tiisatnprot


128

berlapis-lapis. Dan pemeliharaan khusus harus dilakukan untuk mempertahankan

ketebalan yang seragam. Jika diperlukan finishing yang berkenaan dengan keindahan,

dapat diberikan seperti penambahan lapisan tanpa mengganggu lapisan-lapisan

shotcrete sebelumnya.

Pada kasus paku dipasang dahulu kemudian di shotcrete, plat dapat ditekan

pada shotcrete selama masih relatif segar, sehingga ujung paku terikat dengan baik

pada lapisan permukaan. Pada kasus paku yang dipasang setelah penyemprotan

shotcrete, dipasang ganjalan dari kayu yang dipindahkan nantinya untuk lubang

pengeboran dan pemasangan paku. Kadang diperlukan penyemprotan tipis lapisan

shotcrete (2-3 cm) pada permukaan tanah yang baru digali atau sebelum dipasang

wiremesh untuk melindungi terhadap korosi ( gambar 6.14).

Gambar 6.14 Penyemprotan Shotcrete pada Dinding (Konstruksi.Oktober


1995 )

Anda mungkin juga menyukai