Anda di halaman 1dari 5

Buku “ Metode Konstruksi Untuk Pekerjaan Fondasi”

Pengarang : Asiyanto

Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press, 2007)

Klasifikasi Tanah

1. Batu kerikil dan Pasir (Sand and Gravel)


 Terdiri dari pecahan pecahan batu dengan berbagai ukuran
 Gesekan tinggi
 Tembus air (tidak kedap air)
 Butir-butir kasar dan lepas
 Daya dukung tidak dipengaruhi oleh kandungan air

2. Lempung (Clay)
 Terdiri dari butir-butir yang sangat kecil dan menunjukkan sifat plastisitas dan
kohesi
 Kohesi : bagian-bagian bahan yang melekat satu sama lain
 Plastisitas : sifat yang memungkinkan bentuk bahan dapat diubah-ubah tanpa ada
perubahan isi atau tanpa kembali ke bentuk aslinya dan tidak terjadi keretakan
 Butir-butir halus dan lekat
 Rapat air
 Kembang susut besar (jika basah mengembang sampai menjadi air, jika kering
menjadi keras)
 Daya dukung sangat dipengaruhi oleh kandungan air didalamnya, bila kandungan
air melebihu optimum akan menurunkan daya dukung.

3. Lanau (Silt)
 Peralihan antara lempung dan pasir halus, kurang plastis dan lebih mudah
ditembus air daripada lempung.
 Butir-butir halus dan lepas
 Ada sedikit daya lekat
 Dalam keadaan kering dapat menjadi debu
 Daya dukung dipengaruhi oleh kandungan air, semakin tinggi kadar air
menyebabkan daya dukungnya akan menurun.

FONDASI BORED PILE

Pada pelaksanaan tiang bor :

- Tanah di lubangi dengan ukuran diameter sesuai desain


- Menggunakan alat bor
- Dasar lubang pada akhir pengeboran dibersihkan (disedot dengan pompa)
- Lubang diisi dengan pembesain tulangan
- Di cor beton (menggunakan pipa tremi)

Lubang dibuat dengan alat bor mesin. Untuk kondisi tanah yang mudah longsor, sebelum di bor
dipasang pipa casing seperlunya (untuk lapisan atas). Untuk mejaga kelongsoran dinding lubang
bor di bagian bawah pipa casing, lubang biasanya diisi lumpur bentonite.

Untuk tiang bor perlu dikendalikan dengan cermat tentang kedalaman pengeboran agar dapat
mengendalikan waste beton. Pada umumnya daya dukung tiang bor lebih tinggi daripada daya
dukung tiang pancang. Bahkan tiang bor pada ujung bawahnya dapat dibuat benjolan atau
pedestal untuk keperluan menambah daya dukung dan memiliki ketahanan terhadap beban tarik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

 Urutan pengeboran titik tiang harus ditetapkan sedemikian agar gerakan/manuver


peralatan bor tidak terganggu oleh tiang bor yang telah selesai
 Selama proses pengeboran pada umumnya akan dihasilkan lumpur hasil pengeboran.
Oleh karena itu lumpur tersebut harus bisa dialirkan ke tempat tertentu agar lokasi tetap
bersih dan tidak menghambat pekerjaan.
 Sistem pengecorannya menggunakan sistem tremi, untuk menghindari segregasi.

3 Metode Dasar untuk Bored Pile :

1. Dry Method
 Membuat lubang dengan cara mengebor tanah dengan alat bor sedalam yang
diinginkan
 Dasar dari lubang diisi beton secukupnya untuk dudukan besi penulangan.
Pengecorannya dapat dilakukan dengan cara jatuh bebas dengan ketinggian yang
dibatasi.
 Penulangan besi diturunkan ke dalam lubang
 Seluruh lubang diisi dengan beton sampai dengan elevasi yang ditetapkan.
Cara ini dilakukan pada kondisi tanah yang kohesif dengan muka air tanah dibawah dasar
lubang atau tanah memiliki permeabiliti yang rendah sehingga air tanah tidak
menyulitkan pelaksanaan. Oleh karena itu cara ini disebut dengan metode kering.

2. Casing Method
 Digunakan bila kondisi tanha mudah terjadi deformasi ke arah lubang galian
sehingga dapat menutup sebagian dari lubang.
 Digunakan bila menginginkan untuk menahan aliran air tanah ke dalam lubang,
tetapi ujung casing harus dapat mencapai tanah yang kedap (imermeable)
 Untuk memelihara kondisi lubang bor, ketika memasukkan casing disertai dengan
pengisian lumpur (slurry) dalam lubang bor.
 Setelah casing duduk pada tempatnya maka slurry dipompa ke luar dari lubang
bor. Tergantung kebutuhan proyek, dibawah dasar casing digali lagi dengan
diameter yang lebih kecil dari diameter dalam casing. Kurang lebih 25 – 50 mm.
 Ada 2 alternatif tentang casing yaitu casing ditinggal dan casing dicabut kembali
selama proses pengecoran beton.
 Bila dipilih alternatif casing ditinggal maka diperlukan pekerjaan grouting yang
dimasukkan dengan tekanan untuk dapat mengganti slurry yang ada diantara
casing bagian terluar dengan tanah.
 Bila dipilih alternatof casing diambil lagi maka pada saat menarik casing ke luar
harus dilakukan dengan hati-hati, dimana saat penarikan dilakukan harus dalam
keadaan beton saat cair, dan beton betul-betul dapat mendesak slurry ke luar.

3. Slurry Method
 Metode ini dapat diaplikasikan pada semua situasi penggunaan casing.
 Slurry difungsikan untuk menahan air tanah yang dapat masuk ke dalam lubang.
 Kecukupan slurry ditandai dengan elevasi slurry (harus ditambah bila kurang)
atau dengan menambah densitinya agar dapat memperoleh kekuatan untuk
menaikkan runtuhnya tanah ke dalam lubang bor.
 Material bentonite umum digunakn dengan cara dicampur dengan air sehingga
merupakan cairan lumpur (slurry bentonite). Biasanya 4 -6 persen dari berat sudah
mencukupi. Bentonite dan air harus dicampur dengan benar agar tidak terlalu
kental.
 Dengan metode slurry ini diharaokan agar slurry tidak terlalu lama dalam lubang
karena akan membentuk dinding yang tipis yang sulit untuk dihilangkan atau
diganti dengan beton selama pengecoran beton.
 Selama proses pengecoran, pipa tremi harus selalu terbenam dalam beton,
sehingga harus diperhatikan antara kecepatan pengecoran beton dengan kecepatan
menarik pipa tremi.
 Mutu beton yang biasa digunakan antara 28 MPa – 35 Mpa, tergantung diamter
lubang bor.
 Sedangkan slump beton digunakan atara 12,5 – 15 cm.

Keuntungan bored pile :

1. Dengan diamter tiang yang besar dapat mengurangi jumlah tiang yang diperlukan.
2. Banyak mengurangi getaran dan kebisingan suara
3. Dapat menembus boulder (batu), untuk boulder yang besarnya kurang dari 1/3 diameter
lubang dapat langsung dipindahkan dan untuk diamter yang lebih besar dari lubang dapat
dipecah dengan alat khusus.
4. Dapat dengan mudah pembesaran ujung tiang untuk meningkatkan daya dukung dan
menahan gaya tarik.
5. Diamter lubang yang semakin besar dapat memberikan pengawasan langsung tentang
bearing capacity dan jenis tanah didasar lubang.

Kerugian Bored Pile :

1. Tidak dapat digunakan bila tanah yang terletak keras jauh dari permukaan tanah (dengan
asumsi daya dukungnya adalah hanya point bearingnya saja)
2. Cuaca jelek akan sangat mengganggu proses pelaksanaan.
3. Tanah bekas galian lubang dan bekas bentonite slurry yang sudah tidak digunakan,
memberikan pekerjaan tambahan untuk pembersihan dan angkutan pembuangan.

Fondasi Pilar dengan Tiang bor

Pile cap diatas tiang bor pada dasarnya sama dengan pile cap di atas tiang pancang, bedanya
hanya pada proses tiangnya saja.

Urutan tiang bor dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Urutan casing dipancang (dengan vibro hammer) sampai cukup kuat berdiri.
2. Penggalian lubang tiang bor dilanjutkan dengan alat bor tanah samapi mencapai
kedalaman yang diinginkan. Bekas-bekas pengeboran dibersihkan dengan cara disedot
dengan pompa agar lubang benar-benar bersih.
3. Besi penulangan tiang diturunkan dan untuk menjaga agar besi penulanan tidak
menyentuh tanah dasar lubang biasanya lebih dulu di cor beton secukupnya sebagai
tempat berdirinya besi penulangan.
4. Lubang tiang bor dicor beton dengan menggunakan sistem pipa tremi.

Anda mungkin juga menyukai