Satya Rizki
KELAS : Lanjutan 55
NIM : 2022731150058
MATA UJIAN AKHIR : Metoda Konstruksi
DOSEN PENGAMPU : Ir. Sudawarti MM
Lubang resapan yang dibuat pada daerah-daerah langganan banjir bertujuan untuk
membantu mempercepat penyerapan air ke dalam tanah. Selain itu, sumur resapan
memiliki manfaat lain, antara lain:
1. Menurunkan tingkat aliran air pada permukaan tanah ketika ketinggian air
berpotensi menyebabkan banjir.
2. Menjaga kestabilan tinggi muka air tanah, sehingga mengurangi risiko banjir.
3. Meningkatkan persediaan dan ketersediaan air tanah, sehingga dapat
digunakan kembali untuk kebutuhan sehari-hari.
4. Meminimalisir terjadinya intrusi air laut pada area tepi pantai, sehingga area
pemukiman disekitar area tersebut tidak terganggu.
5. Mengurangi potensi terjadinya erosi (pengikisan tanah)
serta sedimentasi yang berisiko menimbulkan longsor dan pengurangan area
lahan.
6. Mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah yang menyebabkan air
semakin mudah menggenang dan berpotensi menimbulkan banjir.
7. Menurunkan, mengurangi, dan menghindari penyebab-penyebab
pencemaran air tanah.
Selain itu, sumur resapan juga menjadi salah satu metode konservasi air tanah yang
efektif untuk mengatasi ancaman kekeringan.
Adanya sumur resapan pada setiap pemukiman dapat membantu meningkatkan
kualitas hidup warga secara keseluruhan. Ketersediaan air akan tercukupi, jarang
terjadi banjir, dan mendapat kualitas air tanah yang baik.
Untuk membuat sumur resapan, diperlukan bahan-bahan atau material yang tidak
anti air dan dapat membantu air terserap dengan baik di dalam tanah.
Bahan dan struktur sumur resapan tentunya menyesuaikan area tempat sumur
dibuat. Mulai dari luas area, kondisi tanah, dan lain sebagainya.
Tidak sembarang area dapat dijadikan area konstruksi sumur resapan, sehingga kita
perlu melakukan pemeriksaan dan pengamatan terlebih dahulu sebelum
membuatnya.
Menentukan Area Lubang Resapan
Tidak semua tempat bisa dijadikan lokasi pembangunan sumur resapan. Lokasi
yang dipilih harus memenuhi beberapa syarat agar fungsi sumur bekerja optimal,
yakni:
1. Sumur resapan tidak boleh dimasuki air yang terkontaminasi, karena akan
mencemari air tanah secara keseluruhan.
2. Lahan area pembangunan sumur haruslah lahan yang datar dan tidak berada
pada area yang curam ataupun landai.
3. Pertimbangkan faktor-faktor keamanan dari bangunan di sekitar area lokasi
sumur agar terhindar dari kerusakan di masa mendatang.
4. Pastikan menaati peraturan dan juga regulasi yang berlaku terkait izin
bangunan dan segala hal yang terkait.
5. Tingkat kedalaman tanah ketika musim hujan adalah 1,5 meter (minimal).
6. Pilih tanah yang memiliki nilai permeabilitas (serapan) sekitar 2 cm per jam
agar air tidak tergenang terlalu lama di dalam sumur.
7. Apabila pada area lubang resapan terdapat sumur air minum, maka jarak
aman keduanya dibuat sekitar 3 meter.
8. Jika disekitar sumur imbuhan terdapat septik tank, maka jarak keduanya
dibuat sekitar 5 meter agar air tidak terkontaminasi.
9. Bila disekitar lubang resapan terdapat bangunan, maka jarak antara sumur
dengan pondasi bangunan sebaiknya sekitar 1 meter, supaya tidak
mengurangi kekokohan pondasi.
Apabila area yang direncanakan untuk sumur resapan tidak memenuhi syarat-syarat
diatas, sebaiknya tidak perlu dipaksakan membangun sumur. Karena dikhawatirkan,
sumur tidak akan bekerja secara efektif atau malah tidak berguna, bahkan
mencemari area sekitarnya.
Selian itu, kita juga harus mengetahui hal-hal teknis terkait kualitas tanah, tingkat
permeabilitas ataupun tingkat infiltrasi pada suatu jenis tanah. Selanjutnya, perlunya
pengetahuan tentang kondisi air hujan yang turun juga akan memberikan manfaat,
agar pembangunan sumur resapan tidak menjadi sia-sia.
Pixabay
Berikut ini adalah tabel kecepatan infiltrasi air terhadap struktur tanah yang diambil
dari jurnal “Sumur Resapan untuk Permukiman Perkotaan dan Pedesaan” yang
disusun oleh Kusnaedi (1996):
Dengan berpatokan pada tabel tersebut, kita dapat membandingkan kondisi tanah
pada area yang akan dibangun sumur resapan dengan seberapa cepat air meresap
melalui tekstur tanah. Tujuannya, untuk memastikan apakah tanah yang
direncanakan untuk membuat lubang resapan sudah memenuhi syarat
permeabilitas.
Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu lintas yang
cukup padat dan memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada jalan-jalan lintas
antar provinsi, jembatan layang (fly over), jalan tol, maupun pada persimpangan
bersinyal. Tak hanya menggunakan beton, terkadang untuk meningkatkan
kenyamanan biasanya diatas permukaan perkerasan dilapisi aspal. Keunggulan dari
perkerasan kaku sendiri dibanding perkerasan lentur (asphalt) adalah bagaimana
distribusi beban disalurkan ke lapis subgrade.
Perkerasan beton yang kaku memiliki modulus elastisitas tinggi, dan akan membuat
pendistribusian beban terhadap bidang area tanah yang cukup luas, sehingga bagian
terbesar dari kapasitas diperoleh dari slab beton itu sendiri. Hal ini berbeda dengan
perkeresan lentur (flexible pavement) dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari
lapisan-lapisan tebal pondasi bawah, pondasi, dan lapisan permukaan.
Lapisan pondasi bawah atau terkadang juga dianggap sebagai sub-base jika
digunakan dibawah perkerasan beton karena beberapa pertimbangan yaitu untuk
kendali terhadap terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainase (drainase
bawah perkerasan), kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar,
untuk mempercepat pekerjaan konstruksi, serta menjaga kerataan dasar pelat beton.
Ada pun fungsi dari lapisan pondasi bawah atau sub-base pada pekerjaan perkerasan
jalan, yaitu :
1. Perkerasan beton dengan tulangan dowel dan tie bar. Jika diperlukan untuk
kendali retak dapat digunakan wire mesh, penggunaannya independen terhadap
adanya tulangan dowel.
2. Perkerasan beton bertulang menerus terdiri dari prosentasi besi yang relative
cukup banyak dan tidak ada siar kecuali untuk keperluan pelaksanaan konstruksi
dan beberapa siar muai.
3. Kesulitan dalam penyelesaian pembuatan jalan di tengah perkotaan adalah
….?
Jawab :