0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sumur resapan, yaitu lubang yang dibuat di tanah untuk menampung air hujan agar meresap ke dalam tanah. Ia menjelaskan definisi, kegunaan, dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan dimensi sumur resapan seperti intensitas hujan, kondisi tanah, serta standarisasi menurut SNI.
Dokumen tersebut membahas tentang sumur resapan, yaitu lubang yang dibuat di tanah untuk menampung air hujan agar meresap ke dalam tanah. Ia menjelaskan definisi, kegunaan, dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan dimensi sumur resapan seperti intensitas hujan, kondisi tanah, serta standarisasi menurut SNI.
Dokumen tersebut membahas tentang sumur resapan, yaitu lubang yang dibuat di tanah untuk menampung air hujan agar meresap ke dalam tanah. Ia menjelaskan definisi, kegunaan, dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan dimensi sumur resapan seperti intensitas hujan, kondisi tanah, serta standarisasi menurut SNI.
Sumur Resapan mengalirkan air ke dalam tanah. DEFINISI SUMUR RESAPAN Sumur resapan merupakan sumur ataulubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. (Kusnaedi, 1995) Sumur resapan berfungsi untuk menampung dan meresapkan air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah baik melalui atap bangunan, jalan dan halaman. (Bisri dan Prastya, 2009) KEGUNAAN SUMUR RESAPAN Menurut Kusnaedi (1995), kegunaan sumur resapan: Pengendali Banjir Untuk memperkecil aliran permukaan sehingga terhindar dari penggenangan aliran permukaan secara berlebihan yang menyebabkan banjir. Konservasi Air Tanah Diharapkan air hujan lebih banyak yang diresapkan ke dalam tanah menjadi air cadangan dalam tanah. Menekan Laju Erosi Dengan adanya penurunan aliran permukaan maka laju erosi pun akan menurun. Bila aliran permukaan menurun, tanah-tanah yang tergerus dan terhanyut pun akan berkurang. MENENTUKAN DIMENSI SUMUR RESAPAN Menurut Bisri dan Prastya (2009), untuk menentukan dimensi sumur resapan harus diperhitungkan: 1. Lama hujan dominan: Data lama hujan yang diperhitungkan sangat mempengaruhi kapasitas sumur resapan. 2. Intensitas hujan: Untuk daerah yang belum tersedia grafik hubungan antara lama hujan, intensitas serta frekuensi kejadian, dapat dilakukan dengan analisis frekuensi. 3. Selang waktu hujan: Agar dimensi sumur resapan mampu untuk menampung air hujan yang terjadi berurutan. MENENTUKAN DIMENSI SUMUR RESAPAN (Lanjutan) 4. Kondisi air tanah: Pada kondisi permukaan airtanah yang dalam, sumur resapan perlu dibuat secara besar- besaran karena tanah benarbenar memerlukan suplai air melalui sumur resapan. Sebaliknya pada lahan yang memiliki muka airtanah yang dangkal, sumur resapan kurang efektif dan tidak akan berfungsi dengan baik. 5. Koefisien permeabilitas tanah: Tanah yang mempunyai angka koefisien permeabilitas tinggi akan mempunyai kapasitas peresapan yang besar, sehingga waktu yang diperlukan untuk mengosongkan sumur resapan menjadi pendek. 6. Tata guna lahan: Tata guna lahan akan berpengaruh terhadap prosentase air yang meresap ke dalam tanah dengan aliran permukaan. MENENTUKAN DIMENSI SUMUR RESAPAN (Lanjutan) 7. Kondisi sosial ekonomi masyarakat: Misalnya, pada kondisi perekonomian yang baik, biaya untuk sumur resapan dapat dibebankan pada masyarakat dan konstruksinya dapat dibuat dari bahan yang benar-benar kuat. 8. Ketersediaan bahan: Perencanaan sumur resapan harus mempertimbangkan ketersediaan bahanbahan yang ada di lokasi. Untuk daerah perkotaan, sumur resapan dapat dibuat dari bata, beton, tangki fiberglass atau cetakan beton. STANDARDISASI SUMUR RESAPAN Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03- 2453-2002, persyaratan yang harus dipenuhi: Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil. Sumur resapan harus dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank(minimum 5 m diukur dari tepi),dan berjarak minimum 1 m dari fondasi bangunan. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal 2 m di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,5 m pada musim hujan. STANDARDISASI SUMUR RESAPAN (LANJUTAN) Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm/jam (artinya, genagan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu sebagai berikut: Permeabilitas sedang (geluh kelanauan, 2,0-3,6 cm/jam atau 0,00056-0,001 cm/detik). Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus, 3,6-36 cm/jam atau 0,001-0,01 cm/detik). Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar, lebih besar dari 36 cm/jam atau lebih besar dari 0,01 cm/detik). DAFTAR PUSTAKA Kusnaedi. 1995.Sumur Resapan Untuk Pemukiman Perkotaan Dan Pedesaan. Jakarta: Penebar Swadaya. Bisri M. dan Prastya T. A. N., 2009, Imbuhan Air Tanah Buatan untuk Mereduksi Genangan (Studi Kasus di Kecamatan Batu Kota Batu), Jurnal Rekayasa Sipil Volume 3 No. 1 2009 ISSN 1978 5658, Unversitas Brawijaya.