Anda di halaman 1dari 6

6 MEI 2018

1. A) Pondasi yang cocok untuk bangunan tinggi 5 – 8 lantai di kawasan seperti gambar
yaitu pondasi dengan tiang pancang yang dipasang sampai kedalaman 35 meter. Alasan
memasang tiang pancang sampai kedalaman 35 meter yaitu nilai N-SPT pada
kedalaman tersebut 40-50 yang mengartikan tanah tersebut adalah tanah keras. Dalam
memasang tiang pancangnya harus memerhatikan kedalaman lensa pada lapisan tanah
tersbut karena N-SPT 40 ada juga di kedalaman 25 meter dengan ketebalan lensa 3
meter apabila tiang tembus tanah keras tersebut dengan hammer pile soil atau dengan
beban-beban dari bangunan yang dapat terjadinya penurunan ataupun bila beberapa
lama akan terjadi creep maka akan tembus dari lensa tersebut maka ujung tiang menjadi
pada lapisan tanah dengan N-SPT 4 - 10 sehingga akan berbahaya.

Untuk pemasangan tiang pada kedalaman 40 meter dirasakan cukup hanya dengan tiang
saja karena tebalnya lapisan tersebut cukup besar

B) Fenomena yang dapat terjadi pada daerah tersebut bila terjadi gempa yaitu terjadinya
liquifaksi karena tanahnya terdiri dari pasir – pasir. Seperti yang diketahui liquifaksi
adalah kejadian gagalnya tanah yang terdiri dari pasir – pasir jenuh air yang kehilangan
kekuatan untuk menahan beban – beban diatasnya karena tekanan air pori yang
meningkat disebabkan getaran – getaran seperti getaran akibat gempa bumi. Bila
kekuatan tanahnya hilang maka struktur ataupun segala sesuatu yang berada diatas
tanah akan tenggelam atau masuk kedalam tanah dan mengikuti alur gerakan tanah
yang bergetar tadi akibat kehilangan kekuatan.

C) Perbaikan tanahnya yaitu dengan memastikan pasir yang jenuh air tersebut tidak lagi
jenuh air dengan dilakukan pengurangan kadar air pada tanahnya yaitu dapat dilakukan
pemadatan tanah dengan berbagai jenis pemadatan seperti dynamic compaction
(pemadatan dengan memanfaatkan ketinggian dari pukulan), wick drain (pemerasan air
agar tanah padat dan turun), vibro compaction (pemadatan lewat getaran, batu
dimasukkan dikocok, lalu dipukul), compaction grouting (seperti suatu bahan sejenis
odol dimasukkan akan mengeras dengan banyaknnya bervariasi sembari dipukul),
Prefabricated Vertical Drain (PVD) (sedot air dari dalam tanah untuk perbaikan
tanahnya).

Pengurugan untuk tanah reklamasi ini harus dengan pemadatan yang sesuai aturan dan
menyeluruh misalnya juga dilakukan pemadatan setelah pengurugan 2 – 3 cm lalu
diurug lagi lalu dipadatkan lagi baru diurug dan diulang – ulang sampai ketinggian yang
diinginkan akan menghasilkan reklamasi tanah yang aman.
2. A) Yang dimaksud active zone adalah kedalaman tanah ekspansif yang dipengaruhi
oleh fluktuasi kadar air akibat perubahan musim. Zona aktif dapat juga ditentukan
dengan :

 Memetakan nilai kadar air terhadap kedalaman air dari contoh tanah
 Memetakan niali indeks likuiditas
Pentingnya active zone
Active zone penting untuk diketahui karena pada tanah ekspansif tanahnya akan
mengalami perubahan volume akibat perubahan kadar air dalam tanah yang
dikarenakan kandungan dalam tanah yang dikarenakan kandungan dalam tanah tersebut
berupa montmorillonite yang dapat menyerap air. Pada musim hujan muka air tanah
akan meningkat sehingga volume tanah tanah ekspansif meningkat. Pada musim
kemarau, muka air tanah turun, tanah mengalami penyusutan hal ini jika terjadi terus
menerus akan mengakibatkan rusaknya struktur bangunan maka penting untuk
diketahui seberapa dalam active zone pada suatu tanah ekspansif.

B) Tanah lunak dapat memadat saat air tanah disedotm tanah terdiri dari 3 komposisi
yaitu tanah, air, udara. Mekanisme dari dewatering yaitu proses untuk mengendalikan
air (air tanah/air permukaan) agar tidak mengganggu/menghambat pekerjaan
konstruksi. PVD + Preloading mekanismenya tanah diberi beban dan dalam tanah
diberikan geotextile untuk mengeluarkan air di dalam tanah.
Ketika air didalam tanah disedot maka kandungan yang ada didalam tanah berubah
menjadi tanah dan udara, sehingga kandungan udara dalam tanah akan meningkat dan
secara tidak langsung ketinggian tanah akan menurun yang menyebabkan tanah lebih
padat lagi dan apabila dilakukan proses pemadatan lagi akan membuat ruang udara
dalam tanah akan berkurang dan tanah akan semakin padat lagi.
Dengan hilangnya air di dalam tanah menandakan tekanan air pori dalam tanah juga
berkurang sehingga dengan semakin padatnya tanah akibat air berkurang akan
menyebabkan tegangan efektif tanah semakin besar. Dapat juga dilihat dari persamaan
matematikanya.

C) Jet Grouting biasanya digunakan pada konstruksi kedap air pada dinding,
terowongan galian terbuka, kanal, dam/bendungan untuk memperbaiki performance
konstruksi.
D) Fenomena menarik dari tanah jenis Clayshale diambil contoh fenomena kasus
hambalang, telah diketahui di proyek hambalang diawali dengan adanya curah hujan
yang tinggi telah meningkatkan kandungan air pada lapisan clayshale dibawah tanah
pondasi dua gedung yang ambruk pada proyek hambalang. Pada kondisi ini, kuat geser
tanah menjadi turun drastic dan tanah bersifat seperti lumpur. Permukaan tanah juga
mengalami penurunan secara perlahan dan beberapa bagian bangunan mulai retak –
retak. Tekanan air pada tanah juga meningkat, mengakibatkan tekanan lateralnya
bertambah.
Asal usul clayshale yang merupakan bapak moyangnya tanah ekspansif, biasanya
clayshale merupakan lemparan dari gunung berapi yang merupakan batuan vulkanik
yang masih muda (terbentuk dizaman quarter). Setelah mengalami pelapukan,
terbentuklah lapisan lempung dan lanau yang kemudian terkompaksi. Melalui proses
tekanan dalam jangka waktu yang lama. Lapisan ini dikenal sebagai batuan lempung.
Batuan lempung tersusun dari lapisan – lapisan tipis sehingga mudah sekali pecah
menjadi serpihan – serpihan oleh karena itu kadang batuan ini disebut juga shale. Tanah
lempung yang terbentuk dari shale ini dikenal dengan clayshale yang mempunyai sifat
dalam kondisi kering menyusut dan mengeras namun ketika menyerap air ia akan
mengembang dan pada batas tertentu akan kehilangan gaya gesernya sehingga
penurunan tanah bisa terjadi tiba – tiba bahkan dengan akibat beratnya sendiri.
Panduan desain pondasinya yaitu dengan menggunakan pondasi rakit untuk
bangunan tempat tinggal. Pondasi rakit bisa berupa slab beton bertulang dengan balok
beton – beton bertulang yang menjangkar ke dalam tanah. Ukuran tie beam tergantung
dengan tingkat ekspansifitas tanah. Konstruksi yang digunakan bisa deep tie beam,
grillage raft atau pier and beam.
Menginga tanah ekspansif sangat dipengaruhi oleh perubahan curah hujan,
vegetasi, pengarian, yang berlebihan, atau ada tidaknya kebocoran air dari jaringan
pipa, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
kegagalan bangunan. Pertama, struktur pondasi rakit harus lebih kaku. Ini bisa
dilakukan dengan jalan memperbesar ukuran beam pondasi, beamnya lebih dalam
masuk ke tanah. Kemudian tulangan besinya lebih diperbesar dengan menggunakan
mutu beton yang tinggi. Balok – balok anak pada slabnya juga perlu diperbanyak.
3. A) Proyek penggalian untuk basement pastinya ada dilakukan proses penyedotan air
misalnya dilakukan dengan dewatering air tanah, bila proyek galian diberhentikan
karena menyebabkan bangunan kiri kanannya rusak maka proses dewatering pada
proyek galian tersebut ada yang salah seperti tidak memperhatikan pumping test
sehingga tidak diketahuinya menyedot air di daerah galian yang diinginkan
menyebabkan air turun tetapi disisi lain juga mengalami penurunan dan bila air turun
maka radius pengaruhnya juga semakin jauh yang mengakibatkan penurunan tanah
pada bangunan yang di kiri kanan galian tersebut.
Akibat dari proyek galian yang gagal itu menyebabkan penurunan tanah pada
bangunan kiri kanan karena adanya pengaruh radius dari penyedotan air untuk galian
sehingga awalnya dapat menyebabkan retak – retak yang timbul pada bangunan
tersebut, dapat menyebabkan runtuhnya bangunan tersebut, rusaknya jaringan pipa dan
kabelnya.
Kerusakan pada bangunan tersebut masih dapat diperbaiki dengan retrofitting
(mengembalikan suatu bangunan kembali ke desain awal dapat diperkuat) yaitu untuk
bangunan disebelah kanan yang sudah menggunakan pondasi tiang dapat diperkokoh
dengan memberikan injeksi semen atau kapur kemudian juga bisa digunakan soil
nailing atau angkur, bracing baik dari baju atau beton agar tidak terjadinya gelincirnya
tanah yang akan menyebabkan runtuhnya pada kedua bangunan tersebut.

B) Langkah perbaikan atau perkuatan tanah pada bangunan kiri kanan sebelum
dibangun basement yaitu dengan memberikan tahanan gelincir pada kedua bangunan
karena tanah – tanahnya merupakan tanah yang lunak sampai kedalaman 15 meter
sehingga rawan gelinci. Tahanan gelincir dilakukan pemasangan angkur ataupun soil
nailing. Untuk bangunan sebelah kanan diberikan injeksi semen atau kapur untuk
memperkokoh kedudukan tiang sehingga jika terjadinya pergerakan – pergerakan tanah
maka tiang tersebut sudah tertahan oleh semen atau kapur yang sudah diinjeksikan
sebelumnya. Kemudian seiring dengan penggalian dibuat dinding penahan tanah juga
untuk mengurangi terjadinya gelincirnya akibat adanya penggalian tanah tersebut.
Kemudian untuk proses penyedotan air tanah untuk daerah yang mau digali dilakukan
terlebih dahulu pumping test untuk mengetahui radius pengaruhnya dan saat melakukan
penyedotan air tanah, juga harus diatur sedemikian rupa agar dapat memasukkan lagi
airnya ke dalam tanah yang disekitarnya agar dapat mengurangi radius pengaruhnya
dan mencegah terjadinya penurunan tanahnya. Untuk bangunan sebelah kiri perlu
dilakukan penyaluran pondasi lebih diam lagi sampai ke tanah keras agar saat terjadinya
penurunan tanah bangunan tersebut masih dapat ditopang oleh tanah keras dan tidak
begitu saja mengikuti gerakan tanah yang terjadi.
C) Yang lebih berbahaya yaitu bangunan sebelah kiri karena bangunan sebelah kiri
pondasinya hanya pondasi pelat dan letak pondasinya tidak mencapai tanah keras
sedangkan pondasi itu harus menumpu pada tanah keras sehingga saat diberi beban
pondasi dapat menyalurkan ke tanah keras dan dapat ditopang oleh tanah keras tersebut.
Bila sudah ada penurunan tanah karena tanah proses dewatering untuk basement dan
pada bagian bangunan sebelah kiri terjadinya penurunan pondasi akan cepat ikut
gerakan tanah dan membuat bangunan menjadi retak – retak dan akhirnya bangunan
akan runtuh tergelincir mengikuti gerakan tanah.

4. 1) (sudah mencakup a dan b) Konstruksi tersebut kurang aman, pada lapisan timbunan,
lapisan tersebut memiliki N-SPT yang sangat rendah dimana konsolidasi dapat amat
terjadi jika tidak dipadatkan. Lapisan 1 harus dicek apakah tanah tersebut rangkak yang
memungkinkan tanah dapat turun sendiri. Pada lapisan ke 3 pasir dengan poorly graded
harus memperhitungkan kemungkinan liquifaksi terjadi (walaupun terletak pada
kedalaman 2 meter, rongga pasir poorly graded yang terisi oleh air kemungkinan kecil
terjadi liquifaksi), pada lapisan ke 2 clay sudah cukup baik N-SPT 15 – 18, tanah
timbunan apabila tidak diperbaiki kemungkinan tanah tersebut menjadi tanah ekspansif
yang dapat melebar ke kiri dan ke kanan.

4. 2) Metode perbaikan tanah yang dapat dilakukan ialah membuat atau memasang soil
nailing atau anchor pada sisi kiri dan kanan timbunan karena timbunannya sendiri
memiliki ketinggian 6 meter, timbunan sendiri juga harus dipadatkan dengan dynamic
compaction dimana sekitar infrastruktur harus aman, sebelum tanah ditimbun, mata air
juga harus diatur dengan wick drain dan pemberian jet grouting agar underpinning
dapat tercapai dan kedap air.

 Lapisan timbunan soil nailing atau anchor dan dynamic compaction


 Lapisan 1 dan 2 wick drain dan jet grouting
 Lapisan 3 bisa dengan vibro flotation atau vibro compaction
Cara : pada saat sebelum lapidan timbunan mata air akan diturunkan dengan
wick drain, kemudian lapisan pasir diberi vibro flotation atau vibro compaction
supaya padat, lapisan 1 dan 2 diberi jet grouting supaya kuat, timbunan ditaruh
kemudian diberi dynamic compaction dan soil nailing atau anchor. Agar didapat
jalan tol yang rata, terhindah dari tanah ekspansif, rangkak, lereng longsor sehingga
memliki perkerasan jalan yang tahan lama.

4. 3) Resiko yang terjadi bila tidak diperbaiki : longsor seperti terowongan bandara Soetta
dimana tanah tidak di desain secara kondisi kritis karena tanah ekspansif, konsolidasi,
kemungkinan amat kecil liquifaksi karena pasir jenuh air lepas volume akan mengecil.
TAMBAHAN :

 Tanah ekspansif adalah tanah lunak yang akan mengembang saat terisi air dan
menyusut saat kering
 Tanah amat lunak disebut sebagai rangkak atau creep tanah akan mengalami turun
dengan sendirinya dimana di dalam tanah, tanah tersebut mengalir seperti air atau oli
sehingga memiliki kekuatan lateral 2x tanah lunak dengan menggunakan viskositas
bukan elastisitas
 Fungsi grouting dan teknis pengerjaannya di kasus tanah ekspansif yaitu pada musim
kemarau tanah ekspansif akan memiliki rongga – rongga kosong, jet grouting
digunakan untuk memasukkan odol pada rongga tersebut agar padat dan tidak
mengembang saat terkena air dan mengempis atau menyusut saat kering.

Anda mungkin juga menyukai