Anda di halaman 1dari 34

I

E{
Ir; Soegeng Djoiowirono

r
#

I
,{r,.:qn: -r!(s/ BANGUNAN GEDUNG

I FONDASI

I.I. PEM)AHULUAN
Fondasi dalam pengertian umum erat hubungannya dengan mekanika tanah yaitu
suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat tanah meliputi susunan tanah, penggolongan,
konsolidasi, kekuatan, aliran air, serta desakan tanah aktip dan pasip. Seperti di-
maklumi bahwa tanah terdiri dari tiga bagian/komponen yaitu: udara, air dan unsur-
unsur padat.
Bagian udara di dalam tanah dapat dikatakan kurang berarti dalam perhitungan
- fondasi, oleh karena itu secara keseluruhan tidak diperhitungkan.
Bagian air (kadar lengas) di dalam tanah ditentukan oleh perbandingan berat
- dari/antara air dan unsur-unsur padat yang terdapat dalam tanah. Bagian air
ini mempengaruhi kekuatan tanah.
Unsur-unsur padat yang terdapat di dalam tanah mula-mula tersusun dari
- kumpulan bahan-bahan mineral (butir-butir tanah) yang berasal dari batu-
batuan. Di dalam beberapa keadaan/kadang-kadang tanah dapat terdiri juga
dari bahan-bahan organik. Dalam hal ini porositas ("porosity"), yaitu nilai
banding antara volume rongga di dalam tanah dan volume total tanah adalah
penting untuk menentukan kekuatan tanah.
Misalnya, tanah yang mempunyai rongga-rongga berlebihan adalah tanah yang
lemah, dapat dimampatkan dan mudah terjadi penurunan bila terdapat muatan
di atasnya.
Sebelum mendirikan suatu bangunan pada suatu daerah, terlebih dahulu harus dapat
memberikan jawaban beberapa pertanyaan, antara lain: Apakah di daerah tersebut
terdapat penurunan tanah yang berlebihan atau cukup besar.
Yang dimaksud dengan penurunan tanah adalah lendutan pampat ("settlement"), yaitu
gerakan menurun suatu bangunan karena desakan atau gerak tanah di bawahnya.
Ada dua macam lendutan pampat, yaitu :
a. I-endutan pampat paut ("inherent settlement"), lendutan pada fondasi akibat
beban di atasnya, tanpa mendapat pengaruh dari beban-beban sekelilingnya.
b. Lendutan pampat interferensi ("interference setllement"), lendutan pada fondasi
akibat beban-heban di sekelilingnya.
Juga perlu dipertanyakan :
a. Sampai beberapa jauh lendutan pampat yang dapat diizinkan dari konstruksi
bangunan yang akan didirikan.
b. Apakah jenis konstruksi fondasi yang direncanakan telah lebih memadai dari
pada jenis konstruksi fondasi yang lain.
c. Di dalarn penentuan jenis konstruksi fondasi, apakah secara ekonomis dapat
dipertanggungjawabkan dan cukup memuaskan.
Oleh karena itu adalah sangat perlu bahwa kita mempunyai pengetahuan yang cukup
mengenai keadaan lapangan tempat bangunan tersebut akan dibangun/didirikan.
Dari uraian ini tampak bahwa sebelum merencanakan fondasi dari suatu bangunan
ada dua hal yang perlu dilakukan, yaitu :
a. Mengadakan penelitian lapangan ("site exploration/site investigation").
b. Memilih jenis konstruksi fondasi yang sesuai.
KONSTRUKS/ BANGU NAN G EDU NG

1.2. PENELITIAN LAPANGAN ("SITE SURVEYS")


Penelitian lapangan dimaksudkan untuk mengadakan pemeriksaan muka tanah
dan lapisan bahwa tanah untuk memperoleh keterangan yang lengkap guna perenca-
naan fondasi dari suatu bangunan. Sebelum meninjau lapangan, hal pertama yang
penting untuk diketahui adalah :
a. Pemilikan tanah yang berupa surat bukti pemilikan tanah di daerah, tempat
akan didirikan bangunan.
b. Letak yang tepat/teliti dan batas-batas lapangan yang jel/s.
Sudah barang tentu perlu dibawa peralatan yang cukup yang dibutuhkan di dalam
penelitian lapangan.
Tujuan pokok dalam hubungannya dengan penelitian lapangan adalah :
a. Mengadakan penelitian yang pasti mengenai ukuran-ukuran dari lapangan.
b. Mengadakan penelitian yang cermpat mengenai ketinggian lapangan ("site
levels"), untuk menghindari kesulitan di kemudian hari seperti yang adanya
lereng-lereng yang curam, lubang-lubang dan lekukan-lekukan tanah.
c. Mengadakan penelitian keadaan permukaan tanah dan benda-benda yang
terdapat di situ, misalnya batu-batuan, pohon dan tanaman-tanaman, dan
bangunan-bangunan.
d. Perlu diperhatikan kemungkinan adanya aliran air di sekitar lapangan, misalnya
apakah tanah di daerah tersebut dapat dikeringkan atau berpaya-paya yang
sulit dikeringkan.
e. Memperhatikan benda-benda yang mungkin akan menimbulkan kesulitan,
misalnya terdapat tanah yang bergerak, tanah yang retak di sekitar bangunan
yang ada, tanah bekas pertambangan.
f. Mengadakan penelitian apakah tanah lapis bawah ("subsoil") terdapat bagian
yang dapat digunakan untuk bahan-bahan bangunan, misalnya pasir, kerikil.
g. Meneliti arah dan kekuatan angin di daerah tersebut.
h. Mengadakan penelitian jenis fondasi yang pernah dibuat di sekitar batas
lapangan.
i. Bila memungkinkan untuk mendapatkan susunan geologi tanah di bawah
Iapangan dan daya dukung tanah di daerah tersebut.
I.3. PENGERTIAN UMUM
Pengertian fondasi dari sebuah bangunan gedung adalah suatu konstruksi dari
bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan ranah atau bagian
bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang bertugas memikul/mendukung
bangunan di atasnya termasuk gaya-gay6,yang bekerja pada bangunan tersebut. Seluruh
muatan dari bangunan ini termasuk berat sendiri dari fondasi harus dipindahkan atau
diteruskan pada tanah dengan sebaik-baiknya.
Dari pengertian ini tampak bahwa fondasi merupakan bagian dari seluruh konstruksi
bangunan yang penting sekali, karena selain harus mendukung bangunan di atasnya
juga harus memenuhi persyaratan antara lain :
a. Cukup kuat untuk mencegah/menghindarkan timbulnya patah geser yang
disebabkan muatan tegak ke bawah.
b. Dapat menyesuaikan terhadap kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan tanah
antara lain, tanah mengembang, tanah menyusut, tanah yang tidak stabil,
kegiatan pertambangan dan gaya mendatar dari gempa bumi.
: .,SIRUXS/ BANGUNAN GEDUNG

c. Menahan gangguan dari unsur-unsur kimiawi di dalam tanah baik organik


maupun anorganik.
d. Dapat menahan tekanan air yang mungkin terjadi.
Dengan demikian apabila suatu konstruksi fondasi tidak cukup kuat dan kurang
memenuhi persyaratan tersebut di atas, dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan-
nya. Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan ini, memerlukan perbaikan dari
bangunannya dan selanjutnya membutuhkan biaya yang cukup besar. Bahkan kadang-
kadang seluruh bangunan menjadi rusak dan harus dibongkar.
Tanah di tempat konstruksi fondasi diletakkan harus cukup kuat. Oleh karena itu
pada umumnya konstruksi fondasi di dasarkan atas kekuatan tanah atau daya dukung
tanah yang bersangkutan, tempat konstruksi fondasi didirikan.
Letak tanah kuat untuk mendirikan/meletakkan fondasi pada masing-masing
tempat, tidak sama. Ada kalanya konstruksi fondasi dapat diletakkan pada kedalaman
70-80 cm. di bawah permukaan tanah, tetapi kadang-kadang harus meletakkan kons-
truksi fondasi pada kedalaman 20 m. atau lebih dari permukaan tanah. Keadaan ini
tergantung pada jenis dan susunan tanah setempat.
1.4. JENIS FONDASI
Berdasarkan letak kedalaman tanah kgat, fondasi dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis :
l. Fondasi staal.
2. Fondasi di atas urugan pasir.
3. Fondasi pijler.
4. Fondasi sumuran.
5. Fondasi di atas perbaikan tanah.
6. Fondasi tiang, dibagi :
a. tiang dari beton,
b. tiang dari besi,
c. tiang dari kayu. (

I.4.1. Fondasi Staal


Fondasi staal dipergunakan diatas tanah kuat/baik yang letaknya tidak dalam.
Pada umumnya dari permukaan tanah sampai sedalam 50 cm, terdapat tanah yang
disebut tahan humus, yaitu lapisan tanah yang mengandung campuran bekas cabang-
cabang kayu kecil-kecil.sampah dan sebagainya. Di atas tanah semacam ini tidak dapat
diletakkan fondasi karena ada kemungkinan fongdasi akan turun akibat menjadi padat-
nya tanah humus yang diakibatkan muatan di atas tanah tersebut. Penurunan fondasi
yang merata tidak menimbulkan kesulitan, karena seluruh konstruksi bangunan gedung
di atas fondasi dapat turun secara merata pula. Tetapi apabila penurunan fondasi
tidak dapat merata, maka kerusakan-kerusakan akibat p.nrirnun ini tlAat dapat dihin
darka_n. Kerusakan-kerusakan tersebut misalnya berupa :
a. pecah/retaknya tembok-tembok.
b. pintu/jendela tidak dapat dibuka.
c. atap berubah bentuk.
d. dan lain-lain kerusakan.
Oleh karena itu lapisan tanah humus harus digali dan dibuang ke tempat lain.
Perletakan dasar fondasi staal ditetapkan lebih dalam dari lapisan tanah humus
' (+ lO a 50 cm. atau lebih dalam) agar diperoleh kepastian tanah yang cukup kuat
dan memenuhi syarat. Sehingga kedalaman rata-rata dari fondasi staal .berkisar
antara 80 a 100 cm. dari permukaan tanah.
4 KONSIRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Dasar perhitungan fondasi staal adalah perlebaran/perluasan dasar fondasi terhadap


iebai tembok dengan maksud agar supaya ada pembagian yang lebih merata dari gaya-
gaya yang ditimbulkan muatan di atasnya pad,a tanah di tempat fondasi diletakkan
pada tiap satuan luas dalam kg/cm2. Oleh karena fondasi staal merupakan fondasi
ringan, artinya hanya mendukung muatam muatan konstruksi bangunan gedung yang
kurang berat, maka perlebaran/perluasan dasar fondasi dapat ditetapkan 2Vz a3 x.
tebal tembok. Walaupun demikian dalam menentukan ukuran luas dasar fondasi harus
diperhitungkan muatan dari bangunan di atasnya.
Fondasi staal dapat dibuat dari :
a. pasangan batu merah (Gb. I I & | 2)
b. pasangan batu kali/alam (Gb. I 3 s/d | 7)
c. beton tidak bertulang/bertulang atau gabungan (Gb. I 8 s/d I l0)
.0.30

0.15
ffi paslr urug

pasir urug

:*

0.30
rr
l-----J F--
-{, (}..10 {i'ir
.--f*"*-r
(i,{\{lt.\R r.l

'...t, r,t j i it\.i.,,. I ' I,il ,,f ,,f ll BATU \llrR.,\u

*"*1-

' .. I ., . r... i ., rt \ ir_r KALI


- -:. TSI EANGUNAN GEDUNG

0.30 0. l5
+-----------+ .l--+.

slool
.
: :.t :.: .1.:
+:l: tt::r..."
::::::::::::::::::::-::::

:.j""rjj.t.r:.r. ,

.r:.'.t.":-:..,'-:.:. -j

:. .
:ti,tilt:,:t::.1
.:..: ::
,.,,,.-.,:,:.:,:.:..
.i:.t:::.:::.1:,
"::.:.t. : . .".1
t,.....i.tt:.til'rl
;.:.i.r::::.:.::
[.].r..". " 4
l:.:...' I

0"30
+-----a
}!_-'_a,
0.80

.GAMBAR
I.5.

-'lli!.] !
(i\NItJAlt i lr -
,

t;'/,\11]'1'l? i.J l

"l .r ll'i'i;r ' i

li
"-{

Ur .i

, .,,;,,""
KONSTPUKS/ BANGUNAN GEDUNG

Dalam penggambaran, untuk pasangan batu merah lz bafi di ambil ukuran 15 cm.,
sedang untuk pasangan I batu diambil ukuran 30 menit. Lantai ditetapkan sebagai
titik nol dan dipakai sebagai dasar ukuran dari keseluruhan bangunan. Di atas dan
di bawah lantai setebal masing-masing 20 cm. dari pasangan tembok dibuat pasangan
kedap air yang disebut trasraam dengan campuran I pc :2 ps. Maksud pasang srasraam
adalah agar air dari bawah tanah tidak dapat naik ke atas pasangan tembok. Per-
syaratan ini dalam praktek supaya diperhatikan. Di bawah lantai diberi lapisan pasir
urug setebal t 20 cm. yang dipadatkan dengan maksud agar diperoleh permukaan
yang rata dan cukup kuat.
Fondasi tidak diletakkan langsung di atas tanah dalam lubang fondasi, tetapi di
atas tanah tersebut diberi lapisan pasir urug setebal 5 a 10 cm., dengan maksud agar
diperoleh permukaan yang merata. Ukuran lubang dasar galian fondasi dibuat lebih
lebar 20 cm. kiri-kanan lebar dasar fondasi agar orang dapat bekerja pada waktu
mengerjakan pasangan fondasi. Galian lubang fondasi dibuat miring (5 : 1) agar
dinding tanah galian tidak mudah gugur. Kemiringan galian tanah ini makin besar
untuk tanah-tanah yang gembur/lembek. Trasraam di bawah lantai dapat pula diganti
dengan beton bertulang yang disebut: balok "sloof" yang di buat dari beton
bertulang dengan campuran I pc :2 ps : 3 Kr. Maksud penggunaan balok sloof selain
sebagai pengganti trasraam di bawah lantai juga untuk meratakan daya dukung dari
fondasi terhadap muatan bangunan di atasnya serta penurunan fondasi tidak mem-
pengaruhi konstruksi bangunan di atasnya karena dapat didukung oleh balok sloof.
Pasangan batu merah atau batu kali dapat pula seluruhnya diganti dengan beton
tumbuk dengan campuran I ps : 3 ps : 5 Kr. Prinsip konstruksinya sama dengan
pasangan batu merah/batu kali. Konstruksi fondasi dengan beton tumbuk ini terutama
digunakan untuk tanah yang basah/berair.
Selain dengan pasangan batu merah, batu kali dan'beton tumbuk, fondasi staal
dapat pula dibuat dari beton bertulang.
Fondasi staal beton bertulang digunakan apabila diperlukan dasar fondasi yang
lebar/luas akibat muatan bangunan yang besar /berat di atas tanah yang kurang
baik/jelek. Prinsip dari konstruksi beton bertulang adalah terdiri dari campuran/
gabungan beton dan besi baja sedemikian rupa sehingga kedua macam bahan ini
merupakan satu kesatuan yang dapat menahan muatan/ gaya dari suatu konstruksi
bangunan.
Beton bertugas menahan gaya tekan, sedang besi baja bertugas menahan gaya tarik.
Untuk beton, umumnya digunakan campuran I Pc : 2 Ps;3Kr,sedang besi baja meng-
gunakan berbagai macam ukuran/diameter yang ukuran dan jumlahnya tergantung
dari hasil perhitungan konstruksi. Pemasangan besi baja atau yang lazim disebut
penulangan dibagi menjadi 2 jenis tulangan yaitu tulangan pokok dan tulangan
pembagi. Tulangan pembagi pada umumnya diambil20 Vo dari tulangan pokok.
Bentuk sederhana dari fondasi staal beton bertulang adalah bentuk "strook" (Gb'
1.8.1 s/d 1.8.3), yang juga disebut: "strip foundation" atau "strip footing ".
Konstruksi bentuk strook akan membengkok/melengkung akibat muatan dari
tembok dan juga reaksi tekanan dari tanah tempat strook diletakkan.Mula-mula reaksi
tekanan tanah adalah merata, tetapi berhubung beban/ muatan terberat ada di teng
ah-tengah maka reaksi tanah akan berubah. Mengingat bentuk bidang momen seperti
tergambar, maka bentuk strook perlu disesuaikan dengan pembagian muatan.
Untuk ietak tanah baik/kuat yang agak dalam, misalnya 1,50 m - 2,AO m. dapat
pula fondasi staal diletakkan di atas timbunan pasir. Cara ini dilaksanakan apabila
diinginkan menghemat biaya dari pasangan fondasi staal. Timbunan pasir harus
r :.,STqUKS/ BANGUNAN GEDUNG

dipadatkan selapis demi selapis ( + setebal tiap 20 crn) dengan menggunakan alat
penumbuk dan disiram air.
1.4.1.1. Perhitungan Fondasi Staal
Untuk menentukan lebar bagian bawah/dasar dari fondasi staal, secara garis
besar dapat dibuat perhitungan sebagai berikut :
a. Misalkan muatan atap + tembok 3 tonlm - I
Berat sendiri fondasi diperkirakan I ton/m -1
Jumlah beban : 4 ton/m _l
Misalkan kekuatan tanah yang diperkenankan (
[ tanah) : 0,5 kglcm _2. Maka
harus tersedia luas dasar fondasi setiap m

p&nJang : 4 ton 4.000 --o


- - Ks : 9.000 cm_2
0,5 kg/ cm-2 0,5 kg/ cm-2
Jadi lebar bagian bawah fondasi menjadi

: S.000 ,-? : 80 cm.


100 cm
b. Untuk menentukan berat atap yang harus didukung fondasi
biasanya diambil persatuan luas dalam gambar proyeksi (gambar
denah) (Gb. I.ll).
Contoh perhitungan :

.1.00

,"{

beban yang dipikul sebuah kuda-kuda

GAMBAR I.II.
,
KONSTFUKS/ BANGIJNAN GEDUNG ]'iST'E

Misal : jarak kuda-kuda :


300 cm. dan lebar bentangan kuda-
l

kuda : 5,00 m. (dihitung 6,00 m. termasuk lebar tritisan kiri-kanan


masing-masing 0,50 m.)
Sebuah kuda-kuda mendukung muatan atap seluas : 6,00 x 3,00
m-2 : 18,00 m-2
Misalkan berat muatan : 200 kg/m-2
Dianggap sebuah kuda-kuda didukung oleh dua tiang, jadi satu tiang

mendukung : 18,00 m-2 x 200 kg/m-2 : 1.800 kg


2
Misalkan berat sendiri fondasi : 700 kg
Jumlah beban : 2.500 kg
Misaikan kekuatan tanah yang diperkenankan ( f Tanah) : I
kg/cm-?.
Maka luas dasar f<lndasi _
2.500 ke &-
I kg/cm-2
:
2.500 cm-Z
Ja,li ic't,ar bagian bawah fondasi =\/rm0 cm2 : 50 cm.
I"-l" i.2. Itencana fondasi
Seperti pada penggambaran atap dari suatu bangunan, yaitu harus dibuat gambar
rencana kuda-kuda, maka pada konstruksi fondasi juga harus dibuat rencana fondasi.
Gambar rencana fondasi dapat dibuat dalam dua macam, yaitu :

rr. Denah dengan rencana fondasi (Gb. I.l2.l)


b. Rencana fondasi (Gb. 1.12.2)

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
t
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I sumbu
I
I garis tembok
I
I garts fonrlasi
I
I
I

GAMBAR I.I2.I. DENAH DENGAN RENCANA FONDASI


.lONSTHUKS/ BANGUN AN GEDUNG

tembok
fondasi

GAMBAR I.I2.2. RENCANA FONDASI


10 KONSIBUKS/ BANGIJNAN GEDUNG f'o'iTs*HL

I.4.2. Fondasi Pijler


dilakukan
Dalam pelaksanaan pembuatan fondasi staal, terlebih dahulu harus
parit-parit'
penggalian tanah sepanjang tembok sesuai gambar denah bangunan berupa
- z,w m, penggalian parit-parit
Apabila letak kedalaman tanah baik/kuat-antara 0,80
samDai 2'50'
tidak mengalami kesukaran. Tetapi kalatr letak kedalaman tanah baik
digu-
3,00 m, maka penggalian parit tidak menguntungkan lagi'Oleh karenaitu
-
ld[an6aas, dengan konstruksi lain,yaitu yang disebut fondasi pijler.
Bahan dari fondasi pijler dapat menggunakan :
a. Pasangan batu merah
b. pasangan batu kali
dari beton'
c. beton batu kali, yaitu pasangan batu kali dengan perekat/spesi
Bentuk dari fondasi pijler berupa pyramida terpancung.(Gambar I.l4 )

,u]

kerucut terpancung

+Q

GAMBAR I.I3. RENCANA FONDASI PIJLER CAMBAR I.14. BENTUK FONDASI PIJLER

Fondasi pijler dibuat pada sudut-sudut bangunan, pertemuan tembok-tembok'..lg1ak


antara piiler yang satu dengan lain diambil + 3,00 m rata-rata (2J!_=-1J04
Di atas fondasi pijler diletakkan balok sloof, seperti halnya pada perkembangan
konstruksi fondasi staal.( Gambar I.rs I

GAMBAR I.I5.
r iqsrnuis/ BANGUNAN biourvo 11

Ukuran dari fondasi pijler tidak sama besar, artinya untuk tembok bagian luar
yang mempunyai beban/muatan besar ukuran fondasi pijler juga lebih
besar di-
bandingkan dengan ukuran fondasi pijler yang memikul
tembok bagian dalam. Juga ukuran pijler ini tergantung
dari jarak antara pijler yang satu dengan yang lain.
Tetapi untuk memudahkan dalam pelaksanaan, ukuran
pijler- pijler pada tembok-tembok luar diambil sama
besar dan sebagai dasar ditetapkan
ukuran hasil
perhitungan yang terbesar. (Gb.
I. I5a)

GAMBAR I. 15.a.

1.1.2.1. Perhitungan Fondasi Pijler


Misalkan muatan tembok = 6ton/ m-l (tembok luar) Berat fondasi pijler diperkira-
kan : 1,5 tom/ m- I Seandainya sebuah pijler mendukung tembok sepanjang 3,50 m,
maka tekanan pijler pada tanah (berat keseluruhan muatan) : (3,50 x 6 + 1,5)
ton : 22,50 ton.
Misalkan kekuatan tanah yang diperkirakan (G tanah) : 1,5 kg/cm-Z.
Maka luas bagian bawah dari pijler yang diperlukan :
22,50 ton 22,500 kg
= 15.000 cm-2.
1,50 kg/cm-2 1,50 kg/cm-2
Jadi lebar/sisi bagian bawah dari pijler : \n5^00ffi4 = + 122 cm
dibulatkan menjadi 125 cm.

..1.2.2. Perkembangan dari Konstruksi Fondasi pijler


a. Balok sloof dpindahkan ke atas sebagai pengganti dari trasraam
bagian bawah (di bawah lantai), sedang pasangan fondasi pijler
dinaikkan. (cb. I. 16)
b. Balok sloof dipindahkan ke atas seperti perkembangan pertama,
tetapi pasangan fondasi pijler tidak dinaikkan. untuk menahan
tekanan tanah,/pasir di bawah lantai, konstruksi balok sloof yang
tidak di atas pijler dapat dibuat lebih tipis. (cb. I. 17 dan I. t8)

GAMBAR I. 16

,iA
't2 KONSIRUKSI BANGUNAN GEDUNG (,:rihli-;r_

CAMBAR I.I7.

Fondasi pijler dapat pula dihubungkan dengan lengkung-lengkung dari pasangan


batu merah, jadi tidak dihubungkan dengan balok sloof. Konstruksi jenis ini sebenarnya
merupakan konstruksi fondasi pijler yang mula-mula dikenal sebelum orang mengetahui
konstruksi dengan menggunakan beton bertulang. Bentuk lengkung penghubung ini
ada dua macam, yaitu lengkung segment (tembereng) dan lengkung setengah lingkaran.

Balok sloof dihrat


lebih tipis

tembereng (segment)

ril
,il
CAMBAR I.I9 LENGKUNC TEMBERENG flu
BANGUNAN GEDUNG 13

GAMBAR I.20. LENGKUNG SETENGAH LINGKARAN

Untuk lengkung penghubung tembereng, pada sudut-sudut bangunan harus diberi


perkuatan untuk menahan gaya-gayayang arahnya ke luar. Resultente gaya horisontal
(H) dan gaya vertikal (V), yaitu :

GAMBAR I.2I.

Sedang pada lengkung penghubung setengah lingkaran tidak diperlukan perkuatan,


karena arah gaya yang ada hanya berupa gaya-gaya tegak/vertikal (v). (Gb. I. 2l)

- -1. Fondasi Sumuran


Dalam pelaksanaan pemasangan pijler-pijler dari konstruksi fondasi pijler, lubang
tanah di tempat pijler akan diletakkan harus dalam keadaan kering.
Apabila terdapat air dalam lubang galian tanah harus dikeringkan, misalnya dengan
cara memompa air dan dibuang ke luar lubang galian.
Kesulitan akan timbul apabila ternyata permukaan air tanah terletak agak tinggi.
14 KONSIRUKS/ BANGUNAN G EDUNG

Juga apabila letak kedalaman tanah baik/kuat lebih dalam sampai mencapai 3,50
4,00 m. Dalam keadaan ini penggunaan fondasi pijler tidak menguntungkan lagi dan -
harus digunakan konstruksi fondasi lain, yaitu yang disebut fondasi sumuran.
Dasar konstruksi dari fondasi sumuran sama dengan konstruksi dari fondasi
pijler, hanya dalam konstruksi ini pijler-pijler diganti dengan sumuran-sumuran.
Sumuran terdiri dari pipa-pipa besar yang dibuat dari beton biasa atau beton bertulang.
Tebal dinding pipa berkisar antara$ 12 cm. Ukuran garis tengah bagian dalam
pipa beton antara 0,65 -
- I,50 m menurut kebutuhan dari luas dasar fondasi hasil
perhitungan muatan bangunan dan kekuatan tanah yang diperkenakan. Pipa-pipa beton
ini diturunkan ke dalam tanah sampai mencapai kedalaman tanah baik/kuat, kemudian
diisi dengan adukan beton.
Dalam perdagangan, dapat diperoleh pipa-pipa beton dengan ukuran tinggi/panjang
+ 1,00 m. dan dengan ukuran garis tengah yang bermacam-macam. Apabila pipa-
pipa beton ini dibuat sendiri, sebaiknya bagian bawah dibuat runcing agar memudahkan
penurunan pipa ke dalam tanah. (Gb. I.22 s/d I. 2 5.)
pipa beton

GAMBAR I.22.
CAMBAR I.23.

,
Ellins
q 1O

I
8a12cm

]t

bagian bawah dibuat runcing

li
.r-l
GAMBAR I.24.
CAMBAR I.25.a RENCANA FONDASI
.illti|litl l

SUMURAN
illlllL

GAMBAR I.25
r' 1",!:8UKS/ BANGUNAN GEDUNG
15

Perbedaan antara fondasi pijler dan fondasi sumuran adalah dalam pelaksanaannya.
Pada fondasi pijler, terlebih dahulu tanah digali sampai kedalaman tanah baik/kuat
dan baru kemudian fondasi dipasangjsedang pada,fondasi sumuran tidak demikian.
Cara pemasangan fondasi sumuran adalah sebagai berikut :
Mula-mula tanah di tempat fondasi sumuran akan diletakkan, digali sedalam 30-50
cm. dengan ukuran luas dasar fondasi/pipa beton. Kemudian sumuran/pipa beton
diletakkan di atas lubang tanah tersebut. Bagian tanah yang ada di dalam pipa beton/
sumuran digali dan dibuang ke luar sumuran. Dengan penggalian sedikit demi sedikit
sumuran/pipa beton akan turun ke bawah.
Apabila penurunan sudah cukup dalam, di atas pipa beton yang pertama dipas.angl
disambung dengan pipa beton yang kedua, kemudian digali lagi. bimikian ,.t.rrrr.ryu
hingga mencapai kedalaman tanah yang direncanakan yaitu mencapai tanah yang
baik,zkuat. (Gb. I. 27 s/d I. 28).
Apabila penggalian tanah sudah cukup dalam, ada kemungkinan tanah telah
mengandung air yang disebabkan permukaan air cukup tinggi. Walaupun tanah sudah
berair, penggalian dapat di lanjutkan dengan
-e.rggurruLin alat-alat khusus.

1.00 m

T
, so ..
l:o

tanah keras

CAMBAR I.27 CAMBAR I.28.

Setelah kedalaman tanah yang direncanakan dicapai dan pipa-pipa


beton telah di-
letakkan di atasnya, maka pipa beton diisi dengan adukan beton.
Untuk tanah yang berair, pemasangan adukan beton harus dilakukan perlahan-
lahan, sedikit demi sedikit dengan menggunakan alat khusus untuk
keperluan penuang-
an adukan beton ini, agar bagian_bagian
16 KOAJSTFUKSI BANGUN AN GEDUNG r.jilfig -

dari adukan beton tidak terurai yang berakibat kurang,/tidak memenuhi persyarakatan
sebagai adukan beton. Atau dapat pula dilakukan dengan menuang adukan beton
ke dalam kantong-kantong dan dimasukkan ke dalam lubang pipa-pipa beton.
Selain dengan pipa-pipa beton, sebagai bahan fondasi sumuran dapat pula diguna-
kan pasangan batu merah, hanya pelaksanaannya lebih sukar.
Oleh karena pasangan batu merah tidak sekuat beton, maka pada bagian bawah
harus diberi landasan dari papan-papan kayu yang dirangkai dengan aut- aut besi.
Pelaksanaan fondasi sumuran dengan pasangan batu merah adalah sebagai
berikut :

tahap I

tahap 11

tahap III

tahap IV
GAMBAR I.29.

besi untuk memperlancar


CAMBAR I.26.
Pasangan batu merah berbentuk sumuran dibuat dahulu setinggi 1,00 m di atas tanah
tempat fondasi sumuran direncanakan. Kemudian tanah
di bagian dalam sumuran digali
dan dibuang ke luar. Sumuran pasangan batu merah diturunkan dan dibagian atas
sumuran dibuat pasangan batu merah lagi setinggi l,o0 m, selanjutnya tanah digali
dan sumuran diturunkan. Demikian seterusnyi sampai mencapai kldalaman tinah
baik/kuat yang direncanakan. (Gb. I. 29
Apabila tanah bagian atas lembek /lemah, maka lebih menguntungkan jika diguna-
kan pipa-pipa dari besi atau kayu sebagai pengganti pipa-pipa beton,
pipa-pipa besi/kayu ini diturunkan sampai kedalaman tanah baik/keras dengan
cara seperti penurunan pipa-pipa beton. Selanjut nya ke dalam pipa-pipa besi
dituangkan adukan beton.
Pipa-pipa besi dapat ditarik ke atas dan dapat digunakan untuk pembuatan fondasi
sumuran di tempat lain. Jadi lebih menguntungkan.
Cara menghitung luas dasar fondasi sumuran sama dengan cara menghitung luas
dasar fondasi pijler.
I :'iSfRUKS/ BANGUNAN GEDUNG
17

1.4.4. f'ondasi Tiang


atau lebih dalam di bawah per-
mukaan tanah, maka penggunaan fondasi sumuran tidak menguntungkan lagi. Untuk
itu digunakan konstruksi fondasi lain yaitu yang disebut fondasi tiang.
Selain letak tanah baik/kuat yang dalam, penggunaan fondasi tiang dilaksanakan
apabila :
a. Beban bangunan di atas tanah tidak dapat merata pada tahah tanpa melampaui
kapasitas dukung('bearing capacitf)yang diperkenankan.
b. Lendutan pampat ("settlement") di bagian bawah tanah yang lembek tidak
dapat diperkirakan, tetapi dengan perhitungan pada'bagian bawah terdapat
batuan ("rock").
c. Bangunan gedung didirikan di atas tanah yang selalu mengalami susut ("shrin-
kage") dan gembung ("swelling") yang disebabkan perubahan musim (musim
panas dan musim hujan).
d. Bangunan gedung didirikan di atas air atau di atas tanah yang berlumpur.
Bahan-bahan yang digunakan untuk fondasi tiang antara lain dari kayu, besi dan beton
bertulang.
Fondasi tiang dari kayu adalah yang mula-mula dipergunakan sebelum orang
mengenal bahan-bahan lain.
Fondasi tiang dari kayu umumnya digunakan di tempat/daerah yang terdapat banyak
kayu, misal di Kalimantan atau bahan kayu merupakan satu-satunya bahan yang ada
serta mudah diperoleh di daerah tersebut.
Fondasi ini dapat bertahan dalam jangka waktu lama apabila digunakan pada tanah
yang selalu basah/berair atau selalu kering. Untuk tanah yang berair, seluruh kayu
yang digunakan harus selalu/terus-menerus ada di bawah permukaan air. (Gb. t. :o
s/d t. 34)
66. besi I 19 mm

.33
l---l' papan dasar
tebal:6a12cm
-l normal ; 8 cm

balok geser l0l16

kESp l5128
tinggi:l0a18
lebar:20a30

ffi"'-''
GAMBAR I.3I.

papan

il
,0. I
H

F:: ffi GAMBAR I.32.


28

PAPAN DAN KESP


18
KONSTRUKS' BANGUNAN GEDUNG

lcm

4@ tebal 8cm

Pandangan atas

besi 0 16 mm
p20mm
balok geser l0l16

,t

CAMBAR I.33. BALOK GESER DAN KESP GAMBAR I.34.

Fondasi tiang dari besi terdiri dari besi profil bentuk H (,,H bearing pile,') atau
pipa baja, yang setelah dipancang bagran dalam diisi adukan beton. Untuk menghindari
terjadinya karat, biasanya dilapisi bahan aspal.
Keuntungan dari fondasi tiang ini ialah dapat diperoleh panjang yang dikehendaki
dan bila perlu mudah dapat dipotong. (cb. 35 s/d I. 38)

BESI PROFIL BENTUK H


untuk menghindari karat diberi lapi ter (coAL TAR) dapat dipancang
maksimum 100 m

r+ F++
t- 1 iI
iil
I
-+.1--l

lil I
I

sambungan las (WELDED SPLICE)

GAMBAR I.35. GAMBAR I.36. SAMBUNCAN KELING

T
{ fNSTBUKS/ BANGUNAN GEDUNG
19

INSIDE SLEEVE las


selubung dalam
OUTSIDE SLEEVE
, las selubung luar

E25al22cm
t12a12mm
dapat mencapai
kedalaman 30 m
atau lebih
I'

\\,IBAR I.37. BESI PIPA


GAMBAR I.38

Keuntungan lain dari fondasi jenis ini yaitu :


a. Dapat dipancang sampai dalam dan dapat disambung-sambung (+ 60 m).
b. Dapat dipancang melalui tanah lunak misal tanah lempung dengan mudah
sampai tanah keras.
Hanya saja harganya sangat mahal.
Fondasi tiang dari beton bertulang dalam pelaksanaannya dibagi menjadi dua
macam, yaitu :
l. Tiang beton bertulang dibuat langsung di dalam tanahzlubang tanah.
2. Tiang beton bertulang di buat di atas tanah/dicetak di atas tanah.
I.4.4.1. Tiang beton bertulang dibuat dalam tanah
Untuk jenis ini dapat dilaksanakan dengan cara :
a. Cara yang pertama, untuk ukuran/garis tengah tiang yang kecil
(10 a 50 cm.)
Mula-mula pipa besi dengan garis tengah l0 a 50 cm dengan panjang
lebih sedikit dari kedalaman tanah baik/kuat diisi campuran beton
setinggi 60 a 90 cm. Dengan menggunakan besi/baja penumbuh cam-
puranbeton yang ada di dalam pipa besi ini ditumbuk ke dalam tanah
dan bersamaan dengan itu pipa besi juga turun/masuk ke daram
tanah.
Penumbukan dilanjutkan sampai bagian bawah beton mencapai
tanah baik/kuat. Kemudian campuran beton dituangkan ke daram
pipa beton dan ditumbuk bersamaan dengan ditariknya pipa besi
ke atas. (cb. I. 39 & N)
N KONSTFUKSI BANGUNAN

CLOSED ENDED
OPEN ENDED
GAMBAR I'.39.

besi penumbuk

campuran betonl

60a90cm

tulangan beton

tulangan
beton

besi ikat
BINDING
WIRE

tanah baik

GAMBAR I.40.

b. Cara yang kedua untuk ukuran/garis tengah tiang yang besar.


Di atas tanah di tempat akan dibuat fondasi dibuat lubang dengan
menggunakan mesin bor sampai ke dalam tanah baik/kuat,Lubang
diperbesar/diperlebar yang nantinya akan merupakan kaki dan tiang.
Selanjdtnya ke dalam lubang ini dipasang tulangan beton dan kemu-
dian dituangkan adukan beton dan ditumbuk. (Gb. I. 41)
i :srSiEUnS/ BANGUNAN GEDUN?
21

Iempung berlumpur
(SILTY CLAY)
kerikil berpasir
(SANDY CRAVEL)

lernpung keras
STIETI I]ISSURED CLAY

batuan
(ROCK)

bagian barrah diperlebar


untuk kaki tiang I:ISSLIREII C'L\Y : lempuns relak
Sl lIrF CLAY : lempung kaku
GAN{BAR I..11.

'l'iang beton bertulang yang


diuraikan di atas disebut tiang pancang,,Strausz,/
Strauz" atau tiang pancang "in situ", yaitu cor langsung di tempat (,,cast in place/in
situ pile").
Kekuatan tiang "strauz" didasarkan atas gesekanl?riction"antara tanah dan tiang
beton.
Penjelasan adalah sebagai berikut :
Karena adanya penumbukan maka terdapat hubungan yang erat antara adukan
beton
dan tanah. Tanah menjadi tidak rata pada bagian dinding lubang dan memang ini
yang dimaksud. Jadi tiang pancang strauz didukung oleh tanah baik/kuat pada
balian
bawah tiang, ditambah geseran/'lekatan tanah di
sekeliling tiang.
Makin kasar dinding tanah makin kuat pergeseran yang ]erjadl
Teoritis geseran antara tanah dan beton : 0,1 kg/cm_Z.
).,,t
Jika garis tengah tiang : 30 cm, maka luas.bidang ber m2 : 7r x 0,30 x I m2
:30r.100Cm2
Tiap m panjang tiang dapat menahan :
3000 zr . cm2 x 0,1 Kg/cm2 : 942,95 kg : I ton
Untuk tiang "srrauz"yang perlu diperhatikan adalah :
daya dukung tiang beton
daya dukung tanah
a. Daya dukung tiang : diperhitungkan hanya kekuatan beton (tanpa tulangan)
b. Daya dukung tanah :
- ujung tiang (rumus)
-.gesekan tanah
(rumus)
- lekatan
Keuntungan dan kerugian
tanahlcohesive (rumus)
penggunaan tiang beton'.straui'atau tiang pancang
"in.situ":
Keuntungan :
a' Tidak terdapat kesulitan apabila tiang terlalu panjang dan harus dipotong,
demikian pula apabila tiang perlu diperpanjanl karena terlalu penait.
b' Biaya angkutan bahan-bahan baku (pasir, Pc, krikil dan besibeton) dapat murah
dan tidak ada kesulitan.
22 KONSTRUKS/ BANGUNAN GEDUNG

c.Dimungkinkan memperlebar/memperluas bagian bawah tiang untuk memper-


oleh daya dukung yang lebih baik.
d. Bentuk tiang lebih sederhana dari pada tiang beton yang dicetak.
e. Dapat dibuat ukuran/garis tengah tiang yang lebih besar dibandingkan dengan
beberapa tiang-tiang kecil.
Kerugian :
a. Campuran beton di dalam lubang menjadi lemah/tidak memenuhi syarat yang
disebabkan kemungkinan bercampur dengan air, pasir atau lumpur pada bagian
bawah/dasar tiang.
b. Penulangan beton/pemasangan tulangan tidak pada tempatnya atau tidak ter-
lindung/tertutup beton pada waktu pelaksanaan di lapangan.
c. Pemancangan/penumbukan tiang-tiang baru mungkin mengakibatkan ke-
rusakan apabila tiang-tiang belum cukup keras.
d. Tiang-tiang tidak dapat dengan mudah ditarik ke atas apabila memang diperlu-
kan fiarang).
e. Tiang-tiang tidak tepat untuk tanah-tanah yang terlalu lembek/lunak.
I.4.4.2. Tiang beton bertulang dibuat di atas tanah
Untuk jenis yang kedua, yaitu tiang beton bertulang atau disebut pula tiang
pancang ("pile") dibuat/dicetak di atas tanah-Yiang beton ini harus dibuat lengkap
termasuk penulangan dan penuangan/pengeco,an betonnyapada cetakan tiang beton
bertulang.
Cara mencetak tiang beton dilaksanakan sebagai berikut :
a. Mula-mula dibuat cetakan dari papan-papan kayu untuk tiga tiang seperti
gambar (Gb. I.42)
b. Selanjutnya dicetak tiang beton (penulangan dan pengecoran beton) pada
cetakan A (dua buah cetakan pada bagian luar) sedang cetakan B (tengah) tidak
dilakukan pencetakan.
c. Setelah tiang-tiang beton (dua buah tiang A) cukup keras (sesuai persyaratan
yang ditentukan), kemudian dicetak tiang beton pada cetakan B dengan terlebih
dahulu diberi plastik lembaran/diberi ter agar beton tidak melekat. Dengan
demikian dapat memanfaatkah tiang-tiang beton A sebagai bagian dari cetakan
B.

Iembaran plastik

GAN,{BAR I..12
i ]NSTBUKS/ BANGUNAN GEDUNG

Tiang pancang dari beton bertulang ini atau disebut pula tiang pancang pra-cetak
("pre-cast piles") dapat dibuat dari :
a. Beton bertulang biasa/konvensionil/"ordinary reinforced concrete" -7 i1.),,,,; i.irii{ j,..,,.

b. Beton pra tegang ("pre - stressed concrete,,)


c. Beton bertulang serat ("fibre reinforced concrete") serat ini dapat menggunakan
bahan dari kaca, plastik atau kawat baja.
Beton bertulang biasa (konvensionil) digunakan untuk tiang-tiang pancang desak
("compression piles"), sedang beton bertulang prategang digunakan untuk tiang-tiang
pancang tarik ("tension piles"), tiang pancang turap dan untuk tiang pancang yang
dipancang di dalam air. Bentuk dari tiang pancang dari beton bertulang seperti ter-
cantum dalam gambar, (Gb. I.44)
Bentuk :

(l). Bujur sangkar ltA" (: l " (- 7,6 crn)


J.5 cmt

*l F-t h- k_ __-! F

2D
EI
F---n
D
-tk
(: 4.5 cm)
C'iAN{tsAR I..13.
(2) Orthogonal (segi delapan)
7,6 cm)
f*-
L
I
rm T
6"

15 cm)
-r
2D
u/ D
D

.,L
_, k_
I 'l ' ' ( .- .tr,-5 gp1,
CAN,IBAR I.44.
CARA PENGANCKATAN
l. Pengangkatan dua titik 2. Pengangkatan satu titik.
(untuk memindahkan tiang) (untuk mengangkat tiang guna pemancangan)

0.299 L^ 0.70t L
.

--r-
Mmax = Mmin

CAMBA$ I.45.a GAMBAR I..15.b.

GANIBAR I.45
21 KONSTRUKS/ BANGUN AN G EDUNG

Konstruksi fondasi bagran atas yang berhubungan dengan dinding/tembok untuk kedua
macam fondasi tiang ini sama.
Cara menghitung secara prinsip jarak antara tiang dengan tiang, adalah sebagai berikut:
f*
Misal muatan tembok = 8 tonlm.
Kekuatan atua tiang yang diperkenankan : 5 ton, untuk satu pasang tiang yang ter-
diri dari dua tiang mempunyai kekuatan : 2 x 5 ton = l0 ton
Jadi jarak satu pasang tiang yang satu dengan yang lain :
10 ton. : 1,25 m
8 tonlm'
Jika muatan tembok : 12 ton/m'

Maka jarak antar pasang tiang : t!-!91- : 0,80 m f,nT


12ton/m'
Tembok bagian dalam biasanya jauh lebih ringan muatannya dibandingkan dengan
tembok bagran luar. sehingga cukup menggunakan satu tiang dan kesp tidak diperlukan
lagi r 1cb. 1.47 s/d r. 49)
HITUNCAN PENGANGKATAN TIANG

.ll

L-2a alL-a

GAMBAR I.46.
t/z.qaz
I
=-.q.(L 2al2 - 1t2.qa2 4.a2+4.aL-L2:o
a : 0.2075I L
8
l- t/z.qa2 = 1L - alz lr.qa2
qa2 =-rq.(L - 2aX -q.
8

8
5.a2+2.aL_L2=0
a=0,201 I
a = 0,299 L.
RENCANA FONDASI TIANG

+ 1.00 m
pe

GAMBAR I.47.
,i ] IISTRUKS/ BANGUNAN GEDUNG
25

CAMBAR I.48. GAMBAR I.49.

Perkembangan dari fondasi tiang, pada dasarnya sama dengan perkembangan dari
fondasi pijler, yaitu balok sloof/balok beton dipergunakan sebagai pengganti trasraam
bagian bawah (di bawah lantai). Untuk ruang-ruang terbuka atau ruang-ruang ter-
tutup dengan dinding ringan, juga tetap menggunakan satu pasang tiang. (Gb. I.50 & I 5l)

CAMBAR I.50 GAMBAR I.5I.

-1.4.3. Kelompok tiang (',pile groups,')


Akhir-akhir ini banyak digunakan tiang pancang yang berupa kelompok-kelompok
tiang pancang ("pile groups"). Hal ini disebabkan adanya muatan yang sangat besar
dari bangunan pada fondasi, sedang keadaan tanah tidak mampu bila digunakan tiang
pancang tunggal dengan ukuran (garis tengah) yang besar.
Kelompok-kelompok tiang pancang ini dihubungkan/disatukan oleh pur (,,pile
cap") dengan maksud untuk meratakan beban. Selanjutnya pur-pur ini satu dengan
yang lain dihubungkan dengan balok sloof (,,tie-beam,,).
Kelompok tiang pancang ini terdiri dari 2 sampai 19 tiang pancang tergantung
kepada beban/muatan bangunan yang harus didukung. Sedang ukuran tebal dari pur
antara 55 cm sampai 150 cm, tergantung dari besar beban yang harus dibagikan kepada
sejumlah tiang pancang dalam satu kelompok.
I
26 KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

PUR (Pile Cap)


a
(sloof)
b
2b
a

2,5a3d 1,25a1,5d GAMBAR I.54.

a
a
a

GAMBAR I.53.

1 [;-;--"+
tfufofl'
,I
I
ool
------J
5 tians 6 tians

--;--;l
+-l_+-l---+ ff
l-o l--; "|o-;-;--;l
I
l9
l6
I r o
/i o o i

I
I
I
Lo--g-- 9---o-.1
i
I,
I L-o-
Lo- --9--9j sss
tt t'r't i
)t lt
t -#
9 tians 10 tians l1 tiang

@
" =l/Dryu duk;;l;;;-orz,,l= ""' '
yang diijinkan
CAMBAR I.55'

1.4.4.4. Kaison ("Caisson")


Untuk bangunan-bangunan gedung dalam ukuran besar dan bertingkat
("high rise building") atau bangunan sipil digunakan fondasi tiang yang di
"caisson" (kaison). Umumnya digunakan kaison terbuka ("open caisson")
kaison silindrik ("cylinder caisson") terbuat dari besi, beton atau pasangan
merah berbentuk pipa yang terbuka pada bagian atas dan bawah.
Jenis kaison ini digunakan pada tanah yang jenuh air. Tanah dikeluar
dari dalam pipa, pipanya turun oleh beratnya sendiri tanpa perlu mengeluark
air dari pipanya.
IllffitxET':ry;(S/ BA NG U N AN G EDUNG 27

Pelaksanaan konstruksi kaison dilakukan dengan cara sebagai berikut :


a. Penggalian tanah dari kaison
b. Pengecoran adukan beton
Penggalian tanah dapat dilakukan dengan tangan atau dengan mesin. Bila
penggalian dilakukan dengan tangan disebut :
a. Kaison chicago ("chicago chaisson',), (Gb. I. 56)
b. Kaison gow ("Gow caisson',). (Gb. I, 57)

cincin besi

ti':.'l'.i j
i'!'ii:.,'z

o? c..t .'

kaison'CHICAGO'

tt ll
ll tl
.u
,,
11'
(l
itr\
4Jfu*,-,=,=^})=z=
CAMBARI.57. kaison'COW'

GAMBAR I.56. FONDASI KAISON

Bila penggalian dilakukan dengan mesin disebut : kaison bor ("drilled caisson").
a. Kaison Chicago :
Lubang bentuk silindrik digali dengan tangan dan papan-papan tegak
dipasang pada dinding galian dengan diperkuat oleh cincin-cincin besi/baja.
Apabila di dalam lubang terdapat air tanah harus dipompa ke luar hingga orang
dapat bekerja pada dasar lubang.
Setelah mencapai kedalaman tanah kuat/baik, maka adukan beton di-
tuangkan ke dalam lubang. Ukuran minimum lubang dengan garis tengah
Lh t 90 cm, sehingga cukup besar untuk bekerja bagi seorang. Kaison Chicago
J[ ini digunakan pada tanah lempung dengan kekuatan sedang, sehingga sisi lubang
m galian tetap tegak.
nL b. Kaison Gow ("Gow caisson") atau Boston Caisson (kaison Boston) :
Kaison ini juga berbentuk silindrik dengan garis tengah silinder yang berbeda
lo sedikit, yang besar diletakkan di atas. Besi/baja bentuk silinder diturunkan
u ke dalam tanah selama pelaksanaan penggalian.
28 XdNSTBU'(S I B AN G UN AN G EDIING t:

Apabila penggalian tanah mencapai kedalaman yang direncanakan, adukan


beton dituangkan sambil silinder-silinder baja ditarik ke atas/dikeluarkan secara
berurutan. Maksud penggunaan silinder baja adalah untuk menghindari
longsoran selama pelaksanaan penggalian. Digunakan untuk tanah lempung.
c. Kaison bor ("Drilled caisson") :
Dibuat dengan menggunakan mesin bor kaison.
Alat penggalian dari mesin bor ini terdiri dari :
Bucket dengan "cutting edge"
- "Yoke"
- "Kelley"
- "Casing"
-Prinsip bekerjanya
adalah sebagai berikut (cb. I 58 & I. 59)
- Dengan menggunakan motor yang dipasang pada mesin ini, "ring gear" diputar.
Dengan berputarnya "ring gear" maka ikut berputar pula "yoke" dan kelly".
"Kelly" akan memutar "bucket" yang dipasang pada ujung "kelly".
tanah dilakukan pada waktu "bucket" berputar yaitu oleh bekerja-
- Penggalian
nya "cutting edge" pada bagian bawah "bucket".
pembuka bawah "cutting edge" bersendi dan dapat menutup sendiri kalau
- Pada
"bucket" sudah penuh.
bucket sudah penuh diangkat keatas dan dikosongkan.
- Bila dikerjakan seterusnya hingga mencapai kedalaman tanah yang
- Demikian
direncanakan.
tanah tidak longsor dipasang "casing" pada lubang atas (4 a' 5 m -
- Agar
"cassing" + 4 m).
1.4.4.5. Pemancangan Fondasi Tiang
Dasar pemancangan tiang adalah membuat/memancang kepala tiang agar
tiang masuk dalam tanah hingga mencapai kedalaman tanah baik/kuat yang
direncanakan.
Apabila panjang tiang lebih pendek dibandingkan dengan kedalaman tanah
baik/keras, tiang harus disambung.
Agar tiang-tiang tidak rusak pada waktu ditumbuk, pada bagian kepala tiang
diberi cincin dari besi. Juga untuk ujung tiang bagian bawah diberi pelindung
besi yang disebut sepatu.
Cara pemancangan yang sederhana adalah sebagai berikut :
Alat-alat yang digunakan antara lain :
- tiang tiga
pengaman
- kabel
alat penumbuk dari besi
katrol
- tali penarik baja
-
Tinggi penumbukan, yaitu jarak antara alat penumbuk dengan kepala tiang
+ 1,5 m. Tumbukan dibagi-bagi dalam beberapa lintasan ("tocht"), tiap "tocht"
+ 30 tumbukan. Tiap "tocht" diberi waktu antaralistirahat.
Setelah dapat dipastikan ujung tiang hampir mencapai kedalaman yang direncana-
kan, harus dimulai mengukur tinggi tiang. Tiap-tiap tocht diukur beberapa
penurunan dari tiang, misalnya 3 atau 4 "tocht" terakhir diadakan pengukuran.
Yang penting adalah penuriinan terakhir dari "tocht" terakhir, karena ini yang
menentukan kekuatan /daya dukung tiang teoritis.
.iXilIfr}IItIIUJ T J KS/ BA N G UN AN G EDU N G 29

"Yoke"

"Ring Gear'1

"Hydraulic Ring"

Roda Rantai Dongkrak

GAMBAR I.58.

Pembuka

"Cutting teeth"

,'BUCKET''
,,RING GEAR"

I
,,YOKE''
g
CA\IB,A.R I.59
30 KONSTRUKS I BAN GU N AN GEDUNG

1.4.4.6. Rumus-rumus Tiang paneang


Daya dukung/kekuatan tiang teoritis ini dapat dihitung dengan rumus :
l. Etelwyn

P- M2xH D: ts2xh
atau
V(M + m)h n(B + P)€

v: n : angka keamanan ( 6 a' 8)


P: D : berat beban yang diperkenankan (kg) q

M: B = berat besi penumbuk ("hammer) (kg) T


m: P : berat tiang pancang (kg) i!
H: h : tinggi penumbukan/tinggt jatuh "hammer" (cm)
h: € = turunnya tiang pada. tocht,/pukulan terakhir (cm)
2. Hiley

R: 2.W.H, W ,l
S+K W+P 4
R= "bearing capacity of pile" (daya dukung tiang) (ton)
S= "final set" (cm)
w: berat "hammer" ("weight of ram") (ton)
H: tinggi jatuh (ton)
P: berat tiang pancang (ton)
K: "total temporary elastic comt'ession" (: 8 mm)
Y4: faktor aman ("safety factor")

3. Brisc

M2xmxH
VxP(M+m;z
h= berat "hammer"
m: berat tiang
H: tinggi jatuh "hammer" (cm)
V : faktor ofll&n : 6
P : daya dukung izin dari tiang (kg)
h : "final set"
4.. Rumus Amerika (Engineering New Formula U.S.A)

Qdv:62wHf
S+C
Q dv (lb) : "ultimate bearing capacity of pile"
Wg (lb) : "weight of hammer"
H (f0 - " fall of hammer"
S (m) - "penetration under last blow"
C (in) = "empirical constant I for drop hammer 0,1, steam hammer"
31

-,tLtr]3g

ER
(CL + S)(R + e)
I& = daya dukung tiang yang diharapkan (ton)
E = "energy per blow,, (kg m)
R = berat ',hammer" (kg)
C = 0,3 (untuk tiang baja)
n- - berat tiang (kg)
S - "final set,, (mm)
Fada waktu ini telah banyak digunakan peralatan khusus untuk pemancangan tiang
'an4 bekerja secara masinal. Alat ini bekerja berdasarkan kemampuan gerak dari palu
("pile hammer"). Beberapa jenis palu pancang di gunakan dan masing-rn^irrg
:rolr'.eng
nrLmpunyai ukuran yang berbeda-beda.
Jenis-jenis palu pancang tersebut antara iain adalah :
1. "Drop hammer", terdiri dari blok besi pancang yang berat. Blok besi pan-
cang diangkat ke atas pada ketinggian tertentu dan dilepaskan jatuh di atas
tiang. Jenis ini agak lambat cara bekerjanya sehingga tidai banyai< digunakan,
kecuali dalam keadaan hanya untuk memancang tiang pancang dalam jumlah
kecil.
2. "Single acting hammer", terdiri dari blok besi pancang yang berat. Blok besi
pancang diangkat ke atas oleh kekuatan uap air atau tekanan,/desakan udara
dan jatuh menumbuk tiang berdasarkan berat sendiri . Tenaga/energy dari single-
acting hammer ini sama dengan berat blok besi pancang dikalikantinggi jatutr.
Pada waktu pelaksanaan pemancangan banyak menimbulkan suara yang keras
dari mesin. Umumnya digunakan untuk memancang tiang beton pra cetak, kayu
dan turap.
3. "Double acting hammer", sama halnya dengan single acting hammer hanya
disini mengangkat dan menumbuknya tiang menggunakan tenaga uap air dengan
desakan udara. Cara bekerjanya lebih cepat dalam penumbukan tiang ke dalam
tanah serta sangat menolong untuk tanah pasir atauldan krikil.
4. "Vibratory drivers"/pemancang getarlmesin pancanggetar. Getaran dari tiang
ini dapat meniadakan gesekan ("friction") antara tiang dan tanah sedemikian
hingga masuknya tiang ke dalam tanah berjalan dengan cepat (20 cmldet)
sampai kedalaman tanah kuat yang direncanakan.
Pekerjaan pemancangan ini mempunyai kecepatan tinggi baik untuk tanah
kohesif maupun non kohesif ("cohesive soil" : daya lekat lempung atau pasir
halus).
5. Blok besi pancang hidrolik ("Hydraulic ram pile drivers,,). Alat pancang ini
kurang/tidak bersuara dan tidak menimbulkan getaran pada tanah, jadi sangat
bermanfaat untuk rnenghindarkan kerusakan gedung yang telah ada.
6. "Diesel hammer". Alat ini kecil dan ringan, bekerja secara otomatis dengan
menggunakan bahan bakar bensin. Besar kekuatan/energy pancang adalah
jumlah dari tumbukan blok besin pancang ditambah kekuatan/energi hasil
letupan.
32 XOilSTBUKS/ BANGUNAN

I.5. PENYELIDIKAN/EXPLORASI TANAH ("SOIL EXPLORATION'')


Maksud dan tujuan penyelidikan tanah antara lain adalah untuk:
a. Menentukan/memilih jenis dan kedalaman fondasi.
b. Menentukan kapasitas dukung ("bearing capasity")&ri fondasi yang telah
dipilih.
c. Menetapkan muka air tanah.
d. Meramalkan/memperkirakan "settlement" dari fondasi yang telah dipilih.
e. Menentukan nilai ("evaluation") dari tekanan tanah terhadap dinding
(bangunan)
f. Mencegah kesulitan-kesulitan konstruksi.
Penyelidikan tanah ada 2 macam, yaitu :
1. Penyelidikan susunan/jenis-jenis lapisan tanah.
2. Penyelidikan kekuatan dari tanah.
I.5.1. Penyelidikan Susunan Tanah
Yang paling sederhana addlah membuat sumur di atas tanah yang akan diselidiki.
Dengan cara ini dapat diketahui dengan jelas lapisan-lapisan/susunan tanah yang ada.
Hanya saja kedalaman sumur ini terbatas artinya tidak dapat dibuat sedalam-dalamnya.
Apalagi jika muka air tanah cukup tinggi. Selain itu penyelidikan tanah di suatu
tempat atau daerah di tempat akan didirikan bangunan diperlukan lebih dari satu sumur
sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar, jadi tidak ekonomis'
Cara lain adalah dengan menggunakan alat bor tanah. Alat bor tanah yang seder-
hana dan biasanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan yang kecil adalah
alat bor tanah yang dilakukan/digunakan dengan tangan. Alat bor ini dapat dikerjakan
oleh satu atau dua orang dan dapat mencapai kedalaman sampai + 30,00 m.
Walaupun demikian untuk kedalaman yang lebih dari + 6,00 m sampai 9,@ m
tidak praktis lagi. Umumnya digunakan untuk menyelidiki lapisan tanah pada
kedalaman + 1,80 sampai 4,50 m.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang besar digunakan alat bor tanah yang disebut
pemboran cuci ("wash boring").
Prinsip : rnemasukkan pipa dalam tanah sampai tanah baik/kuat dengan pancaran
air lewat lubang PiPa.
Selain dengan "wash boring" dapat pula dengan menggunakan "rotary drilling"
dan "percussing drilling".
I.5.2. Penyelidikan Kekuatan dari Tanah
Penyelidikan dengan cara ini dapat dilakukan dengan rnenggunakan mesin/alat
"sounding".
Prinsip bekerjanya adalah sebagai berikut :
Dengan mesin, pipa diturunkan sampai kedalaman tanah yang direncanakan. Kemudian
pipa diberi tekanan udara yang hasilnya dapat dibaca (dilihat pada pengukur tekanan
udara/monometer yang terpasang pada mesin "sounding" tersebut).Hasilnya adalah
kekuatan tanah : tekanan udara yang ditunjukkan oleh monometer.
Apabila tidak ada mesin "sounding", dapat juga menyelidiki kekuatan tanah pada
kedalaman tertentu, yaitu dengan cara mengadakan penyelidikan muatan percobaan
("field test", "plate loading test").
ts^NGUNAN GEDUNG
33

-{'pabila dari hasil muatan percobaan ini diperoleh jumlah bebbn misalnya l0 ton,
t4"ng luas dasar tiang = 2,5}Ocm2Lnaka kekuatan tanah :
i000 ks
--::::-: T rE,/sm4
l_{00 cm2
Kekuatan tanah tidak boleh dimuati sampai batas kekuatan tanah hasil penyelidikan.
Harus ada angka keamanan, misal kekuatan tanah hasil penyelidikan ai atis sebesar
1 kg/cm2 maka diambil misalnya kekuatan yang diperkenankan 2 kg/cmz berarti
angka keamanan = 2.
Lebih lanjut penyelidikan tanah ini dapat diperoleh dari mata kuliah Teknik fondasi.

Anda mungkin juga menyukai