Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sigit Iryanto Dosen : Agus Susanto,S.T.,M.

T
Kelas / Nim : 5B / 3202007097 Mata Kuliah : SKBG - 03
Prodi : D3 Arsitektur

STRUKTUR BANGUNAN UNTUK LAHAN GAMBUT

Lahan Gambut
Sifat dari tanah gambut itu adalah lunak, sehingga jika dibebani konstruksi bangunan tidak
cukup kuat. Dikhawatirkan akan terjadi kegagalan konstruksi dimana pondasi bangunan
tersebut tidak cukup kuat menahan beban bangunan keseluruhan akibat daya dukung yang
rendah. Karena itu lahan gambut tidak cocok jika dibuat bangunan permanen.

Kadar air yang sangat tinggi dan kompresibilitas yang tinggi menjadikan daya dukung tanahnya
sangat rendah. Gambut terbentuk ketika bagian-bagian tumbuhan yang luruh terhambat
pembusukannya. Sebagian besar tanah gambut tersusun dari serpih dan kepingan sisa
tumbuhan, daun, ranting, bahkan kayu-kayu besar, yang belum sepenuhnya membusuk. Hal
ini terjadi pada lahan berawa, karena kadar keasaman yang tinggi atau kondisi anaerob di
perairan

Stabilisasi Tanah
Sebelum lahan gambut didirikan bangunan maka dilakukan stabilisasi tanah dengan cara tanah
gambut dicampur dengan bahan stabilisasi seperti pasir dan semen, lalu dipadatkan
semaksimal mungkin. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan pre-loading dimana
material tanah yang bagus (pasir) dimasukkan ke dalam lapisan endapan gambut sehingga
membentuk kolom-kolom pasir. Ini dilakukan jika kadar air pada tanah sudah terlalu tinggi.

Kolom pasir di buat dengan cara meletakkan lapisan pasir pada tanah tanah yang akan
diperbaiki setebal 1 meter kemudian di padatkan menggunakan palu penumbuk yang berat,
kolom-kolom pasir tersebut dibuat pada jarak sekitar 8 meter. Sebaiknya sebelum melakukan
pembuatan kolom pasir dilakukan percepatan  dekomposisi terlebih dahulu menggunakan
serbuk atau cairan penumbuh dan penyubur mikroba (bioagent).

Pondasi Struktur Bangunan Untuk Lahan Gambut


1. Tiang Pancang Baja

Tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas biasa atau kotak. Jika
menggunakan tiang pancang pipa atau kotak dengan isian beton, maka kualitas mutu beton
tersebut minimum harus K250. Penggunaan pondasi ini harus memperhatikan beban yang akan
ditahannya a karena itu perlu perhitungan yang matang.

2. Pondasi Tiang Pancang Beton

Karena pengerjaannya memerlukan alat-alat berat pondasi ini cukup mahal dalam
pembuatannya sehingga bisa menyebabkan pebengkjakan biaya pembangunan. Pondasi ini
digunakan untukmembangun bangunan bertingkat dan sangat jarang digunakan pada bangunan
rumah tinggal pada umumnya. Tiang pancang beton ini harus diberi tulang yang cukup kuat
untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan.

3. Pondasi Sumuran

Pada pengerjaan pondasi sumuran, digunakan buis beton bertulang. Pembuatan


pondasi di permukaan yang kering dan setelah pondasi kering dan mengeras,  dilanjutkan
dengan penggalian lubang pondasi. Setelah pondasi masuk ke dalam tanah sampai ke lapisan
tanah keras,  maka lubang dari sumuran tersebut dicor dengan beton.

Pondasi sumuran terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan
pada pekerjaan jembatanyakni dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm,
350 cm, dan 400 cm. Pondasi sumuran adalah pondasi yang khusus, dalam perakteknya
terdapat beberapa kondisi yang dapat dijadikan alasan untuk penggunaannya.
4. Pondasi Tiang Pancang Kayu

Pondasi tiang pancang kayu sesuai untuk bangunan sederhana sampai dengan
bangunan permanen. Agar kayu terlindung dari zat asam dari alam maka posisi dari tiang
pancang harus selalu terendam air sepanjang tahun baik musim kemarau dan penghujan,
sehingga dengan metode ini tidak perlu membutuhkan anti rayap. Kayu yang selalu terendam
air sepanjang tahun maka akan terlindung dari kerusakan dan pembusukan. Untuk bagian
pondasi yang tidak terendam air digunakan pondasi beton bertulang.

Tiang pancang dengan bahan kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang pada suatu
dermaga. Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang
untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan
toleransi yang diijinkan. Kayu terbaik yang digunakan adalahg kayu belian dengan usia tua dan
telah melalui proses pengawetan. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan,
tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu
dan beratnya struktur bangunan.
Sumber : https://sinergia.id/struktur-bangunan-untuk-lahan-gambut

Anda mungkin juga menyukai