Disusun Oleh :
2
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DEPARTEMEN TUBELESS PLANT D & K (PCR)
PT. A
Disusun Oleh :
1
SURAT PERINTAH PKL
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2
Di
Menyetujui,
Suyanto Bery
NIP. NIP.
Mengetahui,
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang
memberikan kesempatan dan kekuatan untuk kepada penulis untuk menyelesaikan
Praktek Kerja Lapangan yang diadakan oleh Politeknik Gajah Tunggal.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun sebagai salah satu syarat
kelulusan Program Diploma III Politeknik Gajah Tunggal dan juga
mempertanggungjawabkan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Departemen
Material Plant D & K (PCR) PT. A. Yang berlangsung pada tanggal 12 Februari 2018
sampai dengan 8 Juni 2018.
Dalam penulisan laporan ini tentunya tidak lepas dari hambatan yang harus
dihadapi, dengan terselesaikannya laporan Praktek Kerja Lapangan ini,
perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
4
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan penulis selama
kurang lebih lima bulan yang dilaksanakan di departemen Material Plant D&K
(PCR). Apabila dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, hal itu karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami sebagai penulis.
Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
5
DAFTAR ISI
6
II.3.1 Banbury Mixing....................................................................................................13
II.3.2 Material.................................................................................................................13
II.3.3 Building................................................................................................................18
II.3.4 Curing...................................................................................................................20
II.3.5 Final Inspection....................................................................................................20
BAB III..................................................................................................................................22
DESKRIPSI PEKERJAAN SELAMA PKL...........................................................................22
II.1 Deskripsi Pekerjaan Selama PKL................................................................................22
III.2 Deskripsi Pekerjaan Terperinci...................................................................................29
III.2.1 Latar Belakang....................................................................................................30
III.2.2 Delapan Pilar TPM..............................................................................................30
III.2.3 Tujuan TPM.........................................................................................................33
III.2.4 Prosedur Pelaksanaan TPM di Departemen Tubeless Plant D dan K...................34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................36
LAMPIRAN...........................................................................................................................37
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Lokasi Perusahaan............................................................................................10
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi...........................................................................................11
Gambar 3. 1 Part mesin yang rusak
8
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kalender PKL minggu ke-1...................................................................................22
Tabel 3. 2 Kalender PKL minggu ke-2...................................................................................22
Tabel 3. 3 Kalender PKL minggu ke-3...................................................................................23
Tabel 3. 4 Kalender PKL minggu ke-4...................................................................................23
Tabel 3. 5 Kalender PKL minggu ke-5...................................................................................24
Tabel 3. 6 Kalender PKL minggu ke-6...................................................................................24
Tabel 3. 7 Kalender PKL minggu ke-7...................................................................................25
Tabel 3. 8 Kalender PKL minggu ke-8...................................................................................26
Tabel 3. 9 Kalender PKL minggu ke-9...................................................................................26
Tabel 3. 10 Kalender PKL minggu ke-10...............................................................................27
Tabel 3. 11 Kalender PKL minggu ke-11...............................................................................27
Tabel 3. 12 Kalender PKL minggu ke-12...............................................................................28
Tabel 3. 13 Kalender PKL minggu ke-13...............................................................................28
Tabel 3. 14 Kalender PKL minggu ke-14...............................................................................29
Tabel 3. 15 Kalender PKL minggu ke-15...............................................................................29
Tabel 3. 16 Kalender PKL minggu ke-16...............................................................................29
9
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangan teknologi saat ini, peranan ilmu pengetahuan dan
pendidikan menjadi sangat penting bagi manusia. Tentu kita ketahui bersama
bahwa ilmu pengetahuan dan pendidikan sangat diperlukan dalam dunia kerja
pada era modern ini. Sumber daya yang berkualitas sangat diperlukan guna
menunjang kemajuan perusahaan. Demi mencapai sumber daya manusia yang
berkualitas, tidak hanya dinilai dari teori-teori yang didapat dalam suatu proses
pendidikan. Akan tetapi, lebih mengarah pada praktikum yang berlandaskan teori-
teori yang telah dipelajari selama proses pendidikan yang ditempuh dan dapat
diaplikasikan dalam kondisi nyata di lapangan.
1
2
Bagi Penulis
Bagi Pembaca
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang, yaitu bagian yang berisi tentang perihal maupun kondisi
yang melatarbelakangi perlunya diselenggarakan Praktek Kerja Lapangan.
3
Tujuan Penulisan, yaitu bagian yang berisi tentang perihal yang hendak dicapai
dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.
Manfaat Penulisan, yaitu bagian yang memaparkan manfaat yang dapat
diterima dalam penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan.
Ruang Lingkup Penulisan, yaitu bagian yang memaparkan tentang skema
penulisan dan juga timeline pekerjaan yang dilakukan selama Praktek Kerja
Lapangan.
Berawal dari Technical Cooperation dengan IRC, Japan, di tahun 1972, PT. A,
mengembangkan produksi ban sepeda motor juga scooter. Untuk lebih menyerap
teknologi ban terutama dalam hal desain, proses dan lain – lain. PT. A, menjalin
kerjasama teknik dengan Yokohama Rubber Company, Japan, selama 15 tahun (1980
s/d 1995) dalam bentuk Technical Assistance Agreement (TAA).
4
5
prima untuk memenuhi kepuasan pelanggan, taat terhadap peraturan perundangan dan
persyaratan yang berlaku, dan selalu berupaya mencegah kecelakaan kerja dan
pencemaran lingkungan.
Menjadi Good Corporate Citizen dengan posisi keuangan yang kuat, pemimpin pasar
Indonesia, dan menjadi perusahaan produsen ban yang berkualitas dan reputasi
global.
12. Tahun 2005: Perusahaan menerbitkan Obligasi Global senilai 325 juta Dolar
8
AS. Dana hasil dari obligasi tersebut digunakan untuk membeli sejumlah
wesel bayar dan utuk membiayai ekspansi perusahaan. Divestasi saham
Meshindo Alloy Wheel yang merupakan produsen velg alumunium.
Dimulainya produksi ban untuk Michelin melalui program off-take.
14. Tahun 2007: Tambahan dana sebesar 95 juta Dolar AS berasal dari penawaran
tambahan obligasi global untuk mebiayai ekspansi yang sedang berjalan dana
untuk pengeluaran modal guna membiayai riset dan pengembangan produk
baru. Perusahaan juga kembali memasuki pasar modal dengan melakukan emisi
saham dengan perbandingan 10:1 dengan nilai emisi sebesar Rp158,4 miliar
(sekitar 17 juta Dolar AS) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
17. Tahun 2010: Peluncuran Champiro Eco, ban Indonesia pertama yang ramah
lingkungan, oleh Mentri Perdagangan ibu Mari Pangertu. Penjualan
konsolidasi Perusahaan melampaui 1 miliar Dolas AS.
18. Tahun 2011: Gajah Tunggal mengekspor lebih dari 10 juta ban radial, dan
melampaui Rp 10 triliun dalam penjualan bersih. Dan mendapatkan
penghargaan sebagai “Top 10 – best management companies” oleh
9
21. Tahun 2014: Perusahaan memulai pembangunan pabrik baru ban radial untuk
Truk dan Bus. Setelah pabrik tersebut selesai dibangun, perusahaan akan
menjadi pionir dalam teknologi TBR di Indonesia.
1. Plant A
2. Plant B
3. Plant C
4. Plant D
5. Plant E
Mengatur formasi kerja bagian Material sesuai dengan fungsi dan tugasnya,
mengawasi dan mengarahkan kerja bagian produksi, membina dan memonitor
12
Membantu mengatur formasi kerja bagian material sesuai dengan fungsi dan
tugasnya, mengawasi dan mengarahkan kerja bagian produksi, membina dan
memonitor pelaksanaan 5R, merencanakan kebutuhan materi dan sarana untuk
keperluan produksi, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan sistem mutu,
bertanggung jawab atas kerjasama dan kelancaran produksi, merencanakan
peningkatan program efisiensi dan produktivitas, mengesahkan catatan mutu dan
mengevaluasi laporan, menganalisis dan menindak lanjuti masalah yang terjadi,
mengarahkan bagian material dan mengkoordinir kebersihan di area kerja, melakukan
kordinasi dan kerja sama dengan sesama Assistant Department Head lain.
Mengatur formasi pada bagian atau section sesuai dengan fungsi dan
tugasnya, mengawasi dan mengarahkan pekerja, melaksanakan, mengarahkan dan
membina norma – norma K3, merencanakan kebutuhan material dan sarana untuk
keperluan produksi, melaksanakan dan mengarahkan sistem mutu, bertanggung jawab
atas kerja sama bagian dan kelancaran proses, memeriksa dan mengarahkan verifikasi
set up, memeriksa ulang catatan mutu dan laporan, menganalisa masalah yang terjadi,
melaporkan problem yang terjadi kepada atasan, menjaga dan mengarahkan
keamanan produk serta kebersihan mesin area kerja, melakukan koordinasi dan kerja
sama dengan sesama Section Head.
13
II.3.2 Material
Topping Calender merupakan proses pelapisan kain ban (Nylon Cord atau
Polyester Cord) dengan Compound (Calendering) yang menghasilkan produk berupa
treatment. Bahan yang digunakan yaitu:
2. Compound
3. Liner
Nylon yang digunakan pada proses ini diproduksi di PT Petrochem Nylon
Division. Nylon ini merupakan inti dalam proses pembuatan treatment. Biasanya
Nylon yang digunakan adalah Nylon 6, Nylon 66 dan Polyester. Compound
digunakan untuk melapisi Nylon, dimana ketebalannya diatur berdasarkan spesifikasi
yang telah ditentukan. Compound yang digunakan diproduksi oleh divisi banbury.
Liner dalam proses Calendering digunakan untuk melindungi treatment yang sudah
jadi agar antar lapisan treatment yang satu dengan yang lainnya tidak menempel pada
saat dilakukan penggulungan di Wind Up.
Proses Bias Cutting adalah suatu proses pemotongan treatment dengan sudut
90º (Radial) dan lebar sesuai dengan spesifikasi dan ukuran ban yang akan dibuat
menjadi Ply, setelah itu digulung dalam bentuk roll. Lapisan Ply ini berfungsi untuk:
Bead adalah ikatan benang kawat baja yang dilingkarkan berbentuk cincin
bulan dengan diameter tertentu sesuai dengan spesifikasi ban yang akan dibuat dan
hasil produk ini yaitu bead forming, bead mempunyai fungsi untuk:
1. Pengikat badan ban pada rim agar tidak terlepas saat mendapatkan tekanan
angin dari dalam maupun goncangan pada saat dijalan.
Bead grommet merupakan salah satu proses pembuatan ban yang berfungsi
dalam bidang pengadaan bead. Bead terbagi menjadi dua macam yaitu:
2. Bead Finish
Proses Insulated (bead forming) adalah suatu proses pelapisan kawat baja oleh
karet (compound) dan dibentuk dalam lingkaran dan bahan utamanya adalah:
1. Bead Wire
Bead finish merupakan proses dimana bead forming dilapisi apex. Proses bead
finish ada beberapa tahapan yaitu :
Steel Calender merupaka proses pelapisan kawat baja dengan compound yang
menghasilkan produk berupa treatment steel. Bahan yang digunakan dalam
pembuatan treatment steel adalah:
3. Sarana
Steel wire yang digunakan pada proses ini merupakan inti dari pembuatan
treatment steel. Final batch compound digunakan untuk melapisi steel wire, dimana
ketebalannya diatur berdasarkan spesifikasi yang ditentukan. Liner dalam proses
Calendering digunakan untuk melindungi treatment steel yang sudah jadi agar antar
lapisan treatment yang satu dengan yang lainnya tidak menempel pada saat dilakukan
penggulungan di Wind Up. Bagian steel calender memiliki mesin pendukung yang
17
1. Extruder
2. Open Mill
Proses steel cutting adalah suatu proses pemotongan treatment steel dengan
sudut 24º atau 27º sesuai dengan spesifikasi dan standar yang telah ditentukan dan
disambung serta digulung dalam bentuk roll. Produk yang dihasilkan dari proses ini
berupa Steel belt. Dalam proses ini juga terdapat proses pembuatan steel 1 dan steel 2
untuk membedakan steel 1 dan steel 2 yaitu, terdapat lapisan edge tape pada steel 1
dan ukuran steel 1 lebih lebar dibandingkan steel 2. Lapisan Steel Belt berfungsi
untuk:
3. Menahan ban dari tusukan pada tread yang disebabkan oleh benda tajam
seperti paku sehingga ban tidak bocor.
Proses yang terjadi dalam bagian ini adalah proses Extrusion yaitu proses
pembuatan sisi samping/dinding ban melalui mesin Extruder. Sidewall pada ban
berfungsi untuk:
1. Memberi atau menempel indikasi ban (brand, size, ukuran rim, dsb).
II.3.2.3.2 Tubeless
Proses yang terjadi pada bagian ini dimana Compound digiling di mesin Open
mill kemudian ditransfer menuju Feeding Mill. Tubeless memiliki jenis yang
berbeda-beda yaitu:
2 Tubeless BEC.
Proses yang terjadi dalam bagian ini merupakan proses extrusion yaitu suatu
proses pembuatan karet pola telapak ban dengan pattern yang disesuaikan dengan
spec. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan tread yaitu final bacth
compound dari berbagai jenis spec. Tread dibuat sebagai bagian luar/telapak ban
19
Pada bagian bawah tread dibuat patern yang berbeda-beda tergantung spec
dan jenis ban yang akan digunakan di jalan yang berbeda:
II.3.3 Building
1. Ply.
3. Steel Belt.
4. Sidewall.
5. Cap Tread.
6. Bead Finish.
Disebut one stage building karena untuk membuat sebuah green tire hanya
membutuhkan satu mesin dan hanya satu step saja. Mesin yang digunakan adalah
20
mesin VMI. Mesin ini merupakan mesin building yang digunakan penyusunan green
tire dilakukan dengan satu mesin dengan satu operator. Semua bahan -bahan di sususn
hanya dengan satu mesin dimana mesin tersebut menggabungkan proses kerja mesin
two stage building menjadi satu proses. Hanya saja ada sedikit perbedaan material
penyusun nya, pada one stage building sidewall dan tubeless sudah digabung terlebih
dahulu yang biasanya disebut sidewall preassembly atau PA. Green case di buat pada
bagian carcass drum. setelah itu pada BT drum di buat susunan steel belt 1, steel belt
2, edge cover, jointless, dan tread. Kemudian susunan ini di transfer ke carcass drum
menggunakan transfering untuk digabung dengan green case dan menghasilkan
output berupa green tire.
Disebut two stage building machine karena untuk membuat sebuah green tire
dibutuhkan dua proses yang setiap prosesnya membutuhkan mesin yang berbeda.
First building machine, mesin ini berfungsi membuat green case yang terdiri
dari tubeless, ply 1, ply 2, bead finish, dan sidewall. Hasil dari proses first building
adalah green case. Setelah menjadi green case, maka akan di press menggunakan
mesin jammer press yaitu untuk mengepress sambungan pada green case.
Second building machine, mesin ini berfungsi untuk menyusun steel belt 1,
steel belt 2, nylon full cover, nylon edge cover, jointless, dan tread yang kemudian
akan di gabungkan dengan green case dari mesin first building. Hasilnya disebut
green tire, green tire akan dikirimkan ke departemen curing untuk dimasak
menjadi ban.
II.3.4 Curing
Curing merupakan proses pemasakan green tire sehingga menjadi ban yang
sebenarnya. Sebelum dimasak, green tire harus dilapisi silika pada bagian inner
linernya atau tubeless. Proses pelapisan ini dinamakan proses Green tire Inner
21
Painting (GIP). Tujuan pelapisan silika ini adalah agar ketika dimasak green tire tidak
lengket pada bladder.
Setelah masuk proses GIP green tire akan diletakkan pada green stand. Setelah
itu, green tire akan dimasukkan pada mold menggunakan loader. Waktu pemasakkan
ban disesuaikan dengan spesifikasi yang telah dibuat oleh technical. Setelah dimasak
ban akan dikirim ke final inspection.
Setelah dimasak, ban akan dipilah sesuai standar yang telah ditetapkan oleh
final inspection. Pemilahan ini bertujuan untuk mengkategorikan tipe ban menjadi
Original Equipment (OE), (OK), Repair, atau Not Good (NG).
Proses final inspection dibedakan menjadi dua yaitu, secara visual dan
menggunakan mesin. Pengecekan secara visual bertujuan untuk mengetahui
appearance dari ban. Pengecekan secara visual dilakukan dengan meraba dan melihat
kondisi ban. Apabila tidak ada defect, maka bisa dikategorikan ban OE atau OK dan
diberi stampel. Apabila terdapat defect dan bisa direpair maka diberi keterangan
untuk direpair. Apabila terdapat defect dan tidak dapat direpair maka ban akan
discrap atau dibuang dan dikategorikan NG.
Ban yang dinyatakan lolos pengecekan secara visual akan masuk proses
pengecekan menggunakan mesin yaitu, dynamic balance dan uniformity.
Dynamic balance merupakan proses pencarian titik teringan ban yang nantinya
dijadikan sebagai tempat pentil (valve). Setelah itu ban diberi identitas stampel sesuai
standar.
Setelah proses dynamic balance, ban akan masuk proses uniformity. Proses
uniformity merupakan proses penyeragaman ban agar sesuai standar. Ban akan
disimulasikan digunakan dijalan dengan mesin uniformity. Dari proses uniformity ini
22
dapat diketahui nilai variasi gaya radial (RFV), variasi gaya lateral (LFV), LRO,
RRO,dll. Dimana nilai – nilai di atas berhubungan dengan kondisi ban ketika
digunakan. Nilai – nilai di atas sudah diatur besarnya sesuai standar. Setelah proses
uniformity, ban akan dikategorikan sebagai ban OE, OK, atau NG. Setelah itu ban
masuk ke gudang penyimpanan.
BAB III
22
23
Tubeless
Total Productive Maintenance atau (TPM) adalah salah satu metode proses
maintenance yang dikembangkan untuk meningkatkan produktifitas di area kerja,
dengan cara membuat proses tersebut lebih reliable dan lebih sedikit terjadi
pemborosan (waste). Metode ini merupakan bagian dari Lean Manufacturing. TPM
berfungsi untuk memelihara pabrik dan peralatannya agar selalu dalam kondisi prima.
Untuk memenuhi tujuan ini, diperlukan maintenance yang prefentif dan prediktif.
Dengan mengaplikasikan prinsip TPM kita dapat meminimalisir kerusakan pada
mesin. Masalah yang umum terjadi pada mesin misalnya kotor, mur dan baut hilang,
oli jarang diganti, kebocoran, bunyi-bunyi tak normal, getaran berlebihan, filter kotor,
dan sebagainya dapat diminimalisir dengan TPM.
operator harus mampu melakukan perawatan dan perbaikan ringan apabila terjadi
masalah pada mesin. Operator juga harus memiliki sedikit keterampilan maintenance.
Dengan demikian, masalah pada mesin dapat segera diatasi sebelum masalah
bertambah kompleks. Ketergantungan pada staf maintenance dapat dikurangi,
sehingga maintenance hanya fokus menangani masalah yang lebih besar saja.
Maintenance, Mesin atau peralatan produksi dapat dipastikan bersih dan terlubrikasi
dengan baik serta dapat mengidentifikasikan potensi kerusakan sebelum terjadinya
kerusakan yang lebih parah.
Para Pekerja harus dapat bekerja dan mampu menjalankan fungsinya dalam
lingkungan yang aman dan sehat. Dalam Pilar ini, Perusahaan diwajibkan untuk
menyediakan Lingkungan yang aman dan sehat serta bebas dari kondisi berbahaya.
Tujuan Pilar ini adalah mencapai target Tempat kerja yang “Accident Free” (Tempat
Kerja yang bebas dari segala kecelakaan).
Pilar selanjutnya dalam TPM adalah menyebarkan konsep TPM ke dalam fungsi
Administrasi. Tujuan pilar TPM in Administrasi ini adalah agar semua pihak dalam
organisasi (perusahaan) memiliki konsep dan persepsi yang sama termasuk staff
administrasi (pembelian, perencanaan dan keuangan).
1. Melakukan investigasi
Untuk menjalankan TPM yang baik, kita harus meninjau lapangan guna
mengetahui kondisi mesin yang digunakan operator karena jika keadaan mesin
yang mengalami kerusakan parah maka akan banyak losses yang terjadi seperti
safety yang jelek set up dan cycle time banyak yang terbuang, dll.
2. Pemberian tag
Pemberian tag berguna untuk menandakan bahwa kondisi mesin atau bagian
dari mesin tersebut ada yang mengalami kerusakan.
39
3. Pendataan
Pendataan berguna mendata part mesin apa saja yang mengalami kerusakan
dan apakah ada rencana perbaikan pada part tersebut. Atau bisa juga pendataan
berguna mendata part yang rusak dan sudah diberi tag apakah sudah di perbaiki
atau belum.
4. Review
Remview TPM berguna mengetahui apakah mmesin yang terinstal siap untuk
melakukan proses produksi atau tidak. Selain itu review juga dapat membantu kita
mengetahui apakah OEE bisa sesuai target atau tidak. Dan juga kita bisa
mengetahui apakah spare part masih mencukupi atau tidak untuk memperbaiki
part yang rusak.
DAFTAR PUSTAKA
40
41
LAMPIRAN
42
43
44