Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan izinNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Nyata hingga penyusunan laporan Kuliah Kerja
Lapang di PT .PAL INDONESIA dengan baik.
Adapun tujuan kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN) ini adalah memperkenalkan dan
memberikan pengalaman kerja bagi mahasiswa serta mengaplikasi apa yang telah diperoleh
di bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja. Maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah
guna memenuhi syarat sebagai kelengkapan memperoleh gelar sarjana (S1) Jurusan
Mesin,Fakultas Teknik,Universitas Brawijaya.Laporan ini disusun berdasarkan pada
pengamatan dan observasi yang dilakukan selama 10 Maret-10 April 2015 di PT.PAL
INDONESIA
Selesainya Laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis pada khusunya
dan bagi pembaca pada umunya.
Malang,Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
Pada tahun 1822 Gubernur Jendral Van De Capellen membentuk suatu komisi
penyelidik tempat dan sarana, guna keperluan pendirian Marine Establishment di
bagian timur pulau Jawa, tetapi sasaran tersebut tidak terlaksana.
Pada tahun 1837 dibentuk komisi baru yang tugasnya sama, komisi
menghasilkan kesimpulan yang menyatakan bahwa daerah Ujung Surabaya adalah
daerah yang memiliki syarat untuk tempat mendirikan daerah tempat industri
perkapalan. Pada tahun 1846 dimulai pembangunan dock apung kayu yang dipasang
di Surabaya. Pekerjaan selesai pada tahun 1849, setelah itu rencananya bertahap
dibangunlah bengkel khusus yang berkaitan dengan pekerjaan kayu. Demikian pula
pembangunan perumahan untuk personalia.
Ketika perang dunia II, KAIGUNSE 21-24 BUTAI, diambil alih oleh
pemerintah Belanda. Mulai 1 Maret1947, ME menjadi Admiralteis Bendrifj yang
dipakai oleh direktur di bawah koordinasi Admiralteis Dien Santen di Belanda. Pada
tahun 1949 setelah penyerahan kedaulatan pada pemerintah RI, ME dijadikan
Tugas dan peranan PAL tetap yaitu mendukung pemeliharaan dan perbaikan
kapal. PAL terus berperan dan berkembang sesuai dengan irama perkembangan
teknologi dan mengalami perubahan pengelolaan seirama dengan perubahan politik
pemerintah saat itu. Jumlah karyawan PT. PAL pernah mencapai 12.000 orang, yaitu
ketika berstatus sebagai Komando Penataran Angkatan Laut (KONATAL) atau
sebelum berstatus sebagai PERUMPAL pada tahun 1978.
Kemampuan rancang bangun yang menonjol dari PT. PAL Indonesia (Persero)
telah memasuki pasaran Internasional dan kualitasnya telah diakui oleh pasaran
internasional.
PT. PAL Indonesia (Persero) mempunyai reputasi sebagai kekuatan utama untuk
pengembangan industri maritim nasional. Sebagai usaha untuk mendukung pondasi
bagi industry maritim, PT. PAL Indonesia (Persero) bekerja keras untuk
menyampaikan pengetahuan, ketrampilan dan teknologi untuk masyarakat luas
industri maritim nasional. Usaha ini telah menjadi relevan sebagai pemegang kunci
untuk meningkatkan industry maritim nasional. Pengenalan lebih luas di pasar global
telah menjadi inspirasi PT. PAL Indonesia (Persero) untuk melihat produk yang
2.2.1. Visi
Menjadi perusahaan perkapalan dan rekayasa berkelas dunia yang
dihormati”, berkelas dunia maksudnya yaitu dalam lingkup SDM, produk,
pelayanan, organisasi dan metodenya. Dan “dihormati” artinya bersungguh
sungguh memberikan nilai tambah pada produk dan pelayanan untuk
mencapai antusiasme pelanggan dan bersungguh-sungguh menjaga
kehormatan dan integritas perusahaan.
2.2.2. Misi
Ada pun misi dari PT. PAL Indonesia (Persero) yakni Meningkatkan
kesejahteraan bangsa melalui pemuasan pelanggan dan insane PT. PAL
Indonesia (Persero) para Pemegang Saham, Dewan Komisaris, para Karyawan
dan Rekan Kerja.Menjadi bagian penting dalam mendukung pertahanan dan
keamanan nasional
2.3 Satuan Usaha
2.3.1 Naval Shipbuilding
PT. PAL Indonesia (Persero) memproduksi berbagai tipe kapal perang,
meliputi :
Budaya perusahaan PT. PAL Indonesia (Persero) dijargonkan sebagai 5R, yakni :
1. Ringkas, Memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan
yang tidak diperlukan di tempat kerja.
2. Rapi, Menyimpan/menempatkan barang sesuai tempatnya.
3. Resik, Membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan barang-
barang agar terhindar dari debu/kotoran.
4. Rawat, mempertahankan hasil yang telah dicapai pada 3R sebelumnya
dengan membakukannya/menstandarisasi.
5. Rajin, terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan
meningkatkan apa yang telah dicapai.
2.6 Produk dan jasa
a. Produk
1. Naval Shipbuilding Development :
Kapal Patroli Cepat 57 meter (KPC 57 M)
Kapal Patroli Cepat 28 meter (KPC 28 M)
Kapal Patroli Cepat 14 meter (KPC 14 M)
2. Merchant Shipbuilding :
Tanker 6500
Container Vessel 3.500 DWT
Cargo Vessel 3.500 DWT
3. General Engineering :
Steam Power Plant
Stator Frame 1
Combined Cycle 1
4. Offshore :
Heat Ventilating
Supply & exhause udara yang terpenting dalam kapal adalah pada engine
room untuk memenuhi kebutuhan udara yang tidak sedikit sehingga
terdapat dua lubang blower besar yang terdapat pada Engine room.
Air Condition (AC)
Jalur AC dinamakan dengan ducting. Sistem AC menggunakan air laut
sebagai media pendingin gas panas yang ada pada kompressor yang
nantinya akan tersambung dalam pipa – pipa yang nantinya akan sampai
kedalam ruang – ruang. Sistem tersebut disebut Air Headling Unit (AHU)
berada disebelah ruang kendali mesin dengan dua compressor yang satu
sebagai compressor cadangan. Sistem AC ini sama dengan kebanyakan AC
pada umumnya yakni dengan mengabutkan freon.
3.3 Bengekel Ship Fitter
Bengkel ship fitter merupakan bagian dari Departemen (MO & HO) di Divisi Kapal
Perang PT PAL Indonesia (persero). Bengkel ship fitter fokus pada, proses fabrikasi
sampai instalasi pada kapal setelah proses penggabungan blok selesai . Komponen
yang dikerjakan oleh bengkel ship fitter antara lain seperti pemasangan tangga,
Pembuatan Lubang Penghubung atau manhole dan pondasi kapal yang menyangkut
B.Kekurangan SAW :
Proses sedikit rumit, karena selain diperlukan flux dan penahan flux, juga
diperlukan “fixtures” lainnya, dan penahan cairan.
Flux dapat mengkontaminasi, yang dapat menyebabkan terjadinya
ketaksempurnaan.
Untuk dapat menghasilkan lasan yang baik logam induk harus homogen,
dan bebas dari scale maupun kontaminan-kontaminan lainnya.
Untuk pengelasan berlapis banyak, yang memerlukan pembersihan terak
yang baik sering mengalami kesulitan.
Bahan induk dengan ketebalan kurang dari 5 mm sulit dilas dengan
proses ini, walaupun dengan menggunakan backing.
B.Kekurangan SMAW :
Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus
melakukan penyambungan.
Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan.
Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non- ferrous
Mudah terjadi oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari
fluks
Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan.
B.Kekurangan GMAW :
Wire-feeder yang memerlukan pengontrolan yang kontinou
Sewaktu waktu dapat terjadi Burnback
Cacat las porositi sering terjadi akibat pengunaan kualitas gas pelindung
yang tidak baik.
Busur yang tidak stabil, akibat ketrampilan operator yang kurang baik.
Pada awalnya set-up pengelasan merupakan permulaan yang sulit
4.5.5 Undercutting
sisi-sisi mencair dan masuk ke dalam alur las, sehingga terjadi parit dikanan
kiri alur las yang mengurangi ketebalan bahan. Hal ini disebabkan oleh terlalu
tingginya temperatur sewaktu mengelas yang diakibatkan karena pemakaian arus
yang terlalu besar dan ayunan elektroda yang terlalu pendek.
Nyalakan
Mesin Las
SMAW
Pasang elekroda
pada tang penjepit
Atur Tegangan
Untuk elektroda: dia. 8mm
tegangan kerja 30 – 40 Volt
Posisikan Plat
secara Datar
(Horisontal),
lakukan pengelasan
secara horizontal
Selesai
Spesifikasi :
3. Welding Masks
Helm/topeng las melindungi mata dari pancaran busur listrik berupa sinar ultra
violet dan infra merah yang menyala terang dan kuat. Sinar las ini tidak boleh dilihat
secara langsung dengan mata telanjang sampai jarak 15 meter. Selain itu bentuk
helm/topeng las yang menutup muka berguna melindungi kulit muka dari percikkan api
busur listrik dan asap gas dari proses peleburan elektroda pada las listrik
4. Sarung Tangan
Sarung tangan terbuat dari kulit atau asbes lunak sehingga tidak menghalangi
pergerakkan jari-jari tangan saat memegang penjepit elektroda atau peralatan lainnya.
Sepasang sarung tangan harus selalu dipakai agar tangan tidak tidak terkena percikkan
bunga api atau benda panas yang dilas
pada proses hasil pengelasan terdapat kotoran yang di akibatkan oleh percikan-
percikan las. Hal ini disebabkan karena lingkungan basah dan lembab sehingga
mengakibatkan elektroda menjadi lembab sehingga mengakibatkan terjadinya
percikan las
Terdapat retak/crack pada hasil pengelasan hal tersebut terjadi karena pada
saat melakukan proses pengelasan terdapat pasir dan debu pada daerah sekitar
logam yang mengakibatkan proses pemanasan kurang merata sehingga
menyebabkan terjadinya keretakan
Porositas merupakan cacat las berupa lubang-lubang halus atau pori-pori yang
biasanya terbentuk karena logam Las yang kotor oleh air, minyak, cat dan
kotoran-kotoran yang lain yang dapat menyebabkan terbentuknya gas bila
terjadi pengelasan. Disamping itu, porositas dapat pula terbentuk akibat
kekurangan logam cair karena penyusutan ketika logam membeku
4.6.4 Solusi
Untuk menghidari terjadinya cacat las yang diakibatkan oleh percikan las
perhatikan suhu tingkat kelembaban udara disekitar .Untuk menghilangkan
kotoran yang disebabkan oleh percikan las gerinda secara berlahan lahan agar
percikan tersebut hilang
Untuk menghindari terjadinya keretakan/crack pada proses pengelasan
perhatikan kebersihan material yang akan dilas pastikan kebersihan material
tersebut sebelum mellakukan proses pengelasan guna menghidari terjadinya
keretakan
Untuk menghindari terjadinya cacat pengelasan porositas pastikan logam las
terbebas dari segala jenis kotoran yang mengakibatkan terbentuknya gas
sehingga terjadinya cacat porositas. pastikan pula dalam pemilihan logam las
yang mengandung kadar belerang tidak terlalu tinggi
5.1 Kesimpulan
Proses pembuatan kapal, harus dilakukan dengan teliti. Mulai dari proses
instalasi pemasangan alat-alat bantu di machinery outfitting. harus sesuai
dengan prosedur yang diterbitkan oleh PT PAL Indonesia itu sendiri
Proses yang terpenting dalam pembuatan kapal adalah pengelasan. Dalam
pengelasan banyak teknik yang bisa digunakan, terutama yang dipakai dalam
perusahaan ini yaitu SAW, SMAW, dan GMAW.
Dalam melaksanakan proses pengelasan harus mematuhi prosedur-prosedur
yang berlaku guna mengindari kecelakaan kerja
5.2 Saran
Penulis Berharap Untuk pelaksanaan Praktik Kerja Nyata akan datang bagi para
mahasiswa yang ingin melakukan kegiatan praktik kerja nyata di PT. PAL Indonesia
mendapatkan bimbingan maksimal dan memberikan pekerjaan yang sesuai pada
bidangnya sehingga ilmu yang di serap dapat diterapkan di kampusnya masing-masing ,
untuk kedepannya diharapkan disediakan modul baik dalam bentuk softcopy maupun
hardcopy supaya dapat dengan mudah mempelajari materi yang disampaikan.