Anda di halaman 1dari 50

PENGENDALIAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK

PROSES PERAWATAN DENGAN METODE MRP DI


PT RIFANSI DWI PUTRA

LAPORAN PKL

Oleh :

BRAMANTIO PARAPAT
2062201096

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA
INDONESIA
2023
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA
INDONESIA
FAKULTAS BISNIS

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PKL

NAMA : BRAMANTIO PARAPAT


NIM : 2062201096
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
PENDIDIKAN : STRATA 1 (S1)
JUDUL : PENGENDALIAN KEBUTUHAN MATERIAL
UNTUK PROSES PERAWATAN DENGAN
METODE MRP DI PT RIFANSI DWI PUTRA

Pekanbaru, 29 Mei 2023


Menyetujui,

Dr. Zulhelmi, S.E., M.M.


Pembimbing PKL

Mengetahui,

Dr. Layla Hafni, S.E., M.M. Dr. Mimelientesa Irman, SE.Ak, M.Ak. CA
Dekan Fakultas Bisnis Ketua Program Studi Akuntansi

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki kemuliaan dan keagungan karena telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan Laporan PKL (Praktek
Kerja Lapangan) ini di Program Studi Strata Satu (S1) Akuntansi
Fakultas Bisnis Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini pula, saya ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian Laporan PKL
(Praktek Kerja Lapangan) ini. Khususnya kepada :
1. Bapak Drs. Harry Choandra, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Pelita
Indonesia.
2. Bapak Prof. Dr. Amries Rusli Tanjung, MM.,Ak. selaku Rektor Institut
Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia.
3. Ibu Layla Hafni, SE, MM selaku Dekan Fakultas Bisnis Pelita
Indonesia.
4. Ibu Dr. Mimelientesa Irman, SE.Ak, M.Ak. CA selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Bisnis Institut Bisnis dan Teknologi Pelita
Indonesia.
5. Bapak Dr. Zulhelmi, S.E., M.M selaku pembimbing PKL yang telah
banyak memberikan bimbingan yang sangat berarti dalam
menyelesaikan Laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini.
6. Bapak Pimpinan beserta seluruh staf PT. RIFANSI DWI PUTRA yang
telah memberikan izin dan memberikan dukungan untuk
melaksanakan PKL.
7. Seluruh Dosen beserta staf Fakultas Bisnis yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan selama menjadi mahasiswa di Institut Bisnis
dan Teknologi Pelita Indonesia.

ii
8. Secara khusus buat kedua orang tua yang selalu sabar dan setia
serta memberikan dorongan untuk penyelesaian Laporan PKL
(Praktek Kerja Lapangan) ini.
9. Rekan-rekan Mahasiswa/i Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis
Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia dan semua pihak yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu baik secara langsung mapun
tidak langsung yang telah membantu hingga selesainya Laporan PKL
(Praktek Kerja Lapangan) ini.

Akhir kata, semoga Laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan terkait dengan
Laporan ini di kemudian hari.

Pekanbaru, 05 Juni 2023

BRAMANTIO PARAPAT

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................iv
DAFTAR TABEL ..................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan Laporan PKL ......................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................. 3
2.1 Persediaan Material ..................................................... 3
2.1.1 Pengertian peersediaan ........................................ 3
2.1.2 Fungsi persediaan ............................................... 3
2.1.3 Jenis Persediaan ................................................. 4
2.2 Matrial Requirement Planning ....................................... 4
2.2.1 Maksud dan tujuan MRP ....................................... 4
2.2.2 Syarat Pendahuluan dan asusmsi MRP .................... 6
2.2.3 Input-input MRP ................................................. 6
2.2.4 Proses penghitungan MRP.................................... 11
2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan MRP............................ 12
BAB III PELAKSANAAN PKL............................................ 14
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL ................................ 14
3.2 Kegiatan dan Aktivitas selama PKL .................................. 14
3.3 Metode Pengumpulan Data............................................. 15
3.3.1 Metode Wawancara .............................................. 15
3.3.2 Metode Dokumentasi ............................................ 15
BAB IV LAPORAN HASIL PKL .......................................... 16
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................ 16
4.1.1 Sejarah Umum Perusahaa ..................................... 16
4.1.2 Visi Misi Perusahaan ............................................. 17

iv
4.1.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan............. 17
4.1.4 Aktivitas Perusahaan ............................................ 33
4.2 Analisa dan Pembahasan ............................................... 33
4.2.1 Deskripsi Laporan Hasil PKL ................................... 35
4.2.2 Pembahasan ....................................................... 39
BAB V PENUTUP ............................................................. 41
5.1 Kesimpulan ................................................................. 41
5.2 Saran ......................................................................... 41
DAFTAR RUJUKAN .......................................................... 42

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Rifansi Dwi Putra .................. 18

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh MPS .......................................................... 9

Tabel 3.1 Jadwal Kerja Praktek Kerja Lapangan ....................... 14

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Perkembangan usaha bisnis dan teknologi informasi akan meningkatkan
perkembangan suatu perusahaan. Hal ini akan membuat tingkat persaingan
yang semakin ketat, sehingga setiap perusahaan perlu mengambil kebijakan
yang tepat agar perusahaan dapat tetap bertahan dan beroperasi dengan baik.
Dalam industri manufaktur, ketersediaan material merupakan faktor utama
untuk menunjang keberlanjutan proses produksi. Persediaan dapat berupa
bahan mentah, barang setengah jadi atau bahan pendukung. Dalam persediaan
tentunya perlu suatu perencanaan dan pengendalian agar persediaan yang ada
dapat memenuhi kebutuhan produksi dengan tepat serta biaya penyimpanan
yang rendah. Sistem perencanaan yang baik menjadi faktor penentu jalan atau
tidaknya kebijakan efisiensi disemua lini. Dengan planning kebutuhan yang
tepat baik jenis, jumlah maupun waktu penyedian dan pemakaiannya akan
membuat biaya-biaya yang tidak diperlukan dapat dihilangkan.
PT Rifansi Dwi Putra merupakan salah satu perusahaan konstruksi yang
bergerak dibidang jasa. Perusahaan ini menawarkan Rekayasa desain,
Pengadaan, Konstruksi dan Proyek instalasi untuk PT. Chevron Pasifik
Indonesia di antara klien lain. Selain itu perusahaan juga bergerak dibidang
maintenance unit atau disebut juga perawatan alat secara berkala. Dalam hal
ini untuk melakukan perawatan dibutuhkan pengendalian barang-barang spare
part. Lalu material sparepart tersebut akan di request untuk dilakukan
perbaikan alat. Material yang telah di request akan di masukkan kedalam
gudang untuk dijadikan stock ataupun langsung eksekusi ke unitnya. Barang
yang telah dipasangkan ke unitnya akan dianggap sebagai barang yang keluar.
Sehingga secara menyeluruh perusahaan perlu melakukan penilaian stock
minimum barang, barang masuk (pembelian), barang keluar (pemasangan),
serta stock akhir gudang.
Dalam penilaian stock material PT Rifansi Dwi Putra belum menggunakan
metode persediaan material yang belum maksimal, metode yang dipakai masih
menggunakan laporan kondisi stock dari operator warehouse melalui material
request manual. Yaitu dengan menggunakan metode pemesanan saat jumlah
stock mulai menipis dan sistem informasi tertulis dari staff gudang, tanpa
adanya penjadwalan yang jelas kapan material tersebut akan datang dan

1
berapa jumlahnya. Permasalahan yang sering terjadi yakni stock material yang
ada digudang menjadi tidak beraturan, hal ini dapat terlihat dengan
ditemukannya stock material yang menipis atau dibawah standard safety stock
untuk beberapa item material akan tetapi terjadi overstock item material
lainnya.
Berdasarkan masalah tersebut maka penggunaan metode MRP (Material
Requirement Planning) yang baik dalam perencanaa pengendalian kebutuhan
material dianggap sangatlah penting, metode ini diharapkan dapat mengontrol
segala macam persediaan bahan material mulai dari kuantitas, kualitas, jenis,
waktu kedatangan sampai dengan model penempatan bahan material tersebut
bisa terencana dengan baik. Perencanaan tersebut bertujuan untuk
mengefisiensikan segala hal yang berhubungan dengan biaya pengadaan
bahan material, biaya supply, penyimpanan, sampai dengan pemakaian bahan
yang tepat dengan kebutuhan pada saat itu dan mencegah terjadinya minus
stock ataupun overstock material.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis dalam kesempatan ini
akan mengangkat hal yang berhubungan dengan bagaimana membuat suatu
palnning kebutuhan material yang disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku
yang akan diproduksi baik secara jumlah, jenis, maupun waktu kedatangannya
serta mencegah terjadinya overstock material digudang dengan judul
“PENGENDALIAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PROSES PERAWATAN
DENGAN METODE MRP DI PT RIFANSI DWI PUTRA.
1.2 Tujuan Penulisan Laporan PKL
1. Menjelaskan dokumen yang dibutuhkan dalam pengendalian kebutuhan
material untuk proses perawatan di PT. Rifansi Dwi Putra.
2. Menjelaskan metode MRP (Material Requirement Planning) dalam
pengendalian kebutuhan material di PT. Rifansi Dwi Putra.
3. Menjelaskan hambatan yang terjadi dalam proses penerapan metode
MRP (Material Requirement Planning) dalam pengendalian kebutuhan
material di PT. Rifansi Dwi Putra.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persediaan Material
2.1.1 Pengertian persediaan
Pada dasarnya, persediaan merupakan hal penting bagi
perusahaan yang melakukan proses produksi, baik meproduksi
barang maupun jasa untuk menunjang kelancaran proses
produksinya. Menurut (Kieso), ”Persediaan ( inventory) adalah pos-
pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi
bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi
dalam membuat kecermatan.investasi dalam persediaan biasanya
merupakan aktiva lancar paling besar dari perusahaan dagang (ritel)
dan manufaktur.
2.1.2 Fungsi Persediaan
Persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, yaitu:
a. Stok siklus (cycle stock), yakni jumlah persediaan yang tersedia
setiap saat yang dipesan dalam ukuran lot. Alasan pemesanan
dalam lot adalah skala ekonomis, adanya diskon kuantitas dalam
pembelian produk atau transportasi, dan keterbatasan teknologi.

b. Stok tersumbat (congestion stock), persediaan dari produk yang


diproduksi berkaitan dengan adanya batasan produksi, dimana
banyak produk yang diproduksi pada peralatan produksi yang
sama, khususnya jika biaya setup produksinya relatif tinggi.

c. Stok pengaman (safety stock), jumlah persediaan yang tersedia


secara rata-rata untuk memenuhi permintaan dan penyaluran
yang tak tentu dalam jangka waktu pendek.

d. Persediaan antisipasi (anticipation inventory), jumlah persediaan


yang tersedia untuk mengatasi fluktuasi permintaan yang cukup
tinggi. Perbedaanya dengan stok pengaman lebih ditekankan
pada antisipasi musim dan perilaku pasar yang dipicu kondisi
tertentu yang telah diperkirakan perusahaan.

e. Persediaan pipeline, meliputi produk yang berada dalam


perjalanan yakni produk yang ada pada alat angkutan.

3
f. Stock decoupling, digunakan dalam sistem eselon majemuk
untuk mengizinkan setiap tingkat membuat keputusan masing-
masing terhadap jumlah persediaan yang tersedia.

2.1.3 Jenis Persediaan


Menurut Heizer dan Render, persediaan yang ada di perusahaan
biasanya terdiri dari empat jenis yaitu:
a. Persediaan Bahan Mentah (Raw Material Inventory) yang telah
dibeli, tetapi belum diproses. Pendekatan yang lebih banyak
diterapkan adalah dengan menghapus variabilitas pemasok
dalam mutu, jumlah atau waktu pengiriman sehingga tidak perlu
pemisahan.
b. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work In Process Inventory)
adalah komponen-komponen atau bahan mentah yang telah
melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai.
c. Persediaan MRO (Maintenance, Repairing, Operating Iventory)
merupakan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan
pemeliharaan, perbaikan, operasi. Persediaan ini ada karena
kebutuhan akan adanya pemeliharaan dan perbaikan dari
beberapa peralatan yang tidak diketahui sehingga persediaan ini
merupakan fungsi jadwal pemeliharaan dan perbaikan.
d. Persediaan Barang Jadi adalah produk yang telah selesai dan
tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukkan ke
persediaan karena permintaan pelanggan dimasa mendatang
tidak diketahui.

2.2 Material Requirement Planning (MRP)


2.2.1 Maksud dan Tujuan Material Requirement Planning (MRP)
Gon Lee, Namkyu, Jeong and Jinwoon, mengusulkan proses MRP
kedalam pendistribusian data dan menunjukkan performa hasil
improvisasi dari pengajuan proses MRP dengan melakukan simulasi
studi dan membaginya ke dalam 5 bagian. Tujuan utama dalam MRP
ini adalah untuk memfasilitasi dan mengkalkulasi kebutuhan material
dalam jumlah dan waktu yang tepat. Menurut para ahli MRP yang
sukses dalam implementasinya akan membawa manfaat yang

4
signifikan didalam manufaktur, diantaranya : mengembangkan
kualitas produk, mengurangi leadtimes, mengurangi waktu
pengerjaan berlebih, mengurangi scrap, mengurangi safety stock,
mengembangkan produktivitas, estimasi biaya yang sangat baik,
meminimalisasi WIP, dan Jadwal produksi yang baik.
MRP secara umum diaplikasikan dalam situasi yang memiliki
berbagai produk dengan BOM yang kompleks dan cocok digunakan
untuk latar belakang manufaktur yang memiliki demand yang banyak
dan komponen lain berkaitan dengan komponen lainnya atau sering
disebut depend. Ketika permintaan untuk item akhir tidak bergantung,
sedangkan permintaan komponen bergantung karena diproduksi
untuk memenuhi item akhir. Perbedaan antara permintaan
independent dan dependent sangat penting dalam pengklasifikasian
item persediaan dan pengembangan sistem untuk mengatur item
dalam pengklasifikasian permintaan.
Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu system
pengendalian persediaan dan perencanaan terkomputeriasasi yang
digunakan untuk mengontrol jadwal produksi atas permintaan, baik
yang belum diketahui maupun permintaan yang sudah diketahui
(Pertama kali dikenalkan pada tahun 1960 oleh Orlicky, Plossl,
Wrightand dan America Production and Inventory Control System
(Dictionary (2008), Mabert (2007)). Konsep MRP menyiapkan jadwal
pemesanan agar bahan baku datang tepat waktunya, sehingga proses
produksi dapat berjalan sesuai dengan jadwalnya. MRP dapat
menjawab pertanyaan kapan, berapa dan apa (When, How much and
What) suatu material yang dibutuhkan secara tepat dengan
pengeluaran biaya seminimal mungkin.
MRP disusun dengan maksud untuk merancang suatu merancang
suatu sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk mendukung
tindakan yang tepat, baik berupa pembatalan informasi untuk
mendukung tindakan yang tepat, baik berupa pembatalan atau
penjadwalan ulang, biasanya merupakan keputusan baru ataupun
perbaikan atas keputusan yang lalu dengan memperhatikan kapasitas
yang ada.

5
Adapun tujuan utama dari Material Requirement Planning (MRP),
yaitu :
1. Menjamin tersedianya bahan – bahan, komponen, material
dan produk untuk produksi yang direncanakan dan dikirim
pada konsumen.
2. Menjaga jumlah persediaan yang mungkin pada tingkat yang
paling rendah.
3. Merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, jadwal-jadwal
pengiriman dan kegiatan pembelian.

Dengan demikian tujuan tersebut, maka diharapkan MRP dapat :


1. Menurunkan biaya produksi
2. Memenuhi permintaan akan produk jadi
3. Meningkatkan keuntungan perusahaan

2.2.2. Syarat syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi MRP


Dalam penerapan MRP diperlukan syarat-syarat pendahuluan
dan asumsi-asumsi dasar. Syarat-syarat pendahuluan MRP adalah :
1. Adanya Master Production Schedule atau Jadwal Induk Produksi
2. Barang persediaan mempunyai identifikasi khusus
3. Adanya Bill Of Material pada saat perencanaan
4. Adanya catatan persediaan untuk semua item
Asumsi-asumsi dasar MRP yaitu:
1. Adanya data file yang terintegrasi dengan melibatkan data status
persediaan dan data struktur produk
2. Lead time untuk semua item diketahui
3. Semua item persediaan selalu dalam batas persediaan
4. Semua material dapat disediakan pada saat perencanaan
5. Proses pembuatan suatu item tidak tergantung pada proses
pembuatan item yang lainnya.

2.2.3 Input-input Material Requirement Planning (MRP)


Ada tiga input utama dalam MRP, yaitu jadwal induk produksi
(Master Production Schedule), catatan status persediaan (Inventory
Status File) dan struktur produk (Bill Of Material).

6
a. Master Production Schedule (MPS)
Master Production Schedule merupakan tulang punggung
(backbone) dari sistem MRP. MPS merupakan rencana tertulis yang
memperhatikan produk apa yang hendak diproduksi, kapan dan
berapa jumlah masing-masing yang akan dibuat.
Ada dua cara dalam mendapatkan MPS (Jadwal induk Produksi),
yaitu dari pesanan konsumen (customer order) dan peramalan
penjualan. Ketika akan mendesain MPS, perlu diperhatikan
beberapa factor utama yang menentukan proses Penjadwalan Induk
Produksi (MPS). Beberapa factor utama itu adalah:
1. Lingkungan Manufakturing,
Lingkungan manufacturing menentukan proses penjadwalan
induk produksi. Lingkungan manufacturing yang umum
dipertimbangkan ketika akan mendesain MPS adalah: make-to-
stock, make-to-order, assemble-to-order. Produk-produk dari
lingkungan make-to-stock biasanya dikirim secara langsung dari
gudang produk akhir, dan karena itu harus ada stok sebelum
pesanan pelanggan (customer order) tiba. Produk-produk dari
lingkungan make-to-order biasanya baru dikerjakan atau
diselesaikan setelah menerima pesanan pelanggan. Sering kali
komponen- komponen yang mempunyai waktu tunggu panjang
(long lead time) direncanakan atau dibuat lebih awal guna
mengurangi waktu tunggu penyerahan kepada pelanggan,
apabila pelanggan memesan produk. Pada dasarnya produk-
produk dari lingkungan assemble-to-order adalah make-to-
order product, dimana semua komponen (semifinished,
intermediate, subassemble, fabricated, purchased, dll) yang
digunakan dalam assemble, pengepakan, atau proses akhir,
direncanakan atau dibuat lebih awal, kemudian disimpan dalam
stok guna mengantisipasi pesanan pelanggan.
2. Struktur Produk
Struktur produk atau bill of materials (BOM) didefinisikan
sebagai cara komponen-komponen itu bergabung kedalam
suatu produk selama proses manufakturing.

7
3. Horizon Perencanaan, waktu tunggu produk (product lead time)
dan production time fences. Berikut adalah aspek yang berkaitan
dengan manajemen waktu dalam proses desain MPS:
a) Panjang horizon perencanaan,
Horizon perencanaan didefinisikan sebagai periode waktu
mendatang terjauh dari jadwal produksi. Biasanya ditetapkan
dengan memperhatikan waktu tunggu kumulatif (cumulative
lead time) ditambah waktu untuk lot sizing.
b) Waktu tunggu produksi,
Waktu tunggu didefinisikan sebagai lama waktu menunggu sejak
penempatan pesanan sampai memperoleh pesanan itu. Dalam
sistem produksi, waktu tunggu berkaitan dengan waktu
menunggu diproses, bergerak atau berpindah, setup untuk
setiap komponen yang diproduksi.
c) Time fences,
Perubahan-perubahan dalam MPS akan menjadi sulit dan mahal
(costly) apabila dibuat pada saat mendekati waktu penyelesaian
produk. Untuk menstabilkan jadwal dan memberikan keyakinan
bahwa perubahan-perubahan telah dipertimbangkan secara
tepat sebelum perubahan-perubahan itu disetujui. MPS dapat
dibagi ke dalam beberapa zona waktu dengan menetapkan
prosedur berbeda dalam mengatur perubahan-perubahan
jadwal dalam setiap zona waktu (time zone), time fences
memisahkan zona waktu itu.
Dengan demikian time fences dapat didefinisikan sebagai suatu
kebijakan atau petunjuk yang ditetapkan untuk mencatat
dimana (dalam zona waktu) terdapat berbagai keterbatasan
atau perubahan dalam prosedur operasi manufaktur.
Perubahan-perubahan terhadap MPS dapat dilakukan dengan
relatif lebih mudah apabila mereka terjadi melewati waktu
tunggu kumulatif.
Time fences yang paling umum dikenal adalah demand time
fences (DTF) dan planning time fences (PTF), dimana DTF
diterapkan pada waktu final assemble sedangkan PTF diterapkan
pada waktu tunggu kumulatif. Demand time fences (DTF)

8
didefinisikan sebagai periode mendatang dari MPS dimana dalam
periode ini perubahan-perubahan terhadap MPS tidak diijinkan
atau tidak diterima karena akan menimbulkan kerugian biaya
yang besar akibat ketidaksesuaian atau kekacauan jadwal.
Sedangkan planning time fences (PTF) didefinisikan sebagai
periode mendatang dari MPS di mana dalam periode ini
perubahan-perubahan terhadap MPS dievaluasi guna mencegah
ketidaksesuaian atau kekacauan jadwal yang akan menimbulkan
kerugian dalam biaya.

Lead time : Safetystock :


On hand : Demand time fence :
Lot size : Planning time fence :
Time period (weeks)
Bulan Januari Februari Maret
Qty
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Sales
Forecast
Actual Order
PAB
ATP
MPS

Tabel 2.1

Berikut ini akan dikemukakan penjelasan singkat berkaitan dengan


informasi yang ada dalam MPS seperti tampak dalam Tabel 2.1 :
a. Lead Time adalah waktu (banyaknya periode) yang dibutuhkan
untuk memproduksi atau membeli suatu item.
b. Order Quantity adalah banyaknya/jumlah pemesanan.
c. Safety Stock adalah stok tambahan dari item yang direncanakan
untuk berada dalam inventory yang dijadikan sebagai cadangan
pengaman guna mengatasi fluktuasi dalam ramalan penjualan,
pesanan-pesanan pelanggan dalam waktu singkat. Safety stock

9
merupakan kebijaksanaan manajemen berkaitan dengan stabilisasi
dari sistem manufaktur, dimana apabila sistem manufaktur semakin
stabil kebijaksanaan stock pengaman ini dapat diminimumkan.
d. Sales Forecast
1. Berupa estimasi terhadap kuantitas end item yang akan terjual
pada setiap periodenya,
2. Informasi datang dari bagian pemasaran.
e. Actual Order, berupa pesanan konsumen yang sudah diterima
sehingga statusnya pasti.
f. Project Available Balance (proyeksi persediaan/ on hand).
1. Digunakan untuk merencanakan jumlah yang harus diproduksi,
2. Dihitung dengan anggapan bahwa penjualan akan sesuai dengan
ramalan.
g. Available to Promise (ATP).
1. Merupakan alat yang digunakan untuk menjanjikan jumlah yang
bisa dipesan konsumen,
2. Merupakan bagian dari persediaan yang belum dijanjikan,
3. Digunakan oleh bagian pemasaran untuk membuat janji
penjualan di masa yang akan datang.
h. Master Schedule (jadwal produksi).
1. Berupa keputusan tentang kuantitas yang akan diproduksi dan
saat produksi itu memasuki stock,
2. Ditentukan dengan memperhatikan ketersediaan material dan
kapasitas,
3. Total dari master schedule untuk setiap individual part harus sama
dengan total yang dinyatakan dalam rencana produksi.
i. DTF (Demand Time Fences) dan PTF (Planning Time Fences), time
fences merupakan perencanaan ke dalam beberapa zona dimana
setiap zona mempunyai aturan yang berbeda.

Secara umum output dari MRP adalah :


1. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang
harusdilakukan atau direncanakan baik dari pabrik sendiri maupun
supplier.
2. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang.

10
3. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan.
4. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan.

2.2.4 Proses Perhitungan MRP


Pada proses ini dilakukan untuk perhitungan untuk setiap
komponen pada setiap periode waktu perencanaan. Berikut ini
dijelaskan tentang istilah-istilah yang biasa digunakan, yaitu:
1. Gross Requirement (Kebutuhan Kotor)
Gross Requirement adalah kebutuhan kotor pada masing-masing
periode waktu. Untuk produk akhir (independent demand), jumlah
Gross Requirement diperoleh dari Master Production Schedule,
sedangkan untuk komponenkomponen penyusun (dependent
demand), jumlah Gross Requirement ditentukan dari Planned Order
Release item induk atau item yang memiliki item di atasnya
dikalikan dengan kelipatan tertentu sesuai dengan kebutuhan.
2. On Hand (Persediaan di tangan)
Menyatakan jumlah inventory yang tersedia pada periode
tertentu. Nilai On Hand pada awal periode diinputkan sesuai dengan
jumlah persediaan saat itu. Nilai On Hand pada periode berikutnya
ditetapkan dengan rumus sebagai berikut :
OHt = (OHt-1 + PORt-1 – GRt-1)
Dimana :
OHt = Persediaan awal pada perode t
OHt-1 = Persediaan awal pada periode t-1
PORt-1 = Rencana penerimaan pada periode t-1
GRt-1 = Kebutuhan kotor pada periode t-1
Untuk hasul perhitungan negatif pada OHt, OHt maka = 0
3. Net Requirement (Kebutuhan Bersih)
Merupakan jumlah kebutuhan sebenarnya yang dibutuhkan pada
masingmasing periode waktu untuk memenuhi kebutuhan item.
Rumus yang digunakan adalah:
NRt = (GRt - OHt)

Dimana :
NRt = Net Requirement pada periode t

11
GRt = Gross Requirement pada periode t
OHt = On Hand pada periode t
Jika hasil perhitungan negatif, maka NRt = 0
4. Planned Order Receipts (Rencana Penerimaan)
Merupakan jumlah dari pemesanan yang direncanakan yang
telah ditetapkan. Planned Order Receipts pada periode ini akan ada
dengan sendirinya jika terdapat net requirement suatu komponen
pada periode tersebut (NRt tidak bernilai nol).
5. Planned Order Release (Rencana Pemesanan)
Menunjukkan kapan sejumlah order tertentu harus dilakukan,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan komponen induknya
disesuaikan dengan lead time masing-masing. Planned Order Release
setiap komponen pada level tertentu akan menentukan Gross
Requirement material level di bawahnya. Nilai dari Planned Order
Release sama dengan Planned Order Receipts Lead Times.
2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan MRP
a. Kelebihan MRP
• Kemampuan memberi harga lebih kompetitif
• Mengurangi harga penjualan
• Mengurangi Inventori
• Pelayanan pelanggan yang lebih baik
• Respon terhadap permintaan pasar lebih baik
• Kemampuan mengubah jadwal induk
• Mengurangi biaya setup
• Mengurangi waktu menganggur
• Memberi catatan kemajuan sehingga manager dapat
merencanakan order sebelum pesanan aktual dirilis
• Memberitahu kapan memperlambat akan sebaik mempercepat
• Menunda atau membatalkan pesanan
• Mengubah kuantitas pesanan
• Memajukan atau menunda batas waktu pesanan
• Membantu perencanaan kapasitas

b. Kelemahan MRP
Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data.

12
Jika terdapat data salah pada data persediaan, bill material
data/master schedule kemudian juga akan menghasilkan data
salah. Problem utama lainnya adalah MRP systems membutuhkan
data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan berbagai
komponen dalam memproduksi produk tertentu (asumsi semua
variable). Desain sistem ini juga mengasumsikan bahwa "lead time"
dalam proses in manufacturing sama untuk setiap item produk yang
dibuat.

13
BAB III
PELAKSANAAN PKL
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilakukan di PT. RIFANSI DWI
PUTRA yang berada di Jalan Meranti, kel. Labuh Baru Timur No. 189A,
Pekanbaru. Penelitian juga dilakukan beriringan dengan pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan selama tiga bulan tepatnya
pada tanggal 01 Maret 2023 sampai 31 Mei 2023.
Adapun Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah Sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Kerja Praktek Kerja Lapangan
HARI JAM KERJA JAM JAM LANJUT KETERANGAN
ISTIRAHAT KERJA
Senin 08:00 - 12:00 - 13:00 13:00 - 17:00 KERJA
12:00
Selasa 08:00 - 12:00 - 13:00 13:00 - 17:00 KERJA
12:00
Rabu 08:00 - 12:00 - 13:00 13:00 - 17:00 KERJA
12:00
Kamis 08:00 - 12:00 - 13:00 13:00 - 17:00 KERJA
12:00
Jum'at 08:00 - 12:00 - 13:00 13:00 - 17:00 KERJA
12:00
Sabtu 08:00 - 12:00 - 13:00 13:00 - 17:00 KERJA
12:00
Minggu - - - LIBUR

3.2 Kegiatan dan Aktivitas Selama PKL


Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Rifansi Dwi
Putra, penulis ditempatkan pada bagian maintenance administration.
Kegiatan dan aktivitas penulis selama praktek kerja lapangan, yaitu:
1. Menginput laporan mekanik dan mengelompokkan laporan berdasarkan
populasi unit yang ada.
2. Membuat laporan stock minimum material dari mulai stock awal, barang
masuk, barang keluar, dan stock akhir.

14
3. Membuat Material Request (MR) untuk pengadaan stock minimum
material berdasarkan jumlah populasi unit yang ada.
4. Membuat laporan Cash Advance (CA) untuk perjalanan dinas mekanik.
5. Membuat laporan material Issued sesuai jumlah laporan pengeluaran
barang dari gudang ke unit yang ada.
6. Pada akhir bulan, membuat laporan Timesheet mekanik dan
mengumpulkan nya ke HRD.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting


dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan
menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya.
3.3.1 Metode Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti
dengan informan atau subjek penelitian. Pada hakikatnya wawancara
merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam
tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian.
3.3.2 Metode Dokumentasi
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa
diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan
harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan
sebagainya.

15
BAB IV
LAPORAN HASIL PKL

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan
Perusahaan yang berada di kota Pekanbaru dengan nama
perusahaan yaitu PT. Rifansi Dwi Putra (RDP) yang dipimpin
oleh Bapak Ir. Ricky Sinambela. Perusahaan ini didirikan pada
tahun 1997 yang bertempat di Jl. Meranti No. 189A Labuh Baru
Timur, Payung Sekaki, Pekanbaru dan bergerak dibidang
konstruksi. PT. Rifansi Dwi Putra (PT RDP) sudah mencapai
rekam jejak yang mengesankan di Indonesia dalam industri
minyak dan gas dan melakukan Rekayasa desain, Pengadaan,
Konstruksi dan Proyek instalasi untuk PT. Chevron Pasifik
Indonesia di antara klien lain. Selain itu, RDP memiliki fasilitas
& peralatan yang komprehensif untuk Rekayasa desain,
Persediaan / Pengadaan, Konstruksi, Inspeksi & Pengujian dan
Instalasi Tanaman Industri di Turnkey EPCI dasar. Perusahaan
ini memiliki kantor cabang dengan alamat masing-maising
adalah sebagai berikut:
1. Kalimantan Timur : Vancouver Blok No.6 Balikpapan Baru,
Balikpapan-Kalimantan Timur, 76115 dengan jumlah karyawan
2. Riau : Jl. Lintas Duri-Dumai km 4,5
3. Riau : Jl. Lintas Simpang Perawang Kel. Minas Jaya kec.
Minas
4. Jakarta Pusat : Jl. CempakaBaru Tengah No. 5, RT. 015, RW.
006 CempakaBaru, Kec. Kemayoran 10640.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang mulai
dilakukan sejak tanggal 01 Maret sampai dengan 31 Mei 2023.
Dilaksanakan selama 6 hari kerja atau 48 jam kerja per minggu
dengan jam kerja sebagai berikut, Senin–Sabtu pukul 8.00-
17.00 WIB.

16
4.1.2 Visi Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Untuk diakui dan dihormati sebagai salah satu
perusahaan yang utama di Indonesia dalam Engineering,
Pengadaan, Konstruksi, Instalasi dan Limbah, Menangani
proyek Transportasi, dan perusahaan manajemen.
b. Misi Perusahaan
Memenuhi ekspektasi stakeholder :
1. Kami akan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
respek tinggi.
2. Karyawan akan bangga bekerja di PT. Rifansi Dwi Putra.
3. Masyarakat akan mengenali kami sebagai mitra
pengembangan.
4.1.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Perusahaan
Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal
dalam memulai pelaksanaan 20 kegiatan organisasi, dengan
kata lain penyusunan struktur organisasi adalah langkah
terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Menurut Robbins & Judge (2014:231) Struktur
organisasi adalah untuk menunjukkan bagaimana tugas
pekerjaan secara formal dibagi, dikelompokkan dan
dikoordinasikan secara formal. (how job tasks are formally
dividend, grouped, and coordinated). Sedangkan menurut
Hasibuan (2010:128) struktur organisasi adalah suatu gambar
yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi kedudukan, dan jenis wewenang pejabat, bidang
dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab,
rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.
Struktur organisasi menjelaskan bagaimana tugas kerja
akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi, bagian atau
posisi maupun orang-orang yang menunjukkan tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam

17
suatu organisasi. Kerangka kerja organisasi tersebut disebut
sebagai desain organisasi (organizational design) dan bentuk
spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan
struktur organisasi (organizational structure). Persoalan
menyusun organisasi yang sesuai didalam manajemen dapat
mendorong pada peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan
usaha. Dengan adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan
kontinuitas organisasi tetap bertahan. Strukur organisasi pada
PT Rifansi Dwi Putra dapat kita lihat pada gambar berikut:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Rifansi Dwi Putra

Deskripsi jabatan pada PT. Rifansi Dwi Putra dapat


dijabarkan dengan jelas untuk masing-masing jabatan
sebagai berikut:
1. Direktur Utama
Direktur Utama mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:

18
 Mengesahkan perumusan pokok-pokok kebijakan dan
strategi umum perusahaan yang akan menjadi acuan dalam
penyusunan kebijakan operasional dan strategi fungsi-
fungsi organisasi perusahaan.
 Mengkoordinasikan anggota Direksi yang lain sebagai suatu
keterkaitan fungsional serta semangat yang kuat untuk
memimpin unit-unit bawahan yang berada dibawah.
 Menyusun strategi bisnis dan membuat rencana
perusahaan.
 Melakukan evaluasi kesuksesan
 Mengelola bidang administrasi keuangan, kepegawaian,
dan kesekretariatan
 Mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta
kekayaan perusahaan
 Menentukan target-target yang harus diperoleh perusahaan
2. Corporate Representatif
Adapun beberapa tugas dan tanggung jawabnya adalah
sebagai berikut:
 Mencari dan mengembangkan peluang bisnis baru, teknik
promosi dan cara menjual produk yang dapat
meningkatkan penghasilan perusahaan.
 Bekerja sama dengan divisi lain untuk memberikan solusi
terhadap kebutuhan pelanggan.
 Melakukan analisis penjualan, berusaha untuk mencapai
target, mempelajari taktik bisnis dengan cara membaca
trend pasar.
 Membangun hubungan baik dengan para klien, mitra, dan
divisi lain yang ada pada perusahaan.
 Mempresentasikan segala aktivitas marketing kepada
principal dan juga melakukan analisis data yang dibutuhkan
oleh perusahaan
3. Direktur Marketing & Business Development
 Merancang dan menerapkan strategi pemasaran yang
komprehensif untuk menciptakan kesadaran akan aktivitas
bisnis perusahaan

19
 Mengawasi departemen dan memberikan panduan dan
umpan balik kepada profesional pemasaran lainnya
 Menghasilkan ide untuk acara atau kegiatan promosi dan
mengaturnya secara efisien
 Memantau kemajuan dan mengirimkan laporan kinerja
 Memonitor perkembangan pasar
 Menyusun dan mempresentasikan strategi pengembangan
bisnis
4. Direktur Operasional
Berikut ini tugas dan tanggung jawab direktur operasional:
 Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi seluruh
pelaksanaan operasional perusahaan
 Membuat standar perusahaan mengenai semua proses
operasional dan proyek
 Membuat strategi dalam pemenuhan target perusahaan
dan cara mencapai target tersebut
 Membantu tugas-tugas direktur utama
 Mengecek, mengawasi, dan menentukan semua kebutuhan
operasional perusahaan
 Merencanakan, menentukan, mengawasi, megambil
keputusan, dan mengkoordinasi dalam hal keuangan untuk
kebutuhan opersional perusahaan
 Membuat laporan kegiatan untuk diberikan kepada direktur
utama
5. Direktur Keuangan dan Umum
 Merencanakan, mengkoordinir, dan megevaluasi seluruh
proses kegiatan departemen keuangan
 Mengarahkan dan mengontrol sistem pencatatan arus kas
yang terdiri pencatatan kas, piutang, rekonsiliasi bank, aset
tetap, dan utang
 Mengawasi laporan perpajakan
 Mengontrol dan mengevaluasi penyajian laporan keuangan
perusahaan

20
 Bertanggung jawab atas pengambilan keputusan di bidang
finansial berdasarkan hasil analisi laporan keuangan yang
ada
6. Sekretaris
 Membantu memproses penyelesaian surat, faks, atau
telegram
 Menerima telepon dan menelepon, menyampaikan pesan
kepada pimpinan dan menerima pesan dari luar
 Pengaturan dan pemeliharaan alat-alat kantor dan
pemeliharaan ruangan
 Menyusun rencana perjalanan pimpinan baik yang
menyangkut tiket ataupun akomodasinya
 Pengaturan dan penggunaan kas kecil
 Pengaturan jadwal janji pertemuan pimpinan
 Mencari dan menyusun informasi yang tepat untuk
pimpinan
 Mengajukan kebutuhan perlengkapan kantor, mesin kantor,
dan perlengkapan kantor lainnya
 Mengatur pertemuan, rapat pimpinan dengan pihak yang
terkait.
 Mengikuti seminar, rapat, pertemuan yang berhubungan
dengan kepentingan instansi atau perusahaannya
 Menyampaikan ucapan selamat, mengirim kado, atau
hadiah bagi relasi atau mitra kerja perusahaan
 Mengurus dokumen bank, asuransi atau pajak pimpinannya
 Penyusunan jadwal perjalanan
 Persiapan dan penyelenggaraan rapat.
7. Assistant Maintenance
 Melaksanakan seluruh program kegiatan/pekerjaan
pemeliharaan dan perawatan unit mesin-mesin utama serta
mesin pendukung
 Mengawasi/mengendalikan seluruh aspek pelaksanaan
perawatan dan perbaikan unit mesin termasuk pengawasan
dan pengendalian waktu dan biaya dengan tetap
memperhatikan aspek teknis (kehandalan & Lifetime).

21
 Mengawasi pengoperasian seluruh mesin dengan tetap
memperhatikan perlakuan yang baik dan benar agar
diperoleh efisiensi mesin yang optimal dengan tetap
memperhatikan standar perlakuan yang telah ditentukan.
 Membuat perencanaan perawatan dan perbaikan mesin
secara periodik
 Membuat perencanaan kerja dan kebutuhan material/spare
part sesuai dengan anggaran yang telah disetujui.
 Membuat perencanaan kerja (perawatan dan perbaikan)
harian dengan memperhatikan/mempertimbangkan
informasi teknis
 Mengkoordinir bawahan langsung (Mekanik) dalam
melakukan/melaksanakan perawatan/perbaikan mesin
dengan menempatkan mekanik yang tepat dan sesuai.
 Melaksanakan monitoring kondisi kerja mesin secara
seksama dengan memperhatikan perlakuan beban operasi
 Melakukan kegiatan administratif terhadap seluruh
kegiatan perawatan dan perbaikan
 Membuat Permintaan Pembelian material/spare parts
dengan tetap memperhatikan posisi stok gudang dan waktu
pengadaan.
 Mengevaluasi kerja tahunan Mekanik.
8. Manager Business Development
 Meriset pasar, mencari konsep pengembangan bisnis, dan
melakukan engagement program terhadap pasar yang
sudah ada maupun yang baru
 Menyusun rencana pengembangan bisnis usaha
 Melaporkan tiap pengembangan yang telah dilakukan
kepada pimpinan
 Menghubungi klien potensial melalui email atau telepon
untuk menjalin hubungan dan mengatur pertemuan
 Melakukan riset untuk mengidentifikasi pelanggan baru dan
pasar baru yang potensial
 Melakukan evaluasi terhadap program yang diciptakan
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja tim

22
 Memberikan motivasi dalam bekerja kepada tim
9. Marketing Manager (Manejer Pemasaran)
 Menyusun strategi pemasaran berdasarkan kondisi pasar
dan kemampuan perusahaan.
 Menganalisis peluang usaha.
 Mengarahkan departemen pemasaran untuk mencapai
produktivitas maksimal seefisien dan seefektif mungkin.
 Membangun interaksi dan kerjasama dengan konsumen
atau pelanggan dengan sebaik-baiknya.
 Melakukan pengesahan terkait Standard Operasional
Procedure (SOP) di departemen pemasaran.
 Menjamin perencanaan strategi pemasaran yang telah
disusun dilaksanakan secara efektif dan efisien.
10. Manager Engineering
 Mengembangkan dan menerapkan kebijakan, standar, dan
prosedur untuk departemen teknik
 Mengarahkan dan mengkoordinasikan proyek, membuat
rencana terperinci untuk mencapai tujuan dan
mengarahkan integrase kegiatan teknis
 Menganalisis teknologi, sumber daya, dan permintaan
pasar untuk menrencanakan dan menilai kelayakan proyek
 Memantau kemajuan terhadap jadwal dan anggaran
proyek, merekomendasikan alokasi sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan
 Merencanakan dan merumuskan program teknik dan
mengatur staf proyek sesuai dengan kebutuhan proyek
 Mengkoordinasikan semua pelanggan dan perubahan
teknik internal
 Mengevaluasi dan menyetujui semua peralatan yang
diperlukan untuk program
11. Manager HRD, Asset & IT
 Merencanakan, mengatur dan memantau aktivitas dan
tindakan dari bagian HR.

23
 Bertanggung jawab atas pengembangan dan perencanaan
tujuan bagian HR, tujuan serta sistem atau prosedur
pelaksanaannya.
 Melakukan survei gaji tahunan.
 Pengelolaan standar operasional perusahaan beserta segala
prosedur yang terkait dengan SDM.
 Merekomendasikan kebijakan baru, pendekatan baru, serta
prosedur baru yang bertujuan mengembangkan
perusahaan.
 Membangun, memelihara, dan memperbarui inventaris
perangkat keras dan perangkat lunak perusahaan secara
teratur.
 Membangun strategi manajemen aset yang komprehensif
untuk organisasi.
12. Manager Proyek
 Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang
akan timbul agar dapat diantisipasi sejak dini
 Menyiapkan rencana kerja operasi proyek, meliputi aspek
teknis, waktu, administrasi, dan keuangan proyek
 Melakukan koordinasi ke dalam (team proyek, manajemen,
dll) dan keluar
 Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga
operasi proyek dapat bejalan sesuai dengan rencana
 Mengontrol proyek yang ditangani (proyek harus selesai
sesuai dengan budget, spesifikasi, dan waktu)
13. Manager HES-Corp
 Menyusun Safety Plan untuk Corporate
 Memastikan seluruh kebijakan mengenai safety dijalankan
 Menangani HES untuk Project, Factory, dan Head Office
 Mampu berkoordinasi dengan bagian lain dalam 1 Tim
 Membuat laporan mingguan, laporan bulanan, dan laporan
triwulan
14. Manager SCM
 Membuat strategi dibidang Supply Chain
 Mengawasi dan mengontrol operasional gudang

24
 Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai
SOP
 Membuat kebijakan atau prosedur untuk kegiatan supply
chain
 Melakukan negosiasi tarif transportasi dan semua vendor
untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih
menguntungkan
 Mengembangkan dan menerapkan pedoman keselamatan
di semua aspek supply chain
15. Manager FAD
 Memimpin unit finance
 Mempersiapkan laporan keuangan yang diperlukan dan
masalah finance lainnya
 Mengambil keputusan penting dalam investasi dan berbagai
pembiayaan
 Bekerja sama dengan manajer lainnya untuk
merencanakan serta meramalkan beberapa aspek dalam
perusahaan termasuk perencanaan umum keuangan
perusahaan.
 Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan
informasi keuangan untuk menghasilkan laporan akuntansi
keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat.
 Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengontrol arus kas
perusahaan (cash flow), terutama pengelolaan piutang dan
utang.
 Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan,
pelaporan, serta pembayaran kewajiban pajak perusahaan
agar efisien, akurat, tepat waktu
16. Superintendant CEM
 Mengkoordinir seluruh pekerjaan di lapangan
 Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek
sampai dengan selesai
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontak
17. Supervisor
 Mengatur rekan kerja yang menjadi bawahannya

25
 Menjelaskan deskripsi pekerjaan dengan baik
 Memberikan pengarahan kepada rekan kerja bawahannya
 Melakukan kontrol dan evaluasi kinerja karyawan
 Memotivasi rekan-rekan kerja bawahannya atau timnya
18. Cost Control
 Mengatur dan melaksanakan proses inventory setiap bulan.
 Menerapkan semua kebijakan dan prosedur Cost control
kepada semua department dan memastikan semua
penghitungan inventory beserta bukti atau document
pendukungnya.
 Reviewer – Comprehensive. Memastikan kebenaran dari
setiap transaksi (terutama transaksi pengeluaran/
Pembelian)
 Membandingkan setiap data yang ada
 Melakukan pemeriksaan secara berulang.
19. Coordinator Asset
 Bertanggung jawab atas kelengkapan dan keamanan aset
 Pelaksanaan koordinasi perencanaan, pengendalian, dan
pemberdayaan aset
 Melakukan pengecekan aset secara berkala
20. IT
 Memeriksa dan memastikan semua komputer yang dipakai
user dapat digunakan
 Memeriksa dan memastikan semua komputer terhubung ke
jaringan
 Memeriksa dan memastikan bahwa aplikasi yang digunakan
user dapat berjalan sebagaimana mestinya
 Memperbaiki komputer user yang rusak
21. HRD Superintendant
 Perencanaan SDM, rekrutmen dan seleksi karyawan,
manajemen kerja dan evaluasi, pengembangan karyawan,
perencanaan karir staf, pengurusan administrasi BPJS
22. HES Project
 Melakukan identifikasi serta pemetaan dari potensi bahaya
yang berpeluang terjadi pada lingkungan kerja.

26
 Melakukan evaluasi kemungkinan atau peluang insiden
kecelakaan yang dapat terjadi.
23. Procurement Coordinator
 Merencanakan Pembelian atau Penyediaan
 Membuat prosedur standar untuk Barang atau Jasa
 Menganalisa Perbandingan Biaya Pembelian dari Supplier
atau Vendor
 Menerima Tagihan Pembayaran dari Vendor atau Supplier
24. Supervisor Accounting
 Membuat laporan analisa keuangan perusahaan secara
periodik.
 Membuat proyeksi dan mengontrol arus kas penerimaan
dan pengeluaran dan membuat perbandingannya.
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan sistem informasi
keuangan perusahaan
 Menyusun laporan perpajakan sesuai peraturan perpajakan
 Membuat susunan anggaran tahunan perusahaan dan
kegiatannya
25. Supervior Maintenance
 Melakukan koordinasi kegiatan maintenance kepada
bawahannya untuk mengecek kondisi peralatan dan mesin,
memastikan peralatan selalu dalam kondisi baik
 Memastikan dengan tanggung jawab bahwa mesin selalu
dalam keadaan aman dan stabil
 Merencanakan perawatan, mengawasi dan memantau
pelaksanaan perawatan mesin dan peralatan
 Memantau kegiatan terkait mesin
 Membuat evaluasi, analisis dan laporan pemeliharan mesin
produksi
26. Estimator
 Menganalisis rencana, tagihan jumlah dan dokumentasi
proyek lainnya untuk memperkirakan biaya
 Meneliti, mencari sumber, menegosiasikan, dan
mendapatkan harga dan penawaran terbaik dari pemasok
dan subkontraktor.

27
 Menilai risiko keuangan, teknis dan operasional proyek
 Mengunjungi lokasi proyek untuk mengumpulkan informasi.
 Bekerja dengan anggota kunci tim proyek (seperti manajer
penawaran) dan berhubungan dengan klien dan pemasok.
27. Admin
 Memasukkan segala data perusahaan dalam dokumen di
komputer.
 Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank
proyek, laporan pergudangan, laporan bobot prestasi
proyek, daftar hutang dan lain-lain.
 Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan
perpajakan serta retribusi.
 Membantu project manager terutama dalam hal keuangan
dan sumber daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan
proyek dapat berjalan dengan baik.
 Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan
dinas, alat-alat proyek dan sejenisnya
 Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor
28. Civil & Mechanical Engineer
 Melakukan pengawasan ke setiap site proyek MCP serta
pengawasan kinerja dan kerapihan pekerjaan dilapangan
oleh kontraktor
 Memeriksa hasil pekerjaan kontraktor untuk memastikan
dimensi sesuai dengan gambar rencana
 Melakukan koordinasi dengan kontraktor dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan
 Melakukan dokumentasi terkait progress pekerjaan yang
terjadi di lapangan
 Membuat laporan progress pekerjaan setiap harinya
29. Legal,Insurance
 Mengelola/memproses seluruh dokumen penyelesaian.
Kontrak, surat perjanjian, sertifikat saham dan dokumen
lainnya
 Mengidentifikasi risiko masalah sejak dini

28
 Menangani masalah hukum, baik secara internal maupun
eksternal.
30. HRD Officer
 Menyelenggarakan Rekrutmen dan Seleksi karyawan
 Memberikan Training and Development
 Menyediakan kompensasi dan memberikan keuntungan
bagi karyawan.
 Menghimpun Administrasi Data
 Mengadakan Evaluasi Karyawan
31. Mechanic-Maintenance
 Melakukan pemeliharaan preventif terhadap peralatan
mekanik
 Menjalankan tes diagnostik untuk memastikan
fungsionalitas sistem
 Memperbaiki bagian mesin yang rusak atau rusak
 Melakukan perawatan berkala pada mesin produksi dan
mesin pendukung.
32. Foreman
 Menyiapkan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) serta
dokumen-dokumen kontrak yang berhubungan dengan
pekerjaan pemboran
 Menyiapkan Rencana Kebutuhan Material (RKM) sumur
pemboran.
 Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaanpemboran
dengan aktif sehingga programpemboran dilaksanakan
dengan baik
33. Mekanik
 Bertanggung jawab dalam proses merawat, membangun
sampai memperbaiki mesin
 Membuat diagnosis penyebab kerusakan pada kendaraan
 Melakukan eksekusi perbaikan yang sesuai dengan tingkat
serta jenis kerusakan mesin.
 Memesan bagian serta perlengkapan yang diperlukan pada
supplier peralatan otomotif, agar dapat dilakukan perbaikan

29
 Membuat laporan mengenai kondisi kendaraan sesudah
dilakukan perawatan, serta menyusun jadwal rutin untuk
melakukan pengecekan.
34. Admin Asset & Time Sheet
 Melakukan inspeksi berkala daftar asset lapangan
 Melakukan inspeksi secara berkala daftar aset di lapangan
 Melakukan manajemen dokumen pengadaan, aset baru,
mutasi aset dan disposal serta perbaikan
 Membuat dan mengumpulkan daftar time sheet karyawan
lapangan
35. Payroll
 Menghitung besar upah karyawan.
 Memperbarui data karyawan.
 Memeriksa absensi atau kehadiran karyawan.
 Menyiapkan slip gaji karyawan
 Membayarkan gaji karyawan
36. Admin Maintenance
 Mengelola semua dokumen dan data proyek Maintenance
 Bertanggung jawab untuk mengembangkan prosedur
perawatan dan memastikan prosedur tersebut sudah
dilaksanakan
 Memantau inventaris peralatan dan melakukan pemesanan
jika diperlukan
 Memantau pengeluaran dan mengendalikan anggaran
untuk pemeliharaan (maintenance)
 Mengalokasikan beban kerja dan mengawasi staff
maintenance
37. Materialman
 Mengurus material proyek di lapangan, termasuk
mengecek, mengatur dan mensuplai material ke lokasi
bidang pekerjaan masing-masing.
38. Admin Procurement
 Membuat perencanaan pembelian atau pengadaan,
mencatat dan mempersiapkan barang atau jasa yang
dibutuhkan oleh perusahaan

30
 Menyesuaikan spesifikasi barang atau jasa yang dibutuhkan
perusahaan
 Mencari vendor atau supplier yang dapat menyediakan
barang atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan
 Menerima barang, tagihan pembayaran dan melakukan
transaksi dengan para vendor dan supplier
39. Warehouse Coordinator
 Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan
keluar, serta memastikan pekerjaan dilakukan sesuai
prosedur
 Mengawasi dan mengontrol semua dokumen dan laporan
Gudang
 Melakukan pemesanan kebutuhan Gudang
 Mengkordinasi dan melakukan perbaikan atas barang yang
ada di Gudang
40. Warehouse Maintenance
 Mengawasi penggunaan alat pada proses operasional di
warehouse agar dapat digunakan berdasarkan sistem
sesuai standar
 Memeriksa secara periodikal kondisi aktual peralatan sesuai
dengan periode yang telah ditentukan
 Menjalankan sistem kesehatan dan keselamatan kerja
diseluruh area dan lingkungan kerja gudang Merencanakan
agenda perawatan dan perbaikan peralatan operasional
gudang sesuai dengan periode yang ditentukan
41. Finance & Accounting
 Melakukan pembayaran tagihan
 Membuat laporan keuangan
 Membayar untuk kebutuhan pengembangan perusahaan.
 Mengelola berbagai dokumen perusahaan
 Melakukan manajemen keuangan perusahaan.
 Membuat pembukuan keuangan kantor
 Melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dokumen
keuangan
 Melakukan filling dokumen ke dalam sistem perusahaan

31
 Membuat laporan mengenai perpajakan perusahaan.
 Melakukan rekonsiliasi dan penyesuaian data finansial
42. Tax & Treasury
 Menghitung Pajak yang Harus Dibayar Perusahaan Dalam
Periode Tertentu
 Membayar dan Melapor Pajak Tepat Waktu
 Membuat Perencanaan Pajak
 Membuat Laporan Keuangan Fiskal dan Komersial
 Mengelola dan membuat keputusan mengenai aktivitas
investasi perusahaan
 Membantu pengembangan strategi finansial
 Menyiapkan anggaran dan memantau pengeluaran
 Menerapkan undang-undang dan kebijakan yang relevan
 Menyiapkan laporan dan perkiraan keuangan perusahaan
saat ini
43. OB
 Membersihkan serta merapikan kursi, meja kerja,
komputer, dan beberapa perlengkapan kerja lainnya
 Menyiapkan minum untuk para karyawan.
 Membereskan gelas minum dan juga perlengkapan lain
setelah
karyawan pulang.
 Membuang sampah di area yang menjadi bagian
tanggungjawabnya.
 Mencuci perlengkapan makan dan minum karyawan
 Pembersihan ruangan dan merawat tanaman ketika
menjelang liburan.
44. Driver
 Menjaga kebersihan dan merawat kendaraan serta
memastikan kelengkapan kendaraan
 Mengantar dan menjemput sesuai permintaan user
(direksi)

32
4.1.4 Aktivitas Perusahaan
PT. Rifansi Dwi Putra merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang konstruksi/kontraktor. Perusahaan ini telah
menjalankan beberapa proyek besar seperti konstruksi (3
kontrak berturut-turut) PT. Chevron Pasifik Indonesia, Tol
Dumai-Pekanbaru-Bangkinang, Operation Maintenance and
Support Service (2 kontrak) dan Waste Handling and
Transportation pada PT. Chevron Pasifik
Indonesia,Transportation Service PT. Pertamina Hulu
Makaham (3 kontrak), dan Perjaan Sipil PT. Apical (2 kontrak).

4.2 Analisa dan Pembahasan


4.2.1 Analisa Deskriptif
1. Dokumen yang di pergunakan :
a) Material Request, merupakan form permintaan barang secara
manual yang di Prepared by oleh Admin Maintenace dengan
bukti tanda tangan dari Supervisor sebagai bukti disetujui.

b) Delivery Order (DO) atau tanda terima barang/surat jalan,


merupakan dokumen yang dibuat atas pengiriman barang dari
vendor.

33
c) Purchase order/service order, merupakan dokumen yang
dibuat perusahan untuk menunjukan barang/jasa yang ingin
dibeli dari vendor.

34
d) Cash Advance (CA), adalah pinjaman dana perusahaan dalam
jangka pendek berupa penarikan uang tunai pada kas. CA
digunakan untuk biaya operasional mekanik naik di luar kota
maupun di dalam kota.

35
e) Project Information Management System (PIMS), adalah suatu
aplikasi untuk mengelola data informasi perusahaan mulai dari
aset, material, manpower/karyawan, accounting dan
sebagainya. Untuk setiap karyawan memiliki id sendiri untuk
mengelola data berdasarkan departemen.

36
f) Material Issued, yaitu form untuk pengeluaran material
yang diambil dari gudang dan dialokasikan ke unit yang
dituju.

g) Cargo Manifest, digunakan untuk form material yang akan


di bawa di luar area bekerja atau pun luar dan dalam kota.

37
2. Prosedur Proses Material Request (MR) untuk penyediaan
minimum stock .
 Hitung populasi unit dan klasifikasikan berdasarkan tipe
jenis unit.

 Pastikan ketersediaan stok awal di gudang berdasarkan


jumlah populasi unit yang di klasifikasikan.

 Buat pengajuan MR secara manual berdasarkan nilai dari


stock awal dan jumlah populasi unit yang di klasifikasikan.

 Minta tanda tangan persetujuan kepada supervisor untuk


pengajuan pembelian material.

 Foto form MR yang telah di setujui dan dikirim ke tim SCM


melalui WhatsApp sebagai bukti permintaan pengadaan stok
material secara fast respon.

 Masukkan pengajuan permintaan MR manual melalui PIMS


dan meminta persetujuan yang harus di setujui oleh
Manager Maintenance agar permintaan dapat di proses oleh
tim SCM.

 Barang yang di terima oleh tim gudang harus sesuai dengan


permintaan pengajuan MR oleh Admin Maintenance.

38
 Setiap barang yang di terima wajib memiliki surat Delivery
Order (DO) sebagai bukti penerimaan barang dan harus ada
tanda tangan dari vendor dan si penerima sebagai bukti sah.

4.2.2 Pembahasan
Pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah
keuntungan berupa uang, apapun bentuk jenis usaha yang
dilakukan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka
perusahaan harus melaksanakan aktivitasnya dengan lancar
cepat dan hemat biaya, sehingga dapat memenuhi selera
konsumen dan mendapat kepercayaan yang tinggi sebagai
salah satu modal yang sangat vital. Dengan adanya
kepercayaan dari konsumen maka dapat dipastikan bahwa
produk yang dibuat akan dimanfaatkan oleh mereka. Untuk
menjamin kebutuhan-kebutuhan konsumen akan produk
yang diproduksi oleh perusahaan maka perusahaan perlu
mengontrol persediaan yang ada agar siap menjawab
kebutuhan konsumen setiap saat tepat pada waktunya, oleh
karena itu perusahaan hendaklah menerapkan suatu sistem
atau metode yang efektif guna merespon masalah-masalah
yang ada.

Salah satu metode didalam manajemen material adalah


Material Requirement Planning (MRP) yang pada mulanya
adalah suatu metode pemesanan material, maka pada saat
ini metode tersebut telah digunakan sebagai alat
perencanaan dan pengawasan terhadap fungsi manajemen.
Material requirement planning (MRP) juga merupakan konsep
dari suatu mekanisme untuk menghitung material yang
dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak.
Material Requierment Planning merupakan teknik
pendekatan yang bertujuan meningkatkan produktivitas
perusahaan dengan cara menjadwalkan kebutuhan akan
material dan komponen untuk membantu perusahaan dalam

39
mengatasi kebutuhan minimum dari komponen-komponen
yang kebutuhannya dependen dan menjamin tercapainya
produksi akhir.

40
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama tiga bulan di PT.
Rifansi Dwi Putra, penulis mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan secara
nyata dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan,
sehingga dapat dipraktekkan secara maksimal dan optimal ketika
melaksanakan kegiatan PKL. Dengan adanya PKL mahasiswa dapat mengenal
dunia kerja nyata sekaligus mengenal lingkungan dan kondisi kerja yang
nantinya akan dihadapi setelah lulus kuliah. Dari kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang telah dilakukan serta pembahasan yang telah dijelaskan,
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengendalian kebutuhan material untuk proses perawatan dengan metode
MRP (Material Requirement Planning) yang dilakukan oleh PT. Rifansi Dwi Putra
telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari proses kebutuhan material
yang telah disebutkan pada bab sebelumnya mulai dari adanya dokumen form
material request untuk mengetahui permintaan barang hingga dokumen setiap
barang yang telah diterima wajib memiliki tanda bukti dengan dibubuhi
tandatangan dari vendor dan si penerima sebagai bukti sah
2. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan bukti kebutuhan material akan
disimpan oleh perusahaan sebagai arsip jika sewaktu-waktu diperlukan
3. Dengan adanya dokumen-dokumen yang terkait dengan permintaan barang,
proses input, hingga bukti sah bertanda tangan dari vendor dan penerima
memudahkan bagian admin maintenance untuk melakukan penilaian
kebutuhan dan kesediaan barang serta meminimalisir kesalahan.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, dapat dilakukan saran-
saran sebagai berikut:
1. Dalam proses permintaan barang sebaiknya meningkatkan koordinasi dan
ketelitian agar prosesnya dapat berjalan lancar dan tepat waktu.
2. Kepada pihak-pihak yang berkaitan dalam proses memastikan barang untuk
lebih memperhatikan kelengkapan dan keabsahan berkas serta kejelasan
pengendalian kebutuhan material.

41
DAFTAR RUJUKAN

Astuti. 2012. Penerapan Material Requirement Planning (MRP) dalam


Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Bayu Sakti Sukoharjo.
Tidak diterbitkan. Fakultas Teknologi Industri. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Dinesh E., dan Arun A.P.. 2014. Material Requirement Planning of Automobile
Service Plant, International Journal of Innovative in Research in
Science, Engineering and Technology, 3(3), 2-5.
Gelinas, Ulrich and Dull, B. R. (2012). Accounting Information Systems (S. W.
C. Learning (ed.); ninth). Natorp Boulevard Mason.
Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Hery. (2014). Pengendalian Akuntansi dan Manajemen (Suwito (ed.);
pertama). Kencana Prenamedia Grup.
Martaseli, AVI, dkk. (2023). Pengantar Akuntansi (Elfitra & Sepriano (eds.);
Pertama). PT. Sonpedia Publihing Indonesia.
Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Salemba Empat.
Nasution, A. H., dan Prasetyawan. 2008. Perencanaan Dan Pengendalian
Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu

42

Anda mungkin juga menyukai