Anda di halaman 1dari 62

KARAKTERISTIK PENGARUH ARUS EKSITASI TERHADAP DAYA

REAKTIF PADA GENERATOR DI PLTA KRACAK

(Laporan Kerja praktek)

Disusun Oleh :

Nama : Bagas Eko Wicaksono


NPM : 054119016
Bidang Peminatan : Teknik Tenaga Listrik

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAKUAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui dan Menyetujui Laporan Kerja Praktek yang telah Dilaksanakan Oleh
:
Bagas Eko Wicaksono, 054119016

Tempat kerja praktek :

PT. Indonesia Power Saguling POMU Sub Unit PLTA Kracak


JL. Moh Nur, Desa. Kracak, Kec. Leuwiliang, Kab. Bogor, 16640

Judul Laporan :
KARAKTERISTIK PENGARUH ARUS EKSITASI TERHADAP DAYA
REAKTIF PADA GENERATOR DI PLTA KRACAK
Bogor, …. September 2023
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Futuh Ariffansyah Ir. Dede Suhendi, M.T.

Menyetujui,
Team Leader PT. Indonesia
Program Studi Teknik Elektro
Power UP Saguling Sub.
Unit PLTA Kracak Ketua,

Winu Wintolo Ir. Yamato, M.T.


LEMBAR PERSETUJUAN
KARAKTERISTIK PENGARUH ARUS EKSITASI TERHADAP DAYA
REAKTIF PADA GENERATOR DI PLTA KRACAK

Yang Dipersiapkan dan Diajukan Oleh :

Nama : Bagas Eko Wicaksono


NPM : 054119016

Telah dipertahankan di
depan Dewan Penguji Pada
Hari 2023

Susunan Dewan Penguji,

Ir. Dede Suhendi, MT. :................................................

Ir. Yamato, MT. :................................................

Bloko Budi Rijadi, ST.,MT. :................................................

Menyetujui,
Program Studi Teknik Elektro
Ketua,

Ir. Yamato, M.T.


LEMBAR PENILAIAN

Nama Tempat Kerja Praktek : PT. Indonesia Power UP Saguling Sub Unit

PLTA Kracak

Alamat : JL. Moh Nur, Desa. Kracak, Kec.

Leuwiliang, Kab. Bogor, 16640

Lama Kerja Praktek : 2 Bulan

Mulai Kerja Praktek : 10 Juli 2023

Akhir Kerja Praktek : 8 September 2023

Selama melaksanakan Kerja Praktek, mahasiswa yang


bersangkutan menunjukan sikap dan disiplin kerja dengan PREDIKAT,
sebagai berikut :

( ) SANGAT BAIK

( ) BAIK

( ) CUKUP BAIK

Bogor, … September 2023


Pembimbing Kerja Praktek

Futuh Ariffansyah
ABSTRAK

PLTA Sub Unit Kracak terinterkoneksi dengan jaringan 70 kV yang tergabung


dalam saluran interkoneksi Jawa Bali terletak di Desa Kracak Kecamatan
Leuwiliang Kabupaten Bogor. PLTA Kracak terdiri dari tiga unit pembangkit
berkapasitas total 18,90 MW dimana unit 1 dan 2 dibangun pada 1926 sedangkan
unit 3 pada tahun 1958. Listrik yang dihasilkan disalurkan melalui Gardu Induk
Tegangan Tinggi (GITT) Kedung Badak dan Gardu Induk Tegangan Tinggi
(GITT) Bunar serta studi “Karakteristik Pengaruh Arus Eksitasi Terhadap Daya
Reaktif Pada Generator di PLTA Kracak”. Generator PLTA Kracak memiliki
pengaruh terhadap daya reaktif yang dihasilkan, maka harus dilakukan
pengendalian agar tetap berada pada batas nominalnya. Pada saat beban puncak,
tegangan yang terukur pada sistem relatif lebih rendah, hal tersebut dikarenakan
pengaruh dari nilai beban induktif yang harus di kendalikan oleh sistem, sehingga
menyebabkan tegangan output generator terlihat lebih rendah dari batas nominal.
Terlihat dari bentuk grafik pada gambar diatas, besar nilai daya reaktif yang
dihasilkan oleh generator berbanding lurus dengan arus eksitasi yang
diberikan.Jenis sistem eksitasi pada generator PLTA Kracak adalah sistem
eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless). Ketika beban naik maka tegangan
output generator akan turun maka dibutuhkan injeksi penambahan arus eksitasi.
Potensi air yang ada di PLTA KRACAK untuk saat ini membangkitkan daya
diantara 4 MW lebih, dan setiap unit generator tidak beroprasi semua tergantung
dari tinggi kolam tando harian (KTH).

Kata Kunci : Generator, Sistem Eksitasi, PLTA, Pengaruh, Daya Reaktif


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan
Kerja Praktek ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, beserta seluruh
keluarga dan para sahabatnya serta mudah-mudahan sampai kepada kita umatnya
hingga akhir zaman nanti.

Dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh kelulusan dalam mata kuliah Kerja Praktek yang ada di
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan.

Dalam kesempatan ini, tak lupa penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :

1. Ir. Singgih Irianto, M.Si Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor.
2. Ir. Yamato, M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Pakuan Bogor.
3. Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M.Sc. Selaku Koordinator Kerja
Praktek Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Pakuan.
4. Ir. Dede Suhendi, M.T. Selaku Pembimbing Kerja Praktek Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.
5. Lita Agung, Selaku SPS-Assistant Manager PT. Indonesia Power UP
Saguling Sub Unit PLTA Kracak
6. Winu Wintolo, Selaku Team Leader PT. Indonesia Power UP Saguling
Sub Unit PLTA Kracak
7. Futuh Ariffansyah, Selaku Teknisi dan Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan arahan-arahan ketika melaksanakan Kerja Praktek.
8. Keving Dedi Suradi, Enday Sudaryat, Aditya Inata Putra, Selaku Teknisi
dan seluruh Staf serta Karyawan, yang telah memberikan arahan-arahan
dan membantu ketika melaksanakan Kerja Praktek.
9. Orang Tua dan Keluarga, tercinta yang selalu memberikan motivasi, doa
dan dukungan baik secara moril maupun materil terutama kepada kedua orang
tua yang selalu memberikan bimbingan serta mendoakan penulis.

10. Seluruh rekan-rekan Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (HMTE)


dan Teman Seperjuangan HMTE 2019 (NEUTRON 19) yang telah
memberikan dorongan semangat dalam menyelesaikan laporan kerja
praktek ini.
Serta banyak pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sudah
membantu dalam penyelesaian laporan Kerja Praktek ini.
Penulis menyadari bahwa laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari
kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan, mengingat keterbatasan
pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan segala kritik dan saran.

Penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca laporan ini. Semoga semua
bantuan, dan amal baik dari semuanya mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha
Esa.

Bogor,…
September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Data Spesifikasi Saluran Air dan Kolam Tandon Harian (KTH).................................
Tabel 3. 2 Data Spesifikasi Intake Valve.......................................................................................
Tabel 3. 3 Data Spesifikasi Surge Tank.........................................................................................
Tabel 3. 4 Data Spesifikasi Pipa Pesat...........................................................................................
Tabel 3. 5 Data Spesifikasi Turbin................................................................................................
Tabel 3. 6 Data Spesifikasi Generator...........................................................................................
Tabel 3. 7 Data Operasi Harian Generator PLTA Kracak.............................................................
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Single line Diagram (SLD) PLTA Kracak............................................


Lampiran 2. Surat Balasan dari Perusahaan...............................................................
Lampiran 3. Surat Pernyataan Kerja Praktek.............................................................
Lampiran 4. Surat Pengantar......................................................................................
Lampiran 5. Long Sheet Keadaan dan Produksi Sub Unit PLTA Kracak.................
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

PLTA : (Pembangkit Listrik Tenaga Air)


pembangkit yang mengandalkan energi
potensial dan kinetik dari air untuk
menghasilkan energi listrik
KTH : (Kolam Tandon Harian)
Air sungai dialirkan ke kolam tandon melalui
kolam induk terbuka dan tertutup lalu disaring
kemudian ditampung di suatu kolam
AVR : (Automatic Voltage Regulator)
sebuah divais pengatur tegangan yang
digunakan pada generator sinkron untuk
menyetabilkan tegangan keluaran yang
dihasilkan dari generator sinkron
PLN : (Perusahaan Listrik Negara)
sebuah badan usaha milik negara Indonesia
yang bergerak di bidang ketenagalistrikan
GGL : beda potensial antara kedua ujung sumber listrik
(misalnya baterai) ketika tidak mengalirkan
arus listrik. Gaya gerak listrik umumnya
disingkat sebagai ggl. Sumber gaya gerak
listrik adalah komponen yang mengubah energi
tertentu menjadi energi listrik misalnya baterai
atau generator listrik
ROR : (Run Of River)
pemakaian air sungai/limpasan air permukaan
secara langsung sebagai sumber dayanya.
Sumber daya air tersebut dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin air dan generator yang
diputar oleh tubin air akan menghasilkan listrik
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin meningkatnya jumlah penduduk kebutuhan energi listrik yang
dibutuhkan di indonesia bertambah. Sejatinya tidak sejalan dengan persebaran
listrik yang tidak merata. Sehingga persebaran penggunaan listrik hanya
menjangkau daerah perkotaan, sedangkan daerah pelosok belum mendapatkan
pasokan listrik yang cukup. Pembangkit listrik tenaga air sebagai energi listrik
yang memanfaatkan bentuk perubahan dari tenaga air dengan ketinggian dan
debit tertentu menjadi tenaga listrik. Untuk mengatisipasi kebutuhan akan energi
listrik terutama menggunakan sumber daya air seperti PLTA.

Keberadaan beberapa kolam tandon besar di Indonesia, selain digunakan untuk


penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik.
Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya
disebabkan potensi air yang ada di Indonesia yang cukup melimpah, sehingga
sangat berpotensi untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus
listrik. Oleh karena itu penerapannya di Indonesia perlu dipelajari lebih
mendalam, bahwa potensinya diperkirakan menurut Senior Advisor Andritz
Hydro Adhi Satriya, potensi energi air Indonesia yang dapat menghasilkan listrik
melalui PLTA mencapai 75.000 Mega Watt (MW). Namun, pemanfaatannya
masih relatif rendah kurang dari 8 persen. Wilayah operasi PLN Jawa Bali sangat
berpotensi untuk pengembangan pembangkit energi listrik jenis PLTA.
Salah satunya yaitu Sub Unit PLTA kracak yang terletak di Desa Kracak
Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor membentang secara geografis wilayah
Kabupaten Bogor terletak di antara 60 18'0" – 6 0 47'10" Lintang Selatan dan
1060 23'45"-1070 13'30" Bujur Timur, dengan tipe morfologi wilayah yang
bervariasi, dari dataran yang relative rendah di bagian utara hingga dataran tinggi
di bagian selatan, dataran rendah sekitar 29,28% berada pada ketinggian 15 – 100
meter di atas permukaan laut (mdpl), merupakan kategori ekologi hilir. PLTA Sub
Unit Kracak terinterkoneksi dengan jaringan 70 kV yang tergabung dalam saluran
inter koneksi Jawa Bali. Sub Unit PLTA Kracak termasuk jenis PLTA
kolam tandon harian Gunung Bubut. Kolam tandon harian Gunung Bubut
memiliki luas 4,50 Ha. Sub Unit PLTA Kracak yang beroperasi setiap hari untuk
memenuhi energi listrik di daerah Bogor. Air yang dihasilkan oleh kolam tandon
harian didapatkan dari hulu sungai yang ada daerah Kracak diantaranya sungai
Cianten dan sungai Cikuluwung. Panjang sungai Cianten 3035 meter dengan luas
bendungan ± 2 Ha sedangkan sungai Cikuluwung 2434 meter dengan luas
bendungan ± 1 Ha.

PLTA Sub Unit Kracak memiliki total kapasitas pembangkitan sebesar 18.9 MW,
sesuai dengan perencanaan pembangkitan kolam tandon harian Gunung Bubut,
ketinggian air yang tersedia pada kolam tandon harian Gunung Bubut minimal
150 cm dapat mengoperasikan pusat pembangkitan dan debit air minimal 1,14
m3
/detik dapat menghasilkan energi listrik sebesar 1 MW. Kemampuan PLTA Sub
Unit Kracak saat ini dalam menghasilkan energi listrik rata-rata sebesar 150.000
Kwh dalam satu tahun. [1]

Pada kesempatan ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian Kerja Praktek,
pada permasalahan diatas dengan judul “Karakteristik Pengaruh Arus Eksitasi
Terhadap Daya Reaktif Pada Generator”.

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah:
a. Untuk Mengetahui dan memahami nilai arus eksitasi terhadap daya reaktif
yang dibangkitkan oleh generator.

b. proses pembangkitan listrik dengan menggunakan sistem tenaga air di


PT.

Indonesia Power UP Sub Unit PLTA Kracak


c. Mengetahui kapasitas trafo dan genset yang dibutuhkan.

1.3 Batasan Masalah


Pada penulisan laporan kerja praktek ini, untuk menganalisa masalah yang ada
diperlukan adanya batasan-batasan agar tertuju dan tidak meluas pada bidang-
bidang lain. Ruang lingkup kajian laporan ini dibatasi pada Pengaruh Arus
Eksitasi Terhadap Daya Reaktif Pada Generator.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kerja Praktek ini dilakukan pada waktu dan tempat sebagai berikut : Nama

Instansi : PT. Indonesia Power UP Sub Unit PLTA Kracak

Tempat : : Jl. Moh Nur, Desa. Kracak, Kec. Leuwiliang, Kab.

Bogor Waktu : 10 Juli - 8 September 2023.

Hari Kerja : Senin - Jum'at.

Jam Kerja : 08.00 - 16.00 WIB.

1.5 Sistematika Penulisan


Laporan ini dibahas dan disusun secara berurutan untuk memberikan gambaran
umum mengenai PT. INDONESIA POWER UP SAGULING SUB UNIT PLTA
KRACAK, Serta studi “Karakteristik Pengaruh Arus Eksitasi terhadap daya
Reaktif ” adapun sistematika pembahasan yang digunakan adalah:
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan mengenai perihal dilaksanakannya


kerja praktek ini meliputi: latar belakang, tujuan kerja praktek, batasan masalah,
waktu dan tempat dilaksanakannya kerja praktek dan sistematika penulisan.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini memberikan penjelasan secara umum sejarah perusahaan PT.


INDONESIA POWER UP SAGULING SUB UNIT PLTA KRACAK,
Meliputi: Sejarah
perusahaan, kegiatan perusahaan, visi dan misi perusahaan, logo perusahaan, serta
struktur organisasi PT. INDONESIA POWER UP SAGULING SUB UNIT
PLTA KRACAK.
BAB III DATA KEGIATAN KERJA PRAKTIK

Bab ini memberikan tentang penjelasan teori tentang “Karakteristik Pengaruh


Arus Eksitasi terhadap daya Reaktif pada Generator di PLTA KRACAK”.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas dan menganalisis data-data yang telah didapatkan
dilapangan, yang mana akan diaplikasikan ke dalam sebuah perhitunhan arus
eksitasi terhadap daya reaktif pada generator di PLTA Kracak.
BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi pembahasan tentang kesimpulan dari hasil “Karakteristik Pengaruh
Arus Eksitasi terhadap daya Reaktif pada Generator di PLTA KRACAK” pada
saat
kerja praktek.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kracak terletak di Kabupaten Bogor,
Jawa Barat satu di antara Sub Unit Pembangkit dari Saguling POMU yang
dibangun pada masa penjajahan Belanda, tepatnya pada 1926 masih beroperasi
normal.

PLTA kracak terdiri dari tiga unit pembangkit berkapasitas total 18,90 MW di
mana unit 1 dan 2 dibangun pada 1926 sedangkan unit 3 pada tahun 1958.

Lisrik yang dihasilkan disalurkan melalui Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITT)
Kedung Badak dan Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITT) Bunar.

Diketahui, PT Indonesia Power sebagai anak perusahan PT PLN (Persero) yang


bergerak di bidang pembangkitan listrik dan didirikan pada tanggal 03 Oktober
1995 mempunyai beberapa Unit Pembangkitan di Jawa Barat, salah satunya yaitu
Saguling Power Generation and O&M Services Unit atau biasa disingkat
Saguling POMU.

Saguling POMU merupakan Unit Pembangkitan yang terletak di Kabupaten


Bandung Barat dengan total kapasitas terpasang mencapai 797,36 MW dengan
ditopang 7 Sub Unit Pembangkit.

Sedangkan untuk kapasitas Unit PLTA Saguling sendiri berkapasitas 700,72 MW.
7 Sub Unit itu antara lain : Sub Unit PLTA Bengkok dan Dago 3,85 MW ( Kab.
Bandung ), Sub Unit PLTA Plengan 6,87 MW ( Kab. Bandung ).

Lalu Sub Unit PLTA Lamajan 19,56 MW ( Kab. Bandung ), Sub Unit PLTA
Cikalong 19,20 MW ( Kab. Bandung ), Sub Unit PLTA Ubrug 18,36 MW ( Kab.
Sukabumi ), Sub Unit PLTA Karacak 18,90 MW ( Kab. Bogor ), Sub Unit PLTA
Parakan Kondang 9,90 MW ( Kab. Sumedang ). Sebagai salah satu Unit
Pembangkitan PT Indonesia Power, Saguling POMU berperan penting dalam
sistem kelistrikan Jawa Bali.
Lisrik yang dihasilkan disalurkan melalui Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi
(GITET) Saguling dan diinterkonesikan ke system jaringan se Jawa dan Bali
melalui Saluran Utama Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 KV. [1]

2.2 Kegiatan Perusahaan


Kegiatan utama bisnis di PT. Indonesia Power, saat ini yaitu fokus pada
penyediaan tenaga listrik melalui proses pembangkitan tenaga listrik dan sebagai
penyedia jasa dalam operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik yang ada di
Indonesia.[1]
2.3 Visi dan Misi
Visi adalah tujuan, masa depan, cita-cita, hal yang ingin dilakukan. Misi adalah
langkah, bentuk atau cara serta bagaimana untuk mewujudkannya. Visi
merupakan suatu rangkaian kata yang di dalamnya terdapat impian, cita-cita atau
nilai inti dari suatu lembaga atau organisasi. Bisa dikatakan visi menjadi tujuan
masa depan suatu organisasi atau Lembaga, Pada PT, Indonesia Power memiliki
visi dan misi perusahaan untuk menjadikan perusahaan lebih baik sesuai dengan
yang diinginkan. Visi dari PT Indonesia Power yaitu ikut berperan dan mengisi
pembangunan negara dengan menghimpun tenaga ahli tetap dan tidak tetap yang
berpengalaman pada keahlian masing-masing khususnya di bidang pertambangan.
Untuk mencapai visi perusahaan tidaklah mudah, maka PT Indonesia Power
memilik misi sebagai pelengkapnya, yaitu:[1]

a. Visi

Menjadi perusahaan energi terbaik yang tumbuh berkelanjutan.

b. Misi

Menyediakan solusi energi yang andal, inovatif, ramah lingkungan dan melampui
harapan pelanggan.
2.4 Peta Wilayah Sub Unit PLTA Kracak

Gambar 2.1 Lokasi PLTA Kracak


(Sumber : Google Maps, 2023)
2.5 Logo Perusahaan

Gambar 2.2 Logo PT. Indonesia Power


(Sumber : PLTA KRACAK, 2023)
2.6 Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PLTA Kracak


(Sumber : PLTA KRACAK, 2023)
BAB III
DATA KEGIATAN KERJA PRAKTEK

3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan salah satu renewable energy
yang murah dan ramah lingkungan dalam pengoperasiannya, dimana prinsip
PLTA yaitu dengan memanfaatkan sumber daya air yang ditampung pada
reservoir yang selanjutnya disalurkan melalui pipa pesat sehingga kecepatan air
yang disalurkan melalui pipa pesat bisa memutar turbin air, dikarenakan turbin air
yang terhubung dengan poros generator menyebabkan rotor generator ikut
berputar sehingga antara rotor dan stator terjadi perubahan medan magnet, dari
perubahan medan magnet maka terjadilah Gaya Gerak Listrik (GGL).
Secara teknis air mempunyai tiga komponen utama yaitu air, turbin dan generator.
Pada dasarnya air memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head), semakin
tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah
menjadi energi listrik. Di PLTA KRACAK sendiri pembangkit listrik tenaga air
mengunakan tipe Run Off River seperti gambar di bawah ini

Gambar 3. 1 Tipe Run Off River


(Sumber: Ir. Djiteng Marsudi; 2005;88)

Run Off River atau ROR mengunakan bendungan atau tanggul berukuran kecil,
biasanya hanya sebagai penahan atau gerbang air dan bukan untuk menyimpan air
seperti bendungan (dam) umumnya. Tipe Run Off River maksudnya aliran air
untuk mengerakkan turbin dibuat tersendiri dengan cara memotong dan Tipe Run
Off River maksudnya aliran air untuk mengerakkan turbin dibuat tersendiri
dengan cara memotong dan mengalihkan aliran air sungai sesunguhnya. Berbeda
dengan tipe run on river bahwa tenaga untuk menggerakkan turbin diperoleh dari
aliran

sungai asli dengan cara membuat bendungan langsung pada arus sungai. [5]

3.2 Bagian-Bagian Utama PLTA Kracak


Sistem kelistrikan pada bangunan gedung bertingkat dibagi menjadi dua sumber
yaitu Sumber Listrik dari PLN dan Sumber Listrik dari Genset, dimana sumber
listrik gedung ini memprioritaskan PLN sebagai sumber utama dan genset sebagai
cadangan (back up) bagianbagian dari sistem kelistrikan pada sistem bangunan
gedung ini adalah sebagai berikut.

1. Kolam Tandon Harian (KTH)


Air sungai dialirkan ke kolam tandon melalui kolam induk terbuka dan tertutup
lalu disaring kemudian ditampung di suatu kolam. Berfungsi sebagai berikut.[3]

a) Pengendapan pasir.

b) Pengendapan lumpur.

c) Reservoir.

Tabel 3. 1 Data Spesifikasi Saluran Air dan Kolam Tandon Harian (KTH)

Saluran Air Cikuluwung Cianten KolamTandon


Harian (KTH)
Sistem 1.041 m Kapasitas
305 m
Terbuka
1. Luas : 42.000 m²
Kapasitas 8,5 – 12,5 m 2. Kapasitas : 252.000
4 m³/s

Terowongan 1.041 m Bak pengendap
560 m
Panjang
1. Luas : 2970 m²
Kapasitas 8,5 m³/s 2. Syphon : 2 buah
4 m³/s
3. Panjang : 548 m
(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)
Gambar 3. 2 Kolam Tandon Harian (KTH) PLTA Kracak
(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)
2. Dam/Bendungan
Bendungan pada PLTA Kracak menggunakan jenis bendungan urugan batu.
Bendungan ini seluruhnya terdiri dari timbunan batu yang dipadatkan kemudian
lapisan luar bagian hulu yang brhubungan dengan air diberi lapisan pasangan batu
atau beton cor sehingga terbentuk lapisan kedap air. Bendungan PLTA Kracak
terdiri dari 2 bendungan yaitu bendungan cikuluwung dan bendungan cianten
yang keduanya dialirkan melalui terowongan dan saluran terbuk, kemudian
ditampung kedalam kolam pengendap.

Gambar 3. 3 Dam/Bendungan PLTA Kracak


(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)

3. Terowongan Tunnel
Terowongan pada dasarnya terdiri atas terowongan tekan dan terowongan tanpa
tekan di PLTA Kracak yang digunakan adalah terowongan tanpa tekan yang
dilengkapi dengan jalan inpeksi pakai ketika melakukan pemeliharaan saluran. [3]

4. Saluran Terbuka
Saluran terbuka adalah saluran induk yang berfungsi untuk mengalirkan air dari
KTH (Kolam Tandon Harian). [3]
5. Syphon
Syphon digunakan karena saluran harus melalui lembah yang lebar dan terbuat
dari beton berpenampang bulat Panel Distribusi Tegangan Rendah. [3]
6. Intake Valve
Intake Valve berfungsi sebagai pintu masuk air sebelum ke pipa pesat. Intake
valve ini dilengkapi dengan saringan (filter) yang terbuat dari baja, katup main
valve yang digerakan secara manual dan katup pengaman (Security Valve) yang
digerakan secraa hidrolik berjenis butterfly (Katup Kupu-Kupu). Berfungsi untuk
mengosongkan pipa bila ada kebocoran dan pada saat pemeliharaan dengan
spesifikasi sebagai berikut. [3]
Tabel 3. 2 Data Spesifikasi Intake Valve

Type Diameter Debit Nominal


Butterfly Valve sistem hidrolik 2200 mm 14,4 m³/s

(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)

Digerakan dengan 2 servo motor yang diletakan di sisi kiri dan kanan.
7. Surge Tank
Surge Tank berfungsi untuk meredam kejutan akibat tekanan
balik air dari pipa pesat dengan spesifikasi sebagai berikut. [3]

Tabel 3. 3 Data Spesifikasi Surge Tank


Jumlah Diameter Tinggi
2 Buah 0,51 mm 9,27 m

Gambar 3. 4 Surge
Tank Penstok I dan
II

(sumber: Sub Unit PLTA Kracak)

8. Pipa Pesat
Pipa pesat berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke
turbin. Salah satu ujung pipa pesat dihubungkan pada security valve.
Sedangkan ujung yang lain diarahkan ke turbin. Secara mekanis
penstock berfungsi sebagai sarana pengubah tenaga kinetis dari
hidrostatik pada reservoir (penampung) menjaditenaga pontesial.
Tenaga air tersebut menjadi tenaga mekanik pada turbin. Turbin akan
menggerakan generator sehingga menimbulkan listrik. Dengan data-
data sebagai berikut. [3]

Tabel 3. 4 Data Spesifikasi Pipa Pesat

Pipa Pesat
Type :Steel & Beton
Diameter :1,4 :2,3 (m)
Jumlah :2 unit
Panjang :Besi. P : 761,6 m : Beton. P : 228,4 m
Besi. P : 394,63 m : Beton. P : 595,37 m
(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)

Gambar 3.5 Pipa Pesat I dan II

(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)

Untuk menentukan luas penampang pipa pesat dapat digunakan persamaan.


2)…............................................................................................................(3.2)
𝐴𝑛 = 𝜋 × (2)
Dimana:
𝐴𝑛 = luas penampang pipa pesat (𝑚2)
𝐷 = diameter pipa pesat (𝑚)
Untuk menentukan kecepatan dalam aliran pipa pesat dapat digunakan
persamaan berikut.
𝑉 = 1 (𝜋𝐷2 4)……………………………………………...…
(3.2) Dimana :
𝑉 = kecepatan aliran (𝑚⁄𝑑𝑒𝑡)
𝑄 = debit air (𝑚3⁄𝑑𝑒𝑡)
𝐷 = diameter pipa pesat (𝑚)

9. Main Valve
Main Valve terletak diantara ujung bawah pipa pesat dan turbin
berfungsi untuk membuka dan menutup air ke turbin baik
sedang beroperasi atau tidak beroperasi. Main valve ini
digerakan secara sistem hidrolik dilengkapi dengan katup by
pass untuk menyamakan tekanan air pada kedua sisi katup
tersebut dengan tekanan 10 bar. [3]
10. Turbin
Turbin air merupakan mesin yang berputar dan berfungsi unutk
merubah energi potensial air menjadi energi mekanik yang
terletak dilantai bawah dari gedung PLTA dan memiliki (tiga)
unit turbin dengan tipe Francis Vertical. [3]

Tabel 3. 5 Data Spesifikasi Turbin

Turbin
Jumlah : 3 Unit
Pabrik : VEVEY CHARMILLES
Type : Francis Vertical
Daya : 36,3 MW
Putaran : 750 rpm (Hasil Renovasi)
Debit : 7,2 m³/s
(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)

Gambar 3. 6 Turbin
Francis Vertical

(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)


Untuk menentukan daya turbin yang dikeluarkan dari debit air dan tinggi jatuh air
(head) dapat diperoleh daya yang dihasilkan turbin dengan
persamaan sebagai berikut. [5] Jenis Air (1000 kg/m)
g = Gravitasi P= p x g x Q x H x nt
…………………………………………….…….(3.3) Dimana :
𝑃 = Daya Turbin (W)
𝜌 = Massa Bumi (9,81 𝑚/𝑠2)
𝑄 = Debit Air (10 𝑚3/𝑠)
𝐻 = Head Efektif/ Tinggi Jatuh Air ( 69 m)
𝑛𝑡 = Efisiensi Turbin (83,8)
Gambar 3. 7 Generator Sinkron 3 Phase

(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)


3.3. Generator
Berikut merupakan spesifikasi generator di PLTA Kracak. Prinsip kerja generator
sinkron berdasarkan induksi elektromagnetik yaitu, setelah rotor diputarkan oleh
penggerak mula (prime mover), maka kutub-kutub pada rotor akan berputar.
Apabila kumparan kutub disuplai oleh tegangan searah, pada permukaan kutub
akan timbul medan magnit yang berputar. Sementara itu, generator modern
bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yang pertama kali ditemukan
oleh Michael Faraday pada tahun 1831. Faraday menemukan bahwa aliran listrik
dapat diinduksi dengan menggerakkan Berikut merupakan spesifikasi generator di
PLTA Kracak. [3]

Tabel 3. 6 Data Spesifikasi Generator

Generator
Merk : Smit Slikkerveer
Type : VDG 215/125
Putaran : 750 rpm
Tegangan : 750 rpm (Hasil Renovasi)
Arus : 642 A
Phase :3
Frekuensi : 50 Hz
Ins Class :F
Cos φ : 0,9
Over Speed :1470 rpm
Serie : 40019

(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)

3.4 Generator Sinkron


Generator sinkron merupakan alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Semua generator sinkron mempunyai jangkar yang diam sebagai
stator dan medan magnet yang berputar sebagai rotor. Energi listrik yang di
hasilkan karna perputaran rotor yang terkopel dengan turbin sebagai penggerak
mula. Akan terhubung dengan sumber eksitasi yang menyuplai listrik DC
sehingga menimbulkan medan magnet pada rotor yang akan membentuk proses
induksi medan magnet pada jangkar stator.

Kumparan DC yang ada pada medan magnet yang berputar yang di hubungkan
dengan sumber listrik DC melalui slip ring dan sikat arang tetapi ada juga yang
tidak menggunakan sikat arang disebut brushless excitation. Menurut hukum
faraday “Generator bekerja apabila sepotong kawat penghantar listrik berada
dalam medan magnet yang berubah-ubah, maka dalam kawat tersebut akan
terbentuk gaya gerak listrik”. [6]

 Komponen Komponen Generator Sinkron


Secara garis besar generator sinkron terdiri dari stator, rotor, dan celah udara.
Stator adalah bagian yang diam sedangkan rotor adalah bagian yang berputar.
Celah udara adalah ruang antara stator dan rotor. Konstruksi generator sinkron
adalah sebagai berikut.

a) Stator Frame atau Rangka


Rangka stator yaitu sebuah rumah yang terbuat dari besi yang berfungsi untuk
tempat diletakannya bagian bagian yang ada dalam generator tersebut seperti
stator core, bearing bracket dan seal ring breacket yang terpasang. Untuk bagian
generator dengan pendingin hidrogen yang bertekanan, desain stator frame
ditujukan untuk menghasilkan konstruksi generator yang kedap udara dan mampu
menahan tekanan gas 10 kg/cm2, dua kali lipat tekanan maksimum gas. Selain itu,
rangka stator juga harus mampu menahan torsi beban normal maupun saat terjadi
gangguan. Stator frame atau rangka stator terbuat dari material rolled steel, dan
dibuat dalam bentuk ukuran material yang besar sehingga mengurangi proses
pengelasan yang harus dilakukan

b) Stator Generator
Stator adalah komponen dari generator sinkron yang diam dan sebagai tempat
diletakkan kumparan jangkar Stator terdiri dari dua bagaian yaitu kumparan
jangkar dan inti besi (core). [7]
1. Kumparan Jangkar
Kumparan jangkar adalah penghantar utama arus yang berupa gulungan kawat
yang terisolasi dan di tempatkan pada sekat sekat dari inti besi. Kumparan jangkar
ini berfungsi sebagai tempat terjadinya GGL induksi yang diakibatkan adanya
perpotongan medan magnet putar dari rotor yang memotong kumparan jangkar.
Pada kumparan jangkar akan menghasilkan arus bolak balik 3 fasa jika terhubung
dengan beban. Arus keluaran bisa mengakibatkan panas pada generator yang bisa
mengganggu kinerja dari generator apabila terlalu lama dapat menimbulkan
kerusakan pada isolasi generator dan member efek pemanasan pada inti besi.

Kumparan jangkar terbuat dari tembaga murni yang telah dilapisi


dengan material isolasi, Kumparan jangkar tersebut terbagi
menjadi 3 bagian yang berbeda fasa 120°. Umumnya di
hubungkan dengan sambungan bintang (Y) dan delta (Δ). Di
setiap ujung dari kumparan diberikan kode angka atau huruf yang
berbeda dimana:
 L1 (R) adalah U dan X

 L2 (S) adalah V dan Y

 L3 (T) adalah W dan Z

Seluruh kumparan jangkar pada generator dinamakan lilitan pada


stator. Lilitan stator yang ada pada generator tiga fasa dapat
disambungkan dengan sambungan sambungan bintang dan
sambungan delta. Proses penyambungan dari sambungan delta dan
bintang dapat di kerjakan diluar generator yaitu melalui papan
jepit (klem jepit). Yang mana telah terdapat susunan seperti huruf
U, V, W, dan sebagainya.

2. Isolator Stator Coil


Isolator stator coil yaitu material yang melapisi coil konduktor stator sehingga
secara elektrik terpisah atau tidak tersambung dengan inti besinya. Isolasi stator
coil ini terdiri dari beberapa lapisan. Karakteristik yang diinginkan dari material
isolasi stator coil yaitu: [7]
 Mampu menahan tegangan tinggi.

 Padat secara merata (homogen), sehingga mampu menahan penyerapan

kelembapan, bahan kimia dan minyak.

 Thermal elastic, bisa mengakomodasi ekspansi dan kontraksi coil


akibatkenaikan dan penurunan temperatur.
3. Inti Besi

Inti besi adalah bagian tempat untuk memasang kumparan jangkar dan tempat
mengalirnya induksi fluks magnet yang memotong kumparan jangkar pada stator.
Inti besi terbuat dari susunan plat-platbesi silicon magnetiktipis dengan ketebalan
0,35-0,5 mm yang membentuk suatu cakram, bentuk dari bagian sisi dalam
seperti gigi yang membentuk slot untuk posisi pemasangan kumparan tembaga.
Plat yang membentuk inti tersebut antara satu sama lain dipishkan dengan isolasi
tipis yang terbuat dari varnish yang di panaskan. Plat-plat yang berbentuk cakram
kemudian
disatukan dan dibentuk seperti silinder yang disebut sebagai stator core. Inti besi
stator terdiri dari laminasi-laminasi plat besi yang terisolasi dengan vernis atau
kertas isolasi (implenated paper).

(Sumber: Kontruksi Stator Generator, Alief Rahman, 2022)


Laminasi- laminasi ini bertujuan untuk mengurangi besarnya arus pusar
(Eddycurrent), arus pusar ini dapat menimbulkan panas dan inti stator yang bisa
merusak inti stator dan isolasi kumparan penghantar. [7]
4. Rotor
Rotor adalah bagian dari generator yang berputar yang terbuat dari plat-plat besi
yang terdiri dari shalf, winding, retaining ring, bearing dan fan. Dalam generator
sinkron rotor sebagi tempat dimana diletakkan kumparan medan magnet.
Kumparan medan disusun pada alur alur dalam inti besi rotor, apabila pada
kumparan medan dialiri arus listrik searah (DC) akan menghasilkan kutup medan
magnet utara dan kutup selatan. Ada dua jenis rotor dalam generator sinkron
yaitu: [7]

a. Silinder Halus (Round Rotor)


Tipe dari generator ini digunakan untuk generator turbo dengan kata lain
digunakan untuk generator dengan kecepatan yang tinggi sering digunakan pada
pembangkit thermal, dengan kutup magnet silindris dengan jumlah kutupnya
yaitu dua dan empat kutup magnet. (sunarlik, 2011)

Gambar 3. 9 Kontruksi Rotor


(Sumber: https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Mesin_AC_Upload.pdf)

a. Kutub Menonjol
Yaitu tipe rotor generator yang digunakan untuk kecepatan yang rendah dan
sering digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Biasanya jumlah
kutupnya ada 6 (enam) kutup magnet atau lebih yang bentuknya menonjol.
(sunarlik, 2011).

Gambar 3. 10 Kontruksi Rotor


(Sumber: https://faizalnizbah.blogspot.com/2013/08/konstruksi-prinsip
kerja-dan- kecepatan.html)
Hubungan antara jumlah dari kutub magnet, frekuensi dan putaran dirumuskan
dengan:

𝑁𝑟 = 120×𝑓…………………………………………...…..(3.4)
𝑝
Dimana:
Nr = Kecepatan Putaran (rpm) F = Frekuensi (Hz) P = Jumlah Kutub Magnet
Untuk membuat kutub magnet dalam rotor, dengan sistem elektromagnetik adalah
mengalirkan listrik arus searah pada kumparan medan. Dengan memberikan arus
listrik pada kumparan medan magnet atau eksitasi ke rotor dapat dilakukan
dengan “slip ring” atau dengan cara melalui poros dari mesin eksitasi
dengan sistem penyearah. Eksitasi atau penguatan medan magnet pada rotor dapat
menghasilkan panas pada kumparan medan magnet dan arus pusar dalam inti
rotor yang menimbulkan panas pada rotor, sehingga rotor perlu di dinginkan.
Untuk mendingikan apabila rotor mengalami kepanasan dengan cara mengalirkan
udara dingin atau hydrogenmelewati saluran udara pada sisi kumparan medan
magnet. Agar sirkulasi udara bekerja maka pada rotor generator dipasang baling
baling sebagai blower. [7]
Besarnya terhadap waktu adalah tetap. Penggerak mula yang terhubung
dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan
yang ditentukan. Perputaran rotor akan sekaligus memutar medan magnet yang
akan dihasilkan kumparan medan, medan magnet yang dihasilkan rotor ketika
diputar, akan di induksikan pada jangkar atau lilitan tembaga pada stator yang
akan menghasilkan fluks magnetic yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu.
Adanya perubahan fluks magnetik dikelilingi oleh lilitan kumparan menghasilkan
gaya gerak listrik induksi pada ujung-ujung kumparan. Jika rotor berputar searah
jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan kumparan. Satu putaran
rotor dalam 1 sekon menghasilkan satu siklus per detik atau 1 hertz. Apabila
kecepatanya 60 putaran per menit, frekuensi 1 hertz. Jika frekuensi 60 hertz, maka
rotor harus berputar 3600 RPM dengan kecepatan rotor. [6]
Gambar 3. 11 Diagram Generator AC 4 Phasa Dua Kutub
(Sumber:https://hasrulbakri.wordpress.com/2010/03/15/prinsip-kerja-generator-
sinkron-3-fase/ )
3.5 Automatic Voltage Regulator (VAR)
Automatic Voltage Regulator (AVR) adalah sebuah divais pengatur tegangan
yang digunakan pada generator sinkron untuk menyetabilkan tegangan
keluaran yang dihasilkan dari generator sinkron. AVR memegang peranan
penting dalam pembentukan tegangan terminal generator sinkron dalam suatu
pembangkit.
Adanya perubahan-perubahan beban akan menyebabkan tegangan output terminal
generator berubah-ubah sehingga dibutuhkan alat penyetabil tegangan (AVR)
dengan melihat nilai arus eksitasi pada penguat tegangan (eksiter). Persentase
tegangan jatuh (drop tegangan) yang terjadi antara tegangan yang dibangkitkan
generator terhadap tegangan ouput generator dapat dilihat dari nilai regulasi
tegangan. peran dan penggunaan AVR sebagai pengendali tegangan generator
sinkron. [8]

Bagian AVR dibagi menjadi dua bagian utama yaitu:

a. Bagian penyearah (rectifier) yang berfungsi mengubah energi AC menjadi DC


yang dibutuhkan oleh generator sinkron dalam proses eksitasi. Pada bagian ini
yang lebih diutamakan adalah kontrol sinyal untuk menyalakan transistor.
b. Bagian pengatur tegangan yang berfungsi sebagai pengontrol tegangan DC
generator sinkron. Voltage regulator merupakan bagian terpenting dalam
proses eksitasi pada generator sinkron. Pada bagian ini terdapat kontrol PI yang
berfungsi untuk mengatur tegangan DC yang akan diinjeksikan pada medan
generator sinkron. Masukan dari pengatur tegangan merupakan tegangan DC
yang berasal dari penyearah serta tegangan refrensi yang diinginkan dengan
kontrol PI yang digunakan maka didapat keluaran berupa tegangan eksitasi
yang menjadi masukan generator sinkron.

Fungsi Automatic Voltage Regulator (AVR). [9]


a. Menjaga kestabilan tegangan output generator.
b. Mengatur pembagian daya semu rektif saat kerja parallel.
c. Memberikan pengaturan arus estittasi dalam kondisi
gangguan supaya tidak keluar dari sinkronisasi.

d. Menurunkan tegangan dengan cepat apabila generator


terlepas dari beban yang akan mengakibatkan terjadinya over
voltage.

Prinsip Kerja Automatic Voltage Regulator (AVR) Apabila tegangan output


generator dibawah tegangan normal tegangan generator, maka AVR akan
memperbesar arus pengutan (exitacy) pada exiter. Dengan demikian apabila
terjadi perubahan tegangan output generator akan dapat distabilkan oleh AVR
secara otomatis dikerenakan dilengkapi dengan peralataan seperti alat yang
digunakan untuk pembatasan minimum ataupun maksimum yang bekerja secara
otomatis.Tiga keadaan AVR, yaitu: [9]

a. Jika tegangan output tinggi maka error signal (+) AVR akan memberi
perintah untuk mengurangi arus eksitasi.
b. Jika tegangan cocok dengan harga set poin (0) maka AVR tidak
akan memberikan perintah apapun.
c. Jika tegangan output rendah maka error signalakan (-) maka AVR
akan memberi perintah agar menambahkan arus eksitasi.
d. Memberikan pengaturan arus esitasi dalam kondisi gangguan
supaya tidak keluar dari sinkronisasi.
Menurunkan tegangan dengan cepat apabila generator terlepas dari beban yang
akan mengakibatkan terjadinya over voltage.
Gambar 3. 12 Diagram Blok Automatic Voltage Regulator
(Sumber: Aslom : 2015)

3.6 Governor
Gavernor adalah sebuah peralatan mekanis yang berfungsi untuk mengatur
putaran dari sebuah mesin (Turbin), yaitu dengan cara mengatur jumlah
masuknya aliran fluida (air) ke turbin. Pada dasarnya kerja dari sebuah governor
itu sederhana, hanya mengandalkan kecepatan putaran mesin itu sendiri. Sebuah
governor terhubung dengan sebuah poros yang berputar.
Sepasang bandul dihubungkan pada poros, bandul tersebut berputar seiring
dengan adanya perputaran poros. Gaya sentrifugal yang terjadi akibat
adanya putaran menyebabkan bandul terlempar. Bandul tersebut dihubungkan
dengan collar yang terdapat pada poros, collar akan naik sesuai dengan
perherakan keluar dari gaya berat pada bandul dan jika bandul bergerak turun
maka collar akan bergerak turun. Pergerakan collar ini digunakan untuk
mengoperasikan atau mengatur aliran fluida (air).
Prinsip Kerja Governor Turbin air dilengkapi dengan frequency control dan
merupakan peralatan pengaturan control valve. Control valve akan membuka
untuk menambah kapasitas air ketika frekuensi turun dari nominal atau
sebaliknya, akan menutup untuk mengurangi kapasitas air ketika frekuensi naik.
[10]
Gambar 3. 13 Sistem Kerja Governor
(Sumber:
https://jurnal.unma.ac.id/index.php/ST/article/download/944/899)

Untuk memahami istilah governor maka kita akan fokus ke dalam


pembangkit tipe konvensional Energi listrik yang dibangkitkan oleh generator
sinkron (synchronous generator) berasal dari energi yang dihasilkan oleh putaran
poros turbin. Energi untuk memutar turbin tersebut berasal dari fluida yang
digunakan, PLTA menggunakan fluida air untuk mengontrol jumlah energi yang
dihasilkan generator, maka jumlah fluida yang memasuki turbin haruslah
dikontrol.
Banyak sedikitnya fluida yang masuk, tergantung pada bukaan katup (valve)
dimana valve ini dikontrol oleh governor untuk menentukan besarnya
bukaan valve, maka governor akan mendapatkan sinyal masukan berupa
daya setting (Preff), daya aktual keluaran generator (p), frekuensi (f), atau
putaran turbin (w). [15]
3.7 Rangkaian ekivalen Generator Sinkron
Stator merupakan grup belitan jangkar yang terbuat dari tembaga. Belitan– belitan
ini diletakkan pada alur – alur (slot), dimana suatu belitan konduktor akan
mengandung tahanan (R) dan induktansi (L), maka belitan stator akan
mengandung tahanan stator (Ra) dan induktansi sendiri (Lf) (Chapman, 2012).
Akibat adanya pengaruh reaktansi reaksi jangkar XA dan reaktansi bocor X maka
rangkaian ekivalen suatu generator sinkron dapat dibuat seperti gambar berikut
ini. [11]

Gambar 3. 14 Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron

(Sumber: Journal of Electrical Technology 1.2 )

Dengan melihat 3.14 maka dapat ditulis persamaan tegangan generator sinkron
sebagai berikut:

𝐸𝑜 = 𝑉𝑡 +(𝑅𝑎+𝑗𝑋𝑎)𝑎……………………………………………………….(3.2)

Dan persamaan terminal generator sinkron dapat ditulis Dengan menyatakan


reaktansi reaksi jangkar dan reaktansi fluks bocor sebagai reaktansi sinkron, atau
𝑋𝑠 = 𝑋𝑎 + 𝑋 maka persamaan
𝑉𝑡=𝐸𝑜−(𝑅𝑎+𝑗𝑋𝑠)𝑎…………………………….(3.5)

Dimana:

𝑉𝑓 = Tegangan Eksitasi (Volt)

𝑅𝑓 = Tahanan Belitan Medan (Ohm)


𝐿𝑓 = Induktasi Belitan Medan (Henry)

𝑅𝑎𝑑𝑗 = Tahanan Variable (Ohm)

𝐸𝑎 = Ggl yang dibangkitkan generator sinkron (Volt)

𝑉𝑡 = Tegagan terminal generator sinkron (Volt)

𝑋𝑎 = Reaktansi Armatur (Ohm)

𝑋 = Reaktansi Bocor (Ohm)

𝑋𝑠 = Reaktansi Sinkron (Ohm)

𝐼𝑎 = Arus Jangkar (Ampere)


3.8 Sistem Eksitasi
Sistem eksitasi generator sinkron yang digunakan di PT.Indonesia Power
Saguling POMU-Sub Unit PLTA Kracak menggunakan sistem eksitasi tanpa
sikat artinya. Sistem eksitasi tanpa sikat sama sekali tidak bergantung pada
sumber listrik eksternal, melainkan dengan menggunakan pilot exciter dan sistem
penyaluran arus eksitasi ke rotor generator utama, maupun untuk eksitasi eksiter
tanpa melalui media sikat arang. Pilot exciter terdiri dari sebuah generator arus
bolak balik dengan magnet permanen yang terpasang pada poros rotor dan
kumparan tiga fasa pada stator.
Eksitasi adalah bagian dari sistem dari generator yang berfungsi
membentuk/menghasilkan fluksi yang berubah terhadap waktu, sehingga
dihasilkan satu GGL induksi. Eksitasi atau biasa disebut sistem penguatan adalah
suatu perangkat yang memberikan arus penguat (If) kepada kumparan medan
generator arus bolak-balik (alternating current) yang dijalankan dengan cara
membangkitkan medan magnetnya dengan bantuan arussearah. Arus
eksitasi adalah pemberian arus listrik pada kutub magnetik. Dengan
mengatur besar kecilnya arus listrik tersebut kita dapat mengatur besar
tegangan output generator atau dapat juga mengatur besar daya reaktif yang
diinginkan pada generator yang sedang paralel dengan sistem jaringan besar
(Infinite bus). Sistem eksitasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem
eksitasi dengan menggunakan sikat dan sistem eksitasi tanpa sikat.
Gambar 3. 15 Belitan dan Kutub Generator

(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)


1. Sistem Eksetasi Menggunakan Sikat
Sistem eksitasi dengan menggunakan sikat terdiri dari:

a. Sistem eksitasi statis


Sistem eksitasi statis adalah sistem eksitasi generator dengan menggunakan
peralatan eksitasi yang tidak bergerak, yang berarti bahwa peralatan eksitasi tidak
ikut berputar bersama rotor generator sinkron. Sistem eksitasi ini disebut juga
dengan self excitation merupakan sistem eksitasi yang tidak memerlukan
generator tambahan sebagai sumber eksitasi generator sinkron dan sebagai
gantinya sumber eksitasi berasal dari keluaran generator sinkron itu sendiri yang
disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier. Awalnya pada rotor
ada sedikit magnet yang tersisa, magnet yang sisa ini akan menimbulkan tegangan
pada stator, tegangan ini kemudian masuk dalam penyearah dan dimasukkan
kembali pada rotor, akibatnya medan magnet yang dihasilkan makin besar dan
tegangan AC naik demikian seterusnya sampai dicapai tegangan nominal dari
generator AC tersebut. Biasanya penyearah itu mempunyai pengatur sehingga
tegangan generator dapat diatur konstan menggunakan AVR. [12]

Gambar 3. 16 Sistem Eksitasi Generator 3 Phase Menggunakan Sikat


(Sumber: https://modalholong.wordpress.com/2011/02/13/sistem-eksitasi/)

b. Sistem eksitasi Dinamis


Sistem eksitasi dinamik adalah sistem eksitasi generator tersebut disuplai dari
eksiter yang merupakan mesin bergerak. Sebagai eksiternya menggunakan
generator DC atau dapat juga menggunakan generator AC yang kemudian
disearahkan menggunakan rectifier. Slip ring digunakan untuk menyalurkan arus
dari generator penguat pertama kemedan penguat generator penguat kedua.
c. Sistem Eksitasi tanpa Sikat

Sistem eksitasi tanpa sikat sama sekali tidak bergantung pada sumber listrik
eksternal, melainkan dengan menggunakan pilot exciter dan sistem penyaluran
arus eksitasi ke rotor generator utama, maupun untuk eksitasi eksiter tanpa
melalui media sikat arang. Pilot exciter terdiri dari sebuah generator arus bolak
balik dengan magnet permanen yang terpasang pada poros rotor dan kumparan
tiga fasa pada stator.

Gambar 3. 17 Sistem Eksitasi Generator 3 Phase Tanpa Sikat


(Sumber: https://modalholong.wordpress.com/2011/02/13/sistem eksitasi/)

3.9 Pengaruh Arus Eksitasi Terhadap daya Reaktif (MVAR)


Besar nilai daya reaktif yang dihasilkan oleh generator tergantung pada besarnya
pengaturan nilai arus eksitasi generator, perhitungan daya reaktif yang dihasilkan
oleh generator dapat dihitung sebagai berikut:
𝑆 = 𝑉 × 𝐼 × √3 .................................................. (3.6)

3.10 Rugi-rugi generator Sinkron


Generator sinkron yaitu mesin sinkron yang bekerja dengan mengkonversi daya
mekanik menjadi daya listrik 3 fasa. Adapun sumber pada daya pada penggerak
mula-mula yang putarannya konstan dengan waktu.Apabila hal ini tidak dipenuhi
dapat mengakibatkan frekuensi yang diinginkan tidak sesuai dengan yang
dikehendaki.
Secara teori, daya mekanis yang dihasilkan pada penggerak mula-mula pada
generator sinkron diubah menjadi daya listrik. Yang membedakan antara daya
output dan daya input generator sinkron dinyatakan sebagai rugi-rugi mesin.
Adapun rugi rugi generator yaitu. [13]
Rugi – rugi tembaga yaitu rugi-rugi daya yang terjadi pada kumparan medan dan
kumparan jangkar generator ketika dibebani. Kawat tembaga pada kedua
kumparan tersebut memiliki nilai resistansi medan dan resistandi jangkar, apabila
arus searah dialirkan sebesar arus jangkar dan arus medan akan menimbulkan
rugi-rugi berupa panas.
1. Rugi – Rugi Inti
Kerugian pada inti terjadi didalam jangkar generator arus searah yang disebabkan
oleh perputaran jangkar dalam medan pada kutup-kutup dari kumparan medan.
Kerugian inti dibagi jadi dua yaitu:

a. Rugi Hyeteresis
Hyteresis yaitu terjadi pada jangkar generator arus searah karena setiap bagian
jangkar dipengaruhi oleh pembalikan medan magnet sebagaimana bagian bawah
kutub-kutup yang berurut.

Gambar 3. 18 Putaran Jangkar di Dalam Medan


(Sumber: Generator SMK, Juhari S.Pd, 2013)

Dari gambar di atas dengan menganggap ab sebagai potongan kecil dari jangkar.
Apabila potongan ab berada pada kutub N, garis-garis magnet lewat dari a ke b.
Setengah putaran selanjutnyasama pada potongan besi yang berada pada kutup S
dan garis maknetik lewat dari b ke a oleh karena itu sifat magnet dalam besi
dibalik. Pada inti jangkar dapat membalik molekul-molekul secara terus menerus.
Beberapa daya diserap sehingga mengebabkan menimbulkan pemanasan pada inti
jangkar. Daya yang diserap akan berubah menjadi panas dianggap sebagai rugi-
rugi pada inti jangkar dan menyebabkan fluksi sisa pada kumparan jangkar
disebut rugi hysteresis.
b. Rugi Arus Pusar
Yaitu disebabkan arus mengalir pada inti menyebabkan panas yang dapat
menaikkan temperatur dan menyebabkan penurunan efisiensi. Apabila inti besi
padat yang digunakan sebagai inti jangkar, resistansi terhadap arus pusar akan
menjadi kecil di sebabkan oleh lebarnya luas penampang inti. Maka nilai arus
pusar dan arus pusarnya akan meningkat.
c. Rugi Rugi Mekanis
Rugi-rugi mekanis dapat disebabkan oleh gesekan antara bagian yang berputar
dengan bagian yang diam dari motor. Misalnya gesekan pada bearing atau
bantalan peluru dengan as motor. Rugi-rugi angin dapat disebabkan antara
gesekan bagian generator yang berputar dengan udara didalam rumah generator.

d. Rugi Rugi Beban (Stary Load)


Rugi beban stray yaitu rugi-rugi yang terjadi karena arus pusar pada tembaga dan
rugi-rugi tambahan didalam besi, yang ditimbulkan karena torsi fluks maknetik
arus beban dan rugi-rugi hubung singkat komutasi. Nilai besarnya rugi-rugi
yaitu 1 % dari beban puncaknya.
daerah yang bersangkutan kepadatan penduduk dan standar kehidupan. Pada
umumnya tipe-tipe beban terbagi menjadi beberapa bagian yang bisa dilihat pada
tabel berikut ini:

Gambar 3. 19 Nameplat Generator PLTA Kracak

(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)


3.11 Pengertian Daya
Daya yaitu energi yang di keluarkan dalam melakukan usaha.Pada system
kelistrikan, daya adalah banyaknya energy yang digunakan untuk melakukan
kerja atau usaha. [5] Daya listrik dapat dinyatakan dalam satuan Watt atau
Horsepower (HP), Horsepower yaitu satuan daya listrik 1 HP setara 745,7 watt.
Daya dapat dinyatakan P, tegangan dinyatakan dalam V dan arus dinyatakan
dengan I sehingga rumusnya adalah sebagai berikut:

Gambar 3. 20 Segitiga Daya


(Sumber: https://thecityfoundry.com/kvar-
adalah/)

a. Daya Aktif
Daya aktif adalah daya yang dipakau untuk energi yang sebenarnya satuannya
adalah watt. Daya aktif sering digunakan untuk daya listrik dan dikonversikan
dalam bentuk kerja. Contohnya energi panas, cahaya, mekanik dan sebagainya.
Adapun rumus daya perfasa adalah sebagai berikut: [14]
𝑃 = 𝑉𝑃 × 𝐼𝑃

𝑐𝑜𝑠𝜑………………………...………………………………(3.6)
Dan daya 3 fasa
𝑃 = √3 × 𝑉𝐿 × 𝐼𝐿

𝑐𝑜𝑠𝜑……………………………………….…………(3.7)
Dimana :
P = Daya Aktif (Watt)

𝑉𝑝 = Tegangan perfasa (Volt)


𝐼𝑝 = Arus perfasa (Ampere)

𝑉𝐿 = Tegangan 3 fasa (Volt)

𝐼𝐿 = Arus 3 fasa (Ampere)

𝜑 = Power Faktor

b. Daya Reaktif
Daya reaktif yaitu jumlah daya yang di perlukkan dalam pembentukan medan
magnet. Dengan dilakukannya pembentukan medan magnet maka akan
menghasilkan fluks medan magnet. Misalnya peralatan yang menimbulkan daya
reaktif yaitu transformator, motor listrik, lampu pijar dan sebaginya. Satuan
dalamVAR.[16] adapun rumus daya perfasa adalah sebagai berikut:
𝑄 = 𝑉𝑃 × 𝐼𝑃 sin 𝜑 (3.8)
Dan daya 3 fasa

𝑄 = √3 × 𝑉𝐿 × 𝐼𝐿 sin 𝜑 (3.9)
Q = Daya Reaktif (VAR)
𝑉𝑝 = Tegangan perfasa (Volt)

𝐼𝑝 = Arus perfasa (Ampere)

𝑉𝐿 = Tegangan 3 fasa (Volt)

𝐼𝐿 = Arus 3 fasa (Ampere)

𝜑 = Power Faktor

c. Daya Semu
Daya semu yaitu daya yang dihasilkan antara perkalian dan arus dalam suatu
jaringan atau daya hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif.
Dengan satuannya adalah VA.
Rumus daya perfasa adalah sebagai berikut.
𝑆 = 𝑉𝑃 × 𝐼𝑃…………………………………………………...…………..(3.10)
Dan daya 3 fasa
𝑆 = √3 × 𝑉𝐿 × 𝐼𝐿 (3.11)
Dimana :
S = Daya Semu (VA)
𝑉𝑝 = Tegangan perfasa (Volt)
𝐼𝑝 = Arus perfasa (Ampere)
𝑉𝐿 = Tegangan 3 fasa (Volt)
𝐼𝐿 = Arus 3 fasa (Ampere)

3.12 Data Operasi Harian Generator Sinkron PLTA Kracak


BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Daya Semu Dan Daya Reaktif


Besar nilai daya reaktif yang dihasilkan oleh generator tergantung pada besarnya
pengaturan nilai eksitasi generator, perhitungan daya reaktif yang dhasilkan oleh
generator dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.6) dan untuk
mengetahui tegangan dan arus pada generator bisa di lihat pada table (3.7).
 Jam 13.00

V = 5410 V I = 374 A
S = 𝑉 × 𝐼 × √3
= 5410 × 374 × √3

= 3504527.6 𝑉𝐴

S = 3.50 𝑀𝑉𝐴

 Jam 14.00

V = 5520 V I = 405 A
S = 𝑉 × 𝐼 × √3

= 5520 × 405 × √3

= 3872172.7

S = 3.87 𝑀𝑉𝐴

 Jam 15.00

V = 5630 V I = 407 A
S = 𝑉 × 𝐼 × √3

= 5630 × 407 × √3

= 3929832.7 𝑀𝑉𝐴

S = 3.92 𝑀𝑉𝐴
 Jam 16.00

V = 5930 V I = 412 A
S = 𝑉 × 𝐼 × √3

= 5930 × 412 × √3

= 4231677.2 𝑀𝑉𝐴

S = 4.23 𝑀𝑉𝐴

Untuk mencari besar daya reaktif (Q) pada masing-masing nilai, dapat
menggunakan persamaan (3.8).
Pada persamaan (3.8) Q merupakan daya reaktif. V adalah tegangan keluaran
generator, I merupakan arus keluaran dari generator, dan Sin 𝜑 adalah faktor
reaktif. √3 berasal dari perhitungan untuk penjumlahan vektor 3 phasa arus listrik
yang saling berbeda 120˚.
Cos 𝝋 = 0,96
𝝋 = Cosˉ¹0,96 = 16,26˚
Sin 𝝋 = Sin 16,26˚ = 0,2799

= 0,28

 Jam 13.00
Q = 𝑉 × 𝐼 × 𝑆𝑖𝑛 𝜑 × √3

= 5410 × 374 × 0.28 × √3

= 9104275 𝑉𝐴𝑅

S = 0.91 𝑀𝑉𝐴𝑅

 Jam 14.00
S = 𝑉 × 𝐼 × 𝑆𝑖𝑛 𝜑 × √3

= 5520 × 405 × 0.28 × √3

= 1084208 𝑉𝐴𝑅

S = 1.08 𝑀𝑉𝐴𝑅

 Jam 15.00
S = 𝑉 × 𝐼 × 𝑆𝑖𝑛 𝜑 × √3

= 5630 × 407 × 0.28 × √3

= 1111274 𝑉𝐴𝑅

S = 1.11 𝑀𝑉𝐴𝑅

 Jam 16.00
S = 𝑉 × 𝐼 × 𝑆𝑖𝑛 𝜑 × √3

= 5930 × 412 × 0.28 × √3

= 1184869 𝑉𝐴𝑅

S = 1.18 𝑀𝑉𝐴𝑅

Dibawah ini merupakan data daya reaktif yang diperoleh dari hasil
perhitungan.

4.2 Hubungan Arus Eksitasi Terhadap Daya Reaktif


Berdasarkan perhitungan diatas, hubungan antara perubahan besar nilai arus
eksitasi terhadap daya reaktif (MVAR) dapat dilihat berdasarkan gambar
dibawah sebagai berikut.

Hubungan Arus Eksitasi Terhadap Daya


Reaktif
4.5
4
3.5
Daya Reaktif

3
2.5
2
1.5 90 90 92 94

Arus Eksitasi
Gambar 4.1 Hubungan Arus Eksitasi dengan Daya Reaktif
(Sumber : Sub Unit PLTA Kracak)

Dari grafik yang ditampilkan pada gambar di atas memperlihatkan besarnya arus
eskitasi yang diberikan pada generator PLTA Kracak memiliki pengaruh terhadap
daya reaktif yang dihasilkan, maka harus dilakukan pengendalian agar tetap
berada pada batas nominalnya. Pada saat beban puncak, tegangan yang terukur
pada sistem relatif lebih rendah, hal tersebut dikarenakan pengaruh dari nilai
beban induktif yang harus di kendalikan oleh sistem, sehingga menyebabkan
tegangan output generator terlihat lebih rendah dari batas nominal. Penyelesaian
yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut, maka daya reaktif pada
generator tersebut dinaikkan dengan tujuan agar tetap mampu mengirimkan daya
reaktif ke sistem. Dengan demikian, terjadi peningkatan terhadap tegangan
generator sesuai dengan nilai nominalnya. Untuk menaikan atau menurunkan daya
reaktif generator, arus eksitasi yang diberikan harus sebanding, maka tugas AVR
adalah mengontrol besar arus eksitasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
generator. Sebaliknya, saat kondisi tidak dalam beban tertinggi, kebutuhan beban
induktif dari sistem menjadi rendah, sehingga nilai daya reaktif generator relatif
lebih kecil dan tidak melebihi dari tegangan nominalnya, sehingga arus eksitasi
yang dialirkan ke rotor generator harus diturunkan agar dapat menurunkan daya
reaktif yang dihasilkan oleh generator. Terlihat dari bentuk grafik pada gambar 2,
besar nilai daya reaktif yang dihasilkan oleh generator berbanding lurus dengan
arus eksitasi yang diberikan.

4.3 Menghitung Daya Semu, Aktif Dan Reaktif


Dari data oprasional harian terdapat kondisi dimana beban puncak pada generator
pada jam 16.00 WIB dalam kondisi beban puncak yang tedapat pada (tabel 3.7).
Diketahui Tegangan nya 5.9 kV, Arus nya 412 ampere, Frekuensinya 50 Hz,
Beban nya 4 MW, dan cos 𝜑 nya itu 0,96. Maka :
a. Daya Semu (S) menggunakan persamaan (3.11)
S = √3 × VL × IL

= √3 × 5,9 ×412
S = 4.210,269 VA
b. Daya Aktif (P) menggunakan persamaan (3.7)

P = √3 × VL × IL × cos φ

= √3 × 5,9 × 412 ×0,96

P = 4.041,858 Watt

a. Daya Reaktif (Q) menggunakan persamaan (3.15) Untuk mencari sin 𝜑


dengan menggunakan cos−1 0,96 = 16,260 dan sin 16,260 = 0.278

Q = √3 × 𝑉𝐿 × 𝐼𝐿 × 𝑠𝑖𝑛 𝜑
= √3 × 5,9 × 412 × 0,28

Q = 1.178.875 VAR

Jadi menurut data perhitungan keluaran generator Sub Unit PLTA Kracak pada
tanggal 12 Desember 2022 jam 16.00 WIB adalah daya semu sebesar 4.210,269
VA daya aktif sebesar 4.041,858 Watt dan daya reaktif sebesar 1.178.875 VAR.
BAB V
KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Jenis Sistem eksitasi pada generator PLTA Kracak adalah sistem


eksitasi tanpa menggunakan sikat (brashless).

2. Saat arus eksitasi diatur di bawah nilai nominal, maka fluks magnet
yang terdapat pada stator akan menurun, sehingga tegangan yang
dihasilkan oleh generator juga ikut turun. Perubahan pada eksitasi
menjadi penyebab tegangan dan daya reaktif yang dihasilkan
generator mempunyai nilai batas tertinggi dan batas terendah.
Perubahan besarnya arus eksitasi juga mempengaruhi variasi nilai
beban pada besarnya daya reaktif.

3. Perubahan besarnya arus eksitasi akan mempengaruhi nilai daya


reaktif yang dihasilkan. Masukkan arus medan berfungsi untuk
mengatur besarnya nilai keluaran daya reaktif dan tegangan hasilkan
oleh generator. Arus eksitasi tersebut dihubungkan ke bagian rotor
generator. Besarnya arus eksitasi yang mengalir pada belitan rotor
akan mempengaruhi nilai dari daya reaktif yang hasilkan sesuai
dengan persamaan daya reaktif yaitu 𝑄 = 𝑉 × 𝐼 × 𝑆𝑖𝑛 𝜑 ×√3 dimana I
adalah arus yang mengalir pada belitan rotor dan nilainya tergantung
dari besar arus eksitasi yang diberikan. Maka, besar arus eksitasi harus
terus dijaga agar daya yang dihasilkan oleh generator tetap pada nilai
nominalnya.

4. Pada Tanggal 12 Desember 2022 untuk beban puncak pada jam 16.00
WIB adalah daya semu sebesar 4.210,269 VA daya aktif sebesar
4.041,858 Watt dan daya reaktif sebesar 1.178.875 VAR.
5. Potensi air yang ada di PLTA KRACAK untuu saat ini
membangkitkan dengan menggunakan daya diantara 4 MW lebih, dan
setiap unit generator tidak beroprasi semua tergantung dari tinggi
kolam tandon harian (KTH).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Single Line Diagram PLTA Kracak

2. Lampiran Surat Balasan dari Perusahaan


3. Lampiran Surat Pernyataan Kerja Praktek
4. Surat Pengantar
5. Lampiran Long Sheet Keadaan dan Produksi Sub Unit PLTA Kracak

Anda mungkin juga menyukai