Disusun Oleh :
Judul Laporan :
KARAKTERISTIK PENGARUH ARUS EKSITASI TERHADAP DAYA
REAKTIF PADA GENERATOR DI PLTA KRACAK
Bogor, …. September 2023
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing
Menyetujui,
Team Leader PT. Indonesia
Program Studi Teknik Elektro
Power UP Saguling Sub.
Unit PLTA Kracak Ketua,
Telah dipertahankan di
depan Dewan Penguji Pada
Hari 2023
Menyetujui,
Program Studi Teknik Elektro
Ketua,
Nama Tempat Kerja Praktek : PT. Indonesia Power UP Saguling Sub Unit
PLTA Kracak
( ) SANGAT BAIK
( ) BAIK
( ) CUKUP BAIK
Futuh Ariffansyah
ABSTRAK
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan
Kerja Praktek ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, beserta seluruh
keluarga dan para sahabatnya serta mudah-mudahan sampai kepada kita umatnya
hingga akhir zaman nanti.
Dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh kelulusan dalam mata kuliah Kerja Praktek yang ada di
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan.
Dalam kesempatan ini, tak lupa penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Ir. Singgih Irianto, M.Si Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor.
2. Ir. Yamato, M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Pakuan Bogor.
3. Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M.Sc. Selaku Koordinator Kerja
Praktek Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Pakuan.
4. Ir. Dede Suhendi, M.T. Selaku Pembimbing Kerja Praktek Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.
5. Lita Agung, Selaku SPS-Assistant Manager PT. Indonesia Power UP
Saguling Sub Unit PLTA Kracak
6. Winu Wintolo, Selaku Team Leader PT. Indonesia Power UP Saguling
Sub Unit PLTA Kracak
7. Futuh Ariffansyah, Selaku Teknisi dan Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan arahan-arahan ketika melaksanakan Kerja Praktek.
8. Keving Dedi Suradi, Enday Sudaryat, Aditya Inata Putra, Selaku Teknisi
dan seluruh Staf serta Karyawan, yang telah memberikan arahan-arahan
dan membantu ketika melaksanakan Kerja Praktek.
9. Orang Tua dan Keluarga, tercinta yang selalu memberikan motivasi, doa
dan dukungan baik secara moril maupun materil terutama kepada kedua orang
tua yang selalu memberikan bimbingan serta mendoakan penulis.
Penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca laporan ini. Semoga semua
bantuan, dan amal baik dari semuanya mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Bogor,…
September 2023
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Data Spesifikasi Saluran Air dan Kolam Tandon Harian (KTH).................................
Tabel 3. 2 Data Spesifikasi Intake Valve.......................................................................................
Tabel 3. 3 Data Spesifikasi Surge Tank.........................................................................................
Tabel 3. 4 Data Spesifikasi Pipa Pesat...........................................................................................
Tabel 3. 5 Data Spesifikasi Turbin................................................................................................
Tabel 3. 6 Data Spesifikasi Generator...........................................................................................
Tabel 3. 7 Data Operasi Harian Generator PLTA Kracak.............................................................
DAFTAR LAMPIRAN
PLTA Sub Unit Kracak memiliki total kapasitas pembangkitan sebesar 18.9 MW,
sesuai dengan perencanaan pembangkitan kolam tandon harian Gunung Bubut,
ketinggian air yang tersedia pada kolam tandon harian Gunung Bubut minimal
150 cm dapat mengoperasikan pusat pembangkitan dan debit air minimal 1,14
m3
/detik dapat menghasilkan energi listrik sebesar 1 MW. Kemampuan PLTA Sub
Unit Kracak saat ini dalam menghasilkan energi listrik rata-rata sebesar 150.000
Kwh dalam satu tahun. [1]
Pada kesempatan ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian Kerja Praktek,
pada permasalahan diatas dengan judul “Karakteristik Pengaruh Arus Eksitasi
Terhadap Daya Reaktif Pada Generator”.
Pada bab ini akan membahas dan menganalisis data-data yang telah didapatkan
dilapangan, yang mana akan diaplikasikan ke dalam sebuah perhitunhan arus
eksitasi terhadap daya reaktif pada generator di PLTA Kracak.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi pembahasan tentang kesimpulan dari hasil “Karakteristik Pengaruh
Arus Eksitasi terhadap daya Reaktif pada Generator di PLTA KRACAK” pada
saat
kerja praktek.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PLTA kracak terdiri dari tiga unit pembangkit berkapasitas total 18,90 MW di
mana unit 1 dan 2 dibangun pada 1926 sedangkan unit 3 pada tahun 1958.
Lisrik yang dihasilkan disalurkan melalui Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITT)
Kedung Badak dan Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITT) Bunar.
Sedangkan untuk kapasitas Unit PLTA Saguling sendiri berkapasitas 700,72 MW.
7 Sub Unit itu antara lain : Sub Unit PLTA Bengkok dan Dago 3,85 MW ( Kab.
Bandung ), Sub Unit PLTA Plengan 6,87 MW ( Kab. Bandung ).
Lalu Sub Unit PLTA Lamajan 19,56 MW ( Kab. Bandung ), Sub Unit PLTA
Cikalong 19,20 MW ( Kab. Bandung ), Sub Unit PLTA Ubrug 18,36 MW ( Kab.
Sukabumi ), Sub Unit PLTA Karacak 18,90 MW ( Kab. Bogor ), Sub Unit PLTA
Parakan Kondang 9,90 MW ( Kab. Sumedang ). Sebagai salah satu Unit
Pembangkitan PT Indonesia Power, Saguling POMU berperan penting dalam
sistem kelistrikan Jawa Bali.
Lisrik yang dihasilkan disalurkan melalui Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi
(GITET) Saguling dan diinterkonesikan ke system jaringan se Jawa dan Bali
melalui Saluran Utama Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 KV. [1]
a. Visi
b. Misi
Menyediakan solusi energi yang andal, inovatif, ramah lingkungan dan melampui
harapan pelanggan.
2.4 Peta Wilayah Sub Unit PLTA Kracak
Run Off River atau ROR mengunakan bendungan atau tanggul berukuran kecil,
biasanya hanya sebagai penahan atau gerbang air dan bukan untuk menyimpan air
seperti bendungan (dam) umumnya. Tipe Run Off River maksudnya aliran air
untuk mengerakkan turbin dibuat tersendiri dengan cara memotong dan Tipe Run
Off River maksudnya aliran air untuk mengerakkan turbin dibuat tersendiri
dengan cara memotong dan mengalihkan aliran air sungai sesunguhnya. Berbeda
dengan tipe run on river bahwa tenaga untuk menggerakkan turbin diperoleh dari
aliran
sungai asli dengan cara membuat bendungan langsung pada arus sungai. [5]
a) Pengendapan pasir.
b) Pengendapan lumpur.
c) Reservoir.
Tabel 3. 1 Data Spesifikasi Saluran Air dan Kolam Tandon Harian (KTH)
3. Terowongan Tunnel
Terowongan pada dasarnya terdiri atas terowongan tekan dan terowongan tanpa
tekan di PLTA Kracak yang digunakan adalah terowongan tanpa tekan yang
dilengkapi dengan jalan inpeksi pakai ketika melakukan pemeliharaan saluran. [3]
4. Saluran Terbuka
Saluran terbuka adalah saluran induk yang berfungsi untuk mengalirkan air dari
KTH (Kolam Tandon Harian). [3]
5. Syphon
Syphon digunakan karena saluran harus melalui lembah yang lebar dan terbuat
dari beton berpenampang bulat Panel Distribusi Tegangan Rendah. [3]
6. Intake Valve
Intake Valve berfungsi sebagai pintu masuk air sebelum ke pipa pesat. Intake
valve ini dilengkapi dengan saringan (filter) yang terbuat dari baja, katup main
valve yang digerakan secara manual dan katup pengaman (Security Valve) yang
digerakan secraa hidrolik berjenis butterfly (Katup Kupu-Kupu). Berfungsi untuk
mengosongkan pipa bila ada kebocoran dan pada saat pemeliharaan dengan
spesifikasi sebagai berikut. [3]
Tabel 3. 2 Data Spesifikasi Intake Valve
Digerakan dengan 2 servo motor yang diletakan di sisi kiri dan kanan.
7. Surge Tank
Surge Tank berfungsi untuk meredam kejutan akibat tekanan
balik air dari pipa pesat dengan spesifikasi sebagai berikut. [3]
Gambar 3. 4 Surge
Tank Penstok I dan
II
8. Pipa Pesat
Pipa pesat berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke
turbin. Salah satu ujung pipa pesat dihubungkan pada security valve.
Sedangkan ujung yang lain diarahkan ke turbin. Secara mekanis
penstock berfungsi sebagai sarana pengubah tenaga kinetis dari
hidrostatik pada reservoir (penampung) menjaditenaga pontesial.
Tenaga air tersebut menjadi tenaga mekanik pada turbin. Turbin akan
menggerakan generator sehingga menimbulkan listrik. Dengan data-
data sebagai berikut. [3]
Pipa Pesat
Type :Steel & Beton
Diameter :1,4 :2,3 (m)
Jumlah :2 unit
Panjang :Besi. P : 761,6 m : Beton. P : 228,4 m
Besi. P : 394,63 m : Beton. P : 595,37 m
(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)
9. Main Valve
Main Valve terletak diantara ujung bawah pipa pesat dan turbin
berfungsi untuk membuka dan menutup air ke turbin baik
sedang beroperasi atau tidak beroperasi. Main valve ini
digerakan secara sistem hidrolik dilengkapi dengan katup by
pass untuk menyamakan tekanan air pada kedua sisi katup
tersebut dengan tekanan 10 bar. [3]
10. Turbin
Turbin air merupakan mesin yang berputar dan berfungsi unutk
merubah energi potensial air menjadi energi mekanik yang
terletak dilantai bawah dari gedung PLTA dan memiliki (tiga)
unit turbin dengan tipe Francis Vertical. [3]
Turbin
Jumlah : 3 Unit
Pabrik : VEVEY CHARMILLES
Type : Francis Vertical
Daya : 36,3 MW
Putaran : 750 rpm (Hasil Renovasi)
Debit : 7,2 m³/s
(Sumber: Sub Unit PLTA Kracak)
Gambar 3. 6 Turbin
Francis Vertical
Generator
Merk : Smit Slikkerveer
Type : VDG 215/125
Putaran : 750 rpm
Tegangan : 750 rpm (Hasil Renovasi)
Arus : 642 A
Phase :3
Frekuensi : 50 Hz
Ins Class :F
Cos φ : 0,9
Over Speed :1470 rpm
Serie : 40019
Kumparan DC yang ada pada medan magnet yang berputar yang di hubungkan
dengan sumber listrik DC melalui slip ring dan sikat arang tetapi ada juga yang
tidak menggunakan sikat arang disebut brushless excitation. Menurut hukum
faraday “Generator bekerja apabila sepotong kawat penghantar listrik berada
dalam medan magnet yang berubah-ubah, maka dalam kawat tersebut akan
terbentuk gaya gerak listrik”. [6]
b) Stator Generator
Stator adalah komponen dari generator sinkron yang diam dan sebagai tempat
diletakkan kumparan jangkar Stator terdiri dari dua bagaian yaitu kumparan
jangkar dan inti besi (core). [7]
1. Kumparan Jangkar
Kumparan jangkar adalah penghantar utama arus yang berupa gulungan kawat
yang terisolasi dan di tempatkan pada sekat sekat dari inti besi. Kumparan jangkar
ini berfungsi sebagai tempat terjadinya GGL induksi yang diakibatkan adanya
perpotongan medan magnet putar dari rotor yang memotong kumparan jangkar.
Pada kumparan jangkar akan menghasilkan arus bolak balik 3 fasa jika terhubung
dengan beban. Arus keluaran bisa mengakibatkan panas pada generator yang bisa
mengganggu kinerja dari generator apabila terlalu lama dapat menimbulkan
kerusakan pada isolasi generator dan member efek pemanasan pada inti besi.
Inti besi adalah bagian tempat untuk memasang kumparan jangkar dan tempat
mengalirnya induksi fluks magnet yang memotong kumparan jangkar pada stator.
Inti besi terbuat dari susunan plat-platbesi silicon magnetiktipis dengan ketebalan
0,35-0,5 mm yang membentuk suatu cakram, bentuk dari bagian sisi dalam
seperti gigi yang membentuk slot untuk posisi pemasangan kumparan tembaga.
Plat yang membentuk inti tersebut antara satu sama lain dipishkan dengan isolasi
tipis yang terbuat dari varnish yang di panaskan. Plat-plat yang berbentuk cakram
kemudian
disatukan dan dibentuk seperti silinder yang disebut sebagai stator core. Inti besi
stator terdiri dari laminasi-laminasi plat besi yang terisolasi dengan vernis atau
kertas isolasi (implenated paper).
a. Kutub Menonjol
Yaitu tipe rotor generator yang digunakan untuk kecepatan yang rendah dan
sering digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Biasanya jumlah
kutupnya ada 6 (enam) kutup magnet atau lebih yang bentuknya menonjol.
(sunarlik, 2011).
𝑁𝑟 = 120×𝑓…………………………………………...…..(3.4)
𝑝
Dimana:
Nr = Kecepatan Putaran (rpm) F = Frekuensi (Hz) P = Jumlah Kutub Magnet
Untuk membuat kutub magnet dalam rotor, dengan sistem elektromagnetik adalah
mengalirkan listrik arus searah pada kumparan medan. Dengan memberikan arus
listrik pada kumparan medan magnet atau eksitasi ke rotor dapat dilakukan
dengan “slip ring” atau dengan cara melalui poros dari mesin eksitasi
dengan sistem penyearah. Eksitasi atau penguatan medan magnet pada rotor dapat
menghasilkan panas pada kumparan medan magnet dan arus pusar dalam inti
rotor yang menimbulkan panas pada rotor, sehingga rotor perlu di dinginkan.
Untuk mendingikan apabila rotor mengalami kepanasan dengan cara mengalirkan
udara dingin atau hydrogenmelewati saluran udara pada sisi kumparan medan
magnet. Agar sirkulasi udara bekerja maka pada rotor generator dipasang baling
baling sebagai blower. [7]
Besarnya terhadap waktu adalah tetap. Penggerak mula yang terhubung
dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan
yang ditentukan. Perputaran rotor akan sekaligus memutar medan magnet yang
akan dihasilkan kumparan medan, medan magnet yang dihasilkan rotor ketika
diputar, akan di induksikan pada jangkar atau lilitan tembaga pada stator yang
akan menghasilkan fluks magnetic yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu.
Adanya perubahan fluks magnetik dikelilingi oleh lilitan kumparan menghasilkan
gaya gerak listrik induksi pada ujung-ujung kumparan. Jika rotor berputar searah
jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan kumparan. Satu putaran
rotor dalam 1 sekon menghasilkan satu siklus per detik atau 1 hertz. Apabila
kecepatanya 60 putaran per menit, frekuensi 1 hertz. Jika frekuensi 60 hertz, maka
rotor harus berputar 3600 RPM dengan kecepatan rotor. [6]
Gambar 3. 11 Diagram Generator AC 4 Phasa Dua Kutub
(Sumber:https://hasrulbakri.wordpress.com/2010/03/15/prinsip-kerja-generator-
sinkron-3-fase/ )
3.5 Automatic Voltage Regulator (VAR)
Automatic Voltage Regulator (AVR) adalah sebuah divais pengatur tegangan
yang digunakan pada generator sinkron untuk menyetabilkan tegangan
keluaran yang dihasilkan dari generator sinkron. AVR memegang peranan
penting dalam pembentukan tegangan terminal generator sinkron dalam suatu
pembangkit.
Adanya perubahan-perubahan beban akan menyebabkan tegangan output terminal
generator berubah-ubah sehingga dibutuhkan alat penyetabil tegangan (AVR)
dengan melihat nilai arus eksitasi pada penguat tegangan (eksiter). Persentase
tegangan jatuh (drop tegangan) yang terjadi antara tegangan yang dibangkitkan
generator terhadap tegangan ouput generator dapat dilihat dari nilai regulasi
tegangan. peran dan penggunaan AVR sebagai pengendali tegangan generator
sinkron. [8]
a. Jika tegangan output tinggi maka error signal (+) AVR akan memberi
perintah untuk mengurangi arus eksitasi.
b. Jika tegangan cocok dengan harga set poin (0) maka AVR tidak
akan memberikan perintah apapun.
c. Jika tegangan output rendah maka error signalakan (-) maka AVR
akan memberi perintah agar menambahkan arus eksitasi.
d. Memberikan pengaturan arus esitasi dalam kondisi gangguan
supaya tidak keluar dari sinkronisasi.
Menurunkan tegangan dengan cepat apabila generator terlepas dari beban yang
akan mengakibatkan terjadinya over voltage.
Gambar 3. 12 Diagram Blok Automatic Voltage Regulator
(Sumber: Aslom : 2015)
3.6 Governor
Gavernor adalah sebuah peralatan mekanis yang berfungsi untuk mengatur
putaran dari sebuah mesin (Turbin), yaitu dengan cara mengatur jumlah
masuknya aliran fluida (air) ke turbin. Pada dasarnya kerja dari sebuah governor
itu sederhana, hanya mengandalkan kecepatan putaran mesin itu sendiri. Sebuah
governor terhubung dengan sebuah poros yang berputar.
Sepasang bandul dihubungkan pada poros, bandul tersebut berputar seiring
dengan adanya perputaran poros. Gaya sentrifugal yang terjadi akibat
adanya putaran menyebabkan bandul terlempar. Bandul tersebut dihubungkan
dengan collar yang terdapat pada poros, collar akan naik sesuai dengan
perherakan keluar dari gaya berat pada bandul dan jika bandul bergerak turun
maka collar akan bergerak turun. Pergerakan collar ini digunakan untuk
mengoperasikan atau mengatur aliran fluida (air).
Prinsip Kerja Governor Turbin air dilengkapi dengan frequency control dan
merupakan peralatan pengaturan control valve. Control valve akan membuka
untuk menambah kapasitas air ketika frekuensi turun dari nominal atau
sebaliknya, akan menutup untuk mengurangi kapasitas air ketika frekuensi naik.
[10]
Gambar 3. 13 Sistem Kerja Governor
(Sumber:
https://jurnal.unma.ac.id/index.php/ST/article/download/944/899)
Dengan melihat 3.14 maka dapat ditulis persamaan tegangan generator sinkron
sebagai berikut:
𝐸𝑜 = 𝑉𝑡 +(𝑅𝑎+𝑗𝑋𝑎)𝑎……………………………………………………….(3.2)
Dimana:
Sistem eksitasi tanpa sikat sama sekali tidak bergantung pada sumber listrik
eksternal, melainkan dengan menggunakan pilot exciter dan sistem penyaluran
arus eksitasi ke rotor generator utama, maupun untuk eksitasi eksiter tanpa
melalui media sikat arang. Pilot exciter terdiri dari sebuah generator arus bolak
balik dengan magnet permanen yang terpasang pada poros rotor dan kumparan
tiga fasa pada stator.
a. Rugi Hyeteresis
Hyteresis yaitu terjadi pada jangkar generator arus searah karena setiap bagian
jangkar dipengaruhi oleh pembalikan medan magnet sebagaimana bagian bawah
kutub-kutup yang berurut.
Dari gambar di atas dengan menganggap ab sebagai potongan kecil dari jangkar.
Apabila potongan ab berada pada kutub N, garis-garis magnet lewat dari a ke b.
Setengah putaran selanjutnyasama pada potongan besi yang berada pada kutup S
dan garis maknetik lewat dari b ke a oleh karena itu sifat magnet dalam besi
dibalik. Pada inti jangkar dapat membalik molekul-molekul secara terus menerus.
Beberapa daya diserap sehingga mengebabkan menimbulkan pemanasan pada inti
jangkar. Daya yang diserap akan berubah menjadi panas dianggap sebagai rugi-
rugi pada inti jangkar dan menyebabkan fluksi sisa pada kumparan jangkar
disebut rugi hysteresis.
b. Rugi Arus Pusar
Yaitu disebabkan arus mengalir pada inti menyebabkan panas yang dapat
menaikkan temperatur dan menyebabkan penurunan efisiensi. Apabila inti besi
padat yang digunakan sebagai inti jangkar, resistansi terhadap arus pusar akan
menjadi kecil di sebabkan oleh lebarnya luas penampang inti. Maka nilai arus
pusar dan arus pusarnya akan meningkat.
c. Rugi Rugi Mekanis
Rugi-rugi mekanis dapat disebabkan oleh gesekan antara bagian yang berputar
dengan bagian yang diam dari motor. Misalnya gesekan pada bearing atau
bantalan peluru dengan as motor. Rugi-rugi angin dapat disebabkan antara
gesekan bagian generator yang berputar dengan udara didalam rumah generator.
a. Daya Aktif
Daya aktif adalah daya yang dipakau untuk energi yang sebenarnya satuannya
adalah watt. Daya aktif sering digunakan untuk daya listrik dan dikonversikan
dalam bentuk kerja. Contohnya energi panas, cahaya, mekanik dan sebagainya.
Adapun rumus daya perfasa adalah sebagai berikut: [14]
𝑃 = 𝑉𝑃 × 𝐼𝑃
𝑐𝑜𝑠𝜑………………………...………………………………(3.6)
Dan daya 3 fasa
𝑃 = √3 × 𝑉𝐿 × 𝐼𝐿
𝑐𝑜𝑠𝜑……………………………………….…………(3.7)
Dimana :
P = Daya Aktif (Watt)
𝜑 = Power Faktor
b. Daya Reaktif
Daya reaktif yaitu jumlah daya yang di perlukkan dalam pembentukan medan
magnet. Dengan dilakukannya pembentukan medan magnet maka akan
menghasilkan fluks medan magnet. Misalnya peralatan yang menimbulkan daya
reaktif yaitu transformator, motor listrik, lampu pijar dan sebaginya. Satuan
dalamVAR.[16] adapun rumus daya perfasa adalah sebagai berikut:
𝑄 = 𝑉𝑃 × 𝐼𝑃 sin 𝜑 (3.8)
Dan daya 3 fasa
𝑄 = √3 × 𝑉𝐿 × 𝐼𝐿 sin 𝜑 (3.9)
Q = Daya Reaktif (VAR)
𝑉𝑝 = Tegangan perfasa (Volt)
𝜑 = Power Faktor
c. Daya Semu
Daya semu yaitu daya yang dihasilkan antara perkalian dan arus dalam suatu
jaringan atau daya hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif.
Dengan satuannya adalah VA.
Rumus daya perfasa adalah sebagai berikut.
𝑆 = 𝑉𝑃 × 𝐼𝑃…………………………………………………...…………..(3.10)
Dan daya 3 fasa
𝑆 = √3 × 𝑉𝐿 × 𝐼𝐿 (3.11)
Dimana :
S = Daya Semu (VA)
𝑉𝑝 = Tegangan perfasa (Volt)
𝐼𝑝 = Arus perfasa (Ampere)
𝑉𝐿 = Tegangan 3 fasa (Volt)
𝐼𝐿 = Arus 3 fasa (Ampere)
V = 5410 V I = 374 A
S = 𝑉 × 𝐼 × √3
= 5410 × 374 × √3
= 3504527.6 𝑉𝐴
S = 3.50 𝑀𝑉𝐴
Jam 14.00
V = 5520 V I = 405 A
S = 𝑉 × 𝐼 × √3
= 5520 × 405 × √3
= 3872172.7
S = 3.87 𝑀𝑉𝐴
Jam 15.00
V = 5630 V I = 407 A
S = 𝑉 × 𝐼 × √3
= 5630 × 407 × √3
= 3929832.7 𝑀𝑉𝐴
S = 3.92 𝑀𝑉𝐴
Jam 16.00
V = 5930 V I = 412 A
S = 𝑉 × 𝐼 × √3
= 5930 × 412 × √3
= 4231677.2 𝑀𝑉𝐴
S = 4.23 𝑀𝑉𝐴
Untuk mencari besar daya reaktif (Q) pada masing-masing nilai, dapat
menggunakan persamaan (3.8).
Pada persamaan (3.8) Q merupakan daya reaktif. V adalah tegangan keluaran
generator, I merupakan arus keluaran dari generator, dan Sin 𝜑 adalah faktor
reaktif. √3 berasal dari perhitungan untuk penjumlahan vektor 3 phasa arus listrik
yang saling berbeda 120˚.
Cos 𝝋 = 0,96
𝝋 = Cosˉ¹0,96 = 16,26˚
Sin 𝝋 = Sin 16,26˚ = 0,2799
= 0,28
Jam 13.00
Q = 𝑉 × 𝐼 × 𝑆𝑖𝑛 𝜑 × √3
= 9104275 𝑉𝐴𝑅
S = 0.91 𝑀𝑉𝐴𝑅
Jam 14.00
S = 𝑉 × 𝐼 × 𝑆𝑖𝑛 𝜑 × √3
= 1084208 𝑉𝐴𝑅
S = 1.08 𝑀𝑉𝐴𝑅
Jam 15.00
S = 𝑉 × 𝐼 × 𝑆𝑖𝑛 𝜑 × √3
= 1111274 𝑉𝐴𝑅
S = 1.11 𝑀𝑉𝐴𝑅
Jam 16.00
S = 𝑉 × 𝐼 × 𝑆𝑖𝑛 𝜑 × √3
= 1184869 𝑉𝐴𝑅
S = 1.18 𝑀𝑉𝐴𝑅
Dibawah ini merupakan data daya reaktif yang diperoleh dari hasil
perhitungan.
3
2.5
2
1.5 90 90 92 94
Arus Eksitasi
Gambar 4.1 Hubungan Arus Eksitasi dengan Daya Reaktif
(Sumber : Sub Unit PLTA Kracak)
Dari grafik yang ditampilkan pada gambar di atas memperlihatkan besarnya arus
eskitasi yang diberikan pada generator PLTA Kracak memiliki pengaruh terhadap
daya reaktif yang dihasilkan, maka harus dilakukan pengendalian agar tetap
berada pada batas nominalnya. Pada saat beban puncak, tegangan yang terukur
pada sistem relatif lebih rendah, hal tersebut dikarenakan pengaruh dari nilai
beban induktif yang harus di kendalikan oleh sistem, sehingga menyebabkan
tegangan output generator terlihat lebih rendah dari batas nominal. Penyelesaian
yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut, maka daya reaktif pada
generator tersebut dinaikkan dengan tujuan agar tetap mampu mengirimkan daya
reaktif ke sistem. Dengan demikian, terjadi peningkatan terhadap tegangan
generator sesuai dengan nilai nominalnya. Untuk menaikan atau menurunkan daya
reaktif generator, arus eksitasi yang diberikan harus sebanding, maka tugas AVR
adalah mengontrol besar arus eksitasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
generator. Sebaliknya, saat kondisi tidak dalam beban tertinggi, kebutuhan beban
induktif dari sistem menjadi rendah, sehingga nilai daya reaktif generator relatif
lebih kecil dan tidak melebihi dari tegangan nominalnya, sehingga arus eksitasi
yang dialirkan ke rotor generator harus diturunkan agar dapat menurunkan daya
reaktif yang dihasilkan oleh generator. Terlihat dari bentuk grafik pada gambar 2,
besar nilai daya reaktif yang dihasilkan oleh generator berbanding lurus dengan
arus eksitasi yang diberikan.
= √3 × 5,9 ×412
S = 4.210,269 VA
b. Daya Aktif (P) menggunakan persamaan (3.7)
P = √3 × VL × IL × cos φ
P = 4.041,858 Watt
Q = √3 × 𝑉𝐿 × 𝐼𝐿 × 𝑠𝑖𝑛 𝜑
= √3 × 5,9 × 412 × 0,28
Q = 1.178.875 VAR
Jadi menurut data perhitungan keluaran generator Sub Unit PLTA Kracak pada
tanggal 12 Desember 2022 jam 16.00 WIB adalah daya semu sebesar 4.210,269
VA daya aktif sebesar 4.041,858 Watt dan daya reaktif sebesar 1.178.875 VAR.
BAB V
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
2. Saat arus eksitasi diatur di bawah nilai nominal, maka fluks magnet
yang terdapat pada stator akan menurun, sehingga tegangan yang
dihasilkan oleh generator juga ikut turun. Perubahan pada eksitasi
menjadi penyebab tegangan dan daya reaktif yang dihasilkan
generator mempunyai nilai batas tertinggi dan batas terendah.
Perubahan besarnya arus eksitasi juga mempengaruhi variasi nilai
beban pada besarnya daya reaktif.
4. Pada Tanggal 12 Desember 2022 untuk beban puncak pada jam 16.00
WIB adalah daya semu sebesar 4.210,269 VA daya aktif sebesar
4.041,858 Watt dan daya reaktif sebesar 1.178.875 VAR.
5. Potensi air yang ada di PLTA KRACAK untuu saat ini
membangkitkan dengan menggunakan daya diantara 4 MW lebih, dan
setiap unit generator tidak beroprasi semua tergantung dari tinggi
kolam tandon harian (KTH).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Single Line Diagram PLTA Kracak