Anda di halaman 1dari 82

Sistematis Pemulihan Blackout pada Pembangkit Listrik Tenaga

Gas dan Uap di PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power


Generation Unit (PGU)

LAPORAN KERJA PRAKTIK


Disusun untuk melaporkan hasil pembelajaran Praktik Kerja
Lapangan Program Studi Sarjana Terapan Teknik Listrik Industri
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro

OLEH :

MELISSA RAHMAWATI YUSUF 40040620650015

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN

Laporan Kerja Praktik di PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation
Unit (PGU) Jakarta yang telah dilaksanakan mulai tanggal 19 Januari 2023 – 19
Februari 2023, disusun oleh :

Nama : Melissa Rahmawati Yusuf


NIM : 40040620650015
Judul : Sistematis Pemulihan Blackout pada Pembangkit Listrik Tenaga
Gas dan Uap (PLTGU) di PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation
Unit (PGU)

Telah disetujui sebagai salah satu syarat terhadap laporan hasil pembelajaran
mahasiswa pada Praktik Kerja Lapangan Program Studi Sarjana Terapan Teknik
Listrik Industri Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro, pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui, Menyetujui,
Supervisi Senior Regu C Mentor Kerja Praktik
Operasi Control Room Blok 1-2 Regu Ahli Muda Operasi Control Room
C Blok 1-2 Regu C

Raminto Ikhe Athifiyah Syah Putra


NIP. 7393471K3 NIP. 941721718I

ii
HALAMAN PENGESAHAN UNIVERSITAS

Laporan Kerja Praktik di PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation
Unit (PGU) Jakarta yang telah dilaksanakan mulai tanggal 19 Januari 2023 – 19
Februari 2023, disusun oleh :

Nama : Melissa Rahmawati Yusuf


NIM : 40040620650015
Judul : Sistematis Pemulihan Blackout pada Pembangkit Listrik Tenaga
Gas dan Uap (PLTGU) di PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation
Unit (PGU)

Telah disetujui sebagai salah satu syarat terhadap laporan hasil pembelajaran
mahasiswa pada Praktik Kerja Lapangan Program Studi Sarjana Terapan Teknik
Listrik Industri Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro, pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui Menyetujui,
Ketua Program Studi D4 Teknik Dosen Pembimbing
Listrik Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro

Arkhan Subari, S.T., M.Kom Priyo Sasmoko, S.T., M.Eng


NIP. 197710012001121002 NIP. 197009161998021001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan
limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktik di PT.
PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit (PGU) Jakarta dengan judul
“Sistematis Pemulihan Blackout pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU) di PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit
(PGU)”.

Laporan ini penulis buat bertujuan untuk menjadi laporan terhadap pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 1 bulan pada 19 Januari 2023 sampai 19
Februari 2023 di PT. PLN Indonesia Power PRIOK PGU di daerah Jakarta.

Dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini tentu tidak lepas
dari dukungan, arahan dan bimbingan berbagai pihak dalam membantu penulis
memperbaiki dan menyempurnakan laporan Praktik Kerja ini. Maka dari itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak
terkait yang telah membantu, yaitu :
1. Allah SWT yang telah memberikan keberkahan, rahmat dan karunia dalam
penyusunan laporan Praktik Kerja ini.
2. Kepada Ayah, Ibu dan keluarga besar yang selalu memberi doa dan
dukugan dalam pembuatan laporan Praktik Kerja ini.
3. Prof Dr. Ir.Budiyono, M.Si, selaku Dekan Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro Semarang.
4. Dr. Ida Hayu Dwimawanti, M.m, selaku Wakil Dekan 1 Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro Semarang.
5. Dr. Eng. Vita Paramita, S.T., M.M., M.Eng, selaku Wakil Dekan 2 Sekolah
Vokasi Universitas Diponegoro Semarang.
6. Bapak Arkhan Subari, ST, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Teknik Listrik Industri Departemen Teknologi Industri Sekolah
Vokasi Universitas Diponegoro Semarang.

iv
7. Bapak Priyo Sasmoko, S.T.,M.Eng, selaku dosen pembimbing Kerja Praktik.
8. Bapak Igan Subawa Putra, S.T.,M.T, selaku General Manager PT. PLN
Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit (PGU).
9. Bapak Raminto, sekalu Supervisor Senior regu C bidang Operasi Central
Control Room (CCR) blok 1 dan blok 2.
10. Bapak Ikhe Athifiyah Syah Putra, selaku pembimbing dan pengajar selama
kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
11. Seluruh Tim Regu Operasi Central Control Room (CCR) PLTGU PRIOK
12. Alkhansa Fatiha Mafaza yang sudah mendukung penulis dalam
penyusunan laporan kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
13. Muhammad Choirrizal Alvinandella selaku pihak yang mendukung dan
membantu penulis dalam kegiatan dan penyusunan laporan Praktik Kerja.
14. Teman – teman D4 Teknik Listrik Industri Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro yang telah memberi dukungan dan doa terhadap kelancaran
kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
15. Serta seluruh pihak yang telah membantu seluruh rangkaian kegiatan dan
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini yang tidak dapat
disebutkan secara satu per satu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sepenuhnya sempurna, salah satunya
dikarenakan batas waktu kegiatan yang cukup singkat, Maka dari itu besar
harapan penulis terhadap kritik dan masukan yang dapat membangun penulis
untuk dapat lebih menyempurnakan pengetahuan penulis terkait pembahasan yang
penulis bawakan. Akhir kata, penulis berharap agar laporan Praktik Kerja
Lapangan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terkhususnya kepada
mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang.

Jakarta, 9 Februari 2023

Penulis

v
ABSTRAK

PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit (PGU) sebagai unit
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) memiliki empat blok
pembangkit untuk menghasilkan tenaga listrik yang dapat disalurkan kemasing-
masing gardu induk yang tersebar di daerah Jakarta dan sekitarnya dengan
kapasitas total berkisar 2.800 MW. Pada kondisi tertentu, terdapat beberapa hal
yang dapat menyebabkan blackout baik pada sistem transmisi, distribusi dan
pembangkit tenaga listrik, kondisi ini seperti bencana alam, kebakaran, dan
bencana lainnya yang mengganggu dan mengenai bagian gardu dan kabel listrik
sehingga mengakibatkan trip.

Pasalnya PLTGU tidak dapat menghasilkan listrik tanpa adanya tegangan yang
masuk kembali kedalam trafo, dan perputaran turbin pada generator tidak
diperkenankan dalam keadaan mati atau tidak berputar pada kondisi panas karena
dapat mengakibatkan kerusakan pada generator. Pada gas turbin yang dapat
menerima aliran DC (Dirrect Current) telah dipersiapkan cadangan baterai yang
men-supply tegangan untuk dapat memompa minyak pelumas guna menjaga
stabilitas putaran turbin, sedangkan untuk steam turbine yang hanya menerima
aliran AC (Alternating Current) telah dipersiapkan EDG (Emergency Diesel
Generator) sebagai tenaga cadangan yang berbahan bakar solar dan berfungsi
sebagai Steam Turbine Jacking Oil Pump Motor, Generator Air Side Seal Oil
Pump Motor, Generator Hydrogen Side Seal Oil Pump Motor, dan lain lain. Maka
dengan adanya studi mengenai sistematis pemulihan dan cara me-maintenance
pada komponen ketika kondisi pemadaman di PLTGU, dapat lebih siap beroperasi
tanpa merusak dan membahayakan sistem di PLTGU PT PLN Indonesia Power
PRIOK PGU dan PLTGU lainnya.

Kata Kunci : PLTGU, PRIOK PGU, Pemulihan Pemadaman Listrik, Pemadaman


Unit, Blackout, Trafo, Emergency Diesel Generator

vi
ABSTRACT

PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit (PGU) as a Gas and
Steam Power Plant (PLTGU) unit has four generating blocks to produce
electricity that can be distributed to each substation spread across Jakarta and its
surroundings with a total capacity of around 2,800 MW. Under certain
conditions, there are several things that can cause a blackout in both the
transmission, distribution and power generation systems, these conditions are
natural disasters, fires and other disasters that disrupt and affect parts of the
substation and power cables resulting in a trip.

This is because the PLTGU cannot produce electricity without the voltage going
back into the transformer, and the rotation of the turbine on the generator is not
allowed to be turned off or not rotating in hot conditions because it can cause
damage to the generator. In gas turbines that can receive DC (Direct Current)
flow, a battery backup has been prepared which supplies voltage to be able to
pump lubricating oil to maintain the stability of the turbine rotation, while for
steam turbines that only receive AC (Alternating Current) flow, EDG (Emergency
Current) has been prepared. Diesel Generator) as a backup power that uses
diesel fuel and functions as a Steam Turbine Jacking Oil Pump Motor, Air Side
Seal Oil Pump Motor Generator, Hydrogen Generator Side Seal Oil Pump Motor,
and others, so with a study on systematic recovery and how to maintain
components during blackout conditions at PLTGU, we can be more prepared to
operate without damaging and endangering the system at PLTGU PT PLN
Indonesia Power PRIOK PGU and other PLTGUs.

Keywords: PLTGU, PRIOK PGU, Power Outage Recovery, Unit Blackout,


Blackout, Transformer, Emergency Diesel Generator

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN.....................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN UNIVERSITAS.....................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................vi

DAFTAR ISI........................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi

DAFTAR TABEL................................................................................................xiii

BAB I.....................................................................................................................14

1.1 Latar Belakang........................................................................................14

1.2 Tujuan Kerja Praktik...............................................................................16

1.3 Manfaat Kerja Praktik.............................................................................17

1.3.1 Bagi Mahasiswa...............................................................................17

1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi.....................................................................17

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik.......................................17

1.5 Batasan Masalah......................................................................................18

1.6 Metode Pengumpulan Data.....................................................................18

1.7 Sistematika Penulisan Laporan...............................................................19

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................................20

2.1 Sejarah Perusahaan..................................................................................20

2.1.1 PT. PLN (Persero)............................................................................20

2.1.2 PLN Indonesia Power......................................................................22

2.2 Visi Misi PT. PLN (Persero)...................................................................24

2.2.1 Visi PT. PLN (Persero)....................................................................24

viii
2.2.2 Misi PT. PLN (Persero)...................................................................24

2.3 Visi Misi PLN Indonesia Power..............................................................24

2.3.1 Visi PT. PLN (Persero)....................................................................24

2.3.2 Misi PT. PLN (Persero)...................................................................24

2.4 Makna Logo PT. PLN (Persero)..............................................................24

2.5 Pengembangan Organisasi PT. PLN (Persero)........................................27

2.6 Gambaran Umum PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation
Unit (PGU).........................................................................................................28

2.7 Organisasi pada Perusahaan....................................................................30

2.7.1 Struktur Organisasi..........................................................................30

2.7.2 Tugas dan Wewenang Organisasi....................................................31

BAB III LANDASAN TEORI...............................................................................33

3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)...............................33

3.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).........34

3.3 Siklus Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap............................36

3.3.1 Siklus Brayton..................................................................................37

3.3.2 Siklus Rankine.................................................................................38

3.4 Prinsip Kerja Turbin Gas.........................................................................39

3.5 Prinsip Kerja Generator...........................................................................40

3.5.1 Jenis Generator.................................................................................42

3.5.2 Proteksi Generator............................................................................44

3.6 Prinsip Kerja Heat Recovery Steam Generator PLTGU PRIOK BLOK 1-
2 46

3.7 Komponen pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap....................48

BAB IV..................................................................................................................63

ix
4.1 Blackout pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).......63

4.1.1 Blackout Internal..............................................................................64

4.1.2 Blackout Eksternal...........................................................................64

4.2 Jenis Trip Blackout..................................................................................64

4.3 Prediksi dan Langkah Pemulihan Overload............................................65

4.4 Teknik Pemulihan Blackout....................................................................66

4.4.1 Teknik Ekor Cicak...........................................................................66

4.4.2 Sistem Pulau.....................................................................................67

4.5 Sistematis Kondisi Blackout....................................................................67

4.5.1 Kondisi Pembangkit Sebelum atau Pra Blackout.............................67

4.5.2 Kondisi Pembangkit Ketika Blackout..............................................67

4.5.3 Langkah Pemulihan Pembangkit Ketika Kondisi Blackout.............68

4.6 Potensi Bahaya Ketika Terjadi Blackout.................................................68

4.7 Standar Operasional Prosedur terhadap Gangguan di Pembangkit.........69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................79

5.1 Kesimpulan..............................................................................................79

5.2 Saran........................................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................80

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Logo PT. Pln (PERSERO)................................................................25


Gambar 2. 2 Bidang Persegi Vertikal Kuning.......................................................25
Gambar 2. 3 Tiga Gelombang................................................................................26
Gambar 2. 4 Petir atau Kilat...................................................................................27
Gambar 2. 5 PLTGU PRIOK.................................................................................29
Gambar 2. 6 Plant Overview..................................................................................29
Gambar 2. 7 Struktur Organisasi............................................................................30
Gambar 3. 1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap..........................................34
Gambar 3. 2 Konfigurasi Simple Cycle..................................................................35
Gambar 3. 3 Combine Cycle Gas Turbine Block Diagram....................................35
Gambar 3. 4 Diagram T-S PLTGU........................................................................36
Gambar 3. 5 Diagram P-V dan T-S........................................................................37
Gambar 3. 6 Diagram Siklus Rankine...................................................................38
Gambar 3. 7 Komponen Turbin Gas......................................................................39
Gambar 3. 8 Diagram Static Excitation System.....................................................42
Gambar 3. 9 Bentuk Rotor Kutub Silinder............................................................43
Gambar 3. 10 Bentuk Rotor Kutub Menonjol........................................................43
Gambar 3. 11 Konstruksi Mesin Generator Sinkron..............................................44
Gambar 3. 12 Overview HRSG PRIOK BLOK 2.................................................46
Gambar 3. 13 Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap.....................48
Gambar 3. 14 Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Gas...................................48
Gambar 3. 15 Filter Udara di PLTGU Priok..........................................................49
Gambar 3. 16 Air Filter PLTGU PRIOK...............................................................49
Gambar 3. 17 Close Up Air Filter PLTGU PRIOK...............................................49
Gambar 3. 18 Kompressor PLTGU.......................................................................50
Gambar 3. 19 Kompressor PLTGU PRIOK BLOK 2...........................................51
Gambar 3. 20 Variable Inlet Guide Vane PLTGU PRIOK....................................51
Gambar 3. 21 Piston VIGV PLTGU PRIOK.........................................................52

xi
Gambar 3. 22 Combusion.......................................................................................53
Gambar 3. 23 Combustor.......................................................................................53
Gambar 3. 24 Tempat Ruang Bakar PLTGU PRIOK BLOK 2.............................54
Gambar 3. 25 Combustion Chamber PLTGU PRIOK...........................................54
Gambar 3. 26 Seaglass Combustion Chamber.......................................................55
Gambar 3. 27 Gas Turbin.......................................................................................56
Gambar 3. 28 Turbin Gas PLTGU PRIOK (terlindungi).......................................56
Gambar 3. 29 Heat Recovery Steam Generation...................................................57
Gambar 3. 30 HRSG PLTGU PRIOK BLOK 2....................................................57
Gambar 3. 31 Separator.........................................................................................58
Gambar 3. 32 Steam Turbine.................................................................................59
Gambar 3. 33 Steam Turbine PLTGU Priok Blok 2..............................................59
Gambar 3. 34 Condensor PLTGU..........................................................................60
Gambar 3. 35 CONDENSOR PLTGU PRIOK BLOK 1-2...................................60
Gambar 3. 36 Generator.........................................................................................61
Gambar 3. 37 Generator PLTGU PRIOK Blok 1..................................................61
Gambar 3. 38 Pompa GENO atau Generator Cooling Water Pump......................62
Gambar 3. 39 Aliran Pompa GENO......................................................................62
Gambar 4. 1 External Action when Blackout.........................................................75
Gambar 4. 2 External Action when Blackout.........................................................76
Gambar 4. 3 CATT 1 : Syncronisation EDG ke Tegangan Pemakaian Sendiri....77
Gambar 4. 4 Explanation of CATT 2.....................................................................78
Gambar 4. 5 Explanation of CATT 3.....................................................................78

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perkiraan Frekuensi terhadap Keadaan..................................................63


Tabel 4.2 Penempatan Under Frecuancy Relay (UFR) Island PRIOK.................72
Tabel 4.3 Beban Island PRIOK.............................................................................73
Tabel 4.4 Data Emergency Diesel Generator Unit................................................74

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berjalan dengan perkembangan zaman dan intelektual manusia


akan berdampak terhadap penggunaan listrik yang dapat meningkat. Pada
dasarnya listrik merupakan kebutuhan primer bagi mahkluk hidup
terkhususnya manusia, karena keberadaannya yang menopang seluruh
aktivitas kehidupan manusia. Listrik juga menjadi kebutuhan penting
dalam keberjalanan suatu bangunan usaha. Menilik kembali bahwasanya
terdapat 3,98 juta perusahaan baru di Indonesia dalam 10 tahun terakhir
per tanggal 27 April 2017[1] serta konsumsi listrik yang meningkat
mencapai 1.109 kWh per kapita di kuartal III 2021 per September 2021
dengan jumlah pelanggan listrik yang telah melebihi target pemerintah
sepanjang tahun 2021, dan capaian saat ini telah mencapai 81,229 juta
pelanggan atau setara 102,6 persen dari target sebanyak 79,187 juta
pelanggan. Sementara realisasi tahun 2020 lalu sebanyak 78,663 juta[2].
Dalam hal ini menunjukkan bahwasanya PLN (Perusahaan Listrik
Negara) harus dapat meningkatkan pasokan listrik sesuai dengan
kebutuhan konsumen namun tetap diimbangi dengan frekuensi listrik
yang sesuai di Indonesia yaitu sebesar 50 Hz, perubahan pada besar nilai
frekuensi ini masih dapat ditoleransi selama masi didalam batas yaitu
seminimalnya 47,5 Hz semaksimalnya 52,5 Hz dan segera disesuaikan
oleh pihak PLN unit pembangkit terkhususnya di monitor pada bagian
Operasi Central Control Room (CCR).

PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit (PGU)


sebagai salah satu anak perusahaan PT. PLN (Persero), perusahaan ini
berfokus dan bergerak pada bidang penyediaan tenaga listrik. Selama

14
kegiatan kerja praktik, praktikan ditempatkan di Divisi Operasi Central
Control Room (CCR) Blok 1 dan Blok 2. Perusahaan PT PLN IP PRIOK
PGU merupakan salah satu unit kerja milik PT PLN Indonesia Power
yang berfokus pada Unit Pembangkit dan Jasa Pembangkit listrik. Unit
PLTGU Priok memiliki empat unit pembangkitan utama, yaitu blok 1-2
dengan kapasitas 1180 MW, blok 3 dengan kapasitas 740 MW, blok 4
dengan kapasitas 880 MW dan mengelola PLTD Senayan dengan
kapasitas 101 MW. Untuk blok 1 dan 2, masing-masing blok terdiri dari
3 Gas Turbine (GT), 3 Heat Recovery Steam Generator (HRSG), dan 1
Steam Turbine (ST), sedangkan blok 3 dan blok 4 terdiri dari 2 Gas
Turbine (GT), 2 Heat Recovery Steam Generator (HRSG), dan 1 Steam
Turbine (ST). Dalam operasinya PLTGU memiliki 2 siklus
pengoperasian yaitu siklus simple cycle dan siklus combined cycle[3].

Pada umumnya Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap


dibangun di pesisir, hal ini karena setiap unit PLTGU pada dasarnya
dilengkapi dengan desalination dan demineralization plant untuk
menghasilkan air demineralisasi, dengan sumber air dari air laut ataupun
air sungai. Oleh karena itu, PLTGU dibangun di tepi laut atau tepi sungai
agar memudahkan untuk mendapatkan sumber air yang akan dijadikan
menjadi air demineralisasi. Air demineralisasi ini adalah air murni yang
sudah tidak mengandung mineral seperti zat besi, kalsium dan lainnya.
Air demineralisasi ini yang akan digunakan untuk memproduksi uap
bertekanan sebagai penggerak turbin uap pada HRSG di PLTGU. Proses
desalination plant dan demineralization plant dilakukan terhadap air laut
dikarenakan air laut memiliki ion klorida yang bersifat korosif sehingga
dapat merusak komponen yang ada pada pembangkit sedangkan tujuan
lain dari air murni ini juga sebagai fluida untuk dapat mendinginkan
komponen di PLTGU. Maka dari itu air memiliki pengaruh penting
terhadap proses penghasilan listrik dari sumber gas dan uap namun, harus

15
melalui proses permunian agar tidak membahayakan dan merusak
komponen – komponen yang terdapat pada PLTGU.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) ini pasalnya
tidak dapat beroperasi ketika tidak mendapatkan tegangan kembali
kedalam generator melalui trafo, sehingga ketika kondisi blackout maka
EDG (Emergency Diesel Generator) akan aktif secara otomatis sebagai
sumber untuk men-supply beban essential (beban yang tidak boleh mati)
pada PLTGU. Maka dari itu, pada kondisi pemadaman ini diharuskan
adanya alternatif pasokan yang men-supply, guna menjaga komponen-
komponen PLTGU dari kerusakan, menghindari pemadaman listrik baik
per unit atau total (blackout) dalam jangka panjang, dan dapat melakukan
black-start dengan lebih efektif dan efisien.

1.2 Tujuan Kerja Praktik

Tujuan pelaksanaan pada kerja praktik ini adalah untuk dapat


memanfaatkan dengan mengimplementasikan ilmu pengetahuan,
wawasan dan keterampilan selama masa perkuliahan. Sehingga, mampu
meningkatkan potensi, minat dan kemampuan terhadap mahasiswa agar
mampu bersaing dalam dunia kerja yang semakin kompetitif seiring
perkembangan zaman.
Selain itu, tujuan dari Praktik Kerja ini adalah sebagai berikut :
 Mempelajari dan memahami secara cukup mendalam terkait
sistematis kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) terutama di ranah PRIOK PGU
 Memahami terkait system maintanance berjangka pada system
PLTGU terutama di PRIOK PGU
 Memahami sistematis ketika kondisi pemadaman listrik dan tahap
an pemuliham pemadaman di PLTGU

16
 Dapat mengimplementasikan secara langsung dari teori dan
penjelasan yang telah dipaparkan
 Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses pendidikan
dan pelatihan terhadap pengalaman kerja

1.3 Manfaat Kerja Praktik

1.3.1 Bagi Mahasiswa


 Memperoleh pengalaman untuk memahami suasana dan
lingkungan dalam dunia kerja di PT. PLN IP PRIOK PGU
 Memperoleh kompetensi secara teori dan praktik dalam
lingkup kerja PLN terkhususnya bagian pembangkit
 Mendapatkan pembelajaran mengenai tata cara kerja,
komunikasi dan pengalaman baik secara individu maupun
kelompok dalam lingkup kerja
 Mengukur kemampuan mahasiswa dalam ilmu, wawasan,
keterampilan dan perilaku serta menilik kembali
kekurangan yang harus dipelajari guna mempersiapkan
diri dalam lingkup dunia kerja yang semakin kompetitif

1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi


 Meningkatkan jalinan hubungan baik antara instansi
Pendidikan dengan dunia pekerjaan
 Memperoleh gambaran mengenai sistematis perusahaan
guna mengembangkan system atau kurikulum pendidikan
 Dapat mendidik mahasiswa dan meningkatkan intregitas
instansi terhadap dunia kerja

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik

Kegiatan Kerja Praktik ini dilaksanakan pada :

17
Tempat : PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation
Unit, Jl. RE. Martadinata, Ancol, Pademangan, Ancol,
Kec. Pademangan, Jkt Utara, DKI Jakarta 14310
Waktu : 19 Januari 2023 – 19 Februari 2023

1.5 Batasan Masalah

Pada laporan Kerja Praktik ini telah ditentukan pembahasan


utama guna menghindari penyimpangan dan keluarnya batasan
pembahasan yang akan dibawakan yaitu :
1. Kondisi pemadaman listrik terhadap Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
2. Pemulihan ketika kondisi pemadaman listrik pada
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).

1.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan Kerja Praktik ini tentu menggunakan


sebuah metode guna membantu dan mempermudah dalam proses
penyusunannya. Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini
adalah :
a. Metode Interview
Interview atau wawancara adalah salah satu teknik
pengumpulan data dengan melalukan tanya jawab secara
langsung maupun tidak, sehingga akan mencapai suatu data
secara kualitatif
b. Metode Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan
melakukan tinjauan atau pengamatan secara langsung selama

18
keberjalanan kegiatan di perusahaan dengan hasil yang dapat
berupa data kualitatif maupun kuantitatif
c. Metode Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah salah satu teknik pengumpulan data
melalui beberapa sumber referensi atau buku yang berkaitan
dengan pembahasan yang dibawakan

1.7 Sistematika Penulisan Laporan

Dalam penyusunan laporan Praktik Kerja ini memiliki sistematika


penulisan laporan agar dapat memaksimalkan materi yang disampaikan
dan laporan Praktik Kerja ini menjadi lebih tersusun, terarah, tersturktur,
jelas dan baik. Sistematika Penulisan Laporan yaitu sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan kegiatan,
manfaat kegiatan, tempat dan waktu pelaksanaan
kegiatan, Batasan masalah dalam pembahasan, metode
penyusunan dan sistematika penyusunan laporan Praktik
Kerja.
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Menjelaskan mengenai gambaran secara umum terhadap
perusahaan yang menjadi tempat kerja praktik yaitu
gambaran umum terkait PT. PLN (Persero) dan anak
perusahaannya yaitu PT. Indonesia Power serta
gambaran umum mengenai PT. PLN Indonesia Power
PRIOK PGU sebagai jasa pembangkit listrik
menggunakan gas dan uap.
BAB III : LANDASAN TEORI
Menjelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan
pembahasan utama pada laporan Kerja Praktik yaitu

19
terkait Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) serta sistematis pada kondisi blackout di
PLTGU.
BAB IV : PEMBAHASAN
Menjelaskan mengenai pembahasan utama yaitu terkait
sistematis pemulihan ketika kondisi Ketika terjadi
(blackout)
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Memuat terkait kesimpulan serta saran terhadap
rangkaian kegiatan Kerja Praktik
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

2.1.1 PT. PLN (Persero)


Kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19,
pada saat beberapa perusahaan milik Belanda, antara lain pabrik
gula dan teh lalu mendirikan pembangkit tenaga listrik yang
diperlukan untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk
kemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta milik
Belanda yaitu NV. Nign yang pada mulanya bergerak di bidang
gas memperluas usahanya dibidang listrik untuk kemanfaatan
umum, pada tahun 1927 pemerintah Belanda membentuk S’land
Waterkracht Bedruven, yaitu perusahaan listrik negara yang
mengelola PLTA Plegan, PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dago,
PLTA Ubrug dan Kracak di daerah Jawa Barat, PLTA Giringan
di Madiun, PLTA TES di Bengkulu, PLTA Tonsea Lama di
Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu di beberapa kota
praja dibentuk perusahaan-perusahaan listrik kota praja.

20
Tahun 1943-1945 merupakan periode menyerahkanya
pemerintah Belanda kepada Jepang di perang dunia II, maka
perusahaan listrik dan gas ini diambil alih oleh pemerintah Jepang
dan dikelola menurut situasi daerah tertentu seperti perusahaan
listrik Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, dan lain-
lain. Dengan jatuhnya Jepang ke tangan sekutu dan
diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, perusahaan listrik tersebut berhasil direbut oleh
para pemuda dan diserahkan ke pemerintah pada bulan
September 1945. Setelah berhasil merebut perusahaan listrik,
maka pada tanggal 27 Oktober 1945 dibuatlah Perusahaan
Jawatan Listrik dan Gas dengan kapasitas 157,5 MW yang
berkedudukan di Yogyakarta melalui ketetapan Presiden
Republik Indonesia Nomor 1/SD/1945. Dengan adanya hal
tersebut, maka tanggal 27 Oktober dikenal dengan Hari Listrik
Nasional.

Pada masa Agresi Belanda I (19 Desember 1948)


perusahaan listrik yang dibentuk dengan Ketetapan Presiden di
atas dikuasai oleh pemilik semula. Pada Agresi Militer II
Sebagian besar kantor jawatan listrik dan gas direbut kembali
oleh Pemerintah Belanda, sedangkan perusahaan listrik swasta
diserahkan pada pemilik semula sesuai hasil Konferensi Meja
Bundar (KMB).

Pada tahun 1952 berdasarkan Keputusan Presiden RI


Nomor 163 tanggal 3 Oktober 1953 tentang nasionalisasi
perusahaan listrik milik bangsa Belanda yaitu jika kasasi
penguasaannya telah berakhir, maka perusahaan listrik milik
swasta tersebut diambil alih dan digabungkan ke jawatan negara.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 86 tahun 1958
tanggal 27 desember 1958 yang berisi Nasionalisasi Perusahaan

21
Listrik Belanda, maka Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda
berada di tangan Indonesia. Pada tahun 1959 setelah Dewan
Direktur Perusahaan Listrik Negara (DD PLN) terbentuklah
berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara
dan melalui Peraturan pemerintah RI No. 67 Tahun 1961
dibentuklah Badan Pimpinan Umum PLN (BPU PLN) yang
mengelola semua Perusahaan Listrik Negara dan Gas dalam satu
wadah organisasi. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan
dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas
Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit
tenaga listrik PLN mencapai 300MW. Tahun 1972 PLN
ditetapkan sebagai perusahaan umum melalui Peraturan
pemerintah No. 10, Pemerintah juga memberi tugas bidang
kelistrikan kepada PLN untuk mengatur, membina, mengawasi,
dan melaksanakan perencanaan umum di bidang kelistrikan
nasional disamping tugas-tugas sebagai perusahaan.

Tugas-tugas semula yang dipikul PLN secara bertahap


dikembalikan ke Departemen sehingga PLN dapat lebih
memusatkan fungsinya sebagai perusahaan. Berdasarkan
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI No. 10 tahun 1989
tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik ditetapkan
bahwa PLN merupakan salah satu pemegang kekuasaan usaha
tenaga listrik. Sesuai dengan makna yang terkandung dalam
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1990
tentang Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara. Peraturan
ini merupakan dasar hukum pengelolaan PERUM Listrik Negara
sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan. 20 Dalam
rangka meningkatkan efisiensi usaha penyediaan tenaga listrik
maka PERUM Listrik Negara yang didirikan dengan PP No. 17
tahun 1990 dinilai memenuhi persyaratan untuk dialihkan

22
bentuknya menjadi PERSERO. Selanjutnya dengan PP No. 23
Tahun 1994 tanggal 6 April 1994 tentang pengalihan bentuk
PERUM menjadi PERSERO hal ini tercantum dalam anggaran
dasar PT. PLN (PERSERO) Akte Notaris Sujipto, SH No. 109
tanggal 30 Juli 1994.

2.1.2 PLN Indonesia Power


Indonesia Power merupakan salah satu anak Perusahaan
PT PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995
dengan nama PT PLN Pembangkitan Jawa Bali I (PT PJB I).
Pada tanggal 8 Oktober 2000, PT PJB I berganti nama menjadi
Indonesia Power sebagai penegasan atas tujuan Perusahaan untuk
menjadi Perusahaan pembangkit tenaga listrik independen yang
berorientasi bisnis murni.

Kegiatan utama bisnis Perusahaan saat ini yakni fokus


sebagai penyedia tenaga listrik melalui pembangkitan tenaga
listrik dan sebagai penyedia jasa operasi dan pemeliharaan
pembangkit listrik yang mengoperasikan pembangkit yang
tersebar di Indonesia.

PT. Indonesia Power yang selanjutnya disebut sebagai


perusahaan yang mengelola bisnis penyediaan solusi energi yang
meliputi penyediaan tenaga listrik yang ekonomis, bermutu tinggi
dengan keandalan yang baik serta jasa operasi dan pemelihataan
yang tersebar mulai dari pulau Sumatra sampai dengan papua.
Saat ini PT Indonesia Power telah memiliki 4 anak perusahaan, 1
perusahaan JV, 2 perusahaan asosiasi dan 3 anak perusahaaan di
bawah PT PIT serta 3 JV di bawah PIT. Kegiatan di usaha ini
seperti bergerak dalam bidang LNG, penjualan batu bara, port
management, O&M kapal keruk, maintenance repair and
overhaul(MRO) service dan stockiest, dan sewa genset,

23
participating interest, penugasan EBT, jasa penunjang
ketenagalistrikan dan perd

Berdasarkan anggaran dasar, maksud dan tujuan serta


kegiatan usaha perusahaan ini adalah untuk menyelenggarakan
usaha ketenagalistrikan berdasarkan prinsip industri dan niaga
yang sehat dengan meenerapkan prinsip-prinsip perseroan
terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan, perusahaan dapat
melaksanakan kegiatan usaha dalam ruang lingkup bisnis
perusahaan. Selain itu, perusahaan dalam melakukan kegiatan
juga selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan stakeholder-nya

2.2 Visi Misi PT. PLN (Persero)

2.2.1 Visi PT. PLN (Persero)


Menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara
dan No. 1 pilihan pelanggan untuk solusi energi.

2.2.2 Misi PT. PLN (Persero)


 Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan,
dan pemegang saham.
 Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
 Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi.
 Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.3 Visi Misi PLN Indonesia Power

24
2.3.1 Visi PT. PLN (Persero)
Menjadi Perusahaaan Energi Terbaik yang Tumbuh
Berkelanjutan

2.3.2 Misi PT. PLN (Persero)


Menyediakan solusi energi yang andal, inovatif, ramah
lingkungan dan melampaui harapam pelanggan.

2.4 Makna Logo PT. PLN (Persero)

Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi yang


digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan
Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76/ Warna 1
Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik
Negara.

GAMBAR 2. 1 LOGO PT. PLN (PERSERO)

Pada logo PT. PLN (Persero) tentu terdapat makna yaitu :

 Bidang Persegi Panjang Vertikal

25
GAMBAR 2. 2 BIDANG PERSEGI VERTIKAL KUNING

Menjadi bidang dasar pada elemen-elemen lambang


lainnya, bidang persegi panjang berwarna kuning
tersebut memiliki arti bahwa PT. PLN (Persero)
merupakan wadah
atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.
Warna kuning untuk melambangkan pencerahan, seperti
yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan
pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga
melambangkan semangat yang menyala-nyala yang
dimiliki tiap insan berkarya di perusahaan ini.

 Tiga Gelombang

GAMBAR 2. 3 TIGA GELOMBANG

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan


oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan
yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang
seiring sejalan dengan kerja keras para instan PT. PLN

26
(persero) guna memberikan layanan terbaik bagi
pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan
kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik
yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia.
Disamping itu, buri juga melambangkan keandalan yang
dimiliki insani perusahaan dalam memberikan layanan
terbaik bagi perusahaan pelanggannya.

 Petir atau Kilat

GAMBAR 2. 4 PETIR ATAU KILAT

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di


dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan
oleh perusahaan. selain itu, petir juga melambangkan
kerja cepat dan tepat para insan PT. PLN (Persero)
dalam memberikan solusi terbaik bagi para
pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan
kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di
Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta
tiap insan perusahaan serta keberanian dalam
menghadapi tantangan perkembangan zaman.

2.5 Pengembangan Organisasi PT. PLN (Persero)

27
Cakupan operasi PLN sangat luas meliputi seluruh wilayah di
Indonesia yang terdiri dari 13.000 pulau. Dalam perkembangannya, PT.
PLN (Persero) telah mendirikan 6 anak perusahaan dan 1 perusahaan
patungan, yaitu:
1) PT. Indonesia Power, yang bergerak dibidang pembangkitan
tenaga listrik dan usahausaha pembangkitan lain yang terkait.
2) PT. Pembangkitan Jawa-Bali (PT. PJB), yang bergerak dibidang
pembangkitan tenaga listrik.
3) Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT. PLN Batam) yang
bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan
umum di wilayah Pulau Batam.
4) PT. Indonesia Comnets Plus, yang bergerak dalam bidang usaha
telekomunikasi didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
5) PT. Prima Layanan nasional Enjinir, Rekayasa Enjiniring dan
Supervisi Konstruksi, didirikan pada tanggal 3 oktober 2002.
6) Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT. PLN Tarakan), bergerak
dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di
wilayah Pulau Tarakan.
7) Geo Dipa Energi, perusahaan patungan PLN-PERTAMINA yang
bergerak dibidang Pembangkit Tenaga Listrik.

2.6 Gambaran Umum PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power


Generation Unit (PGU)

Berawal pada tahun 1962 dimana PLTU Priok merupakan


Pembangkitan thermal berbahan bakar minyak dengan skala besar
pertama yang dimiliki oleh bangsa indonesia yang diperuntukan untuk
mendukung pesta olahraga terbesar di Asia yaitu Asian Games yang
berlangsung pada tanggal 24 Agustus sampai dengan 4 September 1962.
Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno mendirikan PLTU 1

28
dan 2 (2x25 MW) seimen dan Sub unit PLTD, akhirnya Pembangkitan
Priok resmi berdiri sejak 31 Juli 1962.
Kemudian pada tahun 1973 didirikan PLTU 3 dan 4 (2x50 MW)
Mitshubisi Jepang untuk menambah pasokan listik wilayah Jawa dan
Bali. Selanjutnya PLN Sektor Jakarta berubah nama manjeadi Unit
Bisnis Pembangkitan Priok (UBP Priok). Pada tahun 1993 Bapak
Presiden Suharto meresmikan penambahan kembalipembangkit PLTGU
Blok 1 dan 2 (6 gas turbin, 2 steam turbin dan 6 HRSG) dengan daya
yang terpasang sebesar 1180 MW.
Selanjutnya berbubah kembali nama PLN Unit Bisnis
Pembangkitan Priok berubah menjadi PT Indonesia Power Unit Bisnis
Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Priok disingkat menjadi UPJP
Priok. Disusul dengan pembangunan PLTGU Blok 3 tahun 2012 (2 gas
turbin, 1 steam turbin dan 2 HRSG) dengan daya yang terpasang 740
MW. Hingga tahun 2019 UPJP Priok memiliki PLTGU Blok 4 (2 gas
turbin, 1 steam turbin dan 2 HRSG) dengan daya terpasang sebesar 880
MW yang selesai dibangun pada 23 Mei 2019 dan rencana akan
diresmikan Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo. Saat ini
PLTGU UPJP Priok memiliki kapasitas total sebesar 2800 MW yang
terdiri dari 4 Blok PLTGU, dan 14 mesin pembangkit yaitu 10 Gas
Turbin, dan 4 Steam Turbin yang harus dikelola dalam
pemeliharannya[3]. Pada kondisi terkini perusahaan berubah nama
menjadi PT. Indonesia Power PRIOK PGU.

29
GAMBAR 2. 5 PLTGU PRIOK

GAMBAR 2. 6 PLANT OVERVIEW


2.7 Organisasi pada Perusahaan
2.7.1 Struktur Organisasi

30
GAMBAR 2. 7 STRUKTUR ORGANISASI

Terlihat pada gambar 2.7 yang menunjukkan struktur


organisasi di perusahaan PT. PLN Indonesia Power PRIOK PGU,
bahwasanya di perusahaan ini di pimpin oleh seseorang dengan
jabatan General Manager dengan membawahi 3 bagian utama
yaitu Ahli Tata Kelola, DGM OPHAR (Deputy General Manager
Operasi dan Pemeliharaan) dan DGM UMUM (Deputy General
Manager Umum). Yang dimana masing – masing DGM OPHAR
dan DGM UMUM juga membawahi masing-masing 3 bagian atau
divisi yang sesuai dengan bagian yang dinaungi. Namun, perlu
digaris bawahi bahwasanya struktur organisasi ini memiliki nama
jabatan yang dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti dengan
perkembangan serta keselarasan dalam tupoksi (tugas pokok dan
fungsi) unit kerja pada lingkup perusahaan PT PLN Indonesia
Power PRIOK Power Generation Unit (PGU). Untuk struktur
organisasi yang dilampirkan pada gambar 2.7 adalah struktur
terakhir ketika perusahaan bernama PT. PLN Indonesia Power
PRIOK POMU.

2.7.2 Tugas dan Wewenang Organisasi

31
ugas dari masing-masing bagian yang terdapat pada
organisasi PT PLN Indonesia Power Priok POMU :
1. General Manager
 Menyusun dan mengembangkan serta
merumuskan tujuan dan kebijaksanaan
perusahaan secara umum
 Menetapkan rencana jangka panjang maupun
rencana jangka pendek mengenai kegiatan
perusahaan
 Mengawasi para ahli dan manager
 Mengevaluasi dan menganalisa setiap
laporan berkala yang diterima dari para ahli
dan manager
2. Ahli Tata Kelola
 Bertanggung jawab atas prosedur dan hasil
kerja di departemen atau bidangnya kepada
General Manager
 Membantu General Manager dalam
pengawasan terhadap masing – masing
bidang Mengevaluasi dan menganalisa setiap
kendala yang dihadapi
3. Manager
 Bertanggung jawab atas prosedur dan hasil
kerja di departemennya kepada General
Manager
 Mengevaluasi kinerja supervisor dan
karyawan dalam setiap divisi
 Memberikan peringatan mengenai kinerja
atau permasalahan apapun yang ditimbulkan
oleh karyawan dalam setiap divisi

32
 Menerima dan mengambil keputusan
 Melakukan hubungan kerja sama dengan
bagian-bagian atau departemen terkait dalam
menyelesaikan kewajiban dan tanggung
jawab
4. Supervisor
 Bertanggung jawab atas prosedur dan hasil
kerja di departemennya kepada Manager
 Membuat laporan berkala untuk Manager
 Membuat dan memutuskan keputusan yang
akan dilakukan selama keberjalanan kegiatan
 Memastikan seluruh kewajiban dan tanggung
jawab departemen berjalan sesuai dengan job
description
 Memberikan peringaran kepada staff yang
berada dibagiannya
 Menganalisa sistem atau prosedur dalam
departemennya
 Berhubungan dengan bagian-bagian terkait
dalam menyelesaikan masalah
5. Karyawan atau Staff
 Bertanggung jawab atas prosedur dan hasil
kerja kepada supervisor yang terkait mseluruh
kewajiban dan tanggung jawab sesuai dengan
job description
 Berhubungan dengan bagian-bagian atau
departemen terkait dalam menyelesaikan
masalah
 Bertanggung jawab terhadap kinerja kerja
terhadap sesame karyawan perusahaan

33
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Indonesia


Power PRIOK PGU merupakan salah satu Unit Pembangkit dan Jasa
Pembangkit listrik milik PT PLN Indonesia Power. Unit PLTGU Priok
mempunyai 4 unit pembangkitan utama, yaitu blok 1-2 dengan kapasitas
1180 MW, blok 3 dengan kapasitas 740 MW, blok 4 dengan kapasitas 880
MW dan mengelola PLTD Senayan dengan kapasitas 101 MW[3].
Untuk blok 1 dan 2, masing-masing blok terdiri dari 3 Gas
Turbine (GT), 3 Heat Recovery Steam Generator (HRSG), dan 1 Steam
Turbine (ST), sedangkan blok 3 dan blok 4 terdiri dari 2 Gas Turbine
(GT), 2 Heat Recovery Steam Generator (HRSG), dan 1 Steam Turbine
(ST). Dalam operasinya PLTGU memiliki 2 siklus pengoperasian yaitu
siklus simple cycle dan siklus combined cycle.
PLTGU merupakan suatu instalaasi peralatan yang berfungsi
untuk mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara)
menjadi energi listrik. Pada dasarnya PLTGU merupakan penggabungan
antara PLTGU dan PLTU. Yang dimana PLTGU memanfaatkan energi
panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk
memanaskan air di HRSG sehingga menjadi uap jenuh kering, dan uap ini
yang digunakan untuk memutar sudu (baling-baling)
PLTGU Priok memegang peran penting terhadap kebutuhan
listrik di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Maka dari itu, keandalan kerja
harus selalu dijaga dan ditingkatkan dalam pengoperasiannya.

34
GAMBAR 3. 1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP

3.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan


tenaga gas dan uap. Sehingga terdapat dua mode pembangkitan. yaitu
pembangki dengan turbin gas dan pembangkit dengan turbin uap. Untuk
turbin gas lebih dikenal dengan istilah GTG (Gas Turbin Generator)
sedangkan turbin uap dikenal dengan STG (Steam Turbin Generator),
serta terdapat juga bagian yang bernama HRSG (Heat Recovery Steam
Generator).
Untuk GTG, Gas yang digunakan bukanlah gas alam, melainkan
gas hasil pembakaran bahan bakar High Speed Diesel (HSD) dan Marine
Fuel Oil (MFO) sehingga menghasilkan emisi sisa pembakaran. Emisi ini
diolah sedemikian rupa sehingga kadar zat berbahayanya tidak melebihi
standar yang ditetapkan pemerintah.
Turbin gas ini dapat dioperasikan dalam dua mode, yaitu
konfigurasi simple cyle dan konfigurasi combined cycle. Dalam keadaan
simple cycle turbin gas atau biasa dikenal Gas Turbin Generator (GTG)
bekerja sendiri sehingga tidak ada pemanfaatan kembali sisa energi dari
gas panas yang terbuang. Gas buang langsung di alirkan ke atmosfir, pada
keadaan combined cycle, secara umum terdiri dari beberapa turbin gas
dimana energi sisa pada gas buangnya Temperature After Turbin (TAT)
akan dimanfaatkan kembali untuk pemanasan air di Heat Recovery Steam

35
Generator (HRSG) untuk menghasilkan uap yang akan digunakan untuk
pembangkitan turbin uap atau Steam Turbin Generator (STG). [4]

GAMBAR 3. 2 KONFIGURASI SIMPLE CYCLE

GAMBAR 3. 3 COMBINE CYCLE GAS TURBINE BLOCK DIAGRAM


Secara umum proses pada PLTGU yaitu, pertama - tama turbin
gas berfungsi menghasilkan energi mekanik untuk memutar kompresor
dan rotor generator yang terpasang satu poros, tetapi pada saat start-up
fungsi ini terlebih dahulu dijalankan oleh penggerak mula (prime mover).
Penggerak mula ini dapat berupa diesel, motor listrik atau generator turbin

36
gas itu sendiri yang menjadi motor melalui mekanisme SFC (Static
frequency Converter). Setelah kompresor berputar secara kontinu, maka
udara luar terhisap hingga dihasilkan udara bertekanan pada sisi discharge
(tekan) kemudian masuk ke ruang bakar. Kedua, proses selanjutnya pada
ruang bakar, jika startup menggunakan bahan bakar cair (fuel oil) maka
terjadi proses pengkabutan (atomizing) setelah itu terjadi proses
pembakaran dengan penyala awal dari busi, yang kemudian dihasilkan api
dan gas panas bertekanan. Gas panas tersebut dialirkan ke turbin sehingga
turbin dapat menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran. Selanjutnya
gas panas dibuang ke atmosfir dengan temperatur yang masih tinggi. Pada
gabungan PLTGU ini keadaan simple cycle atau combine cycle diatur oleh
posisi damper yang akan mengalirkan (Temperature After Turbin) TAT
kearah bypass atau masuk kembali ke Heat Recovery Steam Generator
(HRSG) untuk dilanjut menjadi sistem PLTGU.

3.3 Siklus Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

PLTGU sendiri memiliki siklus hasil kombinasi dari siklus


brayton dan siklus rankine (siklus uap)

GAMBAR 3. 4 DIAGRAM T-S PLTGU

37
3.3.1 Siklus Brayton
Poses seperti tersebut merupakan siklus turbin gas,
yang merupakan penerapan Siklus Brayton.

GAMBAR 3. 5 DIAGRAM P-V DAN T-S

Siklus seperti gambar, terdapat empat langkah :


 Langkah 1-2
Udara luar dihisap dan ditekan di dalam kompresor,
menghasilkan udara bertekanan (langkah kompresi)
 Langkah 2-3
Udara bertekanan dari kompresor dicampur dengan
bahan bakar, terjadi reaksi pembakaran yang
menghasilkan gas panas (langkah pemberian panas)
 Langkah 3-4
Gas panas hasil pembakaran dialirkan untuk memutar
turbin (langkah ekspansi)
 Langkah 4-1
Gas panas dari turbin dibuang ke udara luar (langkah
pembuangan apabila simple cycle, Pada combine cycle
gas buang tersebut tidak dibuang ke atmosfer, tetapi
dialirkan ke elemen penukar panas pada boiler HRSG.

Selanjutnya dilanjut dengan siklus rankine untuk combine cycle.

38
3.3.2 Siklus Rankine
Pada proses siklus rankie terjadi pada pengoperasian
boiler Heat Recovery Steam Generation (HRSG).

GAMBAR 3. 6 DIAGRAM SIKLUS RANKINE

Proses yang terjadi pada siklus rankine akan dijelaskan


sebagai berikut :
 Langkah 1-2
Pada proses ini terjadi kompresi isentropic oleh pompa
menjadi air terkompressi yang akan dimasukkan ke
dalam penukar panas pada boiler HRSG
 Langkah 2-3
Pada posisi 2 terdapat air yang terkompresi akan diubah
menjadi uap di dalam boiler sampai pada posisi 3
 Langkah 3-4
Pada proses ini terjadi proses ekspansi isentropic uap
kering untuk memutar sudu turbin uap
 Langkah 4-1
Pada proses ini terjadi kondensasi pada kondesor
sehingga uap akan berubah menjadi air

39
3.4 Prinsip Kerja Turbin Gas

Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas


sebagai fluida kerja, di dalam turbin gas ini terjadi energi kinetik yang
dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang
menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya.

GAMBAR 3. 7 KOMPONEN TURBIN GAS


Dalam turbin gas sendiri terdapat 3 komponen utama yaitu
kompressor, ruang bakar dan turbin. Pada turbin gas terjadi 3 proses dasar
yaitu compression, heating dan expansion. Yang dimana penjelasan
sebagai berikut :

a) Compression
Pada awalnya udara dihisap kedalam turbin dengan kompressor
untuk terjadinya proses kompresi atau dimampatkan.
b) Heating
Selanjutnya udara akan dipanaskan didalam ruang bakar.
c) Expansion
Pada akhirnya udara akan di ekspansikan pada turbin untuk
menghasilkan daya.

Pada proses yang terjadi didalam gas turbin secara deskripsi


lengkap yaitu udara atmosfer yang bersuhu sekitar 27℃ masuk ke

40
P2
kompresor aksial dan ditekan dengan perbandingan tekanan antara 6
P1
sampai 18 sehingga densitas dan suhunya naik antara 225 ℃ sampai
525℃. Proses kompresi ini dianggap berlangsung secara isentropis.

Kemudian udara ini masuk ke ruang bakar dimana energi kimia


yang terkandung dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas. Panas
ini mampu menaikan suhu udara sekitar 1000℃. Bahan bakar yang
digunakan biasanya gas alam (campuran dari metana, propana, butana,
pentana, karbondioksida dan nitrogen) atau cairan hidrokarbon (misalnya
minyak diesel atau kerosen). Udara yang bertekanan dan bersuhu tinggi
kemudian masuk ke turbin untuk berekspansi (penurunan densitas) dan
memutar turbin. Disini kandungan energi udara diambil atau dimanfaatkan
di turbin. Kompresor dan turbin terpasang pada poros yang sama. Sebagian
dari energi yang dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar
kompresor, sisanya merupakan energi mekanis netto yang tersedia pada
poros untuk suatu keperluan tertentu.

3.5 Prinsip Kerja Generator

Pada proses pembangkitan tenaga listrik, Sebagian besar


dilakukan dengan cara memutar generator sinkron sehingga didapatkan
tenaga listrik dengan tegangan bolak balik. Energi mekanik yang
diperlukan untuk memutar generator sinkron didapat dari mesin penggerak
generator (prime mover) seperti mesin diesel, turbin uap, turbin air, turbin
gas dan sebagainya. Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan
pada medan magnet homogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal
pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa dihasilkan oleh kumparan
yang dialiri arus DC atau oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini medan
magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub eksternal / external
pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan
rotor. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon

41
sikat, sehingga menimbulkan permasalahan pada pembangkitan daya
tinggi. Arus DC disuplai ke rangkaian medan rotor dengan dua cara:
a) Menyuplai daya DC ke rangkaian dari sumber DC eksternal
dengan sarana slip ring dan sikat.
b) Menyuplai daya DC dari sumber DC khusus yang ditempelkan
langsung pada batang rotor generator sinkron.

Generator yang digunakan di Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan


Uap (PLTGU) Priok, menggunakan konstruksi generator sinkron kutub
dalam, yaitu kumparan tenaga pada stator dan kumparan medannya
terdapat pada rotor. Keuntungan dengan penggunaan konstruksi generator
sinkron kutub dalam dibandingkan kutub luar adalah :

a) Arus beban dapat langsung disalurkan dari terminal stator ke


beban tanpa melalui cincin-cincin geser dan sikat seperti kutub
luar.
b) Pengaman (pengisolasian) pada kumparan tenaga mudah
dilakukan karena kumparannya diam (di stator).
c) Pemberian arus medan pada kumparan rotor dapat mudah
dilakukan dengan melalui cincin geser dan sikat, karena arus
medan tidak terlampau besar dan tegangannya rendah.

Sistem penguatan generator (eksitasi) pada suatu pembangkit itu


harus dapat memiliki keandalan yang tinggi dan mampu bereaksi terhadap
perubahan tetap secara cepat. Untuk desain generator PLTGU Priok
menggunakan sistem penguatan Static Excitation System dengan pengatur
tegangan generator Automatic Voltage Generator (AVR). Sumber eksitasi
untuk generator berasal dari tegangan generator itu sendiri dan peralatan
static excitation mengatur tegangan atau daya reaktif dengan jalan
mengontrol secara langsung arus rotor menggunakan thyristor convertes.

42
GAMBAR 3. 8 DIAGRAM STATIC EXCITATION SYSTEM

3.5.1 Jenis Generator


1. Berdasarkan Letak Kutub
a. Generator Kutub Dalam
Generator kutub dalam mempunyai medan magnet yang
terletak pada bagian yang berputar (motor)
b. Generator Kutub Luar
Generator kutub luar mempunyai medan magnet yang
terletak pada bagian yang diam (stator)
2. Berdasarkan Putaran Medan
a. Generator Sinkron
b. Generator asinkron
3. Berdasarkan Jenis Arus yang Dibangkitkan
a. Generator arus searah (DC)
b. Generator arus bolak balik (AC)
4. Berdasarkan Jumlah Fasa
a. Generator satu fasa
b. Generator tiga fasa
5. Berdasarkan Bentuk Rotornya

43
a. Generator rotor kutub yang menonjol biasa digunakan
pada generator dengan rpm rendah seperti PLTA dan
PLTD
b. Generator rotor kutub rata (silindris) biasa digunakan
pada pembangkit listrik/generator dengan putaran rpm
tinggi seperti PLTG dan PLTGU

GAMBAR 3. 9 BENTUK ROTOR KUTUB SILINDER

GAMBAR 3. 10 BENTUK ROTOR KUTUB MENONJOL

44
GAMBAR 3. 11 KONSTRUKSI MESIN GENERATOR SINKRON

3.5.2 Proteksi Generator


Proteksi pada generator berfungsi guna mendeteksi adanya
gangguan atau keadaan tidak normal pada bagian system yang
diamankan serta melepaskan bagian sistem yang terganggu,
sehingga bagian sistem lainnya tidak mengalami gangguan dan
dapat terus beroperasi. Proteksi pada generator sebagai berikut :
1. Relai Arus Lebih
Relai ini berfungsi mendeteksi arus lebih yang mengalir
dalam kumparan stator generator.. Arus yang berlebihan
dalam kumparan stator dapat juga terjadi karena
pembebanan yang belebihan terhadap generator.
2. Relai Diferensial
Relai ini berfungsi mendeteksi gangguan dalam kumparan
stator generator dan harus bekerja lebih cepat daripada Relai
Arus Lebih tersebut agar ada selektifitas. Prinsip kerja relai
ini adalah membandingkan arus yang masuk dan keluar dari
kumparan stator generator.
3. Relai Gangguan Hubung Tanah
Arus gangguan hubung tanah yang terjadi belum tentu cukup
besar untuk dapat mengerjakan Relai Arus Lebih. Oleh
Sebab itu, harus ada Relai Arus Hubung Tanah yang harus
dapat mendeteksi adanya gangguan hubung tanah.

45
4. Relai Rotor Hubung Tanah
Gangguan hubung tanah dalam sirkit rotor, yaitu hubung
singkat antara koduktor rotor dengan badan rotor
menimbulkan distorsi medan magnet dan menimbulkan
getaran (vibrasi) berlebihan dalam generator. Oleh karena
itu, hal itu harus dihentikan oleh Relai Rotor Hubung Tanah.
5. Relai Penguatan Hilang
Penguatan hilang dapat menimbulkan pemanasan berlebihan
pada kepala kumparan stator. Selain itu penguatan generator
sinkron yang lemah dapat menyebabkan generator menjadi
lepas dari hubungan sinkron dengan generator lain. Dalam
keadaan lepas sinkron, generator yang penguatannya lemah
masih diberi kopel pemutar oleh mesin penggerak sehingga
generator ini berubah menjadi generator asinkron. Keadaan
ini akan menimbulkan pemanasan yang berlebihan pada
rotor generator sinkron karena tidak direncanakan untuk
beropersi asinkron. Oleh sebab itu, keadaan ini harus
dicegah oleh Relai
6. Relai Tegangan Lebih
Tegangan lebih dapat terjadi apabila generator berbeban
kemudian pemutus tenaganya (PMT-nya) trip karena salah
satu atau beberapa relai bekerja. Tegangan lebih ini dapat
merusak isolasi generator termasuk kabel-kabel
penghubungnya. Oleh karena itu, keadaan ini harus dicegah
dengan menggunakan Relai Tegangan Lebih.
7. Relai Suhu
Apabila suhu berlebihan, maka kumparan stator maupun
bantalan generator bias rusak. Oleh karena itu, kerusakan ini
harus dicegah oleh Relai Suhu yang mula-mula
membunyikan alarm pada suhu tertentu kemudian pada suhu
yang lebih tinggi lagi relai ini men-trip PMT generator.

46
3.6 Prinsip Kerja Heat Recovery Steam Generator PLTGU PRIOK
BLOK 1-2

GAMBAR 3. 12 OVERVIEW HRSG PRIOK BLOK 2

Prinsip kerja Heat Recovery Steam Generator pada Pembangkit


Listrik Tenaga gas dan Uap pada Indonesia Power PRIOK PGU BLOK 1-
2 ini dapat dilihat pada overview yang tertampil. Pada dasarnya terbagi
menjadi dua aliran dengan low pressure dan high pressure. Penjelasan
secara detail dapat dilihat sebagai berikut:

 Proses Low Pressure


Awal mulanya aliran air diambil dari tempat penampungan atau
Feed Water Tank melalui aliran Low Pressure Feed Water
dipompa dan bertemu dengan katup 21 dan katup 22 yang dimana
katup 21 ialah low pressure stop valve dan katup 22 ialah low

47
pressure bypass valve. Selanjutnya aliran mengarah ke low
pressure economiser yang dimana terjadi kenaikan suhu, lalu
bertemu katup 41 yang dimana low pressure control valve pada
katup 41 ini digerakkan oleh instrument air control.. Selanjutnya
masuk kedalam low pressure drum dan dipompa dengan low
pressure boiler circulating pump pada katup 51 dan katup 52
selanjutnya lanjut ke low pressure evaporator setelahnya Kembali
masuk ke low pressure drum dan dilanjut kedalam low pressure
steam.
 Proses High Pressure
Awal mulanya aliran air diambil dari tempat penampungan atau
Feed Water Tank melalui aliran High Pressure Feed Water
dipompa dan bertemu dengan katup 28 dan katup 29 yang dimana
katup 28 ialah high pressure stop valve dan katup 22 ialah high
pressure bypass valve. Selanjutnya aliran mengarah ke high
pressure economiser yang dimana terjadi kenaikan suhu, lalu
bertemu katup 42 yang dimana high pressure control valve pada
katup 42 ini digerakkan oleh instrument air control. Selanjutnya
masuk kedalam high pressure drum dan dipompa dengan high
pressure boiler circulating pump pada katup 61 dan katup 62
selanjutnya lanjut ke high pressure evaporator setelahnya
Kembali masuk ke high pressure drum dan dilanjut kedalam high
pressure superheater dan dilanjutkan ke high pressure steam.
Namun Ketika terjadi overheat atau derajat yang akan masuk
kedalam steam terlalu panas atau over maka akan dibantu oleh
katup 27 dan 43 sebagai katup yang membuka aliran dengan suhu
yang rendah untuk membantu merendahkan suhu panas yang
terjadi sebelum masuk kedalam steam.

48
3.7 Komponen pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap

GAMBAR 3. 13 KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP

GAMBAR 3. 14 KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap terdapat beberapa


komponen yaitu sebagai berikut :
1) Air Filter
Air Filter merupakan filter yang berfungsi untuk menyaring udara
bebas agar udara yang mengalir menuju ke compressor merupakan
udara yang bersih, di PLTGU PRIOK sendiri terdapat 1248 filter.

49
GAMBAR 3. 15 FILTER UDARA DI PLTGU PRIOK

GAMBAR 3. 16 AIR FILTER PLTGU PRIOK

GAMBAR 3. 17 CLOSE UP AIR FILTER PLTGU PRIOK

50
2) Compressor
Kompresor merupakan alat yang digunakan untuk meningkatkan
tekanan udara, udara dari yang masuk pada air intake. Udara
tersebut akan dikompresi pada tekanan tertentu dan selanjutnya
akan menuju ke combustion chamber. Hal tersebut bertujuan agar
gas panas dari proses pembakaran memiliki tekanan tinggi.
Kenaikkan tekanan berlangsung dalam setiap tingkat, diperoleh
setiap tingkat perbandingan tekanan yang lebih tinggi. Setiap
tingkat-tingkat sudu menerima udara dari tingkat sebelumnya dan
mempercepat atau memperlambat aliran udara tersebut sesuai
fungsinya. Setiap tingkat sudu memberikan aliran udara dengan
kecepatan yang sama pada saat masuknya akan tetapi tekanannya
berubah [6]

GAMBAR 3. 18 KOMPRESSOR PLTGU

51
GAMBAR 3. 19 KOMPRESSOR PLTGU PRIOK BLOK 2

3) Variable Inlet Guide Vane (VIGV)


Variable Inlet Guide Vane (VIGV) ini berguna untuk mengatur
kapasitas udara yang akan masuk kedalam combustion chamber
atau ruang pembakaran. Bukaan untuk VIGV ini seminimalnya 47º
dan semaksimalnya 72 º, pembatasan pembukaan VIGV ini
menghindari adanya tekanan udara yang tidak seimbang atau
penyebab lainnya yang dapat membahayakan dan merusak
komponen yang ada. VIGV sendiri digerakkan oleh piston yang
dipengaruhi oleh oil pump.

GAMBAR 3. 20 VARIABLE INLET GUIDE VANE PLTGU PRIOK

52
GAMBAR 3. 21 PISTON VIGV PLTGU PRIOK

4) Combustion Chamber
Combustion Chamber adalah komponen tempat terjadinya
pembakaran antara fluida kerja yaitu udara yang telah di kompresi
dengan bahan bakar (HSD/Natural Gas) hasil pembakaran berupa
udara bertekanan tinggi. Pemantik berasal dari spark plug yang ada
pada burner. Fungsi dari sistem ini adalah untuk menghasilkan
energi panas yang akan digunakan untuk menggerakan turbin. Pada
gas turbin, udara yang masuk kedalam ruang pembakaran tidak
terbakar seluruhnya, sekitar 20- 30% udara yang akan
dimanfaatkan untuk pembakaran pada full load, sisanya akibat
panas dari api pembakaran akan mengembang melalui sudu turbin.
Udara yang digunakan untuk pembakaran itulah yang disebut udara
primer yang jumlahnya diatur oleh banyaknya dan besarnya
lubang-lubang dari ruang bakar tempat di mana udara tersebut
dapat masuk ke arah pembakaran [7]

53
GAMBAR 3. 22 COMBUSION

GAMBAR 3. 23 COMBUSTOR

54
GAMBAR 3. 24 TEMPAT RUANG BAKAR PLTGU PRIOK BLOK 2

GAMBAR 3. 25 COMBUSTION CHAMBER PLTGU PRIOK

55
GAMBAR 3. 26 SEAGLASS COMBUSTION CHAMBER

5) Gas Turbine
Turbin gas merupakan komponen yang berfungsi unutuk
mengubah gas panas dari proses pembakaran menjadi energi
mekanik yang selanjutnya digunakan untuk memutar sudu sudu
turbin. Turbin gas terdiri dari stator dan rotor. Sistem turbin gas
bekerja dengan siklus brayton dimana dimulai dari kompresi
insentropic pada kompresor dan diakhiri dengan pelapasan kalor ke
lingkungan. Selain itu turbin adalah tempat terjadinya perubahan
energi dari energi kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan
sebagai penggerak kompresor. Besarnya daya total yang dihasilkan
sebagian besar dimanfaatkan untuk memutar kompresor, dan
sisanya dimanfaatkan untuk kerja dari turbin gas tersebut [7],
Turbin gas digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang
berdiri sendiri (simple cycle) atau bergandengan dengan turbin uap
(combined cycle) pada sisi suhu tingginya. Turbin uap (combined
cycle) memanfaatkan gas buang turbin gas sebagai sumber
panasnya. Turbin uap dianggap sebagai mesin pembakaran luar

56
(external combustion), dimana pembakaran terjadi diluar mesin.
Energi termal dipindah ke uap sebagai panas. [5]

GAMBAR 3. 27 GAS TURBIN

GAMBAR 3. 28 TURBIN GAS PLTGU PRIOK (TERLINDUNGI)


6) Heat Recovery Steam Regeneration
HRSG adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan uap yang
memanfaatkan gas buas dari turbin gas yang digunakan untuk
memanaskan air yang akan menghasilkan uap yang digunakan
untuk memutar turbin uap. Kapasitas produksi uap pada HRSG
tergantung pada gas buang pada turbin gas, pada HRSG tidak
terdapat burner sehingga tidak terjadi proses pembakaran sehingga
tidak akan mengalami perpindahan panas secara radiasi, namun
HRSG hanya menggunakan gas buang pada turbin gas yang

57
dimanfaatkan untuk memanaskan air, maka terjadi perpindahan
panas secara konveksi dan konduksi dari gas buang ke air dalam
pipa yang di proses menjadi uap oleh elemen- elemen panas yang
ada pada HRSG. Pada HRSG terdapat beberapa komponen yaitu
economizer, evaporator, superheater dan drum [8]

GAMBAR 3. 29 HEAT RECOVERY STEAM GENERATION

GAMBAR 3. 30 HRSG PLTGU PRIOK BLOK 2

58
7) Selector Valve
Selector Valve merupakan valve yang berfungsi untuk mengatur
gas buangan dari turbin gas, apakah akan dibuang langsung ke
udara ataukah akan dialirkan menuju ke HRSG. [6]

GAMBAR 3. 31 SEPARATOR
8) Steam Turbine
Peralatan yang berfungsi untuk mengkonversikan energi potensial
uap menjadi energi kinetik dan dikonversi lagi menjadi energi
mekanik. Saat uap mengalir melalui nozel dan stator turbin, maka
terjadilah perubahan energi panas yang terkandung pada uap
dikonversikan menjadi energi kinetik berupa kecepatan aliran uap.
Saat uap yang memiliki kecepatan tinggi mengalir melalui sudu-
sudu gerak yang terdapat pada rotor turbin, maka terjadilah
perubahan bentuk energi kinetik menjadi energi mekanik. Siklus
turbin uap adalah siklus tertutup, dimana uap bekas dari tubin dapat
digunakan kembali dengan cara mendinginkannya dengan
menggunakan kondensor, kemudian uap akan dikondensasi
menjadi air yang dialirkan menuju tangki kondensat untuk
dipompakan menuju HRSG Kembali [9]

59
GAMBAR 3. 32 STEAM TURBINE

GAMBAR 3. 33 STEAM TURBINE PLTGU PRIOK BLOK 2

9) Condensor
Kondensor adalah alat yang digunakan mengkondensasi uap yang
keluar dari turbin agar menjadi air yang akan digunakan lagi pada
HRSG. Pada kondensor memanfaatkan laju aliran pendingin yang
berasal dari air laut. Disini terjadi proses perpindahan panas secara
konduksi terjadi pada air pendingin mengalir dalam pipa-pipa kecil
dan perpindahan panas secara konveksi terjadi saat uap melewati
sisi luar pipa kecil tersebut. Kondensor yang ada pada PLTGU ini

60
termasuk jenis heat exchanger tipe shell and tube. Dimana heat
exchanger ini memiliki 2 sisi, yaitu sisi shell dan sisi tube. Sisi
shell disini merupakan jalur steam yang akan dikondensasikan
sedangkan sisi tube disini merupakan sisi air pendingin sebagai
pendingin yang berasal dari air laut [10]

GAMBAR 3. 34 CONDENSOR PLTGU

GAMBAR 3. 35 CONDENSOR PLTGU PRIOK BLOK 1-2

61
10) Generator
Generator dalah alat yang berfungsi mengubah bentuk energi
mekanik menjadi energi listrik, pada generator terdapat 2 bagian
utama yaitu stator dan rotor, Prinsipnya memanfaatkan energi
gerak menjadi listrik sesuai Hukum Faraday, jika terjadi perubahan
medan magnet pada sebuah kawat loop tertutup akan menimbulkan
GGL (Gaya Gerak Listrik) [9]

GAMBAR 3. 36 GENERATOR

GAMBAR 3. 37 GENERATOR PLTGU PRIOK BLOK 1

62
11) Generator Cooling Water Pump
Generator Cooling Water Pump ialah pompa yang berisikan air
dingin dan berguna untuk menyerap panas dari generator dengan
perantara udara yang nantinya air akan didinginkan Kembali
dengan cooling van dan diputar Kembali dengan siklus tertutup
guna menjaga panas yang terdapat pada generator, maka dari itu
aliran ini mengelilingi bagian generator.

GAMBAR 3. 38 POMPA GENO ATAU GENERATOR COOLING


WATER PUMP

GAMBAR 3. 39 ALIRAN POMPA GENO

63
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Blackout pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) tentu


dapat terjadi blackout, blackout adalah kondisi dimana tidak adanya aliran
listrik pada suatu unit atau tempat tertentu pada kondisi yang terjadi diluar
kendali atau sebuah keadaan dimana penyediaan tenaga listrik di suatu
wilayah terhenti/terputus secara total, hal ini dapat terjadi akibat bencana
alam, kerusakan di pembangkit, kerusakan jaringan kabel atau sistem
distribusi, sirkit pendek (korsleting) dan kelebihan muatan (overload).
Blackout yang terjadi terdapat dua jenis yaitu blackout secara internal dan
eksternal terhadap pembangkit PLTGU Priok ini. Namun untuk blackout
internal sangat jarang terjadi sehingga lebih fokus dalam pembahasan
blackout terkhususnya pada kondisi blackout external.
Pada dasarnya ketentuan frekuensi di Indonesia adalah 50.00
Hz. Maka dari itu sistem pada pembangkit listrik memiliki salah satu
tujuannya yaitu menghasilkan tenaga listrik yang sesuai dengan
permintaan beban dan menjaga pada nilai 50.00 Hz, dengan range aman
yaitu 2,5 yang dimaksudkan ialah frekuensi maksimal adalah 52,50 Hz dan
frekuensi minimal ialah 47,50 Hz. Apabila indikator atau perbandingan
output tenaga listrik tidak seimbang dengan permintaan beban dan
mencapai batas maksimum atau minimum dapat mengakibatkan blackout.
Adanya keadaan sebelum blackout ditampilkan pada table sebagai
berikut :

Frekuensi Keadaan
50.00 Hz Normal
48.30 Hz Island Priok 1
48.10 Hz Island Priok 2

64
47.0 Hz Blackout
TABEL 4.1 PERKIRAAN FREKUENSI TERHADAP KEADAAN
4.1.1 Blackout Internal
Pemadaman listrik per unit yang dimaksud ialah
pemadaman listrik per unit generator, yang dimana di pembangkit
listrik tenaga gas dan uap di priok sendiri terdapat 4 blok
pembangkit. Terkhususnya pada blok 1-2 yang menjadi tempat
praktikum memiliki total 6 GT (Gas Turbin), 6 HRSG (Heat
Recovery Steam Generator) dan 2 ST (Steam Turbine). Gangguan
hanya pada satu unit saja, umumnya unit mengalami trip dan
Station Service Transformer (SST) mengalami gagal transfer atau
mengisi sistem tegangan 6kV hingga menyebabkan switchgear
(kehilangan tegangan pemakaian sendiri)
4.1.2 Blackout Eksternal
Pemadaman listrik total atau blackout ialah pemadaman
listrik secara total keseluruhan pembangkit, tidak menghasilkan
tegangan sama sekali. dan tidak mendapatkan tegangan dari luar.
Pada kondisi trip ini yang dimaksud ialah terlepasnya jaringan
transmisi listrik, suatu subsistem jaringan yang melepaskan diri
dari sistem jaringan lainnya, sehingga terputusnya aliran listrik.

Pada sistem listrik JAMALI (Jawa – Madura – Bali) memiliki


sistem interkoneksi yaitu satu pembangkit listrik dengan pembangkit
lainnya saling terhubung dengan sistem transmisi 500 kV dan 150 kV.

4.2 Jenis Trip Blackout


Pada kondisi blackout di suatu pembangkit maka akan terjadi trip pada
suatu unit, dalam hal ini terbagi menjadi dua kelas trip yaitu sebagai
berikut :

65
1. Trip Class Y (Yang dimana pada kondisi ini terjadi off pada boiler,
turbine, exciter, 500 kV breaker dan transfer power dari UST ke
SST)
2. Trip Class W Pada hal ini terjadi generator unit terpisah dari
sistem, turbine by pass system operasi dan turbine runback to
house load)
4.3 Prediksi dan Langkah Pemulihan Overload

Terjadinya pemadaman listrik dapat dikarenakan overload atau


kelebihan beban, apabila terjadi overload terutama terjadi karena
kelebihan beban ini dapat terjadi secara mendadak atau telah diperkirakan
sebelumnya. Pada keadaan diperkirakan sebelumnya maka terdapat
beberapa hal yang akan dilakukan oleh pihak PLN yaitu sebagai berikut :

1. Menurunkan tegangan listrik (brown-out) hingga ke batas aman.


Misalnya dari tegangan awal 230 volt menjadi 220 volt. Menurut
catatan empiris, setiap penurunan satu persen tegangan akan
menurunkan satu persen beban listrik, dalam penurunan tegangan
listrik ini diharapkan dapat diseimbangkan dan disesuaikan dengan
permintaan beban
2. Apabila cara penurunan tegangan belum berhasil menurunkan
beban, yang dilakukan adalah memadamkan beban listrik yang
besar (misalnya industri), terutama industri yang memiliki
pembangkit cadangan. Pemadaman dilakukan didahului
pemberitahuan kepada konsumen lebih dulu. Bagi pelanggan yang
sudah mengikat kesepakatan pengurangan beban ini, PLN memberi
kompensasi rupiah.
3. Jika langkah pengurangan beban besar masih belum mampu
menyelamatkan sistem, ditandai turunnya frekuensi listrik, maka
ada alat otomatis yang pada tingkat frekuensi listrik tertentu akan
melepas beban, alat ini disebut under frequency relay (UFR).

66
4. Jika langkah pengurangan beban dengan UFR belum mampu
menyelamatkan sistem, maka operator dengan cara manual
(menekan tombol) melepas beberapa saluran untuk mengurangi
beban guna mencegah blackout.
5. Terjadinya padam total atau blackout, jika langkah sebelumnya
belum berhasil, biasanya akan terjadi pemadaman total. Namun,
sebelum terjadi pemadaman total atau blackout ini, beberapa sistem
PLN akan memisahkan diri, membentuk pulau-pulau sistem
kelistrikan guna menyalakan listrik secara terpisah-pisah. Jika
beban berlebih terjadi secara mendadak, langkah yang dilakukan
langsung ke langkah ke-3 dan ke-4.

4.4 Teknik Pemulihan Blackout

Ketika terjadi blackout pada suatu pembangkit tentu terdapat


teknik yang telah dirancang dan dipersiapkan guna mengantisipasi dan
menghadapi terjadinya blackout ini, dalam hal ini terdapat Teknik ekor
cicak dan sistem pulau. Namun kedua teknik tentu memiliki keterkaitan.
Penjelasan lebih lanjut yaitu sebagai berikut

4.4.1 Teknik Ekor Cicak


Dalam sistem kelistrikan Jawa-Madura-Bali pernah terjadi
black- out. Namun pemulihannya relatif lebih cepat. Pemulihan
secara keseluruhan memerlukan waktu lebih kurang 12 jam,
namun di sebagian besar wilayah Jawa-Madura-Bali sudah
menyala kembali. Kecepatan penyalaan listrik di beberapa tempat
saat terjadi black-out tidak terlepas dari strategi ekor cicak yang
diterapkan PLN.
Sesuai dengan namanya, strategi ini mengambil ide dari
gerakan ekor cicak. Bila cicak berkelahi, seekor cicak bisa
melepas ekornya untuk mengelabui lawannya karena ekornya

67
tetap bergerak-gerak meski sudah terputus, sedangkan cicaknya
sendiri pergi melarikan diri.
Demikian juga bila sistem kelistrikan Jawa-Madura-Bali
padam total maka beberapa sistem kelistrikan akan memisahkan
diri membentuk pulau - pulau tersendiri dan dengan cepat bisa
beroperasi dan menyalakan beban di sekitar pusat pembangkit
yang berdiri sendiri itu.
4.4.2 Sistem Pulau
Sistem Kelistrikan Jawa-Madura-Bali merupakan gabungan
beberapa sistem kelistrikan yang lebih kecil dan disebut pulau.
Sistem itu antara lain Sistem Priok, Sistem Muara Karang, Sistem
Pulogadung, Sistem Jatiluhur, Sistem Saguling, Sistem Suralaya,
Sistem Cirebon, Sistem Semarang, Sistem Gresik, Sistem Paiton,
Sistem Bali, dan lain-lain. Ketika Sistem Kelistrikan Jawa-
Madura-Bali ambruk (black-out), maka sistem-sistem kecil ini
berpisah dan mencoba beroperasi sendiri-sendiri. Sistem yang
dapat cepat beroperasi kembali adalah sistem dengan penggerak
awal turbin gas (PLTG), turbin air (PLTA), mesin diesel (PLTD).
Sedangkan penggerak awal turbin uap (PLTU) memerlukan
waktu relatif lebih lama untuk dapat beroperasi kembali.

4.5 Sistematis Kondisi Blackout

Pada kondisi blackout di suatu pembangkit tentu terdapat beberapa hal


yang terjadi sebelum suatu pembangkit memasuki fase padam total atau
blackout, penjelasan dalam hal ini sebagai berikut :

4.5.1 Kondisi Pembangkit Sebelum atau Pra Blackout


Ketika sebelum terjadinya blackout pada pembangkit maka akan terjadi
 Frequency jaringan yang turun (dibawah 50.00 Hz)
 Tegangan Line turun

68
 Overload atau kelebihan beban
4.5.2 Kondisi Pembangkit Ketika Blackout
Pada saat blackout terjadi di suatu pembangkit terkhususnya PLTGU
PRIOK maka akan terjadi
 Memastikan keaktifan minyak pelumas turbin, pemutaran poros
turbin dan vacuum condenser (menjadi bagian penting ketika
kondisi blackout guna menghindari kerusakan komponen pada
suatu pembangkit listrik akibat panas yang terjebak dan
penghimpitan turbin generator dengan porosnya)
 Seluruh PMT Grid terbuka
 Unit GT house load atau tidak.
 Unit GT dan ST trip.
 DC lamp menyala.
 Genset runing automatis/Manual (Jika genset running otomatis
langsung sinkron ke essential pemakaian sendiri, lalu operator
akan mengecek kondisi dilokal. Jika tidak bisa sinkron
otomatis, maka operator akan melakukan sinkron manual
dengan memutar handel sinkron pada genset ke kanan)
4.5.3 Langkah Pemulihan Pembangkit Ketika Kondisi Blackout
Ketika pembangkit sudah memasuki fase padam total maka yang dapat
dilakukan sebagai bentuk pemulihan blackout yang terjadi adalah
 Tegangan mulai masuk (baik dari external atau internal)
 Penormalan PMT GRID oleh operator GIS koordinasi dengan
Operator ccr,sp, ssop PLTGU
 Penormalan Pemakaian Sendiri oleh Operator pembangkitan
(CCR)
 Genset stop
 Start 1 unit GT (blok 1), start HRSG, start Steam Turbine 1.4
 Start 1 unit GT (blok 2), start HRSG, start Steam Turbine 2.4
 Kemudian disusul start GT dan HRSG yang lain
 Start Balance of Plant (BOP)

4.6 Potensi Bahaya Ketika Terjadi Blackout

69
Pada kondisi Blackout tentu dapat mengakibatkan suatu kerusakan
terutama apabila tidak diatasi dengan cepat dan tanggap. Kerusakan atau
dampak yang dapat terjadi yaitu sebagai berikut :
1. Kerusakan Boiler seperti air preheater rusak
2. Kerusakan Turbin seperti :
 Lube oil bearing press low
 Main valve not close (overspeed)
 Lube oil tercemar
 Tube condenser impact akibat load rejection
 Rupture disc pecah akibat back press (lost cooling)
3. Kerusakan Generator seperti H2 leaksout (explosive) seal oil low-low

4.7 Standar Operasional Prosedur terhadap Gangguan di Pembangkit

Pada suatu perusahaan tentu terdapat Standar Operasional


Prosedur (SOP) di sistem pembangkit PLTGU Priok ini tentu memiliki
SOP apabila terjadi gangguan, yaitu sebagai berikut :

1. Gangguan Internal
 Apabila terjadi gangguan segera laporkan ke Penyaluran dan
Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (P3B) untuk melakukan
langkah selanjutnya.
 Segera lakukan analisa dan lakukan pemulian pada unit yang
mengalami gangguan.
 Setelah berhasil memulihkan unit yang gangguan segera
laporkan kembali ke P3B.
 Segera buat laporan analisa dan gangguan yang terjadi

2. Gangguan Eksternal (Terjadi blackout namun dapat hostload)

70
 Laporkan ke P3B / RJKB bahwa GT PLTGU berhasil host
load.
 Sinkronisasi unit PLTGU pada posisi Host load dengan
Dead Bus 150 kV dapat dilakukan sesudah terdapat perintah
RJKB oleh operator GIS barat.
 Pembagian pembebanan pada unit pembangkit dilakukan
sebagai berikut :
a. Spining Reverse (5MW Host load yang dimana beban
untuk pemakaian sendiri).
b. Preselected (70 MW beban minimum untuk start HRSG),
Base (130 MW untuk operasi normal).
c. Atau dapat dilakukan secara manual dengan load rate 7,2
MW/menit.
 Memastikan bahwa unit sudah trip dengan melihat boiler dan
turbin dalam kondisi sudah trip
 Memastikan kondisi baterai dengan maksud tegangan DC
normal
 Memastikan genset autostart dan mempersiapkan sinkronisasi
 Memastikan generator 52G dan 41E dalam kondisi off
 Memastikan kondisi turbin terutama pada lubrication bearing
turbin dalam kondisi normal dan vacuum break open Ketika
vacuum condensor dibawah 300 mmhg
 Memastikan boiler dengan all air heater amper pada posisi
close dan drain pada kondisi open

Setelah Unit tersebut mampu sinkron,maka segera start GT PLTGU


lainnya yang telah siap dan lapaorkan ke RJKB. Jika kondisi
pembebanan unit memenuhi Syarat mencapai 70 MW segera start
HRSG kemudian sinkron dengan Turbine Uap. Apabila terjadi
ketidak normalan saat start atau paralel SSOPuntuk
mengidentifikasi penyebab dan melaporkan ke RJKB bahwa unit

71
dalam keadaan gangguan. Selanjutnya SSOPmelaksanakan
koordinasi dengan SSHAR terkait dan petugas piket bahwa
gangguan tidak dapat diatasi oleh operator dan memerlukan
perbaikan/tindakan segera.

3. Gangguan Eksternal (blackout tanpa hostload)


Pada saat terjadi black out dan PLTGU priok tidak berhasil host
load maka pasokan tegangan ke sistem PLTGU dipasok dari WH
yang paling Handal. PLTG WH segera di start secara manual dalan
proses startup yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Waktu start-up hingga Full Speed No Load (FSNL) : 14 menit.
b. Beban minimum 0,4 MW.
c. Kemampuam FSNL maksimum 40 menit (unit harus dibebani
minimal 5 MW untuk menjaga kestabilan unit).
Bila blackstart dari salah satu PLTG tersebut berhasil, maka daya
yang dihasilkan disalurkan melalui rel 70 KV priok lama ke GIS
Timur (sesuai SOP RJKB tentang prosedur Asut Gelap PLTG
Priok).

Untuk data pengalokasian sistem pulau, pembebanan di PRIOK


dan data emergency diesel unit akan terlampir lebih jelas sebagai
berikut :

No. Lokasi GI PMT yang dibuka SettingUFR


1 Priok Barat Pmt 150 kv A3,AB3 48,3
2 Plumpang Pmt 150 kv kopel 48,3
3 Pmt 150 kv Reactor 48,3
40 kA
4 Pmt 150 kv trafo-4 48,3

5 Bekasi Pmt 150 kv 48,3


plumpang 1,2

72
6 Pmt 150 kv 48,3
penggilingan
1,2
7 P Karang Pmt 150 kv 48,3
plumpang
8 Pmt 150 kv 48,3
pegangsaan
9 Pulogadung Pmt 150 kv wahana 48,3
GL
10 Pmt 150 kv Tosan 48,3
1&2
11 Pmt 20 kv trafo 6 48,3

12 Penggilingan Pmt 150 kv Tosan 48,3


1&3
13 Pulogadung Pmt 20 kv trafo 5 48,1
14 Ancol Pmt 150 kv trafo 48,1
1&2
15 Pmt 150 kv angke 48,1
1&2
TABEL 4.2 PENEMPATAN UNDER FRECUANCY RELAY (UFR) ISLAND PRIOK

Gi Trafo Beban UFR Beban island (mw)


(mw) (mw) 48,3 hz 48,1 hz
Priok Ps 10 - 10 10
Ancol 1,2 45 7 39 0
Angke 3 33 10 23 0
Ketapang 1,2,3 66 21 45 0
Kemayoran 1.2 43 - 43 43
Mangga 1,3 43 - 43 43
Besar

73
Plumpang 1,2 54 - 54 54
Gambir baru 2,3 70 - 70 70
Gedung pola 1,2,3 52 - 52 52
Pegangsaan 1,2,3 71 28 43 43
Pulo 3,4,5,6, 132 7 125 125
Gadung 7,8,9
Gambir 1,2,3,5 32 - 32 32
Penggilingan 1,3 28 - 28 28
Marunda 1,2,3 72 7 65 65
Total 680 74 606 500
Kapasitas pembangkit 1180
TABEL 4.3 BEBAN ISLAND PRIOK

No Pengoperasian Batasan

1 Start dari lokal Jam 01.48 02.30 03.00 03.30

2 Start dari ccr Jam

3 Tekanan lube >5.0 4.8 4.8 4.8 4.8


oil kg/cm2

4 Tekanan bb hsd 3.5 kg/cm2 3.3 3.0 3.2 3.2

5 Tekanan cyl cw >0.9kg/ 2.8 2.8 2.8 2.8


cm2

6 Tekanan coller 1.6kg/m2 1.6 1.6 1.6 1.6


cw

7 Strok governur Posisi 15 14 16 15


(fuel notch ) jarum 9

8 Temp lo outlet <75 c

9 Temp cyl cw <85 c


outlet

74
10 Temp exh gas 340/36 340/3 340/3 370/4
0 60 80 00

11 Speed 1000 rpm 990 990 990 990

12 Tegangan 380v 380 380 380 380

13 Frequency 50hz 50 50 50 50

14 Cos q 8.6 8.6 8.8 8.8

15 Kw meter 260 260 260 260

16 Amper meter 580 600 600 8.8

17 SPEED 1000 RPM 990 990 990 990

TABEL 4.4 DATA EMERGENCY DIESEL GENERATOR UNIT

Tentunya pihak perusahaan memiliki lembaran validasi terkait


Instruksi Kerja ketika terjadi blackout pada pembangkit listrik tenaga gas
dan uap PLTGU di perusahaan PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power
Generation Unit (PGU) yang telah disesuaikan dengan standar
operasional prosedur yang telah ditentukan.

Hal ini guna menjadi crosscheck atau pemastian kondisi


terhadap bagian-bagian pembangkit yang harus dalam posisi yang telah
ditentukan.

Instruksi kerja ini pun menjadi acuan terhadap bentuk


pemulihan yang dilakukan PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power
Generation Unit (PGU) terhadap kejadian blackout atau padam total yang
tejadi pada perusahaan.

Dalam pelaksanaannya tentu terdapat beberapa penanggung


jawab guna me-monitoring dalam melakukan langkah-langkah instruksi
kerja yaitu sebagai berikut :

75
 R sebagai SPS OPR (Supervisor Senior Operator)
 A sebagai MOPN
 S sebagai SPS Rendalop dan SPS HAR
 C sebagai ENG, HAR
 I sebagai MOPN, MHAR dan MENG

Untuk instruksi kerja perusahaan dalam kondisi blackout ialah


adalah sebagai berikut :

76
GAMBAR 4. 1 EXTERNAL ACTION WHEN BLACKOUT

77
GAMBAR 4. 2 EXTERNAL ACTION WHEN BLACKOUT

78
GAMBAR 4. 3 CATT 1 : SYNCRONISATION EDG KE TEGANGAN
PEMAKAIAN SENDIRI

79
GAMBAR 4. 4 EXPLANATION OF CATT 2

GAMBAR 4. 5 EXPLANATION OF CATT 3

80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan


PT.PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit (PGU) selama satu
bulan ini dan membuat laporan praktik kerja berjudul “Sistem Pemulihan
Blackout pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap PT. PLN Indonesia
Power PRIOK Power Generation Unit (PGU)” ini, penulis mendapatkan
kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) ini termasuk
pembangkit yang tidak dapat melakukan start-up atau black-start pada
kondisi tanpa adanya tegangan yang masuk kedalam unit pembangkit.
2. Ketika kondisi blackout terjadi, turbin pada generator atau unit
pembangkit harus dipastikan tetap dalam kondisi berputar (tidak
diperbolehkan berhenti mendadak dalam kondisi panas).
3. Frekuensi seimbang tenaga listrik pada kondisi 50.00 Hz dengan 3000
rpm. Range frekuensi aman (tidak memasuki fase blackout) 47.50 –
52.50 Hz.
4. PLTGU adalah gabungan PLTG dan PLTGU yang diatur oleh 3 damper
yang berada diantara bypass dan HRSG di PLTGU.
5. Ketika terjadi blackout pada PLTGU terdapat supply cadangan untuk
pemakaian sendiri dan menjaga komponen komponen pembangkit pada
kondisi aman yaitu baterai untuk gas turbin dan EDG untuk steam
turbine.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan PT. PLN


Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit (PGU) selama keberjalanan
kerja praktik adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan dapat meningkatkan tingkat efektifitas, efisiensi dan
keamanan pada ruang lingkup pembangkit secara keseluruhan sebagai

81
bentuk peningkatan tindak preventif atas kerusakan atau kendala yang
dapat terjadi baik dalam kondisi lapangan maupun dalam ruang control.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Agustinus, Michael.2017.” Ada 3,98 Juta Perusahaan Baru di RI dalam 10


Tahun Terakhir”,
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3485474/ada-398-juta-
perusahaan-baru-di-ri-dalam-10-tahun-terakhir, diakses pada 25 Januari 2023
pukul 19.35.
[2] Ministry of Energy and Mineral Resources Republik of Indonesia. “Kuartal III
2021, Konsumsi Listrik Per Kapita Meningkat Capai 1.109 kWh”,
https://www.esdm.go.id/en/, diakses pada 27 Januari 2023 pukul 20.08.
[3] pln.co.id, “PLN-2019-Sustainability-Report,” Jakarta, 2019. 1.
[4] Suryawinata, Handi.2015. “PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap)”. https://blog.unnes.ac.id/handisurya/2015/10/14/pltgu-pembangkit-listrik-
tenaga-gas-dan-uap/, diakses pada 2 Februari 2023 pukul 15.36.
[5] Pramonoth.2021. “Prinsip Kerja PLTGU”. https://rakhman.net/power-plants-
id/prinsip-kerja-pltgu/, diakses pada 3 Februari 2023 pukul 16.07.
[6] J. Jamaludin, “OPTIMASI ALIRAN KOMPRESSOR PADA TURBIN GAS
UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASS DENGAN
KAPASITAS 20 MW,” Jurnal Teknik, vol. 5, no. 2, 2016.
[7] B. U. ’P and P. ’P, “Analisis Energi Dan Eksergi PLTG Blok 1.1 dan 1.3 Pada
Kondisi Beban Berbeda di PT. PJB UP Muara Karang,” 2020.
[8] N. M. Ilham, Y. A. Ishvandono, and O. P. Tri Wahyu, “PENGARUH VARIASI
BEBAN TERHADAP EFISIENSI GAS TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA GAS UAP BLOK 2 MUARA KARANG,” 2020.
[9] M. S. Rizal, “Konversi Energi,” Ke-menterian Pendidikan dan Kebudayaan
Repub-lik Indonesia. Jakarta, 2013.
[10] E. Yohana, B. Farizki, N. Sinaga, M. Endy Yulianto, and I. Hartati, “Analisis
Pengaruh Temperatur dan Laju Aliran Massa Cooling Water Terhadap
Efektivitas Kondensor di PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng,” 2019.

82

Anda mungkin juga menyukai