OLEH :
Laporan Kerja Praktik di PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation
Unit (PGU) Jakarta yang telah dilaksanakan mulai tanggal 19 Januari 2023 – 19
Februari 2023, disusun oleh :
Telah disetujui sebagai salah satu syarat terhadap laporan hasil pembelajaran
mahasiswa pada Praktik Kerja Lapangan Program Studi Sarjana Terapan Teknik
Listrik Industri Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro, pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui, Menyetujui,
Supervisi Senior Regu C Mentor Kerja Praktik
Operasi Control Room Blok 1-2 Regu Ahli Muda Operasi Control Room
C Blok 1-2 Regu C
ii
HALAMAN PENGESAHAN UNIVERSITAS
Laporan Kerja Praktik di PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation
Unit (PGU) Jakarta yang telah dilaksanakan mulai tanggal 19 Januari 2023 – 19
Februari 2023, disusun oleh :
Telah disetujui sebagai salah satu syarat terhadap laporan hasil pembelajaran
mahasiswa pada Praktik Kerja Lapangan Program Studi Sarjana Terapan Teknik
Listrik Industri Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro, pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui Menyetujui,
Ketua Program Studi D4 Teknik Dosen Pembimbing
Listrik Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan
limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktik di PT.
PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit (PGU) Jakarta dengan judul
“Sistematis Pemulihan Blackout pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU) di PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit
(PGU)”.
Laporan ini penulis buat bertujuan untuk menjadi laporan terhadap pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 1 bulan pada 19 Januari 2023 sampai 19
Februari 2023 di PT. PLN Indonesia Power PRIOK PGU di daerah Jakarta.
Dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini tentu tidak lepas
dari dukungan, arahan dan bimbingan berbagai pihak dalam membantu penulis
memperbaiki dan menyempurnakan laporan Praktik Kerja ini. Maka dari itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak
terkait yang telah membantu, yaitu :
1. Allah SWT yang telah memberikan keberkahan, rahmat dan karunia dalam
penyusunan laporan Praktik Kerja ini.
2. Kepada Ayah, Ibu dan keluarga besar yang selalu memberi doa dan
dukugan dalam pembuatan laporan Praktik Kerja ini.
3. Prof Dr. Ir.Budiyono, M.Si, selaku Dekan Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro Semarang.
4. Dr. Ida Hayu Dwimawanti, M.m, selaku Wakil Dekan 1 Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro Semarang.
5. Dr. Eng. Vita Paramita, S.T., M.M., M.Eng, selaku Wakil Dekan 2 Sekolah
Vokasi Universitas Diponegoro Semarang.
6. Bapak Arkhan Subari, ST, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Teknik Listrik Industri Departemen Teknologi Industri Sekolah
Vokasi Universitas Diponegoro Semarang.
iv
7. Bapak Priyo Sasmoko, S.T.,M.Eng, selaku dosen pembimbing Kerja Praktik.
8. Bapak Igan Subawa Putra, S.T.,M.T, selaku General Manager PT. PLN
Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit (PGU).
9. Bapak Raminto, sekalu Supervisor Senior regu C bidang Operasi Central
Control Room (CCR) blok 1 dan blok 2.
10. Bapak Ikhe Athifiyah Syah Putra, selaku pembimbing dan pengajar selama
kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
11. Seluruh Tim Regu Operasi Central Control Room (CCR) PLTGU PRIOK
12. Alkhansa Fatiha Mafaza yang sudah mendukung penulis dalam
penyusunan laporan kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
13. Muhammad Choirrizal Alvinandella selaku pihak yang mendukung dan
membantu penulis dalam kegiatan dan penyusunan laporan Praktik Kerja.
14. Teman – teman D4 Teknik Listrik Industri Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro yang telah memberi dukungan dan doa terhadap kelancaran
kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
15. Serta seluruh pihak yang telah membantu seluruh rangkaian kegiatan dan
penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini yang tidak dapat
disebutkan secara satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sepenuhnya sempurna, salah satunya
dikarenakan batas waktu kegiatan yang cukup singkat, Maka dari itu besar
harapan penulis terhadap kritik dan masukan yang dapat membangun penulis
untuk dapat lebih menyempurnakan pengetahuan penulis terkait pembahasan yang
penulis bawakan. Akhir kata, penulis berharap agar laporan Praktik Kerja
Lapangan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terkhususnya kepada
mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang.
Penulis
v
ABSTRAK
PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit (PGU) sebagai unit
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) memiliki empat blok
pembangkit untuk menghasilkan tenaga listrik yang dapat disalurkan kemasing-
masing gardu induk yang tersebar di daerah Jakarta dan sekitarnya dengan
kapasitas total berkisar 2.800 MW. Pada kondisi tertentu, terdapat beberapa hal
yang dapat menyebabkan blackout baik pada sistem transmisi, distribusi dan
pembangkit tenaga listrik, kondisi ini seperti bencana alam, kebakaran, dan
bencana lainnya yang mengganggu dan mengenai bagian gardu dan kabel listrik
sehingga mengakibatkan trip.
Pasalnya PLTGU tidak dapat menghasilkan listrik tanpa adanya tegangan yang
masuk kembali kedalam trafo, dan perputaran turbin pada generator tidak
diperkenankan dalam keadaan mati atau tidak berputar pada kondisi panas karena
dapat mengakibatkan kerusakan pada generator. Pada gas turbin yang dapat
menerima aliran DC (Dirrect Current) telah dipersiapkan cadangan baterai yang
men-supply tegangan untuk dapat memompa minyak pelumas guna menjaga
stabilitas putaran turbin, sedangkan untuk steam turbine yang hanya menerima
aliran AC (Alternating Current) telah dipersiapkan EDG (Emergency Diesel
Generator) sebagai tenaga cadangan yang berbahan bakar solar dan berfungsi
sebagai Steam Turbine Jacking Oil Pump Motor, Generator Air Side Seal Oil
Pump Motor, Generator Hydrogen Side Seal Oil Pump Motor, dan lain lain. Maka
dengan adanya studi mengenai sistematis pemulihan dan cara me-maintenance
pada komponen ketika kondisi pemadaman di PLTGU, dapat lebih siap beroperasi
tanpa merusak dan membahayakan sistem di PLTGU PT PLN Indonesia Power
PRIOK PGU dan PLTGU lainnya.
vi
ABSTRACT
PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation Unit (PGU) as a Gas and
Steam Power Plant (PLTGU) unit has four generating blocks to produce
electricity that can be distributed to each substation spread across Jakarta and its
surroundings with a total capacity of around 2,800 MW. Under certain
conditions, there are several things that can cause a blackout in both the
transmission, distribution and power generation systems, these conditions are
natural disasters, fires and other disasters that disrupt and affect parts of the
substation and power cables resulting in a trip.
This is because the PLTGU cannot produce electricity without the voltage going
back into the transformer, and the rotation of the turbine on the generator is not
allowed to be turned off or not rotating in hot conditions because it can cause
damage to the generator. In gas turbines that can receive DC (Direct Current)
flow, a battery backup has been prepared which supplies voltage to be able to
pump lubricating oil to maintain the stability of the turbine rotation, while for
steam turbines that only receive AC (Alternating Current) flow, EDG (Emergency
Current) has been prepared. Diesel Generator) as a backup power that uses
diesel fuel and functions as a Steam Turbine Jacking Oil Pump Motor, Air Side
Seal Oil Pump Motor Generator, Hydrogen Generator Side Seal Oil Pump Motor,
and others, so with a study on systematic recovery and how to maintain
components during blackout conditions at PLTGU, we can be more prepared to
operate without damaging and endangering the system at PLTGU PT PLN
Indonesia Power PRIOK PGU and other PLTGUs.
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
BAB I.....................................................................................................................14
viii
2.2.2 Misi PT. PLN (Persero)...................................................................24
2.6 Gambaran Umum PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation
Unit (PGU).........................................................................................................28
3.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).........34
3.6 Prinsip Kerja Heat Recovery Steam Generator PLTGU PRIOK BLOK 1-
2 46
BAB IV..................................................................................................................63
ix
4.1 Blackout pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).......63
5.1 Kesimpulan..............................................................................................79
5.2 Saran........................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................80
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 3. 22 Combusion.......................................................................................53
Gambar 3. 23 Combustor.......................................................................................53
Gambar 3. 24 Tempat Ruang Bakar PLTGU PRIOK BLOK 2.............................54
Gambar 3. 25 Combustion Chamber PLTGU PRIOK...........................................54
Gambar 3. 26 Seaglass Combustion Chamber.......................................................55
Gambar 3. 27 Gas Turbin.......................................................................................56
Gambar 3. 28 Turbin Gas PLTGU PRIOK (terlindungi).......................................56
Gambar 3. 29 Heat Recovery Steam Generation...................................................57
Gambar 3. 30 HRSG PLTGU PRIOK BLOK 2....................................................57
Gambar 3. 31 Separator.........................................................................................58
Gambar 3. 32 Steam Turbine.................................................................................59
Gambar 3. 33 Steam Turbine PLTGU Priok Blok 2..............................................59
Gambar 3. 34 Condensor PLTGU..........................................................................60
Gambar 3. 35 CONDENSOR PLTGU PRIOK BLOK 1-2...................................60
Gambar 3. 36 Generator.........................................................................................61
Gambar 3. 37 Generator PLTGU PRIOK Blok 1..................................................61
Gambar 3. 38 Pompa GENO atau Generator Cooling Water Pump......................62
Gambar 3. 39 Aliran Pompa GENO......................................................................62
Gambar 4. 1 External Action when Blackout.........................................................75
Gambar 4. 2 External Action when Blackout.........................................................76
Gambar 4. 3 CATT 1 : Syncronisation EDG ke Tegangan Pemakaian Sendiri....77
Gambar 4. 4 Explanation of CATT 2.....................................................................78
Gambar 4. 5 Explanation of CATT 3.....................................................................78
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
14
kegiatan kerja praktik, praktikan ditempatkan di Divisi Operasi Central
Control Room (CCR) Blok 1 dan Blok 2. Perusahaan PT PLN IP PRIOK
PGU merupakan salah satu unit kerja milik PT PLN Indonesia Power
yang berfokus pada Unit Pembangkit dan Jasa Pembangkit listrik. Unit
PLTGU Priok memiliki empat unit pembangkitan utama, yaitu blok 1-2
dengan kapasitas 1180 MW, blok 3 dengan kapasitas 740 MW, blok 4
dengan kapasitas 880 MW dan mengelola PLTD Senayan dengan
kapasitas 101 MW. Untuk blok 1 dan 2, masing-masing blok terdiri dari
3 Gas Turbine (GT), 3 Heat Recovery Steam Generator (HRSG), dan 1
Steam Turbine (ST), sedangkan blok 3 dan blok 4 terdiri dari 2 Gas
Turbine (GT), 2 Heat Recovery Steam Generator (HRSG), dan 1 Steam
Turbine (ST). Dalam operasinya PLTGU memiliki 2 siklus
pengoperasian yaitu siklus simple cycle dan siklus combined cycle[3].
15
melalui proses permunian agar tidak membahayakan dan merusak
komponen – komponen yang terdapat pada PLTGU.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) ini pasalnya
tidak dapat beroperasi ketika tidak mendapatkan tegangan kembali
kedalam generator melalui trafo, sehingga ketika kondisi blackout maka
EDG (Emergency Diesel Generator) akan aktif secara otomatis sebagai
sumber untuk men-supply beban essential (beban yang tidak boleh mati)
pada PLTGU. Maka dari itu, pada kondisi pemadaman ini diharuskan
adanya alternatif pasokan yang men-supply, guna menjaga komponen-
komponen PLTGU dari kerusakan, menghindari pemadaman listrik baik
per unit atau total (blackout) dalam jangka panjang, dan dapat melakukan
black-start dengan lebih efektif dan efisien.
16
Dapat mengimplementasikan secara langsung dari teori dan
penjelasan yang telah dipaparkan
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses pendidikan
dan pelatihan terhadap pengalaman kerja
17
Tempat : PT. PLN Indonesia Power PRIOK Power Generation
Unit, Jl. RE. Martadinata, Ancol, Pademangan, Ancol,
Kec. Pademangan, Jkt Utara, DKI Jakarta 14310
Waktu : 19 Januari 2023 – 19 Februari 2023
18
keberjalanan kegiatan di perusahaan dengan hasil yang dapat
berupa data kualitatif maupun kuantitatif
c. Metode Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah salah satu teknik pengumpulan data
melalui beberapa sumber referensi atau buku yang berkaitan
dengan pembahasan yang dibawakan
19
terkait Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) serta sistematis pada kondisi blackout di
PLTGU.
BAB IV : PEMBAHASAN
Menjelaskan mengenai pembahasan utama yaitu terkait
sistematis pemulihan ketika kondisi Ketika terjadi
(blackout)
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Memuat terkait kesimpulan serta saran terhadap
rangkaian kegiatan Kerja Praktik
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
20
Tahun 1943-1945 merupakan periode menyerahkanya
pemerintah Belanda kepada Jepang di perang dunia II, maka
perusahaan listrik dan gas ini diambil alih oleh pemerintah Jepang
dan dikelola menurut situasi daerah tertentu seperti perusahaan
listrik Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, dan lain-
lain. Dengan jatuhnya Jepang ke tangan sekutu dan
diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, perusahaan listrik tersebut berhasil direbut oleh
para pemuda dan diserahkan ke pemerintah pada bulan
September 1945. Setelah berhasil merebut perusahaan listrik,
maka pada tanggal 27 Oktober 1945 dibuatlah Perusahaan
Jawatan Listrik dan Gas dengan kapasitas 157,5 MW yang
berkedudukan di Yogyakarta melalui ketetapan Presiden
Republik Indonesia Nomor 1/SD/1945. Dengan adanya hal
tersebut, maka tanggal 27 Oktober dikenal dengan Hari Listrik
Nasional.
21
Listrik Belanda, maka Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda
berada di tangan Indonesia. Pada tahun 1959 setelah Dewan
Direktur Perusahaan Listrik Negara (DD PLN) terbentuklah
berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara
dan melalui Peraturan pemerintah RI No. 67 Tahun 1961
dibentuklah Badan Pimpinan Umum PLN (BPU PLN) yang
mengelola semua Perusahaan Listrik Negara dan Gas dalam satu
wadah organisasi. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan
dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas
Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit
tenaga listrik PLN mencapai 300MW. Tahun 1972 PLN
ditetapkan sebagai perusahaan umum melalui Peraturan
pemerintah No. 10, Pemerintah juga memberi tugas bidang
kelistrikan kepada PLN untuk mengatur, membina, mengawasi,
dan melaksanakan perencanaan umum di bidang kelistrikan
nasional disamping tugas-tugas sebagai perusahaan.
22
bentuknya menjadi PERSERO. Selanjutnya dengan PP No. 23
Tahun 1994 tanggal 6 April 1994 tentang pengalihan bentuk
PERUM menjadi PERSERO hal ini tercantum dalam anggaran
dasar PT. PLN (PERSERO) Akte Notaris Sujipto, SH No. 109
tanggal 30 Juli 1994.
23
participating interest, penugasan EBT, jasa penunjang
ketenagalistrikan dan perd
24
2.3.1 Visi PT. PLN (Persero)
Menjadi Perusahaaan Energi Terbaik yang Tumbuh
Berkelanjutan
25
GAMBAR 2. 2 BIDANG PERSEGI VERTIKAL KUNING
Tiga Gelombang
26
(persero) guna memberikan layanan terbaik bagi
pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan
kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik
yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia.
Disamping itu, buri juga melambangkan keandalan yang
dimiliki insani perusahaan dalam memberikan layanan
terbaik bagi perusahaan pelanggannya.
27
Cakupan operasi PLN sangat luas meliputi seluruh wilayah di
Indonesia yang terdiri dari 13.000 pulau. Dalam perkembangannya, PT.
PLN (Persero) telah mendirikan 6 anak perusahaan dan 1 perusahaan
patungan, yaitu:
1) PT. Indonesia Power, yang bergerak dibidang pembangkitan
tenaga listrik dan usahausaha pembangkitan lain yang terkait.
2) PT. Pembangkitan Jawa-Bali (PT. PJB), yang bergerak dibidang
pembangkitan tenaga listrik.
3) Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT. PLN Batam) yang
bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan
umum di wilayah Pulau Batam.
4) PT. Indonesia Comnets Plus, yang bergerak dalam bidang usaha
telekomunikasi didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
5) PT. Prima Layanan nasional Enjinir, Rekayasa Enjiniring dan
Supervisi Konstruksi, didirikan pada tanggal 3 oktober 2002.
6) Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT. PLN Tarakan), bergerak
dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di
wilayah Pulau Tarakan.
7) Geo Dipa Energi, perusahaan patungan PLN-PERTAMINA yang
bergerak dibidang Pembangkit Tenaga Listrik.
28
dan 2 (2x25 MW) seimen dan Sub unit PLTD, akhirnya Pembangkitan
Priok resmi berdiri sejak 31 Juli 1962.
Kemudian pada tahun 1973 didirikan PLTU 3 dan 4 (2x50 MW)
Mitshubisi Jepang untuk menambah pasokan listik wilayah Jawa dan
Bali. Selanjutnya PLN Sektor Jakarta berubah nama manjeadi Unit
Bisnis Pembangkitan Priok (UBP Priok). Pada tahun 1993 Bapak
Presiden Suharto meresmikan penambahan kembalipembangkit PLTGU
Blok 1 dan 2 (6 gas turbin, 2 steam turbin dan 6 HRSG) dengan daya
yang terpasang sebesar 1180 MW.
Selanjutnya berbubah kembali nama PLN Unit Bisnis
Pembangkitan Priok berubah menjadi PT Indonesia Power Unit Bisnis
Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Priok disingkat menjadi UPJP
Priok. Disusul dengan pembangunan PLTGU Blok 3 tahun 2012 (2 gas
turbin, 1 steam turbin dan 2 HRSG) dengan daya yang terpasang 740
MW. Hingga tahun 2019 UPJP Priok memiliki PLTGU Blok 4 (2 gas
turbin, 1 steam turbin dan 2 HRSG) dengan daya terpasang sebesar 880
MW yang selesai dibangun pada 23 Mei 2019 dan rencana akan
diresmikan Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo. Saat ini
PLTGU UPJP Priok memiliki kapasitas total sebesar 2800 MW yang
terdiri dari 4 Blok PLTGU, dan 14 mesin pembangkit yaitu 10 Gas
Turbin, dan 4 Steam Turbin yang harus dikelola dalam
pemeliharannya[3]. Pada kondisi terkini perusahaan berubah nama
menjadi PT. Indonesia Power PRIOK PGU.
29
GAMBAR 2. 5 PLTGU PRIOK
30
GAMBAR 2. 7 STRUKTUR ORGANISASI
31
ugas dari masing-masing bagian yang terdapat pada
organisasi PT PLN Indonesia Power Priok POMU :
1. General Manager
Menyusun dan mengembangkan serta
merumuskan tujuan dan kebijaksanaan
perusahaan secara umum
Menetapkan rencana jangka panjang maupun
rencana jangka pendek mengenai kegiatan
perusahaan
Mengawasi para ahli dan manager
Mengevaluasi dan menganalisa setiap
laporan berkala yang diterima dari para ahli
dan manager
2. Ahli Tata Kelola
Bertanggung jawab atas prosedur dan hasil
kerja di departemen atau bidangnya kepada
General Manager
Membantu General Manager dalam
pengawasan terhadap masing – masing
bidang Mengevaluasi dan menganalisa setiap
kendala yang dihadapi
3. Manager
Bertanggung jawab atas prosedur dan hasil
kerja di departemennya kepada General
Manager
Mengevaluasi kinerja supervisor dan
karyawan dalam setiap divisi
Memberikan peringatan mengenai kinerja
atau permasalahan apapun yang ditimbulkan
oleh karyawan dalam setiap divisi
32
Menerima dan mengambil keputusan
Melakukan hubungan kerja sama dengan
bagian-bagian atau departemen terkait dalam
menyelesaikan kewajiban dan tanggung
jawab
4. Supervisor
Bertanggung jawab atas prosedur dan hasil
kerja di departemennya kepada Manager
Membuat laporan berkala untuk Manager
Membuat dan memutuskan keputusan yang
akan dilakukan selama keberjalanan kegiatan
Memastikan seluruh kewajiban dan tanggung
jawab departemen berjalan sesuai dengan job
description
Memberikan peringaran kepada staff yang
berada dibagiannya
Menganalisa sistem atau prosedur dalam
departemennya
Berhubungan dengan bagian-bagian terkait
dalam menyelesaikan masalah
5. Karyawan atau Staff
Bertanggung jawab atas prosedur dan hasil
kerja kepada supervisor yang terkait mseluruh
kewajiban dan tanggung jawab sesuai dengan
job description
Berhubungan dengan bagian-bagian atau
departemen terkait dalam menyelesaikan
masalah
Bertanggung jawab terhadap kinerja kerja
terhadap sesame karyawan perusahaan
33
BAB III
LANDASAN TEORI
34
GAMBAR 3. 1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP
3.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
35
Generator (HRSG) untuk menghasilkan uap yang akan digunakan untuk
pembangkitan turbin uap atau Steam Turbin Generator (STG). [4]
36
gas itu sendiri yang menjadi motor melalui mekanisme SFC (Static
frequency Converter). Setelah kompresor berputar secara kontinu, maka
udara luar terhisap hingga dihasilkan udara bertekanan pada sisi discharge
(tekan) kemudian masuk ke ruang bakar. Kedua, proses selanjutnya pada
ruang bakar, jika startup menggunakan bahan bakar cair (fuel oil) maka
terjadi proses pengkabutan (atomizing) setelah itu terjadi proses
pembakaran dengan penyala awal dari busi, yang kemudian dihasilkan api
dan gas panas bertekanan. Gas panas tersebut dialirkan ke turbin sehingga
turbin dapat menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran. Selanjutnya
gas panas dibuang ke atmosfir dengan temperatur yang masih tinggi. Pada
gabungan PLTGU ini keadaan simple cycle atau combine cycle diatur oleh
posisi damper yang akan mengalirkan (Temperature After Turbin) TAT
kearah bypass atau masuk kembali ke Heat Recovery Steam Generator
(HRSG) untuk dilanjut menjadi sistem PLTGU.
37
3.3.1 Siklus Brayton
Poses seperti tersebut merupakan siklus turbin gas,
yang merupakan penerapan Siklus Brayton.
38
3.3.2 Siklus Rankine
Pada proses siklus rankie terjadi pada pengoperasian
boiler Heat Recovery Steam Generation (HRSG).
39
3.4 Prinsip Kerja Turbin Gas
a) Compression
Pada awalnya udara dihisap kedalam turbin dengan kompressor
untuk terjadinya proses kompresi atau dimampatkan.
b) Heating
Selanjutnya udara akan dipanaskan didalam ruang bakar.
c) Expansion
Pada akhirnya udara akan di ekspansikan pada turbin untuk
menghasilkan daya.
40
P2
kompresor aksial dan ditekan dengan perbandingan tekanan antara 6
P1
sampai 18 sehingga densitas dan suhunya naik antara 225 ℃ sampai
525℃. Proses kompresi ini dianggap berlangsung secara isentropis.
41
sikat, sehingga menimbulkan permasalahan pada pembangkitan daya
tinggi. Arus DC disuplai ke rangkaian medan rotor dengan dua cara:
a) Menyuplai daya DC ke rangkaian dari sumber DC eksternal
dengan sarana slip ring dan sikat.
b) Menyuplai daya DC dari sumber DC khusus yang ditempelkan
langsung pada batang rotor generator sinkron.
42
GAMBAR 3. 8 DIAGRAM STATIC EXCITATION SYSTEM
43
a. Generator rotor kutub yang menonjol biasa digunakan
pada generator dengan rpm rendah seperti PLTA dan
PLTD
b. Generator rotor kutub rata (silindris) biasa digunakan
pada pembangkit listrik/generator dengan putaran rpm
tinggi seperti PLTG dan PLTGU
44
GAMBAR 3. 11 KONSTRUKSI MESIN GENERATOR SINKRON
45
4. Relai Rotor Hubung Tanah
Gangguan hubung tanah dalam sirkit rotor, yaitu hubung
singkat antara koduktor rotor dengan badan rotor
menimbulkan distorsi medan magnet dan menimbulkan
getaran (vibrasi) berlebihan dalam generator. Oleh karena
itu, hal itu harus dihentikan oleh Relai Rotor Hubung Tanah.
5. Relai Penguatan Hilang
Penguatan hilang dapat menimbulkan pemanasan berlebihan
pada kepala kumparan stator. Selain itu penguatan generator
sinkron yang lemah dapat menyebabkan generator menjadi
lepas dari hubungan sinkron dengan generator lain. Dalam
keadaan lepas sinkron, generator yang penguatannya lemah
masih diberi kopel pemutar oleh mesin penggerak sehingga
generator ini berubah menjadi generator asinkron. Keadaan
ini akan menimbulkan pemanasan yang berlebihan pada
rotor generator sinkron karena tidak direncanakan untuk
beropersi asinkron. Oleh sebab itu, keadaan ini harus
dicegah oleh Relai
6. Relai Tegangan Lebih
Tegangan lebih dapat terjadi apabila generator berbeban
kemudian pemutus tenaganya (PMT-nya) trip karena salah
satu atau beberapa relai bekerja. Tegangan lebih ini dapat
merusak isolasi generator termasuk kabel-kabel
penghubungnya. Oleh karena itu, keadaan ini harus dicegah
dengan menggunakan Relai Tegangan Lebih.
7. Relai Suhu
Apabila suhu berlebihan, maka kumparan stator maupun
bantalan generator bias rusak. Oleh karena itu, kerusakan ini
harus dicegah oleh Relai Suhu yang mula-mula
membunyikan alarm pada suhu tertentu kemudian pada suhu
yang lebih tinggi lagi relai ini men-trip PMT generator.
46
3.6 Prinsip Kerja Heat Recovery Steam Generator PLTGU PRIOK
BLOK 1-2
47
pressure bypass valve. Selanjutnya aliran mengarah ke low
pressure economiser yang dimana terjadi kenaikan suhu, lalu
bertemu katup 41 yang dimana low pressure control valve pada
katup 41 ini digerakkan oleh instrument air control.. Selanjutnya
masuk kedalam low pressure drum dan dipompa dengan low
pressure boiler circulating pump pada katup 51 dan katup 52
selanjutnya lanjut ke low pressure evaporator setelahnya Kembali
masuk ke low pressure drum dan dilanjut kedalam low pressure
steam.
Proses High Pressure
Awal mulanya aliran air diambil dari tempat penampungan atau
Feed Water Tank melalui aliran High Pressure Feed Water
dipompa dan bertemu dengan katup 28 dan katup 29 yang dimana
katup 28 ialah high pressure stop valve dan katup 22 ialah high
pressure bypass valve. Selanjutnya aliran mengarah ke high
pressure economiser yang dimana terjadi kenaikan suhu, lalu
bertemu katup 42 yang dimana high pressure control valve pada
katup 42 ini digerakkan oleh instrument air control. Selanjutnya
masuk kedalam high pressure drum dan dipompa dengan high
pressure boiler circulating pump pada katup 61 dan katup 62
selanjutnya lanjut ke high pressure evaporator setelahnya
Kembali masuk ke high pressure drum dan dilanjut kedalam high
pressure superheater dan dilanjutkan ke high pressure steam.
Namun Ketika terjadi overheat atau derajat yang akan masuk
kedalam steam terlalu panas atau over maka akan dibantu oleh
katup 27 dan 43 sebagai katup yang membuka aliran dengan suhu
yang rendah untuk membantu merendahkan suhu panas yang
terjadi sebelum masuk kedalam steam.
48
3.7 Komponen pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
49
GAMBAR 3. 15 FILTER UDARA DI PLTGU PRIOK
50
2) Compressor
Kompresor merupakan alat yang digunakan untuk meningkatkan
tekanan udara, udara dari yang masuk pada air intake. Udara
tersebut akan dikompresi pada tekanan tertentu dan selanjutnya
akan menuju ke combustion chamber. Hal tersebut bertujuan agar
gas panas dari proses pembakaran memiliki tekanan tinggi.
Kenaikkan tekanan berlangsung dalam setiap tingkat, diperoleh
setiap tingkat perbandingan tekanan yang lebih tinggi. Setiap
tingkat-tingkat sudu menerima udara dari tingkat sebelumnya dan
mempercepat atau memperlambat aliran udara tersebut sesuai
fungsinya. Setiap tingkat sudu memberikan aliran udara dengan
kecepatan yang sama pada saat masuknya akan tetapi tekanannya
berubah [6]
51
GAMBAR 3. 19 KOMPRESSOR PLTGU PRIOK BLOK 2
52
GAMBAR 3. 21 PISTON VIGV PLTGU PRIOK
4) Combustion Chamber
Combustion Chamber adalah komponen tempat terjadinya
pembakaran antara fluida kerja yaitu udara yang telah di kompresi
dengan bahan bakar (HSD/Natural Gas) hasil pembakaran berupa
udara bertekanan tinggi. Pemantik berasal dari spark plug yang ada
pada burner. Fungsi dari sistem ini adalah untuk menghasilkan
energi panas yang akan digunakan untuk menggerakan turbin. Pada
gas turbin, udara yang masuk kedalam ruang pembakaran tidak
terbakar seluruhnya, sekitar 20- 30% udara yang akan
dimanfaatkan untuk pembakaran pada full load, sisanya akibat
panas dari api pembakaran akan mengembang melalui sudu turbin.
Udara yang digunakan untuk pembakaran itulah yang disebut udara
primer yang jumlahnya diatur oleh banyaknya dan besarnya
lubang-lubang dari ruang bakar tempat di mana udara tersebut
dapat masuk ke arah pembakaran [7]
53
GAMBAR 3. 22 COMBUSION
GAMBAR 3. 23 COMBUSTOR
54
GAMBAR 3. 24 TEMPAT RUANG BAKAR PLTGU PRIOK BLOK 2
55
GAMBAR 3. 26 SEAGLASS COMBUSTION CHAMBER
5) Gas Turbine
Turbin gas merupakan komponen yang berfungsi unutuk
mengubah gas panas dari proses pembakaran menjadi energi
mekanik yang selanjutnya digunakan untuk memutar sudu sudu
turbin. Turbin gas terdiri dari stator dan rotor. Sistem turbin gas
bekerja dengan siklus brayton dimana dimulai dari kompresi
insentropic pada kompresor dan diakhiri dengan pelapasan kalor ke
lingkungan. Selain itu turbin adalah tempat terjadinya perubahan
energi dari energi kinetik menjadi energi mekanik yang digunakan
sebagai penggerak kompresor. Besarnya daya total yang dihasilkan
sebagian besar dimanfaatkan untuk memutar kompresor, dan
sisanya dimanfaatkan untuk kerja dari turbin gas tersebut [7],
Turbin gas digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang
berdiri sendiri (simple cycle) atau bergandengan dengan turbin uap
(combined cycle) pada sisi suhu tingginya. Turbin uap (combined
cycle) memanfaatkan gas buang turbin gas sebagai sumber
panasnya. Turbin uap dianggap sebagai mesin pembakaran luar
56
(external combustion), dimana pembakaran terjadi diluar mesin.
Energi termal dipindah ke uap sebagai panas. [5]
57
dimanfaatkan untuk memanaskan air, maka terjadi perpindahan
panas secara konveksi dan konduksi dari gas buang ke air dalam
pipa yang di proses menjadi uap oleh elemen- elemen panas yang
ada pada HRSG. Pada HRSG terdapat beberapa komponen yaitu
economizer, evaporator, superheater dan drum [8]
58
7) Selector Valve
Selector Valve merupakan valve yang berfungsi untuk mengatur
gas buangan dari turbin gas, apakah akan dibuang langsung ke
udara ataukah akan dialirkan menuju ke HRSG. [6]
GAMBAR 3. 31 SEPARATOR
8) Steam Turbine
Peralatan yang berfungsi untuk mengkonversikan energi potensial
uap menjadi energi kinetik dan dikonversi lagi menjadi energi
mekanik. Saat uap mengalir melalui nozel dan stator turbin, maka
terjadilah perubahan energi panas yang terkandung pada uap
dikonversikan menjadi energi kinetik berupa kecepatan aliran uap.
Saat uap yang memiliki kecepatan tinggi mengalir melalui sudu-
sudu gerak yang terdapat pada rotor turbin, maka terjadilah
perubahan bentuk energi kinetik menjadi energi mekanik. Siklus
turbin uap adalah siklus tertutup, dimana uap bekas dari tubin dapat
digunakan kembali dengan cara mendinginkannya dengan
menggunakan kondensor, kemudian uap akan dikondensasi
menjadi air yang dialirkan menuju tangki kondensat untuk
dipompakan menuju HRSG Kembali [9]
59
GAMBAR 3. 32 STEAM TURBINE
9) Condensor
Kondensor adalah alat yang digunakan mengkondensasi uap yang
keluar dari turbin agar menjadi air yang akan digunakan lagi pada
HRSG. Pada kondensor memanfaatkan laju aliran pendingin yang
berasal dari air laut. Disini terjadi proses perpindahan panas secara
konduksi terjadi pada air pendingin mengalir dalam pipa-pipa kecil
dan perpindahan panas secara konveksi terjadi saat uap melewati
sisi luar pipa kecil tersebut. Kondensor yang ada pada PLTGU ini
60
termasuk jenis heat exchanger tipe shell and tube. Dimana heat
exchanger ini memiliki 2 sisi, yaitu sisi shell dan sisi tube. Sisi
shell disini merupakan jalur steam yang akan dikondensasikan
sedangkan sisi tube disini merupakan sisi air pendingin sebagai
pendingin yang berasal dari air laut [10]
61
10) Generator
Generator dalah alat yang berfungsi mengubah bentuk energi
mekanik menjadi energi listrik, pada generator terdapat 2 bagian
utama yaitu stator dan rotor, Prinsipnya memanfaatkan energi
gerak menjadi listrik sesuai Hukum Faraday, jika terjadi perubahan
medan magnet pada sebuah kawat loop tertutup akan menimbulkan
GGL (Gaya Gerak Listrik) [9]
GAMBAR 3. 36 GENERATOR
62
11) Generator Cooling Water Pump
Generator Cooling Water Pump ialah pompa yang berisikan air
dingin dan berguna untuk menyerap panas dari generator dengan
perantara udara yang nantinya air akan didinginkan Kembali
dengan cooling van dan diputar Kembali dengan siklus tertutup
guna menjaga panas yang terdapat pada generator, maka dari itu
aliran ini mengelilingi bagian generator.
63
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Blackout pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
Frekuensi Keadaan
50.00 Hz Normal
48.30 Hz Island Priok 1
48.10 Hz Island Priok 2
64
47.0 Hz Blackout
TABEL 4.1 PERKIRAAN FREKUENSI TERHADAP KEADAAN
4.1.1 Blackout Internal
Pemadaman listrik per unit yang dimaksud ialah
pemadaman listrik per unit generator, yang dimana di pembangkit
listrik tenaga gas dan uap di priok sendiri terdapat 4 blok
pembangkit. Terkhususnya pada blok 1-2 yang menjadi tempat
praktikum memiliki total 6 GT (Gas Turbin), 6 HRSG (Heat
Recovery Steam Generator) dan 2 ST (Steam Turbine). Gangguan
hanya pada satu unit saja, umumnya unit mengalami trip dan
Station Service Transformer (SST) mengalami gagal transfer atau
mengisi sistem tegangan 6kV hingga menyebabkan switchgear
(kehilangan tegangan pemakaian sendiri)
4.1.2 Blackout Eksternal
Pemadaman listrik total atau blackout ialah pemadaman
listrik secara total keseluruhan pembangkit, tidak menghasilkan
tegangan sama sekali. dan tidak mendapatkan tegangan dari luar.
Pada kondisi trip ini yang dimaksud ialah terlepasnya jaringan
transmisi listrik, suatu subsistem jaringan yang melepaskan diri
dari sistem jaringan lainnya, sehingga terputusnya aliran listrik.
65
1. Trip Class Y (Yang dimana pada kondisi ini terjadi off pada boiler,
turbine, exciter, 500 kV breaker dan transfer power dari UST ke
SST)
2. Trip Class W Pada hal ini terjadi generator unit terpisah dari
sistem, turbine by pass system operasi dan turbine runback to
house load)
4.3 Prediksi dan Langkah Pemulihan Overload
66
4. Jika langkah pengurangan beban dengan UFR belum mampu
menyelamatkan sistem, maka operator dengan cara manual
(menekan tombol) melepas beberapa saluran untuk mengurangi
beban guna mencegah blackout.
5. Terjadinya padam total atau blackout, jika langkah sebelumnya
belum berhasil, biasanya akan terjadi pemadaman total. Namun,
sebelum terjadi pemadaman total atau blackout ini, beberapa sistem
PLN akan memisahkan diri, membentuk pulau-pulau sistem
kelistrikan guna menyalakan listrik secara terpisah-pisah. Jika
beban berlebih terjadi secara mendadak, langkah yang dilakukan
langsung ke langkah ke-3 dan ke-4.
67
tetap bergerak-gerak meski sudah terputus, sedangkan cicaknya
sendiri pergi melarikan diri.
Demikian juga bila sistem kelistrikan Jawa-Madura-Bali
padam total maka beberapa sistem kelistrikan akan memisahkan
diri membentuk pulau - pulau tersendiri dan dengan cepat bisa
beroperasi dan menyalakan beban di sekitar pusat pembangkit
yang berdiri sendiri itu.
4.4.2 Sistem Pulau
Sistem Kelistrikan Jawa-Madura-Bali merupakan gabungan
beberapa sistem kelistrikan yang lebih kecil dan disebut pulau.
Sistem itu antara lain Sistem Priok, Sistem Muara Karang, Sistem
Pulogadung, Sistem Jatiluhur, Sistem Saguling, Sistem Suralaya,
Sistem Cirebon, Sistem Semarang, Sistem Gresik, Sistem Paiton,
Sistem Bali, dan lain-lain. Ketika Sistem Kelistrikan Jawa-
Madura-Bali ambruk (black-out), maka sistem-sistem kecil ini
berpisah dan mencoba beroperasi sendiri-sendiri. Sistem yang
dapat cepat beroperasi kembali adalah sistem dengan penggerak
awal turbin gas (PLTG), turbin air (PLTA), mesin diesel (PLTD).
Sedangkan penggerak awal turbin uap (PLTU) memerlukan
waktu relatif lebih lama untuk dapat beroperasi kembali.
68
Overload atau kelebihan beban
4.5.2 Kondisi Pembangkit Ketika Blackout
Pada saat blackout terjadi di suatu pembangkit terkhususnya PLTGU
PRIOK maka akan terjadi
Memastikan keaktifan minyak pelumas turbin, pemutaran poros
turbin dan vacuum condenser (menjadi bagian penting ketika
kondisi blackout guna menghindari kerusakan komponen pada
suatu pembangkit listrik akibat panas yang terjebak dan
penghimpitan turbin generator dengan porosnya)
Seluruh PMT Grid terbuka
Unit GT house load atau tidak.
Unit GT dan ST trip.
DC lamp menyala.
Genset runing automatis/Manual (Jika genset running otomatis
langsung sinkron ke essential pemakaian sendiri, lalu operator
akan mengecek kondisi dilokal. Jika tidak bisa sinkron
otomatis, maka operator akan melakukan sinkron manual
dengan memutar handel sinkron pada genset ke kanan)
4.5.3 Langkah Pemulihan Pembangkit Ketika Kondisi Blackout
Ketika pembangkit sudah memasuki fase padam total maka yang dapat
dilakukan sebagai bentuk pemulihan blackout yang terjadi adalah
Tegangan mulai masuk (baik dari external atau internal)
Penormalan PMT GRID oleh operator GIS koordinasi dengan
Operator ccr,sp, ssop PLTGU
Penormalan Pemakaian Sendiri oleh Operator pembangkitan
(CCR)
Genset stop
Start 1 unit GT (blok 1), start HRSG, start Steam Turbine 1.4
Start 1 unit GT (blok 2), start HRSG, start Steam Turbine 2.4
Kemudian disusul start GT dan HRSG yang lain
Start Balance of Plant (BOP)
69
Pada kondisi Blackout tentu dapat mengakibatkan suatu kerusakan
terutama apabila tidak diatasi dengan cepat dan tanggap. Kerusakan atau
dampak yang dapat terjadi yaitu sebagai berikut :
1. Kerusakan Boiler seperti air preheater rusak
2. Kerusakan Turbin seperti :
Lube oil bearing press low
Main valve not close (overspeed)
Lube oil tercemar
Tube condenser impact akibat load rejection
Rupture disc pecah akibat back press (lost cooling)
3. Kerusakan Generator seperti H2 leaksout (explosive) seal oil low-low
1. Gangguan Internal
Apabila terjadi gangguan segera laporkan ke Penyaluran dan
Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (P3B) untuk melakukan
langkah selanjutnya.
Segera lakukan analisa dan lakukan pemulian pada unit yang
mengalami gangguan.
Setelah berhasil memulihkan unit yang gangguan segera
laporkan kembali ke P3B.
Segera buat laporan analisa dan gangguan yang terjadi
70
Laporkan ke P3B / RJKB bahwa GT PLTGU berhasil host
load.
Sinkronisasi unit PLTGU pada posisi Host load dengan
Dead Bus 150 kV dapat dilakukan sesudah terdapat perintah
RJKB oleh operator GIS barat.
Pembagian pembebanan pada unit pembangkit dilakukan
sebagai berikut :
a. Spining Reverse (5MW Host load yang dimana beban
untuk pemakaian sendiri).
b. Preselected (70 MW beban minimum untuk start HRSG),
Base (130 MW untuk operasi normal).
c. Atau dapat dilakukan secara manual dengan load rate 7,2
MW/menit.
Memastikan bahwa unit sudah trip dengan melihat boiler dan
turbin dalam kondisi sudah trip
Memastikan kondisi baterai dengan maksud tegangan DC
normal
Memastikan genset autostart dan mempersiapkan sinkronisasi
Memastikan generator 52G dan 41E dalam kondisi off
Memastikan kondisi turbin terutama pada lubrication bearing
turbin dalam kondisi normal dan vacuum break open Ketika
vacuum condensor dibawah 300 mmhg
Memastikan boiler dengan all air heater amper pada posisi
close dan drain pada kondisi open
71
dalam keadaan gangguan. Selanjutnya SSOPmelaksanakan
koordinasi dengan SSHAR terkait dan petugas piket bahwa
gangguan tidak dapat diatasi oleh operator dan memerlukan
perbaikan/tindakan segera.
72
6 Pmt 150 kv 48,3
penggilingan
1,2
7 P Karang Pmt 150 kv 48,3
plumpang
8 Pmt 150 kv 48,3
pegangsaan
9 Pulogadung Pmt 150 kv wahana 48,3
GL
10 Pmt 150 kv Tosan 48,3
1&2
11 Pmt 20 kv trafo 6 48,3
73
Plumpang 1,2 54 - 54 54
Gambir baru 2,3 70 - 70 70
Gedung pola 1,2,3 52 - 52 52
Pegangsaan 1,2,3 71 28 43 43
Pulo 3,4,5,6, 132 7 125 125
Gadung 7,8,9
Gambir 1,2,3,5 32 - 32 32
Penggilingan 1,3 28 - 28 28
Marunda 1,2,3 72 7 65 65
Total 680 74 606 500
Kapasitas pembangkit 1180
TABEL 4.3 BEBAN ISLAND PRIOK
No Pengoperasian Batasan
74
10 Temp exh gas 340/36 340/3 340/3 370/4
0 60 80 00
13 Frequency 50hz 50 50 50 50
75
R sebagai SPS OPR (Supervisor Senior Operator)
A sebagai MOPN
S sebagai SPS Rendalop dan SPS HAR
C sebagai ENG, HAR
I sebagai MOPN, MHAR dan MENG
76
GAMBAR 4. 1 EXTERNAL ACTION WHEN BLACKOUT
77
GAMBAR 4. 2 EXTERNAL ACTION WHEN BLACKOUT
78
GAMBAR 4. 3 CATT 1 : SYNCRONISATION EDG KE TEGANGAN
PEMAKAIAN SENDIRI
79
GAMBAR 4. 4 EXPLANATION OF CATT 2
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
81
bentuk peningkatan tindak preventif atas kerusakan atau kendala yang
dapat terjadi baik dalam kondisi lapangan maupun dalam ruang control.
DAFTAR PUSTAKA
82