SKRIPSI
OLEH :
PUTU WINDA OKTAVIANA ARYESTA
1315124033
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat beliau penulis
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
1. Bapak Ir. Made Mudhina, M.T. selaku Direktur Politeknik Negeri Bali.
2. Bapak Ir. I Wayan Arya, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Bali.
3. Bapak Made Sudiarsa, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Manajemen
4. Bapak Ir. I Made Suardana Kader, M.T. selaku Dosen Pembimbing I yang
penulis.
seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala ilmu
serta pengalamannya.
7. Bapak Direktur PT. Tata Mulia Nusantara Indah beserta staff yang telah
sayang dan bantuan baik secara moril maupun materiil demi lancarnya
9. Sahabat kecil yang selalu ada dan selalu memberikan motivasi terbaik
kepada penulis (Dinda Angela Syafitri, S.H & Luh Made Prisma Setiarini,
S.H)
11. Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat ganda
kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun
akan penulis terima dengan senang hati. Penulis mohon maaf apabila ada
ABSTRAK
Abstract: From the previous research, the decrease of work productivity overtime
can only reach half of normal work productivity. However, research on how much
influence overtime works on productivity is still little to do in depth. The reason is
the background of this study which also has a purpose is to find out how much
influence the number of hours overtime on labor productivity and can be useful
for construction service providers as a reference in realistic scheduling planning.
This research is a case study of a first-floor villa project with sixty-one data
amounts of concrete casting work during overtime hours. The results of this study
will be generalized to all construction service providers with the condition that
the method used in the casting process is ready mix concrete and using mobile
crene tools in the implementation and productivity of labor produced more or less
the same as the productivity analyzed in this study. The applied analysis is simple
Linear Regression analysis where the result of determination test stated that the
influence of the variable of the number of overtime hours is 43.2% to the labor
productivity. And with the increase in the number of overtime hours leads to
decline in productivity by the workforce, a new shift is needed to maintain the
productivity of labor that can be generated.
Keywords: Overtime, Productivity
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB I
PENDAHULUAN
pesat, dalam hal ini suatu pekerjaan konstruksi dituntut untuk memberikan
pasti memiliki perbedaan dari proyek yang lain, baik dari segi lokasi, disain, biaya
memiliki manajemen yang berbeda agar dapat bersaing dengan penyedia jasa
konstruksi lainnya.
Pekerjaan konstruksi sangat rentan terhadap biaya, mutu dan waktu. Hal itu
penyedia jasa konstruksi dengan tawaran biaya yang lebih rendah dan waktu yang
lebih singkat. Oleh karena itu banyak penyedia jasa konstruksi akhirnya memilih
untuk menerapkan sistem penambahan jam kerja atau penerapan jam kerja lembur
untuk mencapai target waktu yang diinginkan oleh si pemilik proyek atau owner.
1
2
kerja lembur. Hanya ada beberapa item pekerjaan, salah satunya pekerjaan
pekerjaan. Selain itu pekerjaan pengecoran beton juga biasanya berada pada jalur
kritis sehingga banyak pekerjaan lainnya yang hanya bisa dikerjakan jika
pekerjaan kritis ini telah diselesaikan. Tetapi akibatnya adalah penyedia jasa harus
memberlakukan tenaga kerjanya untuk bekerja diluar jam kerja normal yang pasti
hal itu akan berdampak pada produktivitas yang dihasilkan oleh tenaga kerja
tersebut.
seberapa besar pengaruh jumlah jam lembur terhadap produktivitas tenaga kerja
yang dihasilkan terutama untuk pekerjaan pengecoran beton belum cukup banyak
Rumusan masalah yang diambil berdasarkan uraian latar belakang di atas adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara jumlah jam
beton.
realistis.
4
2. Institusi
3. Mahasiswa
Dapat mengetahui lebih dalam mengenai pengaruh jumlah jam kerja lembur
produktivitas tenaga kerja pada saat jam kerja lembur pada pekerjaan pengecoran
beton. Dengan hal itu data yang diambil dilapangan merupakan data laporan
pengecoran beton yang dibuat oleh QC (Quality Controller) yang akan dianalisis
dengan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 23.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai suatu sistem yang menyeluruh dan terpadu dengan tujuan untuk mencapai
hasil yang optimal dalam aspek memperkecil biaya, memanfaatkan waktu dan
diperoleh hasil sesuai dengan persyaratan. Untuk itu perlu diperhatikan mengenai
mutu bangunan, biaya yang digunakan, dan waktu pelaksanaan (Tuelah, Tjakra
dkk, 2014).
Kata manajemen berasal dari kata manos, managio, manage, yang artinya
dengan fungsinya. Hidup berkelompok adalah gejala hidup yang sangat menonjol
5
6
usaha bersama karena memiliki tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan dari
dilakukan pengaturan. Istilah lazim yang digunakan untuk pengaturan ini adalah
penataan, dari asal kata “tata”, “menata” dan seterusnya. Rangkaian penataan
kegiatan inilah yang disebut dengan manajemen. Sedangkan Proyek adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk mencapai
hasil akhir yang ditentukan. Dalam mencapai hasil akhir, kegiatan proyek dibatasi
oleh anggaran, jadwal, dan mutu, yang dikenal sebagai tiga kendala (triple
atau mengatur anggaran, jadwal maupun mutu suatu bangunan konstruksi agar
kedudukan setiap elemen bangunan sesuai dengan fungsi yang telah disyaratkan.
7
Salah satu cara untuk mendapatkan waktu dan biaya optimum proyek adalah
dengan melakukan penambahan jam kerja. Penambahan jam kerja ini dapat
Menambah tenaga kerja tidak selalu bisa dilakukan, karena tidak mudah
mendapatkan tenaga kerja yang sesuai. Oleh karena itu seringkali diterapkan kerja
lembur dengan memanfaatkan tenaga kerja yang sudah ada. Terlebih lagi jika
tenaga kerja berasal dari daerah lain yang jauh sehingga mereka harus tinggal di
lokasi proyek, maka mempekerjakan mereka setelah jam kerja normal dianggap
(Sumarningsih, 2014).
penyelesaian proyek adalah dengan menambah jam kerja (lembur) para pekerja
maupun alat berat. Semakin besar penambahan jam kerja (lembur) dapat
dilakukan dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sesuai
1. Produktivitas harian
Volume
=
Durasi normal
Produktivitas harian
=
Jam kerja per hari
+ (a x b x produktivitastiap jam)
Dengan:
4. Crash duration
Volume
=
Produktivitas harian sesudah crash
ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena
penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian
tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama.
Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan
produktivitas tenaga kerja adalah work study. Metode ini menyejajarkan dua
dalam proyek. Work study adalah teknik manajemen yang bertujuan untuk
proses konstruksi secara efektif sangat bergantung dari desain yang dikehendaki
vertikal. Pekerja adalah salah satu sumberdaya yang tidak mudah dikelola. Upah
pekerja, karena tidak ada satupun pekerja yang sama karakteristiknya. Biaya
untuk pekerja merupakan fungsi dari waktu dan metode konstruksi yang
konstruksi dan pemilihan metode konstruksi yang akan digunakan adalah Kepala
Proyek
menunjukkan bahwa biaya tambahan yang timbul akibat adanya kerja lembur
Penerapan jam kerja lembur sangat efektif jika penyedia jasa konstruksi
memiliki tujuan untuk memperpendek durasi proyek atau untuk mengejar progress
ketinggalan. Tetapi produktivitas yang dihasilkan pada saat jam kerja lembur akan
lebih sedikit dibandingkan dengan produktivitas yang dihasilkan pada saat jam
kerja normal. Selain itu biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor juga lebih sedikit
jika dibandingkan dengan penambahan jumlah tenaga kerja dalam jam kerja
normal.
11
perbandingan antara keluaran suatu proses terhadap sumber daya masukan dalam
𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛
kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk
dari seorang tenaga kerja. Seorang tenaga kerja dianggap produktif jika ia mampu
menghasilkan keluaran (output) yang lebih banyak dari tenaga kerja lain, untuk
satuan waktu yang sama. Atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa seorang
tenaga kerja menunjukkan tingkat produktivitas yang lebih tinggi bila ia mampu
menghasilkan jumlah keluaran yang sama dengan waktu yang lebih singkat.
tertentu.
hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) denga
produktif. Suatu perbadingan antara hasil keluaran (output) dan masukan (input).
P=O/I
O = Output (m²)
I = Input (menit)
1. Jumlah waktu
4. Jumlah material
Untuk satuan dari Output (O) sebagai jumlah satuan fisik produk biasa
dinyatakan dalam m², dan untuk satuan dari Input (I) sebagai jumlah waktu bisa
dinyatakan dalam menit, dengan demikian satuan dari produktivitas (P) bisa
apabila:
masukan.
berkurang.
Berikut ini adalah fungsi dan tugas dari tenaga kerja berdasarkan keahliannya:
4. Pekerja (Buruh) adalah orang yang membantu tukang atau kepala tukang
untuk semua jenis pekerjaan tanpa harus memiliki keahlian atas pekerjaan
tertentu.
produktivitas” adalah perbandingan antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah tiap
sumber tenaga kerja yang dipakai selama produksi berlangsung. Secara umum
dapat dikatakan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah volume pekerjaan yang
dihasilkan oleh seorang pekerja atau oleh satu tim pekerja (kelompok pekerja)
Bila dilihat dari bentuk hubungan kerja antara pihak yang bersangkutan,
maka tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi 2
yaitu:
a. Tenaga kerja borongan, tenaga kerja berdasarkan ikatan kerja yang ada
b. Tenaga kerja langsung (direct hire), tenaga kerja yang direkrut dan
antara lain pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan. Apabila
pada suatu daerah tenaga kerja tersedia cukup banyak, biaya upah kerja menjadi
murah sehingga pada situasi seperti ini adalah tidak memerlukan teknologi tinggi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah besar
volume pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang pekerja atau oleh satu tim pekerja
Produktivitas
Volume Hasil Pekerjaan =
Satuan Waktu
dikelompokkan menjadi 2 faktor besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar kontrol oleh manajemen
15
perusahaan, sedangkan faktor internal yaitu faktor yang dapat dikontrol oleh
manajemen. Kelompok faktor internal dan faktor eksternal yang peneliti anggap
1. Faktor Internal
manusia.
2. Faktor Eksternal
pekerja, pendidikan dan keahlian, usia pekerja, pengadaan barang, cuaca, jarak
material, hubungan kerja sama antar pekerja, faktor manajerial, dan efektivitas
jam kerja.
produktivitas yang dapat dicapai dari kerja lembur hanya setengah dari kerja normal.
agregat kasar, semen portland dan air, dengan atau tanpa bahan additive
16
pada balok dan pelat lantai dapat dilaksanakan setelah struktur kolom selesai
balok dan pelat lantai, kemudian dilanjutkan dengan pengecoran beton. Proses
pengecoran beton dimulai saat beton plastis dituangkan ke dalam cetakan baik
menggunakan bucket (dibantu dengan alat berat) maupun melalui pipa. Beton
dilakukan secara manual dengan cara merojok menggunakan besi batang atau
mulai surut, karena jika dilakukan pada saat panas matahari naik akan membuat
air semen pada beton menguap dan membuat beton tersebut menjadi retak dan
pecah-pecah. Karena alasan itulah para penyedia jasa konstruksi lebih memilih
pekerjaan pengecoran beton tersebut dikerjakan diluar jam kerja normal (jam
lembur). Sehingga dalam penentuan tenaga kerja, penyedia jasa konstruksi harus
beton tersebut menjadi tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya.
Selain itu pekerjaan pengecoran beton umumnya berada di jalur kritis yang
berarti pekerjaan lainnya tidak bisa dikerjakan jika pekerjaan pengecoran beton
tersebut belum diselesaikan. Oleh sebab itu untuk menambah prestasi kerja dari
dugaan terhadap sesuatu adalah benar. Uji hipotesis adalah suatu proses yang
kata lain, rumusan hipotesis mengakibatkan salah satu akan selalu bernilai benar
dan hipotesis lainnya akan selalu bernilai salah. Kedua hipotesis tersebut
dinamakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Tujuan Dari pengujian hipotesis
adalah membuat kesimpulan statistik tentang menerima atau tidak menerima suatu
pernyataan.
Hipotesis Nol (H0) yaitu hipotesis yang akan diuji. Biasanya, hipotesis ini
yang menyatakan bahwa parameter populasi tersebut memiliki nilai yang berbeda
dari pernyataan yang telah disebutkan dalam hipotesis nol. Pengujian hipotesis
situasi dengan situasi lainnya, proses umum tetap sama. Proses umum tersebut
digunakan untuk menyusun suatu prosedur statistika yang baru, yang dinamakan
uji hipotesis.
18
1. Menyatakan Hipotesis
populasi dengan menggunakan data sampel. Oleh karena itu pada saat menguji
Hipotesis pertama, yang paling penting dari kedua hipotesis, disebut hipotesis nol.
yang terjadi, karena itu disebut hipotesis nol. Hipotesis nol dilambangkan dengan
simbol H0. Hipotesis kedua merupakan lawan dari hipotesis nol dan disebut
bahwa secara umum tidak terjadi perubahan, tidak ada perbedaan, atau tidak ada
(yaitu skor) dari populasi. Hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa ada
19
perubahan, ada perbedaan, ada hubungan untuk populasi umum. Dalam konteks
hipotesis nol atau cenderung menolak hipotesis nol. Jika terdapat ketidaksesuaian
antara data dengan hipotesis nol, maka disimpulkan bahwa hipotesis nol tersebut
tidak benar.
menggunakan probabilitas level alfa (atau taraf signifikansi) dan tabel kurva
normal dan tabel kurva normal standar sudah menyediakan letak skor yang tepat
dari batas daerah kritis. Untuk α = 0.05, batas-batas tersebut memisahkan 5% data
ekstrim dari 95% data tengah. Karena 5% data ekstrim terpisah pada kedua ujung
kurva distribusi maka masing-masing ujung distribusi terdiri atas 2.5% data (atau
0.025).
20
bahwa peneliti melakukan evaluasi data dengan jujur dan objektif, serta tidak
diketahui. Selanjutnya data mentah yang dikumpulkan dari sampel diolah dengan
4. Mengambil Keputusan
Pada langkah terakhir ini, peneliti menggunakan nilai skor yang diperoleh
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada langkah kedua. Ada dua
a. Data sampel berada di dalam daerah kritis. Menurut definisi, nilai sampel
yang berada di dalam daerah kritis memiliki peluang besar untuk terjadi jika
21
hipotesis nol benar. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa sampel tersebut
tidak konsisten dengan hipotesis nol dan keputusan yang diambil adalah
pengaruh.
b. Kemungkinan kedua adalah data sampel tidak berada dalam daerah kritis.
Nilai sampel yang berada di luar daerah kritis memiliki peluang yang kecil
untuk terjadi jika hipotesis nol benar. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa
2.8 Signifikansi
sedang dalam pengertian statistik kata tersebut mempunyai makna “benar” tidak
didasarkan secara kebetulan. Hasil riset dapat benar tapi tidak penting.
Jika kita memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan
hasil riset nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah
sebesar 1%. Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01;
0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat
22
bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita
adalah sebesar 99%. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat
kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka
digunakan dalam riset. Semakin kecil angka signifikansi, maka ukuran sample
akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, maka ukuran
sample akan semakin kecil. Untuk memperoleh angka signifikansi yang baik,
biasanya diperlukan ukuran sample yang besar. Sebaliknya jika ukuran sample
- Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka hubungan kedua variabel
signifikan.
- Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka hubungan kedua variabel
tidak signifikan
merupakan proporsi variabilitas dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada
variabilitas nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli. Secara
regresi R2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati
nilai data asli yang dibuat model. Jika R2 sama dengan 1, maka angka tersebut
arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor (X) dengan variabel Y. Misalnya
jika R2 = 0,8 mempunyai arti bahwa sebesar 80% variasi dari variabel Y (variabel
hubungan antara dua variabel. Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga
regresi itu sendiri berarti ramalan atau taksiran. Persamaan yang digunakan untuk
24
mendapatkan garis regresi pada data diagram pencar disebut persamaan regresi.
Y=a+bX
Dimana:
X = Variabel bebas
25
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
dengan menggunakan data yang terukur. Data yang terkumpul dapat dianalisis
memiliki jenis bangunan yang sama yaitu proyek pembangunan villa lantai 1
tersebut berlokasi di daerah yang sama yaitu di kawasan Pantai Pandawa, Bali.
(enam puluh satu) data. Data tersebut merupakan banyaknya jumlah lembur atau
61 (enam puluh satu) kali lembur pada pekerjaan pengecoran beton. Untuk
25
26
Sumber data yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
pengecoran beton oleh Quality Control dari masing-masing proyek yang ditinjau.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media
perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah
ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara
umum. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data referensi
jurnal.
1. Penelitian Pustaka
melalui membaca buku atau mencari refensi jurnal yang berhubungan dengan
2. Penelitian Lapangan
data lapangan berupa laporan tertulis yang dibuat langsung oleh pihak yang
27
berwenang pada proyek tersebut. Dalam penelitian ini diperoleh data-data yang
3.6 Variabel
penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah data jumlah jam
lembur.
1. Jam lembur yaitu waktu pengecoran beton yang dilakukan setelah jam
normal.
2. Jumlah jam yaitu total jam atau waktu yang dihabiskan dalam satu kali
pengecoran beton
beton.
28
pertanyaan dan pernyataan yang terdapat dalam proses penelitian ini. Hasil dari
analisis data ini nantinya akan dapat digunakan oleh para penyedia jasa konstruksi
yang akan menerapkan sistem kerja lembur untuk mengurangi durasi proyek
menggunakan beton ready mix dan menggunakan alat mobile crene dalam
kurang lebih sama dengan yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Metode yang
produktivitas tenaga kerja pada penelitian ini yaitu melalui analisis Regresi Linier
dan Uji Koefisien Regresi Linear Sederhana. Untuk menganalisis data ke dalam
1. Pengujian Hipotesis
adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis alternatif (Ha)
dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh jumlah jam lembur terhadap
Hipotesis nol (H0) yang merupakan penolakan Hipotesis alternatif (Ha) adalah
“Tidak adanya pengaruh jumlah jam lembur terhadap produktivitas tenaga kerja
pada pekerjaan pengecoran beton”. Apabila hasil perhitungan t hitung > t tabel
29
maka H0 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh jumlah jam
lembur terhadap produktivtas tenaga kerja, sebaliknya jika t hitung < t tabel maka
H0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa tidak adanya pengaruh jumlah jam
atau sejauh mana sumbangan variabel bebas (jumlah jam lembur) terhadap
variabel terikat (produktivitas tenaga kerja). Pengujian ini dengan melihat nilai R
Square (R2) . Jika nilai R2 yang diperoleh mendekati 1 maka dapat dikatakan
sebaliknya jika nilai R2 yang diperoleh kecil atau menjauhi 1 maka kemampuan
Uji Regresi Linear Sederhana ini digunakan untuk menguji tingkat pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis yang digunakan mengacu pada
hipotesis yang diajukan sehingga model regresi yang digunakan adalah model
Y = a + bX
Keterangan:
a : Konstanta
b : Koefisen variabel X
Mulai
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan Data
Analisis Data:
Regresi Linear Sederhana
Selesai
31
BAB IV
4.1 Umum
Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang telah di rekap dari
hasil laporan pengecoran beton yang dibuat oleh QC (Quality Control) pada
Oriental Hotel. Hasil penelitian ini nantinya dapat di generalisasikan kepada para
penyedia jasa konstruksi dengan syarat metode yang digunakan pada proses
pengecoran beton menggunakan beton ready mix dan menggunakan alat mobile
dihasilkan kurang lebih sama dengan produktivitas yang dianalisis pada penelitian
Tabel IV-1
Jumlah
Rincian
Jam Kerja Volume
Jenis Tenaga
No. (jam) Produksi
Pekerjaan Pengecoran Kerja
(m3)
(org) Lembur
1 Ground Slab Koridor BS 31-32 15 9.00 46.50
2 Upper Slab Villa 10 15 4.33 36.00
Footing dan Ground Beam Villa 13
3 15 2.47 42.00
dan BS koridor
4 Kolom 3 Bedroom Villa 15 3.03 36.00
5 Footing 3 Bedroom Villa 1 7 1.15 12.00
31
32
Jumlah
Rincian
Jam Kerja Volume
Jenis Tenaga
No. (jam) Produksi
Pekerjaan Pengecoran Kerja
(m3)
(org) Lembur
6 Roof Villa 11 15 3.25 44.00
7 Ground Slab BS 21-22 12 3.13 25.50
8 Footing 3 Bedroom Villa 2 6 0.19 8.50
9 Dinding Pond Villa 14 4 0.55 4.00
10 Ground Slab BS 23-24 12 1.25 25.50
11 Ground Slab Villa 20 6 1.30 18.00
12 Ground Slab BS 25-26 8 1.47 22.00
13 Ground Slab BS 29-30 8 3.40 27.50
14 Dinding Pond Villa 8 8 2.10 20.00
15 Dinding Pond Villa 9 dan 11 6 0.42 11.00
16 Upper Slab Villa 20 12 4.20 38.00
LT. Pump Room dan LT. Balancing
17 4 0.55 5.00
Tank Villa C14-C15
18 ground Floor (506) Villa D.31 8 2.15 14.00
19 Roof Slab Villa A.07 dan MEP 11 6.45 27.00
20 Kolom Stump SPA 4 1.15 2.00
21 Footing Foundation SPA 6 2.45 12.00
22 Footing Foundation Villa D.07 6 1.30 9.00
23 Roof Slab Villa D.20 8 4.30 20.00
24 Footing, Tie Beam Arrival 8 6.30 27.00
25 Kolom Arrival 6 2.45 9.50
26 Kolom Stump SPA 4 0.40 2.50
27 Ground Floor (506) Villa D.32 8 1.25 13.50
28 Kolom Arrival 5 2.15 12.00
29 Roof Slub dan MEP Villa C.06 12 4.55 26.50
30 Raft Retaining Wall Arrival 12 5.20 28.00
31 Dinding Pump Room Villa A.4 4 1.10 4.50
33
Jumlah
Rincian
Jam Kerja Volume
Jenis Tenaga
No. (jam) Produksi
Pekerjaan Pengecoran Kerja
(m3)
(org) Lembur
32 Kolom Stump SPA 4 0.50 2.00
33 Footing Foundation Villa D.07 4 0.45 3.50
34 Roof Slab MEP Room Villa D16-D17 4 0.44 5.00
35 Ground Floor (506) Villa C.02 6 2.45 13.00
36 Kolom Arrival 6 2.40 10.00
37 Dinding Pump Room Villa C15 4 1.55 4.50
Ground Beam MEP Room Villa C14-
38 4 0.45 2.50
C15
39 Roof Slab MEP Room Villa A 4 1.25 4.50
40 Footing dan Raft Foundation Arrival 4 6.10 5.00
41 Lantai Balancing Tank Villa D25 4 1.15 2.00
42 Dinding Pagar Antar Villa C08-C09 4 1.25 4.00
43 Retaining Wall Spe. Restorant 6 3.45 18.00
Dinding Bal.Tank, LT. Swim. Pool
44 6 3.40 18.00
dan LT. Planter Box Villa A.03
45 RC. Wall MEP Villa C.14-C.15 4 1.25 3.00
Dinding Bal.Tank dan LT Swim. Pool
46 8 3.45 17.00
dan LT. Planter Box
Kolom ME Acsess A.06 dan Kolom
47 4 0.55 4.00
Pump Room A.02
48 Kolom SPA Zone E 4 1.35 5.50
49 RC. Wall Arrival 12 5.35 30.00
50 Kolom Villa D.05 4 1.55 2.50
51 RC. Wall MEP Villa D30-D31 4 0.45 2.50
Roof Slab Villa C.17 dan Roof MEP
52 12 5.10 30.00
Villa C.08-C.09
Roof Pump Room dan LT. Bal. Tank
53 4 1.15 5.50
A-06
LT. Bal. Tank D23 dan Footing Pump
54 4 1.25 4.50
Room D22-D24
34
Jumlah
Rincian
Jam Kerja Volume
Jenis Tenaga
No. (jam) Produksi
Pekerjaan Pengecoran Kerja
(m3)
(org) Lembur
55 Kolom Stump SPA Zone E 4 1.15 2.00
56 LT. Bal. Tank Villa D11-D12 4 2.15 4.50
Dinding B.Tank dan LT. Swim Pool
57 8 4.10 17.00
Villa D.19
58 Kolom SPA Zone E 4 2.40 5.50
59 Footing dan Ground Beam SPA 6 0.50 7.50
60 Kolom Arrival 6 2.10 15.00
61 Ground Floor (506) Villa C.14 8 2.30 13.50
dimana pada proses analisis menggunakan variabel X sebagai jumlah jam lembur
dan variabel Y sebagai produktivitas tenaga kerja, maka untuk mendapatkan hasil
analisis yang sesuai data produktivitas tenaga kerja pada tabel IV-1 di
IV-2. Data setelah standarisasi inilah yang nantinya akan diolah pada program
Tabel IV-2
Setelah Standarisasi
Jumlah Jam
Volume
Jenis Kerja (jam)
No. Produksi
Pekerjaan Pengecoran
(m3/org)
Lembur
1 Ground Slab Koridor BS 31-32 9.00 3.10
2 Upper Slab Villa 10 4.33 2.40
Footing dan Ground Beam Villa 13
3 2.47 2.80
dan BS koridor
4 Kolom 3 Bedroom Villa 3.03 2.40
5 Footing 3 Bedroom Villa 1 1.15 1.71
6 Roof Villa 11 3.25 2.93
7 Ground Slab BS 21-22 3.13 2.13
8 Footing 3 Bedroom Villa 2 0.19 1.42
9 Dinding Pond Villa 14 0.55 1.00
10 Ground Slab BS 23-24 1.25 2.13
11 Ground Slab Villa 20 1.30 3.00
12 Ground Slab BS 25-26 1.47 2.75
13 Ground Slab BS 29-30 3.40 3.44
14 Dinding Pond Villa 8 2.10 2.50
15 Dinding Pond Villa 9 dan 11 0.42 1.83
16 Upper Slab Villa 20 4.20 3.17
LT. Pump Room dan LT. Balancing
17 0.55 1.25
Tank Villa C14-C15
18 ground Floor (506) Villa D.31 2.15 1.75
19 Roof Slab Villa A.07 dan MEP 6.45 2.45
20 Kolom Stump SPA 1.15 0.50
21 Footing Foundation SPA 2.45 2.00
22 Footing Foundation Villa D.07 1.30 1.50
36
Jumlah Jam
Volume
Jenis Kerja (jam)
No. Produksi
Pekerjaan Pengecoran
(m3/org)
Lembur
23 Roof Slab Villa D.20 4.30 2.50
24 Footing, Tie Beam Arrival 6.30 3.38
25 Kolom Arrival 2.45 1.58
26 Kolom Stump SPA 0.40 0.63
27 Ground Floor (506) Villa D.32 1.25 1.69
28 Kolom Arrival 2.15 2.40
29 Roof Slub dan MEP Villa C.06 4.55 2.21
30 Raft Retaining Wall Arrival 5.20 2.33
31 Dinding Pump Room Villa A.4 1.10 1.13
32 Kolom Stump SPA 0.50 0.50
33 Footing Foundation Villa D.07 0.45 0.88
Roof Slab MEP Room Villa D16-
34 0.44 1.25
D17
35 Ground Floor (506) Villa C.02 2.45 2.17
36 Kolom Arrival 2.40 1.67
37 Dinding Pump Room Villa C15 1.55 1.13
Ground Beam MEP Room Villa
38 0.45 0.63
C14-C15
39 Roof Slab MEP Room Villa A 1.25 1.13
40 Footing dan Raft Foundation Arrival 6.10 1.25
41 Lantai Balancing Tank Villa D25 1.15 0.50
42 Dinding Pagar Antar Villa C08-C09 1.25 1.00
43 Retaining Wall Spe. Restorant 3.45 3.00
Dinding Bal.Tank, LT. Swim. Pool
44 3.40 3.00
dan LT. Planter Box Villa A.03
45 RC. Wall MEP Villa C.14-C.15 1.25 0.75
Dinding Bal.Tank dan LT Swim.
46 3.45 2.13
Pool dan LT. Planter Box
37
Jumlah Jam
Volume
Jenis Kerja (jam)
No. Produksi
Pekerjaan Pengecoran
(m3/org)
Lembur
Kolom ME Acsess A.06 dan Kolom
47 0.55 1.00
Pump Room A.02
48 Kolom SPA Zone E 1.35 1.38
49 RC. Wall Arrival 5.35 2.50
50 Kolom Villa D.05 1.55 0.63
51 RC. Wall MEP Villa D30-D31 0.45 0.63
Roof Slab Villa C.17 dan Roof MEP
52 5.10 2.50
Villa C.08-C.09
Roof Pump Room dan LT. Bal.
53 1.15 1.38
Tank A-06
LT. Bal. Tank D23 dan Footing
54 1.25 1.13
Pump Room D22-D24
55 Kolom Stump SPA Zone E 1.15 0.50
56 LT. Bal. Tank Villa D11-D12 2.15 1.13
Dinding B.Tank dan LT. Swim Pool
57 4.10 2.13
Villa D.19
58 Kolom SPA Zone E 2.40 1.38
59 Footing dan Ground Beam SPA 0.50 1.25
60 Kolom Arrival 2.10 2.50
61 Ground Floor (506) Villa C.14 2.30 1.69
1. Pengujian Hipotesis
berpengaruh atau tidaknya variabel bebas dengan variabel terikat. Pada penelitian
ini hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa adanya pengaruh jumlah jam
menerangkan tidak ada hubungan antar variabel. Oleh karena itu, simbolisasi
tenaga kerja)
tetapi digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis nol (H0). Hipotesis nol
adalah:
hipotesis nol (H0) akan membawa kepada penolakan hipotesis alternatif (Ha).
Tabel IV-3
Variabel t Sig.
Df (Degree of Freedom) = N – k = 61 – 2 = 59
39
Keterangan :
Dengan nilai Df 59, maka didapat nilai t tabel adalah 2.001 (lampiran) dan
berdasarkan hasil pengujian didapat nilai t hitung adalah 6.696 . Karena t hitung
6.696 > t tabel 2.001 dan nilai signifikan yang didapat dari hasil perhitungan
adalah 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh antara jumlah jam lembur dan produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan
pengecoran beton.
hasil pengujian.
Tabel IV-4
R R Square
0.657 0.432
variabel terikat adalah sebesar 0,432. Angka ini berarti pada pekerjaan pengecoran
beton 43.2% produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah jam lembur dan
Tabel IV-5
Interprestasi Koefisien Korelasi.
Tabel IV-5 menjelaskan batasan tingkat suatu hubungan variabel dari 0 (nol)
sampai dengan 1 (satu). Sehingga berdasarkan tabel IV-4 dapat dilihat pula nilai R
(koefisien korelasi) yang didapatkan adalah 0.657 yang berarti bahwa terdapat
hubungan yang “kuat” antara jumlah jam lembur terhadap produktivtas tenaga
Tabel IV-6
Constant 1.084
Jumlah Jam Lembur 0.296
Berdasarkan tabel IV-6, didapat nilai a = 1.084 dan nilai b = 0.296 sehingga
Y = 1.084 + 0.296X
Grafik 4.1
4.00
3.50 y = 0.296x + 1.0823
R² = 0.432
Total Produktivitas
3.00
(m3/org)
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
-
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
Grafik persamaan regresi linear diatas dapat digunakan untuk mencari total
1.084 + 0.296X. Misalkan untuk mencari total volume produktivitas jika waktu
lembur yang digunakan adalah 8 jam dan jumlah tenaga kerja yang dipakai adalah
5 org, maka:
42
Y = 1.084 + 0.296X
Y = 1.084 + (0.296.8)
Y = 3.452 x 5 org
Y = 17.26 m3
Jadi total volume yang dapat dihasilkan jika jumlah jam lembur yang
digunakan 8 jam dan jumlah tenaga kerja yang dipakai adalah 17.26 m3. Dengan
persamaan linear maka volume yang dihasilkan per jam dengan jumlah tenaga
kerja yang dipakai 5 org diasumsikan bernilai konstan yaitu 2.1575 m3/jam.
Karena volume per jam yang didapat diasumsikan konstan, maka kita tidak dapat
melihat berapa penurunan rata-rata volume yang dihasilkan per jam dari total 8
jam lembur tersebut. Sehingga untuk mendapatkannya kita perlu mencari rata-rata
produktivitas tenaga kerja per m3 per jam per org dengan asumsi data yang sama.
lembur per m3 per jam per org perlu dilakukan pengolahan volume produktivitas
tabel IV-2. Pengolahan tersebut dilakukan dengan cara membagi volume m3/org
Tabel IV-7
melakukan plot data ke dalam grafik scatter dan memunculkan garis trendline,
equation dan R-square seperti pada grafik dibawah ini dengan menggunakan
Grafik 4.2
8.00
7.00
6.00
Rata-rata Produktivitas
5.00
(m3/jam/org)
4.00
3.00
y = 1.6034e-0.238x
2.00
R² = 0.4628
1.00
-
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
Grafik 4.3
8.00
7.00
6.00
Rata-rata Produktivitas
5.00
4.00
(m3/jam/org)
3.00
y = -0.2857x + 1.8372
2.00
R² = 0.2361
1.00
-
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
(1.00)
(2.00)
Jumlah Jam Lembur
47
Grafik 4.4
8.00
7.00
6.00
Rata-rata Produktivitas
5.00
(m3/jam/org)
4.00
3.00
2.00
y = -0.859ln(x) + 1.6223
R² = 0.4637
1.00
-
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
(1.00)
Jumlah Jam Lembur
Grafik 4.5
8.00
7.00
6.00
Rata-rata Produktivitas
5.00
(m3/jam/org)
4.00
3.00
2.00 y = 1.2469x-0.579
R² = 0.5961
1.00
-
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
Grafik 4.6
8.00
7.00
6.00
Rata-rata Produktivitas
5.00
(m3/jam/org)
4.00
3.00
y = 0.0742x2 - 0.8088x + 2.4086
2.00
R² = 0.3377
1.00
-
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
4.3 Pembahasan
pada tabel t distribution adalah sebesar 2.001 (lampiran). Dari hasil analisis
uji t dan tabel t, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (t hitung > t tabel)
maka dapat diartikan bahwa hipotesis nol ditolak sehingga dikatakan bahwa
kerja. Selain itu dari uji signifikansi didapat nilai signifikan dari analisis
yaitu sebesar 0.000 yaitu lebih kecil dari syarat signifikansi yang ditentukan
yaitu 0.05 (5%) sehingga hasil analisis berada di dalam jalur kritis. Hal ini
49
hipotesis alernatif.
2. Dari hasil pengujian Determinasi, didapat nilai R yaitu sebesar 0.657 yang
jika dilihat pada skala interval koefisien korelasi nilai 0.657 berada pada
produktivitas tenaga kerja. Selain itu nilai R-square yang didapat adalah
sebesar 0.432 atau 43.2% yang berarti bahwa variabel jumlah jam lembur
56.8% sisanya adalah pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
dengan didasari pada nilai variabel bebas. Jika dilihat dari hasil analisis
yang telah penulis lakukan maka didapat persamaan regresi linear jumlah
Y = 1.084 + 0.296X
Dimana :
terikat
bebas
berikut:
Y = 1,2469X -0,579
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
pada pekerjaan pengecoran beton adalah cukup tinggi yaitu sebesar 43,2%.
5.2 Saran
tenaga kerja pada jam lembur sebaiknya dibuatkan shift kerja baru.
51
52
DAFTAR PUSTAKA
Feri Harianto, dkk. 2008. Perbandingan Produktivitas Kerja Lembur dan Kerja
Normal di Proyek Rehabilitasi Terminal Joyoboyo Surabaya (Jurnal).
Surabaya.
Priyo, Mandiyo. 2016. Analisis Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek Konstruksi
Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) Menggunakan Metode Time Cost
Trade Off : Studi Kasus Proyek Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir
(Jurnal). Jurnal Ilmiah Semesta Teknika.
53
53
Lolang, Enos. 2015. Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif (Jurnal). Toraja:
Universitas Kristen Indonesia Toraja.
Tuelah, Joel Daniel Paulus dan Jermias Tjakra dan D.R.O. Walangitan. 2014 .
Peranan Konsultan Manajemen Konstruksi Pada Tahap Pelaksanaan
Proyek Pembangunan (Studi Kasus : The Lagoon Taman Sari) (Jurnal).
LAMPIRAN 1
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Jumlah Jam
. Enter
Lemburb
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Total 41.671 60
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Jumlah Jam
.296 .044 .657 6.696 .000
Lembur
LAMPIRAN 2
Tabel-t