Anda di halaman 1dari 67

1

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH LAMANYA JAM LEMBUR TERHADAP


PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN
PENGECORAN BETON

OLEH :
PUTU WINDA OKTAVIANA ARYESTA
1315124033

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI BALI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI
2017
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat beliau penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH

LAMANYA JAM LEMBUR TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA

KERJA PADA PEKERJAAN PENGECORAN BETON”. Laporan skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen

Proyek Konstruksi Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Ir. Made Mudhina, M.T. selaku Direktur Politeknik Negeri Bali.

2. Bapak Ir. I Wayan Arya, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Negeri Bali.

3. Bapak Made Sudiarsa, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Manajemen

Proyek Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali.

4. Bapak Ir. I Made Suardana Kader, M.T. selaku Dosen Pembimbing I yang

selalu memberikan bimbingan dan kepercayaan yang sangat berarti bagi

penulis.

5. Bapak Ir. I Nyoman Suardika selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

bijaksana memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penelitian

dan penulisan skripsi ini.


ii

6. Seluruh Dosen Pengajar, Teknisi Laboratorium Teknik Sipil PNB, dan

seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala ilmu

serta pengalamannya.

7. Bapak Direktur PT. Tata Mulia Nusantara Indah beserta staff yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Proyek

Pembangungan Waldrof Astorin dan Proyek Pembangunan Mandarin

Oriental Hotel Pandawa.

8. Keluarga tercinta yang telah banyak memberikan dorongan, semangat, kasih

sayang dan bantuan baik secara moril maupun materiil demi lancarnya

penyusunan skripsi ini.

9. Sahabat kecil yang selalu ada dan selalu memberikan motivasi terbaik

kepada penulis (Dinda Angela Syafitri, S.H & Luh Made Prisma Setiarini,

S.H)

10. Teman-teman seperjuangan kelas 8C, terimakasih karena telah memberikan

banyak pengalaman dan cerita selama masa-masa kuliah.

11. Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat ganda

kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun

akan penulis terima dengan senang hati. Penulis mohon maaf apabila ada

kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.

Badung, Agustus 2017


Penulis
iii

ABSTRAK

Abstrak: Dari penelitian sebelumnya terlihat adanya penurunan produktivitas


kerja lembur hanya dapat mencapai setengah dari produktivitas kerja normal.
Namun demikian, penelitian mengenai seberapa besar pengaruh kerja lembur
terhadap produktivitas masih sedikit dilakukan secara mendalam. Alasan tersebut
merupakan latar belakang dari penelitian ini yang juga memiliki tujuan yaitu
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah jam lembur terhadap
produktivitas tenaga kerja dan dapat bermanfaat untuk para penyedia jasa
konstruksi sebagai referensi dalam perencanaan penjadwalan secara realistis.
Penelitian ini merupakan studi kasus proyek villa lantai satu dengan jumlah data
enam puluh satu kali pekerjaan pengecoran beton pada saat jam lembur. Hasil dari
penelitian ini nantinya dapat digeneralisasikan kepada seluruh penyedia jasa
konstruksi dengan syarat metode yang digunakan pada proses pengecoran adalah
beton ready mix dan menggunakan alat mobile crene dalam pelaksanaannya serta
kemampuan produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan kurang lebih sama dengan
produktivitas yang dianalisis dalam penelitian ini. Analisis yang diterapkan adalah
analisis Regresi Linear sederhana dimana hasil uji determinasi menyatakan bahwa
besarnya pengaruh variabel jumlah jam lembur adalah 43,2 % terhadap
produktivitas tenaga kerja. Dan dengan bertambahnya jumlah jam lembur
menyebabkan terjadinya penuruan produktivitas oleh tenaga kerja maka perlu
diadakan shift baru untuk mempertahankan produktivitas tenaga kerja yang dapat
dihasilkan.
Kata Kunci: Lembur, Produktivitas

Abstract: From the previous research, the decrease of work productivity overtime
can only reach half of normal work productivity. However, research on how much
influence overtime works on productivity is still little to do in depth. The reason is
the background of this study which also has a purpose is to find out how much
influence the number of hours overtime on labor productivity and can be useful
for construction service providers as a reference in realistic scheduling planning.
This research is a case study of a first-floor villa project with sixty-one data
amounts of concrete casting work during overtime hours. The results of this study
will be generalized to all construction service providers with the condition that
the method used in the casting process is ready mix concrete and using mobile
crene tools in the implementation and productivity of labor produced more or less
the same as the productivity analyzed in this study. The applied analysis is simple
Linear Regression analysis where the result of determination test stated that the
influence of the variable of the number of overtime hours is 43.2% to the labor
productivity. And with the increase in the number of overtime hours leads to
decline in productivity by the workforce, a new shift is needed to maintain the
productivity of labor that can be generated.
Keywords: Overtime, Productivity
iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


ABSTRAK ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1.5 Ruang Lingkup ...................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Proyek Konstruksi ............................................................. 5
2.2 Percepatan Proyek Konstruksi .............................................................. 7
2.3 Akibat Penerapan Jam Kerja Lembur ................................................... 10
2.4 Pengertian Produktivitas ....................................................................... 11
2.5 Faktor-faktor Mempengaruhi Produktivitas Pekerja ............................. 14
2.6 Pengecoran Beton.................................................................................. 15
2.7 Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif ................................................. 17
2.8 Signifikansi ........................................................................................... 21
2.9 Koefisien Determinasi........................................................................... 22
2.10 Analisis Regresi Linear Sederhana ..................................................... 23
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................ 25
3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................... 25
3.3 Data Sampel .......................................................................................... 25
3.4 Sumber Data .......................................................................................... 26
v

3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 26


3.6 Variabel ................................................................................................. 27
3.7 Definisi Operasional.............................................................................. 27
3.8 Analisis Data ......................................................................................... 28
3.9 Bagan Alir Penelitian ............................................................................ 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum.................................................................................................... 31
4.2 Hasil Penelitian ..................................................................................... 37
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 48
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................... 51
5.2 Saran ...................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 53
Lampiran
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Batas Daerah Kritis ................................................................. 20


vii

DAFTAR TABEL

Tabel IV-1 Produktivitas Tenaga Kerja ...................................................... 31

Tabel IV-2 Produktivitas Tenaga Kerja Setelah Standarisasi ..................... 35

Tabel IV-3 Hasil Uji Partial (Uji T) ............................................................ 38

Tabel IV-4 Hasil Uji Regresi (Koefisien Determinasi)............................... 39

Tabel IV-5 Interprestasi Koefisien Korelasi ............................................... 40

Tabel IV-6 Hasil Uji Regresi (Koefisien Regresi) ...................................... 40

Tabel IV-7 Produktivitas Tenaga Kerja (m3/jam/org) ................................ 43


viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik Persamaan Regresi Linear .............................................. 41

Grafik 4.2 Grafik Persamaan Exponential .................................................. 46

Grafik 4.3 Grafik Persamaan Linear ........................................................... 46

Grafik 4.4 Grafik Persamaan Logarithmic .................................................. 47

Grafik 4.5 Grafik Persamaan Power ........................................................... 47

Grafik 4.6 Grafik Persamaan Polynomial ................................................... 48


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pekerjaan konstruksi di Indonesia saat ini menjadi semakin

pesat, dalam hal ini suatu pekerjaan konstruksi dituntut untuk memberikan

kepuasan kepada konsumen. Usaha pencapaian hasil pekerjaan konstruksi yang

baik dibutuhkan berbagai macam elemen pendukung dalam pelaksanaan

pekerjaan, sehingga keberhasilan sebuah konstruksi bergantung pada perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian dan biaya yang baik.

Pada hakikatnya pekerjaan konstruksi bersifat unik karena di setiap proyek

pasti memiliki perbedaan dari proyek yang lain, baik dari segi lokasi, disain, biaya

maupun waktu. Masing-masing perusahaan penyedia jasa konstruksi harus

memiliki manajemen yang berbeda agar dapat bersaing dengan penyedia jasa

konstruksi lainnya.

Pekerjaan konstruksi sangat rentan terhadap biaya, mutu dan waktu. Hal itu

disebabkan karena pemilik atau owner biasanya lebih cenderung memilih

penyedia jasa konstruksi dengan tawaran biaya yang lebih rendah dan waktu yang

lebih singkat. Oleh karena itu banyak penyedia jasa konstruksi akhirnya memilih

untuk menerapkan sistem penambahan jam kerja atau penerapan jam kerja lembur

untuk mencapai target waktu yang diinginkan oleh si pemilik proyek atau owner.

1
2

Penerapan jam kerja lembur sangat efektif untuk mempercepat durasi

sebuah proyek (Sumarningsih, 2014). Dengan menerapkan kerja lembur maka

volume pekerjaan akan lebih cepat terselesaikan daripada volume pekerjaan

tersebut hanya diselesaikan pada jam kerja normal saja.

Tidak seluruh item pekerjaan dalam sebuah proyek konstruksi diberlakukan

kerja lembur. Hanya ada beberapa item pekerjaan, salah satunya pekerjaan

pengecoran beton. Pengecoran beton pada malam hari akan membantu

memperlambat penguapan beton sehingga dapat mempermudah workability

pekerjaan. Selain itu pekerjaan pengecoran beton juga biasanya berada pada jalur

kritis sehingga banyak pekerjaan lainnya yang hanya bisa dikerjakan jika

pekerjaan kritis ini telah diselesaikan. Tetapi akibatnya adalah penyedia jasa harus

memberlakukan tenaga kerjanya untuk bekerja diluar jam kerja normal yang pasti

hal itu akan berdampak pada produktivitas yang dihasilkan oleh tenaga kerja

tersebut.

Dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya mengenai perbandingan

produktivitas kerja lembur dan kerja normal, terlihat adanya penurunan

produktivitas yaitu produktivitas maksimal kerja lembur hanya dapat mencapai

setengah dari produktivitas kerja normal (Harianto, 2008). Namun demikian,

seberapa besar pengaruh jumlah jam lembur terhadap produktivitas tenaga kerja

yang dihasilkan terutama untuk pekerjaan pengecoran beton belum cukup banyak

dilakukan penilitian secara mendalam.

Dengan adanya alasan tersebut maka sebuah penelitian dengan judul

“Analisis Pengaruh Lamanya Jumlah Jam Lembur Terhadap Produktivitas Tenaga


3

Kerja Pada Pekerjaan Pengecoran Beton” untuk kedepannya dapat dijadikan

sebagai referensi dalam perencanaan penempatan tenaga kerja di lapangan oleh

pengguna jasa konstruksi.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diambil berdasarkan uraian latar belakang di atas adalah

sebagai berikut :

1. Apakah jumlah jam lembur mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pada

pekerjaan pengecoran beton?

2. Berapa besar pengaruh jumlah jam lembur terhadap produktivitas tenaga

kerja pada pekerjaan pengecoran beton?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara jumlah jam

lembur terhadap produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan pengecoran

beton.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah jam lembur terhadap

produktivitas tenaga kerja terhadap pekerjaan pengecoran beton.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, diantaranya :

1. Penyedia Jasa Konstruksi

Dapat dijadikan sebagai referensi dalam perencanaan penjadwalan secara

realistis.
4

2. Institusi

Dapat menerima informasi tambahan mengenai pengaruh jumlah jam kerja

lembur terhadap produktivitas tenaga kerja.

3. Mahasiswa

Dapat mengetahui lebih dalam mengenai pengaruh jumlah jam kerja lembur

terhadap produktivitas tenaga kerja.

1.5 Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini lingkup pembahasan yang akan diteliti adalah

produktivitas tenaga kerja pada saat jam kerja lembur pada pekerjaan pengecoran

beton. Dengan hal itu data yang diambil dilapangan merupakan data laporan

pengecoran beton yang dibuat oleh QC (Quality Controller) yang akan dianalisis

dengan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 23.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Proyek Konstruksi

Manajemen konstruksi adalah suatu proses pengelolaan pekerjaan

pelaksanaan pembangunan fisik yang ditangani secara multi disiplin profesional,

dimana tahapan-tahapan persiapan perencanaan, perancangan, pelelangan

pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan, dan penyerahan/pengoperasiannya diperlukan

sebagai suatu sistem yang menyeluruh dan terpadu dengan tujuan untuk mencapai

hasil yang optimal dalam aspek memperkecil biaya, memanfaatkan waktu dan

mempertahankan kualitas proyek. Tujuan pokok dari manajemen konstruksi ialah

mengelola atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga

diperoleh hasil sesuai dengan persyaratan. Untuk itu perlu diperhatikan mengenai

mutu bangunan, biaya yang digunakan, dan waktu pelaksanaan (Tuelah, Tjakra

dkk, 2014).

Kata manajemen berasal dari kata manos, managio, manage, yang artinya

melatih kuda mengangkat kaki, merupakan kutipan dari bahasa

Latin/Italia/Perancis. Selanjutnya dapat dipahami bahwa dalam melatih kuda

mengangkat kaki diperlukan langkah-langkah yang teratur dan dilakukan secara

bertahap, sehingga manajemen identik dengan mengatur atau menata sesuatu

dengan fungsinya. Hidup berkelompok adalah gejala hidup yang sangat menonjol

di dalam masyarakat. Kebanyakan kelompok-kelompok ini merupakan wujud

5
6

usaha bersama karena memiliki tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan dari

usaha-usaha tersebut, diperlukan rangkaian pekerjaan-pekerjaan induk menurut

corak dari tujuan itu. Agar pekerjaan-pekerjaan induk dan sumber-sumber

kegiatan lainnya dapat terarahkan kepada maksud pencapaian tujuan haruslah

dilakukan pengaturan. Istilah lazim yang digunakan untuk pengaturan ini adalah

penataan, dari asal kata “tata”, “menata” dan seterusnya. Rangkaian penataan

inilah yang dimaksud dengan administrasi. Sebagian dari kegiatan-kegiatan yang

demikian adalah kegiatan yang khusus menyangkut segi-segi memimpin

pengaturan atau penataan tadi, agar tujuan sungguh-sungguh dapat dicapai,

kegiatan inilah yang disebut dengan manajemen. Sedangkan Proyek adalah suatu

kegiatan yang dilakukan dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk mencapai

hasil akhir yang ditentukan. Dalam mencapai hasil akhir, kegiatan proyek dibatasi

oleh anggaran, jadwal, dan mutu, yang dikenal sebagai tiga kendala (triple

constraint). Kata “Konstruksi” dapat didefinisikan sebagai tatanan/susunan dari

elemen-elemen suatu bangunan yang kedudukan setiap bagian-bagiannya sesuai

dengan fungsinya. Berbicara tentang konstruksi, maka yang terbayangkan adalah

gedung bertingkat, jembatan, bendungan, dam, jalan raya, bangunan irigasi,

lapangan terbang dan lain-lain (A. Rani, 2016).

Sehingga Manajemen Proyek Konstruksi merupakan kegiatan mengelola

atau mengatur anggaran, jadwal maupun mutu suatu bangunan konstruksi agar

kedudukan setiap elemen bangunan sesuai dengan fungsi yang telah disyaratkan.
7

2.2 Percepatan Proyek Konstruksi

Salah satu cara untuk mendapatkan waktu dan biaya optimum proyek adalah

dengan melakukan penambahan jam kerja. Penambahan jam kerja ini dapat

memberdayakan sumber daya yang ada di lapangan dan cukup mengefisiensikan

tambahan biaya yang akan dikeluarkan oleh kontraktor (Darmayudha, 2015).

Menambah tenaga kerja tidak selalu bisa dilakukan, karena tidak mudah

mendapatkan tenaga kerja yang sesuai. Oleh karena itu seringkali diterapkan kerja

lembur dengan memanfaatkan tenaga kerja yang sudah ada. Terlebih lagi jika

tenaga kerja berasal dari daerah lain yang jauh sehingga mereka harus tinggal di

lokasi proyek, maka mempekerjakan mereka setelah jam kerja normal dianggap

sebagai solusi yang praktis untuk mempercepat penyelesaian proyek

(Sumarningsih, 2014).

Menurut Mandiyo (2016) Salah satu strategi untuk mempercepat waktu

penyelesaian proyek adalah dengan menambah jam kerja (lembur) para pekerja

maupun alat berat. Semakin besar penambahan jam kerja (lembur) dapat

menimbulkan penurunan produktivitas. Penambahan jam kerja (lembur) bisa

dilakukan dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sesuai

dengan waktu penambahan yang diinginkan. Semakin besar penambahan jam

lembur dapat menimbulkan penurunan produktivitas.

Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini:


8

1. Produktivitas harian

Volume
=
Durasi normal

2. Produktivitas tiap jam

Produktivitas harian
=
Jam kerja per hari

3. Produktivitas harian sesudah crash

= Jam kerja per hari x produktivitas tiap jam

+ (a x b x produktivitastiap jam)

Dengan:

a. Lama penambahan jam kerja

b. Koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja

(lembur). Nilai koefisien penurunan produktivitas tersebut dapat

dilihat pada tabel 2.1

4. Crash duration

Volume
=
Produktivitas harian sesudah crash

Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah

ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena

penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian

tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama.

Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan

pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.


9

Sementara menurut Handoko dalam Ervianto (2008) menyatakan bahwa

untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan berbagai

cara pendekatan, antara lain sebagai berikut:

1. Pendekatan melalui sistem ketenagakerjaan yang dipakai:

a. Peningkatan atau pengurangan jumlah tenaga kerja

b. Pengadaan sistem kerja lembur untuk melaksanakan crash program

2. Melalui pendekatan manajemen:

a. Perbaikan metode operasi secara keseluruhan

b. Peningkatan, penyederhanaan atau pengurangan variasi produk untuk

masing-masing tenaga kerja, dan

c. Perbaikan organisasi, perencanaan dan pengawasan.

Salah satu pendekatan manajemen yang digunakan untuk mempelajari

produktivitas tenaga kerja adalah work study. Metode ini menyejajarkan dua

metode, yakni method study (metode pembelajaran) dan work measurement

(pengukuran kerja). Metode ini secara sistematik dapat digunakan untuk

mengetahui dan memperbaiki atau meningkatkan kinerja penggunaan sumberdaya

dalam proyek. Work study adalah teknik manajemen yang bertujuan untuk

meningkatkan produktivitas dengan cara menyempurnakan penggunaan

sumberdaya secara tepat. Sumberdaya yang digunakan selama proses konstruksi

adalah : materials, machines, men, method, money. Penggunaan material dalam

proses konstruksi secara efektif sangat bergantung dari desain yang dikehendaki

dari suatu bangunan. Penghematan material dapat dilakukan pada tahap

penyediaan, handling dan processing selama waktu konstruksi. Pemilihan alat


10

yang tepat akan mempengaruhi kecepatan proses konstruksi,

pemindahan/distribusi material dengan cepat, baik arah horisontal maupun

vertikal. Pekerja adalah salah satu sumberdaya yang tidak mudah dikelola. Upah

yang diberikan sangat bervariasi tergantung dari kecakapan masing-masing

pekerja, karena tidak ada satupun pekerja yang sama karakteristiknya. Biaya

untuk pekerja merupakan fungsi dari waktu dan metode konstruksi yang

digunakan. Pihak yang bertanggung jawab terhadap pengendalian waktu

konstruksi dan pemilihan metode konstruksi yang akan digunakan adalah Kepala

Proyek

2.3 Akibat Penerapan Jam Kerja Lembur

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Charliston Pasaribu (2015)

menunjukkan bahwa biaya tambahan yang timbul akibat adanya kerja lembur

lebih kecil dibandingkan dengan tambahan pekerja.

Penerapan jam kerja lembur sangat efektif jika penyedia jasa konstruksi

memiliki tujuan untuk memperpendek durasi proyek atau untuk mengejar progress

ketinggalan. Tetapi produktivitas yang dihasilkan pada saat jam kerja lembur akan

lebih sedikit dibandingkan dengan produktivitas yang dihasilkan pada saat jam

kerja normal. Selain itu biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor juga lebih sedikit

jika dibandingkan dengan penambahan jumlah tenaga kerja dalam jam kerja

normal.
11

2.4 Pengertian Produktivitas

Simanjutak (2015) mengatakan produktivitas didefinisikan sebagai

perbandingan antara keluaran suatu proses terhadap sumber daya masukan dalam

proses tersebut, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛

Produktivitas sebagai suatu konsep menunjukkan adanya kaitan antara hasil

kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk

dari seorang tenaga kerja. Seorang tenaga kerja dianggap produktif jika ia mampu

menghasilkan keluaran (output) yang lebih banyak dari tenaga kerja lain, untuk

satuan waktu yang sama. Atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa seorang

tenaga kerja menunjukkan tingkat produktivitas yang lebih tinggi bila ia mampu

menghasilkan jumlah keluaran yang sama dengan waktu yang lebih singkat.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖


𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 =
𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa produktivitas

merupakan kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan sesuatu dalam waktu

tertentu.

Menurut Jan Tamamengka (2016) Istilah produktivitas mempunyai arti yang

berbeda-beda untuk setiap individu. Secara umum produktivitas diartikan sebagai

hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) denga

masukan yang sebenarnya. Misalnya saja, “produktivitas” adalah ukuran efisiensi


12

produktif. Suatu perbadingan antara hasil keluaran (output) dan masukan (input).

Dengan demikian produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut:

P=O/I

Dimana: P = Produktivitas (m²/menit)

O = Output (m²)

I = Input (menit)

Ukuran Output (O) dapat dinyatakan antara lain dalam bentuk :

1. Jumlah satuan fisik produk/jasa

2. Nilai rupiah produk/jasa

Ukuran Input (I) dapat dinyatakan antara lain dalam bentuk :

1. Jumlah waktu

2. Jumlah tenaga kerja

3. Jumlah biaya tenaga kerja

4. Jumlah material

Untuk satuan dari Output (O) sebagai jumlah satuan fisik produk biasa

dinyatakan dalam m², dan untuk satuan dari Input (I) sebagai jumlah waktu bisa

dinyatakan dalam menit, dengan demikian satuan dari produktivitas (P) bisa

dinyatakan dalam bentuk m²/menit. Produktivitas dapat dikatakan meningkat

apabila:

1. Volume/kuantitas keluaran bertambah besar, tanpa menambah jumlah

masukan.

2. Volume/kuantitas tidak bertambah, akan tetapi masukannya berkurang.


13

3. Volume/kuantitas keluaran bertambah besar sedang masukannya juga

berkurang.

Berikut ini adalah fungsi dan tugas dari tenaga kerja berdasarkan keahliannya:

1. Mandor adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu

sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Mandor membawahi langsung

pekerja-pakerja atau tukang-tukang.

2. Kepala tukang adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang

pertukangan untuk jenis pekerjaan tertentu dan memberi petunjuk kepada

para tukang yang berhubungan dengan jenis pekerjaan tersebut.

3. Tukang adalah orang yang langsung mengerjakan pekerjaan dilapangan

dalam bidang tertentu sesuai petunjuk kapala tukang. Orang-orang ini

biasanya memiliki sedikit keterampilan.

4. Pekerja (Buruh) adalah orang yang membantu tukang atau kepala tukang

untuk semua jenis pekerjaan tanpa harus memiliki keahlian atas pekerjaan

tertentu.

Produktivitas tenaga kerja mencerminkan manfaat tenaga kerja,

intensitasnya menunjukkan jumlah kerja. Adapun pengertian produktivitas

menurut ILO (International Labour Organization) “penelitian kerja dan

produktivitas” adalah perbandingan antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah tiap

sumber tenaga kerja yang dipakai selama produksi berlangsung. Secara umum

dapat dikatakan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah volume pekerjaan yang

dihasilkan oleh seorang pekerja atau oleh satu tim pekerja (kelompok pekerja)

selama tenggang waktu tertentu.


14

Bila dilihat dari bentuk hubungan kerja antara pihak yang bersangkutan,

maka tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi 2

yaitu:

a. Tenaga kerja borongan, tenaga kerja berdasarkan ikatan kerja yang ada

antara perusahaan penyedia tenaga kerja (labour supplier) dengan

kontraktor untuk jangka waktu tertentu.

b. Tenaga kerja langsung (direct hire), tenaga kerja yang direkrut dan

menandatangani ikatan kerja perorangan dengan perusahaan kontraktor.

Umumnya diikuti dengan latihan, sampai dianggap cukup memiliki

kemampuan dan kecakapan dasar.

Produktivitas tenaga kerja besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan proyek

antara lain pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan. Apabila

pada suatu daerah tenaga kerja tersedia cukup banyak, biaya upah kerja menjadi

murah sehingga pada situasi seperti ini adalah tidak memerlukan teknologi tinggi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah besar

volume pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang pekerja atau oleh satu tim pekerja

selama tenggang waktu tertentu yang dapat ditulis sebagai berikut:

Produktivitas
Volume Hasil Pekerjaan =
Satuan Waktu

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Pekerja

Menurut Jergeas dalam Margareth (2010) faktor-faktor yang menyebabkan

fluktuasi produktivitas tenaga kerja pada pelaksanaan proyek dapat

dikelompokkan menjadi 2 faktor besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal yaitu faktor yang berada di luar kontrol oleh manajemen
15

perusahaan, sedangkan faktor internal yaitu faktor yang dapat dikontrol oleh

manajemen. Kelompok faktor internal dan faktor eksternal yang peneliti anggap

akan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja di proyek konstruksi meliputi :

1. Faktor Internal

Faktor internal terdiri dari faktor manajemen perencanaan, faktor

manajemen pengawasan, faktor manajemen komunikasi, faktor manajemen

peralatan, faktor manajemen material, faktor lingkungan kerja, dan faktor

manusia.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal proyek konstruksi mencakup faktor kondisi cuaca, faktor

kondisi politik, dan faktor bencana alam.

Sementara menurut Pamuji (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas pekerjaan antara lain; tingkat upah, pengalaman dan keterampilan

pekerja, pendidikan dan keahlian, usia pekerja, pengadaan barang, cuaca, jarak

material, hubungan kerja sama antar pekerja, faktor manajerial, dan efektivitas

jam kerja.

Dalam penelitian Harianto (2008) dikatakan bahwa kerja lembur dapat

mempengaruhi produktivitas tenaga kerja karena produktivitas kerja normal lebih

besar dari produktivitas kerja lembur. Jika diambil secara keseluruhan

produktivitas yang dapat dicapai dari kerja lembur hanya setengah dari kerja normal.

2.6 Pengecoran Beton

Menurut Frederika (2017) Beton merupakan campuran antara agregat halus,

agregat kasar, semen portland dan air, dengan atau tanpa bahan additive
16

(tambahan) sebagai percepatan pemadatan (SNI 03-2847-2002). Pengecoran beton

pada balok dan pelat lantai dapat dilaksanakan setelah struktur kolom selesai

dikerjakan, dilanjutkan dengan pemasangan perancah dan bekisting, penulangan

balok dan pelat lantai, kemudian dilanjutkan dengan pengecoran beton. Proses

pengecoran beton dimulai saat beton plastis dituangkan ke dalam cetakan baik

menggunakan bucket (dibantu dengan alat berat) maupun melalui pipa. Beton

yang sudah dituang ke area pengecoran kemudian dikonsolidasikan dan diratakan.

Konsolidasi dilakukan bertujuan untuk mengurangi rongga dalam beton, dapat

dilakukan secara manual dengan cara merojok menggunakan besi batang atau

sekop, dan dapat dilakukan dengan alat penggetar (vibrator).

Pekerjaan pengecoran beton biasanya dilakukan pada saat panas matahari

mulai surut, karena jika dilakukan pada saat panas matahari naik akan membuat

air semen pada beton menguap dan membuat beton tersebut menjadi retak dan

pecah-pecah. Karena alasan itulah para penyedia jasa konstruksi lebih memilih

melaksanakan pekerjaan pengecoran pada malam hari sehingga meyebabkan

pekerjaan pengecoran beton tersebut dikerjakan diluar jam kerja normal (jam

lembur). Sehingga dalam penentuan tenaga kerja, penyedia jasa konstruksi harus

menjadwalkan tenaga kerjanya seefisien mungkin agar pekerjaan pengecoran

beton tersebut menjadi tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya.

Selain itu pekerjaan pengecoran beton umumnya berada di jalur kritis yang

berarti pekerjaan lainnya tidak bisa dikerjakan jika pekerjaan pengecoran beton

tersebut belum diselesaikan. Oleh sebab itu untuk menambah prestasi kerja dari

sebuah pekerjaan konstruksi maka untuk mempercepat durasi proyek


17

diprioritaskanlah pekerjaan pengecoran beton sehingga pekerjaan tersebut sering

diberlakukan kerja lembur oleh para penyedia jasa konstruksi.

2.7 Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

Menurut Lolang (2014) Hipotesis merupakan suatu pernyataan bahwa

dugaan terhadap sesuatu adalah benar. Uji hipotesis adalah suatu proses yang

dilakukan dalam rangka mengambil keputusan dari dua hipotesis yang

berlawanan. Kedua hipotesis tersebut dirumuskan sedemikian rupa sehingga

masing-masing hipotesis merupakan negasi dari hipotesis yang lainnya. Dengan

kata lain, rumusan hipotesis mengakibatkan salah satu akan selalu bernilai benar

dan hipotesis lainnya akan selalu bernilai salah. Kedua hipotesis tersebut

dinamakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Tujuan Dari pengujian hipotesis

adalah membuat kesimpulan statistik tentang menerima atau tidak menerima suatu

pernyataan.

Hipotesis Nol (H0) yaitu hipotesis yang akan diuji. Biasanya, hipotesis ini

merupakan pernyataan yang menunjukkan bahwa suatu parameter populasi tidak

memiliki nilai tertentu. Sedangkan Hipotesis Alternatif (Ha) adalah pernyataan

yang menyatakan bahwa parameter populasi tersebut memiliki nilai yang berbeda

dari pernyataan yang telah disebutkan dalam hipotesis nol. Pengujian hipotesis

merupakan salah satu prosedur pengambilan keputusan yang paling umum

digunakan. Meskipun secara detail pengujian hipotesis berbeda-beda dari satu

situasi dengan situasi lainnya, proses umum tetap sama. Proses umum tersebut

digunakan untuk menyusun suatu prosedur statistika yang baru, yang dinamakan

uji hipotesis.
18

Empat langkah di bawah ini adalah prosedur pengujian hipotesis yang

memungkinkan peneliti menggunakan data sampel untuk menjawab rumusan

masalah penelitiannya. Empat langkah tersebut antara lain:

1. Menyatakan Hipotesis

Tujuan dari statistik inferensial adalah membuat pernyataan umum tentang

populasi dengan menggunakan data sampel. Oleh karena itu pada saat menguji

hipotesis, peneliti melakukan prediksi tentang parameter-parameter populasi.

Proses pengujian hipotesis dimulai dengan menyatakan hipotesis mengenai

karakteristik populasi setelah penelitian dilakukan. Sebenarnya peneliti

menyatakan dua hipotesis yang berlawana satu sama lainnya.

Kedua hipotesis tersebut menggambarkan parameter populasi yang diteliti.

Hipotesis pertama, yang paling penting dari kedua hipotesis, disebut hipotesis nol.

Hipotesis nol menyatakan bahwa perlakuan tidak memiliki pengaruh. Secara

umum hipotesis nol menyatakan bahwa perlakuan yang diberikan tidak

mengakibatkan perubahan, tidak berpengaruh, tidak ada perbedaan, tidak ada

yang terjadi, karena itu disebut hipotesis nol. Hipotesis nol dilambangkan dengan

simbol H0. Hipotesis kedua merupakan lawan dari hipotesis nol dan disebut

hipotesis penelitian, hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis ini menyatakan adanya

pengaruh perlakuan terhadap variabel bergantung. Hipotesis nol (H0) menyatakan

bahwa secara umum tidak terjadi perubahan, tidak ada perbedaan, atau tidak ada

hubungan. Dalam konteks suatu eksperimen, H0 memprediksikan bahwa variabel

bebas (yaitu perlakuan) tidak memiliki pengaruh terhadap variabel bergantung

(yaitu skor) dari populasi. Hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa ada
19

perubahan, ada perbedaan, ada hubungan untuk populasi umum. Dalam konteks

eksperimen, Ha memprediksikan bahwa variabel bebas (perlakuan) memiliki

pengaruh terhadap variabel bergantung.

2. Menetapkan Kriteria Pengambilan Keputusan

Pada akhirnya, peneliti harus menetapkan kriteria untuk hipotesis nol

dengan menggunakan data-data dari sampel. Data tersebut dapat mendukung

hipotesis nol atau cenderung menolak hipotesis nol. Jika terdapat ketidaksesuaian

antara data dengan hipotesis nol, maka disimpulkan bahwa hipotesis nol tersebut

tidak benar.

- Batas daerah kritis.

Untuk menentukan letak batas yang menentukan daerah kritis, peneliti

menggunakan probabilitas level alfa (atau taraf signifikansi) dan tabel kurva

normal standar. Dalam kebanyakan kasus, distribusi rata-rata sampel adalah

normal dan tabel kurva normal standar sudah menyediakan letak skor yang tepat

dari batas daerah kritis. Untuk α = 0.05, batas-batas tersebut memisahkan 5% data

ekstrim dari 95% data tengah. Karena 5% data ekstrim terpisah pada kedua ujung

kurva distribusi maka masing-masing ujung distribusi terdiri atas 2.5% data (atau

0.025).
20

Gambar 2.1 Batas Daerah Kritis

3. Mengumpulkan Data dan Menghitung Statistik Sampel

Data dikumpulkan setelah peneliti menyatakan hipotesis dan menetapkan

kriteria pengambilan keputusan. Urutan ini membantu peneliti untuk menjamin

bahwa peneliti melakukan evaluasi data dengan jujur dan objektif, serta tidak

terpengaruh oleh kriteria pengambilan keputusan setelah hasil percobaan

diketahui. Selanjutnya data mentah yang dikumpulkan dari sampel diolah dengan

statistika yang sesuai.

4. Mengambil Keputusan

Pada langkah terakhir ini, peneliti menggunakan nilai skor yang diperoleh

pada langkah ketiga untuk mengambil keputusan mengenai hipotesis nol,

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada langkah kedua. Ada dua

kemungkinan yang bisa terjadi:

a. Data sampel berada di dalam daerah kritis. Menurut definisi, nilai sampel

yang berada di dalam daerah kritis memiliki peluang besar untuk terjadi jika
21

hipotesis nol benar. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa sampel tersebut

tidak konsisten dengan hipotesis nol dan keputusan yang diambil adalah

menolak hipotesis nol. Karena hipotesis nol adalah hipotesis yang

menyatakan tidak adanya pengaruh perlakuan, maka menolak hipotesis nol

sama artinya dengan menyimpulkan bahwa perlakuan tersebut mempunyai

pengaruh.

b. Kemungkinan kedua adalah data sampel tidak berada dalam daerah kritis.

Nilai sampel yang berada di luar daerah kritis memiliki peluang yang kecil

untuk terjadi jika hipotesis nol benar. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa

sampel tersebut memiliki konsistensi dengan hipotesis nol sehingga

hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif diterima, maka menerima

hipotesis nol sama artinya dengan menyimpulkan bahwa perlakuan tersebut

tidak mempunyai pengaruh.

2.8 Signifikansi

Dalam bahasa Inggris umum, kata “significant” mempunyai makna penting;

sedang dalam pengertian statistik kata tersebut mempunyai makna “benar” tidak

didasarkan secara kebetulan. Hasil riset dapat benar tapi tidak penting.

Signifikansi / probabilitas / α memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil

riset itu mempunyai kesempatan untuk benar.

Jika kita memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan

hasil riset nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah

sebesar 1%. Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01;

0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat
22

kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka

signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau

bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita

adalah sebesar 99%. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat

kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka

tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%.

Pertimbangan lain ialah menyangkut jumlah data (sampel) yang akan

digunakan dalam riset. Semakin kecil angka signifikansi, maka ukuran sample

akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, maka ukuran

sample akan semakin kecil. Untuk memperoleh angka signifikansi yang baik,

biasanya diperlukan ukuran sample yang besar. Sebaliknya jika ukuran sample

semakin kecil, maka kemungkinan munculnya kesalahan semakin ada.

Untuk pengujian dalam SPSS digunakan kriteria sebagai berikut:

- Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka hubungan kedua variabel

signifikan.

- Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka hubungan kedua variabel

tidak signifikan

2.9 Koefisien Determinasi

Koefesien determinasi atau yang biasa dinyatakan dalam simbol R 2

merupakan proporsi variabilitas dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada

model statistik. Definisi berikutnya menyebutkan bahwa R2 merupakan rasio

variabilitas nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli. Secara

umum R2 digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Dalam


23

regresi R2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati

nilai data asli yang dibuat model. Jika R2 sama dengan 1, maka angka tersebut

menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna.

Interpretasi lain ialah bahwa R2 diartikan sebagai proporsi variasi tanggapan

yang diterangkan oleh regresor (variabel bebas / X) dalam model. Dengan

demikian, jika R2 = 1 akan mempunyai arti bahwa model yang sesuai

menerangkan semua variabilitas dalam variabel Y. Jika R2 = 0 akan mempunyai

arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor (X) dengan variabel Y. Misalnya

jika R2 = 0,8 mempunyai arti bahwa sebesar 80% variasi dari variabel Y (variabel

tergantung / response) dapat diterangkan dengan variabel X (variabel bebas /

explanatory); sedang sisanya 0,2 dipengaruhi oleh variabel-variabel yang tidak

diketahui atau variabilitas yang inheren. (Rumus untuk menghitung koefesien

determinasi (KD) adalah KD = r2x 100%) Variabilitas mempunyai makna

penyebaran / distribusi seperangkat nilai-nilai tertentu. Dengan menggunakan

bahasa umum, pengaruh variabel X terhadap Y adalah sebesar 80%; sedang

sisanya 20% dipengaruhi oleh faktor lain.

2.10 Analisis Regresi Linear Sederhana

Tujuan utama Pengujian Regresi Linear Sederhana adalah bagaimana

menghitung suatu perkiraan atau persamaan regresi yang akan menjelaskan

hubungan antara dua variabel. Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga

digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antarvariabelnya. Istilah

regresi itu sendiri berarti ramalan atau taksiran. Persamaan yang digunakan untuk
24

mendapatkan garis regresi pada data diagram pencar disebut persamaan regresi.

Rumus persamaan regresi linear tersebut antara lain:

Y=a+bX

Dimana:

Y = Nilai yang diramalkan / variabel terikat

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Koefisien regresi / nilai arah sebagai penentu ramalan / prediksi yang

menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

X = Variabel bebas
25

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Deskriptif Kuantitatif. Penelitian Deskriptif Kuantitatif merupakan penelitian

dengan menggunakan data yang terukur. Data yang terkumpul dapat dianalisis

dengan statistik dan hasilnya diinterprestasikan dalam kesimpulan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian mengambil sampel pada dua proyek yang berbeda namun

memiliki jenis bangunan yang sama yaitu proyek pembangunan villa lantai 1

(satu). Proyek tersebut diantaranya adalah Proyek Pembangungan Waldrof

Astorin dan Proyek Pembangunan Mandarin Oriental Hotel. Kedua proyek

tersebut berlokasi di daerah yang sama yaitu di kawasan Pantai Pandawa, Bali.

3.3 Data Sampel

Data sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 61

(enam puluh satu) data. Data tersebut merupakan banyaknya jumlah lembur atau

61 (enam puluh satu) kali lembur pada pekerjaan pengecoran beton. Untuk

penentuan sampel digunakan sampling jenuh yaitu menggunakan seluruh data

populasi untuk dijadikan sampel dalam pengolahan data.

25
26

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Data Primer

Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber aslinya. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan

pengecoran beton oleh Quality Control dari masing-masing proyek yang ditinjau.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media

perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah

ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara

umum. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data referensi

jurnal.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilakukan

beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Penelitian Pustaka

Penelitian pustaka adalah penelitian yang dilakukan dengan mencari data

melalui membaca buku atau mencari refensi jurnal yang berhubungan dengan

penelitian yang akan dilakukan.

2. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh

data lapangan berupa laporan tertulis yang dibuat langsung oleh pihak yang
27

berwenang pada proyek tersebut. Dalam penelitian ini diperoleh data-data yang

dibutuhkan berdasarkan laporan pengecoran beton yang dibuat langsung oleh

Quality Control pada masing-masing proyek yang ditinjau.

3.6 Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independent (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah data jumlah jam

lembur.

2. Variabel dependent (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel independent. Dalam penelitian ini

yang termasuk variabel dependent adalah data produktivitas tenaga kerja.

3.7 Definisi Operasional

1. Jam lembur yaitu waktu pengecoran beton yang dilakukan setelah jam

normal.

2. Jumlah jam yaitu total jam atau waktu yang dihabiskan dalam satu kali

pengecoran beton

3. Produktivitas yaitu besaran volume yang dihasilkan oleh beberapa tenaga

kerja dalam satu kali pengecoran beton.

4. Tenaga kerja yaitu para pekerja yang mengerjakan pekerjaan pengecoran

beton.
28

3.8 Analisis Data

Tujuan analisis di dalam penelitian ini merupakan usaha jawaban atas

pertanyaan dan pernyataan yang terdapat dalam proses penelitian ini. Hasil dari

analisis data ini nantinya akan dapat digunakan oleh para penyedia jasa konstruksi

yang akan menerapkan sistem kerja lembur untuk mengurangi durasi proyek

dengan syarat metode yang digunakan pada proses pengecoran adalah

menggunakan beton ready mix dan menggunakan alat mobile crene dalam

pelaksanaannya serta kemampuan produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan

kurang lebih sama dengan yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Metode yang

digunakan untuk menganalisis pengaruh jumlah jam lembur terhadap

produktivitas tenaga kerja pada penelitian ini yaitu melalui analisis Regresi Linier

Sederhana. Terdapat beberapa pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan hasil

yang diinginkan, diantaranya Pengujian Hipotesis, Uji Koefisien Determinasi (R2)

dan Uji Koefisien Regresi Linear Sederhana. Untuk menganalisis data ke dalam

regresi linier tersebut digunakan program komputer SPSS versi 23.

1. Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t untuk mengetahui

adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis alternatif (Ha)

dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh jumlah jam lembur terhadap

produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan pengecoran beton” sementara untuk

Hipotesis nol (H0) yang merupakan penolakan Hipotesis alternatif (Ha) adalah

“Tidak adanya pengaruh jumlah jam lembur terhadap produktivitas tenaga kerja

pada pekerjaan pengecoran beton”. Apabila hasil perhitungan t hitung > t tabel
29

maka H0 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh jumlah jam

lembur terhadap produktivtas tenaga kerja, sebaliknya jika t hitung < t tabel maka

H0 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa tidak adanya pengaruh jumlah jam

lembur terhadap produktivitas tenaga kerja.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

atau sejauh mana sumbangan variabel bebas (jumlah jam lembur) terhadap

variabel terikat (produktivitas tenaga kerja). Pengujian ini dengan melihat nilai R

Square (R2) . Jika nilai R2 yang diperoleh mendekati 1 maka dapat dikatakan

bahwa semakin kuat variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat,

sebaliknya jika nilai R2 yang diperoleh kecil atau menjauhi 1 maka kemampuan

variabel bebas untuk menerangkan variabel terikat semakin terbatas.

3. Uji Regresi Linear Sederhana

Uji Regresi Linear Sederhana ini digunakan untuk menguji tingkat pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis yang digunakan mengacu pada

hipotesis yang diajukan sehingga model regresi yang digunakan adalah model

analisis regresi linear sederhana Y atas X adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

Y : Variabel bebas atau produktivitas tenaga kerja

a : Konstanta

b : Koefisen variabel X

X : Variabel terikat atau jumlah jam lembur


30

3.9 Bagan Alir Penelitian

Mulai

Penentuan Objek Study

Penentuan Rumusan Masalah

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

5. Data Primer : Data Sekunder :

Jumlah jam kerja, jumlah tenaga kerja dan Referensi Pustaka


6.
volume yang dihasilkan
7.

Analisis Data:
Regresi Linear Sederhana

Simpulan dan Saran

Selesai
31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data yang telah di rekap dari

hasil laporan pengecoran beton yang dibuat oleh QC (Quality Control) pada

Proyek Pembangungan Waldrof Astorin dan Proyek Pembangunan Mandarin

Oriental Hotel. Hasil penelitian ini nantinya dapat di generalisasikan kepada para

penyedia jasa konstruksi dengan syarat metode yang digunakan pada proses

pengecoran beton menggunakan beton ready mix dan menggunakan alat mobile

crene dalam pelaksanaannya serta kemampuan produktivitas tenaga kerja yang

dihasilkan kurang lebih sama dengan produktivitas yang dianalisis pada penelitian

ini seperti pada tabel IV-1.

Tabel IV-1

Produktivitas Tenaga Kerja

Jumlah
Rincian
Jam Kerja Volume
Jenis Tenaga
No. (jam) Produksi
Pekerjaan Pengecoran Kerja
(m3)
(org) Lembur
1 Ground Slab Koridor BS 31-32 15 9.00 46.50
2 Upper Slab Villa 10 15 4.33 36.00
Footing dan Ground Beam Villa 13
3 15 2.47 42.00
dan BS koridor
4 Kolom 3 Bedroom Villa 15 3.03 36.00
5 Footing 3 Bedroom Villa 1 7 1.15 12.00

31
32

Jumlah
Rincian
Jam Kerja Volume
Jenis Tenaga
No. (jam) Produksi
Pekerjaan Pengecoran Kerja
(m3)
(org) Lembur
6 Roof Villa 11 15 3.25 44.00
7 Ground Slab BS 21-22 12 3.13 25.50
8 Footing 3 Bedroom Villa 2 6 0.19 8.50
9 Dinding Pond Villa 14 4 0.55 4.00
10 Ground Slab BS 23-24 12 1.25 25.50
11 Ground Slab Villa 20 6 1.30 18.00
12 Ground Slab BS 25-26 8 1.47 22.00
13 Ground Slab BS 29-30 8 3.40 27.50
14 Dinding Pond Villa 8 8 2.10 20.00
15 Dinding Pond Villa 9 dan 11 6 0.42 11.00
16 Upper Slab Villa 20 12 4.20 38.00
LT. Pump Room dan LT. Balancing
17 4 0.55 5.00
Tank Villa C14-C15
18 ground Floor (506) Villa D.31 8 2.15 14.00
19 Roof Slab Villa A.07 dan MEP 11 6.45 27.00
20 Kolom Stump SPA 4 1.15 2.00
21 Footing Foundation SPA 6 2.45 12.00
22 Footing Foundation Villa D.07 6 1.30 9.00
23 Roof Slab Villa D.20 8 4.30 20.00
24 Footing, Tie Beam Arrival 8 6.30 27.00
25 Kolom Arrival 6 2.45 9.50
26 Kolom Stump SPA 4 0.40 2.50
27 Ground Floor (506) Villa D.32 8 1.25 13.50
28 Kolom Arrival 5 2.15 12.00
29 Roof Slub dan MEP Villa C.06 12 4.55 26.50
30 Raft Retaining Wall Arrival 12 5.20 28.00
31 Dinding Pump Room Villa A.4 4 1.10 4.50
33

Jumlah
Rincian
Jam Kerja Volume
Jenis Tenaga
No. (jam) Produksi
Pekerjaan Pengecoran Kerja
(m3)
(org) Lembur
32 Kolom Stump SPA 4 0.50 2.00
33 Footing Foundation Villa D.07 4 0.45 3.50
34 Roof Slab MEP Room Villa D16-D17 4 0.44 5.00
35 Ground Floor (506) Villa C.02 6 2.45 13.00
36 Kolom Arrival 6 2.40 10.00
37 Dinding Pump Room Villa C15 4 1.55 4.50
Ground Beam MEP Room Villa C14-
38 4 0.45 2.50
C15
39 Roof Slab MEP Room Villa A 4 1.25 4.50
40 Footing dan Raft Foundation Arrival 4 6.10 5.00
41 Lantai Balancing Tank Villa D25 4 1.15 2.00
42 Dinding Pagar Antar Villa C08-C09 4 1.25 4.00
43 Retaining Wall Spe. Restorant 6 3.45 18.00
Dinding Bal.Tank, LT. Swim. Pool
44 6 3.40 18.00
dan LT. Planter Box Villa A.03
45 RC. Wall MEP Villa C.14-C.15 4 1.25 3.00
Dinding Bal.Tank dan LT Swim. Pool
46 8 3.45 17.00
dan LT. Planter Box
Kolom ME Acsess A.06 dan Kolom
47 4 0.55 4.00
Pump Room A.02
48 Kolom SPA Zone E 4 1.35 5.50
49 RC. Wall Arrival 12 5.35 30.00
50 Kolom Villa D.05 4 1.55 2.50
51 RC. Wall MEP Villa D30-D31 4 0.45 2.50
Roof Slab Villa C.17 dan Roof MEP
52 12 5.10 30.00
Villa C.08-C.09
Roof Pump Room dan LT. Bal. Tank
53 4 1.15 5.50
A-06
LT. Bal. Tank D23 dan Footing Pump
54 4 1.25 4.50
Room D22-D24
34

Jumlah
Rincian
Jam Kerja Volume
Jenis Tenaga
No. (jam) Produksi
Pekerjaan Pengecoran Kerja
(m3)
(org) Lembur
55 Kolom Stump SPA Zone E 4 1.15 2.00
56 LT. Bal. Tank Villa D11-D12 4 2.15 4.50
Dinding B.Tank dan LT. Swim Pool
57 8 4.10 17.00
Villa D.19
58 Kolom SPA Zone E 4 2.40 5.50
59 Footing dan Ground Beam SPA 6 0.50 7.50
60 Kolom Arrival 6 2.10 15.00
61 Ground Floor (506) Villa C.14 8 2.30 13.50

Karena pada penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linear Sederhana

dimana pada proses analisis menggunakan variabel X sebagai jumlah jam lembur

dan variabel Y sebagai produktivitas tenaga kerja, maka untuk mendapatkan hasil

analisis yang sesuai data produktivitas tenaga kerja pada tabel IV-1 di

standarisasikan dengan mengolah volume pekerjaan menjadi m3/org seperti tabel

IV-2. Data setelah standarisasi inilah yang nantinya akan diolah pada program

komputer SPSS versi 23.


35

Tabel IV-2

Produktivitas Tenaga Kerja

Setelah Standarisasi

Jumlah Jam
Volume
Jenis Kerja (jam)
No. Produksi
Pekerjaan Pengecoran
(m3/org)
Lembur
1 Ground Slab Koridor BS 31-32 9.00 3.10
2 Upper Slab Villa 10 4.33 2.40
Footing dan Ground Beam Villa 13
3 2.47 2.80
dan BS koridor
4 Kolom 3 Bedroom Villa 3.03 2.40
5 Footing 3 Bedroom Villa 1 1.15 1.71
6 Roof Villa 11 3.25 2.93
7 Ground Slab BS 21-22 3.13 2.13
8 Footing 3 Bedroom Villa 2 0.19 1.42
9 Dinding Pond Villa 14 0.55 1.00
10 Ground Slab BS 23-24 1.25 2.13
11 Ground Slab Villa 20 1.30 3.00
12 Ground Slab BS 25-26 1.47 2.75
13 Ground Slab BS 29-30 3.40 3.44
14 Dinding Pond Villa 8 2.10 2.50
15 Dinding Pond Villa 9 dan 11 0.42 1.83
16 Upper Slab Villa 20 4.20 3.17
LT. Pump Room dan LT. Balancing
17 0.55 1.25
Tank Villa C14-C15
18 ground Floor (506) Villa D.31 2.15 1.75
19 Roof Slab Villa A.07 dan MEP 6.45 2.45
20 Kolom Stump SPA 1.15 0.50
21 Footing Foundation SPA 2.45 2.00
22 Footing Foundation Villa D.07 1.30 1.50
36

Jumlah Jam
Volume
Jenis Kerja (jam)
No. Produksi
Pekerjaan Pengecoran
(m3/org)
Lembur
23 Roof Slab Villa D.20 4.30 2.50
24 Footing, Tie Beam Arrival 6.30 3.38
25 Kolom Arrival 2.45 1.58
26 Kolom Stump SPA 0.40 0.63
27 Ground Floor (506) Villa D.32 1.25 1.69
28 Kolom Arrival 2.15 2.40
29 Roof Slub dan MEP Villa C.06 4.55 2.21
30 Raft Retaining Wall Arrival 5.20 2.33
31 Dinding Pump Room Villa A.4 1.10 1.13
32 Kolom Stump SPA 0.50 0.50
33 Footing Foundation Villa D.07 0.45 0.88
Roof Slab MEP Room Villa D16-
34 0.44 1.25
D17
35 Ground Floor (506) Villa C.02 2.45 2.17
36 Kolom Arrival 2.40 1.67
37 Dinding Pump Room Villa C15 1.55 1.13
Ground Beam MEP Room Villa
38 0.45 0.63
C14-C15
39 Roof Slab MEP Room Villa A 1.25 1.13
40 Footing dan Raft Foundation Arrival 6.10 1.25
41 Lantai Balancing Tank Villa D25 1.15 0.50
42 Dinding Pagar Antar Villa C08-C09 1.25 1.00
43 Retaining Wall Spe. Restorant 3.45 3.00
Dinding Bal.Tank, LT. Swim. Pool
44 3.40 3.00
dan LT. Planter Box Villa A.03
45 RC. Wall MEP Villa C.14-C.15 1.25 0.75
Dinding Bal.Tank dan LT Swim.
46 3.45 2.13
Pool dan LT. Planter Box
37

Jumlah Jam
Volume
Jenis Kerja (jam)
No. Produksi
Pekerjaan Pengecoran
(m3/org)
Lembur
Kolom ME Acsess A.06 dan Kolom
47 0.55 1.00
Pump Room A.02
48 Kolom SPA Zone E 1.35 1.38
49 RC. Wall Arrival 5.35 2.50
50 Kolom Villa D.05 1.55 0.63
51 RC. Wall MEP Villa D30-D31 0.45 0.63
Roof Slab Villa C.17 dan Roof MEP
52 5.10 2.50
Villa C.08-C.09
Roof Pump Room dan LT. Bal.
53 1.15 1.38
Tank A-06
LT. Bal. Tank D23 dan Footing
54 1.25 1.13
Pump Room D22-D24
55 Kolom Stump SPA Zone E 1.15 0.50
56 LT. Bal. Tank Villa D11-D12 2.15 1.13
Dinding B.Tank dan LT. Swim Pool
57 4.10 2.13
Villa D.19
58 Kolom SPA Zone E 2.40 1.38
59 Footing dan Ground Beam SPA 0.50 1.25
60 Kolom Arrival 2.10 2.50
61 Ground Floor (506) Villa C.14 2.30 1.69

4.2 Hasil Penelitian

1. Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t untuk mengetahui

berpengaruh atau tidaknya variabel bebas dengan variabel terikat. Pada penelitian

ini hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa adanya pengaruh jumlah jam

lembur terhadap produktivitas tenaga kerja. Dalam statistika kuatnya suatu


38

hubungan variabel ditunjukkan dengan simbol  (rho) dan simbol 0 (nol)

menerangkan tidak ada hubungan antar variabel. Oleh karena itu, simbolisasi

untuk hipotesis alternatif tersebut adalah:

- Ha =  ≠ 0 (ada pengaruh jumlah jam lembur terhadap produktivitas

tenaga kerja)

Pengujian statistik tidak digunakan untuk menguji hipotesis alternatif, akan

tetapi digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis nol (H0). Hipotesis nol

merupakan penolakan dari hipotesis alternatif. Simbolisasi untuk hipotesis nol

adalah:

- H0 =  = 0 (tidak ada pengaruh jumlah jam lembur terhadap

produktivitas tenaga kerja)

Sehingga pada akhirnya penolakan terhadap hipotesis nol (H0) akan

membawa kepada penerimaan hipotesis alternatif (Ha), sedangkan penerimaan

hipotesis nol (H0) akan membawa kepada penolakan hipotesis alternatif (Ha).

Tabel IV-3

Hasil Uji Parsial (Uji T)

Variabel t Sig.

Jumlah Jam Lembur 6.696 0.000

Taraf siginifikan (a) yang digunakan adalah sebesar 5% atau 0,05.

Df (Degree of Freedom) = N – k = 61 – 2 = 59
39

Keterangan :

k : jumlah variabel ( satu variabel bebas dan satu variabel terikat)

N : jumlah data yang diolah

Dengan nilai Df 59, maka didapat nilai t tabel adalah 2.001 (lampiran) dan

berdasarkan hasil pengujian didapat nilai t hitung adalah 6.696 . Karena t hitung

6.696 > t tabel 2.001 dan nilai signifikan yang didapat dari hasil perhitungan

adalah 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh antara jumlah jam lembur dan produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan

pengecoran beton.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan melihat nilai R Square pada

hasil pengujian.

Tabel IV-4

Hasil Uji Regresi (Koefisien Determinasi)

R R Square
0.657 0.432

Tabel IV-4 memperlihatkan nilai koefisien determinasi (R Square) yang

digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat adalah sebesar 0,432. Angka ini berarti pada pekerjaan pengecoran

beton 43.2% produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh jumlah jam lembur dan

sisanya 56.8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.


40

Tabel IV-5
Interprestasi Koefisien Korelasi.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0.00 - 0.199 Sangat rendah
0.20 - 0.399 Rendah
0.40 - 0.599 Sedang
0.60 - 0.7999 Kuat
0.80 - 1.000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2101:184)

Tabel IV-5 menjelaskan batasan tingkat suatu hubungan variabel dari 0 (nol)

sampai dengan 1 (satu). Sehingga berdasarkan tabel IV-4 dapat dilihat pula nilai R

(koefisien korelasi) yang didapatkan adalah 0.657 yang berarti bahwa terdapat

hubungan yang “kuat” antara jumlah jam lembur terhadap produktivtas tenaga

kerja pada pekerjaan pengecoran beton.

3. Uji Regresi Linear Sederhana

Dengan menggunakan program komputer SPSS versi 23, maka hasil

pengujian regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:

Tabel IV-6

Hasil Uji Regresi (Koefisien Regresi)

Constant 1.084
Jumlah Jam Lembur 0.296

Berdasarkan tabel IV-6, didapat nilai a = 1.084 dan nilai b = 0.296 sehingga

diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:


41

Y = 1.084 + 0.296X

Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai 1.084 merupakan nilai konstanta yang menunjukkan besarnya nilai

variabel Y jika variabel X adalah 0.

2. Nilai 0.296 menunjukkan besarnya perubahan variabel Y jika variabel X

berubah sebesar satu satuan.

Grafik 4.1

Grafik Persamaan Linear

4.00
3.50 y = 0.296x + 1.0823
R² = 0.432
Total Produktivitas

3.00
(m3/org)

2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
-
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00

Jumlah Jam Lembur

Grafik persamaan regresi linear diatas dapat digunakan untuk mencari total

volume pekerjaan m3/org dalam satuan jam dengan memasukkan persamaan Y =

1.084 + 0.296X. Misalkan untuk mencari total volume produktivitas jika waktu

lembur yang digunakan adalah 8 jam dan jumlah tenaga kerja yang dipakai adalah

5 org, maka:
42

Y = 1.084 + 0.296X

Y = 1.084 + (0.296.8)

Y = 3.452 x 5 org

Y = 17.26 m3

Jadi total volume yang dapat dihasilkan jika jumlah jam lembur yang

digunakan 8 jam dan jumlah tenaga kerja yang dipakai adalah 17.26 m3. Dengan

persamaan linear maka volume yang dihasilkan per jam dengan jumlah tenaga

kerja yang dipakai 5 org diasumsikan bernilai konstan yaitu 2.1575 m3/jam.

Karena volume per jam yang didapat diasumsikan konstan, maka kita tidak dapat

melihat berapa penurunan rata-rata volume yang dihasilkan per jam dari total 8

jam lembur tersebut. Sehingga untuk mendapatkannya kita perlu mencari rata-rata

produktivitas tenaga kerja per m3 per jam per org dengan asumsi data yang sama.

4. Rata-rata Produktivitas Tenaga Kerja (m3/jam/org)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya untuk mencari produktivitas

lembur per m3 per jam per org perlu dilakukan pengolahan volume produktivitas

tabel IV-2. Pengolahan tersebut dilakukan dengan cara membagi volume m3/org

dengan jumlah jam lembur yang dibutuhkan masing-masing pekerjaan sehingga

didapat seperti tabel IV-7.


43

Tabel IV-7

Produktivitas Tenaga Kerja (m3/jam/org)

Jumlah Jam Volume


Jenis Kerja (jam)
No. Produksi
Pekerjaan Pengecoran
(m3/jam/org)
Lembur
1 Ground Slab Koridor BS 31-32 9.00 0.34
2 Upper Slab Villa 10 4.33 0.55
Footing dan Ground Beam Villa 13 dan
3 2.47 1.13
BS koridor
4 Kolom 3 Bedroom Villa 3.03 0.79
5 Footing 3 Bedroom Villa 1 1.15 1.49
6 Roof Villa 11 3.25 0.90
7 Ground Slab BS 21-22 3.13 0.68
8 Footing 3 Bedroom Villa 2 0.19 7.46
9 Dinding Pond Villa 14 0.55 1.82
10 Ground Slab BS 23-24 1.25 1.70
11 Ground Slab Villa 20 1.30 2.31
12 Ground Slab BS 25-26 1.47 1.87
13 Ground Slab BS 29-30 3.40 1.01
14 Dinding Pond Villa 8 2.10 1.19
15 Dinding Pond Villa 9 dan 11 0.42 4.37
16 Upper Slab Villa 20 4.20 0.75
LT. Pump Room dan LT. Balancing
17 0.55 2.27
Tank Villa C14-C15
18 ground Floor (506) Villa D.31 2.15 0.81
19 Roof Slab Villa A.07 dan MEP 6.45 0.38
20 Kolom Stump SPA 1.15 0.43
21 Footing Foundation SPA 2.45 0.82
22 Footing Foundation Villa D.07 1.30 1.15
23 Roof Slab Villa D.20 4.30 0.58
44

Jumlah Jam Volume


Jenis Kerja (jam)
No. Produksi
Pekerjaan Pengecoran
(m3/jam/org)
Lembur
24 Footing, Tie Beam Arrival 6.30 0.54
25 Kolom Arrival 2.45 0.65
26 Kolom Stump SPA 0.40 1.56
27 Ground Floor (506) Villa D.32 1.25 1.35
28 Kolom Arrival 2.15 1.12
29 Roof Slub dan MEP Villa C.06 4.55 0.49
30 Raft Retaining Wall Arrival 5.20 0.45
31 Dinding Pump Room Villa A.4 1.10 1.02
32 Kolom Stump SPA 0.50 1.00
33 Footing Foundation Villa D.07 0.45 1.94
34 Roof Slab MEP Room Villa D16-D17 0.44 2.84
35 Ground Floor (506) Villa C.02 2.45 0.88
36 Kolom Arrival 2.40 0.69
37 Dinding Pump Room Villa C15 1.55 0.73
Ground Beam MEP Room Villa C14-
38 0.45 1.39
C15
39 Roof Slab MEP Room Villa A 1.25 0.90
40 Footing dan Raft Foundation Arrival 6.10 0.20
41 Lantai Balancing Tank Villa D25 1.15 0.43
42 Dinding Pagar Antar Villa C08-C09 1.25 0.80
43 Retaining Wall Spe. Restorant 3.45 0.87
Dinding Bal.Tank, LT. Swim. Pool dan
44 3.40 0.88
LT. Planter Box Villa A.03
45 RC. Wall MEP Villa C.14-C.15 1.25 0.60
Dinding Bal.Tank dan LT Swim. Pool
46 3.45 0.62
dan LT. Planter Box
Kolom ME Acsess A.06 dan Kolom
47 0.55 1.82
Pump Room A.02
48 Kolom SPA Zone E 1.35 1.02
45

Jumlah Jam Volume


Jenis Kerja (jam)
No. Produksi
Pekerjaan Pengecoran
(m3/jam/org)
Lembur
49 RC. Wall Arrival 5.35 0.47
50 Kolom Villa D.05 1.55 0.40
51 RC. Wall MEP Villa D30-D31 0.45 1.39
Roof Slab Villa C.17 dan Roof MEP
52 5.10 0.49
Villa C.08-C.09
Roof Pump Room dan LT. Bal. Tank A-
53 1.15 1.20
06
LT. Bal. Tank D23 dan Footing Pump
54 1.25 0.90
Room D22-D24

55 Kolom Stump SPA Zone E 1.15 0.43

56 LT. Bal. Tank Villa D11-D12 2.15 0.52


Dinding B.Tank dan LT. Swim Pool
57 4.10 0.52
Villa D.19
58 Kolom SPA Zone E 2.40 0.57

59 Footing dan Ground Beam SPA 0.50 2.50

60 Kolom Arrival 2.10 1.19

61 Ground Floor (506) Villa C.14 2.30 0.73

Untuk mendapatkan persamaan yang paling mendekati realisasi

produktivitas lembur (m3/jam/org) maka dilakukan beberapa percobaan dengan

melakukan plot data ke dalam grafik scatter dan memunculkan garis trendline,

equation dan R-square seperti pada grafik dibawah ini dengan menggunakan

bantuan program Microsoft Excel. Persamaan yang paling mendekati realisasi

adalah persamaan dengan nilai R-square paling besar.


46

Grafik 4.2

Grafik Persamaan Exponential

8.00

7.00

6.00
Rata-rata Produktivitas

5.00
(m3/jam/org)

4.00

3.00
y = 1.6034e-0.238x
2.00
R² = 0.4628
1.00

-
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00

Jumlah Jam Lembur

Grafik 4.3

Grafik Persamaan Linear

8.00

7.00

6.00
Rata-rata Produktivitas

5.00

4.00
(m3/jam/org)

3.00
y = -0.2857x + 1.8372
2.00
R² = 0.2361
1.00

-
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
(1.00)

(2.00)
Jumlah Jam Lembur
47

Grafik 4.4

Grafik Persamaan Logarithmic

8.00

7.00

6.00
Rata-rata Produktivitas

5.00
(m3/jam/org)

4.00

3.00

2.00
y = -0.859ln(x) + 1.6223
R² = 0.4637
1.00

-
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
(1.00)
Jumlah Jam Lembur

Grafik 4.5

Grafik Persamaan Power

8.00

7.00

6.00
Rata-rata Produktivitas

5.00
(m3/jam/org)

4.00

3.00

2.00 y = 1.2469x-0.579
R² = 0.5961
1.00

-
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00

Jumlah Jam Lembur


48

Grafik 4.6

Grafik Persamaan Polynomial

8.00

7.00

6.00
Rata-rata Produktivitas

5.00
(m3/jam/org)

4.00

3.00
y = 0.0742x2 - 0.8088x + 2.4086
2.00
R² = 0.3377
1.00

-
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00

Jumlah Jam Lembur

4.3 Pembahasan

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, didapat

nilai t pada hasil analisis sebesar 6.698. Dengan nilai Df (Degree of

Freedom) sebesar 59 dan nilai signifikansi sebesar 5% maka didapat nilai t

pada tabel t distribution adalah sebesar 2.001 (lampiran). Dari hasil analisis

uji t dan tabel t, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (t hitung > t tabel)

maka dapat diartikan bahwa hipotesis nol ditolak sehingga dikatakan bahwa

terdapat pengaruh antara jumlah jam lembur terhadap produktivitas tenaga

kerja. Selain itu dari uji signifikansi didapat nilai signifikan dari analisis

yaitu sebesar 0.000 yaitu lebih kecil dari syarat signifikansi yang ditentukan

yaitu 0.05 (5%) sehingga hasil analisis berada di dalam jalur kritis. Hal ini
49

juga menunjukan adanya penolakan terhadap hipotesis nol dan diterimanya

hipotesis alernatif.

2. Dari hasil pengujian Determinasi, didapat nilai R yaitu sebesar 0.657 yang

jika dilihat pada skala interval koefisien korelasi nilai 0.657 berada pada

tingkat hubungan yang “kuat”. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat

hubungan yang kuat antara pengaruh jumlah jam lembur terhadap

produktivitas tenaga kerja. Selain itu nilai R-square yang didapat adalah

sebesar 0.432 atau 43.2% yang berarti bahwa variabel jumlah jam lembur

dapat mempengaruhi produktivitas tenaga kerja sebesar 43.2% sedangkan

56.8% sisanya adalah pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

3. Hasil dari pengujian regresi linear sederhana adalah didapatnya persamaan

regresi linear yang merupakan salah satu metode statistik yang

dipergunakan untuk membuat estimasi rata-rata dari nilai variabel terikat

dengan didasari pada nilai variabel bebas. Jika dilihat dari hasil analisis

yang telah penulis lakukan maka didapat persamaan regresi linear jumlah

jam lembur terhadap produktivitas tenaga kerja, antara lain:

Y = 1.084 + 0.296X

Dimana :

Y = Produktivitas tenaga kerja atau dapat dikatakan sebagai variabel

terikat

1.084 = Besarnya nilai konstanta Y jika nilai X adalah 0

0.296 = Nilai prediksi yang menunjukkan peningkatan variabel Y


50

X = Jumlah jam kerja (lembur) atau dapat dikatakan sebagai variabel

bebas

4. Berdasarkan hasil analisis rata-rata produktivitas tenaga kerja (m3/jam/org)

didapat nilai R-square terbesar adalah persamaan Regresi Power, sebagai

berikut:

Y = 1,2469X -0,579
51

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat ditarik

beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Terdapat pengaruh jumlah jam lembur terhadap produktivitas tenaga kerja

pada pekerjaan pengecoran beton. Dimana semakin lama jam lembur

dilaksanakan maka produktivitas tenaga kerja yang dihasilkan akan semakin

menurun akibat berkurangnya energi tenaga kerja yang dikeluarkan untuk

bekerja yang menyebabkan tenaga kerja menjadi lelah.

2. Besarnya pengaruh jumlah jam lembur terhadap produktivitas tenaga kerja

pada pekerjaan pengecoran beton adalah cukup tinggi yaitu sebesar 43,2%.

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Dengan bertambahnya jumlah jam lembur maka produktivitas tenaga kerja

pastinya akan menurun, sehingga untuk mempertahankan produktivitas

tenaga kerja pada jam lembur sebaiknya dibuatkan shift kerja baru.

2. Dalam melakukan penelitian dengan aspek yang sama diharapkan adanya

penambahan variabel yang menyangkut aspek tersebut sehingga akan

didapat variabel-variabel lain yang mempengaruhi produktivitas tenaga

kerja pada pekerjaan pengecoran beton, diluar variabel yang diteliti.

51
52

DAFTAR PUSTAKA

Tuti Sumarningsih. 2014. Pengaruh Kerja Lembur pada Produktivitas Tenaga


Kerja Konstruksii (Jurnal). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Feri Harianto, dkk. 2008. Perbandingan Produktivitas Kerja Lembur dan Kerja
Normal di Proyek Rehabilitasi Terminal Joyoboyo Surabaya (Jurnal).
Surabaya.

A.A Ngurah Dharmayudha, dkk. 2015. Analisa Program Percepatan Pada


Proyek Konstruksi Dengan Metode Penambahan Jam Kerja (Studi Kasus
Proyek Pembangunan Agranusa Signature Villa Nusa Dua Bali) (Jurnal).
Bali: Universitas Warmadewa.

Charliston Pasaribu, dkk. 2015. Pengaruh Penambahan Jam Kerja Terhadap


Durasi Pelaksanaan (Studi Kasus Pembangunan Perumahan Puri
Kelapa Gading) (Jurnal). Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado.

Manlian Ronald Simanjuntak, dkk. 2015. Analisis Faktor-faktor dan Variabel


Produktivitas Pekerjaan Fasade Kaca Pada Bangunan Gedung Tinggi
Perkantoran di Kawasan Kuningan Jakarta Selatan (Jurnal). Jakarta:
Universitas Pelita Harapan.

Pamuji. 2008. Pengukuran Produktivitas Pekerja Sebagai dasar Perhitungan


Upah Kerja Pada Anggaran Biaya (Tugas Akhir). Medan: Universitas
Sumatera Utara.

Ismael, Idzurnida. 2013. Keterlambatan Proyek Konstruksi Gedung Faktor


Penyebab Dan Tindakan Pencegahannya (Jurnal). Padang: Institut
Teknologi Padang.

Margareth, Lely. 2010. Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Kinerja


Proyek Bangunan Tinggi Di Dki Jakarta (Jurnal). Jakarta: Universitas
Pelita Harapan.

Priyo, Mandiyo. 2016. Analisis Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek Konstruksi
Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) Menggunakan Metode Time Cost
Trade Off : Studi Kasus Proyek Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir
(Jurnal). Jurnal Ilmiah Semesta Teknika.

53
53

Ervianto, Wulfram. 2008. Pengukuran Produktivitas Kelompok Pekerja


Bangunan Dalam Proyek Konstruksi (Studi Kasus Proyek Gedung
Bertingkat Di Surakarta) (Jurnal). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.

Frederika, Ariany. 2017. Analisis Produktivitas Metode Pelaksanaan Pengecoran


Beton Ready Mix Pada Balok Dan Pelat Lantai Gedung (Jurnal).
Denpasar: Universitas Udayana.

Lolang, Enos. 2015. Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif (Jurnal). Toraja:
Universitas Kristen Indonesia Toraja.

Tuelah, Joel Daniel Paulus dan Jermias Tjakra dan D.R.O. Walangitan. 2014 .
Peranan Konsultan Manajemen Konstruksi Pada Tahap Pelaksanaan
Proyek Pembangunan (Studi Kasus : The Lagoon Taman Sari) (Jurnal).

A Rani, Hafnidar. 2016. Manajemen Proyek Konstruksi (Buku). DEEPUBLISH:


Yogyakarta.
54

LAMPIRAN 1

Hasil Uji Analisis SPSS versi 23

Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Jumlah Jam
. Enter
Lemburb

a. Dependent Variable: Produktivitas Tenaga Kerja


b. All requested variables entered.

Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .657a .432 .422 .63349

a. Predictors: (Constant), Jumlah Jam Lembur

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 17.994 1 17.994 44.838 .000b

Residual 23.677 59 .401

Total 41.671 60

a. Dependent Variable: Produktivitas Tenaga Kerja


b. Predictors: (Constant), Jumlah Jam Lembur

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.084 .132 8.210 .000

Jumlah Jam
.296 .044 .657 6.696 .000
Lembur

a. Dependent Variable: Produktivitas Tenaga Kerja


55

LAMPIRAN 2

Tabel-t

d.f. TINGKAT SIGNIFIKANSI


dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0.2% 0.1%
satu sisi 10% 5% 2.5% 1% 0.5% 0.1% 0.05%
1 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657 318.309 636.619
2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 22.327 31.599
3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 10.215 12.924
4 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 7.173 8.610
5 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 5.893 6.869
6 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 5.208 5.959
7 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 4.785 5.408
8 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 4.501 5.041
9 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250 4.297 4.781
10 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 4.144 4.587
11 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106 4.025 4.437
12 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055 3.930 4.318
13 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012 3.852 4.221
14 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977 3.787 4.140
15 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947 3.733 4.073
16 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921 3.686 4.015
17 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898 3.646 3.965
18 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878 3.610 3.922
19 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 3.579 3.883
20 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 3.552 3.850
21 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 3.527 3.819
22 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819 3.505 3.792
23 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807 3.485 3.768
24 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797 3.467 3.745
25 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787 3.450 3.725
26 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 3.435 3.707
27 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771 3.421 3.690
28 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763 3.408 3.674
29 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 3.396 3.659
30 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750 3.385 3.646
31 1.309 1.696 2.040 2.453 2.744 3.375 3.633
32 1.309 1.694 2.037 2.449 2.738 3.365 3.622
33 1.308 1.692 2.035 2.445 2.733 3.356 3.611
34 1.307 1.691 2.032 2.441 2.728 3.348 3.601
56

35 1.306 1.690 2.030 2.438 2.724 3.340 3.591


36 1.306 1.688 2.028 2.434 2.719 3.333 3.582
37 1.305 1.687 2.026 2.431 2.715 3.326 3.574
38 1.304 1.686 2.024 2.429 2.712 3.319 3.566
39 1.304 1.685 2.023 2.426 2.708 3.313 3.558
40 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704 3.307 3.551
41 1.303 1.683 2.020 2.421 2.701 3.301 3.544
42 1.302 1.682 2.018 2.418 2.698 3.296 3.538
43 1.302 1.681 2.017 2.416 2.695 3.291 3.532
44 1.301 1.680 2.015 2.414 2.692 3.286 3.526
45 1.301 1.679 2.014 2.412 2.690 3.281 3.520
46 1.300 1.679 2.013 2.410 2.687 3.277 3.515
47 1.300 1.678 2.012 2.408 2.685 3.273 3.510
48 1.299 1.677 2.011 2.407 2.682 3.269 3.505
49 1.299 1.677 2.010 2.405 2.680 3.265 3.500
50 1.299 1.676 2.009 2.403 2.678 3.261 3.496
51 1.298 1.675 2.008 2.402 2.676 3.258 3.492
52 1.298 1.675 2.007 2.400 2.674 3.255 3.488
53 1.298 1.674 2.006 2.399 2.672 3.251 3.484
54 1.297 1.674 2.005 2.397 2.670 3.248 3.480
55 1.297 1.673 2.004 2.396 2.668 3.245 3.476
56 1.297 1.673 2.003 2.395 2.667 3.242 3.473
57 1.297 1.672 2.002 2.394 2.665 3.239 3.470
58 1.296 1.672 2.002 2.392 2.663 3.237 3.466
59 1.296 1.671 2.001 2.391 2.662 3.234 3.463
60 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660 3.232 3.460
61 1.296 1.670 2.000 2.389 2.659 3.229 3.457
62 1.295 1.670 1.999 2.388 2.657 3.227 3.454
63 1.295 1.669 1.998 2.387 2.656 3.225 3.452
64 1.295 1.669 1.998 2.386 2.655 3.223 3.449
65 1.295 1.669 1.997 2.385 2.654 3.220 3.447
66 1.295 1.668 1.997 2.384 2.652 3.218 3.444
67 1.294 1.668 1.996 2.383 2.651 3.216 3.442
68 1.294 1.668 1.995 2.382 2.650 3.214 3.439
69 1.294 1.667 1.995 2.382 2.649 3.213 3.437
70 1.294 1.667 1.994 2.381 2.648 3.211 3.435
71 1.294 1.667 1.994 2.380 2.647 3.209 3.433
72 1.293 1.666 1.993 2.379 2.646 3.207 3.431
73 1.293 1.666 1.993 2.379 2.645 3.206 3.429
74 1.293 1.666 1.993 2.378 2.644 3.204 3.427
75 1.293 1.665 1.992 2.377 2.643 3.202 3.425
57

76 1.293 1.665 1.992 2.376 2.642 3.201 3.423


77 1.293 1.665 1.991 2.376 2.641 3.199 3.421
78 1.292 1.665 1.991 2.375 2.640 3.198 3.420
79 1.292 1.664 1.990 2.374 2.640 3.197 3.418
80 1.292 1.664 1.990 2.374 2.639 3.195 3.416
81 1.292 1.664 1.990 2.373 2.638 3.194 3.415
82 1.292 1.664 1.989 2.373 2.637 3.193 3.413
83 1.292 1.663 1.989 2.372 2.636 3.191 3.412
84 1.292 1.663 1.989 2.372 2.636 3.190 3.410
85 1.292 1.663 1.988 2.371 2.635 3.189 3.409
86 1.291 1.663 1.988 2.370 2.634 3.188 3.407
87 1.291 1.663 1.988 2.370 2.634 3.187 3.406
88 1.291 1.662 1.987 2.369 2.633 3.185 3.405
89 1.291 1.662 1.987 2.369 2.632 3.184 3.403
90 1.291 1.662 1.987 2.368 2.632 3.183 3.402
91 1.291 1.662 1.986 2.368 2.631 3.182 3.401
92 1.291 1.662 1.986 2.368 2.630 3.181 3.399
93 1.291 1.661 1.986 2.367 2.630 3.180 3.398
94 1.291 1.661 1.986 2.367 2.629 3.179 3.397
95 1.291 1.661 1.985 2.366 2.629 3.178 3.396
96 1.290 1.661 1.985 2.366 2.628 3.177 3.395
97 1.290 1.661 1.985 2.365 2.627 3.176 3.394
98 1.290 1.661 1.984 2.365 2.627 3.175 3.393
99 1.290 1.660 1.984 2.365 2.626 3.175 3.392
100 1.290 1.660 1.984 2.364 2.626 3.174 3.390

Anda mungkin juga menyukai