Anda di halaman 1dari 130

Analisis Perbandingan Biaya Operasi Metode Truck-Excavator

dengan Metode Dozer Push Terhadap Jarak pada Kegiatan


Pengupasan Lapisan Penutup Di Block DZ103 Panel 1 PT. Bara
Tabang

SKRIPSI

Algifar Fadil Putra Darma

PROGRAM STUSDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M/ 1443 H
ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini dilakukan karena adanya penggunaan metode


dozer push untuk kegiatan pengupasan lapisan penutup atau overburden yang
pada umumnya dilakukan menggunakan truck and Excavator
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis serta
membandingkan biaya operasi kegiatan pengupasan overburden menggunakan
metode Dozer Push dengan metode konvensional (Truck-Excavator) Terhadap
Jarak pada area DZ103 PT.Bara Tabang. Bagian-bagian dari Perhitungan biaya
operasi pada penelitian ini diantaranya biaya bahan bakar, biaya pelumas, biaya
filter pelumas, biaya upah operator, biaya roda penggerak.
Untuk metode yang digunakan dalam perhitungan volume adalah metode
cross section lalu nilai volume yang didapatkan merupakan target utama operasi
dari kedua metode pengupasan lapisan penutup
Penelitian ini telah berhasil dilakukan dimana biaya operasi pemindahan
overburden menggunakan metode dozer push lebih murah dibanding
menggunakan metode konvensional.Hasilnya, Penggunaan metode dozer push
lebih murah dan dapat digunakan jika jarak pemindahan material wedges di jarak
1600 meter dengan kecepatan unit pada ramp 35 km/jam. Penggunaan metode
dozer push pada area ini dapat mengurangi atau menghemat biaya dari
penggunaan metode konvensional sebesar Rp 369.64 per BCM, sehingga dengan
volume yang dikerjakan sebesar 252.738 m3 memiliki pengurangan biaya sebesar
Rp 93,422,108.16.

Kata Kunci: Biaya Operasi, Cross section, Dozer Push, Konvensional,


Overburden, Volume, Wedges.

V
ABSTRACT

The background of this research was carried out because of the use of the dozer
push method for overburden stripping activities which are generally carried out
using trucks and Excavator.
This study aims to analyze and compare the Biaya Operasis of overburden
stripping using the Dozer Push method with the conventional method (trucks and
Excavator) against the distance in the DZ103 area of PT. Bara Tabang. The parts
of the calculation of Biaya Operasis in this study include fuel costs, lubricant
costs, lubricant filter costs, Operator wages costs, driving wheel costs.
The method used in calculating the volume is the cross section method, then the
volume value obtained is the main target for the operation of the two overburden
stripping methods.
This research has been successfully carried out where the Biaya Operasi of
overburden removal using the dozer push method is cheaper than using the
conventional method. As a result, the use of the dozer push method is cheaper and
can be used if the distance of moving material wedges is 1600 meters with a unit
speed of 35 km/Hour ramps. The use of the dozer push method in this area can
reduce or save costs from using the conventional method of Rp. 369.64 per BCM,
so that with a working volume of 252,738 m3 has a cost reduction of Rp.
93,422,108.16.

Keywords: Operation Cost, Cross section, Dozer Push, Conventional,


Overburden, Volume, Wedges.

v
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas berkah,
rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada peneliti, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Biaya
Operasi Metode Truck-Excavator dengan Dozer Push Terhadap Jarak pada
Kegiatan Pengupasan Lapisan Penutup Di Block DZ103 Panel 1 PT. Bara
Tabang”. Sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak hambatan serta rintangan yang
peneliti hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada
kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Mama, Papa, Kak Ayu dan Azizi yang selalu memberi dukungan
moril dan material kepada penulis serta terus memberikan motivasi
untuk penulis agar dapat berjuang dalam menyelesaikan laporan ini
2. Ir. Nashrul Hakiem,MT.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi
3. Bapak Dr. Ambran Hartono, M.Si selaku Ketua Prodi Teknik
Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Ahmad Fauzan Haryono, S.T., M.T. selaku Pembimbing I.
5. Bapak Dr.Agus Budiono,M.T selaku pembimbing II.
6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Teknik Pertambangan.
7. Bapak Aditya Dwi Putera selaku supervisor sekaligus pembimbing
lapangan Ketika kerja praktik yang telah membantu penulis untuk
dapat melaksanakan Tugas Akhir di PT.Bara Tabang
8. Kakak Bella Puspa selaku senior kami di Teknik Pertambangan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja di PT. Bara Tabang

vi
dan membantu penulis untuk dapat melaksanakan Tugas Akhir di
PT.Bara Tabang
9. Mas Yoga selaku pembimbing lapangan dari Tim MPE yang telah
membimbing serta memberikan ilmu sekaligus menemani hari-hari
penulis
10. Tim MPE PT. Indonesia Pratama (Group Of Bayan) yaitu Pak tulus,
Mas Yoga, Mas Ian, Mas Hendy, Mas Iqbal, Kak Bella, Mas Ryan,
Mas Robby, Mas Ricky yang telah membimbing serta memberikan
ilmu sekaligus menemani hari-hari penulis
11. Tim Operation PT. Indonesia Pratama (Group Of Bayan) yaitu Pak
Piter, Pak Husni, Pak Fajar, Pak Kevin yang telah membimbing serta
memberikan ilmu sekaligus menemani hari-hari penulis
12. Tim Geotek PT. Indonesia Pratama (Group Of Bayan) yaitu Pak
Nico, Mas Lambang, Pak Tri, Mas Andika, Mas Runi, Mas Andre
yang telah membimbing serta memberikan ilmu sekaligus menemani
hari-hari penulis
13. Mas Andri selaku Admin dari Tim ICF dan rekan-rekan Tim ICF
yang telah menemani penulis Ketika kerja praktik hingga
melaksanakan tugas akhir di PT. Bara Tabang
14. Syifa Aini Azzahra yang selalu sabar menemani dan senantiasa
mendukung penulis dalam pengerjaan tugas akhir
15. Umang Permana dan Adi Suhardi sahabat sekaligus Rekan Tugas
Akhir Penulis selama di lapangan hingga melaksanakan bimbingan
dengan dosen
16. Adi Suhardi, Nadhif Gahara, Umang Permana, Rizky Yudistira,
Rifqy Haidari, Salman Mufiy, penghuni Kosan JJ dan penghuni
kosan Belakang Lotte yang senantiasa menyediakan tempat
tinggalnya untuk penulis melakukan pengerjaan Laporan Tugas
Akhir
17. Teman-teman seperjuangan Teknik Pertambangan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang saya cintai dan banggakan

vii
Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua. Aamiin.

Jakarta, 26 Agustus 2021


Penulis,

Algifar Fadil Putra Darma


11170980000008

viii
Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

ABSTRACT ........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

Daftar Isi ............................................................................................................ ix

Daftar Gambar ................................................................................................... xii

Daftar Tabel...................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv

Daftar Persamaan............................................................................................... xv

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2

1.3. Batasan Masalah .................................................................................... 2

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

BAB II................................................................................................................. 4

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4

2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 4


2.1.1. Profil PT. Bara Tabang ................................................................... 4
2.1.2. Konsesi Kerja PT. Bara Tabang ...................................................... 5
2.1.3. Lokasi Kesampaian Daerah ............................................................ 6

ix
2.1.4. Kondisi Geologi ............................................................................. 8
2.1.5. Potensi Cadangan dan Sumber Daya PT. Bara Tabang .................. 13
2.1.6. Kualitas Batubara ......................................................................... 14
2.1.7. Tahapan Penambangan PT. Bara Tabang ...................................... 14

2.2. Tinjauan Teori ..................................................................................... 20


2.2.1. Metode Penambangan Batubara Permukaan.................................. 20
2.2.2. Truck and Excavator .................................................................... 22
2.2.3. Dozer Push ................................................................................... 22
2.2.4. Metode Perhitungan Volume Mengunakan Cross section ............. 24
2.2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Mekanis ..................... 25
2.2.6. Ketersediaan Alat ......................................................................... 27
2.2.7. Efisiensi Kerja .............................................................................. 29
2.2.8. Waktu Siklus (Cycle time) ............................................................ 30
2.2.9. Produktivitas Alat ......................................................................... 31
2.2.10. Biaya Produksi ............................................................................. 34
2.2.11. Software TALPAC 10.2................................................................ 36
2.2.12. Implementasi Ayat Al-Qur’an Terhadap Penelitian ....................... 38

BAB III ............................................................................................................. 41

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 41

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 41

3.2. Tahapan Penelitian .............................................................................. 41

3.3. Sumber Data ........................................................................................ 43

BAB IV ............................................................................................................. 46

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................... 46

4.1 Keadaan Lapangan .............................................................................. 46

4.2 Perhitungan Volume ............................................................................ 47

4.3 Metode Penambangan .......................................................................... 50

x
4.4. Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Gali, Alat Muat dan Alat
Angkut ........................................................................................................... 52
4.4.1 Waktu edar (Cycle time) ............................................................... 52
4.4.2 Faktor Koreksi (Correction Factor) ................................................... 53
4.4.3 Paramater Waktu Kerja (Working Hours Parameter) .................... 55
4.4.4 Ketersedian Aktual Unit Gali, Muat dan Angkut ........................... 59

4.5. Produktivitas Alat .................................................................................... 61


4.5.1. Produktivitas secara teoritis .......................................................... 61
4.5.2. Produktivitas dengan TALPAC .................................................... 63

4.6. Parameter Jam Kerja di Area DZ103 ....................................................... 69

4.7. Setting Unit dan Match Factor ................................................................. 75


4.7.1 Setting Unit .................................................................................. 75
4.7.2 Match Factor ................................................................................ 77

4.8. Biaya Operasi (Biaya Operasi) ................................................................ 78


4.8.1 Biaya Operasi Bulldozer Komatsu D375A .................................... 85
4.8.2 Biaya Operasi Excavator Komatsu PC2000 ................................. 86
4.8.3 Biaya Operasi Dump truck Komatsu HD785 ................................. 86

4.9. Rate (Cost/BCM)..................................................................................... 87


4.9.1 Perhitungan Metode Konvensional ............................................... 87
4.9.2 Perhitungan Rate Metode Dozer Push ........................................... 88

4.10. Simulasi perubahan jarak angkut material wedges ................................. 90

BAB V .............................................................................................................. 93

Kesimpulan dan Saran ....................................................................................... 93

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 93

5.2 Saran ................................................................................................... 94

Daftar Pustaka ................................................................................................... 95

Lampiran ........................................................................................................... 98

Daftar Istilah .................................................................................................... 113

xi
Daftar Gambar

Gambar 2. 1 Peta Konsesi PT. Bara Tabang ....................................................... 6


Gambar 2. 2 Peta Lokasi Kesampaian Daerah..................................................... 7
Gambar 2. 3 Peta Lokasi Daerah PT. Bara Tabang ............................................. 8
Gambar 2. 4 Peta Fisiografi Kalimantan ............................................................. 9
Gambar 2. 5 Sketsa Fisiografi Cekungan Kutai ................................................ 10
Gambar 2. 6 Stratigrafi Formasi Balikpapan ..................................................... 12
Gambar 2. 7 Urutan Kegiatan Pertambangan Batubara PT. Bara Tabang .......... 14
Gambar 2. 8 Urutan Penambangan Batubara PT. Bara Tabang ......................... 15
Gambar 2. 9 Metode Penambangan Dozer Push ............................................... 18
Gambar 2. 10 Skema Penambangan Dengan Menggunakan Dozer Push ........... 19
Gambar 2. 11 Estimasi Biaya Metode Truck dan Excavator vs Metode Dozer
push ................................................................................................................... 23
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian................................................................ 45
Gambar 4. 1 Peta Kontur Area DZ103 .............................................................. 46
Gambar 4. 2 Area Rencana ............................................................................... 47
Gambar 4. 3 Hasil Section ................................................................................ 47
Gambar 4. 4 Geometri Area Dozing Material ................................................... 51
Gambar 4. 5 Tahap Rehandle Wedges .............................................................. 51
Gambar 4. 6 Tampilan Home software TALPAC ............................................. 63
Gambar 4. 7 Tampilan menu Material ............................................................. 65
Gambar 4. 8 Tampilan Menu Roster ................................................................. 66
Gambar 4. 9 Tahap Haul Cycle......................................................................... 67
Gambar 4. 10 Tampilan Menu Unit Loader ...................................................... 68
Gambar 4. 11 Tampilan Menu Unit Hauler ....................................................... 69

xii
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Koordinat IUP Eksploitasi PT. Bara Tabang ................................................ 5


Tabel 2.2 Sumber Daya Batubara PT. Bara Tabang .................................................... 13
Tabel 2.3 Kualitas Rata-Rata Batubara PT. Bara Tabang .......................................... 14
Tabel 2.4 Pengelompokan Pengembangan Material Berdasarkan Jenisnya .......... 25
Tabel 2.5 Nilai Rolling Resistance berdasrkan Jenis Material .................................. 36
Tabel 4.1 Luas Area Per Section ...................................................................................... 48
Tabel 4.2 Volume Per Area Section ................................................................................ 48
Tabel 4.3 Waktu Edar Bulldozer D375A-6 ................................................................... 52
Tabel 4.4 Waktu Edar Excavator PC2000 ..................................................................... 53
Tabel 4.5 Waktu Dump truck HD 785-7 ........................................................................ 53
Tabel 4.6 Factor Blade ....................................................................................................... 54
Tabel 4.7 Setting Unit Truck - Shovel ............................................................................ 76
Tabel 4.8 Setting Unit Bulldozer ..................................................................................... 77
Tabel 4.9 Biaya Operasi Bulldozer D375A-6 ............................................................... 85
Tabel 4.10 Biaya Operasi Excavator Komatsu PC2000 ............................................. 86
Tabel 4.11 Biaya Operasi Dump truck Komatsu HD785 ........................................... 86
Tabel 4.12 Rate Dozing Material ..................................................................................... 88
Tabel 4.13 Jumlah Penggunaan Unit Berdasarkan Perubahan Jarak Angkut ......... 91

xiii
Daftar Lampiran

Lampiran 1 Waktu Edar (Cycle time)Unit Produksi .......................................... 99


Lampiran 2 Spesifikasi Unit Produksi............................................................. 103
Lampiran 3 Hasil Simulasi Pada Software TALPAC ...................................... 109
Lampiran 4 Rate Rehandle Wedges dan Rate Total Dozer Push...................... 112

xiv
Daftar Persamaan

PERSAMAAN (2. 1) ............................................................................................. 25


PERSAMAAN (2. 2) ............................................................................................. 26
PERSAMAAN (2. 3) ............................................................................................. 26
PERSAMAAN (2. 4) ............................................................................................. 26
PERSAMAAN (2. 5) ............................................................................................. 26
PERSAMAAN (2. 6) ............................................................................................. 27
PERSAMAAN (2. 7) ............................................................................................. 27
PERSAMAAN (2. 8) ............................................................................................. 28
PERSAMAAN (2. 9) ............................................................................................. 28
PERSAMAAN (2. 10) ........................................................................................... 29
PERSAMAAN (2. 11) ........................................................................................... 29
PERSAMAAN (2. 12) ........................................................................................... 29
PERSAMAAN (2. 13) ........................................................................................... 30
PERSAMAAN (2. 14) ........................................................................................... 31
PERSAMAAN (2. 15) ........................................................................................... 31
PERSAMAAN (2. 16) ........................................................................................... 32
PERSAMAAN (2. 17) ........................................................................................... 32
PERSAMAAN (2. 18) ........................................................................................... 33
PERSAMAAN (2. 19) ........................................................................................... 34
PERSAMAAN (2. 20) ........................................................................................... 35
PERSAMAAN (2. 21) ........................................................................................... 35
PERSAMAAN (2. 22) ........................................................................................... 35
PERSAMAAN (2. 23) ........................................................................................... 35

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT. Bara Tabang (Group of Bayan) merupakan salah satu
perusahaan pertambangan batubara open cut yang berlokasi di Desa
Gunung Sari, Kecamatan Tabang, kabupaten Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur, Indonesia. Kualitas batubara pada PT.Bara Tabang
adalah Batubara sub-bituminus (4.000 – 4.400 Kcal/kg), dengan rendah
abu (4-8%) dan rendah belerang (0,12 – 0,15%) dan sesuai untuk
pembangkit-pembangkit listrik.
Perusahaan Pertambangan PT. Bara Tabang adalah salah satu
tambang batubara dengan biaya terendah di Indonesia dan memiliki lokasi
yang menguntungkan untuk memperluas kapasitas dengan pesat. Pada
umumnya, perusahaan pertambangan dengan komoditas Batubara
menggunakan kombinasi unit truck dan Excavator dan bahkan dragline
untuk cadangan batubara yang cukup landai. Kombinasi tersebut sering
digunakan karena fleksibelitasnya, serta berdasarkan bagaimana informasi
survey seperti penyebaran batubara, ketebalan batubara, material yang
akan ditanganinya, dan lain – lain.
Sedangkan Pada PT. Bara Tabang menggunakan kombinasi
Excavator hydraulic dengan off-highway Dump truck dan metode
pertambangan dozer-push untuk melakukan pengupasan lapisan penutup
serta penambangan batubara nya. Pada PIT PT.Bara Tabang memiliki
stripping ratio tahun 2021 sebesar 2.69. PT.Bara Tabang merupakan
perusahaan pertambangan batubara pertama di Indonesia yang
menggunakan dozer push dalam skala komersial. Cadangan terdiri dari
beberapa seam (seam T1, T2, T3, T4 dan T5) dengan lapisan utamanya

1
yaitu T3 dengan Tebal rata-rata 15 meter hingga 34 meter dengan
kemenerusan kearah tenggara serta derajat kemenerusan batubara sebesar
<5o (Lima Derajat).
Adanya Penggunaan metode dozer push sebagai metode baru dan
kombinasi Excavator-truck untuk pengupasan tanah penutup pada PT.Bara
Tabang menyebabkan penulis melakukan penelitian analisis perbandingan
cost pengupasan lapisan overburden dengan dua metode tersebut untuk
mengetahui serta mengoptimalkan kegiatan OB removal.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa Volume Overburden dan Coal yang didapatkan menggunakan
perhitungan metode cross section.
2. Apa penyebab biaya metode Dozer Push lebih murah dibanding
metode Truck-Excavator.
3. Bagaimana Rekomendasi penggunaan metode Dozer Push yang
dianggap ekonomis pada block DZ103.

1.3. Batasan Masalah


1. Pengupasan lapisan tanah penutup di Block DZ103 Panel 1 PT. Bara
Tabang.
2. Perhitungan menggunakan alat gali, alat muat dan alat angkut, yaitu
KOMATSU PC2000, KOMATSU Dozer D375A-6R dan KOMATSU HD
785.
3. Perhitungan Cycle time pada tanggal 15–28 juni 2021.
4. Pajak sebesar 10% untuk item Ban (Pajak Proporsional PPN).
5. Harga BBM Rp.7,656.00/liter (Data Operation Section PT. Bara
Tabang,2021).
6. Tidak memperhitungkan grade resistance, rimpull, koefisien traksi sebagai
parameter dalam perhitungan produksi alat mekanis dikarenakan aspek
tersebut harus memiliki parameter yang banyak dan mendetail sehingga

2
perlu penelitian lebih khusus.
7. Pengambilan data primer hanya pada 1 shift kerja (12 jam kerja) yaitu shift
siang.
8. Data shift kerja, kapasitas bucket actual, kapasitas blade actual, jarak
angkut, jenis material penutup (overburden), jumlah pemakaian bahan
bakar (Fuel Consumption) telah ditetapkan oleh PT. Bara Tabang.
9. Menghitung nilai produktivitas alat gali, alat muat dan alat angkut
(BCM/Jam) secara teoritis.
10. Tidak memperhitungkan biaya reparasi dikarenakan butuh nilai depresiasi
dan penulis tidak memperhitungkannya.

1.4. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui volume Overburden dan Coal dari perhitungan
cross section.
2. Untuk mengetahui effective working Hour untuk pengerjaan block
DZ103.
3. Untuk mengetahui biaya operasi pengupasan lapisan tanah penutup
dengan Truck-Excavator.
4. Untuk mengetahui biaya operasi Pengupasan lapisan tanah penutup
dengan Dozer Push.
5. Untuk mengoptimasikan metode Dozer Push dari perubahan jarak.
6. Untuk mengetahui Cost Benefit dari metode dozer push.

1.5. Manfaat Penelitian


Pelaksanaan Tugas akhir ini diharapkan dapat membantu pihak
perusahaan untuk meminimalkan biaya operasi dari penggunaan unit
bulldozer pada metode dozer push agar Ketika ada biaya lebih dari
penggunaan unit tersebut dapat dipakai untuk biaya pengoperasian
lainnya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka


Tinjauan Pustaka sebagai sebuah kegiatan mencari, membaca dan
menelaah laporan penelitian serta bahan pustaka yang berkaitan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Dengan arti lain Tinjuan Pustaka
merupakan tahapan peninjauan kembali suatu pustaka yang berkaitan atau
relevan dengan topik penelitian yang dipilih untuk skripsi penulis.
2.1.1. Profil PT. Bara Tabang

PT. Bara Tabang merupakan perusahaan pertambangan batubara yang


berada di Daerah Sungai Petung, Desa Gunung Sari, Kecamatan Tabang,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. PT. Bara
Tabang sebelumnya telah memperoleh Ijin Lokasi Untuk Usaha
Pertambangan Batubara berdasarkan Keputusan Bupati Kutai
Kartanegara Nomor 47/DPN.K/IL-75/VII/2008 dan memperoleh Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi berdasarkan Keputusan
Bupati Kutai Kartanegara dengan Nomor : 540/070/IUP-OP/MB-
PBAT/V/2011 dengan luas area sebesar 3.015,56 Ha.
PT. Bara Tabang merupakan anak perusahaan PT. Bayan Resources
Tbk, dimana PT. Bayan Resources Tbk merupakan perusahaan yang telah
tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2008. PT. Bara
Tabang memiliki cadangan batubara sebesar 337.584.000 ton dengan
jumlah produksi 20 juta ton/tahun hingga tahun 2034. Nilai stripping ratio
(SR) adalah 1 : 2,27. Terdapat 5 seam batubara di PT. Bara Tabang
dengan kalori batubara 4.000 – 4.400 kcal/kg yang dieksploitasi dengan
metode Excavator and truck serta metode dozer push untuk pemindahan
overburden. Proses Pemindahan OB removal menggunakan kombinasi

4
unit Excavator - Dump truck menggunakan unit Excavator Komatsu
PC2000 kapasitas 12m3 dan Dump truck Komatsu HD785 kapasitas 60
m3 dan untuk Metode Dozer Push menggunakan unit Bulldozer Komatsu
D375A dengan kapasitas 22m3.

2.1.2. Konsesi Kerja PT. Bara Tabang


Lokasi pertambangan batubara PT. Bara Tabang berada di Daerah
Sungai Petung, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Provinsi Kalimantan Timur. Menurut (Data Studi Kelayakan PT. Bara
Tabang, 2015) luas konsesi kerja PT. Bara Tabang memiliki luas area
3.015,56 Ha. PT. Bara Tabang memiliki batas koordinat daerah IUP
seperti yang tercantum dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Koordinat IUP Eksploitasi PT. Bara Tabang

Bujur Timur (BT) Lintang Utara (LU)


No. Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik
(°) (') (") (°) (') (")
1 116 7 59.00 0 34 20.85
2 116 9 19.56 0 34 20.82
3 116 9 19.56 0 33 38.16
4 116 12 46.00 0 33 38.16
5 116 12 46.00 0 32 0.0
6 116 7 59.00 0 32 0.0

Sumber : Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 540/070/IUP-OP/MB-


PBAT/V/2011 dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2018

5
Gambar 2. 1 Peta Konsesi PT. Bara Tabang
Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang, 2015

Berdasarkan (Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015)


Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki luas 27.263,10 km² dan luas
perairan kurang lebih 4.097 km². Secara administratif Kabupaten Kutai
Kartanegara terbagi menjadi 18 kecamatan. Lokasi penambangan PT. Bara
Tabang masuk ke dalam Kecamatan Tabang tepatnya di Daerah Sungai
Petung.

2.1.3. Lokasi Kesampaian Daerah

Kesampaian daerah penelitian di PT. Bara Tabang di Daerah Sungai


Petung, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara dicapai dengan
menggunakan kendaraan :

a. Melalui udara menggunakan pesawat dengan lama penerbangan 1,5 jam


dari Jakarta menuju Balikpapan. Selanjutnya menggunakan jalan darat dari
Kota Balikpapan ke Tenggarong adalah ± 145 km dan selanjutnya ± 90 km

6
dari Kota Tenggarong menuju Kota Bangun dengan total lama waktu
keseluruhan adalah ± 5 jam.
b. Kemudian dengan menggunakan speedboat melalui Sungai Belayan
selama ± 3 Jam (±180 km) hingga ke Desa Gunung Sari dan dilanjutkan
dengan kendaraan roda empat selama 30 menit ke daerah penyelidikan.
c. Atau dari Kota Bangun dengan menggunakan speedboat melalui Sungai
Kedang Kepala selama ± 2 Jam (±100 km) hingga ke Desa Senyiur dan
dilanjutkan dengan kendaraan roda empat melewati hauling road PT. Bara
Tabang dengan jarak ± 69 km selama ± 1 jam 15 menit ke wilayah ijin
lokasi pertambangan PT. Bara Tabang. Peta Lokasi Kesampaian daerah
dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2. 2 Peta Lokasi Kesampaian Daerah


Sumber: Data Studi Kelayakanz PT. Bara Tabang 2015

7
Gambar 2. 3 Peta Lokasi Daerah PT. Bara Tabang

Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang, 2018

2.1.4. Kondisi Geologi


1) Geologi Regional
Cekungan Kutai mengandung endapan berumur Tersier dengan
ketebalan mencapai 14 km (Rose dan Hartono, 1971 op.cit. Mora dkk.,
2001 dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015). Dimana
merupakan salah satu cekungan terbesar dan terdalam di Indonesia bagian
timur. Cekungan Kutai terletak di tepi bagian timur Paparan Sunda, yang
dihasilkan sebagai akibat dari gaya ekstensi di bagian selatan Lempeng
Eurasia (Howes, 1997 op.cit. Allen & Chambers, 1998 dalam Studi
Kelayakan PT. Bara Tabang).

8
Gambar 2. 4 Peta Fisiografi Kalimantan
Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang, 2018

Cekungan Kutai dibatasi di bagian utara oleh suatu daerah


tinggian batuan dasar yang terjadi pada Oligosen, yaitu Tinggian
Mangkalihat dan Sesar Sangkulirang yang memisahkannya dengan
Cekungan Tarakan. Di bagian timur daerah cekungan ini, terdapat Delta
Mahakam yang terbuka ke Selat Makassar. Di bagian barat, cekungan
dibatasi oleh Tinggian Kucing (Central Kalimantan Range) yang
berumur Kapur (Chambers dan Moss, 2000 dalam Studi Kelayakan PT.
Bara Tabang 2015). Di bagian tenggara cekungan ini, terdapat Paparan
Partenoster yang dipisahkan oleh gugusan Gunung Meratus. Di bagian

9
selatan cekungan ini, dijumpai Cekungan Barito yang dipisahkan oleh
Sesar Adang. Dapat dilihat pada Gambar 2.5. berikut:

Gambar 2. 5 Sketsa Fisiografi Cekungan Kutai


Sumber: Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015

2) Stratigrafi Regional

Susunan stratigrafi zona Cekungan Kutai dengan batuan penyusunnya


yang berumur Eocene hingga Holocene atau dari urutan Tua dan Muda
(Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015) meliputi:

a. Formasi Haloq
Terdiri dari batupasir kuarsa, halus - kasar dengan sisipan batu
lempung, serpih hitam, napal dan lanau. Umur formasi ini adalah Eosen
Tengah - Eosen Akhir. Formasi ini mempunyai hubungan menjari dengan
Anggota Batu gamping (bioklastik) Ritan, dan diatasnya ditutupi selaras
oleh Formasi Batu kelau. Formasi Halo - Anggota Batu gamping Ritan

10
(Bioklastik) Terdiri dari batu gamping bioklastik yang berumur sama
dengan Formasi Haloq dan berhubungan menjari, keduanya terbentuk pada
lingkungan pengendapan laut dangkal, delta, atau lagoon.
b. Formasi Batukelau
Terdiri dari shale, batu lanau, batu lumpur, dan batu pasir
halus – kasar sebagai penyeling, perlapisan baik dan sebagai karbonan.
Umur Formasi Batu kelau adalah Eosen Atas, dengan lingkungan
pengendapan laut dangkal, delta atau lagoon. Formasi Batu kelau memiliki
kontak yang selaras dengan Formasi Batu ayau yang berada diatasnya.
c. Formasi Batu ayau
Terdiri dari batu pasir kuarsa halus – kasar, warna putih
kekuningan, silangsiur, berselang seling dengan batu lanau dan batu
lempung, pada bagian bawah dijumpai konglomerat dan sisipan batubara,
disebagian tempat Formasi Batu ayau diterobos oleh batuan intrusive
andesit. Umur formasi diperkirakan Eosen Atas - Oligosen Bawah dengan
lingkungan pengendapan laut dangkal dan delta.
d. Formasi Ujoh bilang
Formasi ini terdiri dari batu lumpur menyeRp.ih berwarna
cokelat dan batu lempung warna abu-abu menyeRp.ih, batu pasir kuarsa
sedang – kasar konglomeratan, putih kelabu, pemilahan baik. Umur dari
formasi ini Oligosen Bawah – Oligosen Tengah, lingkungan pengendapan
laut dangkal.
e. Formasi Balikpapan
Perselingan antara batulempung lanauan abu-abu kecokelatan dengan
batu pasir kuarsa butir halus – kasar dan sisipan tufa dan batubara.
Diperkirakan berumur Miosen Atas – Pliosen, mempunyai hubungan tidak
selaras dengan formasi batuan diatasnya, dengan lingkungan pengendapan
delta front – delta.

11
Gambar 2. 6 Stratigrafi Formasi Balikpapan
Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang

12
2.1.5. Potensi Cadangan dan Sumber Daya PT. Bara Tabang
Perhitungan Sumber daya Batubara berdasarkan (metode SNI 1998
dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015) didasarkan pada kondisi
geologi kompleks, pengelompokkan sumber daya dibagi sebagai berikut:
1. Sumber daya terukur (measured), setiap data informasi baik hasil
pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 0 – 500 meter.
2. Sumber daya terunjuk (Indicated), setiap data informasi baik hasil
pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 500 – 1.000
meter.
3. Sumber daya terkira (inferred), setiap data informasi baik hasil
pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 1.000 – 1.500
meter.
Jumlah sumber daya di daerah penyelidikan pada tahun 2007 berdasarkan
perhitungan metode SNI 1998 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Sumber Daya Batubara PT. Bara Tabang

Sumber Daya Jumlah


Terukur (measured ) 351.226.663 ton
Terunjuk (indicated ) 27.011.652 ton
Terkira (inferred ) 17.283.545 ton
Total 395.521.860 ton
Sumber: Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015

Serta estimasi cadangan yang dihasilkan berdasarkan tingkat


kepercayaan cadangan terkira (probable reserve) dan cadangan terbuka
(proven reserve) pada tahun 2014 (Studi kelayakan PT. Bara Tabang,
2015) menghasikan cadangan terbukti sebagai berikut :
 Cadangan terbukti = 337.584.000 ton

13
2.1.6. Kualitas Batubara

Kualitas rata-rata batubara yang dihasilkan dari analisis proksimat


batubara hasil pemboran (Laporan Eksplorasi PT. Bara Tabang tahun
2004 dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015) adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.3 Kualitas Rata-Rata Batubara PT. Bara Tabang

Sumber: Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015

2.1.7. Tahapan Penambangan PT. Bara Tabang

Metode penambangan yang diterapkan pada penambangan batubara


PT. Bara Tabang adalah tambang terbuka dengan sistem Truck and
Excavator dikombinasikan dengan Dozer Push. Metode penimbunan yang
dilakukan adalah back filling, yaitu menimbun kembali pit yang telah
selesai ditambang.

Gambar 2. 7 Urutan Kegiatan Pertambangan Batubara PT. Bara Tabang


Sumber: Data Operation Section PT. Bara Tabang, 2018

14
Tahap operasi penambangan batubara mencakup beberapa kegiatan
meliputi pembersihan lahan (land clearing), pengelolaan lapisan tanah
pucuk (topsoil management), pengupasan dan penimbunan tanah penutup
(overburden removal), penambangan batubara (coal getting), pengangkatan
batubara (coal hauling) ke unit pengolahan dan ke Coal Handling Plant
(CHP) (Gambar 2.7).

1) Tahap Pembersihan Lahan (Land Clearing).


Pembersihan lahan atau land clearing merupakan kegiatan pembersihan
pepohonan untuk membuka lahan pertambangan. Kegiatan dalam
pembersihan lahan meliputi pembabatan dan pembersihan semak
menggunakan Bulldozer Komatsu D85E serta penebangan pohon dan
pemotongan kayu menggunakan alat potong seperti parang, kapak dan
chain saw.

Gambar 2. 8 Urutan Penambangan Batubara PT. Bara Tabang


Sumber: Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015

15
2) Pengelolaan Tanah Pucuk (Top Soil Management)
Setelah kegiatan pembersihan lahan dari pepohonan dan semak,
selanjutnya dilakukan pengupasan lapisan tanah pucuk atau top soil. Top
soil adalah tanah yang mengandung unsur hara yang dapat menyuburkan
tanah. Operasi pengupasan lapisan tanah pucuk atau top soil dilakukan
secara khusus agar tidak tercampur dengan tanah atau batuan lain yang
tidak subur. Lapisan top soil didorong dan dikumpulkan pada lokasi
tertentu dengan Bulldozer Komatsu BD 85-SS, kemudian dimuat
menggunakan Excavator Hitachi ZX210 dan diangkut Dump truck Scania
P360 yang akan membawa tanah pucuk ke lokasi penimbunan lapisan top
soil.

3) Pengupasan dan Penimbunan Tanah Penutup (Overburden)


Kegiatan penggalian lapisan tanah penutup terdiri dari pemberaian
(loosening), penggalian (digging), pemuatan (loading), pengangkutan
(hauling), dan penimbunan (dumping). Pemberaian bertujuan untuk
menghancurkan atau melepaskan batuan dari batuan induknya agar
produktivitas alat gali muatnya lebih tinggi. Material overburden yang
terdiri dari batu lempung, batu lanau dan batu pasir akan diberai dengan
cara penggaruan (ripping). Setelah diberai, lapisan tanah penutup
dikumpulkan di satu tempat dan dimuat Excavator Komatsu PC 2000
atau Hitachi EX2500 atau Liebherr R9250 ke Dump truck CateRp.illar
HD-777 untuk dibawa ke lokasi dumping overburden di dalam pit yang
telah ditambang (back filling).
Pembuangan lapisan penutup atau dumping overburden di lokasi
tambang akan terbentuk lereng. Untuk mencegah keruntuhan lereng,
perlu membuat lereng yang mengikuti rekomendasi geoteknik (Data
Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2014) yaitu :

a. Tinggi tunggal = 10 meter

b. Kemiringan tunggal = 60°

16
c. Tinggi keseluruhan = 127 meter (tinggi maksimal)

d. Kemiringan keseluruhan =35°.

e. Lebar berm = 9 meter.

4) Penambangan Batubara (Coal Getting)


Kegiatan penambangan batubara terdiri dari kegiatan pembersihan
batubara (coal cleaning), penggalian (coal digging), dan pemuatan
batubara (loading) diterapkan sebagai berikut :
a. Alat gali Excavator Komatsu PC 2000 atau Hitachi EX2500 atau
Liebherr R9250 melakukan penggalian lapisan tanah penutup sampai
dengan batas maksimal 5 cm di atas lapisan batubara bagian atas
(roof).
b. Selanjutnya dilakukan pembersihan (cleaning) bagian atas lapisan
batubara (roof) menggunakan. Excavator Komatsu PC 400.

c. Penggalian batubara menggunakan Excavator Komatsu PC 2000


sampai dengan batas kurang lebih 5 cm dari lapisan batubara bagian
bawah (floor) agar tidak tercampur dengan lapisan pengotor
dibawahnya. Selanjutnya batubara dimuat ke Dump truck CateRp.illar
777-D atau 785-D, Selanjutnya terdapat sistem penambangan metode
Dozer Push. Sistem ini hanya efektif untuk kemiringan batubara yang
rendah atau relatif datar. Metode ini mengkombinasikan sistem
konvensional dengan menggunakan kombinasi Excavator – Dump
truck dan penggalian dengan Dozer Komatsu D375.

d. dengan cara mendorong material overburden langsung ke lokasi inpit


dump.

Penambangan Strip Mining dilakukan dengan membagi ke dalam blok-


blok kecil, metode ini dimulai dengan pembongkaran overburden degan
menggunakan kombinasi Excavator dengan Dump truck dan ditempatkan
pada daerah timbunan, hingga mencapai elevasi yang memungkinkan

17
untuk dilakukan penggalian dengan bulldozer. Apabila bulldozer sudah
tidak dapat lagi menggali karena keterbatasan daya gali (Gambar 2.8.),
maka penggalian diteruskan dengan menggunakan kombinasi Excavator
dengan Dump truck. Batubara hasil tambang akan dibawa ke ROM
Stockpile atau ke Intermediate Crushing Facility (ICF).

Gambar 2. 9 Metode Penambangan Dozer Push

5) Proses Pengolahan Batubara


Batubara hasil tambang atau Run of Mine (ROM) dengan ukuran top
size 105 mm dibawa ke Intermediate Crushing Facilities (ICF) sejauh ± 3
km. Batubara dari tambang diletakkan ke stockpile khusus ROM dan
dimasukkan ke dalam feeder hopper crusher menggunakan Bulldozer
Komatsu 375A dan Excavator Komatsu PC400. Batubara dihancurkan
hingga ukuran 50-80 mm. Kemudian batubara yang telah dihancurkan di
screening dan dibawa oleh Belt Conveyor ke RC atau ke Hopper atau ke
Silo kapasitas 500 ton untuk dimasukkan ke dalam hauling truck.

18
Gambar 2. 10 Skema Penambangan Dengan Menggunakan Dozer Push

6) Pengangkutan Batubara (Coal Hauling)


Proses pengangkutan batubara menuju ke Coal Handling Plant (CHP)
Senyiur terbagi menjadi 3 bagian, yakni pengangkutan dari ROM
Stockpile 1 (Coal Pad 1), ROM Stockpile 2 (Coal Pad 2) dan
pengangkutan batubara dari Intermediate Crushing Facilities (ICF) ke
Coal Handling Plant (CHP) Senyiur atau Coal Handling Plant (CHP)
Gunung Sari. Untuk peta lokasi pengangkutan batubara terdapat pada
Lampiran I. Pengangkutan barubara menggunakan jasa kontraktor yakni
PT. Karunia Armada Indonesia (PT. KAI), PT. Mandiri Herindo
Adhiperkasa (PT. MHA) dan PT. BUMA.
Batubara diangkut oleh hauling truck menuju Coal Handling Plant
(CHP). Untuk Coal Handling Plant (CHP) Gunung Sari berjarak ±24 km
dan Coal Handling Plant (CHP) Senyiur berjarak ±70 km. Terdapat area
penimbangan batubara atau Weight Bridge, selanjutnya batubara di
tumpahkan ke Tipping untuk masukkan ke dalam Belt Conveyor menuju
stockpile akhir atau dimuat ke tongkang.

19
2.2. Tinjauan Teori
2.2.1. Metode Penambangan Batubara Permukaan
Penambangan dengan sistem tambang terbuka (open pit mining)
dilakukan dengan cara pengupasan tanah penutup bahan tambang. Tanah
penutup dikeluarkan dari areal tambang dan bahan tambang digali dan
diangkut keluar. Setelah seluruh bahan tambang dikeluarkan, maka terjadi
sisa lubang-lubang galian berupa kolong-kolong.

2.2.1.1. Penambangan Terbuka

Penambangan terbuka adalah metode penambangan skala besar


dengan tingkat produksi yang tinggi, sangat mekanis, padat modal, dengan
biaya operasional yang rendah. Hal ini berlaku untuk bijih logam dan non-
logam, batubara dan endapan berlapis lainnya. Dimensi lubang bervariasi
tergantung pada geologi, peralatan, situasi geoteknik, dan faktor lainnya.
Setelah pembuangan lapisan penutup limbah saja (pengupasan lanjutan),
penambangan dimulai dari bangku atas dan berlanjut hingga bangku
bawah dan garis besar lubang akhir tercapai; pengupasan limbah dan
penambangan bijih dikoordinasikan untuk memastikan profitabilitas.
Siklus khas operasi tambang terbuka adalah sebagai berikut:
1). Pengeboran;
2). Peledakan;
3). Penggalian / pemuatan; dan
4). Pengangkutan.
Kegiatan lain termasuk stabilitas lereng, pengendalian debu,
pemompaan dan drainase, pemeliharaan peralatan dan jalan angkut.
Penambangan terbuka berlaku untuk sebagian besar badan bijih, Adapun
beberapa parameter dilakukannya penambangan terbuka yaitu :
a) Kekuatan Bijih (Beragam)
b) Kekuatan Batuan (Beragam)
c) Kemiringan Deposit (Sebaiknya dengan sudut landai)
d) Ukuran Deposit (Besar atau tebal)

20
e) Kedalaman ( Dangkal hingga menengah)
f) Keseragaman Bijih ( Lebih ke seragam atau pencampuran)
g) Bentuk Deposit (Beragam)
h) Kelas Bijih (Bisa sangat rendah)

2.2.1.2. Strip Mining

Strip Mining adalah metode penambangan skala besar yang


populer adalah metode eksploitasi permukaan yang terutama digunakan
untuk ekstraksi batubara dan endapan berlapis lainnya. Perbedaan utama
antara penambangan terbuka dan Strip Mining adalah bahwa lapisan
penutup tidak diangkut ke tempat pembuangan limbah, melainkan
dipindahkan langsung ke panel (strip) yang ditambang di dekatnya.
Reklamasi dapat segera terjadi setelah penambangan karena aktivitas
penambangan terkonsentrasi di area kecil. Penambangan strip
memungkinkan tembok tinggi yang lebih curam daripada jenis
penambangan lainnya, karena permukaan kerja hanya dibiarkan terbuka
untuk waktu yang relatif singkat. Selain peralatan terkait pertambangan
umum seperti Water Carts, grader, Scrapers, peralatan utama yang
digunakan dalam penambangan strip meliputi:
a. Dragline;
b. Excavator;
c. Truk;
d. Bucket Wheel Excavators;
e. Crusher dan konveyor;
f. Slushers dan dragline hopper;
g. Surface Continuous Miners;
h. Bor
i. Dozer

21
2.2.2. Truck and Excavator
Metode penambangan truk dan Excavator menggabungkan
penggunaan unit Excavator (penggalian) dan unit Dump truck
(pengangkutan dan penimbunan). Truck dan Excavator merupakan metode
penambangan yang jauh lebih fleksibel sehingga lebih cocok untuk
endapan dengan kedalaman , ketebalan lapisan penutup, endapan yang
lebih kecil, dan endapan dengan geologi yang kompleks yang bervariasi.
Lapisan penutup (overburden) dapat diangkut hingga jarak jauh ke tempat
pembuangan (dumping area). Truck dan Excavator secara keseluruhan
lebih murah daripada dragline dan karena itu tidak memerlukan banyak
investasi modal, tetapi biaya pengoperasian jauh lebih tinggi.
2.2.3. Dozer Push
Biaya unit dorong dozer berada di antara dragline dan truk dan
Excavator. Jika dozer push menggantikan dragline prime, biasanya untuk
mempercepat laju di mana batu bara terbongkar oleh dragline. Jika kondisi
geoteknik mendukung dan armada dozer mencukupi, dorongan dozer
harus dipertimbangkan untuk menggantikan truck dan Excavator.
Gambar 2.12 menunjukkan distribusi biaya menggunakan metode
truck dan Excavator dengan metode dozer push untuk sebuah strip, hal ini
menunjukkan bahwa pengerjaan material lapisan penutup menggunakan
metode dozer push lebih murah.

22
Gambar 2. 11 Estimasi Biaya Metode Truck dan Excavator vs Metode Dozer
push (MECMining, 2015)

Titik pivot adalah titik penting dalam kegiatan dozing material


penutup dimana akan menjadi batas unit dozer saat melakukan dorongan.
Memulai dozing material dari sisi highwall atau lereng yang memiliki
derajat besar dan melakukan penimbunan material di sisi lowwall atau
lereng yang memiliki derajat kecil. Setelah dozer mendorong ke titik pivot,
mereka akan mulai mendorong ke atas, titik pivot menentukan titik di
mana semua material harus didorong melewati titik pivot untuk
mempertahankan top batubara, mendorong ke titik pivot mengurangi
kegiatan rehandle material. Jika sebelum titik pivot sudah melakukan
penimbunan berarti akan adanya penanganan tambahan (rehandle) oleh
dozer. Dan jika melewati titik pivot (menaikkan pivot) menciptakan lebih
banyak void untuk mendorong material massal tetapi sebagian dari
material ini akan direhandle. Titik pivot berada 45° dari dasar lapisan
batubara ke garis mulai dozing material uphill, (MECMining, 2015).
Operator dozer lebih efisien jika material lapisan penutup telah
diledakkan atau diurai dengan baik. Ada tiga segmen dorong dozer massal,

23
yaitu digging, geser / angkut, dan buang (dumping). Digging adalah tahap
pertama, dengan blade miring ke depan memotong material dan dibawa
searah jalur dozing (membutuhkan daya paling besar, dan juga memiliki
banyak tumpahan dan membutuhkan pembersihan material samping).
Tahapan selanjutnya yaitu angkut, ketika blade ditarik ke belakang,
material akan bergerak ke depan. Lebih sedikit material yang ditangani
maka dozer dapat bergerak lebih cepat, lebih sedikit tumpahan material
samping maka Unit Dozer memiliki biaya operasi per unit yang rendah.
Biaya Operator untuk dozer jauh lebih rendah daripada biaya operator
truck dan Excavator, tiga unit dozer akan membutuhkan tiga operator serta
satu operator Excavator, namun penggunaan truck dan Excavator akan
membutuhkan operator Excavator, beberapa operator truck, operator
dozer, operator grader, dan operator water truck. Unit support yang
menyertai dozer dalam metodologi dozer push ini adalah Excavator
kapasitas kecil. Excavator ini jauh lebih kecil ukurannya dari pada
Excavator tambang biasa, mereka memiliki kapasitas bucket sekitar 10 m3,
berbeda dengan Excavator truck dan Excavator yang memiliki kapasitas
18m3 (Liebherr, 2017). Excavator kapasitas kecil digunakan untuk
melakukan trimming lereng highwall.

2.2.4. Metode Perhitungan Volume Mengunakan Cross section


Metode Cross section adalah salah satu metode estimasi sumberdaya
yang memiliki tahapan pokok membagi endapan kedalam blok-blok
dengan cara membuat suatu penampang geologi dengan interval tertentu
dimana jaraknya sama atau berbeda dengan keadaan geologi dan
kebutuhan penambangan,untuk mendapatkan nilai volume dengan metode
Cross section menggunakan persamaan berikut (Popoff Constantine,1966)
:

24
𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈 𝟏 − 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈 𝟐
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 = (2. 1)
𝟐
× 𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝑨𝒏𝒕𝒂𝒓 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈

2.2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Mekanis


a. Kondisi Kerja

Kondisi area kerja di lapangan akan sangat beRp.engaruh kepada


pemilihan alat yang akan digunakan untuk kegiatan operasi. Untuk itu
perlu dilakukan analisis lapangan mengenai infrastruktur jalan, material
jalan, kemiringan jalan, lokasi penempatan infrastruktur lainnya agar
kegiatan operasi berjalan lancar dengan penggunaan alat yang tepat serta
tercapainya efisiensi operasi dan keamanan kerja.

b. Faktor Koreksi
1) Faktor Pengembangan (Swell Factor)

Swell Factor atau Faktor Pengembangan merupakan besaran volume


material yang mengalami penambahan volume karena dilakukan
penggalian dari tempat asalnya. Untuk mendapatkan besarnya volume
material yang mengalami pengembangan dapat diartikan menjadi
(Indonesianto,2012):

 Faktor pengembangan volume material (Swell Factor)


 Persen Pengembangan volume material (Percent Swell)

Pengembangan volume material dihitung berdasarkan pada kondisi


material sebelum dilakukan penggalian yang disebut bank volume. Factor
pengembangan (Swell factor) volume material menurut jenisnya ada pada
table berikut:

Tabel 2.4 Pengelompokan Pengembangan Material Berdasarkan Jenisnya

Material Percent Swell (%)


Clean Sand or Gravel 5 - 15
Top Soil 10 – 25

25
Loamy Soil 10 – 35
Common Earth 20 – 45
Clay 30 – 60
Solid Rock 50 - 80
Sumber : Indonesianto,2012

Berikut ini adalah persamaan mendapatkan nilai swell factor dan


Percent Factor :
a) Persamaan SF dan %swell berdasarkan volume material :

𝑽𝒍 − 𝑽𝒃 (2. 2)
%𝑺𝒘𝒆𝒍𝒍 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑽𝒃

𝑽𝒃 (2. 3)
𝑺𝑭 =
𝑽𝒍
Keterangan :
Vl : Loose Bank (m3)
Vb : Bank Volume (m3)
SF : Swell Factor

b) Persamaan SF dan %swell berdasarkan weight material :

𝑾𝒃 − 𝑾𝒍 (2. 4)
%𝑺𝒘𝒆𝒍𝒍 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑾𝒍

𝑾𝒃 (2. 5)
𝑺𝑭 =
𝑾𝒍
Keterangan :
Wl : Loose Weight (m3)
Wb : Weight in Bank (m3)
SF : Swell Factor
Nilai Swell Factor dan Percent Swell dapat ditentukan
berdasrkan rata-rata material pada saat kondisi belum dilakukan
penggalian (Average Weight in Bank).
2) Faktor Isian Ember (Bucket Fill Factor)

26
Faktor Isian Ember adalah perbandingan volume material yang masuk
kedalam bucket/ember terhadap volume ember teoritis yang ada
dinyatakan dalam persen (Prodjosumarto,1995). Nilai Faktor pengisian
bucket dapat ditentukan dengan persamaan:
𝑽𝒂 (2. 6)
𝑩𝑭𝑭 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑽𝒕

Keterangan :

BFF : Bucket Fill Factor (%)

Va : Volume Bucket Aktual (m3)

Vt : Volume Bucket Teoritis (m3)

2.2.6. Ketersediaan Alat


Ketersediaan alat mekanis mempunyai faktor – faktor yang
mempengaruhi yaitu waktu kerja efektif (Working Hours), waktu alat
dalam keadaan tak beroperasi atau standby (Standby Hours) dan waktu
saat dilakukan maintenance atau perbaikan alat (Repair Hours).
Keterediaan alat mekanis terdiri dari nilai Mechanical Availability (MA),
Physical Availability (PA), Use of Availability (UA), dan Effective
Utilization (EU).
1. Mechanical Availability (MA)
Merupakan perhitungan untuk mengetahui ketersediaan alat
dengan memperhitungkan waktu yang hilang karena kerusakan atau
gangguan alat, seperti kerusakan mesin atau perawatan alat.
𝑱𝒂𝒎 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 (2. 7)
𝑴𝑨 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑱𝒂𝒎 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 + 𝑱𝒂𝒎 𝑹𝒆𝒑𝒂𝒊𝒓
Keterangan :
MA : Mechanical Availability (%)
Jam Operasi : Waktu Kerja efektif alat (Jam)

27
Jam Repair : Waktu yang dipergunakan untuk perbaikan
alat (jam).

2. Physical Availability (PA)


Merupakan perhitungan untuk mengetahui ketersediaan alat dengan
memperhitungkan waktu yang hilang disebabkan oleh banyak hal selain
kerusakan mekanikal. Contohnya seperti hujan, jalan licin, breakdown,
blasting, insiden, dan lain - lain.
𝑱𝒂𝒎 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 + 𝑱𝒂𝒎 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒃𝒚 (2. 8)
𝑷𝑨 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑱𝒂𝒎 𝑲𝒆𝒓𝒋𝒂

Keterangan :
PA : Physical Availability (%)
Jam Operasi : Waktu kerja efektif alat (Jam)
Jam Repair : Waktu yang dipergunakan untuk perbaikan
alat (jam)
Jam Standby : Waktu alat sedang tidak beroperasi (jam)
Jam Kerja : Jam operasi + jam standby + jam repair

3. Use of Availability (UA)


Merupakan perhitungan untuk mengetahui ketersediaan alat untuk
beroperasi dengan memperhitungkan waktu yang hilang akibat alat
standby.
𝑱𝒂𝒎 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 (2. 9)
𝑼𝑨 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑱𝒂𝒎 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 + 𝑱𝒂𝒎 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒃𝒚

Keterangan :
UA : Use of Availability (%)
Jam Operasi : Waktu kerja efektif alat (Jam)
Jam Standby : Waktu alat sedang tidak beroperasi (jam)

28
4. Effective Utilization (EU)
Merupakan perhitungan untuk mengetahui ketersediaan alat untuk
beroperasi dari waktu kerja alat yang dibandingkan dengan waktu kerja,
waktu perbaikan dan waktu standby alat (total jam kerja alat).
𝑱𝒂𝒎 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 (2. 10)
𝑬𝑼 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑱𝒂𝒎 𝑲𝒆𝒓𝒋𝒂

Keterangan :
EU : Effective Utilization (%)
Jam Operasi : Waktu kerja efektif alat (Jam)
Jam Kerja : Jam operasi + jam standby + jam repair

2.2.7. Efisiensi Kerja


Kegiatan operasi dalam mengangkut material ke lokasi yang dituju
memerlukan waktu. Waktu yang ditempuh dalam waktu operasi dapat
mempengaruhi hasil produksi material yang dihasilkan. Perlu dihitung
waktu kerja efektif dalam kegiatan produksi, dengan memperhatikan faktor
penghambat kegiatan kerja untuk mengetahui produksi optimal pada waktu
kerja operasi. Perhitungan nilai efisiensi kerja dapat menggunakan
persamaan berikut :
𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑲𝒆𝒓𝒋𝒂 𝑬𝒇𝒆𝒌𝒕𝒊𝒇 (2. 11)
𝑬= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑲𝒆𝒓𝒋𝒂 𝑻𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂

Keterangan :
E : Efisiensi Kerja (%)
Dan untuk mendapatkan nilai waktu kerja efektif adalah dengan
persamaan berikut :
(2. 12)
𝑬𝑾𝑯 = 𝑾𝑲𝒕 − 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑾𝑯

Keterangan :
EWH : Effective Working Hours
WH : Waktu Hambatan (jam)

29
2.2.8. Waktu Siklus (Cycle time)

Cycle time merupakan siklus waktu yang ditempuh oleh alat angkut
dalam pemuatan (loading time), pengangkutan (hauling time), pembuangan
(dumping time), spotting time dan waktu kembali (return time). Dengan
kata lain siklus pekerjaan dalam pemuatan dan pengangkutan material
merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang. Waktu edar
merupakan jumlah waktu yang dilakukan oleh unit mekanis untuk
melakukan suatu siklus pekerjaan.

a. Waktu Edar Alat Muat


Waktu edar alat muat merupakan waktu yang dibutuhkan alat muat
untuk melakukan suatu siklus pekerjaan dari menggali material, waktu
melakukan swing isi, waktu memuat material ke unit angkut, dan waktu
saat swing kosong. Berikut persamaan tentang perhitungan waktu edar alat
muat:

(2. 13)
𝑪𝒚𝒄𝒍𝒆 𝒕𝒊𝒎𝒆 = 𝑫𝒕 + 𝑺𝑳𝒕 + 𝑳𝒕 + 𝑺𝑬𝒕

Keterangan :
Dt : Digging Time/ Waktu Gali Material (Detik)
SLt : Swing Load Time/ Waktu Swing Isi (Detik)
Lt : Loading Time/ Waktu Muat Material (Detik)
SEt : Swing Empty Time/ Waktu Swing Kosong (Detik)

b. Waktu Edar Alat Angkut


Waktu edar alat angkut adalah waktu yang dibutuhkan alat angkut
untuk melakukan waktu edar dari manuver pada area loading point, waktu
pemuatan (loading time), waktu mengangkut material dari loading area ke
dumping area (Hauling Load Time), waktu ber manuver di dumping area,
waktu dumping atau menjatuhkan material, dan waktu saat bermuatan

30
kosong kembali ke loading point. Berikut persamaan waktu edar unit
angkut adalah sebagai berikut:

(2. 14)
𝑪𝒚𝒄𝒍𝒆 𝒕𝒊𝒎𝒆 = 𝑴𝑳𝒑 + 𝑳𝒕 + 𝑯𝑳𝒕 + 𝑴𝑫𝒑 + 𝑫𝒕 + 𝑯𝑬𝒕

Keterangan :
MLp : Manuver Loading Point (Menit)
Lt : Loading Time (Menit)
HLt : Hauling Load Time (Menit)
MDp : Manuver Dumping Point (Menit)
Dt : Dumping Time (Menit)
Het : Hauling Empty Time (Menit)

c. Waktu Edar Alat Gusur


Waktu edar alat gusur merupakan waktu yang dibutuhkan alat muat
untuk melakukan suatu siklus pekerjaan dari mendorong material, waktu
saat gerak kembali mundur, serta waktu pergantian perseneling. Berikut
persamaan tentang perhitungan waktu edar alat muat:

(2. 15)
𝑪𝒚𝒄𝒍𝒆 𝒕𝒊𝒎𝒆 = 𝑫𝒐𝒛𝒊𝒏𝒈 𝑻𝒊𝒎𝒆 + 𝑹𝒆𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆 𝑻𝒊𝒎𝒆 + 𝑮𝒆𝒂𝒓 𝑺𝒉𝒊𝒇𝒕𝒊𝒏𝒈

Keterangan :
Dozing Time : Waktu Dorong (Menit)
Reverse Time : Waktu Kembali Mundur (Menit)
Gear Shifting : Waktu Pergantian Perseneling (Detik)

2.2.9. Produktivitas Alat

Produktivitas merupakan besaran produksi yang dilihat dari kinerja


alat mekanis sebagai parameter untuk memperoleh kinerja alat maksimum
sesuai dengan target yang diinginkan. Perhitungan produktivitas digunakan
untuk menghitung besaran produksi yang dapat diperoleh alat berdasarkan

31
kondisi kerja di lapangan. Menurut (Yanto Indonesianto, 2005) berikut
perhitungan produktivitas alat:

a. Produktivitas Alat Muat


Nilai produktivitas alat muat dipengaruhi oleh kondisi medan kerja
dan jenis material atau dengan kata lain penyesuaian alat terhadap kondisi
lapangan maupun jenis material. Persamaan produktivitas alat muat
sebagai berikut:

𝟑𝟔𝟎𝟎 (2. 16)


𝑸=𝒒× × 𝑩𝒇𝒇 × 𝑺𝒇 × 𝐄
𝐂𝐦

Keterangan :

Q = Produktivitas (Bcm/jam)

q = Kapasitas Bucket (ton atau m3)

Bff = Bucket Fill Factor/ Faktor Isi Bucket (%)

Sf = Swell Factor/Faktor Pengembangan

Cm = Cycle time Alat Angkut (menit)

E = Efisiensi Kerja (%)

b. Produktivitas Alat Angkut

Nilai produktivitas alat angkut dipengaruhi oleh kondisi medan


kerja seperti jalan angkut dan jenis material atau dengan kata lain
penyesuaian alat terhadap kondisi lapangan maupun jenis material.
Persamaan produktivitas alat angkut sebagai berikut:
𝟔𝟎 (2. 17)
𝑸=𝒏×𝐪× × 𝑩𝒇𝒇 × 𝑺𝒇 × 𝐄
𝐂𝐚

Keterangan :

Q : Produktivitas (Bcm/jam)

32
n : Jumlah Isian Alat Muat

q : Kapasitas Bucket (ton atau m3)

Bff : Bucket Fill Factor/ Faktor Isi Bucket (%)

Sf : Swell Factor/Faktor Pengembangan

Cm : Cycle time Alat Angkut (menit)

E : Efisiensi Kerja (%)

c. Produktivitas Alat Gusur

Nilai produktivitas alat gusur dipengaruhi oleh kondisi medan kerja


dan jenis material atau dengan kata lain penyesuaian alat terhadap kondisi
lapangan maupun jenis material. Persamaan produktivitas alat gusur
sebagai berikut:
𝒒 × 𝟔𝟎 × 𝑩𝒇 × 𝒆 × 𝐄
𝑸= (2. 18)
𝐃 𝐃
( )×( )+𝒁
𝐅 𝐑

Keterangan :

Q : Produktivitas (Bcm/jam)

q : Kapasitas Blade (ton atau m3)

Bf : Blade Factor/ Faktor Isi Pisau (%)

e : Grade Area

Cm : Cycle time Alat Gusur (menit)

D : Distance/ Jarak Dorong (meter)

F : Kecepatan Maju Unit (m/menit)

R : Kecepatan Mundur Unit (m/menit)

Z : Waktu Pergantian Perseneling (detik)

33
E : Efisiensi Kerja (%)

2.2.10. Biaya Produksi

Perhitungan biaya produksi diperlukan untuk mengetahui nilai


efisiensi alat dari segi pembiayaan, untuk mengetahui biaya yang
dikeluarkan oleh penggunaan alat dalam menunjang kegiatan produksi.
Pada dasarnya biaya produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
peralatan, pekerja, metode penambangan, lokasi, perawatan alat dan lain -
lain (Haryanto, D. 2010). Perhitungan biaya produksi terbagi menjadi
sebagai berikut:
 Biaya Operasi (Biaya Operasi)
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
penggunaan dari suatu alat. Biaya operasi terdiri dari biaya ban, biaya
perbaikan ban, pemeliharaan dan perbaikan, bahan bakar, Pelumas
(Haryanto, D. 2010).
1) Biaya Bahan Bakar (Fuel Cost)
Biaya Bahan bakar ditentukan dari berapa banyak bahan bakar yang
digunakan oleh suatu alat. Laporan penggunaan bahan bakar dapat
menjadi acuan dalam perhitungan konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan
oleh unit dalam periode tertentu dan jenis pekerjaannya. Persamaan
sebagai berikut :
(2. 19)
𝑭𝒖𝒆𝒍 𝑪𝒐𝒔𝒕 = 𝑭𝒖𝒆𝒍 𝑪𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒑𝒕𝒊𝒐𝒏(𝒉𝒐𝒖𝒓𝒔) 𝒙 𝑭𝒖𝒆𝒍 𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆(𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓)

2) Biaya Pelumas (Oil Cost)


Biaya Pelumas disesuaikan dengan jumlah kebutuhan per jam
sesuai dengan jenis pekerjaannya. Kebutuhan pelumas didasarkan oleh
panduan penggantian pelumas yang disarankan oleh produsen alat, jika
dilakukannya preventive maintenance maka kebutuhan dapat disesuaikan.
Biaya pelumas terdiri dari (Indonesianto,2012) :

- Oli Mesin

34
- Oli Transmisi

- Oli Hidrolik

- Oli Final Drive

- Gemuk/ Grease

Untuk mendapatkan besarnya biaya penggunaan pelumas adalah


dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Indonesianto,2012) :
(2. 20)
𝑶𝒊𝒍 𝑪𝒐𝒔𝒕 = 𝑶𝒊𝒍 𝑪𝒐𝒏𝒔𝒖𝒎𝒑𝒕𝒊𝒐𝒏(𝒉𝒐𝒖𝒓𝒔) 𝒙 𝑶𝒊𝒍 𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆(𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓)

Biaya Filter didapatkan dari jumlah biaya pelumas diluar bahan


bakar dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
(Indonesianto,2012) :
𝑭𝒊𝒍𝒕𝒆𝒓 𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆 (𝑰𝑫𝑹) (2. 21)
𝑭𝒊𝒍𝒕𝒆𝒓 𝑪𝒐𝒔𝒕 =
𝒖𝒎𝒖𝒓 𝒑𝒆𝒎𝒂𝒌𝒂𝒊𝒂𝒏 𝒇𝒊𝒍𝒕𝒆𝒓 (𝑱𝒂𝒎)

1) Biaya ban/crawler (tire/crawler cost)


Biaya ini perlu dihitung karena masih termasuk dalam komponen
biaya terbesar yang mempengaruhi biaya produksi. Faktor yang
mempengaruhi umur pemakaian ban/crawler adalah kondisi tempat kerja
unit. Persamaan untuk menghitung biaya ban /crawler per jam adaah
sebagai berikut (Indonesianto,2012):
𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑩𝒂𝒏/𝑪𝒓𝒂𝒘𝒍𝒆𝒓 (𝑰𝑫𝑹) (2. 22)
𝑻𝒊𝒓𝒆/𝑪𝒓𝒂𝒘𝒍𝒆𝒓 𝑪𝒐𝒔𝒕 =
𝒖𝒎𝒖𝒓 𝒑𝒆𝒎𝒂𝒌𝒂𝒊𝒂𝒏 (𝑱𝒂𝒎)
2) Upah Operator (Operator wages)
Upah operator termasuk dalam komponen biaya operasi yang
dihitung berdasarkan pengoperasian unit per jam nya. Berikut persamaan
tentang perhitungan gaji operator :
𝑼𝒑𝒂𝒉 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒐𝒓 (𝑰𝑫𝑹/𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏) (2. 23)
𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒕𝒐𝒓 𝑾𝒂𝒈𝒆𝒔 =
𝑱𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂 (𝑱𝒂𝒎/𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏)

35
2.2.11. Software TALPAC 10.2
TALPAC merupakan sebuah software yang dirancang untuk
menentukan produktivitas dan ke ekonomisan dari unit truck dan loader
pada sistem pengangkutan area tambang TALPAC memungkinkan
perhitungan produktivitas dengan memperhitungkan sebagian besar faktor
yang mempengaruhi produktivitas. Selain produktivitas, software Talpac
juga dapat mengestimasi waktu tempuh alat angkut pada simulasi sistem
pengangkutan di tambang.Terdapat beberapa faktor yang diperhitungkan
pada perhitungan produktivitas di software Talpac yaitu jenis material
(Material), shift jam kerja (Roster), siklus pengangkutan (Haul
cycle),kinerja alat muat (Loading unit) dan alat angkut (Truck type).

2.2.11.1. Faktor yang mempengaruhi Produktivitas alat pada TALPAC


1. Rolling Resistance
Rolling Resistance merupakan suatu tahanan gelinding terhadap
roda yang akan menggelinding akibat adanya gesekan antara roda dengan
permukaan tanah (Tenriajeng, 2003).Besarnya tergantung keadaan
permukaan tanah dan berat kendaraan.Menurut Tenriajeng (2003),
penentuan besanya nilai koefisien tahanan gelinding sangat dipengaruhi
oleh kondisi permukaan jalan yang dilalui oleh peralatan seperti pada
Tabel 2.5 berikut :

Tabel 2.5 Nilai Rolling Resistance berdasrkan Jenis Material


RR (% berat Kendaraan
dalam lbs)
Macam Jalan
Tier Type Track Type

Concrete, rough and dry 2 -

Compacted dirt andgravel, well main tained, no 2 -


tire penetration
Dry dirt, fally compacted, slight tire penetration 3 -

36
Firm, rutted dirt, tire penetration approx. 2 5 2

Soft dirt fills, tire penetration approx. 4 8 4

Loose sand and gravel 10 5

Deeply rutted drift,spongly base, tire penetration 16 7


approx. 8
(Sumber :Yanto indonesianto, 1983)

2. Grade Resistance
Grade Resistance merupakan tahanan yang timbul dan harus
diatasi oleh gaya dari mesin, sehubungan dengan kendaraan
bergerak naik (Indonesianto, 2012).
𝑩𝒆𝒅𝒂 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝟐 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 (𝒎)
𝑮𝒓𝒂𝒅𝒆 = 𝒙𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝒆𝒅𝒂 𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝟐 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 (𝒎)

3. Velocity
Velocity atau kecepatan dari alat angkut mempengaruhi nilai
produktivitas yang akan dihasilkan oleh software TALPAC. Nilai
kecepatan disini yaitu nilai rata-rata kecepatan dari alat angkut dan
maksimum kecepatan yang ditetapkan oleh perusahaan. Nilai kecepatan
pada hasil simulasi dipengaruhi oleh nilai grade jalan dan rolling
resistance.

4. Distance
Jarak merupakan salah satu yang mempengaruhi cycle time dari dump
truck.Semakin jauh jarak dari segment jalan yang digunakan maka akan
memungkinkan cycle time pada segment jalan tersebut akan tinggi.
Apabila Cycle time dump truck tinggi maka akan mempengaruhi
produktivitas dari dump truck dan excavator.

5. Roster

37
Pada Roster kita dapat memasukan jumlah shift yang digunakan
perusahaan dalam satu hari serta waktu-waktu delay yang terjadi dalam
shift tersebut. Waktu delay disini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu operating
shift delays dan non-operating shift delays. TALPAC akan mengkalkulasi
jumlah delay yang terjadi menjadi in shift working time atau waktu kerja
efektif pada suatu shift.

6. Loader
Loading unit menunjukkan kinerja dari alat muat yang digunakan
pada kegiatan penambangan. Kinerja dari alat muat dipengaruhi dari
alat yang digunakan, kapasitas bucket, cycle time alat muat, mechanial
availability, dan metode pemuatannya.

7. Hauler
Truck type menunjukkan kinerja dari alat angkut yang digunakan pada
sistem pengangkutan pada tambang. Simulasi produktivitas untuk alat
angkut di pengaruhi oleh beberapa aspek antara lain alat angkut yang
digunakan, waktu manuver, waktu dumping, mechanival availability,
maksimum power, dan jumlah muatan yang diangkut

2.2.12. Implementasi Ayat Al-Qur’an Terhadap Penelitian


Ayat Al-Qur’an yang dijadikan dasar atau pedoman terhadap
penelitian penulis ini adalah ayat yang membahas tentang pentingnya
memanfaatkan waktu yang ada dengan semaksimal dan seefektif
mungkin agar tidak terjadi pemborosan. Beberapa ayat yang digunakan
adalah :
1. Surah Al Israa Ayat 27

‫َكفُ ْو ًرا ِل َر ِبه الشي ْٰط ُن َوكَانَ ۗ الش ٰيطِ ْي ِن اِ ْخ َوا َن كَانُ ْْٓوا ا ْل ُمبَذ ِِر ْي َن اِن‬

38
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu
adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada
Tuhannya”.

2. Surat Al-Mu’minun Ayat 112-114


‫ض فِى لَ ِبثْت ُ ْم َك ْم ٰق َل‬ َ ْ ‫ع َد َد‬
ِ ‫اْل ْر‬ َ ‫سنِ ْي َن‬ ِ
ْ َ‫ا ْلعَ ۤا ِد ْي َن ف‬
‫سـَٔ ِل يَ ْوم بَعْضَ ا َ ْو يَ ْو ًما لَبِثْنَا قَالُ ْوا‬
‫ت َ ْعلَ ُم ْو َن كُنْت ُ ْم اَنكُ ْم ل ْو قَ ِلي ًْل اِْل لبِثْت ُ ْم اِنْ ٰق َل‬
Artinya : Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,
Dia (Allah) berfirman, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal
di bumi?”, Mereka menjawab, “Kami tinggal (di bumi) sehari
atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang
menghitung.”

Berdasarkan ayat– ayat diatas, dapat dikatakan bahwa manusia


dilarang untuk berperilaku boros, diharuskan bersikap disiplin,
selalu menghargai waktu dan memanfaatkan waktu semaksimal
mungkin.
Ayat 27 pada Surah Al–Israa menjelaskan bahwa Allah menyuruh
hamba nya untuk tidak menjadi pemboros karena orang-orang
pemboros termasuk sifat syaitan dan Allah membencinya. Dalam
penelitian ini, penggunaan metode dozer push dalam pengupasan
overburden dapat menghemat biaya operasi dan biaya yang dikeluarkan
dapat digunakan secara efisien.
Ayat 112-114 pada Surah Al-Mu’minun menjelaskan tentang
Menghargai waktu dan tidak membiarkan waktu terbuang dengan sia –
sia hanya karena dengan kegiatan tidak berguna sangatlah sesuai
dengan perintah ayat tersebut. Dalam penelitian ini, waktu – waktu
hambatan yang dapat diminimalisir yang mempengaruhi kegiatan
produksi haruslah diperbaiki guna peningkatan waktu kerja efektif dan
peningkatan nilai efisiensi kerja sehingga waktu kerja yang tersedia dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan produksi sebaik–baiknya. Serta adanya

39
kenaikan produksi karena berbanding lurus dengan pemanfaatan waktu
kerja yang efisien.

40
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat dan waktu penelitian dapat dilihat sebagai berikut :
Tempat : PT. Bara Tabang (Group of Bayan). Desa Gunung
Sari, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Waktu penelitian : 15 – 28 Juni 2021

3.2. Tahapan Penelitian

Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

I. Studi Literatur

Merupakan pembelajaran materi mengenai produktivitas dan materi


pembiayaan operasional melalui literatur dari berbagai referensi yang
nantinya akan dicantumkan dalam dasar teori dalam penelitian ini.

II. Pengambilan data:

Pengambilan data yang dibutuhkan terdapat dua jenis, yaitu data primer
dan sekunder.

 Data primer diambil pada saat kegiatan lapangan, yaitu cycle time tiga
alat angkut serta waktu operasi.

 Data sekunder yaitu data curah hujan, data ketersediaan alat, efisiensi
kerja alat, harga solar industri, data jumlah alat, faktor koreksi, data
area operasi, data spesifikasi alat, data kebutuhan konsumsi alat
angkut dan data arsip perusahaan, serta data UMK pertambangan yang
didapat dari laporan bulanan perusahaan, makalah website resmi dan

41
beberapa jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.

III. Pengolahan Data

Pada tahap ini hasil perolehan data adalah sebagai berikut:

1) Perhitungan effective working Hours

Data yang dibutuhkan penulis adalah data sekunder berupa laporan


perusahaan pada bulan juni 2021 diantaranya Physical availability (PA),
Mechanical Availability (MA), Used of Availability (UA), Effective
Utilization (EU), jumlah hari berdasarkan kalender tahunan masehi, waktu
curah hujan, waktu slippery, waktu delay pada jam kerja selama 1 shift.

Dari data diatas disajikan berupa tabel yang setelah diperhitungkan,


didapatkan nilai effective working Hours.

2) Perhitungan produktivitas alat gali,alat muat, dan alat angkut

Data yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai produktivitas unit


berupa data primer seperti jumlah ritase setiap unit, waktu efisiensi kerja
dan waktu edar (cycle time) unit gali, muat dan angkut, lalu data sekunder
seperti kapasitas actual bucket,blade dan vessel, faktor bucket, faktor
blade, faktor pengembangan (swell factor), kecepatan unit.

Data yang didapatkan lalu dimasukan ke perhitungan menggunakan


rumus produktivitas setiap unit yang mana memiliki rumus yang berbeda
dan didapatkan nilai produktivitas unit.

3) Perhitungan biaya operasi alat gali, alat muat dan alat angkut

Data yang dibutuhkan untuk mendapatkan biaya operasi setiap unit


adalah berupa harga setiap part unit (tier, oil, track), harga bahan bakar,
jam kerja efektif setiap unit, gaji operator (Operator wages), harga per jam
dari penggunaan dari setiap part.

Data yang didapatkan dihitung berdasarkan jenis unitnya, dan untuk


mengetahui biaya per jam nya, semua harga ditotalkan hingga

42
mendapatkan biaya operasional per masing-masing unit nya.

4) Perhitungan jumlah alat berdasarkan target produksi

Untuk mengetahui jumlah unit yang digunakan dibutuhkan data


berupa volume material yang dikerjakan dan produktivitas unit per jam.
Data tersebut diolah seperti volume material dibagi dengan produktivitas
unit per jam dan didapatkan hasil berupa berapa lama total volume itu
dikerjakan dengan unit yang tersedia.

5) Perhitungan biaya operasi dengan membandingkan biaya


operasi 2 metode

Data yang dibutuhkan adalah nilai akhir dari biaya-biaya part per jam
nya dari setiap unit pada masing-masing metode. Dan ditentukan manakah
metode yang biaya operasi dalam kegiatan OB removal dengan volume
yang disamakan dan manakah metode yang dikatakan lebih murah.
IV. Analisis Data

Data yang telah diproses kemudian dianalisis dengan menggunakan


simulasi kombinasi penggunaan metode untuk mengetahui nilai optimum
dengan minimum cost menggunakan excel.
V. Kesimpulan dan Saran

Hasil analisis data menghasilkan kesimpulan dan memberikan


rekomendasi saran yang dapat menjadi masukan bagi perusahaan

3.3. Sumber Data


Data yang didapat dari penelitian di lapangan adalah data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil langsung
dari hasil pengamatan di lapangan. Sedangkan data sekunder merupakan
data yang didapatkan oleh penulis dari arsip atau laporan PT. Bara Tabang
serta beberapa referensi dari jurnal, makalah, dan website resmi yang
berhubungan dengan penelitian ini. Berikut data-data yang dipergunakan
adalah :

43
1. Data jam kerja alat.
2. Data efisiensi kerja alat.
3. Data cycle time dari alat muat dan angkut, yaitu KOMATSU PC2000,
KOMATSU Dozer D375A dan KOMATSU HD 785 pada 17-28 Juni
2021.
4. Data spesifikasi alat dari KOMATSU PC2000, KOMATSU Dozer
D375A dan KOMATSU HD 785
5. Data curah hujan.
6. Data waktu hambatan.
7. Data ketersediaan alat mekanis.
8. Data kebutuhan bahan bakar alat.
9. Data jumlah alat.
10. Data area operasi pengupasan tanah penutup.

44
Evaluasi Perbandingan Cost Operasional Metode
Truck-Excavator dengan Kombinasi Truck-exca-
Dozer Push pada kegiatan Pengupasan Lapisan

Studi Literatur

Lapangan

Orientasi Pengumpulan Data


Lapangan

Pengumpulan Data

Data Primer :
Data Sekunder:
1. Waktu Edar Alat 1. Data Curah Hujan
2. Data Section 2. Data Physical
3. Waktu Delay Availability (PA)
Production 3. UMK
4. Jam Kerja Pertambangan
4. Harga Solar Industri
5. Faktor Ktaoreksi
6. Data Jumlah Alat
Pengolahan Data:
7. Data Kebutuhan
Bahan Bakar
8. Data Area Operasi
9. Data spesifikasi alat
1. Faktor Keserasian
Alat
2. Menghitung
Produktivitas
Unit
3. Menghitung Analisis Data Kesimpulan dan Saran
Volume
4. Menghitung
Efektif Working
Hours
5. Menghitung
Operation Cost

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

45
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Lapangan


Penelitian dilakukan di salah satu Konsesi dari Bayan Group yaitu
PT Bara Tabang yang berlokasi di Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada 21 juni 2021
sampai 21 Juli 2021.
Ciri khas lapisan batubara pada Panel 1 konsesi PT.Bara Tabang
yaitu memiliki 5 (lima) seam batubara salah satunya seam T3 sebagai
lapisan utama dengan kemiringan atau dip nya hanya <5o atau dengan
kemiringan relatif rendah dengan kemenerusan ke arah tenggara dan
ketebalannya mencapai 29 meter. Adapun lapisan penutup atau
overburden dengan material batu pasir dan batu lempung yang memiliki
ketebalannya 7 sampai 55 meter.

Gambar 4. 1 Peta Kontur Area DZ103

46
Pada gambar 4.1 merupakan peta area dilakukannya penelitian
lapangan dengan area seluas 9000 m2 yang dinamakan area DZ103 pada
Panel 1 PIT PT.Bara Tabang. Area tersebut ditentukan berdasarkan adanya
kegiatan metode dozer push.

4.2 Perhitungan Volume


Volume overburden dan batubara didapatkan dari data hasil 12
section dengan jarak antar section 25 meter pada area Block DZ103 yang
dilakukan pada Software Minescape Version 5.7 dan Output nya berupa 12
penampang.

Gambar 4. 2 Area Rencana

Gambar 4. 3 Hasil Section

47
Hasil tersebut lalu di import ke software Autocad untuk
mendapatkan Geometri Area Block DZ103, luas (m2) (seperti gambar 4.3)
dan nantinya didapatkan hasil berupa volume (m3) dengan menggunakan
metode cross section. Berikut Luas Per Section berdasarkan material yang
ada :

Tabel 4.1 Luas Area Per Section

Luas Batubara (m2) Overburden (m2) Wedges (m2)


Section 1 738 809 225
Section 2 756 867 216
Section 3 808 899 223
Section 4 800 944 216
Section 5 783 995 215
Section 6 776 964 211
Section 7 777 977 213
Section 8 747 954 208
Section 9 718 936 215
Section 10 714 906 212
Section 11 731 884 210
Section 12 664 758 215
Area Total 9012 10893 2579

Dari tabel diatas didapatkan luas area dari masing-masing section


dengan total masing-masing 9,012 m2 untuk coal, 10,893 m2 untuk
overburden dan 2,579 m2 untuk material wedges.

Tabel 4.2 Volume Per Area Section


Volume Batubara (m3) Overburden (m3) Wedges (m3)
Volume 1 18.675 20.950 5.513
Volume 2 19.550 22.075 5.488
Volume 3 20.100 23.038 5.488
Volume 4 19.788 24.238 5.388
Volume 5 19.488 24.488 5.325
Volume 6 19.413 24.263 5.300
Volume 7 19.050 24.138 5.263
Volume 8 18.313 23.625 5.288
Volume 9 17.900 23.025 5.338

48
Volume 10 18.063 22.375 5.275
Volume 11 17.438 20.525 5.313
Volume Total 207.775 252.738 58.975

Untuk menghitung volume yang tersedia, data hasil section diolah


menggunakan perhitungan metode cross section sebagai berikut :

V = (Luas Area 1 + Luas Area 2) : 2 x jarak antar section (d)

Dilihat pada Tabel 4.1 material coal, maka :


VCoal = (((738 + 756) + (756 + 808) + (808 + 800) + (800 + 783)
+ (783 + 776) + (776 + 777) + (777 + 747) + (747 + 718) +
(718 + 714) + (714 + 731) + (731 + 664)) : 2) x 25 meter
VCoal = 207,775 m3

Pada perhitungan diatas untuk volume material coal dari hasil 12


section didapatkan volume total batubara sebesar 207.775 m3.

Dilihat pada Tabel 4.1 material OB, maka :


VOverburden = (((809 + 867) + (867 + 899) + (899 + 944) + (944 + 995)
+ (995 + 964) + (964 + 977) + (977 + 954) + (954 + 936) +
(936 + 906) + (906 + 884) + (884 + 758)) : 2) x 25 meter
VOverburden = 252,738 m3

Sama hal nya dengan perhitungan volume material coal, volume


material overburden dihitung berdasarkan data luas area per section. Dapat
dilihat dari perhitungan volume material OB didapatkan nilai total sebesar
252,738 m3.

49
Dilihat pada Tabel 4.1 material Wedges, maka :
VWedges = (((225 + 216) + (216 + 223) + (223 + 216) + (216 + 215)
+ (215 + 211) + (211 + 213) + (213 + 208) + (208 + 215) +
(215 + 212) + (212 + 210) + (210 + 215)) : 2) x 25 meter
VWedges = 58,975 m3

Untuk mendapatkan nilai dari volume material wedges dilakukan


perhitungan menggunakan metode cross section juga dan didapatkan
volume wedges total sebesar 58,975 m3.

4.3 Metode Penambangan


Pada lokasi penelitian DZ103 PT.Bara Tabang menggunakan
metode dozer push. Dalam hal ini ini peneliti membuat perbandingan jika
area DZ103 dilakukan dengan metode konvensional dengan membuat
simulasi. Unit yang digunakan sebagai berikut :

4.3.1 Metode Konvensional


Untuk Sistem konvensional, unit kerja yang digunakan adalah
Excavator Komatsu PC2000 sebagai alat gali-muat serta off-highway
Dump truck Komatsu HD785 sebagai alat angkut. Simulasi metode ini
pada area DZ103 adalah perubahan jarak dari 100 meter – 2,320 meter
dengan perubahan jarak 50 meter. Kecepatan unit hauler di jalan
tambang adalah 39 km/jam. Untuk spesifikasi unit (Lihat Lampiran 2.1
dan 2.2)

4.3.2 Metode Dozer Push


Sistem dozer push ini dibagi menjadi 2 (dua) tahapan yaitu dozing
material dan rehandle wedges. Untuk tahap pertama yaitu dozing
material menggunakan beberapa unit Bulldozer Komatsu D375A sebagai
main unit atau unit utama dan bukan lagi sebagai dozer support. Untuk
spesifikasi unit (Lihat Lampiran 2.3)

50
Gambar 4. 4 Geometri Area Dozing Material

Dan untuk tahapan kedua yaitu rehandle wedges menggunakan unit


kerja Excavator Komatsu PC2000 sebagai alat gali-muat serta off-
highway Dump truck Komatsu HD785 sebagai alat angkut dari front ke
area dumping. Material wedges ini adalah material hasil dozing material
dimana masih menutupi lapisan batubara sehingga tahapnya penting
dilakukan. (dilihat pada gambar 4.5)

Gambar 4. 5 Tahap Rehandle Wedges

51
Berdasarkan penggunaan alat dengan masing-masing metode
konvensional dan metode dozer push untuk menentukan jam kerja dan
Biaya Operasi. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian mengenai
produktivitas masing-masing alat dari kombinasi yang ada dan
menyangkut biaya produksi alat gali,alat muat, dan alat angkut untuk
mengetahui biaya dari berbagai kombinasi alat.

4.4. Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Gali, Alat Muat dan Alat
Angkut
Faktor yang mempengaruhi produksi suatu alat adalah waktu edar
unit, faktor koreksi, ketersedian alat dan parameter waktu kerja.
4.4.1 Waktu edar (Cycle time)
Waktu edar merupakan kemampuan suatu alat untuk melakukan
kerjanya dalam 1 edar.
a. Waktu Edar Bulldozer (Cycle time Bulldozer)
Data waktu edar 1 unit Bulldozer didapatkan berdasarkan hasil
pengamatan langsung di lapangan pada bulan juni 2021. Kegiatan OB
removal pada bagian Block DZ103 timur Panel 1 Pit PT.Bara Tabang
menggunakan 1 unit Bulldozer Komatsu D375A. Data waktu edar unit
Bulldozer yang diambil yaitu waktu maju atau mendorong material
(dozing), gear shifting, return. Waktu edar atau cycle time rata-rata
Bulldozer Komatsu D375A pada kegiatan pemindahan lapisan penutup
atau OB Removal dengan material adalah sebagai berikut : (lihat
lampiran 1.3)

Tabel 4.3 Waktu Edar Bulldozer D375A-6


Maju (menit) Mundur (menit) Gear Shift (detik) Total (menit)
00.02.35 00.00.54 00.00.05 00.03.34

52
b. Waktu Edar Excavator (Cycle time Excavator)
Data waktu edar unit Excavator didapatkan berdasarkan hasil
pengamatan langsung di lapangan pada bulan juni 2021. Kegiatan OB
removal pada bagian timur Panel 1 Pit Petrosea PT. Bara Tabang
menggunakan kombinasi 1 unit Excavator Komatsu PC2000 dengan unit
Dump truck Komatsu HD785. Data Waktu edar unit Excavator yang
diambil yaitu waktu menggali material (digging), swing to load, waktu
pemuatan (loading), swing empty/swing back to digging. Waktu edar atau
cycle time rata-rata Excavator Komatsu PC2000 yang melayani Dump
truck Komatsu HD785 pada kegiatan pemindahan lapisan penutup atau
OB removal adalah sebagai berikut: (lihat lampiran 1.1)

Tabel 4.4 Waktu Edar Excavator PC2000


Digging Swing Load Dumping Swing Empty Cycle time
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
21.00 8.00 4.00 7 40.00

c. Waktu Edar Dumptruck (Cycle time Dumptruck)


Data cycle time dump truck didapatkan dari hasil pengamatan
langsung dari view point di lapangan pada bulan juli 2021 pada kegiatan
OB removal. Kegiatan pemindahan material penutup ini menggunakan
Dump truck Komatsu HD785 sejauh 1,65 Km. Data cycle time dump truck
yang diambil meliputi spotting to loading, loading, hauling to dumping,
spotting to dumping, dan hauling to loading. Cycle time rata-rata dump
truck adalah: (lihat lampiran 1.2)

Tabel 4.5 Waktu Dump truck HD 785-7


Manuver Loading Hauling Manuver Dumping Return Cycle time
(menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit) (menit)
0.15 2.25 2.4 0.18 0.15 2.25 7.38
4.4.2 Faktor Koreksi (Correction Factor)
Faktor koreksi merupakan besaran yang menyesuaikan suatu material
dan jenis part suatu alat, yang nantinya ada perubahan dari volume awal.
a. Faktor Pengembangan (Swell Factor)

53
Adanya pengembangan volume material dikarenakan kegiatan
penggalian atau pengerukan dari tempat asalnya dan perlu diketahui
karena material yang masuk pada bucket maupun vessel adalah material
yang telah mengembang volume nya (loose). Nilai Swell Factor material
Sandy Clay secara teori adalah 1,10.

b. Faktor Isian Ember (Bucket Fill Factor)


Bucket Fill Factor atau faktor isian bucket ditentukan berdasarkan
perbandingan kapasitas actual bucket alat muat dengan kapasitas
berdasarkan spesifikasi alat. Kapasitas bucket bawaan pabrik dari unit
Excavator sebesar 12 m3. Dan kapasitas bucket actual adalah 11.8 m3.
Faktor isian bucket alat muat dapat dihitung sebagai berikut :
BFF = 11.8/ 12 x 100% = 98%

c. Faktor Pisau (Blade Factor)


Blade Factor ditentukan untuk perhitungan produktivitas unit
bulldozer. Factor blade ini ditentukan berdasarkan jenis material yang
akan di dorong dengan blade bulldozer, berdasarkan litologi pada daerah
Panel 1 Pit Petrosea PT.Bara Tabang, lapisan overburden atau lapisan
penutup batubara merupakan lapisan sandy clay atau lapisan lempung
dimana masuk kedalam kelompok material easy dengan range 0,9-1,1
karena material yang dikerjakan mudah digali.

Tabel 4.6 Factor Blade


Blade Factor
Easy 1.1 ~ 0.9
Average 0.9 ~ 0.7
Rather Difficult 0.7 ~ 0.6
Difficult 0.6 ~ 0.4

d. Efisiensi Kerja (Job Efficiency)

54
Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai
saat bekerja dengan waktu tersedia yang dapat dinyatakan dalam
persentase (%). Efisiensi kerja yang didapatkan setelah analisis langsung
dilapangan berdasarkan waktu edar unit bekerja, dikarenakan waktu kerja
unit dipengaruhi oleh kemampuan produksi alat mekanis, faktor
kemampuan operator, mesin, cuaca dan kondisi kerja yang menyeluruh
akan berpengaruh terhadap waktu kerja tersedia. Berikut perhitungan nilai
efisiensi kerja berdasarkan pengamatan :
Ek = Wke / Wkt x 100%
Ek = 48 menit / 60 menit x 100%
Ek = 80%

4.4.3 Paramater Waktu Kerja (Working Hours Parameter)


Pada Konsesi PT. Bara Tabang Panel 1 mempunyai shift kerja yang
diterapkan dalam jam operasional adalah 2 shift dengan masing-masing
shift 12 jam kerja. Dalam satu shift kerja terdapat waktu penghambat
produksi seperti hujan yang terlalu deras sehingga produksi dihentikan
karena material overburden adalah lempung dan ketika hujan material ini
pun akan menjadi sangat lunak dan dapat menurunkan produktivitas alat,
waktu slippery akibat hujan, makan siang dan sholat (meal & pray), shift
change (pergantian shift), safety meeting weekly,refuel unit, standby repair
loading point.

a. Jam kerja tersedia (Available Working Hours)


Penelitian dilakukan pada bulan juni 2021 dengan jumlah hari kerja
full 30 hari dengan total ketersediaan jam kerja adalah 720 jam dengan
perhitungan sebagai berikut:
Jam kerja Tersedia = 30 hari x 24 jam
= 720 jam

b. Waktu Tunggu Produksi (Production Delays)

55
Waktu tunggu produksi dapat disebabkan oleh sebab akibat seperti
weathering time dimana disebabkan oleh hujan maka produksi
diberhentikan demi keamanan produksi lalu setelah hujan ada waktu clean
up atau slippery untuk pembersihan jalan tambang setelah hujan. Adapun
waktu tunggu dikarenakan adanya kegiatan seperti pergantian shift kerja
dari siang ke malam dan maupun sebaliknya, makan siang, kegiatan
mingguan, kegiatan bulanan.

 Weathering Time
1). Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Waktu tunggu yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak bisa
dihindarkan adalah hujan. Pada bulan juni 2021 waktu hujan total yaitu 84
jam dan adanya penambahan waktu slippery sebesar 30% dari waktu hujan
untuk unit off highway dumptruck Komatsu HD785-7. Maka total waktu
tunggu karena kondisi cuaca adalah sebagai berikut :
Slippery = 84 jam x 30%
= 25.17 jam/bulan

2). Bulldozer D375A-6


Untuk unit pada Dozer push yaitu Bulldozer Komatsu D375A-6
memiliki waktu slippery hanya 10% dari waktu hujan selama sebulan.
Maka dapat dihitung waktu tunggunya sebagai berikut :
Slippery = 84 jam x 10%
= 8.39 jam/bulan

Didapatkan waktu total weathering time adalah sebagai berikut :


Weathering time = Rain Time + Slippery time
= 84 jam/bulan + 8.4 Jam/bulan
= 92.4 jam/bulan (Unit Dozer Push)

56
Weathering time = Rain Time + Slippery time
= 84 jam/bulan + 25.17 Jam/bulan
=104 jam/bulan (Unit Truck
Excavator)

 Delay Time
1) Waktu istirahat (Meal time)
Total waktu makan siang dalam bulan juni yaitu 37.7 jam dengan
rata-rata per hari 1.30 jam selama 30 hari. Maka dapat dihitung sebagai
berikut :
Meal time = 1.30 jam x 30 hari
= 37.7 jam/bulan

2) Pergantian Shift (Shift Change)


Waktu pergantian shift dilakukan pada area yang sudah disiapkan
yang berlokasi di dalam pit. Waktu pergantian shift ini memiliki waktu
durasi 25 menit per sekali pergantian. Untuk 1 hari didapat 2 kali
pergantian shift kerja maka dapat dihitung sebagai berikut :
Shift Change = 0,25 jam x 30 hari
= 14.5 jam/bulan

3) Ibadah Jumat
Waktu ibadah jumat tidak bisa dihindarkan untuk mayoritas orang
muslim dilokasi tambang. Maka dari itu kegiatan ini pun juga termasuk
kedalam waktu tunggu produksi. Durasi nya setiap minggu yaitu 1 jam dan
pada bulan juni 2021 terdapat 4 hari jumat. Serta dapat dihitung sebagai
berikut :
Friday Prayers = 1 jam x 4 hari
= 4 jam/bulan

57
4) Safety Meeting Weekly
Kegiatan Safety Talk atau safety meeting dilakukan hari senin setiap
minggu nya.kegiatan ini dilakukan selama 30 menit dan hari senin pada
bulan juni 2021 terdapat 4 hari. Perhitungannya sebagai berikut :
Safety Talk = 30 menit x 4 hari
= 2 jam/bulan

5) Refuel Unit
Dalam kegiatan produksi, sebuah unit pasti memerlukan pengisian
ulang bahan bakar agar produksi terus berjalan dari waktu ke waktu.
Setiap unit membutuhkan waktu 8 menit untuk pengisisan bahan bakar
setiap hari nya. Perhitungannya sebagai berikut :
Refuel = 8 menit x 30 hari
= 2.32 jam/bulan

6) Standby Repair Loading Point


Perbaikan area loading point merupakan salah satu hal penting dalam
kegiatan operasional dikarenakan dapat memudahkan sebuah unit gali-
muat dan angkut beroperasi dan salah satu cara menjaga produktivitas alat
agar tidak menurun. Kegiatan memakan waktu selama 1 jam setiap hari
nya. Maka dapat dihitung sebagai berikut :
Repair Loading Point = 1 jam x 30 hari
= 30 jam/bulan

 Total delay time (Total Waktu Tunggu)


Didapatkan total waktu tunggu dari kegiatan-kegiatan diatas yaitu :
Total Delay = Meal +Shift change + Friday Prayers +
Safety meeting + Refuel + Repair loading
point

58
= 39 jam + 15 jam + 4 jam + 2 jam + 2.4
jam + 30 jam
= 92.4 jam/bulan

 Total Production Delay


Dan total waktu tunggu produksi jika ditambah dengan weathering
time sebagai berikut :
Production Delay = Total Delay + Weathering time
= 92.4 jam/bulan + 109 jam/bulan
= 201 jam/bulan

 Jam kerja efektif (Effective Working Hours/EWH)


Jam kerja efektif merupakan jam kerja tersedia yang sudah dikurangi
dengan total production delay. Perhitungannya sebagai berikut :
EWH = Available Working Hours – Total Production
Delay
= 648 jam/bulan – 201 jam/bulan
= 446.53 jam/bulan

EWHDay = 446.53 jam / 30 hari


= 14.89 jam/Hari
Didapatkan dari perhitungan diatas bahwa 1 hari kerja memiliki
waktu kerja efektif selama 14.89 jam

4.4.4 Ketersedian Aktual Unit Gali, Muat dan Angkut


Ketersedian unit diperhitungkan berdasarkan data waktu yang
mempengaruhi yaitu waktu kerja tersedia selama bulan juni 2021
(Available Hours), waktu kerja efektif (Effective Working Hours), waktu
tunggu unit produksi (Standby Hours) dan waktu engine off (Repair
Hours). Data perhitungan ketersediaan unit gali, muat dan angkut

59
didapatkan dari laporan kontraktor dalam menjalankan aktivitas operasi
produksi material lapisan penutup terhadap section mine plan engineer.
Nilai Ketersediaan unit gali, muat dan angkut terdiri dari Physical
Availability (PA), Use Of Availability (UA) dan Effective Utilization (EU).
Adapun nilai ketersediaan unit dapat tergolong menjadi kategori-
kategori mulai dari baik hingga kurang baik maupun kategori buruk. Nilai
83% - 92% masuk ke kategori baik, 75% - 83% dikatakan kategori sedang,
lalu rentang nilai 67% - 75% adalah kondisi kurang dan jika nilai kurang
dari 67% maka masuk ke kategori buruk (Partanto,1993). Dari perhitungan
ketersediaan unit, dapat diperoleh nilai-nilai dengan penjelasan sebagai
berikut :

1. Physical Availability (PA)


Nilai pada ketersedian fisik unit menunjukan penjelasan mengenai
keadaan fisik unit yang sedang dipergunakan. Pada unit Loader PC2000
nilai PA menunjukan nilai 84%, unit Hauler HD785 sebesar 92% dan unit
Dozer D375 sebesar 96%. sehingga Seluruh unit yang diteliti masuk dalam
kategori pertama yaitu dalam keadaan baik dikarenakan waktu yang hilang
dari waktu efektif dari unit Loader akibat waktu engine off sebesar 16%,
untuk unit Hauler kehilangan waktu 8% dari waktu efektif dan unit dozer
kehilangan waktu 4% dari waktu efektif.

2. Use of Availability (UA)


Ketersediaan pemakaian unit dapat menunjukan seberapa efektif
suatu unit yang standby dan dapat dipergunakan. Nilai UA ini dijadikan
sebagai ukuran seberapa baik penggunaan peralatan. Berdasarkan
perhitungan, didapatkan nilai UA untuk unit Loader PC2000 sebesar 52%,
Unit Hauler HD785 sebesar 56% dan unit Dozer D375 sebesar 54%. Nilai
UA dari ketiga unit masuk ke kategori ke-4 dengan keterangan buruk.
Nilai yang kecil ini diakibatkan oleh hambatan yang terjadi terutama

60
keadaan cuaca dimana memiliki rentang waktu hujan yang cukup lama
sehingga menghasilkan waktu standby yang cukup lama.

3. Effective Utilization (EU)


Besarnya nilai EU adalah yang menunjukan berapa persen kerja
efektif yang dapat dimanfaatkan dari seluruh waktu kerja tersedia.
Penggunaan nilai EU merupakan langkah terbaik untuk menunjukan
kinerja suatu unit, karena berdasarkan pada data yang diperoleh dari
operasi di lapangan. Pada unit Loader PC2000 memiliki nilai EU sebesar
43%, unit Hauler HD785 memiliki nilai EU sebesar 56% dan unit Dozer
memiliki nilai EU sebesar 57%. Ketiga unit yang diteliti pada saat
dilapangan ini tergolong pada kategori ke-4 yaitu kondisi buruk dan dapat
diartikan penggunaan unit belum efektif , hal tersebut dikarenakan jumlah
waktu hambatan yang menyebabkan kehilangan waktu kerja efektif sangat
besar. Dengan kata lain, penggunaan unit tidak dalam keadaan hingga
lebih dari 40% dan menghasilkan unit mekanis tidak dapat bekerja secara
maksimal.

4.5. Produktivitas Alat


Alat gusur, alat muat dan alat angkut yang digunakan adalah
Bulldozer Komatsu D375 dengan kapasitas blade 22 m3, Excavator
Komatsu PC2000 dengan kapasitas bucket 12 m3, dan Off Highway
Dumptruck Komatsu D375A-6 dengan kapasitas vessel 60 m3. Berikut
perhitungan produktivitas masing-masing alat.

4.5.1. Produktivitas secara teoritis


1) Produktivitas Bulldozer Komatsu D375 kapasitas blade 22 m3
Bulldozer Komatsu D375 kapasitas blade 22 m3 ini digunakan untuk
melakukan pengupasan overburden dengan metode Dozer push pada blok
barat dan timur Panel 1 PIT Petrosea PT. Bara Tabang dengan maksimal
running adalah 5 unit Bulldozer dan minimal running adalah 2 unit

61
Bulldozer. Analisis lapangan dilakukan pada blok timur dengan
perhitungan produktivitas Bulldozer Komatsu D375 kapasitas blade 24 m3
sebagai berikut :
Cycle time / Waktu Edar Bulldozer : 3.34 Menit
Kapasitas Blade : 22 m3
Blade Factor : 1.1
Produktivitas per Siklus : 26.4
Grade area : 1o
Job Efficiency : 0.8
Distance : 90 meter

Q= 22 x 60 x 1 x 1 x 0.8
(90/22) x (90/72) x 0.05
Q= 225 m3/jam

Hasil dari perhitungan produktivitas satu unit Bulldozer Komatsu


D375 kapasitas blade 22 m3 berdasarkan pengambilan data sebesar 225 m3
/ jam.

2) Excavator Komatsu PC2000 dengan kapasitas bucket 12 m3


Excavator Komatsu PC2000 dengan kapasitas bucket 12 m3 ini
digunakan sebagai OB Digger untuk melakukan pengupasan overburden
dengan metode konvensional pada umumnya dimana cara ini digunakan
sekaligus mempersiapkan area untuk dilakukannya metode dozer push.
Analisa dilakukan pada Panel 1 PIT Petrosea PT.Bara Tabang dengan
perhitungan produktivitas unit Excavator Komatsu PC2000 dengan
kapasitas bucket 12 m3 sebagai berikut :
Kapasitas Bucket : 12 m3
Factor Bucket : 1.1
Produktivitas per siklus (q) : 13.2
Efisiensi Kerja : 0.8

62
Swell Factor : 1.1
Bucket Fill Factor : 98%
Cycle time : 58 detik

Q = (13.2 x 3600 x 0.8) x 1.1


58
Q = 720 m3/jam
Hasil dari perhitungan produktivitas unit Excavator Komatsu
PC2000 dengan kapasitas bucket 12 m3 berdasarkan pengambilan data di
lapangan sebesar 720 m3/jam. Produktivitas per jam dari unit hauler
Komatsu HD785 disamakan dengan unit loader PC2000 dengan nilai 720
m3/jam dikarenakan adanya ketergantungan atau bisa dikatakan unit
hauler pasti bekerja mengikuti kerja unit loader.

4.5.2. Produktivitas dengan TALPAC


Pada perhitungan produktivitas terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi besar atau kecilnya produktivitas begitu pula pada
TALPAC.

Gambar 4. 6 Tampilan Home software TALPAC

63
Pada aplikasi TALPAC terdapat beberapa perbedaan yang
mempengaruhi produktivitas dari alat, antara lain:

4.5.2.1. Material

Pada bagian material di software TALPAC, menunjukan material apa


yang dikerjakan. Pada began material ini berisi data-data pendukung yang
menjelaskan material tersebut seperti berat jenis, Swell Factor, dan Bucket
Fill Factor.

64
Gambar 4. 7 Tampilan Material Properties

Berdasarkan data yang didapatkan dalam peneitian lapangan di PT.


Bara Tabang, nilai berat jenis untuk material overburden yaitu lempung
pasir 1,55 tones/m3 atau 1550 kg/m3 dengan nilai pengembangan 1,28.
Nilai Bucket Fill Factor untuk unit type hydraulic backhoe dari hasil
pengamatan dilapangan didapatkan nilai sebesar 98%.

4.5.2.2. Roster

Roster merupakan aspek yang menggambarkan jadwal kerja


dari perusahaan atau kontraktor. Pada PT. Bara Tabang menerapkan sistem
kerja dengan jadwal 7 hari kerja dengan durasi 12 jam per shift Pada
bagian Roster, non-operating shift delays pada kondisi aktual sama dengan
total 3 jam 45 menit. Nilai non-operating shift delays terdiri dari waktu
pergantian shift, P5M, P2H, gangguan cuaca dan istirahat Sedangkan

65
Gambar 4. 8 Tampilan Roster
operating shift delays merupakan waktu delay yang terjadi pada saat
bekerja seperti terlambat kerja, terlalu cepat istirahat, terlambat masuk
setelah istirahat, dan terlalu cepat pulang. Nilai dari operating shift delays
pada kondisi aktual rata-rata sebesar 1 jam, karena operating shift delays
termasuk kedalam Hambatan yang dapat ditekan maka pada kondisi yang
efisien hambatan tersebut dihilangkan sehingga waktu kerja efektif akan
meningkat.

4.5.2.3. Haul Cycle

Haul cycle merupakan siklus pengangkutan yang digunakan


pada kegiatan produksi. Haul cycle berisi data-data pendukung pada jalan
yang digunakan untuk pengangkutan material. Data-data pendukung
tersebut antara lain jarak pada masing-masing segment jalan, grade dengan
nilai dapat dilihat pada Lampiran C, rolling resistance, kecepatan dari
dump truck, load factor dan superelevasi. Pada menu ini, akan
mempengaruhi hasil dari nilaitime travel dump truck pada saat simulasi
dengan TALPAC.

66
Gambar 4. 9 Tahap Haul Cycle

4.5.2.4. Loading unit

Pada aspek Loading unit menunjukkan informasi alat gali muat


yang digunakan untuk kegiatan overburden removal. TALPAC
menyediakan database alat gali muat dari berbagai macam manufaktur.
Apabila manufaktur yang digunakan di lapangan tidak sesuai dengan
database yang disediakan oleh TALPAC, maka dapat dilakukan dengan
pendekatan pada aspek max powerdan bucket. Pada menu ini, aspek yang
mempengaruhi nilai produktivitas yaitu nilai actual bucket capacity, bucket
cycle time, mechanical availability, loading methodology dan first bucket
pass delay.

67
Gambar 4. 10 Tampilan Unit Loader

4.5.2.5. Truck type

Truck type menunjukkan informasi mengenai unit dump truck


yang digunakan. TALPAC menyediakan database dump truck dari
berbagai manufaktur. Keterbatasan database yang disediakan oleh
TALPAC dapat digunakan pendekatan pada aspek power dan payload
pada saat pemilihan

68
Gambar 4. 11 Tampilan Unit Hauler

truck. Data yang dibutuhkan adalah data cycle time dari alat angkut yang
hanya mencakup waktu manuver pada loading point, waktu manuver di
disposal, dan waktu dumping. Selain itu, data mechanical availability
digunakan dalam simulasi pada software TALPAC. Sehingga hasil
daripada dilakukannya simulasi pada software TALPAC dapat (dilihat
Lampiran 3)

4.6. Parameter Jam Kerja di Area DZ103


Pada area DZ103 mempunyai jam kerja yang berbeda karena
adanya volume material overburden yang dikerjakan yaitu 252,738 m3,
dan diterapkan dalam jam operasional adalah 2 shift dengan masing-
masing shift 12 jam kerja. Unit load and haul bekerja selama 12 hari
sedangkan unit dozer bekerja selama 15 hari. Dalam satu shift kerja
terdapat waktu penghambat produksi seperti hujan yang terlalu deras
sehingga produksi dihentikan karena material overburden adalah lempung
dan jika ketika hujan material ini pun akan menjadi sangat lunak dan dapat
menurunkan produktivitas alat, waktu slippery akibat hujan, makan siang
dan sholat (meal & pray), shift change (pergantian shift), safety meeting
weekly, refuel unit, standby repair loading point.

a. Jam Kerja Tersedia (Available Working Hours)


 Excavator Komatsu PC2000 dan Dump truck Komatsu
HD785
Unit ini memiliki pengerjaan terhadap volume yang ada selama 12
hari tersedia dengan total ketersediaan jam kerja adalah 288 jam dengan
perhitungan sebagai berikut:
Jam kerja Tersedia = 12 hari x 24 jam
= 288 jam

69
 Bulldozer Komatsu D375A
Unit ini memiliki pengerjaan terhadap volume yang ada selama 15
hari tersedia dengan total ketersediaan jam kerja adalah 360 jam dengan
perhitungan sebagai berikut:
Jam Kerja Tersedia = 15 hari x 24 jam
= 360 jam

b. Waktu Tunggu Produksi (Production Delays)


Waktu tunggu produksi dapat disebabkan oleh sebab akibat seperti
weathering time dimana disebabkan oleh hujan maka produksi
diberhentikan demi kemanan produksi lalu setelah hujan ada waktu clean
up atau slippery untuk pembersihan jalan tambang setelah hujan. Adapun
waktu tunggu dikarenakan adanya kegiatan seperti pergantian shift kerja
dari siang ke malam dan maupun sebaliknya, makan siang, kegiatan
mingguan, kegiatan bulanan.

 Weathering Time
1). Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Waktu tunggu yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak bisa
dihindarkan adalah hujan. Pada 1-12 juni 2021 waktu hujan total yaitu
33.6 jam dan adanya penambahan waktu slippery sebesar 30% dari waktu
hujan untuk unit off highway dumptruck Komatsu HD785-7. Maka total
waktu tunggu karena kondisi cuaca adalah sebagai berikut :
Slippery = 33.6 jam x 30%
= 10.08 jam

2). Bulldozer D375A-6


Untuk unit pada dozer push yaitu Bulldozer Komatsu D375A-6
memiliki waktu slippery hanya 10% dari waktu hujan selama sebulan.
Maka dapat dihitung waktu tunggunya sebagai berikut :

70
Slippery = 42 jam x 10%
= 4.2 jam

Didapatkan waktu total weathering time adalah sebagai berikut :


Weathering time = Rain Time + Slipery time
= 42 jam + 4.2 Jam
= 46.2 jam (Unit Dozer Push)

Weathering time = Rain Time + Slipery time


= 33,6 jam + 10,08 Jam
=43.68 jam (Unit Truck Excavator)

 Delay Time
1). Waktu Istirahat (Meal time)
 Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Total waktu makan siang dalam bulan 1-12 juni yaitu 15.6 jam dengan
rata-rata per hari 1.30 jam selama 12 hari. Maka dapa t dihitung sebagai
berikut :
Meal time = 1.30 jam x 12 hari
= 15.6 jam
 Bulldozer D375A-6
Total waktu makan siang dalam bulan 1-15 juni yaitu 15.6 jam dengan
rata-rata per hari 1.30 jam selama 15 hari. Maka dapa t dihitung sebagai
berikut :
Meal time = 1.30 jam x 15 hari
= 19.5 jam

2). Pergantian Shift (Shift Change)


Waktu pergantian shift dilakukan pada area yang sudah disiapkan
yang berlokasi di dalam pit. Waktu pergantian shift ini memiliki waktu

71
durasi 25 menit per sekali pergantian. Untuk 1 hari didapat 2 kali
pergantian shift kerja maka dapat dihitung sebagai berikut :
 Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Shift Change = 0.25 jam x 12 hari
= 6 jam

 Bulldozer D375A-6
Shift Change = 0,25 jam x 15 hari
= 7.5 jam

3). Ibadah Jumat


Waktu ibadah jumat tidak bisa dihindarkan untuk mayoritas orang
muslim dilokasi tambang. Maka dari itu kegiatan ini pun juga termasuk
kedalam waktu tunggu produksi. Durasi nya setiap minggu yaitu 1 jam dan
pada 1-15 juni 2021 terdapat 2 hari jumat. Untuk kedua metode memiliki
jumlah hari jumat yang sama. Maka dapat dihitung sebagai berikut :
Friday Prayers = 1 jam x 2 hari
= 2 jam

4). Safety Meeting weekly


Kegiatan Safety Talk atau safety meeting dilakukan hari senin setiap
minggu nya.kegiatan ini dilakukan selama 30 menit dan hari senin pada
bulan juni 2021 terdapat 4 hari. Perhitungannya sebagai berikut :
 Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Safety Talk = 30 menit x 1 hari
= 30 menit
 Bulldozer D375A-6
Safety Talk = 30 menit x 2 hari
= 1 jam

72
5). Refuel unit
Dalam kegiatan produksi, sebuah unit pasti memerlukan pengisian
ulang bahan bakar agar produksi terus berjalan dari waktu ke waktu.
Setiap unit membutuhkan waktu 8 menit untuk pengisian bahan bakar
setiap hari nya. Perhitungannya sebagai berikut :
 Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Refuel = 8 menit x 12 hari
= 0.8 jam

 Bulldozer D375A-6
Refuel = 8 menit x 15 hari
= 1.2 jam

6). Standby Repair Loading Point


Perbaikan area loading point merupakan salah satu hal penting dalam
kegiatan operasional dikarenakan dapat memudahkan sebuah unit gali-
muat dan angkut beroperasi dan salah satu cara menjaga produktivitas alat
agar tidak menurun. Kegiatan memakan waktu selama 1 jam setiap hari
nya. Maka dapat dihitung sebagai berikut :
 Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Repair Loading Point = 1 jam x 12 hari
= 12 jam
 Bulldozer D375A-6
Repair Loading Point = 1 jam x 15 hari
= 15 jam

7). Total Delay Time (Total Waktu Tunggu)


Didapatkan total waktu tunggu dari kegiatan-kegiatan diatas yaitu :
 Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6

73
Total Delay = Meal +Shift change + Friday Prayers +
Safety meeting + Refuel + Repair loading
point
= 15.6 jam + 6 jam + 2 jam + 0.5 jam + 0.8
jam + 12 jam
= 36.9 jam

 Bulldozer D375A-6
Total Delay = Meal +Shift change + Friday Prayers +
Safety meeting + Refuel + Repair loading
point
= 19.5 jam + 7.5 jam + 2 jam + 1 jam + 1.2
jam + 15 jam
= 46.2 jam

8). Total Production Delay


Dan total waktu tunggu produksi jika ditambah dengan weathering
time sebagai berikut :
 Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Production Delay = Total Delay + Weathering time
= 36.9 jam + 46.2jam
= 83.1 jam
 Bulldozer D375A-6
Production Delay = Total Delay + Weathering time
= 46.2 jam + 43.68 jam
= 89.88 jam

9). Jam Kerja Efektif (Effective Working Hours/EWH)


Jam kerja efektif merupakan jam kerja tersedia yang sudah dikurangi
dengan total production delay. Perhitungannya sebagai berikut :

74
 Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
EWH = Available Working Hours – Total Production
Delay
= 288 jam – 83.1 jam
= 204.9 jam

 Bulldozer D375A-6
EWH = Available working Hours – Total Production
Delay
= 360 jam – 89.88 jam
= 270.12 jam

4.7. Setting Unit dan Match Factor


Setting Unit dan Match Factor merupakan penentuan jumlah unit
dalam mengerjakan suatu besaran volume dimana untuk mencapai suatu
target produksi dan juga untuk mencegah adanya unit yang menganggur
atau tidak bekerja yang tidak semestinya.
4.7.1 Setting Unit
a. Metode Konvensional
Dalam hal penentuan jumlah unit ini lebih bertuju kepada jumlah
loader atau unit gali-muat yaitu Excavator Komatsu PC2000 yang bekerja
dengan waktu tertentu berdasarkan volume overburden yang dikerjakan.
Berikut adalah perhitungan nya :

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑂𝑣𝑒𝑟𝑏𝑢𝑟𝑑𝑒𝑛
Lama Waktu Kerja =
Produktivitas 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑒𝑟
252,738 𝑚3
=
720 Bcm/jam
= 351 Jam
Maka, jika 351 jam dibagi dengan jam efektif kerja 1 hari adalah
14.89 jam, dapat dihitung sebagai berikut :

75
351 jam
Lama Waktu Kerja =
14.89 jam
= 24 Hari

Berdasarkan perhitungan diatas, didapatkan waktu 351 jam atau


24 hari kerja efektif jika jumlah unit loader yang running hanya 1 (satu).

Tabel 4.7 Setting Unit Truck - Excavator

1 Unit 2 Unit
Material Unit
Jam Hari Jam Hari
Overburden PC2000 351 24 175 12

Jika 2 unit loader yang running di area front maka :


Lama Waktu Kerja = 351 jam / 2 unit
= 175 jam
= 12 hari
Jadi, jika adanya penambahan unit loader maka waktu kerja akan
lebih singkat. Dan berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, karena
volume yang dikerjakan cukup banyak maka unit loader yang running ada
2.

b. Metode Dozer Push


 Dozing Material
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑂𝑣𝑒𝑟𝑏𝑢𝑟𝑑𝑒𝑛
Lama Waktu Kerja =
Produktivitas 𝐷𝑜𝑧𝑒𝑟
252,738 𝑚3
=
225 Bcm/jam
= 1,124 Jam (1 unit D375)
Maka, jika 1,124 jam dibagi dengan jam efektif kerja unit Bulldozer
selama 1 hari adalah 15.44 jam, dapat dihitung sebagai berikut :
1,124 jam
Lama Waktu Kerja =
15.44 jam
= 73 Hari

76
Jika 5 unit dozer yang running di area front maka :
1,124 jam
Lama Waktu Kerja =
5 unit
= 225 Jam
= 15 Hari
Jadi apabila terdapat 5 unit dozer dapat mempersingkat waktu kerja
menjadi 225 jam.

Jika 5 unit dozer yang running di area front maka :


Lama waktu kerja = 1.124 jam / 5 unit
= 225 jam
= 15 Hari
Jadi,jika 5 unit dozer akan mempersingkat waktu kerja menjadi 225 jam
Dengan volume material overburden yang sama dengan konvensional
yaitu sebesar 252,738 m3 maka jumlah unit dozer adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Setting Unit Bulldozer

1 Unit 5 Unit
Material Unit
Jam Hari Jam Hari
Overburden D375A 1124 73 225 15

4.7.2 Match Factor


Penggunaan unit ini ditentukan berdasarkan seberapa banyak unit
hauler bekerja untuk unit loader dan seberapa jauh jarak angkut. Pada
PT.Bara Tabang jarak dari front ke dumping area adalah 2320 meter
dengan kecepatan unit 39 km/jam. Untuk 1 (satu) unit loader kapasitas
bucket 12 m3 mengisi full vessel Dump truck 60 m3 membutuhkan waktu
2.40 menit. Jika dihitung keserasian unit maka dapat dilihat sebagai
berikut :
a. Metode konvensional
 Unit Dump truck
Penentuan Penggunaan jumlah unit hauler

77
Kecepatan Unit (v) = Jarak hauling (h)
Cycle time unit hauler (t)
t = h
v
= 2.32
39/60
= 3.56
Jumlah unit hauler = Ct Unit Hauler
t
= 12.41
3.56
= 5 unit hauler

 MF = Jumlah unit hauler x Cycle time Loader


Jumlah unit Loader x Cycle time Hauler
= 5 x 2.4
1 x 12.41
= 0.96

Dilihat dari hasil pantauan lapangan kadang kala unit loader


membutuhkan 5 unit hauler dan loader menunggu karena adanya
hambatan pada jalan tambang dan jika unit hauler menunggu dikarenakan
kelebihan pemakaian unit dan dilakukannya perhitungan menghasilkan
MF = 0.96 atau MF < 1 maka dapat diartikan unit loader menunggu dia
area front.

4.8. Biaya Operasi (Biaya Operasi)


Biaya Operasi merupakan biaya yang keluar selama pengerjaan
pengupasan tanah penutup atau overburden pada Block DZ103 Panel 1
PIT Konsesi PT.Bara Tabang. Biaya operasi terdiri dari fuel, oli dan
pelumas, dan biaya ban serta upah operator.

78
a. Biaya Bahan Bakar (Fuel Cost)
1). Bulldozer Komatsu D375A
Konsumsi bahan bakar Bulldozer Komatsu D375 sebesar 89.6
liter/jam. Perhitungan biaya bahan bakar untuk unit Bulldozer Komatsu
D375A per jam sebagai berikut :
Fuel Cost = 89.6 liter/jam x Rp. 7,656.00/liter
= Rp. 685,977.60 /jam

2). Excavator Komatsu PC2000


Kebutuhan bahan bakar Excavator Komatsu PC2000 sebesar 94.4
liter/jam. Perhitungan biaya bahan bakar untuk unit Excavator Komatsu
PC2000 per jam sebagai berikut :
Fuel Cost = 94.4 liter/jam x Rp. 7,656.00/liter
= Rp. 722,726.40 /jam

3). Dump truck Komatsu HD785


Kebutuhan bahan bakar Dump truck Komatsu HD785 sebesar
65.50 liter/jam. Perhitungan biaya bahan bakar untuk unit Excavator
Komatsu PC2000 per jam sebagai berikut :
Fuel Cost = 65.50 liter/jam x Rp. 7,656.00/liter
= Rp. 501,468.40 /jam

b. Biaya Oli, Pelumas dan Filter (Lubricants, Grease dan Filters)


1). Bulldozer Komatsu D375A
a). Engine Oil/ Crank Case
Kebutuhan oli mesin unit bulldozer Komatsu D375A per jam adalah
0.172 liter dan harga oli mesin per liter nya sebesar Rp. 26,794.26/liter.
Perhitungan biaya Engine Oil per jam sebagai berikut :
Engine Oil = 0.172 x Rp. 26,794.26

= Rp. 4,608.61 /jam

79
b). Transmission Oil
Kebutuhan pemakaian Transmission Oil unit bulldozer Komatsu
D375A per jam adalah 0.15 liter dan harga Transmission Oil per liter nya
sebesar Rp. 36,363.24/liter. Perhitungan biaya Engine Oil per jam sebagai
berikut :
Transmission Oil = 0.15 x Rp. 36,363.24

= Rp. 5,454.55 /jam

c). Grease
Kebutuhan pemakaian Grease unit bulldozer Komatsu D375A per
jam adalah 0.04 liter dan harga Grease per liter nya sebesar Rp. 47,778
/liter. Perhitungan biaya Grease per jam sebagai berikut :

Grease = 0.04 x Rp. 47,778


= Rp. 1,911.11 /jam

d). Final Drive


Kebutuhan pemakaian final drive unit bulldozer Komatsu D375A per
jam adalah 0.016 liter dan harga final drive per liter nya sebesar Rp.
26,794.26 /liter. Perhitungan biaya final drive per jam sebagai berikut :

Final Drive = 0.016 x Rp. 26,794.26


= Rp. 428.71 /jam

e). Hydraulic Oil


Kebutuhan pemakaian Hydraulic Oil unit bulldozer Komatsu D375A
per jam adalah 0.065 liter dan harga Hydraulic Oil per liter nya sebesar
Rp. 26,316 /liter. Perhitungan biaya Hydraulic Oil per jam sebagai berikut
:

Hydraulic Oil = 0.065 x Rp. 26,316


= Rp. 1,710.53 /jam

80
2). Excavator Komatsu PC2000
a). Engine Oil/ Crank Case
Kebutuhan oli mesin unit Excavator Komatsu PC2000 per jam
adalah 0.24 liter dan harga oli mesin per liter nya sebesar Rp.
26,794.26/liter. Perhitungan biaya Engine Oil per jam sebagai berikut :
Engine Oil = 0.24 x Rp. 26,794.26

= Rp. 6,430.62 /jam

b). Transmission Oil


Kebutuhan pemakaian Transmission Oil unit Excavator Komatsu
PC2000 per jam adalah 0.06 liter dan harga Transmission Oil per liter nya
sebesar Rp. 36,363.24/liter. Perhitungan biaya Engine Oil per jam sebagai
berikut :

Transmission Oil = 0.06 x Rp. 36,363.24


= Rp. 2,181.82 /jam

c). Grease
Kebutuhan pemakaian Grease unit Excavator Komatsu PC2000 per
jam adalah 0.08 liter dan harga Grease per liter nya sebesar Rp. 47,777
/liter. Perhitungan biaya Grease per jam sebagai berikut :

Grease = 0.08 x Rp. 47,777


= Rp. 3,822.22 /jam

d). Final Drive


Kebutuhan pemakaian final drive unit Excavator Komatsu PC2000
per jam adalah 0.085 liter dan harga final drive per liter nya sebesar Rp.
26,794.26 /liter. Perhitungan biaya final drive per jam sebagai berikut :

81
Final Drive = 0.085 x Rp. 26,794.26
= Rp. 2,277.51 /jam

e). Hydraulic Oil


Kebutuhan pemakaian Hydraulic Oil unit Excavator Komatsu
PC2000 per jam adalah 0.26 liter dan harga Hydraulic Oil per liter nya
sebesar Rp. 26,315 /liter. Perhitungan biaya Hydraulic Oil per jam sebagai
berikut :

Hydraulic Oil = 0.26 x Rp. 26,315


= Rp. 6,842.11 /jam

3). Dump truck Komatsu HD785

a). Engine Oil/ Crank Case


Kebutuhan oli mesin unit off highway dumptruck Komatsu HD785
per jam adalah 0.213 liter dan harga oli mesin per liter nya sebesar Rp.
26,794.26/liter. Perhitungan biaya Engine Oil per jam sebagai berikut :
Engine Oil = 0.213 x Rp. 26,794.26

= Rp. 5,718.15 /jam

b). Transmission Oil


Kebutuhan pemakaian Transmission Oil unit off highway dumptruck
Komatsu HD785 per jam adalah 0.223 liter dan harga Transmission Oil
per liter nya sebesar Rp. 36,363.24/liter. Perhitungan biaya Engine Oil per
jam sebagai berikut :

Transmission Oil = 0.223 x Rp. 36,363.24


= Rp. 8,109.26 /jam

c). Grease

82
Kebutuhan pemakaian Grease unit off highway dumptruck Komatsu
HD785 per jam adalah 0.094 liter dan harga Grease per liter nya sebesar
Rp. 47,777 /liter. Perhitungan biaya Grease per jam sebagai berikut :

Grease = 0.094 x Rp. 47,777


= Rp. 4,486.18 /jam

d). Final Drive


Kebutuhan pemakaian final drive unit off highway dumptruck
Komatsu HD785 per jam adalah 0.718 liter dan harga final drive per liter
nya sebesar Rp. 26,794.26 /liter. Perhitungan biaya final drive per jam
sebagai berikut :

Final Drive = 0.718 x Rp. 26,794.26


= Rp. 19,246.58 /jam
e). Hydraulic Oil
Kebutuhan pemakaian Hydraulic Oil unit off highway dumptruck
Komatsu HD785 per jam adalah 0.587 liter dan harga Hydraulic Oil per
liter nya sebesar Rp. 26,315 /liter. Perhitungan biaya Hydraulic Oil per
jam sebagai berikut :

Hydraulic Oil = 0.587 x Rp. 26,315


= Rp. 15,443.54/jam

c. Biaya Ban (Tier) dan Track


1). Tier Dump truck Komatsu HD785

Off highway dumptruck Komatsu HD785 menggunakan 6 ban


Goodyear (27.00-R49(E4)Tire) dengan dengan harga 1 ban sebesar Rp.
171,367,900.00 dan dikenaan pajak pengiriman 10% per ban nya sehingga
total harga pemakaian ban sebesar Rp. 1,131,028,140.00 dengan usia
pemakaian 6000 jam. Perhitungan biaya ban per jam sebagai berikut :
Tire Cost = Rp. 1,131,028,140.00

83
6000

= Rp. 1,131,028.14

2). Track Excavator Komatsu PC2000


Excavator Komatsu PC2000 menggunakan 98 buah (2 sisi) track
shoe dengan ukuran 810 mm double grouser shoes. Track shoe pada Unit
PC2000 mempunyai usia pemakaian 6000 jam. Faktor yang menyebabkan
perhitungan Track Shoe PC2000 tidak dimasukan adalah :
a. Tidak adanya izin ke workshop untuk mendapatkan keterangan
tentang Track shoe
b. Mobilitas Excavator Komatsu PC2000 jauh lebik rendah
karena area kerjanya lebih banyak di front seperti perbaikan
dudukan unit muat.

3). Track Bulldozer Komatsu D375A


Bulldozer Komatsu D375A menggunakan 80 buah (2 sisi) track
shoe dengan ukuran 610 mm Single grouser shoes. Track shoe pada Unit
D375A mempunyai usia pemakaian 6000 jam.
a. Tidak adanya izin ke workshop untuk mendapatkan keterangan
tentang Track shoe
b. Medan area dozer push adalah hasil dari penggusuran unit itu
sendiri dan juga karena unit bergerak dengan RPM tinggi,
maka mobilitas unit lebih rendah karena mencegah terjadinya
kondisi mesin yang overhead

d. Upah Operator (Operator wage)


Upah operator diperhitungkan berdasarkan jumlah hari kerja di
bulan juni 2021 selama 30 hari dan jumlah jam kerja selama 360 jam.
1). Bulldozer Komatsu D375A

84
Upah operator Bulldozer Komatsu D375A adalah Rp. 22,366.48 per
jam. Jumlah hari kerja (working day) pada bulan juni 2021 ada 30 hari
dengan total waktu kerja 360 jam. Disamping itu upah basic operator
Bulldozer Komatsu D375A adalah Rp. 3,880,180.00 dan upah overtime
operator Rp. 4,171,754.22 dan total nya Rp. 8,051,934.22. (Perhitungan
terdapat di lampiran)

2). Excavator Komatsu PC2000

Upah operator Excavator Komatsu PC2000 adalah Rp. 22,942.91 per


jam. Jumlah hari kerja (working day) pada bulan juni 2021 ada 30 hari
dengan total waktu kerja 360 jam. Disamping itu upah basic operator
Excavator Komatsu PC2000 adalah Rp. 3,980,180.00 dan upah overtime
operator Rp. 4,328,755.72 dan total nya Rp. 8,051,934.22. (Perhitungan
terdapat di lampiran)

3). Dump truck Komatsu HD785

Upah operator Bulldozer Komatsu D375A adalah Rp. 21,790.05 per


jam. Jumlah hari kerja (working day) pada bulan juni 2021 ada 30 hari
dengan total waktu kerja 360 jam. Disamping itu upah basic operator
Bulldozer Komatsu D375A adalah Rp. 3,780,180.00 dan upah overtime
operator Rp. 4,064,240.72 dan total nya Rp. 7,844,419.77. (Perhitungan
terdapat di lampiran)

4.8.1 Biaya Operasi Bulldozer Komatsu D375A


Setelah dihitung biaya per jam dari setiap faktor yang
mempengaruhi Biaya Operasi Bulldozer Komatsu D375A, didapatkan
biaya operasi nya sebesar :

Tabel 4.9 Biaya Operasi Bulldozer D375A-6


Biaya Operasi Bulldozer D375-6
Fuel Consumption 89.6 L/Hour Rp. 7,656.00 Rp. 685,977.60
Engine Oil 0.172 L/Hour Rp. 26,794.26 Rp. 4,608.61

85
Transmission Oil 0.15 L/Hour Rp. 36,363.64 Rp. 5,454.55
Grease 0.04 kg/Hour Rp. 47,777.78 Rp. 1,911.11
GreaseDiferential Oil, Final
0.016 L/Hour Rp. 26,794.26 Rp. 428.71
Drive
Hydraulic Oil 0.065 L/Hour Rp. 26,315.79 Rp. 1,710.53
filters 500 Hour Rp. 36,.000.00 Rp. 730.00
Operator wage /Hour Rp. 22,366.48 Rp. 22,366.48
Total Biaya Operasi Rp. 723,187.59

4.8.2 Biaya Operasi Excavator Komatsu PC2000


Setelah dihitung biaya per jam dari setiap faktor yang
mempengaruhi Biaya Operasi Excavator Komatsu PC2000, didapatkan
biaya operasi nya sebesar :

Tabel 4.10 Biaya Operasi Excavator Komatsu PC2000


Biaya Operasi Ecvavator PC2000
Fuel Consumption 94.4 L/Hour Rp. 7,656.00 Rp. 722,726.40
Engine Oil 0.24 L/Hour Rp. 26,794.26 Rp. 6,430.62
Transmission Oil 0.06 L/Hour Rp. 36,363.64 Rp. 2,181.82
Grease 0.08 kg/Hour Rp. 47,777.78 Rp. 3,822.22
GreaseDiferential Oil, Final
0.085 L/Hour Rp. 26,794.26 Rp. 2,277.51
Drive
Hydraulic Oil 0.26 L/Hour Rp. 26,315.79 Rp. 6,842.11
filter 500 Hour Rp. 365,000.00 Rp. 730.00
Operator wage /Hour Rp. 22,942.91 Rp. 22,942.91
Total Biaya Operasi Rp. 767,953.59

4.8.3 Biaya Operasi Dump truck Komatsu HD785


Setelah dihitung biaya per jam dari setiap faktor yang
mempengaruhi Biaya Operasi Dump truck Komatsu HD785, didapatkan
biaya operasi nya sebesar :

Tabel 4.11 Biaya Operasi Dump truck Komatsu HD785


Biaya Operasi Dump truck HD785-7
Fuel Consumption 83.60 L/Hour Rp. 7,656.00 Rp. 640,041.60
Engine Oil 0.260 L/Hour Rp. 26,794.26 Rp. 6,966.51
Transmission Oil 0.205 L/Hour Rp. 36,363.64 Rp. 7,454.55

86
Hydraulic Oil 0.044 L/Hour Rp. 26,315.79 Rp. 1,157.89
GreaseDiferential Oil, Final
0.133 L/Hour Rp. 26,794.26 Rp. 3,563.64
Drive
Grease 0.030 kg/Hour Rp. 47,777.78 Rp. 1,433.33
filter oil 500 Rp. 365,000.00 Rp. 730.00
Tire Price 6000 /Hour Rp.1,131,028,140.00 Rp.1,131,028.14
Operator wage /Hour Rp. 21,790.05 Rp. 21,790.05
Total Biaya Operasi Rp.1,814,165.71

4.9. Rate (Cost/BCM)


Hasil akhir berupa harga (cost) yang dikeluarkan untuk
mengahsilkan 1 bank cubic metre. Cara mendapatkan rate ini adalah nilai
Biaya Operasi suatu unit dikalikan dengan jumlah jam kerja unit itu
bekerja untuk menyelesaikan volume yang ditentukan lalu dikalikan
dengan jumlah unit yang bekerja maka didapatkan hasil berupa total
operation cost (IDR). Lalu nilai Total Operation Cost (IDR) dibagi dengan
volume yang dikerjakan (m3) maka hasil nya berupa Rate (IDR/BCM).
Jika ditulis dalam rumus maka dapat dilihat sebagai berikut :
Rate = (Biaya Operasi Unit x Jam Kerja x Jumlah Unit Running)
Volume (m3)

4.9.1 Perhitungan Metode Konvensional


Metode Konvensional disini sama dengan kombinasi unit
Excavator PC2000 dengan dumptruck HD785 dimana memiliki Biaya
Operasi yang berbeda, dengan masing-masing Rp. 767,953.59 dan Rp.
871,642.26 serta lama waktu pengerjaan volume 175 jam dengan
menggunakan 2 unit loader dan 10 unit hauler dengan distance 1650
meter. Volume yang dikerjakan sebesar 252,738 m3. Maka dapat
diperhitungkan sebagai berikut:

Rate Loader = Rp. 767,953.59 IDR/jam x 175 jam x 2 unit


252,738 m3

87
= Rp. 269,199,067
252,738 m3
= Rp. 1,065 IDR/BCM

Rate Hauler = Rp. 1,814,165.71 IDR/jam x 175 jam x 10 unit


252,738 m3

= Rp. 3,174,789,995,96
252,738 m3
= Rp. 12,581 IDR/BCM

Rate Konvensional = Rate hauler + Rate Loader


= Rp. 12,561 IDR/BCM + Rp. 1,065 IDR/BCM
= Rp. 13,646.59 IDR/BCM
Jadi, Rate pada metode konvensional adalah sebesar Rp. 13,646.59
/BCM dengan jarak angkut 1650 meter.

4.9.2 Perhitungan Rate Metode Dozer Push


Perhitungan Harga Metode Dozer Push mencakup harga pada tahap
dozer push nya saja ditambah dengan tahap kegiatan rehandle wedges.

 Rate Tahap Dozer Push


Unit Dozer dalam kegiatan ini memiliki nilai Biaya Operasi Rp.
723,188 IDR/Jam dengan jam kerja 225 jam untuk meyelesaikan volume
252,738 m3 menggunakan 5 unit Bulldozer dengan jarak dorong 90 meter.

Tabel 4.12 Rate Dozing Material


Rate Dozer Push
Jam
Biaya Operasi Jumlah Distance Total Operation Cost Volume Rate
Kerja
(IDR/Jam) Unit (Meter) (IDR) (m3) (IDR/Jam)
(Jam)
Rp. 723,188 225 5 90 Rp. 813,586,036 252,738 Rp. 3,219

Maka dapat dihitung rate nya sebagai berikut :

88
Rate Dozer = Rp. 723,188 IDR/jam x 225 jam x 5 unit
252,738 m3

= Rp. 813,586,036
252,738 m3
= Rp. 3,219 IDR/BCM

 Rate Tahap Rehandle Wedges


Unit yang dipakai dalam Rehandle wedges disini sama dengan unit
yang dipakai pada metode konvensional yaitu unit Excavator PC2000
dengan dumptruck HD785 dimana memiliki Biaya Operasi yang berbeda,
dengan masing-masing Rp. 767,953.59 dan Rp. 871,642.26 hanya saja
lama waktu pengerjaan volume 82 jam dengan menggunakan 1 unit
Loader dan 5 unit hauler dengan distance 1650 meter. Volume yang
dikerjakan sebesar 58,975 m3. Maka dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Rate Loader = Rp. 767,953.59 IDR/jam x 82 jam x 1 unit
252,738 m3

= Rp. 62,816,222
58,975 m3
= Rp. 1,065 IDR/BCM
Rate Hauler = Rp. 1,814,165.71 IDR/jam x 82 jam x 4 unit
58,975 m3

= Rp. 562,595,452
58,975 m3
= Rp. 9,540 IDR/BCM

Rate Dozer Push = Rate hauler + Rate Loader + Rate Dozer


= Rp. 9,540 IDR/BCM + Rp. 1,065
IDR/BCM + Rp. 3,219 IDR/BCM
= Rp. 13,824 IDR/BCM

89
Setelah perhitungan, didapatkan rate pada dozer push sebesar Rp.
13,824 /BCM dengan jarak dorong 90 meter dan jarak angkut material
wedges sejauh 1650 meter.
Setelah dilakukan perhitungan pada masing-masing metode,
didapatkan nilai Rate pada metode konvensional adalah sebesar Rp.
13,626.59 per BCM dengan jarak angkut material 1650 meter. Sedangkan
rate pada dozer push sebesar Rp. 13,824 per BCM dengan jarak dorong 90
meter dan jarak angkut material wedges sejauh 1650 meter. Sehingga
metode dozer push memiliki rate lebih mahal dibandingkan dengan
metode konvensional dengan jarak angkut material overburden pada 1650
meter. Jika rate metode dozer push hanya tahapan dozing material tanpa
Rehandle wedges maka didapatkan harga per BCM jauh lebih murah yaitu
Rp. 3,219 /BCM dibanding metode konvensional dengan rate Rp. 7,110
/BCM, tetapi batubara tidak sampai terekspos. Metode dozer push juga
bisa menjadi lebih mahal dikarenakan adanya volume tambahan yang
harus dikerjakan hingga batubara terekspos yaitu Tahap Rehandle wedges
penambahan volume sebesar 58,975 m3.

4.10. Simulasi perubahan jarak angkut material wedges


Jika dilihat dari hasil perhitungan rate setiap metode diatas,
didapatkan metode konvensional memiliki rate lebih murah dibandingkan
rate metode dozer push yaitu Rp. 13,626.59 per BCM untuk konvensional
dan Rp. 1,824 per BCM untuk metode Dozer Push (Dozing material &
Rehandle Wedges). Dalam perhitungan rate diatas, jarak angkut material
overburden pada metode konvensional maupun metode dozer push
disamakan yaitu 1650 meter dan hasilnya metode Dozer Push memiliki
Rate lebih mahal.
Simulasi dilakukan pada perubahan jarak angkut setiap metode
pada material yang dilakukan oleh unit Truck and Excavator dengan jarak
angkut metode Truck and Excavator tetap di 1650 meter sedangkan untuk

90
material wedges jarak angkut bervariasi dimulai dari 100 meter hingga
1650 meter dengan perubahan 50 meter.

Tabel 4.13 Jumlah Penggunaan Unit Berdasarkan Perubahan Jarak


Angkut

Simulasi dilakukan dengan merubah jarak angkut material wedges


pada metode Dozer Push. Karena pengaruh jarak, maka pengunaan alat
yang dibutuhkan juga menyesuaikan. Data yang dibutuhkan berupa
kecepatan unit rata-rata disini adalah 35 km/jam, waktu edar unit loader
adalah 2.40 menit. Dan dilakukan menggunakan rumus match factor.
Sehingga dihasilkan sebagaimana (dilihat pada lampiran 4).
Jika Dilihat pada tabel 4.12 pada jarak 1600 meter dengan
penggunaan 1 unit loader dan 4 unit hauler memiliki rate Rp. 8,992 per
BCM.

91
Jadi, pada jarak angkut material wedges memiliki maksimum agar
menghasilkan rate lebih murah yaitu 1600 meter dengan penggunaan 1
unit Loader yaitu Excavator Komatsu PC2000 dan 4 Unit Hauler yaitu
Dump truck HD785-7.
Dapat dikatakan bahwa, penggunaan metode Dozer Push dapat
dikatakan lebih murah bukan karena biaya operasinya saja, jika jarak
angkut tidak material wedges tidak diperhatikan maka metode tersebut
dapat lebih mahal dibanding metode konvensional. Dan jika jarak angkut
nya diperhatikan maka metode tersebut bisa sangat lebih murah.

92
BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah pengambilan dan
pengolahan data selesaia adalah :
a. volume setiap material yang di dapatkan pada area DZ103 dengan
menggunakan perhitungan metode, sebagai berikut :
 Volume lapisan penutup (Overburden) = 252.738 m3
 Volume lapisan Batubara Seam T3 = 207.775 m3
b. Untuk effective working Hours (EWH) pada Block DZ103 pada setiap
unit memiliki waktu yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
 EWH Unit Excavator PC2000 = 178,46 jam
 EWH Unit Dump truck HD785 = 178,46 jam
 EWH Unit Bulldozer D375A = 231,6 jam
c. Biaya operasi pengupasan lapisan penutup pada metode Truck and
Excavator (konvensional) dengan jarak angkut 1650 meter sebesar Rp
13.646 per BCM.
d. Biaya operasi pengupasan lapisan penutup pada metode dozer push
tahap dozing material dengan jarak dorong 90 meter adalah Rp 3,219
per Bcm dan jarak angkut material wedges 1650 meter sebesar Rp
9.540 per BCM. Sehingga rate total metode Dozer push adalah Rp
13.824 per Bcm.
e. Pada metode Dozer push memiliki Rate yaitu Rp 13.824 per Bcm
sedangkan metode konvensional memiliki rate Rp 13.646 per BCM,
sehingga selisih kedua metode adalah Rp 177,63 per bcm lebih murah
metode konvensional. Setelah dilakukannya simulasi jarak angkut
material wedges dan dibandingkan dengan metode konvensional
didapatkan break event point pada jarak 1600 meter dengan biaya

93
rehandle wedges per BCM nya sebesar Rp 8.992, sehingga biaya
Metode Dozer Push menjadi Rp 13.277 per BCM.
f. Penggunaan metode Dozer Push untuk pengupasan material
Overburden per Bcm nya mempunyai biaya sebesar Rp 369.64 per
Bcm lebih murah diabanding metode Konvensional. Sehingga total
biaya untuk pengupasan OB dengan volume sebesar 252.738 m3
menggunakan metode Dozer Push megurangi biaya sebesar Rp
93.442.108,16.

5.2 Saran
Saran yang diberikan dari penulis untuk perusahaan adalah :
Dari hasil simulasi terhadap perubahan pada jarak angkut,jika perusahaan
ingin melakukan pengupasan overburden menggunakan metode dozer
push maka pada tahapan rehandle wedeges harus memiliki jarak angkut
kurang dari 1600 meter.

94
Daftar Pustaka

(2021, July 17). Diambil kembali dari Gajimu.com:


https://gajimu.com/garmen/gaji-pekerja-garmen/gaji-minimum/ump-umk-
kaltim
Anisari, R. (2018). PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA
AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMA PERSADA NUSANTARA
TABALONG KALIMANTAN SELATAN. JURNAL INTEKNA, 1-66.
blibli. (2021, July 17). Diambil kembali dari blibli.com:
https://www.blibli.com/p/techking-tire-super-trac-e4-27-00-r49-ban/ps--
INP-60037-00005
Chairil Affandi, M. F. (2013). Kajian Teknis Pengupasan Tanah Penutup Di
Tambang Banko Barat PIT 3 Barat PT.Bukit Asam (PERSERO) Tbk
UPTE. Palembang: Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya.
Chen, D. (2017). Optimisation of Prestrip Waste Material for Surface Mines
Using Dozer Push as Main Method of Waste Removal. Queensland: The
University of Queensland.
Gunawan, M. D. (2019). Studi Alternatif Pembiayaan Proyek Penambangan
Batubara Studi Kasus : PIT TSBC, Unit Penambangan Tanjung Enim
PT.Bukit Asam,Tbk. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
KOMATSU. (2013). SPECIFICATIONS & APPLICATION HANDBOOK
EDITION 31. JAPAN: KOMATSU.
Majid, A. H. (2020). Perhitungan Volume Galian Timbunan dan Estimasi Biaya
Universitas Jember Kampus Bondowoso Sisi Barat. Jember: Universitas
Jember .
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia . (2018).
Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 1827 K / 30 / MEM / 2018. Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan Yang Baik. JAKARTA: Menteri Energi Dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia .

95
Mustaqim, R. (2019). Studi Produktivitas Alat Gali Muat Berdasarkan Spesific
Swing Angle : Studi Kasus PIT C PT. International Prima Coal. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Octaviani, B. P. (2019). Analisa Kewajaran Atas Penggunaan Bahan Bakar Pada
Alat Gali-Muat dan Alat Angkut Menggunakan Uji Dua Ujung. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.
Prodjosumarto, P. (2000). Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: Teknik
Pertambangan ITB.
PT. INDONESIA PRATAMA. (2017). STANDART OPERATION PROCEDURE
(SOP) PENGOPERASIAN BULLDOZER. Kutai Kartanegara: PT.
INDONESIA PRATAMA.
PT. INDONESIA PRATAMA. (2017). STANDART OPERATION PROCEDURE
(SOP) PENGOPERASIAN EXCAVATOR. Kutai Kartanegara: PT.
INDONESIA PRATAMA.
PT. INDONESIA PRATAMA. (2017). STANDART OPERATION PROCEDURE
(SOP) PENGOPERASIAN HAUL TRUCK. Kutai Kartanegara: PT.
INDONESIA PRATAMA.
Rizco. (2021). Studi efisiensi biaya operasi kegiatan overburden removal pada pit
1 pt jambi prima coal, mandiangin, sarolangun, Jambi. Jakarta: Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Setiarini, N. P. (2021). Optimasi Biaya Coal Getting PT.Jambi Prima Coal.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Syaharani, D. (2019). Evaluasi Kinerja Unit Crushing Plant (Tuban 1 dan Tuban
2) Tambang Batu GAmping Mengacu Pada Target Produksi PT. Semen
Indonesia (PERSERO) TBK, Pabrik Tuban, Provinsi Jawa Timur .
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah .
Tenriajeng, A. T. (2003). Pemindahan Tanah Mekanis. Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Utami, N. A. (2019). Optimasi Operasi Alat Angkut Batubara Dari Stockpile Ke
Pelabuhan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

96
Waterman Sulistyana B, R. m. (2014). Rancangan Teknis Pengupasan Lapisan
Penutup Pada Penambangan Batubara Di Daerah Napal Putih Kabupaten
Bengkulu Utara. PROSIDING TPT XXIII PERHAPI 2014 (hal. 1-10).
Yogyakarta: Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta.
Meliansyah. (2021, Maret 30). Retrieved from
https://penerbitbukudeepublish.com/tinjauan-pustaka/.

97
Lampiran

98
Lampiran 1

Waktu Edar (Cycle time)Unit Produksi

1.1 Cycle time Excavator Komatsu PC2000

Waktu Edar Alat Muat


No Digging Swing Load Dumping Swing Empty Cycle time
(Detik) (Detik) (Detik) (Detik) (Detik)
1 8,06 10,91 6,73 5,32 31,02
2 14,27 7,46 3,9 4,85 30,48
3 17,98 6,63 2,81 7,76 35,18
4 13,57 8,48 3,28 7,13 32,46
5 15,27 7,95 5,25 6,42 34,89
6 13,24 9,6 4,87 8,97 36,68
7 8,83 9,91 3,99 6,97 29,7
8 18,66 9 4,14 6,75 38,55
9 29,15 7,99 4,25 8,09 49,48
10 15,27 7,02 3,26 6,54 32,09
11 14,57 9,34 3,85 6,3 34,06
12 14,47 8,56 5,64 8,56 37,23
13 14,84 5,42 3,79 4,26 28,31
14 13,67 6,29 4,77 6,47 31,2
15 20,76 5,85 2,86 5,72 35,19
16 32,3 7,02 3,23 6,23 48,78
17 15,39 11,08 4,55 6,01 37,03
18 18,66 7,7 9,64 6,31 42,31
19 19,88 8,73 3,98 10,46 43,05
20 24,91 3,95 2,9 4,49 36,25
21 18,94 8,37 2,23 4,42 33,96
22 16,48 8,82 3,06 5,37 33,73
23 18,44 10,5 3,53 6,34 38,81
24 18,08 8,25 4,24 5,69 36,26
25 17,11 8,81 4,79 8,46 39,17
26 39,08 7,73 2,73 4,54 54,08
27 17,06 9,14 2,71 4,22 33,13
28 8,7 7,14 2,99 4,39 23,22
29 16,54 6,22 2,9 7,15 32,81
30 17,46 6,26 2,81 6,97 33,5

99
31 17,65 7,8 3,2 6,13 34,78
32 15,95 7,52 1,58 7,69 32,74
33 21,31 8,85 1,95 6,02 38,13
34 19,93 6,5 5,15 9,67 41,25
35 13,44 8,61 8,08 5,29 35,42
36 9,98 6,64 2,86 7,72 27,2
37 18,08 7,6 2,23 2,81 30,72
38 17,77 8,39 2,92 7,6 36,68
39 16,08 3,11 8,35 8,91 36,45
40 18,7 7,08 3,06 5,49 34,33
41 23,17 6,34 3,47 7,16 40,14
42 18,63 8,2 3,98 7,25 38,06
43 25,99 9,16 3,97 12,91 52,03
44 16,81 8,26 2,43 11,96 39,46
45 15,02 9,9 3,4 6,47 34,79
46 23,81 9,77 2,39 5,54 41,51
47 18,91 9,16 3,61 5,18 36,86
48 15,35 9,63 3,28 6,87 35,13
49 13,68 8,2 3,97 12,91 38,76
50 16,65 7,97 2,69 8,25 35,56
Rata-rata 17,77 7,98 3,85 6,8598 36,4522

100
1.2 Cycle time Dump truck Komatsu HD785

No Manuver (menit) loading (menit) Travel Load (menit) manuver dumping (menit) dumping (menit) travel empty (menit) total Cycle Time (menit)

1 00:00:15 00:02:30 00:05:54 00:00:20 00:00:20 00:05:54 00:15:13


2 00:00:15 00:02:30 00:05:36 00:00:20 00:00:20 00:05:36 00:14:37
3 00:00:15 00:02:30 00:05:19 00:00:20 00:00:20 00:05:19 00:14:03
4 00:00:15 00:02:30 00:05:02 00:00:20 00:00:20 00:05:02 00:13:29
5 00:00:15 00:02:30 00:05:24 00:00:20 00:00:20 00:05:24 00:14:13
6 00:00:15 00:02:30 00:05:07 00:00:20 00:00:20 00:05:07 00:13:39
7 00:00:15 00:02:30 00:04:50 00:00:20 00:00:20 00:04:50 00:13:05
8 00:00:15 00:02:30 00:04:32 00:00:20 00:00:20 00:04:32 00:12:29
9 00:00:15 00:02:30 00:04:15 00:00:20 00:00:20 00:04:15 00:11:55
10 00:00:15 00:02:30 00:04:38 00:00:20 00:00:20 00:04:38 00:12:41
11 00:00:15 00:02:30 00:04:20 00:00:20 00:00:20 00:04:20 00:12:05
12 00:00:15 00:02:30 00:04:03 00:00:20 00:00:20 00:04:03 00:11:31
13 00:00:15 00:02:30 00:03:46 00:00:20 00:00:20 00:03:46 00:10:57
14 00:00:15 00:02:30 00:03:28 00:00:20 00:00:20 00:03:28 00:10:21
15 00:00:15 00:02:30 00:03:11 00:00:20 00:00:20 00:03:11 00:09:47
16 00:00:15 00:02:30 00:03:34 00:00:20 00:00:20 00:03:34 00:10:33
17 00:00:15 00:02:30 00:03:23 00:00:20 00:00:20 00:03:23 00:10:11
18 00:00:15 00:02:30 00:03:14 00:00:20 00:00:20 00:03:14 00:09:53
19 00:00:15 00:02:30 00:03:06 00:00:20 00:00:20 00:03:06 00:09:37
20 00:00:15 00:02:30 00:02:57 00:00:20 00:00:20 00:02:57 00:09:19
21 00:00:15 00:02:30 00:02:49 00:00:20 00:00:20 00:02:49 00:09:03
22 00:00:15 00:02:30 00:02:40 00:00:20 00:00:20 00:02:40 00:08:45
23 00:00:15 00:02:30 00:02:31 00:00:20 00:00:20 00:02:31 00:08:27
24 00:00:15 00:02:30 00:02:23 00:00:20 00:00:20 00:02:23 00:08:11
25 00:00:15 00:02:30 00:02:14 00:00:20 00:00:20 00:02:14 00:07:53
26 00:00:15 00:02:30 00:02:06 00:00:20 00:00:20 00:02:06 00:07:37
27 00:00:15 00:02:30 00:02:37 00:00:20 00:00:20 00:02:37 00:08:39
28 00:00:15 00:02:30 00:02:29 00:00:20 00:00:20 00:02:29 00:08:23
29 00:00:15 00:02:30 00:02:20 00:00:20 00:00:20 00:02:20 00:08:05
30 00:00:15 00:02:30 00:02:11 00:00:20 00:00:20 00:02:11 00:07:47
31 00:00:15 00:02:30 00:02:03 00:00:20 00:00:20 00:02:03 00:07:31
32 00:00:15 00:02:30 00:01:54 00:00:20 00:00:20 00:01:54 00:07:13
33 00:00:15 00:02:30 00:01:46 00:00:20 00:00:20 00:01:46 00:06:57
34 00:00:15 00:02:30 00:01:37 00:00:20 00:00:20 00:01:37 00:06:39
35 00:00:15 00:02:30 00:01:29 00:00:20 00:00:20 00:01:29 00:06:23
36 00:00:15 00:02:30 00:01:20 00:00:20 00:00:20 00:01:20 00:06:05
37 00:00:15 00:02:30 00:01:11 00:00:20 00:00:20 00:01:11 00:05:47
38 00:00:15 00:02:30 00:01:03 00:00:20 00:00:20 00:01:03 00:05:31
39 00:00:15 00:02:30 00:01:34 00:00:20 00:00:20 00:01:34 00:06:33
40 00:00:15 00:02:30 00:01:26 00:00:20 00:00:20 00:01:26 00:06:17
41 00:00:15 00:02:30 00:01:17 00:00:20 00:00:20 00:01:17 00:05:59
42 00:00:15 00:02:30 00:01:09 00:00:20 00:00:20 00:01:09 00:05:43
43 00:00:15 00:02:30 00:01:00 00:00:20 00:00:20 00:01:00 00:05:25
44 00:00:15 00:02:30 00:01:31 00:00:20 00:00:20 00:01:31 00:06:27
45 00:00:15 00:02:30 00:00:43 00:00:20 00:00:20 00:00:43 00:04:51
46 00:00:15 00:02:30 00:00:34 00:00:20 00:00:20 00:00:34 00:04:33
47 00:00:15 00:02:30 00:00:32 00:00:20 00:00:20 00:00:32 00:04:29
48 00:00:15 00:02:30 00:00:30 00:00:20 00:00:20 00:00:30 00:04:25
49 00:00:15 00:02:30 00:00:29 00:00:20 00:00:20 00:00:29 00:04:23
50 00:00:15 00:02:30 00:00:27 00:00:20 00:00:20 00:00:27 00:04:19
51 00:00:15 00:02:30 00:00:25 00:00:20 00:00:20 00:00:25 00:04:15
52 00:00:15 00:02:30 00:00:24 00:00:20 00:00:20 00:00:24 00:04:13
53 00:00:15 00:02:30 00:00:22 00:00:20 00:00:20 00:00:22 00:04:09
54 00:00:15 00:02:30 00:00:21 00:00:20 00:00:20 00:00:21 00:04:07
55 00:00:15 00:02:30 00:00:19 00:00:20 00:00:20 00:00:19 00:04:03
56 00:00:15 00:02:30 00:00:17 00:00:20 00:00:20 00:00:17 00:03:59
57 00:00:15 00:02:30 00:00:15 00:00:20 00:00:20 00:00:15 00:03:55
58 00:00:15 00:02:30 00:00:14 00:00:20 00:00:20 00:00:14 00:03:53
59 00:00:15 00:02:30 00:00:12 00:00:20 00:00:20 00:00:12 00:03:49
60 00:00:15 00:02:30 00:00:10 00:00:20 00:00:20 00:00:10 00:03:45
61 00:00:15 00:02:30 00:00:08 00:00:20 00:00:20 00:00:08 00:03:41
62 00:00:15 00:02:30 00:00:06 00:00:20 00:00:20 00:00:06 00:03:37
63 00:00:15 00:02:30 00:00:05 00:00:20 00:00:20 00:00:05 00:03:35
64 00:00:15 00:02:30 00:00:03 00:00:20 00:00:20 00:00:03 00:03:31
65 00:00:15 00:02:30 00:00:01 00:00:20 00:00:20 00:00:01 00:03:27

101
1.3 Cycle time Bulldozer Komatsu D375A
No Front (menit) Reserve (menit) Gear shift (menit) Total (menit)
1 2,57 0,48 0,05 3,05
2 1,33 0,19 0,05 1,52
3 2,03 0,42 0,05 2,45
4 2,49 0,49 0,05 2,98
5 2,19 0,37 0,05 2,56
6 1,04 0,18 0,05 1,22
7 1,36 0,16 0,05 1,52
8 1,41 0,29 0,05 1,7
9 2,26 0,5 0,05 2,76
10 2,15 0,45 0,05 2,6
11 2,14 0,51 0,05 2,65
12 3,07 1,08 0,05 4,15
13 3,11 0,54 0,05 3,65
14 0,45 0,15 0,05 0,6
15 0,31 0,35 0,05 0,66
16 1,05 0,19 0,05 1,24
17 0,53 0,16 0,05 0,69
18 0,36 0,11 0,05 0,47
19 2,4 0,53 0,05 2,93
20 2,08 1,12 0,05 3,2
21 2,48 1,18 0,05 3,66
22 3,32 1,3 0,05 4,62
23 4,02 1,35 0,05 5,37
24 4,02 0,54 0,05 4,56
25 1,31 0,31 0,05 1,62
26 1,39 0,54 0,05 1,93
27 2,53 0,36 0,05 2,89
28 3,01 1,06 0,05 4,07
29 1,4 0,44 0,05 1,84
30 2,1 0,55 0,05 2,65
31 1,46 0,46 0,05 1,92
32 1,41 0,53 0,05 1,94
33 2,01 0,55 0,05 2,56
34 0,34 0,17 0,05 0,51
35 0,29 0,18 0,05 0,47
36 0,32 0,2 0,05 0,52
37 0,33 0,2 0,05 0,53
38 0,21 0,12 0,05 0,33
39 0,33 0,2 0,05 0,53
40 3,14 0,51 0,05 3,65
41 2,45 1,12 0,05 3,57
42 3,13 1,02 0,05 4,15
43 3,15 1.05 0,05 3,15
44 3,2 1,08 0,05 4,28
45 3,17 0,58 0,05 3,75
46 3,11 1,01 0,05 4,12
47 2,13 0,45 0,05 2,58
48 3,4 1,09 0,05 4,49
49 2,1 0,43 0,05 2,53

102
Lampiran 2

Spesifikasi Unit Produksi

2.1 Spesifikasi Excavator Komatsu PC2000

103
104
105
2.2 Spesifikasi Dump truck Komatsu HD785

106
107
2.3 Spesifikasi Bulldozer Komatsu D375A

108
Lampiran 3

Hasil Simulasi Pada Software TALPAC

Production Summary - Full Simulation


Haulage System: Data Skripsi Haul Cycle: [PRJ] RR3
Material: [PRJ] Waste in Coal Mine Roster: [PRJ] Roster Bayan
Loader [PRJ] KOMATSU PC 2000-8
Availability % 70,00
Bucket Fill Factor 0,98
Average Bucket Load Volume cu.metres 11,78
Average Payload Lcm 12,05
Operating Hours per Year OpHr/Year 4.017,75 Op. hrs factored by availability
Average Operating Shifts per Year shifts/Year 487,00 Shifts factored by availability
Average Bucket Cycle Time min 0,50
Production per Operating Hour Lcm 235,47
Production per Loader Operating Shift Lcm 1.943 Max. prod. based on 100% avail.
Production per Year Lcm 946.066 Avg. production factored by avail.
Wait Time per Operating Hour min 38,82
Truck [PRJ] KOMATSU HD 785-7 (std cont retard)
Availability % 100,00
Payload in Template Lcm 60,00
Operating Hours per Year OpHr/Year 4.017,75
Average Payload Lcm 55,95
Production per Operating Hour Lcm 235,47
Production per Loader Operating Shift Lcm 1.943
Production per Year Lcm 946.066
Queue Time at Loader min/ Cycle 0,70
Spot Time at loader min/ Cycle 0,40
Average Loading Time min/ Cycle 1,82
Travel Time min/ Cycle 9,02
Spot Time at Dump min/ Cycle 0,30
Average Dump Time min/ Cycle 0,20
Average Cycle Time min/ Cycle 12,44
Fleet Size 1
Average No. of Bucket Passes 4,64

109
Full Simulation Results
[PRJ] Waste in Coal Haulage Data
Material: Mine System: Skripsi
[PRJ] Roster [PRJ]
Roster: Bayan Haul Cycle: RR3
Rolli Segm Ma Fin Veloci Avera Elevati %
ng Curve ent Cycle x al ty ge on Fuel Duty
Typ Distanc Grad Resi Loa Veloci Chang Cycl
e Segment Title e e st. Angle d Time Time Vel. Vel. Limit. ty e Usage e
degre km/ km/ litre/Op
metres % % es % min % h h km/h metres Hr %
[PRJ] KOMATSU HD 785-7 (std cont
retard)
Que Queue at
ue Loader Auto Mins 0,70 5,63 0,0
Spot Time at
Spot loader Auto Mins 0,40 3,21 0,0
Load Loading Auto Mins 1,82 14,64 0,0
40, Final
1 Haul Segment 654 1,0 3,0 0,0 Full 1,46 11,71 0 8,7 Sp. 26,9 6,6 0,0 55,4
Max.
2 Tikungan 20 0,0 3,0 170,0 Full 0,14 1,11 8,7 8,7 Sp. 8,7 0,0 0,0 13,7
14, 13, Final
3 Haul Segment 234 9,3 3,0 0,0 Full 1,00 8,03 2 5 Sp. 14,0 21,6 0,0 98,6
13, 13, Max.
4 Tikungan 24 0,0 3,0 -84,0 Full 0,11 0,86 5 5 Sp. 13,5 0,0 0,0 21,6
14, 14, Final
5 Haul Segment 257 9,0 3,0 0,0 Full 1,04 8,37 8 2 Sp. 14,8 23,1 0,0 99,0
14, 14, Max.
6 Tikungan 30 0,0 3,0 -95,0 Full 0,13 1,02 2 2 Sp. 14,2 0,0 0,0 24,5
36, 18, Final
7 Haul Segment 304 0,0 3,0 0,0 Full 0,65 5,26 8 7 Sp. 27,9 0,0 0,0 46,6
18, 18, Max.
8 Tikungan 22 0,0 3,0 40,0 Full 0,07 0,57 7 7 Sp. 18,7 0,0 0,0 31,9
23, Final
9 Haul Segment 105 0,0 3,0 0,0 Full 0,47 3,77 8 0,0 Sp. 13,4 0,0 0,0 10,3
Spot Time at
Spot Dump Auto Mins 0,30 2,41 0,0

110
Dum
p Dumping Auto Mins 0,20 1,61 0,0
Haul Segment Emp 26, 18, Final
10 (rev.) 105 0,0 3,0 0,0 ty 0,40 3,19 5 7 Sp. 15,9 0,0 0,0 21,9
Emp 18, 18, Max.
11 Tikungan (rev.) 22 0,0 3,0 -40,0 ty 0,07 0,57 7 7 Sp. 18,7 0,0 0,0 16,6
Haul Segment Emp 42, 14, Final
12 (rev.) 304 0,0 3,0 0,0 ty 0,61 4,88 8 2 Sp. 30,0 0,0 0,0 29,4
Emp 14, 14, Max.
13 Tikungan (rev.) 30 0,0 3,0 95,0 ty 0,13 1,02 2 2 Sp. 14,2 0,0 0,0 12,7
Haul Segment Emp 28, 13, Final
14 (rev.) 257 9,0 3,0 0,0 ty 0,64 5,11 6 5 Sp. 24,3 23,1 0,0 71,1
Emp 13, 13, Max.
15 Tikungan (rev.) 24 0,0 3,0 84,0 ty 0,11 0,86 5 5 Sp. 13,5 0,0 0,0 11,3
Haul Segment Emp 27, Final
16 (rev.) 234 9,3 3,0 0,0 ty 0,63 5,07 5 8,7 Sp. 22,3 21,8 0,0 64,3
Emp Max.
17 Tikungan (rev.) 20 0,0 3,0 -170,0 ty 0,14 1,11 8,7 8,7 Sp. 8,7 0,0 0,0 7,1
Haul Segment Emp 55, Final
18 (rev.) 654 1,0 3,0 0,0 ty 1,24 10,00 3 0,0 Sp. 31,6 6,5 0,0 39,1
Total 3.300 12,44 100,00 15,9 103

111
Lampiran 4

Rate Rehandle Wedges dan Rate Total Dozer Push

Rehandle Wedges
Operating Cost jumlah unit Operating Cost Rate Rate Dozer Push
jam kerja distance Volume
Load Haul Load Haul Load Haul Load Haul
1 100 Rp 145.425.267 Rp 2.466 Rp 6.750
1 150 Rp 146.107.875 Rp 2.477 Rp 6.762
1 200 Rp 161.377.528 Rp 2.736 Rp 7.021
1 250 Rp 166.942.271 Rp 2.831 Rp 7.115
1 300 Rp 172.507.013 Rp 2.925 Rp 7.209
1 350 Rp 178.071.755 Rp 3.019 Rp 7.304
1 400 Rp 200.330.725 Rp 3.397 Rp 7.681
1 450 Rp 211.460.209 Rp 3.586 Rp 7.870
1 500 Rp 217.024.952 Rp 3.680 Rp 7.964
2 550 Rp 222.589.694 Rp 3.774 Rp 8.059
2 600 Rp 283.801.860 Rp 4.812 Rp 9.096
2 650 Rp 289.366.602 Rp 4.907 Rp 9.191
2 700 Rp 295.487.819 Rp 5.010 Rp 9.295
2 750 Rp 304.391.407 Rp 5.161 Rp 9.446
2 800 Rp 336.666.912 Rp 5.709 Rp 9.993
2 850 Rp 346.683.448 Rp 5.878 Rp 10.163
Rp 767.953,59 Rp 1.814.165,71 82 1 Rp 62.816.222 58.975 Rp 1.065
3 900 Rp 396.766.130 Rp 6.728 Rp 11.012
3 950 Rp 406.782.666 Rp 6.898 Rp 11.182
3 1000 Rp 415.686.254 Rp 7.049 Rp 11.333
3 1050 Rp 447.961.759 Rp 7.596 Rp 11.880
3 1100 Rp 457.978.295 Rp 7.766 Rp 12.050
3 1150 Rp 466.881.883 Rp 7.917 Rp 12.201
3 1200 Rp 410.121.511 Rp 6.954 Rp 11.238
3 1250 Rp 419.025.099 Rp 7.105 Rp 11.389
3 1300 Rp 451.300.605 Rp 7.652 Rp 11.937
3 1350 Rp 460.204.192 Rp 7.803 Rp 12.088
3 1400 Rp 470.220.729 Rp 7.973 Rp 12.257
3 1450 Rp 502.496.234 Rp 8.520 Rp 12.805
3 1500 Rp 511.399.822 Rp 8.671 Rp 12.956
4 1550 Rp 521.416.358 Rp 8.841 Rp 13.126
4 1600 Rp 530.319.946 Rp 8.992 Rp 13.277
4 1650 Rp 562.595.452 Rp 9.540 Rp 13.824

112
Daftar Istilah

B
Bank Cubic Metre : Meter kubik material insitu atau asli
Blade : Pisau bagian depan pada unit bulldozer
Bucket : Ember pada unit Excavator
Bucket Fill Factor : Faktor yang menunjukan besarnya kapasitas nyata
pada bucket alat muat dalam melakukan kegiatan
loading ke truck
Bulldozer : Jenis peralatan pertambangan dengan tipe tractor
yang diaplikasikan untuk pekerjaan menggali,
mendorong dan menarik material

C
Coal : (Batubara), salah satu bahan bakar fosil dengan
unsur utama karbon,hydrogen, nitrogen dan oksigen.
Batuan sedimen yang dapat terbakar ,terbentuk dari
endapan organik, berasal dari tumbuhan
Cross section : Suatu perhitungaan volume dengan menggunakan
beberapa section
Cycle time : Waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk
melakukan suatu siklus kerja

D
Digging : Suatu kegiatan menggali
Disposal : Tempat/lokasi yang dirancang/direncanakan untuk
menampung material buangan overburden dari
tambang
Dozer push : Sebuah metode pemindahan material dengan
menggunakan unit bulldozer

113
Downhill : Tahapan dari metode dozer push yaitu unit
bulldozer menuruni bukit dengan mendorong
material yang akan dipindahkan atau ditimbun
Dump Area : Suatu area timbunan material
Dumping : Kegiatan penimbunan material dengan
menggunakan unit/alat berat

E
Efective Utilization : Nilai yang menunjukan berapa persen waktu yang
digunakan untuk beroperasi oleh suatu alat dan
seluruh waktu yang tersedia.

F
Flat dozing : Tahapan mendorong material dengan area relatif
landai
Front loading : Titik lokasi pengambilan OB/batubara yang sudah
siap dimuat ke Dump truck
Fuel Consumption : Pemakaian bahan bakar per liter dalam satu jam

H
Hauling Road : Jalan angkut OB dan Batubara, OB ke disposal
dan Batubara ke Raw of Mine

I
In-Pit dump : Area timbunan material OB di dalam area PIT
Interburden : Lapisan tanah penutup yang terletak diantara dua
lapisan batubara/ bahan galian

M
Mechanical Avilability : Nilai yang menunjukan persentase suatu alat
untuk operasi dengan memperhitungkan
kehilangan waktu sebab sebab mekanis seperti
repair, perawatan, perbaikan, dll
Match factor : Nilai match factor suatu fleet yang diperoleh dari
perkalian jumlah (n) alat angkut dan waktu edar

114
(ct) alat gali, lalu membagikannya dengan hasil
perkalian antara jumlah (n) alat gali dan waktu
edar (ct) alat angkut

O
Oil consumption : Pemakaian pelumas per liter dalam satu jam
Operation cost : Biaya operasi, semua pengeluaran yang langsung
digunakan untuk memproduksi barang
Operator : Orang yang bertugas menjaga, melayani, dan
menjalankan suatu peralatan, mesin seperti Dump
truck, Bulldozer, Excavator
Operator wages : Upah operator
Out-Pit dump area : Area timbunan material OB diluar area PIT
Overburden : Lapisan tanah atau batuan yang berada diatas dan
langsung menutupi lapisan bahan galian berharga

P
Physical Availability : Nilai yang menunjukan persentase ketersediaan
suatu alat beroperasi dengan memperhitungkan
kehilangan waktu yang dikarenakan selain sebab
mekanis seperti hujan, jalan rusak, istirahat, dll.
Pit Area : Lokasi Penambangan
Pivot : Titik balik dari proses downhill, flat dozing dan
uphill pada metode dozer push
Production (Produksi) : Jumlah produksi atau hasil kerja unit persatuan
waktu (shift/hari/bulan)

R
Ramp : Jalan tambang yang posisinya berada pada tubuh
lereng tambang terbuka dan berfungsi untuk jalur
keluar – masuknya unit alat berat ke wilayah
penambangan
Rate :

115
Rehandle Wedges :

S
Settling Pond : Kolam pengendapan dengan fungsi untuk
menetralkan air yang masih tercemar yang nantinya
akan dilepas ke sungai kembali
Stockpile : Tempat penumpukan atau bahan yang ditumpuk
untuk diambil, diolah, dipasarkan atau dimanfaatkan
kemudian.
Stocksoil : Tempat penumpukan material lapisan tanah paling
atas (pucuk atau humus)
Stripping Ratio : Ratio atau perbandingan antara overburden yang
dikupas dengan bahan galian (coal, dan lain - lain)
yang didapat.
Sump : Kolam penampungan air, berada pada elevasi
terendah di dalam pit
Swing empty : Gerakan memutar tangan Excavator ketika bucket
tidak terisi
Swing load : Gerakan memutar tangan Excavator ketika bucket
terisi
Swell factor : Faktor pengembangan suatu material

U
Uphill : Tahapan dari metode dozer push yaitu menaiki
bukit timbunan sembari mendorong material
Use Of Availability : Nilai yangg menunjukan berapa persen waktu yg
digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat
alat dapat digunakan

V
Void : Lubang bukaan yang disebabkan setelah kegiatan
pengambilan batubara

116

Anda mungkin juga menyukai