SKRIPSI
V
ABSTRACT
The background of this research was carried out because of the use of the dozer
push method for overburden stripping activities which are generally carried out
using trucks and Excavator.
This study aims to analyze and compare the Biaya Operasis of overburden
stripping using the Dozer Push method with the conventional method (trucks and
Excavator) against the distance in the DZ103 area of PT. Bara Tabang. The parts
of the calculation of Biaya Operasis in this study include fuel costs, lubricant
costs, lubricant filter costs, Operator wages costs, driving wheel costs.
The method used in calculating the volume is the cross section method, then the
volume value obtained is the main target for the operation of the two overburden
stripping methods.
This research has been successfully carried out where the Biaya Operasi of
overburden removal using the dozer push method is cheaper than using the
conventional method. As a result, the use of the dozer push method is cheaper and
can be used if the distance of moving material wedges is 1600 meters with a unit
speed of 35 km/Hour ramps. The use of the dozer push method in this area can
reduce or save costs from using the conventional method of Rp. 369.64 per BCM,
so that with a working volume of 252,738 m3 has a cost reduction of Rp.
93,422,108.16.
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas berkah,
rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada peneliti, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Biaya
Operasi Metode Truck-Excavator dengan Dozer Push Terhadap Jarak pada
Kegiatan Pengupasan Lapisan Penutup Di Block DZ103 Panel 1 PT. Bara
Tabang”. Sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak hambatan serta rintangan yang
peneliti hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada
kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Mama, Papa, Kak Ayu dan Azizi yang selalu memberi dukungan
moril dan material kepada penulis serta terus memberikan motivasi
untuk penulis agar dapat berjuang dalam menyelesaikan laporan ini
2. Ir. Nashrul Hakiem,MT.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi
3. Bapak Dr. Ambran Hartono, M.Si selaku Ketua Prodi Teknik
Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Ahmad Fauzan Haryono, S.T., M.T. selaku Pembimbing I.
5. Bapak Dr.Agus Budiono,M.T selaku pembimbing II.
6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Teknik Pertambangan.
7. Bapak Aditya Dwi Putera selaku supervisor sekaligus pembimbing
lapangan Ketika kerja praktik yang telah membantu penulis untuk
dapat melaksanakan Tugas Akhir di PT.Bara Tabang
8. Kakak Bella Puspa selaku senior kami di Teknik Pertambangan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja di PT. Bara Tabang
vi
dan membantu penulis untuk dapat melaksanakan Tugas Akhir di
PT.Bara Tabang
9. Mas Yoga selaku pembimbing lapangan dari Tim MPE yang telah
membimbing serta memberikan ilmu sekaligus menemani hari-hari
penulis
10. Tim MPE PT. Indonesia Pratama (Group Of Bayan) yaitu Pak tulus,
Mas Yoga, Mas Ian, Mas Hendy, Mas Iqbal, Kak Bella, Mas Ryan,
Mas Robby, Mas Ricky yang telah membimbing serta memberikan
ilmu sekaligus menemani hari-hari penulis
11. Tim Operation PT. Indonesia Pratama (Group Of Bayan) yaitu Pak
Piter, Pak Husni, Pak Fajar, Pak Kevin yang telah membimbing serta
memberikan ilmu sekaligus menemani hari-hari penulis
12. Tim Geotek PT. Indonesia Pratama (Group Of Bayan) yaitu Pak
Nico, Mas Lambang, Pak Tri, Mas Andika, Mas Runi, Mas Andre
yang telah membimbing serta memberikan ilmu sekaligus menemani
hari-hari penulis
13. Mas Andri selaku Admin dari Tim ICF dan rekan-rekan Tim ICF
yang telah menemani penulis Ketika kerja praktik hingga
melaksanakan tugas akhir di PT. Bara Tabang
14. Syifa Aini Azzahra yang selalu sabar menemani dan senantiasa
mendukung penulis dalam pengerjaan tugas akhir
15. Umang Permana dan Adi Suhardi sahabat sekaligus Rekan Tugas
Akhir Penulis selama di lapangan hingga melaksanakan bimbingan
dengan dosen
16. Adi Suhardi, Nadhif Gahara, Umang Permana, Rizky Yudistira,
Rifqy Haidari, Salman Mufiy, penghuni Kosan JJ dan penghuni
kosan Belakang Lotte yang senantiasa menyediakan tempat
tinggalnya untuk penulis melakukan pengerjaan Laporan Tugas
Akhir
17. Teman-teman seperjuangan Teknik Pertambangan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang saya cintai dan banggakan
vii
Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua. Aamiin.
viii
Daftar Isi
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................ v
Daftar Persamaan............................................................................................... xv
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II................................................................................................................. 4
ix
2.1.4. Kondisi Geologi ............................................................................. 8
2.1.5. Potensi Cadangan dan Sumber Daya PT. Bara Tabang .................. 13
2.1.6. Kualitas Batubara ......................................................................... 14
2.1.7. Tahapan Penambangan PT. Bara Tabang ...................................... 14
BAB IV ............................................................................................................. 46
x
4.4. Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Gali, Alat Muat dan Alat
Angkut ........................................................................................................... 52
4.4.1 Waktu edar (Cycle time) ............................................................... 52
4.4.2 Faktor Koreksi (Correction Factor) ................................................... 53
4.4.3 Paramater Waktu Kerja (Working Hours Parameter) .................... 55
4.4.4 Ketersedian Aktual Unit Gali, Muat dan Angkut ........................... 59
BAB V .............................................................................................................. 93
Lampiran ........................................................................................................... 98
xi
Daftar Gambar
xii
Daftar Tabel
xiii
Daftar Lampiran
xiv
Daftar Persamaan
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
yaitu T3 dengan Tebal rata-rata 15 meter hingga 34 meter dengan
kemenerusan kearah tenggara serta derajat kemenerusan batubara sebesar
<5o (Lima Derajat).
Adanya Penggunaan metode dozer push sebagai metode baru dan
kombinasi Excavator-truck untuk pengupasan tanah penutup pada PT.Bara
Tabang menyebabkan penulis melakukan penelitian analisis perbandingan
cost pengupasan lapisan overburden dengan dua metode tersebut untuk
mengetahui serta mengoptimalkan kegiatan OB removal.
2
perlu penelitian lebih khusus.
7. Pengambilan data primer hanya pada 1 shift kerja (12 jam kerja) yaitu shift
siang.
8. Data shift kerja, kapasitas bucket actual, kapasitas blade actual, jarak
angkut, jenis material penutup (overburden), jumlah pemakaian bahan
bakar (Fuel Consumption) telah ditetapkan oleh PT. Bara Tabang.
9. Menghitung nilai produktivitas alat gali, alat muat dan alat angkut
(BCM/Jam) secara teoritis.
10. Tidak memperhitungkan biaya reparasi dikarenakan butuh nilai depresiasi
dan penulis tidak memperhitungkannya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
unit Excavator - Dump truck menggunakan unit Excavator Komatsu
PC2000 kapasitas 12m3 dan Dump truck Komatsu HD785 kapasitas 60
m3 dan untuk Metode Dozer Push menggunakan unit Bulldozer Komatsu
D375A dengan kapasitas 22m3.
5
Gambar 2. 1 Peta Konsesi PT. Bara Tabang
Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang, 2015
6
dari Kota Tenggarong menuju Kota Bangun dengan total lama waktu
keseluruhan adalah ± 5 jam.
b. Kemudian dengan menggunakan speedboat melalui Sungai Belayan
selama ± 3 Jam (±180 km) hingga ke Desa Gunung Sari dan dilanjutkan
dengan kendaraan roda empat selama 30 menit ke daerah penyelidikan.
c. Atau dari Kota Bangun dengan menggunakan speedboat melalui Sungai
Kedang Kepala selama ± 2 Jam (±100 km) hingga ke Desa Senyiur dan
dilanjutkan dengan kendaraan roda empat melewati hauling road PT. Bara
Tabang dengan jarak ± 69 km selama ± 1 jam 15 menit ke wilayah ijin
lokasi pertambangan PT. Bara Tabang. Peta Lokasi Kesampaian daerah
dapat dilihat pada Gambar 2.2.
7
Gambar 2. 3 Peta Lokasi Daerah PT. Bara Tabang
8
Gambar 2. 4 Peta Fisiografi Kalimantan
Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang, 2018
9
selatan cekungan ini, dijumpai Cekungan Barito yang dipisahkan oleh
Sesar Adang. Dapat dilihat pada Gambar 2.5. berikut:
2) Stratigrafi Regional
a. Formasi Haloq
Terdiri dari batupasir kuarsa, halus - kasar dengan sisipan batu
lempung, serpih hitam, napal dan lanau. Umur formasi ini adalah Eosen
Tengah - Eosen Akhir. Formasi ini mempunyai hubungan menjari dengan
Anggota Batu gamping (bioklastik) Ritan, dan diatasnya ditutupi selaras
oleh Formasi Batu kelau. Formasi Halo - Anggota Batu gamping Ritan
10
(Bioklastik) Terdiri dari batu gamping bioklastik yang berumur sama
dengan Formasi Haloq dan berhubungan menjari, keduanya terbentuk pada
lingkungan pengendapan laut dangkal, delta, atau lagoon.
b. Formasi Batukelau
Terdiri dari shale, batu lanau, batu lumpur, dan batu pasir
halus – kasar sebagai penyeling, perlapisan baik dan sebagai karbonan.
Umur Formasi Batu kelau adalah Eosen Atas, dengan lingkungan
pengendapan laut dangkal, delta atau lagoon. Formasi Batu kelau memiliki
kontak yang selaras dengan Formasi Batu ayau yang berada diatasnya.
c. Formasi Batu ayau
Terdiri dari batu pasir kuarsa halus – kasar, warna putih
kekuningan, silangsiur, berselang seling dengan batu lanau dan batu
lempung, pada bagian bawah dijumpai konglomerat dan sisipan batubara,
disebagian tempat Formasi Batu ayau diterobos oleh batuan intrusive
andesit. Umur formasi diperkirakan Eosen Atas - Oligosen Bawah dengan
lingkungan pengendapan laut dangkal dan delta.
d. Formasi Ujoh bilang
Formasi ini terdiri dari batu lumpur menyeRp.ih berwarna
cokelat dan batu lempung warna abu-abu menyeRp.ih, batu pasir kuarsa
sedang – kasar konglomeratan, putih kelabu, pemilahan baik. Umur dari
formasi ini Oligosen Bawah – Oligosen Tengah, lingkungan pengendapan
laut dangkal.
e. Formasi Balikpapan
Perselingan antara batulempung lanauan abu-abu kecokelatan dengan
batu pasir kuarsa butir halus – kasar dan sisipan tufa dan batubara.
Diperkirakan berumur Miosen Atas – Pliosen, mempunyai hubungan tidak
selaras dengan formasi batuan diatasnya, dengan lingkungan pengendapan
delta front – delta.
11
Gambar 2. 6 Stratigrafi Formasi Balikpapan
Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang
12
2.1.5. Potensi Cadangan dan Sumber Daya PT. Bara Tabang
Perhitungan Sumber daya Batubara berdasarkan (metode SNI 1998
dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015) didasarkan pada kondisi
geologi kompleks, pengelompokkan sumber daya dibagi sebagai berikut:
1. Sumber daya terukur (measured), setiap data informasi baik hasil
pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 0 – 500 meter.
2. Sumber daya terunjuk (Indicated), setiap data informasi baik hasil
pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 500 – 1.000
meter.
3. Sumber daya terkira (inferred), setiap data informasi baik hasil
pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 1.000 – 1.500
meter.
Jumlah sumber daya di daerah penyelidikan pada tahun 2007 berdasarkan
perhitungan metode SNI 1998 adalah sebagai berikut:
13
2.1.6. Kualitas Batubara
14
Tahap operasi penambangan batubara mencakup beberapa kegiatan
meliputi pembersihan lahan (land clearing), pengelolaan lapisan tanah
pucuk (topsoil management), pengupasan dan penimbunan tanah penutup
(overburden removal), penambangan batubara (coal getting), pengangkatan
batubara (coal hauling) ke unit pengolahan dan ke Coal Handling Plant
(CHP) (Gambar 2.7).
15
2) Pengelolaan Tanah Pucuk (Top Soil Management)
Setelah kegiatan pembersihan lahan dari pepohonan dan semak,
selanjutnya dilakukan pengupasan lapisan tanah pucuk atau top soil. Top
soil adalah tanah yang mengandung unsur hara yang dapat menyuburkan
tanah. Operasi pengupasan lapisan tanah pucuk atau top soil dilakukan
secara khusus agar tidak tercampur dengan tanah atau batuan lain yang
tidak subur. Lapisan top soil didorong dan dikumpulkan pada lokasi
tertentu dengan Bulldozer Komatsu BD 85-SS, kemudian dimuat
menggunakan Excavator Hitachi ZX210 dan diangkut Dump truck Scania
P360 yang akan membawa tanah pucuk ke lokasi penimbunan lapisan top
soil.
16
c. Tinggi keseluruhan = 127 meter (tinggi maksimal)
17
untuk dilakukan penggalian dengan bulldozer. Apabila bulldozer sudah
tidak dapat lagi menggali karena keterbatasan daya gali (Gambar 2.8.),
maka penggalian diteruskan dengan menggunakan kombinasi Excavator
dengan Dump truck. Batubara hasil tambang akan dibawa ke ROM
Stockpile atau ke Intermediate Crushing Facility (ICF).
18
Gambar 2. 10 Skema Penambangan Dengan Menggunakan Dozer Push
19
2.2. Tinjauan Teori
2.2.1. Metode Penambangan Batubara Permukaan
Penambangan dengan sistem tambang terbuka (open pit mining)
dilakukan dengan cara pengupasan tanah penutup bahan tambang. Tanah
penutup dikeluarkan dari areal tambang dan bahan tambang digali dan
diangkut keluar. Setelah seluruh bahan tambang dikeluarkan, maka terjadi
sisa lubang-lubang galian berupa kolong-kolong.
20
e) Kedalaman ( Dangkal hingga menengah)
f) Keseragaman Bijih ( Lebih ke seragam atau pencampuran)
g) Bentuk Deposit (Beragam)
h) Kelas Bijih (Bisa sangat rendah)
21
2.2.2. Truck and Excavator
Metode penambangan truk dan Excavator menggabungkan
penggunaan unit Excavator (penggalian) dan unit Dump truck
(pengangkutan dan penimbunan). Truck dan Excavator merupakan metode
penambangan yang jauh lebih fleksibel sehingga lebih cocok untuk
endapan dengan kedalaman , ketebalan lapisan penutup, endapan yang
lebih kecil, dan endapan dengan geologi yang kompleks yang bervariasi.
Lapisan penutup (overburden) dapat diangkut hingga jarak jauh ke tempat
pembuangan (dumping area). Truck dan Excavator secara keseluruhan
lebih murah daripada dragline dan karena itu tidak memerlukan banyak
investasi modal, tetapi biaya pengoperasian jauh lebih tinggi.
2.2.3. Dozer Push
Biaya unit dorong dozer berada di antara dragline dan truk dan
Excavator. Jika dozer push menggantikan dragline prime, biasanya untuk
mempercepat laju di mana batu bara terbongkar oleh dragline. Jika kondisi
geoteknik mendukung dan armada dozer mencukupi, dorongan dozer
harus dipertimbangkan untuk menggantikan truck dan Excavator.
Gambar 2.12 menunjukkan distribusi biaya menggunakan metode
truck dan Excavator dengan metode dozer push untuk sebuah strip, hal ini
menunjukkan bahwa pengerjaan material lapisan penutup menggunakan
metode dozer push lebih murah.
22
Gambar 2. 11 Estimasi Biaya Metode Truck dan Excavator vs Metode Dozer
push (MECMining, 2015)
23
yaitu digging, geser / angkut, dan buang (dumping). Digging adalah tahap
pertama, dengan blade miring ke depan memotong material dan dibawa
searah jalur dozing (membutuhkan daya paling besar, dan juga memiliki
banyak tumpahan dan membutuhkan pembersihan material samping).
Tahapan selanjutnya yaitu angkut, ketika blade ditarik ke belakang,
material akan bergerak ke depan. Lebih sedikit material yang ditangani
maka dozer dapat bergerak lebih cepat, lebih sedikit tumpahan material
samping maka Unit Dozer memiliki biaya operasi per unit yang rendah.
Biaya Operator untuk dozer jauh lebih rendah daripada biaya operator
truck dan Excavator, tiga unit dozer akan membutuhkan tiga operator serta
satu operator Excavator, namun penggunaan truck dan Excavator akan
membutuhkan operator Excavator, beberapa operator truck, operator
dozer, operator grader, dan operator water truck. Unit support yang
menyertai dozer dalam metodologi dozer push ini adalah Excavator
kapasitas kecil. Excavator ini jauh lebih kecil ukurannya dari pada
Excavator tambang biasa, mereka memiliki kapasitas bucket sekitar 10 m3,
berbeda dengan Excavator truck dan Excavator yang memiliki kapasitas
18m3 (Liebherr, 2017). Excavator kapasitas kecil digunakan untuk
melakukan trimming lereng highwall.
24
𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈 𝟏 − 𝑳𝒖𝒂𝒔 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈 𝟐
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 = (2. 1)
𝟐
× 𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝑨𝒏𝒕𝒂𝒓 𝑷𝒆𝒏𝒂𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈
b. Faktor Koreksi
1) Faktor Pengembangan (Swell Factor)
25
Loamy Soil 10 – 35
Common Earth 20 – 45
Clay 30 – 60
Solid Rock 50 - 80
Sumber : Indonesianto,2012
𝑽𝒍 − 𝑽𝒃 (2. 2)
%𝑺𝒘𝒆𝒍𝒍 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑽𝒃
𝑽𝒃 (2. 3)
𝑺𝑭 =
𝑽𝒍
Keterangan :
Vl : Loose Bank (m3)
Vb : Bank Volume (m3)
SF : Swell Factor
𝑾𝒃 − 𝑾𝒍 (2. 4)
%𝑺𝒘𝒆𝒍𝒍 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑾𝒍
𝑾𝒃 (2. 5)
𝑺𝑭 =
𝑾𝒍
Keterangan :
Wl : Loose Weight (m3)
Wb : Weight in Bank (m3)
SF : Swell Factor
Nilai Swell Factor dan Percent Swell dapat ditentukan
berdasrkan rata-rata material pada saat kondisi belum dilakukan
penggalian (Average Weight in Bank).
2) Faktor Isian Ember (Bucket Fill Factor)
26
Faktor Isian Ember adalah perbandingan volume material yang masuk
kedalam bucket/ember terhadap volume ember teoritis yang ada
dinyatakan dalam persen (Prodjosumarto,1995). Nilai Faktor pengisian
bucket dapat ditentukan dengan persamaan:
𝑽𝒂 (2. 6)
𝑩𝑭𝑭 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑽𝒕
Keterangan :
27
Jam Repair : Waktu yang dipergunakan untuk perbaikan
alat (jam).
Keterangan :
PA : Physical Availability (%)
Jam Operasi : Waktu kerja efektif alat (Jam)
Jam Repair : Waktu yang dipergunakan untuk perbaikan
alat (jam)
Jam Standby : Waktu alat sedang tidak beroperasi (jam)
Jam Kerja : Jam operasi + jam standby + jam repair
Keterangan :
UA : Use of Availability (%)
Jam Operasi : Waktu kerja efektif alat (Jam)
Jam Standby : Waktu alat sedang tidak beroperasi (jam)
28
4. Effective Utilization (EU)
Merupakan perhitungan untuk mengetahui ketersediaan alat untuk
beroperasi dari waktu kerja alat yang dibandingkan dengan waktu kerja,
waktu perbaikan dan waktu standby alat (total jam kerja alat).
𝑱𝒂𝒎 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 (2. 10)
𝑬𝑼 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑱𝒂𝒎 𝑲𝒆𝒓𝒋𝒂
Keterangan :
EU : Effective Utilization (%)
Jam Operasi : Waktu kerja efektif alat (Jam)
Jam Kerja : Jam operasi + jam standby + jam repair
Keterangan :
E : Efisiensi Kerja (%)
Dan untuk mendapatkan nilai waktu kerja efektif adalah dengan
persamaan berikut :
(2. 12)
𝑬𝑾𝑯 = 𝑾𝑲𝒕 − 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑾𝑯
Keterangan :
EWH : Effective Working Hours
WH : Waktu Hambatan (jam)
29
2.2.8. Waktu Siklus (Cycle time)
Cycle time merupakan siklus waktu yang ditempuh oleh alat angkut
dalam pemuatan (loading time), pengangkutan (hauling time), pembuangan
(dumping time), spotting time dan waktu kembali (return time). Dengan
kata lain siklus pekerjaan dalam pemuatan dan pengangkutan material
merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang. Waktu edar
merupakan jumlah waktu yang dilakukan oleh unit mekanis untuk
melakukan suatu siklus pekerjaan.
(2. 13)
𝑪𝒚𝒄𝒍𝒆 𝒕𝒊𝒎𝒆 = 𝑫𝒕 + 𝑺𝑳𝒕 + 𝑳𝒕 + 𝑺𝑬𝒕
Keterangan :
Dt : Digging Time/ Waktu Gali Material (Detik)
SLt : Swing Load Time/ Waktu Swing Isi (Detik)
Lt : Loading Time/ Waktu Muat Material (Detik)
SEt : Swing Empty Time/ Waktu Swing Kosong (Detik)
30
kosong kembali ke loading point. Berikut persamaan waktu edar unit
angkut adalah sebagai berikut:
(2. 14)
𝑪𝒚𝒄𝒍𝒆 𝒕𝒊𝒎𝒆 = 𝑴𝑳𝒑 + 𝑳𝒕 + 𝑯𝑳𝒕 + 𝑴𝑫𝒑 + 𝑫𝒕 + 𝑯𝑬𝒕
Keterangan :
MLp : Manuver Loading Point (Menit)
Lt : Loading Time (Menit)
HLt : Hauling Load Time (Menit)
MDp : Manuver Dumping Point (Menit)
Dt : Dumping Time (Menit)
Het : Hauling Empty Time (Menit)
(2. 15)
𝑪𝒚𝒄𝒍𝒆 𝒕𝒊𝒎𝒆 = 𝑫𝒐𝒛𝒊𝒏𝒈 𝑻𝒊𝒎𝒆 + 𝑹𝒆𝒗𝒆𝒓𝒔𝒆 𝑻𝒊𝒎𝒆 + 𝑮𝒆𝒂𝒓 𝑺𝒉𝒊𝒇𝒕𝒊𝒏𝒈
Keterangan :
Dozing Time : Waktu Dorong (Menit)
Reverse Time : Waktu Kembali Mundur (Menit)
Gear Shifting : Waktu Pergantian Perseneling (Detik)
31
kondisi kerja di lapangan. Menurut (Yanto Indonesianto, 2005) berikut
perhitungan produktivitas alat:
Keterangan :
Q = Produktivitas (Bcm/jam)
Keterangan :
Q : Produktivitas (Bcm/jam)
32
n : Jumlah Isian Alat Muat
Keterangan :
Q : Produktivitas (Bcm/jam)
e : Grade Area
33
E : Efisiensi Kerja (%)
- Oli Mesin
34
- Oli Transmisi
- Oli Hidrolik
- Gemuk/ Grease
35
2.2.11. Software TALPAC 10.2
TALPAC merupakan sebuah software yang dirancang untuk
menentukan produktivitas dan ke ekonomisan dari unit truck dan loader
pada sistem pengangkutan area tambang TALPAC memungkinkan
perhitungan produktivitas dengan memperhitungkan sebagian besar faktor
yang mempengaruhi produktivitas. Selain produktivitas, software Talpac
juga dapat mengestimasi waktu tempuh alat angkut pada simulasi sistem
pengangkutan di tambang.Terdapat beberapa faktor yang diperhitungkan
pada perhitungan produktivitas di software Talpac yaitu jenis material
(Material), shift jam kerja (Roster), siklus pengangkutan (Haul
cycle),kinerja alat muat (Loading unit) dan alat angkut (Truck type).
36
Firm, rutted dirt, tire penetration approx. 2 5 2
2. Grade Resistance
Grade Resistance merupakan tahanan yang timbul dan harus
diatasi oleh gaya dari mesin, sehubungan dengan kendaraan
bergerak naik (Indonesianto, 2012).
𝑩𝒆𝒅𝒂 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝟐 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 (𝒎)
𝑮𝒓𝒂𝒅𝒆 = 𝒙𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝒆𝒅𝒂 𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝟐 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 (𝒎)
3. Velocity
Velocity atau kecepatan dari alat angkut mempengaruhi nilai
produktivitas yang akan dihasilkan oleh software TALPAC. Nilai
kecepatan disini yaitu nilai rata-rata kecepatan dari alat angkut dan
maksimum kecepatan yang ditetapkan oleh perusahaan. Nilai kecepatan
pada hasil simulasi dipengaruhi oleh nilai grade jalan dan rolling
resistance.
4. Distance
Jarak merupakan salah satu yang mempengaruhi cycle time dari dump
truck.Semakin jauh jarak dari segment jalan yang digunakan maka akan
memungkinkan cycle time pada segment jalan tersebut akan tinggi.
Apabila Cycle time dump truck tinggi maka akan mempengaruhi
produktivitas dari dump truck dan excavator.
5. Roster
37
Pada Roster kita dapat memasukan jumlah shift yang digunakan
perusahaan dalam satu hari serta waktu-waktu delay yang terjadi dalam
shift tersebut. Waktu delay disini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu operating
shift delays dan non-operating shift delays. TALPAC akan mengkalkulasi
jumlah delay yang terjadi menjadi in shift working time atau waktu kerja
efektif pada suatu shift.
6. Loader
Loading unit menunjukkan kinerja dari alat muat yang digunakan
pada kegiatan penambangan. Kinerja dari alat muat dipengaruhi dari
alat yang digunakan, kapasitas bucket, cycle time alat muat, mechanial
availability, dan metode pemuatannya.
7. Hauler
Truck type menunjukkan kinerja dari alat angkut yang digunakan pada
sistem pengangkutan pada tambang. Simulasi produktivitas untuk alat
angkut di pengaruhi oleh beberapa aspek antara lain alat angkut yang
digunakan, waktu manuver, waktu dumping, mechanival availability,
maksimum power, dan jumlah muatan yang diangkut
َكفُ ْو ًرا ِل َر ِبه الشي ْٰط ُن َوكَانَ ۗ الش ٰيطِ ْي ِن اِ ْخ َوا َن كَانُ ْْٓوا ا ْل ُمبَذ ِِر ْي َن اِن
38
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu
adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada
Tuhannya”.
39
kenaikan produksi karena berbanding lurus dengan pemanfaatan waktu
kerja yang efisien.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
I. Studi Literatur
Pengambilan data yang dibutuhkan terdapat dua jenis, yaitu data primer
dan sekunder.
Data primer diambil pada saat kegiatan lapangan, yaitu cycle time tiga
alat angkut serta waktu operasi.
Data sekunder yaitu data curah hujan, data ketersediaan alat, efisiensi
kerja alat, harga solar industri, data jumlah alat, faktor koreksi, data
area operasi, data spesifikasi alat, data kebutuhan konsumsi alat
angkut dan data arsip perusahaan, serta data UMK pertambangan yang
didapat dari laporan bulanan perusahaan, makalah website resmi dan
41
beberapa jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.
3) Perhitungan biaya operasi alat gali, alat muat dan alat angkut
42
mendapatkan biaya operasional per masing-masing unit nya.
Data yang dibutuhkan adalah nilai akhir dari biaya-biaya part per jam
nya dari setiap unit pada masing-masing metode. Dan ditentukan manakah
metode yang biaya operasi dalam kegiatan OB removal dengan volume
yang disamakan dan manakah metode yang dikatakan lebih murah.
IV. Analisis Data
43
1. Data jam kerja alat.
2. Data efisiensi kerja alat.
3. Data cycle time dari alat muat dan angkut, yaitu KOMATSU PC2000,
KOMATSU Dozer D375A dan KOMATSU HD 785 pada 17-28 Juni
2021.
4. Data spesifikasi alat dari KOMATSU PC2000, KOMATSU Dozer
D375A dan KOMATSU HD 785
5. Data curah hujan.
6. Data waktu hambatan.
7. Data ketersediaan alat mekanis.
8. Data kebutuhan bahan bakar alat.
9. Data jumlah alat.
10. Data area operasi pengupasan tanah penutup.
44
Evaluasi Perbandingan Cost Operasional Metode
Truck-Excavator dengan Kombinasi Truck-exca-
Dozer Push pada kegiatan Pengupasan Lapisan
Studi Literatur
Lapangan
Pengumpulan Data
Data Primer :
Data Sekunder:
1. Waktu Edar Alat 1. Data Curah Hujan
2. Data Section 2. Data Physical
3. Waktu Delay Availability (PA)
Production 3. UMK
4. Jam Kerja Pertambangan
4. Harga Solar Industri
5. Faktor Ktaoreksi
6. Data Jumlah Alat
Pengolahan Data:
7. Data Kebutuhan
Bahan Bakar
8. Data Area Operasi
9. Data spesifikasi alat
1. Faktor Keserasian
Alat
2. Menghitung
Produktivitas
Unit
3. Menghitung Analisis Data Kesimpulan dan Saran
Volume
4. Menghitung
Efektif Working
Hours
5. Menghitung
Operation Cost
45
BAB IV
46
Pada gambar 4.1 merupakan peta area dilakukannya penelitian
lapangan dengan area seluas 9000 m2 yang dinamakan area DZ103 pada
Panel 1 PIT PT.Bara Tabang. Area tersebut ditentukan berdasarkan adanya
kegiatan metode dozer push.
47
Hasil tersebut lalu di import ke software Autocad untuk
mendapatkan Geometri Area Block DZ103, luas (m2) (seperti gambar 4.3)
dan nantinya didapatkan hasil berupa volume (m3) dengan menggunakan
metode cross section. Berikut Luas Per Section berdasarkan material yang
ada :
48
Volume 10 18.063 22.375 5.275
Volume 11 17.438 20.525 5.313
Volume Total 207.775 252.738 58.975
49
Dilihat pada Tabel 4.1 material Wedges, maka :
VWedges = (((225 + 216) + (216 + 223) + (223 + 216) + (216 + 215)
+ (215 + 211) + (211 + 213) + (213 + 208) + (208 + 215) +
(215 + 212) + (212 + 210) + (210 + 215)) : 2) x 25 meter
VWedges = 58,975 m3
50
Gambar 4. 4 Geometri Area Dozing Material
51
Berdasarkan penggunaan alat dengan masing-masing metode
konvensional dan metode dozer push untuk menentukan jam kerja dan
Biaya Operasi. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian mengenai
produktivitas masing-masing alat dari kombinasi yang ada dan
menyangkut biaya produksi alat gali,alat muat, dan alat angkut untuk
mengetahui biaya dari berbagai kombinasi alat.
4.4. Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Gali, Alat Muat dan Alat
Angkut
Faktor yang mempengaruhi produksi suatu alat adalah waktu edar
unit, faktor koreksi, ketersedian alat dan parameter waktu kerja.
4.4.1 Waktu edar (Cycle time)
Waktu edar merupakan kemampuan suatu alat untuk melakukan
kerjanya dalam 1 edar.
a. Waktu Edar Bulldozer (Cycle time Bulldozer)
Data waktu edar 1 unit Bulldozer didapatkan berdasarkan hasil
pengamatan langsung di lapangan pada bulan juni 2021. Kegiatan OB
removal pada bagian Block DZ103 timur Panel 1 Pit PT.Bara Tabang
menggunakan 1 unit Bulldozer Komatsu D375A. Data waktu edar unit
Bulldozer yang diambil yaitu waktu maju atau mendorong material
(dozing), gear shifting, return. Waktu edar atau cycle time rata-rata
Bulldozer Komatsu D375A pada kegiatan pemindahan lapisan penutup
atau OB Removal dengan material adalah sebagai berikut : (lihat
lampiran 1.3)
52
b. Waktu Edar Excavator (Cycle time Excavator)
Data waktu edar unit Excavator didapatkan berdasarkan hasil
pengamatan langsung di lapangan pada bulan juni 2021. Kegiatan OB
removal pada bagian timur Panel 1 Pit Petrosea PT. Bara Tabang
menggunakan kombinasi 1 unit Excavator Komatsu PC2000 dengan unit
Dump truck Komatsu HD785. Data Waktu edar unit Excavator yang
diambil yaitu waktu menggali material (digging), swing to load, waktu
pemuatan (loading), swing empty/swing back to digging. Waktu edar atau
cycle time rata-rata Excavator Komatsu PC2000 yang melayani Dump
truck Komatsu HD785 pada kegiatan pemindahan lapisan penutup atau
OB removal adalah sebagai berikut: (lihat lampiran 1.1)
53
Adanya pengembangan volume material dikarenakan kegiatan
penggalian atau pengerukan dari tempat asalnya dan perlu diketahui
karena material yang masuk pada bucket maupun vessel adalah material
yang telah mengembang volume nya (loose). Nilai Swell Factor material
Sandy Clay secara teori adalah 1,10.
54
Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai
saat bekerja dengan waktu tersedia yang dapat dinyatakan dalam
persentase (%). Efisiensi kerja yang didapatkan setelah analisis langsung
dilapangan berdasarkan waktu edar unit bekerja, dikarenakan waktu kerja
unit dipengaruhi oleh kemampuan produksi alat mekanis, faktor
kemampuan operator, mesin, cuaca dan kondisi kerja yang menyeluruh
akan berpengaruh terhadap waktu kerja tersedia. Berikut perhitungan nilai
efisiensi kerja berdasarkan pengamatan :
Ek = Wke / Wkt x 100%
Ek = 48 menit / 60 menit x 100%
Ek = 80%
55
Waktu tunggu produksi dapat disebabkan oleh sebab akibat seperti
weathering time dimana disebabkan oleh hujan maka produksi
diberhentikan demi keamanan produksi lalu setelah hujan ada waktu clean
up atau slippery untuk pembersihan jalan tambang setelah hujan. Adapun
waktu tunggu dikarenakan adanya kegiatan seperti pergantian shift kerja
dari siang ke malam dan maupun sebaliknya, makan siang, kegiatan
mingguan, kegiatan bulanan.
Weathering Time
1). Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Waktu tunggu yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak bisa
dihindarkan adalah hujan. Pada bulan juni 2021 waktu hujan total yaitu 84
jam dan adanya penambahan waktu slippery sebesar 30% dari waktu hujan
untuk unit off highway dumptruck Komatsu HD785-7. Maka total waktu
tunggu karena kondisi cuaca adalah sebagai berikut :
Slippery = 84 jam x 30%
= 25.17 jam/bulan
56
Weathering time = Rain Time + Slippery time
= 84 jam/bulan + 25.17 Jam/bulan
=104 jam/bulan (Unit Truck
Excavator)
Delay Time
1) Waktu istirahat (Meal time)
Total waktu makan siang dalam bulan juni yaitu 37.7 jam dengan
rata-rata per hari 1.30 jam selama 30 hari. Maka dapat dihitung sebagai
berikut :
Meal time = 1.30 jam x 30 hari
= 37.7 jam/bulan
3) Ibadah Jumat
Waktu ibadah jumat tidak bisa dihindarkan untuk mayoritas orang
muslim dilokasi tambang. Maka dari itu kegiatan ini pun juga termasuk
kedalam waktu tunggu produksi. Durasi nya setiap minggu yaitu 1 jam dan
pada bulan juni 2021 terdapat 4 hari jumat. Serta dapat dihitung sebagai
berikut :
Friday Prayers = 1 jam x 4 hari
= 4 jam/bulan
57
4) Safety Meeting Weekly
Kegiatan Safety Talk atau safety meeting dilakukan hari senin setiap
minggu nya.kegiatan ini dilakukan selama 30 menit dan hari senin pada
bulan juni 2021 terdapat 4 hari. Perhitungannya sebagai berikut :
Safety Talk = 30 menit x 4 hari
= 2 jam/bulan
5) Refuel Unit
Dalam kegiatan produksi, sebuah unit pasti memerlukan pengisian
ulang bahan bakar agar produksi terus berjalan dari waktu ke waktu.
Setiap unit membutuhkan waktu 8 menit untuk pengisisan bahan bakar
setiap hari nya. Perhitungannya sebagai berikut :
Refuel = 8 menit x 30 hari
= 2.32 jam/bulan
58
= 39 jam + 15 jam + 4 jam + 2 jam + 2.4
jam + 30 jam
= 92.4 jam/bulan
59
didapatkan dari laporan kontraktor dalam menjalankan aktivitas operasi
produksi material lapisan penutup terhadap section mine plan engineer.
Nilai Ketersediaan unit gali, muat dan angkut terdiri dari Physical
Availability (PA), Use Of Availability (UA) dan Effective Utilization (EU).
Adapun nilai ketersediaan unit dapat tergolong menjadi kategori-
kategori mulai dari baik hingga kurang baik maupun kategori buruk. Nilai
83% - 92% masuk ke kategori baik, 75% - 83% dikatakan kategori sedang,
lalu rentang nilai 67% - 75% adalah kondisi kurang dan jika nilai kurang
dari 67% maka masuk ke kategori buruk (Partanto,1993). Dari perhitungan
ketersediaan unit, dapat diperoleh nilai-nilai dengan penjelasan sebagai
berikut :
60
keadaan cuaca dimana memiliki rentang waktu hujan yang cukup lama
sehingga menghasilkan waktu standby yang cukup lama.
61
Bulldozer. Analisis lapangan dilakukan pada blok timur dengan
perhitungan produktivitas Bulldozer Komatsu D375 kapasitas blade 24 m3
sebagai berikut :
Cycle time / Waktu Edar Bulldozer : 3.34 Menit
Kapasitas Blade : 22 m3
Blade Factor : 1.1
Produktivitas per Siklus : 26.4
Grade area : 1o
Job Efficiency : 0.8
Distance : 90 meter
Q= 22 x 60 x 1 x 1 x 0.8
(90/22) x (90/72) x 0.05
Q= 225 m3/jam
62
Swell Factor : 1.1
Bucket Fill Factor : 98%
Cycle time : 58 detik
63
Pada aplikasi TALPAC terdapat beberapa perbedaan yang
mempengaruhi produktivitas dari alat, antara lain:
4.5.2.1. Material
64
Gambar 4. 7 Tampilan Material Properties
4.5.2.2. Roster
65
Gambar 4. 8 Tampilan Roster
operating shift delays merupakan waktu delay yang terjadi pada saat
bekerja seperti terlambat kerja, terlalu cepat istirahat, terlambat masuk
setelah istirahat, dan terlalu cepat pulang. Nilai dari operating shift delays
pada kondisi aktual rata-rata sebesar 1 jam, karena operating shift delays
termasuk kedalam Hambatan yang dapat ditekan maka pada kondisi yang
efisien hambatan tersebut dihilangkan sehingga waktu kerja efektif akan
meningkat.
66
Gambar 4. 9 Tahap Haul Cycle
67
Gambar 4. 10 Tampilan Unit Loader
68
Gambar 4. 11 Tampilan Unit Hauler
truck. Data yang dibutuhkan adalah data cycle time dari alat angkut yang
hanya mencakup waktu manuver pada loading point, waktu manuver di
disposal, dan waktu dumping. Selain itu, data mechanical availability
digunakan dalam simulasi pada software TALPAC. Sehingga hasil
daripada dilakukannya simulasi pada software TALPAC dapat (dilihat
Lampiran 3)
69
Bulldozer Komatsu D375A
Unit ini memiliki pengerjaan terhadap volume yang ada selama 15
hari tersedia dengan total ketersediaan jam kerja adalah 360 jam dengan
perhitungan sebagai berikut:
Jam Kerja Tersedia = 15 hari x 24 jam
= 360 jam
Weathering Time
1). Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Waktu tunggu yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak bisa
dihindarkan adalah hujan. Pada 1-12 juni 2021 waktu hujan total yaitu
33.6 jam dan adanya penambahan waktu slippery sebesar 30% dari waktu
hujan untuk unit off highway dumptruck Komatsu HD785-7. Maka total
waktu tunggu karena kondisi cuaca adalah sebagai berikut :
Slippery = 33.6 jam x 30%
= 10.08 jam
70
Slippery = 42 jam x 10%
= 4.2 jam
Delay Time
1). Waktu Istirahat (Meal time)
Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Total waktu makan siang dalam bulan 1-12 juni yaitu 15.6 jam dengan
rata-rata per hari 1.30 jam selama 12 hari. Maka dapa t dihitung sebagai
berikut :
Meal time = 1.30 jam x 12 hari
= 15.6 jam
Bulldozer D375A-6
Total waktu makan siang dalam bulan 1-15 juni yaitu 15.6 jam dengan
rata-rata per hari 1.30 jam selama 15 hari. Maka dapa t dihitung sebagai
berikut :
Meal time = 1.30 jam x 15 hari
= 19.5 jam
71
durasi 25 menit per sekali pergantian. Untuk 1 hari didapat 2 kali
pergantian shift kerja maka dapat dihitung sebagai berikut :
Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Shift Change = 0.25 jam x 12 hari
= 6 jam
Bulldozer D375A-6
Shift Change = 0,25 jam x 15 hari
= 7.5 jam
72
5). Refuel unit
Dalam kegiatan produksi, sebuah unit pasti memerlukan pengisian
ulang bahan bakar agar produksi terus berjalan dari waktu ke waktu.
Setiap unit membutuhkan waktu 8 menit untuk pengisian bahan bakar
setiap hari nya. Perhitungannya sebagai berikut :
Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
Refuel = 8 menit x 12 hari
= 0.8 jam
Bulldozer D375A-6
Refuel = 8 menit x 15 hari
= 1.2 jam
73
Total Delay = Meal +Shift change + Friday Prayers +
Safety meeting + Refuel + Repair loading
point
= 15.6 jam + 6 jam + 2 jam + 0.5 jam + 0.8
jam + 12 jam
= 36.9 jam
Bulldozer D375A-6
Total Delay = Meal +Shift change + Friday Prayers +
Safety meeting + Refuel + Repair loading
point
= 19.5 jam + 7.5 jam + 2 jam + 1 jam + 1.2
jam + 15 jam
= 46.2 jam
74
Excavator PC2000 dan Dumptruck HD785A-6
EWH = Available Working Hours – Total Production
Delay
= 288 jam – 83.1 jam
= 204.9 jam
Bulldozer D375A-6
EWH = Available working Hours – Total Production
Delay
= 360 jam – 89.88 jam
= 270.12 jam
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑂𝑣𝑒𝑟𝑏𝑢𝑟𝑑𝑒𝑛
Lama Waktu Kerja =
Produktivitas 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑒𝑟
252,738 𝑚3
=
720 Bcm/jam
= 351 Jam
Maka, jika 351 jam dibagi dengan jam efektif kerja 1 hari adalah
14.89 jam, dapat dihitung sebagai berikut :
75
351 jam
Lama Waktu Kerja =
14.89 jam
= 24 Hari
1 Unit 2 Unit
Material Unit
Jam Hari Jam Hari
Overburden PC2000 351 24 175 12
76
Jika 5 unit dozer yang running di area front maka :
1,124 jam
Lama Waktu Kerja =
5 unit
= 225 Jam
= 15 Hari
Jadi apabila terdapat 5 unit dozer dapat mempersingkat waktu kerja
menjadi 225 jam.
1 Unit 5 Unit
Material Unit
Jam Hari Jam Hari
Overburden D375A 1124 73 225 15
77
Kecepatan Unit (v) = Jarak hauling (h)
Cycle time unit hauler (t)
t = h
v
= 2.32
39/60
= 3.56
Jumlah unit hauler = Ct Unit Hauler
t
= 12.41
3.56
= 5 unit hauler
78
a. Biaya Bahan Bakar (Fuel Cost)
1). Bulldozer Komatsu D375A
Konsumsi bahan bakar Bulldozer Komatsu D375 sebesar 89.6
liter/jam. Perhitungan biaya bahan bakar untuk unit Bulldozer Komatsu
D375A per jam sebagai berikut :
Fuel Cost = 89.6 liter/jam x Rp. 7,656.00/liter
= Rp. 685,977.60 /jam
79
b). Transmission Oil
Kebutuhan pemakaian Transmission Oil unit bulldozer Komatsu
D375A per jam adalah 0.15 liter dan harga Transmission Oil per liter nya
sebesar Rp. 36,363.24/liter. Perhitungan biaya Engine Oil per jam sebagai
berikut :
Transmission Oil = 0.15 x Rp. 36,363.24
c). Grease
Kebutuhan pemakaian Grease unit bulldozer Komatsu D375A per
jam adalah 0.04 liter dan harga Grease per liter nya sebesar Rp. 47,778
/liter. Perhitungan biaya Grease per jam sebagai berikut :
80
2). Excavator Komatsu PC2000
a). Engine Oil/ Crank Case
Kebutuhan oli mesin unit Excavator Komatsu PC2000 per jam
adalah 0.24 liter dan harga oli mesin per liter nya sebesar Rp.
26,794.26/liter. Perhitungan biaya Engine Oil per jam sebagai berikut :
Engine Oil = 0.24 x Rp. 26,794.26
c). Grease
Kebutuhan pemakaian Grease unit Excavator Komatsu PC2000 per
jam adalah 0.08 liter dan harga Grease per liter nya sebesar Rp. 47,777
/liter. Perhitungan biaya Grease per jam sebagai berikut :
81
Final Drive = 0.085 x Rp. 26,794.26
= Rp. 2,277.51 /jam
c). Grease
82
Kebutuhan pemakaian Grease unit off highway dumptruck Komatsu
HD785 per jam adalah 0.094 liter dan harga Grease per liter nya sebesar
Rp. 47,777 /liter. Perhitungan biaya Grease per jam sebagai berikut :
83
6000
= Rp. 1,131,028.14
84
Upah operator Bulldozer Komatsu D375A adalah Rp. 22,366.48 per
jam. Jumlah hari kerja (working day) pada bulan juni 2021 ada 30 hari
dengan total waktu kerja 360 jam. Disamping itu upah basic operator
Bulldozer Komatsu D375A adalah Rp. 3,880,180.00 dan upah overtime
operator Rp. 4,171,754.22 dan total nya Rp. 8,051,934.22. (Perhitungan
terdapat di lampiran)
85
Transmission Oil 0.15 L/Hour Rp. 36,363.64 Rp. 5,454.55
Grease 0.04 kg/Hour Rp. 47,777.78 Rp. 1,911.11
GreaseDiferential Oil, Final
0.016 L/Hour Rp. 26,794.26 Rp. 428.71
Drive
Hydraulic Oil 0.065 L/Hour Rp. 26,315.79 Rp. 1,710.53
filters 500 Hour Rp. 36,.000.00 Rp. 730.00
Operator wage /Hour Rp. 22,366.48 Rp. 22,366.48
Total Biaya Operasi Rp. 723,187.59
86
Hydraulic Oil 0.044 L/Hour Rp. 26,315.79 Rp. 1,157.89
GreaseDiferential Oil, Final
0.133 L/Hour Rp. 26,794.26 Rp. 3,563.64
Drive
Grease 0.030 kg/Hour Rp. 47,777.78 Rp. 1,433.33
filter oil 500 Rp. 365,000.00 Rp. 730.00
Tire Price 6000 /Hour Rp.1,131,028,140.00 Rp.1,131,028.14
Operator wage /Hour Rp. 21,790.05 Rp. 21,790.05
Total Biaya Operasi Rp.1,814,165.71
87
= Rp. 269,199,067
252,738 m3
= Rp. 1,065 IDR/BCM
= Rp. 3,174,789,995,96
252,738 m3
= Rp. 12,581 IDR/BCM
88
Rate Dozer = Rp. 723,188 IDR/jam x 225 jam x 5 unit
252,738 m3
= Rp. 813,586,036
252,738 m3
= Rp. 3,219 IDR/BCM
= Rp. 62,816,222
58,975 m3
= Rp. 1,065 IDR/BCM
Rate Hauler = Rp. 1,814,165.71 IDR/jam x 82 jam x 4 unit
58,975 m3
= Rp. 562,595,452
58,975 m3
= Rp. 9,540 IDR/BCM
89
Setelah perhitungan, didapatkan rate pada dozer push sebesar Rp.
13,824 /BCM dengan jarak dorong 90 meter dan jarak angkut material
wedges sejauh 1650 meter.
Setelah dilakukan perhitungan pada masing-masing metode,
didapatkan nilai Rate pada metode konvensional adalah sebesar Rp.
13,626.59 per BCM dengan jarak angkut material 1650 meter. Sedangkan
rate pada dozer push sebesar Rp. 13,824 per BCM dengan jarak dorong 90
meter dan jarak angkut material wedges sejauh 1650 meter. Sehingga
metode dozer push memiliki rate lebih mahal dibandingkan dengan
metode konvensional dengan jarak angkut material overburden pada 1650
meter. Jika rate metode dozer push hanya tahapan dozing material tanpa
Rehandle wedges maka didapatkan harga per BCM jauh lebih murah yaitu
Rp. 3,219 /BCM dibanding metode konvensional dengan rate Rp. 7,110
/BCM, tetapi batubara tidak sampai terekspos. Metode dozer push juga
bisa menjadi lebih mahal dikarenakan adanya volume tambahan yang
harus dikerjakan hingga batubara terekspos yaitu Tahap Rehandle wedges
penambahan volume sebesar 58,975 m3.
90
material wedges jarak angkut bervariasi dimulai dari 100 meter hingga
1650 meter dengan perubahan 50 meter.
91
Jadi, pada jarak angkut material wedges memiliki maksimum agar
menghasilkan rate lebih murah yaitu 1600 meter dengan penggunaan 1
unit Loader yaitu Excavator Komatsu PC2000 dan 4 Unit Hauler yaitu
Dump truck HD785-7.
Dapat dikatakan bahwa, penggunaan metode Dozer Push dapat
dikatakan lebih murah bukan karena biaya operasinya saja, jika jarak
angkut tidak material wedges tidak diperhatikan maka metode tersebut
dapat lebih mahal dibanding metode konvensional. Dan jika jarak angkut
nya diperhatikan maka metode tersebut bisa sangat lebih murah.
92
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah pengambilan dan
pengolahan data selesaia adalah :
a. volume setiap material yang di dapatkan pada area DZ103 dengan
menggunakan perhitungan metode, sebagai berikut :
Volume lapisan penutup (Overburden) = 252.738 m3
Volume lapisan Batubara Seam T3 = 207.775 m3
b. Untuk effective working Hours (EWH) pada Block DZ103 pada setiap
unit memiliki waktu yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
EWH Unit Excavator PC2000 = 178,46 jam
EWH Unit Dump truck HD785 = 178,46 jam
EWH Unit Bulldozer D375A = 231,6 jam
c. Biaya operasi pengupasan lapisan penutup pada metode Truck and
Excavator (konvensional) dengan jarak angkut 1650 meter sebesar Rp
13.646 per BCM.
d. Biaya operasi pengupasan lapisan penutup pada metode dozer push
tahap dozing material dengan jarak dorong 90 meter adalah Rp 3,219
per Bcm dan jarak angkut material wedges 1650 meter sebesar Rp
9.540 per BCM. Sehingga rate total metode Dozer push adalah Rp
13.824 per Bcm.
e. Pada metode Dozer push memiliki Rate yaitu Rp 13.824 per Bcm
sedangkan metode konvensional memiliki rate Rp 13.646 per BCM,
sehingga selisih kedua metode adalah Rp 177,63 per bcm lebih murah
metode konvensional. Setelah dilakukannya simulasi jarak angkut
material wedges dan dibandingkan dengan metode konvensional
didapatkan break event point pada jarak 1600 meter dengan biaya
93
rehandle wedges per BCM nya sebesar Rp 8.992, sehingga biaya
Metode Dozer Push menjadi Rp 13.277 per BCM.
f. Penggunaan metode Dozer Push untuk pengupasan material
Overburden per Bcm nya mempunyai biaya sebesar Rp 369.64 per
Bcm lebih murah diabanding metode Konvensional. Sehingga total
biaya untuk pengupasan OB dengan volume sebesar 252.738 m3
menggunakan metode Dozer Push megurangi biaya sebesar Rp
93.442.108,16.
5.2 Saran
Saran yang diberikan dari penulis untuk perusahaan adalah :
Dari hasil simulasi terhadap perubahan pada jarak angkut,jika perusahaan
ingin melakukan pengupasan overburden menggunakan metode dozer
push maka pada tahapan rehandle wedeges harus memiliki jarak angkut
kurang dari 1600 meter.
94
Daftar Pustaka
95
Mustaqim, R. (2019). Studi Produktivitas Alat Gali Muat Berdasarkan Spesific
Swing Angle : Studi Kasus PIT C PT. International Prima Coal. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Octaviani, B. P. (2019). Analisa Kewajaran Atas Penggunaan Bahan Bakar Pada
Alat Gali-Muat dan Alat Angkut Menggunakan Uji Dua Ujung. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.
Prodjosumarto, P. (2000). Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: Teknik
Pertambangan ITB.
PT. INDONESIA PRATAMA. (2017). STANDART OPERATION PROCEDURE
(SOP) PENGOPERASIAN BULLDOZER. Kutai Kartanegara: PT.
INDONESIA PRATAMA.
PT. INDONESIA PRATAMA. (2017). STANDART OPERATION PROCEDURE
(SOP) PENGOPERASIAN EXCAVATOR. Kutai Kartanegara: PT.
INDONESIA PRATAMA.
PT. INDONESIA PRATAMA. (2017). STANDART OPERATION PROCEDURE
(SOP) PENGOPERASIAN HAUL TRUCK. Kutai Kartanegara: PT.
INDONESIA PRATAMA.
Rizco. (2021). Studi efisiensi biaya operasi kegiatan overburden removal pada pit
1 pt jambi prima coal, mandiangin, sarolangun, Jambi. Jakarta: Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Setiarini, N. P. (2021). Optimasi Biaya Coal Getting PT.Jambi Prima Coal.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Syaharani, D. (2019). Evaluasi Kinerja Unit Crushing Plant (Tuban 1 dan Tuban
2) Tambang Batu GAmping Mengacu Pada Target Produksi PT. Semen
Indonesia (PERSERO) TBK, Pabrik Tuban, Provinsi Jawa Timur .
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah .
Tenriajeng, A. T. (2003). Pemindahan Tanah Mekanis. Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Utami, N. A. (2019). Optimasi Operasi Alat Angkut Batubara Dari Stockpile Ke
Pelabuhan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
96
Waterman Sulistyana B, R. m. (2014). Rancangan Teknis Pengupasan Lapisan
Penutup Pada Penambangan Batubara Di Daerah Napal Putih Kabupaten
Bengkulu Utara. PROSIDING TPT XXIII PERHAPI 2014 (hal. 1-10).
Yogyakarta: Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta.
Meliansyah. (2021, Maret 30). Retrieved from
https://penerbitbukudeepublish.com/tinjauan-pustaka/.
97
Lampiran
98
Lampiran 1
99
31 17,65 7,8 3,2 6,13 34,78
32 15,95 7,52 1,58 7,69 32,74
33 21,31 8,85 1,95 6,02 38,13
34 19,93 6,5 5,15 9,67 41,25
35 13,44 8,61 8,08 5,29 35,42
36 9,98 6,64 2,86 7,72 27,2
37 18,08 7,6 2,23 2,81 30,72
38 17,77 8,39 2,92 7,6 36,68
39 16,08 3,11 8,35 8,91 36,45
40 18,7 7,08 3,06 5,49 34,33
41 23,17 6,34 3,47 7,16 40,14
42 18,63 8,2 3,98 7,25 38,06
43 25,99 9,16 3,97 12,91 52,03
44 16,81 8,26 2,43 11,96 39,46
45 15,02 9,9 3,4 6,47 34,79
46 23,81 9,77 2,39 5,54 41,51
47 18,91 9,16 3,61 5,18 36,86
48 15,35 9,63 3,28 6,87 35,13
49 13,68 8,2 3,97 12,91 38,76
50 16,65 7,97 2,69 8,25 35,56
Rata-rata 17,77 7,98 3,85 6,8598 36,4522
100
1.2 Cycle time Dump truck Komatsu HD785
No Manuver (menit) loading (menit) Travel Load (menit) manuver dumping (menit) dumping (menit) travel empty (menit) total Cycle Time (menit)
101
1.3 Cycle time Bulldozer Komatsu D375A
No Front (menit) Reserve (menit) Gear shift (menit) Total (menit)
1 2,57 0,48 0,05 3,05
2 1,33 0,19 0,05 1,52
3 2,03 0,42 0,05 2,45
4 2,49 0,49 0,05 2,98
5 2,19 0,37 0,05 2,56
6 1,04 0,18 0,05 1,22
7 1,36 0,16 0,05 1,52
8 1,41 0,29 0,05 1,7
9 2,26 0,5 0,05 2,76
10 2,15 0,45 0,05 2,6
11 2,14 0,51 0,05 2,65
12 3,07 1,08 0,05 4,15
13 3,11 0,54 0,05 3,65
14 0,45 0,15 0,05 0,6
15 0,31 0,35 0,05 0,66
16 1,05 0,19 0,05 1,24
17 0,53 0,16 0,05 0,69
18 0,36 0,11 0,05 0,47
19 2,4 0,53 0,05 2,93
20 2,08 1,12 0,05 3,2
21 2,48 1,18 0,05 3,66
22 3,32 1,3 0,05 4,62
23 4,02 1,35 0,05 5,37
24 4,02 0,54 0,05 4,56
25 1,31 0,31 0,05 1,62
26 1,39 0,54 0,05 1,93
27 2,53 0,36 0,05 2,89
28 3,01 1,06 0,05 4,07
29 1,4 0,44 0,05 1,84
30 2,1 0,55 0,05 2,65
31 1,46 0,46 0,05 1,92
32 1,41 0,53 0,05 1,94
33 2,01 0,55 0,05 2,56
34 0,34 0,17 0,05 0,51
35 0,29 0,18 0,05 0,47
36 0,32 0,2 0,05 0,52
37 0,33 0,2 0,05 0,53
38 0,21 0,12 0,05 0,33
39 0,33 0,2 0,05 0,53
40 3,14 0,51 0,05 3,65
41 2,45 1,12 0,05 3,57
42 3,13 1,02 0,05 4,15
43 3,15 1.05 0,05 3,15
44 3,2 1,08 0,05 4,28
45 3,17 0,58 0,05 3,75
46 3,11 1,01 0,05 4,12
47 2,13 0,45 0,05 2,58
48 3,4 1,09 0,05 4,49
49 2,1 0,43 0,05 2,53
102
Lampiran 2
103
104
105
2.2 Spesifikasi Dump truck Komatsu HD785
106
107
2.3 Spesifikasi Bulldozer Komatsu D375A
108
Lampiran 3
109
Full Simulation Results
[PRJ] Waste in Coal Haulage Data
Material: Mine System: Skripsi
[PRJ] Roster [PRJ]
Roster: Bayan Haul Cycle: RR3
Rolli Segm Ma Fin Veloci Avera Elevati %
ng Curve ent Cycle x al ty ge on Fuel Duty
Typ Distanc Grad Resi Loa Veloci Chang Cycl
e Segment Title e e st. Angle d Time Time Vel. Vel. Limit. ty e Usage e
degre km/ km/ litre/Op
metres % % es % min % h h km/h metres Hr %
[PRJ] KOMATSU HD 785-7 (std cont
retard)
Que Queue at
ue Loader Auto Mins 0,70 5,63 0,0
Spot Time at
Spot loader Auto Mins 0,40 3,21 0,0
Load Loading Auto Mins 1,82 14,64 0,0
40, Final
1 Haul Segment 654 1,0 3,0 0,0 Full 1,46 11,71 0 8,7 Sp. 26,9 6,6 0,0 55,4
Max.
2 Tikungan 20 0,0 3,0 170,0 Full 0,14 1,11 8,7 8,7 Sp. 8,7 0,0 0,0 13,7
14, 13, Final
3 Haul Segment 234 9,3 3,0 0,0 Full 1,00 8,03 2 5 Sp. 14,0 21,6 0,0 98,6
13, 13, Max.
4 Tikungan 24 0,0 3,0 -84,0 Full 0,11 0,86 5 5 Sp. 13,5 0,0 0,0 21,6
14, 14, Final
5 Haul Segment 257 9,0 3,0 0,0 Full 1,04 8,37 8 2 Sp. 14,8 23,1 0,0 99,0
14, 14, Max.
6 Tikungan 30 0,0 3,0 -95,0 Full 0,13 1,02 2 2 Sp. 14,2 0,0 0,0 24,5
36, 18, Final
7 Haul Segment 304 0,0 3,0 0,0 Full 0,65 5,26 8 7 Sp. 27,9 0,0 0,0 46,6
18, 18, Max.
8 Tikungan 22 0,0 3,0 40,0 Full 0,07 0,57 7 7 Sp. 18,7 0,0 0,0 31,9
23, Final
9 Haul Segment 105 0,0 3,0 0,0 Full 0,47 3,77 8 0,0 Sp. 13,4 0,0 0,0 10,3
Spot Time at
Spot Dump Auto Mins 0,30 2,41 0,0
110
Dum
p Dumping Auto Mins 0,20 1,61 0,0
Haul Segment Emp 26, 18, Final
10 (rev.) 105 0,0 3,0 0,0 ty 0,40 3,19 5 7 Sp. 15,9 0,0 0,0 21,9
Emp 18, 18, Max.
11 Tikungan (rev.) 22 0,0 3,0 -40,0 ty 0,07 0,57 7 7 Sp. 18,7 0,0 0,0 16,6
Haul Segment Emp 42, 14, Final
12 (rev.) 304 0,0 3,0 0,0 ty 0,61 4,88 8 2 Sp. 30,0 0,0 0,0 29,4
Emp 14, 14, Max.
13 Tikungan (rev.) 30 0,0 3,0 95,0 ty 0,13 1,02 2 2 Sp. 14,2 0,0 0,0 12,7
Haul Segment Emp 28, 13, Final
14 (rev.) 257 9,0 3,0 0,0 ty 0,64 5,11 6 5 Sp. 24,3 23,1 0,0 71,1
Emp 13, 13, Max.
15 Tikungan (rev.) 24 0,0 3,0 84,0 ty 0,11 0,86 5 5 Sp. 13,5 0,0 0,0 11,3
Haul Segment Emp 27, Final
16 (rev.) 234 9,3 3,0 0,0 ty 0,63 5,07 5 8,7 Sp. 22,3 21,8 0,0 64,3
Emp Max.
17 Tikungan (rev.) 20 0,0 3,0 -170,0 ty 0,14 1,11 8,7 8,7 Sp. 8,7 0,0 0,0 7,1
Haul Segment Emp 55, Final
18 (rev.) 654 1,0 3,0 0,0 ty 1,24 10,00 3 0,0 Sp. 31,6 6,5 0,0 39,1
Total 3.300 12,44 100,00 15,9 103
111
Lampiran 4
Rehandle Wedges
Operating Cost jumlah unit Operating Cost Rate Rate Dozer Push
jam kerja distance Volume
Load Haul Load Haul Load Haul Load Haul
1 100 Rp 145.425.267 Rp 2.466 Rp 6.750
1 150 Rp 146.107.875 Rp 2.477 Rp 6.762
1 200 Rp 161.377.528 Rp 2.736 Rp 7.021
1 250 Rp 166.942.271 Rp 2.831 Rp 7.115
1 300 Rp 172.507.013 Rp 2.925 Rp 7.209
1 350 Rp 178.071.755 Rp 3.019 Rp 7.304
1 400 Rp 200.330.725 Rp 3.397 Rp 7.681
1 450 Rp 211.460.209 Rp 3.586 Rp 7.870
1 500 Rp 217.024.952 Rp 3.680 Rp 7.964
2 550 Rp 222.589.694 Rp 3.774 Rp 8.059
2 600 Rp 283.801.860 Rp 4.812 Rp 9.096
2 650 Rp 289.366.602 Rp 4.907 Rp 9.191
2 700 Rp 295.487.819 Rp 5.010 Rp 9.295
2 750 Rp 304.391.407 Rp 5.161 Rp 9.446
2 800 Rp 336.666.912 Rp 5.709 Rp 9.993
2 850 Rp 346.683.448 Rp 5.878 Rp 10.163
Rp 767.953,59 Rp 1.814.165,71 82 1 Rp 62.816.222 58.975 Rp 1.065
3 900 Rp 396.766.130 Rp 6.728 Rp 11.012
3 950 Rp 406.782.666 Rp 6.898 Rp 11.182
3 1000 Rp 415.686.254 Rp 7.049 Rp 11.333
3 1050 Rp 447.961.759 Rp 7.596 Rp 11.880
3 1100 Rp 457.978.295 Rp 7.766 Rp 12.050
3 1150 Rp 466.881.883 Rp 7.917 Rp 12.201
3 1200 Rp 410.121.511 Rp 6.954 Rp 11.238
3 1250 Rp 419.025.099 Rp 7.105 Rp 11.389
3 1300 Rp 451.300.605 Rp 7.652 Rp 11.937
3 1350 Rp 460.204.192 Rp 7.803 Rp 12.088
3 1400 Rp 470.220.729 Rp 7.973 Rp 12.257
3 1450 Rp 502.496.234 Rp 8.520 Rp 12.805
3 1500 Rp 511.399.822 Rp 8.671 Rp 12.956
4 1550 Rp 521.416.358 Rp 8.841 Rp 13.126
4 1600 Rp 530.319.946 Rp 8.992 Rp 13.277
4 1650 Rp 562.595.452 Rp 9.540 Rp 13.824
112
Daftar Istilah
B
Bank Cubic Metre : Meter kubik material insitu atau asli
Blade : Pisau bagian depan pada unit bulldozer
Bucket : Ember pada unit Excavator
Bucket Fill Factor : Faktor yang menunjukan besarnya kapasitas nyata
pada bucket alat muat dalam melakukan kegiatan
loading ke truck
Bulldozer : Jenis peralatan pertambangan dengan tipe tractor
yang diaplikasikan untuk pekerjaan menggali,
mendorong dan menarik material
C
Coal : (Batubara), salah satu bahan bakar fosil dengan
unsur utama karbon,hydrogen, nitrogen dan oksigen.
Batuan sedimen yang dapat terbakar ,terbentuk dari
endapan organik, berasal dari tumbuhan
Cross section : Suatu perhitungaan volume dengan menggunakan
beberapa section
Cycle time : Waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk
melakukan suatu siklus kerja
D
Digging : Suatu kegiatan menggali
Disposal : Tempat/lokasi yang dirancang/direncanakan untuk
menampung material buangan overburden dari
tambang
Dozer push : Sebuah metode pemindahan material dengan
menggunakan unit bulldozer
113
Downhill : Tahapan dari metode dozer push yaitu unit
bulldozer menuruni bukit dengan mendorong
material yang akan dipindahkan atau ditimbun
Dump Area : Suatu area timbunan material
Dumping : Kegiatan penimbunan material dengan
menggunakan unit/alat berat
E
Efective Utilization : Nilai yang menunjukan berapa persen waktu yang
digunakan untuk beroperasi oleh suatu alat dan
seluruh waktu yang tersedia.
F
Flat dozing : Tahapan mendorong material dengan area relatif
landai
Front loading : Titik lokasi pengambilan OB/batubara yang sudah
siap dimuat ke Dump truck
Fuel Consumption : Pemakaian bahan bakar per liter dalam satu jam
H
Hauling Road : Jalan angkut OB dan Batubara, OB ke disposal
dan Batubara ke Raw of Mine
I
In-Pit dump : Area timbunan material OB di dalam area PIT
Interburden : Lapisan tanah penutup yang terletak diantara dua
lapisan batubara/ bahan galian
M
Mechanical Avilability : Nilai yang menunjukan persentase suatu alat
untuk operasi dengan memperhitungkan
kehilangan waktu sebab sebab mekanis seperti
repair, perawatan, perbaikan, dll
Match factor : Nilai match factor suatu fleet yang diperoleh dari
perkalian jumlah (n) alat angkut dan waktu edar
114
(ct) alat gali, lalu membagikannya dengan hasil
perkalian antara jumlah (n) alat gali dan waktu
edar (ct) alat angkut
O
Oil consumption : Pemakaian pelumas per liter dalam satu jam
Operation cost : Biaya operasi, semua pengeluaran yang langsung
digunakan untuk memproduksi barang
Operator : Orang yang bertugas menjaga, melayani, dan
menjalankan suatu peralatan, mesin seperti Dump
truck, Bulldozer, Excavator
Operator wages : Upah operator
Out-Pit dump area : Area timbunan material OB diluar area PIT
Overburden : Lapisan tanah atau batuan yang berada diatas dan
langsung menutupi lapisan bahan galian berharga
P
Physical Availability : Nilai yang menunjukan persentase ketersediaan
suatu alat beroperasi dengan memperhitungkan
kehilangan waktu yang dikarenakan selain sebab
mekanis seperti hujan, jalan rusak, istirahat, dll.
Pit Area : Lokasi Penambangan
Pivot : Titik balik dari proses downhill, flat dozing dan
uphill pada metode dozer push
Production (Produksi) : Jumlah produksi atau hasil kerja unit persatuan
waktu (shift/hari/bulan)
R
Ramp : Jalan tambang yang posisinya berada pada tubuh
lereng tambang terbuka dan berfungsi untuk jalur
keluar – masuknya unit alat berat ke wilayah
penambangan
Rate :
115
Rehandle Wedges :
S
Settling Pond : Kolam pengendapan dengan fungsi untuk
menetralkan air yang masih tercemar yang nantinya
akan dilepas ke sungai kembali
Stockpile : Tempat penumpukan atau bahan yang ditumpuk
untuk diambil, diolah, dipasarkan atau dimanfaatkan
kemudian.
Stocksoil : Tempat penumpukan material lapisan tanah paling
atas (pucuk atau humus)
Stripping Ratio : Ratio atau perbandingan antara overburden yang
dikupas dengan bahan galian (coal, dan lain - lain)
yang didapat.
Sump : Kolam penampungan air, berada pada elevasi
terendah di dalam pit
Swing empty : Gerakan memutar tangan Excavator ketika bucket
tidak terisi
Swing load : Gerakan memutar tangan Excavator ketika bucket
terisi
Swell factor : Faktor pengembangan suatu material
U
Uphill : Tahapan dari metode dozer push yaitu menaiki
bukit timbunan sembari mendorong material
Use Of Availability : Nilai yangg menunjukan berapa persen waktu yg
digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat
alat dapat digunakan
V
Void : Lubang bukaan yang disebabkan setelah kegiatan
pengambilan batubara
116