Anda di halaman 1dari 102

STUDI MODIFIKASI GEOMETRI SQUARE EDGE ORIFICE

VALVE UNTUK EFISIENSI GAS LIFT DENGAN


MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC

TESIS

Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Magister


Program Studi Magister teknik perminyakan
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Oleh
Adam Fatchur Rohman
171161001

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2019
LEMBAR PENGESAHAN
STUDI MODIFIKASI GEOMETRI SQUARE EDGE ORIFICE
VALVE UNTUK EFISIENSI GAS LIFT DENGAN
MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC

TESIS
Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Magister
Program Studi Magister teknik perminyakan
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Oleh
Adam Fatchur Rohman
171161001

Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Ir. Sugiatmo Kasmungin, MT, Ph.D) (Dr. Ir. Dwi Atty Mardiana, MT)
NIK: 1808/Usakti NIK: 3413/Usakti

Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Teknik Perminyakan

(Ir. M. Taufiq Fathaddin, MT, Ph.D)


NIK: 2029/Usakti

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Tesis yang berjudul “Studi Modifikasi Geometri Square Edge Orifice Valve Untuk
Efisiensi Gas lift Dengan Menggunakan Computational Fluid Dynamic”, telah
dipertahankan di depan tim penguji pada hari Jum’at tanggal 1 Maret 2019

TIM PENGUJI
1. (Ir. M. Taufiq Fathaddin, MT, Ph.D) Ketua Penguji (............................)

2. (Dr. Ir. Dwi Atty Mardiana, MT) Pembimbing Akademik (............................)

3. (Ir. Sugiatmo Kasmungin, MT, Ph.D) Pembimbing Utama (............................)

4. (Dr. Ir. Dwi Atty Mardiana, MT) Pembimbing Pendamping (............................)

5. (Dr. I Putu Suarsana) Anggota Penguji (............................)

6. (Dr. Ir. Rini Setiati, MT) Anggota Penguji (............................)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Teknik Perminyakan

(Ir. M. Taufiq Fathaddin. MT, Ph.D)


NIK: 2029/Usakti

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ADAM FATCHUR ROHMAN


Nim : 171161001
Program studi : Magister Teknik Perminyakan
Fakultas : Kebumian dan Energi
Jenis Karya : Tesis

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Trisakti Hak Bebas Royalti Non ekslusif (Non-exclusive-Royalty-Free-
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Studi Modifikasi Geometri Square Edge Orifice Valve Untuk Efisiensi Gas lift
Dengan Menggunakan Computational Fluid Dynamic
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
ekslusif ini Universitas Trisakti berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan menyebarkan
tesis saya sesuai aturan, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 2019
Yang membuat pernyataan

Materai
Rp 6000-,

(Adam Fatchur Rohman)

iv
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya Mahasiswa Program Studi Magister teknik perminyakan, Fakultas


Teknologi Kebumian dan Energi, Usakti yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ADAM FATCHUR ROHMAN


Nim : 171161001

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis dengan judul :

STUDI MODIFIKASI GEOMETRI SQUARE EDGE ORIFICE VALVE


UNTUK EFISIENSI GAS LIFT DENGAN MENGGUNAKAN
COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC

Adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bebas dari peniruan
terhadap karya dari orang lain. Kutipan pendapat dan tulisan orang lain ditunjuk
sesuai dengan cara-cara penulisan karya ilmiah yang berlaku.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan bahwa dalam tesis
ini terkandung ciri-ciri plagiat dan bentuk-bentuk peniruan lain yang dianggap
melanggar peraturan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Jakarta, 2019
Yang membuat pernyataan

Materai
Rp 6000-,

(Adam Fatchur Rohman)

v
ABSTRAK

Studi Modifikasi Geometri Square Edge Orifice Valve Untuk


Efisiensi Gas lift Dengan Menggunakan Computational Fluid
Dynamic

Adam FatchurRohman
Nim: 171161001
Program Studi Magister Teknik Perminyakan, Fakultas
Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jakarta,
Indonesia

Sistem pengangkatan gas lift banyak digunakan sebagai artificial lift di lapangan
SSS, dengan kedalaman rata-rata sumur produksi gas lift sebesar 3.000-3.500 ft.
Dari 20 sumur yang diteliti dan terpilih 3 sumur gas lift yang akan dioptimasi
dengan desain 3 hingga 5 Gas lift Valve (GLV) ukuran 1 inch. Pada titik injeksi gas
menggunakan square edge orifice GLV. Permasalahan pada optimasi sumur gas lift
adalah ketidakstabilan aliran karena fluktuasi laju alir gas, jumlah volumetrik gas
injeksi dan tekanan gas compressor yang terbatas. Dengan keterbatasan tekanan
compressor maka laju alir dan gas lift desain sangat tergantung besarnya tekanan
pada compressor, pada sumur-sumur produksi dengan keterbatasan tekanan injeksi
akan berakibat pada terbatasnya jumlah gas injeksi, pada square edge orifice
diperlukan perbedaan tekanan sebesar 40% untuk mencapai critical flow. Tujuan
penelitian ini bertujuan untuk mencari modifikasi geometri orifice GLV untuk
meningkatkan efisiensi system gas lift sehingga dapat mendapatkan produksi yang
optimal. Modifikasi desain GLV ini mencakup perubahan geometri orifice GLV.
Kajian desain dengan menggunaan simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD)
bertujuan untuk menganalisis setiap perubahan desain geometri GLV terhadap
performance laju alir gas di dalam orifice valve yang digambarkan dalam valve
performance curve. Pendekatan modifikasi desain sesuai dengan geometri venturi
orifice GLV dan ketersediaan peralatan untuk melakukan modifikasi GLV. Hasil
dari simulasi CFD modifikasi geometri pertama dengan meningkatkan diameter
orifice dari 0,25 inch ke 0,5 inch dengan kondisi tekanan upstream 650 psig dan
downstream 625 psig meningkatkan kapasitas laju alir gas injeksi sebesar 355%
dan modifikasi geometri kedua dengan bentuk orifice venturi sebesar 280%. Pada
modifikasi bentuk orifice venture untuk mecapai critical flow membutuhkan
perbedaan tekanan sebesar 10%. Dengan peningkatan kapasitas laju alir injeksi dari
hasil Simulasi pada 3 sumur menunjukan potensi kenaikan produksi sebesar 44.9%.

Kata kunci: Modifikasi Geometri, Gas lift Valve (GLV), Orifice, Computational
Fluid Dynamic, laju alir gas injeksi.

vi
ABSTRACT

(Geometri Modified Square Edge Orifice Valve Study for Efficiency


Gas lift with Computational Fluid Dynamic (CFD) method)

Adam FatchurRohman
Nim: 171161001
StudyProgram of Petroleum.Enginering, Faculty of Earth
Technology and Energy, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

The gas lift lifting system is widely used as an artificial lift on the SSS field, with
an average depth of gas lift production wells of 3,000-3,500 ft. Of the 20 wells
studied and selected 3 gas lift wells which will be optimized with the design of 3 to
5 Gas lift Valves (GLV) of 1 inch GLV size. At the point of gas injection using the
GLV square edge orifice. The problem in the optimization of gas lift wells is the
flow instability due to gas flow rate fluctuations, the limited volumetric gas
injection and limited gas compressor pressure. With the limited compressor
pressure, the lift flow and gas design speed is very dependent on the amount of
pressure on the compressor, the production wells with limited injection pressure
will result in a limited amount of gas injection, the square edge orifice requires a
pressure difference of 40% to achieve the maximum gas flow rate. This study aims
to find the modification of the GLV orifice geometry to improve the efficiency of
the gas lift system so that it can get optimal production. This GLV design
modification includes changing the GLV orifice geometry. Design studies using
Computational Fluid Dynamic (CFD) simulations aim to analyze any changes in
GLV geometry design to the performance of the gas flow rate in the orifice valve
described in the valve performance curve. The design modification approach is in
accordance with the GLV venturi orifice geometry and the availability of equipment
for GLV modification. The CFD simulation results of the first modification
geometry by increasing the orifice diameter from 0.25 inch to 0.5 inch with the
condition of upstream 650 psig and downstream 625 psig pressure increasing the
injection gas flow rate capacity by 355% and modifying the second geometry with
the venturi orifice form by 280%. In modifying the shape of the orifice venture to
reach critical flow requires a pressure difference of 10%. With the increase in
injection flow capacity from the simulation results on 3 wells, the potential for
production increases is 44.9%.

Keyword: Geometry Modification, Gas lift Valve, Orifice, Computational Fluid


dynamic, Gas Injection Rate

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa ta’ala
atas segala nikmat yang telah dicurahkan kepada penulis khususnya pada penulisan
tesis ini. Dalam masa pengerjaan tesis ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan masukan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
memberikan ucapan hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yaitu :
1. Orang tua penulis Ibu Chusniati & Alm Abah Charis H dan Ibu Indarti Y &
Alm Abah Zainun yang telah memberikan doa dan dukungan kepada
penulis termasuk dukungan material yang tidak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis ini
2. Istri Anindya Putri Fardani dan anak-anak tercinta Alfisyahr MAA,
Alfkaysar MAA dan Aishyrana MAA, yang selalu bersabar dan mendukung
tenaga, pikiran, kesabaran, doa dan kasih sayang kepada penulis serta
dukungan semua keluarga besar penulis yang tidak dapat dituliskan satu
persatu.
3. Bapak Sugiatmo Kasmungin dan Ibu Dwi Atty Mardiana selaku dosen
pembimbing tugas akhir yang telah memberikan arahan, asistensi, dan
kesabaran kepada penulis selama penulisan tesis ini.
4. Para dosen / pengajar Program Studi Teknik Perminyakan atas ilmu
pengetahuan yang diberikan dan rekan-rekan Andreawan S, Fakhri A
Andika, Sigit R, Irwin A, Apriandi Rizkina dan Irma Suryawati Tuanaya .
5. Para Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.
Penulis sangat memahami bahwa banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini
oleh karena itu saran dan masukan dari semua pihak sangat penulis harapkan.

Jakarta, 1 Jan 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii


LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................................. iv
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG....................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


I.1 Latar belakang ............................................................................... 1
I.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 1
I.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ..................................................... 2
I.4 Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah .......................... 2
I.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 4


II.1 Landasan Teori .............................................................................. 4
II.2 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 11
II.3 Tinjauan Lapangan ...................................................................... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 15


III.1 Metodologi .................................................................................. 15
III.2 Jadwal Penelitian......................................................................... 15
III.3 Jenis dan Sumber data ................................................................. 15
III.4 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 16
III.5 Bahan dan Peralatan .................................................................... 18
III.6 Prosedur Kerja ............................................................................. 19
III.7 Diagram Alir ................................................................................ 20

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ...................................................... 30


IV.1 Analisa dan Pembahasan kandidat Sumur. ................................... 30
IV.2 Analisa CFD Modifikasi Geometri GLV ..................................... 53
IV.3 Analisa hasil simulasi CFD Model 1, Model 2 dan Model 3 ....... 76
IV.4 Modifikasi geometri terhadap potensi kenaikan produksi sumur 81

BAB V KESIMPULAN .................................................................................... 82

ix
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84
LAMPIRAN .......................................................................................................... 85

x
DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Variasi Model, tekanan upstream dan tekanan downstream ......... 25
Tabel IV.1 Data Sumur A. ............................................................................... 30
Tabel IV.2 Spesifikasi Gas lift Valve Sumur A............................................... 31
Tabel IV.3 Data Sumur B. ............................................................................... 38
Tabel IV.4 Spesifikasi Gas lift Valve Sumur B. .............................................. 38
Tabel IV.5 Data Sumur C ................................................................................ 43
Tabel IV.6 Spesifikasi Gas lift Valve Sumur C ............................................... 43
Tabel IV.7 Rekap hasil simulasi CFD Model 1 ............................................... 60
Tabel IV.8 Rekap hasil simulasi CFD Model 2 ............................................... 68
Tabel IV.9 Rekap hasil simulasi CFD Model 3 ............................................... 75
Tabel IV.10 Potensi peningkatan produksi sumur ............................................. 81

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Skema Sistim Gas lift ...................................................................... 4


Gambar II.2 Setting GLV . ................................................................................ 5
Gambar II.3 Skema Gas lift dengan kondisi tidak stabil ..................................... 6
Gambar II.4 Gas lift Unloading Kick Off ............................................................. 7
Gambar II.5 Mencari kedalam GLV . ................................................................ 8
Gambar II.6 Desain Gas lift. ................................................................................ 9
Gambar II.7 Karakteristik aliran gas pada Gas lift. ............................................. 9
Gambar II.8 Variasi Diameter Orifice terhadap laju alir gas. ............................ 10
Gambar II.9 Profil aliran melalui orifice ........................................................... 12
Gambar II.10 Study geometri orifice. .................................................................. 13
Gambar III.1 Diagram alir pemilihan kandidat sumur ........................................ 17
Gambar III.2 Gambar Penampang GLV initial. .................................................. 18
Gambar III.3 Diagram alir simulasi CFD. ........................................................... 20
Gambar III.4 Desain Model 1 Gas lift Valve 1” IPO. ......................................... 22
Gambar III.5 Desain Model 2 Geometri Gas lift Valve. ..................................... 23
Gambar III.6 Referensi Geometri Ventury Orifice. ............................................ 24
Gambar III.7 Desain Model 3 Geometri Ventury Gas lift. ................................. 24
Gambar III.8 Gambar Model 1 CFD. .................................................................. 26
Gambar III.9 Gambar Model 2 CFD.. ................................................................. 26
Gambar III.10 Gambar Model 3 CFD.. ............................................................... 27
Gambar III.11 Gambar Meshing 1 CFD. ............................................................. 28
Gambar III.12 Gambar Meshing 2 CFD. ............................................................. 28
Gambar III.13 Gambar Meshing 3 CFD. ............................................................. 29
Gambar IV.1 Hasil pressure dan temperature survey Sumur A .......................... 31
Gambar IV.2 Skema Sumur Sumur A. ................................................................ 33
Gambar IV.3 Survey Kemiringan Sumur A. ....................................................... 33
Gambar IV.4 Reservoir Data Sumur A ............................................................... 34
Gambar IV.5 Parameter Matching Pressure & Temperature Survey Sumur A .. 34
Gambar IV.6 Matching Data profil Pressure & Temperature Survey Sumur A . 35
Gambar IV.7 Profil tekanan tubing dengan variasi gas injeksi Sumur A............ 36
Gambar IV.8 Profil produksi sumur dengan variasi jumlah injeksi Sumur A .... 37
Gambar IV.9 Profil casing pressure dengan laju alir gas injeksi Sumur A ........ 37
Gambar IV.10 Hasil pressure dan temperature survey Sumur B ........................ 39
Gambar IV.11 Skema Sumur Sumur B. .............................................................. 40
Gambar IV.12 Survey Kemiringan Sumur B. ..................................................... 41
Gambar IV.13 Reservoir Data Sumur B .............................................................. 41
Gambar IV.14 Parameter Matching Pressure & Temperature Survey Sumur B 42
Gambar IV.15 Matching Data profil Pressure & Temperature Survey Sumur B 42
Gambar IV.16 Profil tekanan tubing dengan variasi gas injeksi Sumur B .......... 43
Gambar IV.17 Profil produksi sumur dengan variasi jumlah injeksi Sumur B... 44
Gambar IV.18 Profil casing pressure dengan laju alir gas injeksi Sumur B....... 44
Gambar IV.19 Hasil pressure dan temperature survey Sumur C ........................ 46
Gambar IV.20 Skema Sumur Sumur C. .............................................................. 47
Gambar IV.21 Survey Kemiringan Sumur C. ..................................................... 48
Gambar IV.22 Reservoir Data Sumur C .............................................................. 48

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.23 Parameter Matching Pressure & Temperature Survey Sumur C 49


Gambar IV.24 Matching Data profil Pressure & Temperature Survey Sumur C 49
Gambar IV.25 Profil tekanan tubing dengan variasi gas injeksi Sumur C .......... 50
Gambar IV.26 Profil produksi sumur dengan variasi jumlah injeksi Sumur C... 51
Gambar IV.27 Profil casing pressure dengan laju alir gas injeksi Sumur C....... 51
Gambar IV.28 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/625 Psig.............. 52
Gambar IV.29 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/625 Psig ............ 53
Gambar IV.30 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/625 Psig........... 53
Gambar IV.31 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/600 Psig.............. 54
Gambar IV.32 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/600 Psig ............ 54
Gambar IV.33 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/600 Psig........... 55
Gambar IV.34 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/550 Psig.............. 55
Gambar IV.35 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/550 Psig ............ 56
Gambar IV.36 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/550 Psig........... 56
Gambar IV.37 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/500 Psig.............. 57
Gambar IV.38 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/500 Psig ............ 57
Gambar IV.39 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/500 Psig........... 58
Gambar IV.40 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/400 Psig.............. 58
Gambar IV.41 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/400 Psig ............ 59
Gambar IV.42 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/400 Psig........... 59
Gambar IV.43 Hasil Mass Flow Rate Model 2 P US/DS 650/625 Psig.............. 60
Gambar IV.44 Hasil Presure Contours Model 2 P US/DS 650/625 Psig ............ 61
Gambar IV.45 Hasil Velocity Contours Model 2 P US/DS 650/625 Psig........... 61
Gambar IV.46 Hasil Mass Flow Rate Model 2 P US/DS 650/600 Psig.............. 62
Gambar IV.47 Hasil Presure Contours Model 2 P US/DS 650/600 Psig ............ 62
Gambar IV.48 Hasil Velocity Contours Model 2 P US/DS 650/600 Psig........... 63
Gambar IV.49 Hasil Mass Flow Rate Model 2 P US/DS 650/550 Psig.............. 63
Gambar IV.50 Hasil Presure Contours Model 2 P US/DS 650/550 Psig ............ 64
Gambar IV.51 Hasil Velocity Contours Model 2 P US/DS 650/550 Psig........... 64
Gambar IV.52 Hasil Mass Flow Rate Model 2 P US/DS 650/500 Psig.............. 65
Gambar IV.53 Hasil Presure Contours Model 2 P US/DS 650/500 Psig ............ 65
Gambar IV.54 Hasil Velocity Contours Model 2 P US/DS 650/500 Psig........... 66
Gambar IV.55 Hasil Mass Flow Rate Model 2 P US/DS 650/400 Psig.............. 66
Gambar IV.56 Hasil Presure Contours Model 2 P US/DS 650/400 Psig ............ 67
Gambar IV.57 Hasil Velocity Contours Model 2 P US/DS 650/400 Psig........... 67
Gambar IV.58 Hasil Mass Flow Rate Model 3 P US/DS 650/625 Psig.............. 68
Gambar IV.59 Hasil Presure Contours Model 3 P US/DS 650/625 Psig ............ 69
Gambar IV.60 Hasil Velocity Contours Model 3 P US/DS 650/625 Psig........... 69
Gambar IV.61 Hasil Mass Flow Rate Model 3 P US/DS 650/600 Psig.............. 70
Gambar IV.62 Hasil Presure Contours Model 3 P US/DS 650/600 Psig ............ 70
Gambar IV.63 Hasil Velocity Contours Model 3 P US/DS 650/600 Psig........... 71
Gambar IV.64 Hasil Mass Flow Rate Model 3 P US/DS 650/550 Psig.............. 71
Gambar IV.65 Hasil Presure Contours Model 3 P US/DS 650/550 Psig ............ 72
Gambar IV.66 Hasil Velocity Contours Model 3 P US/DS 650/550 Psig........... 72
Gambar IV.67 Hasil Mass Flow Rate Model 3 P US/DS 650/500 Psig.............. 73

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.68 Hasil Presure Contours Model 3 P US/DS 650/500 Psig ............ 73
Gambar IV.69 Hasil Velocity Contours Model 3 P US/DS 650/500 Psig........... 74
Gambar IV.70 Grafik laju alir gas dengan variasi perbedaan pressure model 1. 75
Gambar IV.71 Grafik velocity gas dengan variasi perbedaan pressure model 1 76
Gambar IV.72 Grafik laju alir gas dengan variasi perbedaan pressure model 2. 77
Gambar IV.73 Grafik velocity gas dengan variasi perbedaan pressure model 2 77
Gambar IV.74 Grafik laju alir gas dengan variasi perbedaan pressure model 3. 78
Gambar IV.75 Grafik velocity gas dengan variasi perbedaan pressure model 3 79
Gambar IV.76 Variasi model terhadap kapasitas laju alir gas injeksi…………..79

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Photo 1” GLV ................................................................................ 85


Lampiran B Skema Modifikasi GLV ................................................................ 86
Lampiran C Jadwal Penyusunan Tesis .............................................................. 87

xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN Nama Pemakaian


pertama kali
pada halaman

CFD Computational Fluid Dynamic i


GLV Gas lift valve i
PI Productivity Index 14
Cd Dischager Coeeficient 15
API American Petroleum Institute 16
md Mili Darcy 16

LAMBANG

P Perbedaan tekanan 27
A Luas permukaan 27
k permeability 27
L Panjang sampel 27
P Tekanan 27
 Viscosity 27

xvi
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Gas lift adalah salah satu metode artificial lift yang digunakan pada
lapangan SSS, fokus utama kegiatan optimasi artificial lift di lapangan SSS untuk
mempertahankan produksi minyak. Optimalisasi gas lift secara terus menerus
adalah salah satu upaya untuk mendapatkan produksi minyak yang optimal. Salah
satu permasalahan yang timbul pada system gas lift adalah untuk sumur-sumur
dengan lokasi yang jauh dari compressor, dimana hal ini mengakibatkan
terbatasnya tekanan yang tersedia untuk system gas lift dalam mencapai laju alir
injeksi gas lift yang optimal. Hal tersebut sangat berdampak pada sumur-sumur gas
lift yang memiliki productivity index yang tinggi. Pemakaian orifice Gas lift Valve
(GLV) dengan bentuk square edge memiliki keterbatasan untuk mencapai injeksi
maksimal diperlukan differential pressure yang tinggi (50% dari tekanan upstream
orifice). Sehingga dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kapasitas laju alir gas
yang optimal. Upaya untuk meningkatkan laju alir gas pada gas lift valve dengan
melakukan modifikasi geometri GLV agar dapat meningkatkan kapasitas laju alir
gas. Salah satu tools untuk melakukan analisa modifikasi geometri GLV tersebut
adalah dengan menggunakan software Computational Fluid Dynamic (CFD),
Metode analisa dengan menggunakan software dengan pertimbangan ketersedian
peralatan dan efektifitas penelitian

I.2 Perumusan Masalah


Salah satu kendala dalam optimasi peningkatan produksi minyak sumur
yang menggunakan sistem gas lift adalah keterbatasan tekanan injeksi gas di
permukaan (casing head) , terutama pada sumur-sumur gas lift yang memiliki
lokasi yang jauh dengan compressor dikarenakan pressure drop yang tinggi.
Kondisi tersebut sangat berpengaruh kepada sumur-sumur produksi minyak yang
memiliki kebutuhan laju alir injeksi dan productivity indeks yang tinggi,
dikarenakan flowing gradient yang tinggi (diatas 0.18 psig/ft) sehingga perbedaan
tekanan yang dapat dihasilkan pada upsteam dan down stream orifice GLV

1
maksimal hanya 10-20% yang mengakibatkan ketebatasan laju alir gas pada GLV
1. Bagaimana cara untuk modifikasi GLV agar dapat meningkatkan
kapasitas laju alir gas injeksi?
2. Bagaimana pengaruh modifikasi GLV terhadap performa produksi
sumur gas lift?

I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud dilakukan penelitian ini ialah untuk memberikan analisis desain
modifikasi GLV yang optimal sehingga dapat meningkatkan laju alir gas pada
sistem gas lift dan produksi minyak dari sumur gas lift.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kinerja orifice GLV yang ada pada lapangan dengan
menggunakan simulasi model CFD.
2. Mengetahui hubungan modifikasi perubahan geometri GLV terhadap
performa laju alir gas injeksi pada GLV , dengan menggunakan simulasi
CFD.
3. Mengetahui hasil performa produksi sumur gas lift dengan
menggunakan GLV yang telah dilakukan modifikasi dengan simulasi.

I.4 Ruang Lingkup Penelitian dan Pembatasan Masalah

I.4.1 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini adalah pemodelan geometri Gas lift valve
dengan metode Computational Fluid Dynamic dan pemodelan performa produksi
sumur dengan software Nodal Analysis. Penelitian mengenai upaya optimasi
produksi sumur produksi minyak yang menggunakan system gas lift dengan cara
modifikasi geometri GLV, analisa modifikasi memakai alat bantu software CFD,
software CFD digunakan untuk membuat valve performance curve yang
menggambarkan hubungan laju alir injeksi dengan variable perbedaan pressure
pada GLV.

2
I.4.2 Pembatasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode simulasi.
2. Penelitian dilakukan pada model GLV ukuran 1 inch, yang digunakan pada
lapangan SSS.
3. Variable tekanan (Casing head Pressure) diambil dari kondisi lapangan SSS.
4. Penentuan gas lift valve performance curve menggunakan Software CFD.
5. Simulasi dari performa produksi sumur gas lift dengan menggunakan software
Nodal Analysis (PIPESIMS).
.
I.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak sumur
produksi gas lift dengan memberikan rekomendasi modifikasi desain geometri gas
injection valve untuk meningkatkan kapasitas laju alir gas injeksi dengan
keterbatasan tekanan pada casing head.
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan
dimana dapat memberikan analisis dan pembahasan mengenai aliran gas di dalam
GLV, serta hubungan antara modifikasi GLV terhadap kinerja gas lift system.

3
BAB II KAJIAN PUSTAKA

II.1 Landasan Teori


Gas lift, salah satu metode pengangkatan cairan buatan, telah diterapkan
secara luas selama beberapa dekade (dimulai pada 1800-an). Sebagai metode
pengangkatan buatan, gas lift dapat diterapkan pada sumur sedalam 15.000 ft dan
dapat mengangkat fluida pada laju 50.000 STB / D. Gambar II-1 menggambarkan
skema gas lift. Gas lift bertujuan untuk meningkatkan laju aliran dengan
mengurangi density dari cairan. Dengan kata lain; menambahkan jumlah gas injeksi
(dari sumber eksternal) untuk meningkatkan Gas Liquid Ratio (GLR) untuk
mengurangi density cairan yang mengalir (atau gradien). Dibandingkan dengan
bentuk lain dari metode pengangkatan buatan, gas lift lebih sederhana, lebih
fleksibel, dan memiliki kemampuan untuk beroperasi pada rentang produksi cairan
yang luas yang membuatnya menjadi kandidat yang baik untuk aplikasi lepas pantai
juga.

Gambar II.1 Skema Sistim Gas lift


(Shahri, 2011)
. Tidak seperti metode berbasis pompa, gas lift tidak mampu mengurangi

4
tekanan lubang bawah (BHP) sangat rendah, membutuhkan gas bertekanan tinggi
untuk beroperasi dan mungkin menghadapi beberapa ketidakstabilan produksi
karena variasi dalam tingkat injeksi gas dan kedalaman injeksi. Gas lift memiliki 2
metode yaitu continuous gas lift dan intermitent gas lift. Pembahasan didalam
penelitian ini adalah skema continuous gas lift dengan ukuran GLV 1”.
Ketika sumur tidak bisa berproduksi secara natural flow, itu berarti bahwa
tekanan reservoir tidak mencukupi untuk mengalirkan fluida sampai ke fasilitas
produksi. Dalam hal ini diakibatkan oleh gradien cairan tinggi atau (GLR) rendah.
Untuk mendapatkan produksi sumur agar fluida dapat mengalir, cara termudah dan
paling sederhana adalah dengan menginjeksikan tambahan jumlah gas dari dan
sumber eksternal. Gambar II.2 menunjukkan profil gradien fluida dan bagaimana
menentukan titik injeksi gas untuk memproduksi sebuah sumur.

Gambar II.2 Setting GLV


(Shahri, 2011)

II.1.2 Keterbatasan Sistem Gas lift


Salah satu batasan dari setiap sistem Gas lift adalah BHP minimum. Gradien
tekanan minimum adalah sekitar 0,22 psi / ft dan jarang turun di bawah 0,15 psi / ft
[1] oleh karena itu angkat gas adalah kandidat yang baik untuk proyek-proyek

5
waterflood dimana BHP dipertahankan meskipun terobosan air akan membatasi
kinerja pipa. Dalam mengatur katup katup gas lift semakin dalam titik injeksi,
semakin rendah BHP dapat dipaksa karena ketersediaan lebih banyak gas dalam
larutan. Tingkat injeksi gas optimal harus dicapai untuk menghindari penurunan
kinerja bersih karena gesekan (yang lebih besar dari pengurangan kepadatan).

II.1.3 Kestabilan gas lift


Gambar II-3 menunjukkan instalasi gas lift injeksi tunggal dengan beberapa
kemungkinan ketidakstabilan. Ketidakstabilan utama dalam proses gas lift dapat
terjadi karena perubahan tekanan tubing ketika tekanan injeksi tidak cukup tinggi.
Jika tekanan gas injeksi mencapai begitu tinggi sehingga aliran menjadi kritis,
operasi gas lift tetap stabil tanpa mengubah tekanan tubing.

Gambar II.3 Skema gas lift dengan kondisi tidak stabil


(Shahri, 2011)

6
II.1.4 Desain sistim gas lift
Pada desain gas lift injeksi GLV pertama harus dirancang untuk kick-off. Ini
berarti bahwa pada saat awal, ketika tubing penuh cairan dan annulus diisi dengan
gas bertekanan tinggi, gas mendorong cairan keluar dari tubing berarti tekanan gas
injeksi yang tinggi diperlukan. untuk memaksa gas masuk ke tubing. Tekanan yang
diperlukan dihitung berdasarkan kerapatan gas di dalam anulus dan densitas fluida
di dalam tubing pada kedalaman katup. Pada Gambar II.4, tekanan injeksi yang
diperlukan untuk memulai sumur adalah sekitar 3500 psig. Setelah sumur
ditendang, tekanan operasi akan berkurang ketika cairan bercampur dengan gas
angkat.

Gambar II.4 Gas lift Unloading Kick Off


(Shahri, 2011)
Gas lift beropeasi pada satu titik injeksi pada kedalaman tertentu sesuai dengan
kapasitas tekanan yang terdapat casing head. Kedalaman titik injeksi GLV atau
orifice dapat diatur sesuai dengan kapasitas tekanan casing head, semakin tinggi
drawdown dapat dicapai dengan semakin dalam kedalaman titik injeksi, Semakin

7
dalam titik injeksi gas lift maka tekanan alir sumur akan lebih rendah dan akibatnya
pada reservoir dengan productivity index tinggi, lebih banyak cairan dapat diangkat.
Penentuan kedalaman GLV sangat penting, desain pemasangan yang salah, setting
tekanan pembuka GLV yang salah, dll. akan mengakibatkan kegagalan dalam
desain tersebut. Dalam gas lift, saat kita masuk lebih dalam, tekanan pembukaan
katup yang dibuka menurun meskipun berat kolom gas di atas setiap GLV
meningkat. Penurunan tekanan pembukaan katup set ini akan menyebabkan katup
atas menutup saat kita mulai menurunkan katup yang lebih rendah dan seterusnya.
Gambar II.5 dan Gambar II.6 mendemonstrasikan penentuan kedalaman katup
dengan memperhatikan tekanan tubing yang mengalir (jika injeksi melalui casing),
gradien gas injeksi, dan gradien cairan formasi. Seperti yang telah ditunjukkan pada
Gambar 2-7, GLV terendah hanyalah orifice. Untuk sumur produksi tinggi, gas
pengangkat diinjeksikan dari tubing dan mengangkat cairan dari casing.

Gambar II.5 Mencari kedalam GLV no 1


(Shahri, 2011)

8
Pada gambar II.6 desain gas lift metode untuk penentuan jumlah gas lift
valve pada suatu sumur.

Gambar II.6 Desain Gas lift


(Shahri, 2011)
II.1.5 Aliran Gas Melalui GLV
Pada Gambar II.7 (a) menunjukkan karakteristik aliran gas lift dengan
kondisi critical dan sub critical, dimana pada kondisi critical tidak ada perubahan
laju alir gas dengan bertambahnya perbedaan tekanan. Pada gambar II.7 (b)
menunjukkan skema tekanan dan kedalaman pada system gas lift.

Gambar II.7 (a) karakteristik aliran gas pada Gas lift (b) Diagram tekanan dan
kedalaman pada Gas lift. (Hernandez, 2016)

9
Pada Gambar II.8 (a) Menunjukkan hubungan kenaikan diameter dari
orifice terhadap laju alir gas dengan variasi downstream pressure, dari grafik
tersebut dengan kenaikan diameter orifice terdapat kenaikan laju alir gas dengan
perbedaan tekanan yang sama. Pada gambar II.8 (b) menunjukkan hubungan antara
kenaikan diameter orifice dengan tekanan injeksi dan laju alir gas.

Gambar II.8 Variasi Diameter Orifice terhadap laju alir gas


(Hernandez, 2016)
II.1.6 Persamaan untuk menghitung laju alir gas melalui orifice The Thornhill-
Craver Equation sebagai berikut:

2 𝑘′ +1
𝑘′ 𝑘′ 𝑘′
155.5 𝐶𝑑 (𝐴𝑝 )𝑃1 √2𝑔 ( ) (𝑟 − 𝑟 )
𝑘′ −1

𝑄𝑔𝑖 = ……………….Persamaan II.1


√𝛾𝑔 𝑍𝑇

Qgi = Volumetric gas flowrate pada standard condition, Mscf/D


dimana faktor – faktor yang mempengaruhi laju alir gas antara lain:
Aeff = Effective flowing area, in2
Cd = Discharge coefficient
P1 = Tekanan upstream, psig
g = Gravitasi, 32.174 ft/sec2
r = rasio tekanan downstream dan upstream

10
g = Gas spesific gravity
T =Temperatur injeksi, R
Z = Compressibillity Factor

II.2 Tinjauan Pustaka


Berdasarkan kajian pustaka dari beberapa paper, thesis, makalah ilmiah dan
buku literatur yang memliki hubungan keterkaitan dengan cementing baik secara
langsung maupun tidak langsung, maka pada bab ini penulis akan menjelaskannya
dengan lebih detail.
BenAmara, A., (2016) menjelaskan mengenai keterbatasan inovasi yang
ada pada system gas lift, secara umum keterbatasan pada sistim gas lift:
1. Gas Charged Bellows
Menyebabkan ketergantungan valve terhadap tekanan dan temperatur.
2. Ukuran orifice yang tetap
Menyebabkan laju alir gas lift pada rentang yang terbatas.
3. Desain Gas lift
Desain gas lift memerlukan data yang sangat akurat, dikarenakan
keterbatasan kapasitas dari injeksi gas pada gas lift.
4. Selain itu Teknologi smart gas lift dengan menggunakan SCADA,Surface
controller System, Control Valve yang sedang berkembang menunjukan
dampak perubahan pada sistim gas lift dengan meningkatkan effisiensi
system , realibility dan mengurangi resiko.

Almeida, A.R., (2015) menjelaskan mengenai salah satu solusi untuk


meningkatkan laju alir gas dengan modifikasi orifice gas lift (Square Edge Orifice)
menjadi Ventury Orifice gas lift, untuk meningkatkan laju alir gas dengan
keterbatasan tekanan di casing head dan meningkatkan kestabilan dari system
injeksi gas pada gas lift. Definisi dari critical flow adalah kondisi dimana aliran gas
yang melalui GLV konstan terlepas dari perubahan downstream orifice gas lift.
Salah satu kelebihan utama dari desain Ventury Orifice gas lift adalah untuk
mencapai critical flow, rasio perbandingan tekanan down stream dan up stream

11
orifice sebesar 0.9 artinya dengan perbedaan pressure 10% aliran gas sudah
mencapai critical flow. Hal ini sangat signifikan dibandingkan dengan orifice gas
lift (Square Edge Orifice) yang membutuhkan rasio perbandingan tekanan
downstream dan upstream sebesar 0.5 untuk mencapai critical flow.

Kekurangan atau keterbatasan dari desain Ventury Orifice gas lift adalah
kurang sensitif terhadap perubahan tekanan casing dibandingkan katup orifice.
Venturi gas lift lebih kompleks untuk memproduksi dan membutuhkan lebih
banyak material dari pada orifice yang sederhana, dan oleh karena itu lebih mahal.

Almeida, A.R., (2010) dalam penelitiannya untuk Ventury Orifice gas lift
pada GLV ukuran 1.5” hasil percobaan menunjukkan nilai Cd (discharge
coeffiecient) untuk variasi ukuran orifice 3/16” – 3/8” Range nilai Cd 0.98-1.02.
dari hasil percobaan tersebut dengan nilai Cd mendekati 1 maka laju alir gas
theoretical hampir sama dengan laju alir gas sebenarnya, sedangkan untuk orifice
gas lift conventional memiliki Cd = 0.85.

Almeida, A.R., (2014) melakukan modifikasi pada orifice GLV menjadi


bentuk nozzle valve, dari hasil percobaan bentuk nozzle valve memiliki kelebihan
critical ratio dan discharge coefficient sama dengan bentuk venture orifice. Profil
aliran gas melalui geometri square edge orifice dengan ventury orifice sebagai
berikut:

Square Edge Orifice Ventury Orifice

Gambar II.9 Profil Aliran Gas melalui Orifice

12
Almeida, A.R., (2015) melakukan studi desain geometri untuk desain
ventury valve dengan beberapa geometri sbb :

Gambar II.10 Studi Geometri orifice


(Almeida, 2015)

Dari hasil studi tersebut rekomendasi bentuk profil yang optimal adalah desain B
“Toroidal Throat” dengan β 45 0 dengan surface roughness 0.5 µm.
Zoltan, T dan Gabor, T., (2009) melakukan simulasi penggunaan
Computational Fluid Dynamic (CFD) untuk mendapatkan karakteristik dari GLV 1
inch diantaranya valve performance curve untuk aliran melalui GLV, penelitian ini
mensimulasikan karakteristik GLV yang terdiri dari Stem dan Orifice, karakteristik
ini menganalisa pembukaan GLV terhadap pressure kemudian di analisa. Valve
performance curve untuk orife flow dan throthling flow hasil simulasi CFD
didapatkan kapasitas gas injeksi dengan variasi tekanan upstream maupun
downstream orifice.

II.3 Tinjauan Lapangan


Lapangan SSS ditemukan pada tahun 1996 dan saat ini merupakan mature

13
field dengan reservoir limestone dan sandstone dengan rata-rata water cut produksi
sumur mencapai 96%, dengan jumlah 400 sumur yang terdiri atas sumur produksi
dan injeksi. Saat ini lapangan berproduksi dengan skenario secondary recovery
waterflooding dimana metode produksi dengan menggunakan pengangkatan buatan
(artificial lift) dengan tekanan reservoir bervariasi dari 800-900 psig. Lapangan SSS
memiliki karakteristik minyak ringan dimana API grafity sebesar 39.
Gas lift dan ESP merupakan metode pengangkatan yang paling effektif di
lapangan SSS. Salah satu permasalahan yang timbul pada sumur dengan metode
pengangkatan buatan gas lift yaitu keterbatasan tekanan pada casing head yang
merupakan variable ketersediaan spesifikasi tekanan maksimal yang dapat
dihasilkan oleh compressor, dimana hal ini mengakibatkan keterbatasan kedalaman
gas injeksi dan keterbatasan laju alir gas untuk mencapai kondisi produksi sumur
yang optimal.

14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metodologi
Persiapan yang dilakukan sebelum memulai penelitian adalah dengan
mengumpulkan semua data lapangan yang diperlukan terkait dengan modifikasi
GLV , yaitu detail bentuk geometri dan material dari GLV, komposisi gas injeksi,
data tekanan casing head, data produksi sumur, desain gas lift, PVT, reservoir data.
Setelah data telah siap maka sistematika rangkaian analisis yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Menganalisis performance sumur gas lift dengan menggunakan
software Nodal Analysis, untuk mendapatkan gas lift performance
curve dan keterbatasan conventional GLV .
2. Menganalisis simulasi aliran gas melalui GLV awal dengan
menggunakan software CFD.
3. Melakukan simulasi dan optimasi design GLV dengan modifikasi
ukuran orifice dan variasi ukuran diameter lubang injeksi dengan
menggunakan software CFD.
4. Melakukan simulasi perbandingan antara desain venturi orice dengan
GLV yang telah dimodifikasi dengan software CFD.
5. Menganalisis efek dari modifikasi GLV terhadap produksi sumur
minyak yang menggunakan gas lift.

III.2 Jadwal Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September-Desember 2018 dan
jadwal penyusunan tesis dapat dilihat pada Lampiran C.

III.3 Jenis dan Sumber Data


Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini didapat dari beberapa paper,
jurnal, dan data primer dari lapangan SSS mengenai sumur produksi minyak gas
lift. Review paper dilakukan untuk mempelajari sejauh mana penelitian mengenai
perkembangan penelitian modifikasi GLV.

15
III.4 Prosedur Pengumpulan Data
Data yang dipakai dalam penelitian ini dikumpulkan dari salah satu
Lapangan SSS yang menggunakan gas lift sebagai artificial lift. Proses
pengumpulan data diawali dengan review dan identifikasi performance 3 sumur
sumur-sumur gas lift yang memiliki productivity index yang tinggi kemudian
dianalisis peluang untuk menaikkan produksi minyak.
Pengumpulan paper terkait modifikasi desain orifice GLV, mengidentifikasi
sejumlah referensi dalam review paper tersebut untuk mendapatkan informasi dan
data-data yang lebih detail, membuat klasifikasi parameter yang digunakan dalam
paper dan membuat ringkasan mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari
penelitian yang telah diidentifikasi. Data-data yang telah dikumpulkan akan dipakai
sebagi asumsi awal dalam mengerjakan penelitian dan dilanjutkan dengan metode
trial mix dan trial error untuk mendapatkan optimasi design GLV yang akan
digunakan di sumur produksi gas lift. Data-data yang dikumpulkan meliputi data
Well Schematic, Well Testing Data, PVT Data, Production Test Well, Data Detail
Gas lift Valve, data downhole pressure survey dan data tekanan Compressor.
Diagram alir pada Gambar III.1 menunjukkan proses pemilihan kandidat
sumur gas lift yang akan dijadikan study case. Kriteria sumur yang akan dipilih
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Sumur dengan performance gas lift yang belum optimal dimana indikasi
Total Gas lift Ratio < 600 scf/stb
2. Sumur yang memiliki Productivity Index yang cukup baik dengan nilai PI
> 5 bbls/psi/day.
3. Prioritas sumur dengan WC yang rendah agar didapatkan potensi kenaikan
produksi yang signifikan

Kandidat yang akan dipilih sebanyak 3 sumur untuk dilakukan optimasi


dengan meningkatkan laju alir gas injeksi dengan perubahan gometri gas lift valve.

16
Diagram alir penelitian awal III.1 untuk memastikan agar kandidat yang
dipilih dapat mengoptimalkan modifikasi geometri.

Start

Data Well Test, Well


Diagram, Gas Lift
data, PVT data,
Pressure Flowing,
Static

No
Flowing Gradient > 0.18
psi/ft / TGLR < 600 scf/stb

Yes

No
Productivity Index > 5 STB/
d/psi

Yes

No

Gas Lift
Sub Critical Flow Operation

Yes

Well Performance
Analysis with
Nodal Analysis
Software

Yes

Optimum Gas Lift


Operation Well

No

Kandidat Sumur
untuk study case

End

Gambar III.1 Diagram Alir Pemilihan kandidat sumur

17
III.5 Bahan dan Peralatan
Peralatan yang dipakai didalam penelitian:
1. Software Simulasi Nodal Analysis produksi sumur produksi gas lift
dengan mengunakan PIPESIMS licence PEP.
2. Software simulasi Fluid dynamic Software CFD license student
version.
3. GLV ukuran 1 Inch, dengan tipe dari operasi Injection Pressure
Operated

Gambar III.2 Gambar Penampang GLV initial

18
III.6 Prosedur Kerja.
Tahapan penelitian dimulai dari pengumpulan data dan kajian literature
seperti yang disampaikan pada subbab II, kemudian dilanjutkan dengan
mengumpulkan data yang akan dipakai sebagi asumsi awal penelitian dan
dilanjutkan dengan metode trial mix dan trial error untuk mendapatkan optimasi
desain geometri GLV yang akan digunakan di sumur produksi gas lift.
Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah pengumpulan data-data
penunjang untuk analisa awal performa sumur gas lift berupa data well testing, well
schematic, data PVT, data downhole pressure survey dari data-data tersebut
dilakukan perhitungan Productivity Index dengan menggunakan software nodal
analysis PIPESIM 2017, kandidat terpilih dengan kriteria productivity index diatas
5 bbls/psi. Tahapan kedua dalam penelitian ini adalah menganalisa performa kinerja
gas lift dengan penentuan kondisi operasi critical / sub critical flow kandidat yang
dipilih performa gas lift pada sub critical flow. Tahapan ketiga adalah penentuan
optimasi performa produksi gas lift, jika sumur sudah dalam kondisi optimal maka
sumur tidak akan dipilih sebagai kandidat, kandidat yang dipilih adalah sumur-
sumur yang masih belum optimal performa produksinya.
Setelah tahapan pemilihan kandidat sumur selesai, tahapan selanjutnya
adalah melakukan simulasi modifikasi geometri gas lift dengan menggunakan CFD
Ansys, model yang digunakan dalam simulasi ini meliputi 3 model, model 1 adalah
kondisi awal gas lift valve, model 2 modifikasi dengan meningkatkan lubang
diameter orifice sampai 0,5 inch dan model 3 modifikasi dengan menggunakan
bentuk ventury orifce sesuai dengan hasil study literature.
Dari hasil simulasi CFD akan diperoleh perbandingan kapasitas injeksi gas
antara gas lift sebelum dan setelah dilakukan modifikasi. Dari hasil simulasi
kapasitas injeksi kemudian dilakukan simulasi nodal analysis untuk menganalisa
potesi kenaikan produksi dan optimasi gas lift untuk kemudian dilakukan analisa
modifikasi geomerii yang optimal.
Analisa geometri modifikasi focus pada kapasitas laju alir gas injeksi, untuk
meningkatkan laju alir gas injeksi dalam optimasi sumur produksi gas lift.

19
III.7 Diagram Alir
Alur prosedur kerja pada subbab III.6 disajikan pada Gambar III.2 dan
Gambar III.3

Start

Data Sumur,Well
Test, Well Diagram,
Gas Lift data, PVT
data, Pressure
Flowing, Static
Pressure

Melakukan Simulasi Aliran


Gas pada Gas lift dengan
menggunakan Metode
Computational Fluid
Dynamic

Simulasi model aliran gas Simulasi model aliran gas


Simulasi model aliran gas
pada gas lift injection valve pada gas lift injection valve
pada gas lift injection valve
dengan variasi peningkatan dengan modifikasi geometri
awal dengan orifice ¼”
diameter gas lift valve venturi orifice

Simulasi variasi perbedaan


tekanan upstram dan
downstream orifice terhadap
laju alir gas injeksi di Gas
Injection Valve

Analisa variasi Geometri Gas


Lift terhadap efisiensi gas lift

Simulasi dan analisa


peningkatan produksi sumur
yang bisa dihasilkan dari
modifikasi gas lift valve

Potensi kenaikan No
Produksi

Yes

End

Gambar III.3 Diagram Alir Simulasi CFD

20
III.8 Analisis Data
Analisa yang dilakukan pada penelitian ini meliputi:
1. Analisa performa sumur produksi gas lift
2. Analisa kapasitas injeksi gas lift valve kondisi awal
3. Analisa kapasitas injeksi gas lift valve setelah dilakukan modifikasi.
4. Analisa optimasi produksi setelah adanya peningkatan kapasitas injeksi gas

III.9 Model CFD Modifikasi geometri GLV


Model awal yang dibuat berupa geometri dari Gas lift valve 1” dengan tipe
“Injection Pressure Operation”. Proses drawing didasarkan pada gambar desain
geometri GLV yang terdapat pada lapangan. Pada simulasi modifikasi geometri
akan dibuat 3 model geomerti GLV, model 1 untuk menganalisa kondisi GLV
kondisi awal dimana akan diperoleh hubungan antara kapasitas laju alir injeksi
(Mscfd) dengan perbedaan tekanan (psig). Model 1 digunakan sebagai baseline
dalam menganalisa modifikasi geometri.
Model 2 dilakukan modifikasi geometri GLV sederhana dengan
meningkatkan diameter dari orifice dari 5/16” ke 0.5”. Peningkatan diameter
sampai dengan 0.5” bedasarkan pada pertimbangan ketebalan material dan
maksimal pembesaran diameter yang memungkinkan dilakukan pada GLV, model
ini untuk mengetahui kenaikan kapasitas laju alir injeksi dengan peningkatan
diameter orifice.
Model 3 dilakukan modifikasi geometri GLV dengan bentuk venture orifice
untuk mendapatkan kenaikan laju alir injeksi dengan diikuti dengan peningkatan
effisiensi dari GLV, effisiensi yang dimaksud adalah untuk mencapai critical flow
diperlukan perbedaan tekanan yang lebih rendah dari pada bentuk square edge
orifice. Geometri dari ventury orifice ini berdasarkan pendekatan dari studi
literature mengenai ventury orifice serta dengan pertimbangan modifikasi yang
dapat dilakukan dengan sederhana dan dapat dilakukan dengan mesin bubut
maupun mesin CNC untuk modifikasi GLV
III.9.1 Model 1 yaitu Gas lift Valve kondisi awal (Gambar III.4) untuk mendapatkan
parameter acuan analisa model gas lift valve yang akan dilakukan modifikasi. Pada

21
model ini memiliki acuan kondisi awal dimana pada kondisi ini gas lift valve
memiliki ukuran orifice ¼”.

Gambar III.4 Desain Model 1 Gas lift Valve 1” IPO

III.9.2 Model 2 yaitu Gas lift Valve dengan modifikasi geometri peningkatan
ukuran lubang Gas lift dari ¼” ke ½” (Gambar III.5) hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas maksimal laju alir gas injeksi dengan peningkatan luas area
orfice. Pertimbangan peningkatan lubang orifice dengan ketebalan minimum yang
masih bisa dilakukan modifikasi geometri dari gas lift valve, dengan kenaikan
diameter orifice ini laju alir gas injeksi akan naik secara significan.

22
Pada model ke 2 ini modifikasi dengan cara yang paling sederhana dengan
upaya yang minimal, kedepannya modifikasi ini bisa dibuat varias diameter yang
lebih banyak sehingga mendapatkan beberapa opsi modifikasi untu peningkatan
laju alir gas injeksi.

Gambar III.5 Desain Model 2 Geometri Gas lift Valve

III.9.3 Model 3 yaitu Gas lift valve dengan modifikasi geometri venture orifice
dengan acuan SPE 174082 dengan geometri orifice memiliki nozzle attack angle β
45 Deg dan α 6 Deg (Gambar III.6). desain ini merupakan formulasi dari hasil studi
yang telah dilaksanakan pada laboratorium. Pada modifikasi geometri model 3
dilakuka dengan pertimbangan cara dan peralatan untuk melakukan modifikasi

23
pada gas lift valve, sehingga model hasil geometri model 3 pendekatan dari formula
yang telah dirumuskan.

Gambar III.6 Geometri Ventury Orifice

Gambar III.7 Desain Model 3 Geometri Ventury Gas lift

24
Analisis dilakukan dengan mengasumsikan sebagai gas Penelitian ini
dibatasi pada pengoperasian Tekanan Gas Injeksi Sebesar 650 psig dengan variasi
tekana tubing pada table dibawah ini.

Tabel III.1 Variasi Model, tekanan upstream dan tekanan downstream


Kasus Model Tekanan Tekanan
Geometri Upsteam Downstream
(psig) (psig)
1 Model 1 650 625
2 Model 1 650 600
3 Model 1 650 550
4 Model 1 650 500
5 Model 1 650 400
6 Model 2 650 625
7 Model 2 650 600
8 Model 2 650 550
9 Model 2 650 500
10 Model 2 650 400
11 Model 3 650 625
12 Model 3 650 600
13 Model 3 650 550
14 Model 3 650 500

III.9 Analisa CFD


Penelitian ini akan dilakukan secara numerik menggunakan software
Computational Fluid Dynamic (CFD). Secara umum ada tiga tahapan utama yang
perlu dilakukan dalam metode numerik ini yaitu: Pre-processing, processing, dan
post-processing.

25
III.9.1 Pre-processing
Pada tahap pre-processing ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu:
merupakan tahap awal untuk Analisa pemodelan CFD. Dalam tahap ini terdiri dari
pembuatan model benda uji Gas lift valve, pembuatan meshing pada domain dan
penentuan kondisi batas dan paramater-parameter yang telah ditentukan.

Gambar III.8 Model 1 CFD

Gambar III.9 Model 2 CFD

26
Pembuatan model pada tahapan pre processing ini dengan skala 1:1 sesuai
dengan dimensi gas lift valve.

Gambar III.10 Model 3 CFD

III.9.2 Meshing GLV


Meshing adalah proses pemecahan domain menjadi volume yang lebih
kecil. Hal ini dilakukan untuk memudahkan diskritisasi domain aliran dan
enerapkan persamaan pengendali pada domain aliran. Untuk mendapatkan
simaulasi yang akurat maka pemilihan meshing pada sebuah geometri dibuat
mengikuti prediksi peruhanan pola aliran yang terjadi. Pembuatan meshing
dilakukan dengan cara membagi model solid menjadi elemen-elemen kecil
sehingga kondisi batas dan beberapa parameter yang diperlukan dapat akurat dalam
elemen-elemen tersebut. Meshing volume sebagian besar volume Tetraahedral
dengan menghasilkan jumlah nodes sebanyak 8,611 dan elements 41,511 untuk
model 1, pada model 2 jumlah nodes sebanyak 8,611 dan elements 41,511 sama
dengan model 1, sedangakan model 3 jumlah nodes sebanyak 7,211 dan Elements
35,326.
Gambar III.12 menunjukan hasil meshing untuk model 1. Gambar III.13 dan
Gambar III.14 menunjukan hasil meshing pada model 2 dan model 3.

27
Hasil dari meshing ini digunakan untuk mendapatkan hasil simulasi yang
akurat, dengan setiap model memiliki jumlah nodes sebanyak 8,611 dan elements
41,511 untuk model 1 dan model 2.

Gambar III.12 Gambar Meshing Model 1

Gambar III.13 Gambar Meshing Model 2

28
Pada Model 3 sesuai dengan gambar III.14 jumlah nodes sebanyak 7,211
dan Elements 35,326.

Gambar III.14 Gambar Meshing Model 3

III.9.2 Processing
Hasil meshing dan domain pada simulasi numerik dilakukan export ke solver untuk
dilakukan processing. Beberapa pengaturan yang dilakukan diantaranya adalah
models, materials, boundary conditions, operating conditions, control and
monitoring conditions, serta initialize conditions.

III.9.3 Post-processing
Setelah berhasil melakukan running langkah selanjutnya adalah tahap Post-
processing. Post-processing merupakan penampilan hasil serta analisa terhadap
hasil yang telah diperoleh berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kuantitatif berupa distribusi tekanan dan kecepatan dan data mass flowrate untuk
mendapatkan laju alir gas injeksi. Sedangkan data kualitatif berupa visualisasi
aliran dengan menampilkan contur pressure, dan velocity profile.

29
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian berdasarkan hasil analisa kandidat
sumur, simulasi performa produksi kandidat sumur, simulasi modifikasi GLV dan
simulasi optimasi produksi sumur.
IV.1 Analisa dan Pembahasan kandidat Sumur.
Analisa dilakukan pada tiga sumur produksi (sumur A, sumur B, dan sumur
C) di lapangan SSS.

IV.1.1 Sumur A. Data-data sumur A sebagai berikut:

Tabel IV.1 Data Sumur A

Data Keterangan

Formasi Limestone

Mid Perforasi 3845 ft BHMD / 2782 ft TVD

Reservoir Pressure 840 psig

WC 94%

GOR 230 scf/stb

Liquid rate 1552 BLPD

Gas Injection Rate 350 Mscfd

Casing head pressure Operasi 595 psig

Ukuran Gas lift 1“

Model IPO

Jumlah GLV 4 ea

30
Detail spesifikasi gas lift yang dipasang terdapat pada table IV.2 yang meliputi data
kedalaman GLV, Pressure test rack opening, port size dan R (rasio port dan
bellow).
Tabel IV.2 Spesifikasi Gas lift Valve Sumur A
Depth Depth (ft Ptro (psig) Port
R
(ft TVD) MD)* @60 F Size
GLV 1 902 914 dummy N/A
GLV 2 1541 1640 dummy N/A
GLV 3 1986 2209 550 3/16" 0.094
GLV 4 2281 2592 SO 1/4" 0.165

Well A Press. / Temp

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
0
Tbg Press
Csg Press
SPM1
500
SPM2
SPM3
SPM4
1000 GLV-1 MID Perf.
Static
Max Csg.
TVD

Press.
1500 Target Csg.
GLV-2 Press.
Target
Prod. Grad.
Temp.F

2000
GLV-3
3rd
GLV-4
2500

Mid Perf
3000
110 120 130 140 150 160 170 180 190

Gambar IV.1 Hasil pressure dan temperature survey Sumur A

31
Dari hasil pressure survey sumur A (Gambar IV.1) titik injeksi ada di GLV-
4 yang merupakan point of injection yang direncanakan, dengan casing head
pressure 595 psig gas injection rate yang dihasilkan 350 Mscfd dengan flowing
gradient 0,18 psig/ft, pada titik injeksi menggunakan orifice dengan ukuran ¼” pada
titik injeksi/ pada kedalaman orifice pressure pada casing sebesar 640 psig dan pada
tubing sebesar 603 psig dengan perbedaan tekanan sebesar 37 psig. Dengan
maksimal casing head pressure sebersar 630 psig maka tekanan casing maksimal
yang dapat diberikan sebesar 620 psig dikarenakan ada unloader valve di GLV-3.
Dengan maksimal pressure casing head sebesar 620 psig maka selisih maksimal
perbedaan tekanan yang ada di titik injeksi sebesar 37 psig + 25 psig = 62 psig /
10% dari maksimal casing head pressure (620 psig).
Dengan injeksi gas sebesar 350 Mscfd pressure drawdown pada Sumur A
sebesar 39 psig dengan produksi liquid 1552 BLPD, dengan pesamaan vogel
diperoleh Q max sebesar 25,800 BLPD. Dari data Qmax tersebut menunjukan
potensi produksi yang besar sehingga Sumur A salah satu kandidat yang optimal
untuk penelitian.
Simulasi analisa performa produksi sumur dilakukan dengan menggunakan
software Pipesims 2017, simulasi ini bertujuan untuk melakukan analisa produksi,
analisa performa gas lift dan analisa variasi gas injeksi terhadap produksi sumur.
Tahap awal yang terdiri dari masukan data-data mengenai skema sumur, kedalaman
peralatan gas lift tubing, packer, defiasi dari sumur, kedalaman perforasi, sehingga
diperoleh skema sumur (Gambar IV.2) kemudian survey kemiringan dari sumur
untuk menetukan kedalaman secara vertical (True Vertical Depth) hasil dari survey
di plot dan dimasukkan kedalam data input softwafe (Gambar IV.3).
Dari data test produksi sumur A dan hasil flowing bottom hole pressure
survey diperoleh Qmax sebesar 25,800 BLPD dengan memilih persamaan Vogel
serta Fluid Model yang dipilih adalah Black Oil dengan GOR 230 scf/stb. Hasil dari
data input reservoir (Gambar IV.4).

32
Pada Gambar IV.2 Setelah data-data mengenai peralatan produksi dibawah
tanah sumur A diperoleh sketsa dari sumur A

Gambar IV.2 Skema Sumur Sumur A

Gambar IV.3 Survey Kemiringan Sumur A

Gambar IV.3 Menunjukkan hasil plot kedalaman secara vertical dan

33
kemiringan lubang sumur. Dengan kedalaman MD sebesar 3845 ft diperoleh
kedalaman secara vertical sebesar 2782 ft.

Gambar IV.4 Reservoir Data Sumur A


Gambar IV.4 menunjukkan IPR Curve dari sumur A dengan data-data yang
diperoleh dari test produksi dan hasil survey tekanan dan temperature. Dari analisa
tersebut Qmax sumur A sebesar 25,800 BLPD, dari data tersebut potensi sumur
cukup besar dibandingkan dengan hasil test produksi sebesar 1,552 BLPD.
Gambar IV.5 menunjukkan Processing Data Hasil dari data Matching hasil
pressure dan temperature survey dengan vertical flow multiphase correlation
diperoleh korelasi Duns and Rose yang mendekati kondisi actual dari Sumur A
dengan parameter regresi Friksi dan hold up sebesar 0.93.

Gambar IV.5 Parameter Matching Data Pressure & Temperature Survey Sumur

34
Dari hasil matching antara vertical flow correlation dan data survey Sumur
A (Gambar IV.6) diperoleh simulasi produksi sebesar 1580 BLPD dengan laju
alir gas injeksi 350 Mscfd,

Gambar IV.6 Hasil Matching profil Pressure & Temperature Survey Sumur A
Dibandingkan dengan kondisi actual produksi sebesar 1552 BLPD dengan
laju alir gas injeksi 350 Mscfd. Stelah data matching dibuat simulasi untuk
menganalisa variasi laju alir gas injeksi terhadap profil tekanan dalam tubing dan
produksi (Gambar IV.7) dari sumur, variasi dilakukan dengan 10 variabel dimulai
dari 100 Mscfd sampai dengan 1,000 Mscfd dengan interval 100 Mscfd. Dari hasil
profile tekanan tubing diperoleh dengan kenaikan gas injeksi profil tekanan dalam
tubing semakin rendah gradient nya, sehingga dengan penurunan distribusi tekanan
di dalam tubing maka pressure drawdown akan semakin tinggi yang menyebabkan
kenaikan produksi dari Sumur A.

35
Dari hasil simulasi data tersebut diperoleh data simulasi produksi sebesar
249 BLPD (100 Mscfd) sampai dengan 2482 BLPD (1,000 Mscfd).

Gambar IV.7 Profil tekanan tubing dengan variasi gas injeksi Sumur A
Untuk menetukan laju alir injeksi yang optimal dibuat simulasi dengan hasil
pada gambar IV.8 Pada kurva sumbu X laju alir produksi dalam BLPD dan sumbu
Y jumlah laju alir gas injeksi Mscfd, dari hasil analisa diperoleh laju alir gas injeksi
yang optimal sebesar 700-800 Mscfd dengan produksi sebesar 2,300-2,387 BLPD.
Untuk mendapatkan produksi Sumur A yang optimal dibuat simulasi
diagnosa performa injeksi gas lift pada titik injeksi, dari hasil simulasi (Gambar
IV.8) untuk mencapai laju alir gas yang optimal 700-800 Mscfd dengan
menggunakan orifice ukuran ¼” yang terpasang saat ini dibutuhkan tekanan
minimum casing head pressure sebesar 680 psig, Pada kodisi saat ini pada Sumur
A maksimal casing head pressure yang tersedia sebesar 620 psig maka untuk
mencapai kondisi optimal laju alir injeksi tidak memungkinkan.

36
Untuk mencapai laju alir injeksi gas yang optimal dapat dilakukan dengan
cara modifikasi geometry dari orifice

Gambar IV.8 Profil produksi sumur dengan variasi jumlah gas injeksi Sumur A

Gambar IV.9 Profil casing head pressure dengan laju alir gas injeksi

Modifikasi dengan menaikkan luasan dari orifice sehingga dengan


perbedaan tekanan yang sama kapasitas pengiriman gas injeksi dapat ditingkatkan.

37
IV.1.2 Data dan Analisa Sumur B.
Data-data sumur B sebagai berikut
Tabel IV.3 Data sumur B

Data Keterangan

Formasi Limestone

Mid Perforasi 3198 ft BHMD / 2875 ft TVD

Reservoir Pressure 850 psig

WC 95%

GOR 230 scf/stb

Liquid rate 1552 BLPD

Gas Injection Rate 310 Mscfd

Casing head pressure Operasi 700 psig

Ukuran Gas lift 1“

Model IPO

Jumlah GLV 3 ea

Detail spesifikasi gas lift yang dipasang terdapat pada table IV.4 yang
meliputi data kedalaman GLV, Pressure test rack opening, port size dan R (rasio
port dan bellow).
Tabel IV.4 Spesifikasi Gas lift Valve Sumur B
Depth (ft Depth (ft Ptro (psig)
Port Size R
TVD) MD)* @60 F
GLV 1 1176 1226 dummy 3/16" N/A
GLV 2 2120 2359 660 3/16" 0.094
GLV 3 2776 3149 SO 1/4" 0.165

Dari data analisa hasil pressure dan temperature survey Sumur B, titik injeksi ada
di GLV-3 yang merupakan point of injection yang direncanakan. Dengan casing
head pressure 700 psig gas injection rate yang dihasilkan 310 Mscfd dengan

38
flowing gradient 0.21 psig/ft. Titik injeksi menggunakan orifice dengan ukuran ¼”
pada titik injeksi pressure pada casing sebesar 756 psig dan pada tubing sebesar
726 psig dengan perbedaan tekanan sebesar 30 psig.

Well B Tbg Press

Pressure Csg Press

SPM1
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100
0 SPM2

SPM3

MID Perf.
500
Static

Max Csg.
Press.
Target Csg.
1000 Press.
GLV-1 Target
Prod. Grad.
Temp.F
1500
TVD

2000
GLV-2

2500

GLV-3

3000 Mid Perf

60 80 100 120 140 160 180 200


Temperature F

Gambar IV.10 Hasil pressure dan temperature survey Sumur B

Dengan maksimal casing head pressure sebersar 730 psig maka tekanan
casing maksimal yang dapat diberikan sebesar 720 psig dikarenakan ada unloader
valve di GLV-2. Dengan maksimal pressure casing head sebesar 720 psig maka
selisih maksimal perbedaan tekanan yang ada di titik injeksi sebesar 30 psig + 20
psig = 50 psig / 7% dari maksimal casing head pressure (720 psig).

39
Dengan injeksi sebesar 310 Mscfd pressure drawdown pada Sumur A
sebesar 100 psig dengan produksi liquid 1402 BLPD, dengan pesamaan vogel
diperoleh Q max sebesar 7007 BLPD. Dari data Qmax tersebut menunjukan potensi
produksi yang cukup besar sehingga Sumur B salah satu kandidat yang optimal
untuk penelitian.
Simulasi analisa performa produksi sumur dilakukan dengan menggunakan
software Pipesims 2017, simulasi ini bertujuan untuk melakukan analisa produksi,
analisa performa gas lift dan analisa variasi gas injeksi terhadap produksi sumur.
Tahap awal yang terdiri dari masukan data-data mengenai skema sumur, kedalaman
peralatan gas lift tubing, packer, defiasi dari sumur, kedalaman perforasi, sehingga
diperoleh skema sumur (Gambar IV.11) kemudian survey kemiringan dari sumur
untuk menetukan kedalaman secara vertical (True Vertical Depth) hasil dari survey
di plot dan dimasukkan kedalam data input software (Gambar IV.12).

Gambar IV.11 Skema Sumur B

40
Dari data test produksi sumur B dan hasil flowing bottom hole pressure
survey diperoleh Qmax sebesar 7,099 BLPD dengan memilih persamaan Vogel
serta Fluid Model yang dipilih adalah Black Oil dengan GOR 230 scf/stb.

Gambar IV.12 Survey kemiringan Sumur B

Gambar IV.13 Reservoir Data Sumur B

Processing Data Hasil dari data Matching hasil pressure dan temperature

41
survey dengan vertical flow multiphase correlation diperoleh korelasi Duns and
Rose yang mendekati kondisi actual dari Sumur A dengan parameter regresi Friksi

dan hold up sebesar 0.95

Gambar IV.14 Parameter Matching Data Pressure & Temperature Survey Sumur B

42
Gambar IV.15 Hasil Matching profil Pressure & Temperature Survey Sumur B
Dari hasil matching (Gambar IV.15) diperoleh simulasi produksi sebesar
1464 BLPD dengan laju alir gas injeksi 310 Mscfd, dibandingkan dengan kodisi
actual produksi sebesar 1402 BLPD dengan laju alir gas injeksi 310 Mscfd.
Pada simulasi variasi gas injeksi terhadap produksi diperoleh hasil pressure
profil pada sumur B (Gambar IV.14), dari data profil tersebut terlihat dengan
kenaikan gas injeksi rate flowing gradient pada sumur B semakin rendah yang
mengakibatkan drawdown yang lebih besar sehingga diperoleh laju alir produksi
yang lebih optimal.

Gambar IV.16 Profil tekanan tubing dengan variasi gas injeksi Sumur B
Variasi gas injeksi dengan profil tekanan pada tubing (Gambar IV.16),
dimana sumbu X merupakan kedalaman dan sumbu Y merupakan tekanan didalam
tubing, variasi antara 100 Mscfd sampai dengan 1000 Mscfd dengan interval 100
Mscfd dari data tersebut diperoleh data simulasi produksi sebesar 449 BLPD (100
Mscfd) sampai dengan 2,226 BLPD (1000 Mscfd. Pada Gambar IV.17 dibuat
simulasi untuk menetukan laju alir injeksi optimal di plot kurva sumbu X laju alir
produksi dan sumbu Y jumlah laju alir gas injeksi, dari hasil plot diperoleh laju alir

43
yang optimal sebesar 700 Mscfd dengan produksi sebesar 2,100 BLPD pada sumur
B, dengan laju alir gas 1000 Mscfd produksi yang diperoleh sebesar 2230 BLPD,
laju alir optimal dipilih 700 Mscfd dikarenakan dengan kenaikan gas injeksi sampai
dengan 1000 Mscfd kenaikan produksi tidak significand dan memerlukan tambahan
gas sebesar 300 Mscfd.

Gambar IV.17 Profil produksi sumur dengan variasi jumlah gas injeksi Sumur B

Gambar IV.18 Profil hubungan casing head pressure dengan laju alir gas injeksi

44
Hasil simulasi diagnosa gas lift (Gambar IV.18 ) pada titik injeksi diperoleh
untuk mencapai laju alir gas yang optimal 700 Mscfd dengan menggunakan orifice
ukuran ¼” dibutuhkan tekanan sebesar 840 psig, dengan maksimal casing head
pressure sebesar 720 psig maka untuk mencapai kondisi optimal laju alir injeksi
tidak memungkinkan dengan menggunakan orifice ¼”.

IV.1.3 Data dan Analisa Sumur C


Data-data sumur C sebagai berikut :

Tabel IV.5 Data Sumur C

Data Keterangan

Formasi Limestone

Mid Perforasi 3635 ft BHMD / 2906 ft TVD

Reservoir Pressure 1047 psig

WC 96%

GOR 230 scf/stb

Liquid rate 1195 BLPD

Gas Injection Rate 373 Mscfd

Casing head pressure Operasi 660 psig

Ukuran Gas lift 1“

Model IPO

Jumlah GLV 5 ea

Analisa data hasil downhole pressure dan temperature survey (Gambar 4.20). Dari
hasil pressure dan temperature survey Sumur c titik injeksi ada di GLV-3 yang
sebelumnya bukan merupakan point of injection yang direncanakan, akan tetapi
dengan keterbatasan casing head pressure injeksi gas hanya bisa dilakukan pada
GLV-3

45
Detail spesifikasi gas lift yang dipasang terdapat pada table IV.6 yang meliputi
kedalaman pemasangan GLV, Ptro, ukuran port dan rasio antara port dan bellows.

Tabel IV.6 Spesifikasi Gas lift Valve Sumur C


Depth Ptro
Depth (ft Port
(ft (psig) R
MD)* Size
TVD) @60 F
GLV 1 911 933 dummy 3/16" N/A
GLV 2 1568 1773 590 3/16" 0.094
GLV 3 1974 2334 SO 1/4" 0.165
GLV 4 2227 2684 525 1/4" 0.165
GLV 5 2361 2874 SO 5/16" 0.255

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100
0 Tbg
Press
Press.
Csg
Press
500
SPM1

SPM2
1000 1st
SPM3

1500 SPM4
2nd
MID
TVD

Perf.
2000 3rd Static
4th
Max
2500
5th Csg.
Press.

3000 Mid Perf

Temp.
3500
70 90 110 130 150 170 190

.
Gambar IV.19 Hasil pressure dan temperature survey Sumur C
Dengan casing head pressure 660 psig gas injection rate yang dihasilkan
373 Mscfd dengan flowing gradient 0.224 psig/ft. Titik injeksi Menggunakan

46
orifice dengan ukuran ¼” pada titik injeksi pressure pada casing sebesar 700 psig
dan pada tubing sebesar 681 psig dengan perbedaan tekanan sebesar 19 psig.
Dengan maksimal casing head pressure sebersar 670 psig maka tekanan casing
maksimal yang dapat diberikan sebesar 660 psig dikarenakan ada unloader valve di
GLV-2.
Dengan injeksi sebesar 373 Mscfd pressure drawdown pada Sumur C
sebesar 73 psig dengan produksi liquid 1195 BLPD, dengan pesamaan vogel
diperoleh Q max sebesar 9776 BLPD. Dari data Qmax tersebut menunjukan potensi
produksi yang cukup besar sehingga Sumur C salah satu kandidat yang optimal
untuk penelitian. Gambar IV.9 menunjukan skema sumur C dengan kedalalam
GLV dan kedalaman perforasi, pada gambar tersebut menggambarkan 1 GLV yang
beroperasi sesuai hasil survey tekanan dan temperature.

Gambar IV.20 Skema Sumur Sumur C

47
Gambar IV.3 Menunjukkan hasil plot kedalaman secara vertical dan
kemiringan lubang sumur dari survey ini terlihat horizontal displacement sebesar
2000 ft dengan derajat kemiringan sebesar 42.

Gambar IV.21 Survey Kemiringan Sumur C

Gambar IV.22 Reservoir Data Sumur C

Dari analisa data test produksi dengan tekanan reservoir 1061 dan tekanan
alir sebesar 989 psig diperoleh dengan persamaan vogel pada Gambar IV.21 Qmax

48
sebesar 9960 BLPD. Fluid Model yang dipilih adalah Black Oil dengan GOR 230
scf/stb, dari data tersebut sumur ini memiliki potensi yang sangat baik.
Hasil dari data Matching hasil pressure dan temperature survey dengan
vertical flow multiphase correlation (Gambar IV.23) diperoleh korelasi Duns and
Rose yang mendekati kondisi actual dari Sumur A dengan parameter regresi Friksi
dan hold up sebesar 0.95.

Gambar IV.23 Matching Data Pressure & Temperature Survey Sumur c

Gambar IV.24 Matching Data profil Pressure & Temperature Survey Sumur C

49
Dari hasil matching diperoleh simulasi produksi sebesar 1137 BLPD dengan laju
alir gas injeksi 373 Mscfd, dibandingkan dengan kodisi actual produksi sebesar
1195 BLPD dengan laju alir gas injeksi 373 Mscfd.
Pada simulasi variasi gas injeksi terhadap produksi diperoleh hasil pressure
profil sebagai berikut. Variasi gas injeksi dengan profil tekanan pada tubing
(Gambar IV.25), dimana sumbu X merupakan kedalaman dan sumbu Y merupakan
tekanan didalam tubing, variasi antara 100 Mscfd sampai dengan 1000 Mscfd
dengan interval 100 Mscfd dari data tersebut diperoleh data simulasi produksi
sebesar 127 BLPD (100 Mscfd) sampai dengan 1744 BLPD (1000 Mscfd).

Gambar IV.25 Profil tekanan tubing dengan variasi gas injeksi Sumur C

Untuk menetukan laju alir injeksi optimal di plot kurva sumbu X laju alir
produksi dan sumbu Y jumlah laju alir gas injeksi (Gambar IV.22), Dengan laju alir
injeksi sebesar 1000 Mscfd diperoleh laju alir sebesar 1744 BLPD, dari hasil plot
diperoleh laju alir yang optimal sebesar 700-800 Mscfd dengan produksi sebesar
1636-1699 BLPD.

50
Hasil simulasi diagnosa gas lift pada titik injeksi diperoleh untuk mencapai
laju alir gas yang optimal 700 Mscfd dengan menggunakan orifice ukuran ¼”
dibutuhkan tekanan sebesar 925 psig, dengan maksimal casing head pressure
sebesar 660 psig maka untuk mencapai kondisi optimal laju alir injeksi tidak
memungkinkan dengan menggunakan orifice ¼”.

Gambar IV.26 Profil Produksi dengan variasi gas injeksi Sumur C

Gambar IV.27 Profil Casing head Pressure dengan laju alir injeksi gas

51
IV.2 Analisa CFD Modifikasi Geometri GLV

Pada tahapan ini melakukan analisa geometri gas lift valve dengan
menggunakan software CFD untuk menentukan hubungan antara gometri gas lift
terhadap kapasitas laju alir gas, distribusi pressure drop dan distribusi velocity

IV.2.1 Geometri awal gas lift valve = Model 1

Simulasi geometri awal gas lift model 1 dilakukan dengan tekanan di


upstream GLV sebesar 650 psig dan variasi perbedaan tekanan sebesar 25 psig, 50
psig, 100 psig, 150 psig dan 200 psig.

IV.2.1.1 Hasil simulasi Model 1 CFD mass flow rate, pressure & velocity countour
untuk tekanan upstream 650 psig perbedaan tekanan 25 psig (tekanan downstream
625 psig). Gambar IV.28 menunjukan hasil mass flowrate sebesar 0.117006 kg/s
atau sebesar 360 Mscfd.

Gambar IV.28 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/625 Psig

Dari hasil simulasi CFD untuk model 1 dengan tekanan upsteam 650 psig dan
tekanan downstream 625 psig mass flow rate sebesar 0.117006 kg/s (Gambar
IV.28) atau setara dengan 360 Mscfd. Pada distribusi tekanan (Gambar IV.29)

52
terlihat tekanan berkurang secara signifikan pada saat melewat orifice dengan
contour range 595 psi – 650 psi, kontraksi terlihat pada profil tekanan yang lebih
rendah pada saat melalui orifice.

Gambar IV.29 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/625 Psig

Gambar IV.30 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/625 Psig

53
pada zona ini terlihat distribusi tekanan yang paling redah. Dari contour
velocity (Gambar IV.30) diperoleh velocity maksimal sebesar 110 m/s.

IV.2.1.2 Hasil simulasi Model 1 CFD mass flow rate, pressure & velocity countour
untuk tekanan upstream 650 psig perbedaan tekanan 50 psig (tekanan downstream
600 psig) hasil mass flow rate sebesar 0.148023 kg/s (Gambar IV.31) atau setara
dengan 455 Mscfd.

Gambar IV.31 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/600 Psig

Gambar IV.32 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/600 Psig

54
Pada distribusi tekanan (Gambar IV.32) terlihat tekanan dengan contour range
595 psi – 650 psi dan contour velocity (Gambar IV.33) diperoleh velocity maksimal
sebesar 156 m/s.

Gambar IV.33 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/600 Psig

IV.2.1.3 Hasil simulasi Model 1 CFD mass flow rate, pressure & velocity countour
untuk tekanan upstream 650 psig perbedaan tekanan 100 psig (tekanan downstream
550 psig) hasil mass flow rate sebesar 0.205817 kg/s (Gambar IV.34) atau setara
dengan 633 Mscfd.

Gambar IV.34 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/550 Psig.

55
Pada distribusi tekanan (Gambar IV.35) terlihat tekanan berkurang dengan
contour range 458 psi – 650 psi, effect dari kontraksi terlihat pada profil tekanan
yang lebih rendah pada saat melalui orifice pada zona ini terlihat distribusi tekanan
yang paling redah. Dari contour velocity (Gambar IV.36) diperoleh velocity
maksimal sebesar 223 m/s

Gambar IV.35 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/550 Psig

Gambar IV.36 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/500 Psig

56
IV.2.1.4 Hasil simulasi Model 1 CFD mass flow rate, pressure & velocity countour
untuk tekanan upstream 650 psig perbedaan tekanan 150 psig (tekanan downstream
500 psig), hasil mass flow rate sebesar 0.236198 kg/s (Gambar IV.37) atau setara
dengan 729 Mscfd, pada distribusi tekanan (Gambar IV.38) terlihat tekanan
berkurang dengan contour range 390 psi – 650 psi, effect dari kontraksi terlihat pada
profil tekanan yang lebih rendah pada saat melalui orifice pada zona ini terlihat
distribusi tekanan yang paling redah. Dari contour velocity (Gambar IV.39)
diperoleh velocity maksimal sebesar 276 m/s

Gambar IV.37 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/500 Psig

Gambar IV.38 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/500 Psig

57
IV.2.1.5 Hasil simulasi Model 1 CFD mass flow rate, pressure & velocity countour
untuk tekanan upstream 650 psig perbedaan tekanan 250 psig (tekanan downstream
400 psig), hasil mass flow rate sebesar 0.282286 kg/s (Gambar IV.40) atau setara
dengan 869 Mscfd,

Gambar IV.39 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/500 Psig

Gambar IV.40 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/400 Psig

58
Pada distribusi tekanan (Gambar IV.41) terlihat tekanan berkurang dengan
contour range 215 psi – 650 psig.

Gambar IV.41 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/400 Psig


Dari contour velocity (Gambar IV.39) diperoleh velocity maksimal sebesar
392 m/s.

Gambar IV.42 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/400 Psig

59
Tabel IV.7 Rekap hasil simulasi CFD Model 1

Model 1 Mass Flow Gas Flow Pressure Min Velocity Max


US/DS (psig) Rate (kg/s) Rate (Mscfd) psig m/s

650/625 0.117006 360 600 110

650/600 0.148023 455 558 156

650/550 0.205817 633 468 223

650/500 0.236198 729 390 276

650/400 0.282286 869 215 392

IV.2.2 Modifikasi Geometri GLV dengan Orifice ½” = Model 2

Simulasi geometri dengan menaikkan orifice size dari ¼” ke ½” gas lift


valve model 2 dilakukan dengan tekanan di upstream GLV sebesar 650 psig dan
variasi perbedaan tekanan sebesar 25 psig, 50 psig, 100 psig, 150 psig dan 200 psig.
IV.2.2.1 Hasil simulasi Model 2 CFD tekanan upstream 650 psig perbedaan
tekanan 25 psig (tekanan downstream 625 psig), hasil mass flow rate sebesar
0.408945 kg/s (Gambar IV.43) atau setara dengan 1258 Mscfd.

Gambar IV.43 Hasil Mass Flow Rate Model 2 P US/DS 650/625 Psig

60
Pada distribusi tekanan (Gambar IV.44) terlihat tekanan dengan contour
range 610 psi – 650 psi dan dari contour velocity (Gambar IV.45) diperoleh velocity
maksimal sebesar 92 m/s.

Gambar IV.44 Hasil Presure Contours Model 2 P US/DS 650/625 Psig

Gambar IV.45 Hasil Velocity Contours Model 2 P US/DS 650/625 Psig

61
IV.2.2.2 Hasil simulasi Model 2 CFD tekanan upstream 650 psig perbedaan
tekanan 50 psig (tekanan downstream 600 psig), hasil mass flow rate sebesar
0.566757 kg/s (Gambar IV.46) atau setara dengan 1744 Mscfd, pada distribusi
tekanan (Gambar IV.47) terlihat tekanan berkurang dengan contour range 572 psi
– 650 psi, effect dari kontraksi terlihat pada profil tekanan yang lebih rendah pada
saat melalui orifice pada zona ini terlihat distribusi tekanan yang paling redah..

Gambar IV.46 Hasil Mass Flow Rate Model 2 P US/DS 650/600 Psig

Gambar IV.47 Hasil Presure Contours Model 2 P US/DS 650/600 Psig

62
Dari contour velocity (Gambar IV.48) diperoleh velocity maksimal sebesar 137 m/s
dengan perbedaan tekanan sebesar 50 psig

Gambar IV.48 Hasil Velocity Contours Model 2 P US/DS 650/600 Psig

IV.2.2.3 Hasil simulasi Model 2 CFD tekanan upstream 650 psig perbedaan
tekanan 100 psig (tekanan downstream 550 psig), hasil mass flow rate sebesar
0.761437 kg/s (Gambar IV.49) atau setara dengan 2335 Mscfd.

Gambar IV.49 Hasil Mass Flow Rate Model 2 P US/DS 650/550 Psig

63
Pada distribusi tekanan (Gambar IV.50) terlihat tekanan dengan contour
range 489 psi – 650 psi dan contour velocity (Gambar IV.51) diperoleh velocity
maksimal sebesar 196 m/s.

Gambar IV.50 Hasil Presure Contours Model 2 P US/DS 650/550 Psig

Gambar IV.51 Hasil Velocity Contours Model 2 P US/DS 650/550 Psig

64
IV.2.2.4 Hasil simulasi Model 2 CFD tekanan upstream 650 psig perbedaan
tekanan 150 psig (tekanan downstream 500 psig), hasil mass flow rate sebesar
0.889065 kg/s (Gambar IV.52) atau setara dengan 2736 Mscfd.

Gambar IV.52 Hasil Mass Flow Rate Model 2 P US/DS 650/500 Psig

Pada distribusi tekanan (Gambar IV.53) terlihat tekanan berkurang dengan


contour range 430 psi – 650 psi, effect dari kontraksi terlihat pada profil tekanan
yang lebih rendah pada saat melalui orifice pada zona ini terlihat distribusi tekanan
yang paling redah.

Gambar IV.53 Hasil Presure Contours Model 2 P US/DS 650/500 Psig

65
Dari contour velocity (Gambar IV.54) diperoleh velocity maksimal sebesar
240 m/s.

Gambar IV.54 Hasil Velocity Contours Model 2 P US/DS 650/500 Psig

IV.2.2.5 Hasil simulasi Model 2 CFD tekanan upstream 650 psig perbedaan
tekanan 250 psig (tekanan downstream 400 psig), hasil mass flow rate sebesar
1,00532 kg/s (Gambar IV.55) atau setara dengan 3093 Mscfd.

Gambar IV.55 Hasil Mass Flow Rate Model 2 P US/DS 650/400 Psig

66
Pada distribusi tekanan (Gambar IV.56) terlihat tekanan berkurang dengan
contour range 322 psi – 650 psi, Dari contour velocity (Gambar IV.57) diperoleh
velocity maksimal sebesar 313 m/s.

Gambar IV.56 Hasil Presure Contours Model 2 P US/DS 650/400 Psig

Gambar IV.57 Hasil Velocity Contours Model 2 P US/DS 650/400 Psig

67
Tabel IV.8 menunjukkan rekap hasil simulasi model 2 dimana dari hasil
simulasi dengan perbedaan tekanan sebesar 25 psig gas flow rate sebesar 1258
Mscfd dibandingkan dengan model 1 sebesar 360 Mscfd.

Tabel IV.8 Rekap hasil simulasi CFD Model 2

Model 2 Mass Flow Gas Flow Pressure Min Velocity Max


US/DS (psig) Rate (kg/s) Rate (Mscfd) psig m/s
650/625 0.408945 1258 610 96
650/600 0.566757 1744 572 137
650/550 0.7588368 2335 489 196
650/500 0.889065 2736 430 240
650/400 1.00532 3093 322 313

IV.2.3 Modifikasi Geometri GLV dengan Ventury Orifice = Model 3

Simulasi geometri modifikasi gas lift valve model 3 dilakukan dengan tekanan di
upstream GLV sebesar 650 psig dan variasi perbedaan tekanan sebesar 25 psig, 50
psig, 100 psig, 150 psig dan 200 psig.
IV.2.3.1 Hasil simulasi Model 3 CFD tekanan upstream 650 psig perbedaan
tekanan 25 psig (tekanan downstream 625 psig), hasil mass flow rate sebesar
0.296287 kg/s (Gambar IV.58) atau setara dengan 912 Mscfd,

Gambar IV.58 Hasil Mass Flow Rate Model 3 P US/DS 650/625 Psig

68
Pada distribusi tekanan (Gambar IV.59) terlihat tekanan berkurang dengan
contour range 576 psi – 650 psi,. Dari contour velocity (Gambar IV.60) diperoleh
velocity maksimal sebesar 132 m/s.

Gambar IV.59 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/625 Psig

Gambar IV.60 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/625 Psig

69
IV.2.3.2 Hasil simulasi Model 3 CFD tekanan upstream 650 psig perbedaan
tekanan 50 psig (tekanan downstream 600 psig), hasil mass flow rate sebesar
0.332343 kg/s (Gambar IV.61) atau setara dengan 1036 Mscfd, pada distribusi
tekanan (Gambar IV.62) terlihat tekanan berkurang dengan contour range 509 psi
– 650 psi, effect dari kontraksi terlihat pada profil tekanan yang lebih rendah pada
saat melalui orifice pada zona ini terlihat distribusi tekanan yang paling redah. Dari
contour velocity (Gambar IV.63) diperoleh velocity maksimal sebesar 173 m/s.

Gambar IV.61 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/600 Psig

Gambar IV.62 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/600 Psig

70
IV.2.3.3 Hasil simulasi Model 3 dengan perbedaan tekanan 100 psig , hasil mass
flow rate sebesar 0,3375525 kg/s (Gambar IV.64) atau setara dengan 1036 Mscfd.

Gambar IV.63 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/600 Psig

Pada distribusi tekanan (Gambar IV.64) terlihat tekanan berkurang dengan


contour range 269 psi – 650 psi, effect dari kontraksi terlihat pada profil tekanan
yang lebih rendah pada saat melalui orifice pada zona ini terlihat distribusi tekanan
yang paling redah.

Gambar IV.64 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/550 Psig

71
Dari contour velocity (Gambar IV.65) diperoleh velocity maksimal sebesar
375 m/s.

Gambar IV.65 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/550 Psig

Gambar IV.66 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/550 Psig

72
IV.2.3.4 Hasil simulasi Model 3 CFD tekanan upstream 650 psig perbedaan
tekanan 100 psig (tekanan downstream 550 psig), hasil mass flow rate sebesar
0,35129 kg/s (Gambar IV.66) atau setara dengan 1036 Mscfd, pada distribusi
tekanan (Gambar IV.67) terlihat tekanan berkurang dengan contour range 118 psi
– 650 psi, effect dari kontraksi terlihat pada profil tekanan yang lebih rendah pada
saat melalui orifice pada zona ini terlihat distribusi tekanan yang paling redah.

Gambar IV.67 Hasil Mass Flow Rate Model 1 P US/DS 650/500 Psig

Gambar IV.68 Hasil Presure Contours Model 1 P US/DS 650/500 Psig

73
Dari contour velocity (Gambar IV.68) diperoleh velocity maksimal sebesar
465 m/s dengan perbedaan tekana 150 psig.

Gambar IV.69 Hasil Velocity Contours Model 1 P US/DS 650/500 Psig

Tabel IV.9 menunjukkan rekap hasil simulasi model 3 dimana dari hasil
simulasi dengan perbedaan tekanan sebesar 25 psig gas flow rate sebesar 912 Mscfd
dibandingkan dengan model 1 sebesar 360 Mscfd mdoifikasi geometri model 3
mengalami kenaikan yang significan dengan perbedaan tekanan yang sama, akan
tetapi masih dibawah model 2 rate gas injeksinya

Tabel IV.9 Rekap hasil simulasi CFD Model 3


Model 3 Mass Flow Gas Flow Pressure Min Velocity Max
US/DS (psig) Rate (kg/s) Rate (Mscfd) psig m/s

650/625 0.296287 912 576 132

650/600 0.332343 1036 509 173

650/550 0.337525 1039 269 375

650/500 0.35129 1081 118 465

74
IV.3.1 Analisa hasil simulasi CFD Model 1, Model 2 dan Model 3.
IV.3.1.1 Analisa Model 1 GLV Awal dengan orifice ¼”
Pada model 1 Gambar IV.70 dengan tekanan upstream 650 psig dan tekanan
downstream 625 psig dengan perbedaan tekanan sebesar 25 psig laju alir gas injeksi
sebesar 360 Mscfd. Untuk mendapatkan laju alir gas optimal untuk Sumur A,
Sumur B dan Sumur c sebesar 700 Mscfd dibutuhkan perbedaan tekanan sebesar
150 psig, sehingga dengan keterbatasan casing head pressure pada Sumur A,
Sumur B dan Sumur c dengan menggunakan orifice ¼” laju alir gas optimal tidak
dapat tercapai. Pada grafik Model 1 terlihat dengan perbedaan tekanan sebesar 50
psig laju alir gas sebesar 455 Mscfd dan lajju alir pada perbedaan tekanan sebesar
250 psig laju alir gas sebesar 869 Mscfd, tren ini sesuai dengan hasil yang terdapat
pada referensi paper, dimana dibutuhkan perbedaan tekanan diatas 40% untuk
mendapatkan maksimal laju alir gas. Dan dari grafik terlihat pada range perbedaan
tekanan 25-250 psig / P downstream 400-625 psig dengan perubahan tekanan
downstream akan mengakibatkan perubahan laju alir gas injeksi yang cukup
signifikan sehingga berpengaruh pada laju alir produksi sumur, hal ini berpengaruh
pada kestabilan produksi sumur gas lift.

1000
900
800
700
Rate Gas (Mscfd)

600
500
400
300
200
100
0
400 450 500 550 600 650

Pressure Tubing/ Downstream ( Pressue Casing/Upstream = 650 psig)

Gambar IV.70 Grafik laju alir gas dengan variasi perbedaan pressure model 1

75
Pada grafik IV.71 gas velocity maksimal sebesar 392 m/s dan minimal
velocity sebesar 110 m/s.

392
Velocity (m/s)

276
223

156
110

625 600 550 500 400


Pressure Tubing / Downstream (Pressure Upstream 650 psig)

Gambar IV.71 Grafik velocity gas dengan variasi perbedaan pressure model 1

IV.3.2 Analisa Model 2 GLV dengan orifice 1/2”


Pada grafik model 2 (Gambar IV.72) dengan tekanan upstream 650 psig dan
tekanan downstream 625 psig dengan perbedaan tekanan sebesar 25 psig laju alir
gas injeksi sebesar 1258 Mscfd. Untuk mendapatkan laju alir gas optimal untuk
Sumur A, Sumur B dan Sumur c sebesar 700 Mscfd dengan keterbatasan casing
head pressure pada Sumur A, Sumur B dan Sumur c laju alir dapat tercapai dengan
menggunakan orifice 1/2”, dengan modifikasi geometri dari orifice ¼” ke ½”
terlihat kenaikan gas yang sangat signifikan dari 360 Mscfd ke 1258 Mscfd untuk
perbedaan tekanan 25 psig terlalu besar dimana akan mengakibatkan potensi
kebocoran laju alir gas (gas injeksi yang berlebihan) tren ini sesuai dengan hasil
yang terdapat pada referensi paper, dimana dibutuhkan perbedaan tekanan diatas
40% untuk mendapatkan maksimal laju alir gas. Dan dari grafik terlihat pada range
perbedaan tekanan 25-250 psig / P downstream 400-625 psig dengan perubahan
tekanan downstream akan mengakibatkan perubahan laju alir gas injeksi yang
cukup signifikan sehingga berpengaruh pada laju alir produksi sumur, hal ini
berpengaruh pada kestabilan produksi sumur gas lift. Modifikasi geometri model 2

76
ini akan sangat effektif pada sumur-sumur yang membutuhkan gas injeksi 1500-
2000 Mscfd karena kapasitas gas injeksinya yang sangat besar, untuk study case
Sumur A Sumur B dan Sumur c modifikasi geometri ini dapat digunakan dengan
catatan pengaturan laju alir gas dilakukan dengan pengaturan choke gas lift dan
disesuaikan kebutuhan laju alir gas injeksi optimal.

3500

3000

2500

2000
Mscfd

1500

1000

500

0
400 450 500 550 600 650

Pressure Tubing/ Downstream ( Pressue Casing/Upstream = 650 psig)

Gambar IV.72 Grafik laju alir gas dengan variasi perbedaan pressure model 2

313

240
Velocity (m/s)

196

137
96

625 600 550 500 400


Pressure Tubing / Downstream (Pressure Upstream 650 psig)

Gambar IV.73 Grafik velocity gas dengan variasi perbedaan pressure model 2

77
IV.3.3 Analisa Model 3 GLV Venturi Orifice
Pada grafik model 3 (Gambar IV.74) dengan tekanan upstream 650 psig dan
tekanan downstream 625 psig dengan perbedaan tekanan sebesar 25 psig laju alir
gas injeksi sebesar 912 Mscfd. Untuk mendapatkan laju alir gas optimal untuk
Sumur A, Sumur B dan Sumur c sebesar 700 Mscfd dengan keterbatasan casing
head pressure pada Sumur A, Sumur B dan Sumur c laju alir dapat tercapai dengan
menggunakan venturi orifice, dengan modifikasi geometri dari orifice ¼” ke venturi
terlihat kenaikan gas yang sangat signifikan dari 360 Mscfd ke 912 Mscfd untuk
perbedaan tekanan 25 psig.
Pada Grafik IV.74 Model 3 terlihat pada perbedaan tekanan sebesar 150 psig
laju alir gas sebesar 1081 Mscfd. Dari tren laju alir gas hanya dengan perbedaan
tekanan 10% untuk mendapatkan maksimal laju alir gas. Dan dari grafik terlihat
pada range perbedaan tekanan 25-250 psig / P downstream 400-625 psig dengan
perubahan tekanan downstream tidak mengakibatkan perubahan laju alir gas injeksi
yang signifikan sehingga tidak berpengaruh pada laju alir produksi sumur, hal ini
berpengaruh pada penikatan kestabilan produksi sumur gas lift.
Modifikasi geometri model 3 ini akan sangat effektif pada sumur-sumur yang
memiliki keterbatasan casing head pressure sehingga dengan perbedaan tekanan
sebesar 10% akan mendapatkan laju alir gas injeksi optimal.

1400

1200

1000
Mscfd

800

600

400

200

0
500 520 540 560 580 600 620 640

Pressure Tubing/ Downstream ( Pressue Casing/Upstream = 650 psig)

Gambar IV.74 Grafik laju alir gas dengan variasi perbedaan pressure model 3

78
Pada grafik IV.75 gas velocity maksimal sebesar 465 m/s dan minimal
velocity sebesar 132 m/s.

465

375
Velocity (m/s)

173
132

625 600 550 500


Pressure Tubing / Downstream (Pressure Upstream 650 psig)

Gambar IV.75 Grafik velocity gas dengan variasi perbedaan pressure model 3

3200

1600
Mscfd

800

400

200
500 520 540 560 580 600 620 640

Pressure Tubing/ Downstream psig ( Pressue Casing/Upstream = 650 psig)


Model 2 GLV 1/2" Orifice Model 1 1/4" Orifice Model 3 Ventury GLV

Gambar IV.76 variasi model terhadap kapasitas laju alir gas injeksi

79
Pada Gambar IV.76 Model 2 dengan peningkatan ukuran orifice ke ½”
memberikan dampak peningkatan laju alir gas yang sangat signfican dibandingkan
dengan model 1 dan model 3. Model 3 memiliki kelebihan dimana critical flow gas
lift dapat dicapai dengan perbedaan tekanan antara casing dan tubing sebesar 10%.

IV.4 Modifikasi geometri terhadap potensi kenaikan produksi sumur.


Dengan peningkatan kapasitas laju alir gas injeksi dengan menggunakan
modifikasi geometri model 2 dan model 3 pada gas lift system sumur A, sumur B
dan sumur C sesuai dengan hasil simulasi didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel IV.10 Potensi peningkatan produksi sumur

Parameter Well A Well B Well C


Q Liquid Before (BLPD) 1552 1402 1195
Q Liquid After (BLPD) 2300 2100 1636
Liquid Gain(BLPD) 748 698 441
WC (%) 94 95 94
Oil Before (%) 93.12 70.1 71.7
Oil After (BOPD) 138 105 98.16
Oil Gain(BOPD) 44.88 34.9 26.46
Gas before (Mscfd) 350 310 373
Gas After (Mscfd) 700 700 700
TGLR Before (scf/stb) 227 222 314
TGLR After (scf/stb) 306 335 429

Dari Tabel IV.10 diperoleh rata-rata kenaikan produksi sumur sebesar 44.9% dari
kondisi sebelum dilakukan optimasi.

80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Studi simulasi CFD mengenai modifikasi geometri Gas lift Valve dapat ditarik
beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

V.1 Kesimpulan
1. Hasil analisa performa sumur di dapatkan 3 kandidat yang sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dengan TGLR < 600 scf/stb, PI > 5 bbls/psig/day
dan kondisi aliran gas lift subcritical dengan performa gas lift yang belum
optimal.
2. Hasil simulasi CFD GLV Square Edge Orifice dengan tekanan upstream
GLV sebesar 650 psig dan perbedaan tekanan 25 psig laju alir gas 325
Mscfd, dan dengan perbedaan tekanan 250 psig laju alir gas 869 Mscfd.
3. Perubahan geometri model 2 dengan meningkatkan bore diameter square
edge orifice dari ¼” ke ½” dengan tekanan upsteam GLV 650 psig dan
perbedaan tekanan 25 psig meningkatkan kapasitas laju alir sebesar 387 %
dari 325 Mscfd ke 1,258 Mscfd dan dengan perbedaan tekanan 250 psig
kapasitas laju alir naik 355% ke 3,093 Mscfd.
4. Perubahan geometri model 3 dengan modifikasi bentuk ke ventury orifice
dengan tekanan upsteam GLV 650 psig dan perbedaan tekanan 25 psig
kapasitas laju alir dari meningkat 280% dari 325 Mscfd ke 912 Mscfd dan
dengan perbedaan tekanan 150 psig laju alir meningkat sebesar 148% ke
1081 Mscfd.
5. Geometri model 2 memiliki kelebihan meningkatkan laju alir injeksi yang
significan dan pada gemetri model 2 memiliki kelemahan dengan kapasitas
gas injeksi yang sangat besar berpotensi injeksi gas yang berlebih.
6. Geometri model 3 memiliki kelebihan pencapaian Critical flow didapatkan
dengan perbedaan tekanan kurang dari 10% sehingga meningkatkan
kestabilan dari injeksi gas.
7. Hasil simulasi dengan implementasi modifikasi model 2 dan model 3 pada
sumur A, B dan C berpotensi kenaikan produksi rata-rata sebesar 44.9%.

81
V.2 Saran
1. Penambahan simulasi CFD untuk variasi diameter untuk mendapatkan
modifikasi ukuran diameter orifice untuk mendapatkan laju alir gas yang
specific sesuai kebutuhan sumur gas lift.
2. Analisa dan simulasi modifikasi geometry pada GLV ukuran 1.5” sebagai
pengembangan penelitian.

82
DAFTAR PUSTAKA

Almeida, A.R., 2011. Advantages and limitations of Venturi gas-lift valves,


World Oil.

Almeida, A.R., 2011. Gas lift Nozzle Valve, Patent application WO2011006220.

Almeida, A.R., 2011. A model to calculate the theoretical critical flowrate


through Venturi gas-lift valves, SPE paper 126184-MS.

Almeida, A.R., 2015. Some design aspect for ventury GLV, SPE paper
174092-MS.

American Petroleum Institute., 2003. Recommended Practice for repair,


testing and setting GLVs, API publishing Service, Washington DC.

Gatut Widyanoko., 2010. Valve Performance curve, Gas lift training, Jakarta.

Hernandez. Ali., 2016. Fundamentals Of Gas lift Engineering, New Jersey.

Kermit E. Brown., 1990. The technology of artificial lift methods, Petroleum


Publishing Co., Tulsa.

Mardiana, D. & et.al., 2016. Petunjuk Penyusunan Tesis. 1 penyunt. Jakarta:


Universitas Trisakti

Mehdi Abbaszadeh Shahri, M.S., 2011. Simplified and rapid method for
determining flow characteistics of every GLV, a dissertation Texas USA.

Takac. Gabor., 2009. CFD techniques determine GLV behavior, Oil and Gas
Journal.

Thomas O.Allen & Alan P. Roberts., 1993. Production Operations 1, Oil & gas
Consultant, Tulsa.

83
LAMPIRAN

Lampiran A Photo 1” GLV

84
Lampiran B Skema Modifikasi GLV

Model 2 Model 3

85
Lampiran C Jadwal penyusunan tesis

No Kegiatan Sep- Oct- Nov- Dec-


18 18 18 18
1 Pengumpulan data Sumur
2 Pengumpulan data Gas lift valve
3 Analisa Sumur
Analisa Modifikasi Geometri Gas
4 lift Vave
5 Kesimpulan

86

Anda mungkin juga menyukai