TEORI DASAR
1.
Pada jenis aliran ini pada prinsipnya sama dengan aliran terbuka, namun
dikarenakan boundary layernya ada dua, misalnya dengan pendekatan
2D, maka bentuk alirannya berupa parabolik.
Rumus yang dipakai untuk menghitung adalah
Pada umumnya aliran adalah tiga dimensi dalam arti bahwa parameterparameter aliran berubah dalam tiga arah koordinat x, y dan z. Untuk
beberapa kondisi aliran tidak terdapat perubahan dalam salah satu arah
salib sumbu.Dalam aliran dua dimensi parameter-parameter aliran
merupakan fungsi dari waktu dan jarak di dua koordinat ruang (misalnya
x dan z) saja.Aliran yang paling sederhana adalah aliran satu dimensi,
dalam hal mana parameter-parameter aliran dapat dinyatakan sebagai
fungsi dari waktu dan tempat pada satu arah koordinat saja.Salah satu
contoh adalah suatu aliran melalui pipa tertutup (conduit), dimana
3.
pada
AT M OS P HE RI C
b.
Internal flow
Re
V .D
v
V = Kecepatan Fluida m
D = Diameter pipa/saluran m
2
v = Viskositas Kinematis m s
2.
Eksternal Flow
Adalah aliran fluida diluar atau aliran fluida yang mengalir pada
permukaan suatu benda. Untuk menentukan jenis aliran, dapat diketahui
dengan menentukan nilai bilangan Reynoldsnya dengan persamaan :
Re
Keterangan :
V.L
v
Re = Bilangan Reynold
V = Kecepatan Fluida m
2
v = Viskositas Kinematis m s
Sumber: http://samueltl21.wordpress.com/2012/05/27/internal-flow-dan-externalflow/
Dengan:
hf =head loss akibat gesekan.
L = panjang pipa.
D
pipa tersebut).
V
g = percepatan gravitasi.
f
Sumber:http://www.ae.itb.ac.id/wp/wp-content/uploads/farid1Darcy-weisbach
: koefisien gesek
3.
Total Losses
Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :
Hls = hlp + hlf
Atauhl = f. .
hl
: Total losses.
Pr =
Dimana :
Cp = panas spesifik fluida (J/kg.K)
= visikositas Fluida (Pa.detik)
k = konduktivitas thermal (W/m2.K)
Sumber: http://mardiyan22.files.wordpress.com/2011/01/bilangan prandtl
b) Bilangan Blasius
Sebuah persamaan yang sering dipakai, dan biasanya disebut
sebagai rumus Blasius, untuk aliran turbulen pada pipa mulus ( /D = 0)
dengan Re < 105 adalah 0,316
variasi dari kecepatan aliranbebas Ufs ,kecepatan fluida pada tepi lapisan
batas, adalah penyebab dari gradien tekanan di dalam lapisan batas.
Karakteristik dari seluruh aliran (baik di dalam ataupun di luar lapisan batas)
sering kali sangat bergantung pada efek gradien tekanan pada fluida di dalam
lapisan batas.
Untuk sebuah pelat datar yang sejajar dengan aliran hulu, kecepatan
hulu (yang jauh di depan pelat) dan aliran bebas (yang berada pada tepi
lapisan batas) adalah sama U = Ufs. Hal ini adalah konsekuensi dari
ketabalan pelat yang diabaikan. Untuk benda-benda dengan ketebalan yang
tidak nol, kedua kecepatan ini berbeda. Hal ini dapat dilihat pada aliran yang
melewati sebuah silinder bundar dengan diameter D.
Kecepatan dan tekanan hulu masing-masing adalah U dan Po. Jika
fluida benar-benar inviscid ( =0), bilangan Reynoldsnya akan tak terhingga
(Re =
sepanjang permukaan akan bervariasi dari Ufs = 0 pada bagian paling depan
dan paling belakang silinder (titik A dan f adalah titik-titik stagnasi) sampai
maksimum Ufs = 2U pada bagian atas dan bawah silinder. Tekanan pada
permukaan dari silinder akan simetris terhadap bidang tengah vertikal
silinder, yang mencapai nilai maksimum dari po +
U2/2(tekanan stagnasi)
pada bagian depan dan belakang silinder, dan nilai minimum sebesar poU2/2 pada bagian atas dan bagian bawah silinder.Karena tidak adanya
viskositas (karena itu
w=
0)
Sumber: http://books.google.co.id/booksf
H. Separasi Aliran
Separasi aliran merupakan peristiwa dimana aliran fluida terpisah dari
permukaan benda. Proses separasi diawali dengan adanya aliran fluida yang
terus menerus mengalami tegangan gesek yang dikombinasikan dengan
adanya adverse pressure gradient. Adanya gaya gesek menyebabkan
momentum aliran berkurang sampai suatu saat momentum aliran sudah tidak
bisa mengatasi hambatan dan adverse pressure gradient sehingga aliran akan
terpisah dari permukaan benda.
Posisi separasi pada plane diffuser dapat diketahui dengan menghitung
profil kecepatan dari inlet sampai outlet diffuser. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan persamaan integral pada teori boundary layer antara
lainboundary layerthicknesses. Dari perhitungan profil kecepatan untuk
variasi sudut bukaan dan angka Reynolds, didapatkan separasi terjadi lebih
intens untuk sudut yang besar. Pada Reynolds number yang tetap area
separasi dapat ditunda untuk sudut yang lebih kecil. Dengan membuat lubang
pada dinding diffuser yang berbentuk slot dengan tiga susunan slot yang
berbeda yaitu slot dengan sudut 90, slot dengan sudut 90 pada upstream dan
sudut 45 pada downstream, serta slot dengan sudut 45 terhadap permukaan.
Dari ketiga susunan tersebut didapatkan bahwa slot yang memiliki
kemiringan dapat memperbaiki pressure recovery coefficient (Cp) yang
rendah, tetapi secara signifikan sudut divergensi membesar (Raghunathan &
Cooper, 2000). Akibat adanya separasi adalah timbulnya aliran yang terbalik
arahnya dari aliran utama (back flow), karena alirannya berlawanan arah
dengan aliran utama mengakibatkan aliran tersebut terjebak dan terbentuklah
vortex.Penelitian mengenai mengenai pengaruh angka Reynolds dan panjang
relaksasi terhadap aliran di dalam diffuser dengan sudut bukaan 20 sampai
saat ini belum pernah dilakukan. Diharapkan dengan memvariasikan angka
Reynolds dan panjang relaksasi pada diffuser titik separasi akan bergeser ke
arah belakang menuju keluaran dan terjadinya vortex berkurang. Penundaan
terjadinya separasi dan berkurangnya vortex akan mengakibatkan tekanan
pada sisi keluaran diffuser menjadi lebih tinggi sehingga pressure recovery
coefficient yang didapatkan semakin besar.
Sumber: http://books.google.co.id/books?id=8XyXhxuNacwC&pg=PA150