Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PERAWATAN STRUKTUR BAJA

Dosen pengampu:
Basirun ST., MT.

Oleh:
EGI AGUNG NUGRAHA
1822201006

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


2021/2022

Disusun Oleh :

Egi Agung NugrahaGordon Jurianto, ST


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II KETAHANAN BAJA TERHADAP KOROSI 2

BAB III PERLINDUNGAN SELIMUT BETON DAN MEKANISME 3


KOROSI PADA BAJA TULANGAN

BAB IV MENINGKATKAN KEKUATAN DAN PERAWATAN BAJA 5

BAB V KESIMPULAN 8

DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I

PENDAHULUAN

Baja adalah besi yang mengandung karbon 0,02-2,11 %C yang dikelompokan menjadi
3, yaitu baja karbon rendah (<0,2 %C), baja karbon sedang (0,2-0,5%C), baja karbon tinggi
(0,5-2,11%C). Baja karbon rendah dan sedang banyak digunakan untuk struktur dan
konstruksi bangunan adalah baja konstruksi. sifat mekaniknya baik. Kekuatan tarik kira kira
500 N/ mm Tegangan leleh kira kira 250 N/mm. Baja konstruksi ini adalah campuran dari
besi dan carbon dengan kadar yang rendah yaitu kecil dari 0,3 % C. Baja dikatagorikan
sebagai bahan yang non combustible yaitu tidak mudah menyala atau terbakar bila
bersentuhan dengan api. Tetapi termasuk bahan penghantar panas yang baik sehingga sewaktu
terjadi kebakaran cepat menyebarkan panas. Suhu kritis baja tanpa dibebani sekitar 1333 F
atau 723 C Yaitu temperatur awal terjadi perubahn dari bentuk padat ke larutan padat.

1. PROFIL BAJA

1.1 Kelebihan Baja sebagai Material Struktur


Jika kita menyimak bangunan sekitar kita baik berupa jembatan, gedung, pemancar,
papan iklan, dan lainnya akan sependapat bahwa baja merupakan material struktur yang baik.
Kelebihan dari baja terlihat dari kekuatan, relatif ringan, kemudahan pemasangan, dan sifat
baja lainnya. Kelebihan material baja akan dibahas dalam paragraf berikut.

 Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa beban mati
akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang, bangunan tinggi, dan
bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.

 Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada struktur beton
bertulang.

 Elastisitas
Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan material lain
karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan yang cukup tinggi. Momen
inersia untuk penampang baja dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan penampang
beton bertulang.
 Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang, bahkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak memerlukan perawatan
pengecatan sama sekali.

 Daktilitas
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang besar tanpa
keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji terhadap tarik akan mengalami
pengurangan luas penampang dan akan terjadi perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan.
Sebaliknya pada material keras dan getas (brittle) akan hancur terhadap beban kejut. SNI 03-
1729-2002 mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau komponennya untuk
melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang (siklis) di luar batas titik leleh pertama,
sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung bebannya.
Beban normal yang bekerja pada suatu elemen struktur akan mengakibatkan konsentrasi
tegangan yang tinggi pada beberapa titik. Sifat daktil baja memungkinkan terjadinya leleh
lokal pada titik-titik tersebut sehingga dapat mencegah keruntuhan prematur. Keuntungan lain
dari material daktil adalah jika elemen struktur baja mendapat beban cukup maka akan terjadi
defleksi yang cukup jelas sehingga dapat digunakan sebagai tanda keruntuhan.

 Liat (Toughness)
Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas. Suatu
elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi yang cukup besar. Ini
merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat ini elemen baja bisa menerima
deformasi yang besar selama pabrikasi, pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan
kehancuran. Dengan demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan, diberikan beban
kejut, geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan material untuk
menyerap energi dalam jumlah yang cukup besar disebut toughness.

 Tambahan pada Struktur yang Telah Ada


Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang baru maupun
seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada, bahkan jembatan baja seringkali
diperlebar.

Lain-lain
Kelebihan lain dari materia baja struktur adalah: (a) kemudahan penyambungan baik dengan
baut, paku keling maupun las, (b) cepat dalam pemasangan, (c) dapat dibentuk menjadi profil
yang diinginkan, (d) kekuatan terhadap fatik, (e) kemungkinan untuk penggunaan kembali
setelah pembongkaran, (f) masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen
struktur, (g) adaptif terhadap prefabrikasi.

1.2 Kelemahan Baja sebagai Material Struktur


Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti dijelaskan pada paragraf dibawah ini.

 Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi kontak dengan
udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.

 Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran


Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika terjadi
kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik sehingga dapat menjadi
pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal dengan kemungkinan kebakaran
tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan material baja terhadap api dipersyaratkan dalam
Pasal 14 SNI 03-1729-2002.

 Rentan Terhadap Buckling


Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadap buckling (tekuk).
Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai kekuatan yang tinggi per satuan berat
dan jika digunakan sebagai kolom seringkali tidak ekonomis karena banyak material yang
perlu digunakan untuk memperkuat kolom terhadap buckling.
PEMELIHARAAN BAJA
Sebagian besar orang mengartikan korosi sebagai karat. Sebenarnya, karat adalah
salah satu jenis korosi yang dikhususkan untuk bahan logam, sangat lazim terjadi terutama
pada besi. Berbagai jenis logam banyak kita gunakan untuk berbagai peralatan sehingga
korosi sama dengan penurunan mutu dari peralatan logam tersebut.
Besi sendiri merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang
dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang
bersifat rapuh serta berpori.
Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Proses berkarat
dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu kelembapan dan adanya oksigen. Beberapa bakteri juga
dapat menghasilkan enzim oksidasi yang dapat mempercepat terjadinya karat.

A.      PENGERTIAN KOROSI
Korosi adalah penurunan mutu dari peralatan logam. Secara umum korosi dapat
digolongkan berdasarkan rupanya, keseragamannya atau keserbanekaanya, baik secara
mikroskopis maupun makroskopis. Korosi bisa disebut sebagai kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai
serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses
ekstraksi logam dari bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi
oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan
untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi
dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).

B.       MACAM-MACAM JENIS KOROSI DAN PENYEBABNYA

I.       Korosi Atmosfer
Korosi ini terjadi akibat proses elektrokimia antara dua bagian benda padat khususnya
metal besi yang berbeda potensial dan langsung berhubungan dengan udara terbuka.
Faktor-faktor yang menentukan tingkat karat atmosfer, yaitu :
                Jumlah zat pencemar di udara (debu, gas), butir-butir arang, oksida metal,
                Suhu
                Kelembapan kritis
                Arah dan kecepatan angin
                Radiasi matahari
                Jumlah curah hujan

II.      Korosi Galvanis
Korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda
potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana elektron mengalir dari
metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang
kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif karena kehilangan elektron. Ion-ion positif
metal bereaksi dengan ion negative yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal.
Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur-
sumur karat (Surface Attack)  atau serangan karat permukaan.
Sel galvanic tidak berhubungan langsung walaupun keduanya berada di dalam
elektrolit yang sama (Open Circuit). Standar electromotive ini dapat berubah akibat pengaruh
perubahan suhu, perubahan konsentrasi zat-zat yang terlarut, kondisi permukaan elektroda,
kotoran/sampah pada elektroda dan lain-lain.
Contoh, suatu tube sheet atau sebuah alat penukar kalori (tube sheet terbuat
dari karbon steel/baja karbon) dan tubenya dari paduan tembaga (Aluminium bronze), kalau
ditinjau pada electromotive series jelas bahwa baja (ferrum) lebih tinggi letaknya daripada
tembaga, jadi baja dalam kondisi ini menjadi lebih anodic terhadap paduan tembaga,
karenanya terjadilah sel karat galvanic dan akibatnya tube sheet baja tersebut berkarat dan
kehilangan metal pada permukaannya.
III.   Korosi Regangan
Korosi ini terjadi karena pemberian tarikan atau kompresi yang melebihi batas
ketentuannya. Kegagalan ini sering disebut Retak Karat Regangan (RKR) atau stress
corrosion cracking. Sifat retak jenis ini sangat spontan (tiba-tiba terjadinya/spontaneous),
regangan biasanya bersifat internal yang disebabkan oleh perlakuan yang diterapkan seperti
bentukan dingin atau merupakan sisa hasil pengerjaan (residual) seperti pengelingan,
pengepresan dan lain-lain.

IV.    Korosi Celah
Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh perbedaan
konsentrasi zat asam. Karat ini terjadi, karena celah sempit terisi dengan lektrolit (air yang
pHnya rendah) maka terjadilah suatu sel korosi dengan katodanya permukaan sebelah luar
celah yang basah dengan air yang lebih banyak mengandung zat asam daripada bagian
sebelah dalam celah yang sedikit mengandung zat asam sehingga akibatnya bersifatanodic.
Proses pengkaratan ini berlangsung cukup lama karena cairan elektrolitdi dalam celah
cenderung lama mengeringnya walaupun bagian luarpermukaan/celah telah lama kering.
Celah ini sangat banyak pada konstruksikaroseri kendaraan karena fabrikasinya menggunakan
pengelasanelectric resistance(tahanan listrik) system spot pada pelat tipis yang disusun secara
bertumpu (overlap). Overlap inilah yang menimbulkan celah-celah.
V.       Korosi Arus Liar
Korosi arus liar ialah merasuknya arus searah secara liar tidak disengajapada suatu konstruksi
baja, yang kemudian meninggalkannnya kembali menujusumber arus. Prinsip serangan karat
arus liar ini adalah merasuknya arus searahsecara liar tidak disengaja pada suatu konstruksi
baja, kemudianmeninggalkannnya kembali menuju sumber arus. Pada titik dimana arus
meninggalkan konstruksi, akan terjadi serangan karat yang cukup serius sehingga dapat
merusak konstruksi tersebut.

C.      PENCEGAHAN KOROSI
Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, namun
dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah dampak
negatif yang diakibatkannya. Berikut contoh pengendalian/pencegahan korosi :
1.   Pengendalian korosi secara umum, yaitu :
a.      Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi
tidak dapat terjadi.  Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain
yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom).  Penggunaan logam lain
yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng
cepat hancur di tanah.

b.      Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)


Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katoda.  Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat
terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi
oksidasi.  Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda,
dikorbankan).  Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum
habis.  Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan
logam magnesium, Mg.  Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.

c.       Pengecatan.
Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air.
Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi
besi terhadap korosi.
d.      Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak
dengan air.

e.       Tin Plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan
secara elektrolisis, yang disebuttin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan
tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila
lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat
korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh
karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan
besi sebagai anode.

f.       Galvanisasi (pelapisan dengan Zink).


Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah,
zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena
suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih
positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia
dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami
oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga
tahan karat.

g.      Cromium Plating (pelapisan dengan kromium).


Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak.

h.      Sacrificial Protection (pengorbanan anode).


Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi.
Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi
besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau
badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
BAB II

KETAHANAN BAJA TERHADAP KOROSI

Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi eletrokimia dengan lingkungan. Bila
terjadi korosi pada baja maka terjadi perpindahan electron bermuatan negatif, perpindahannya
terjadi karena adanya arus litrik. Bila dua logam dengan perbedaan potensial terjadi arus maka
electron akan mengalir dari logam yang potensial tinggi kepotensial rendah. Lihat tabel 1
yang menggambarkan daftar potensial logam. Tabel Deret kemuliaan atau deret potensial
Logam terhadap air. Potensial air 0,00 volt

Logam Potensial Logam Potensial


E o (volt ) Eo(volt )
Kalium - 2,92 V Tembaga + 0,34 V
Natrium - 2,72 V Perak + 0,38 V
Magnesium - 2,30 V Air Raksa + 0,60 V
Aluminium - 1,30 V Emas + 1,38 V
Seng - 0,76 V
Khrom - 0,56 V
Besi - 0,44 V
Kadmium - 0,40 V
Nikel - 0,23 V
Timah - 0,14 V
Timbel - 0,12 V

Ini dapat digambarkan sebagi berikut:


Bila plat baja disepuh dengan seng, dari deret tegangan ternyata bahwa seng mempunyai
tegangan yag lebih rendah dari baja. Bila berada pada lingkungan yang lembab
mengakibatkan aliran listrik mengalir. Logam yang tidak mulia atau logam yang potensialnya
lebih rendah akan melarut terikat pada baja yang potensialnya lebih tinggi. Sehingga
Pelepasan electron dari reaksi-reaksi diatas dapat digunakan untuk interpretasi seluruh
masalah korosi.

BAB III
PERLINDUNGAN SELIMUT BETON DAN MEKANISME KOROSI PADA BAJA
TULANGAN

Selimut beton merupakan komposit dari semen portland (campuran kalsium silikat dan
kalsium aluminat), pasir, dan campuran-campuran lainnya. Selimut beton berfungsi seperti
lapisan coating yang memberikan proteksi yang sangat baik pada baja tulangan. Selain itu,
campuran semen portland dengan air akan menghasilkan kalsium silikat hidrat dan kalsium
hidroksida yang bersifat basa dengan pH berkisar antara 13-13,5. Kondisi pori beton yang
bersifat basa ini akan membuat baja dalam kondisi pasif (terbentuk lapisan pasif yang
protektif) dan tidak terkorosi. Ketahanan terhadap korosi yang dihasilkan selimut beton akan
tetap terjaga selama selimut beton dapat menahan masuknya udara dan air. Apabila selimut
beton terlalu tipis atau terlalu berpori, kerusakan akibat korosi akan terjadi karena penetrasi
air yang mengandung oksigen terlarut melalui pori beton. Masuknya oksigen terlarut ini akan
memicu terjadinya rangkaian sel elektrokimia yang menyebabkan terjadinya korosi. Klorida
terlarut merupakan penyebab utama terjadinya korosi dalam selimut beton. Ion klorida dapat
berasal dari penetrasi air laut, atau dapat juga berasal dari air dan pasir yang digunakan dalam
campuran selimut beton. Adanya ion klorida yang bersifat agresif akan membentuk senyawa
asam dan bereaksi dengan selaput pasif yang bersifat basa, sehingga selaput pasif akan rusak
dan baja tulangan akan terkorosi. Korosi akibat penetrasi ion klorida umumnya terjadi secara
setempat (pitting corrosion). Gas karbondioksida juga dapat menyebabkan terjadinya korosi
pada baja tulangan, namun dengan laju yang jauh lebih lambat daripada korosi yang
disebabkan oleh penetrasi ion klorida. Karbonasi selimut beton terjadi akibat interaksi antara
gas karbondioksida di atmosfer dengan senyawa hidroksida dalam larutan pori selimut beton.
Adanya proses karbonasi ini menyebabkan penurunan pH selimut beton dan menyebabkan
pergeseran potensial korosi baja tulangan menjadi aktif terkorosi. Hal-hal yang mempercepat
penetrasi karbondioksida pada selimut beton antara lain rendahnya kandungan semen,
tingginya rasio air/semen, pengeringan beton yang kurang memadai, dan adanya retakan serta
cacat pada permukaan selimut beton. Proses karbonasi ini juga dapat meningkatkan porositas
selimut beton, sehingga tidak mampu lagi mencegah penetrasi klorida sebagai ion agresif.
Korosi baja tulangan beton umumnya dicegah dengan menggunakan sistem proteksi katodik,
baik dengan sistem arus paksa (impressed current) maupun sistem anoda tumbal. Sistem arus
paksa biasanya lebih disukai untuk memproteksi baja tulangan dalam selimut beton. Sistem
ini dapat dilakukan dengan tiga cara :
• dipasang pada arus konstan
• dipasang pada tekanan rectifier konstan potensial rebar dibuat konstan (dengan
elektroda standar)

Pemasangan proteksi katodik dengan system arus paksa harus dirancang sedemikian rupa
karena prestressed tension wires yang digunakan dapat berpotensi menimbulkan hydrogen
embrittlement. Untuk sistem proteksi katodik dengan anoda tumbal, dapat digunakan
digunakan metoda galvashield atau zinc hydrogel anodes. Selain itu, pencegahan kerusakan
beton juga dapat dilakukan untuk mencegah penetrasi oksigen terlarut dalam air, ion klorida
dan karbondioksida ke dalam selimut beton, dengan cara meningkatkan daya lekat serta
meminimumkan porositas selimut beton sebagai berikut :menggunakan beton dengan rasio
air:semen seminimum mungkin untuk meminimumkan porositas menggunakan pasir dan
kerikil yang seragam air yang digunakan dalam campuran semen adalah air bebas klorida
menambah ketebalan selimut beton melapisi selimut beton dengan coating dari organosilicon.
Senyawa organosilicon akan membentuk ikatan kimia yang bersifat hidrofobik, sehingga
penetrasi air dan garam terlarut dapat dibatasi baja tulangan yang akan dibungkus selimut
beton harus bersih, bebas dari kerak untuk memberikan daya lekat selimut beton yang baik
BAB IV

MENINGKATKAN KEKUATAN DAN PERAWATAN BAJA

Kekerasan yang lebih besar sangat penting untuk benda-benda tertentu yang dibuat
dari baja. Yang dimaksud dari kekerasan suatu bahan adalah ketahananannya terhadap bisa
atau tidak dimasuki oleh bahan lain. Untuk dapat mencapai kekerasan yang tinggi, maka
diperlukan sistim perawatan dengan panas khusus yang disebut ‘pengerasan’ . sebuah benda
baru dapat dikuatkan sesudah benda itu diproduksikan. Ada beberapa cara untuk
mengeraskan:

- Mengeraskan secara mendalam:Benda dari baja baik bagian luar maupun bagian dalam
dibuat menjadi sangat keras.
- Mengeraskan permukaan :Hanya bagian luar saja yang keras sedangkan bagian intinya

tidak.  Pengerasan yang mendalam

Pada pengerasan mendalam, benda yang sudah terbentuk, dipanaskan dengan temperature
yang cukup tinggi. Kemudian dengan cepat didinginkan; tindakan ini disebut

‘mengejutkan’baja. Pendinginan ini bisa dilakukan di dalam air,minyak atau udara. Benda itu
menjadi keras bukan hanya bagian luar saja, tetapi juga intinya menjadi keras benar. Dengan
cara ini baja baja menjadi cepat rapuh; berarti baja itu dapat cepat patah. Kita semua paham
betapa mudah patahnya ulir mata bor dari baja yang berukuran kecil.

 Pengerasan permukaan

Untuk peralatan-peralatan tertentu hanya bagian luarnya saja yang harus dikeraskan. Untuk
dapat menerima tekanan yang besar, inti benda ini harus tetep lentur. Hal ini dapat dicapai
dengan hanya mengeraskan bagian permukaan dari benda tersebut. Pengerasan permukaan
dipakai pada poros engkol (crankshaft), kopling akar,cacing,roda cacing, dan gigi cacing.

 Tempering

Tempering adalah memanaskan baja yang sudah diperkeras dengan temperature yang cukup
rendah (180oC), diikuti dengan pendinginan secara perlahan-lahan. Tempering dilakukan
dengan tujuan memberikan struktur yang lebih merata pada bahan itu. Lewat proses ini maka
baja yang telah diperkeraskan tadi hanya sedikit saja yang diperlunak, tetapi baja itu menjadi
tidak begitu rapuh. Karena tempering, produk tersebut menjadi terhindar dari perubahan
bentuk (pertambahan isi) sebagai kibat proses pengerasan. Hal ini, terutama ukuran akhir dan
semacamnya sangat penting untuk alat pengukur yang tepat seperti caliber.
 Meningkatkan mutu

Meningkatkan mutu adalah suatu proses di mana baja pertama-tama dikreskan dahulu,
kemudian di tempering dengan suhu yang tinggi. Apabila baja yang diperkeras itu dipanaskan
lebih lama dan pada suhu yang lebih tinggi (300 sampai 650oC) dari tempering padsa
umumnya, maka struktur bahan itu makin merata. Sejalan dengan pertambahan masa
pemanasan dan peninggian suhu, kekerasan baja itu menjadi berkurang, akan tetapi kealotan,
kemudahan untuk digarap dan terutama ketahanan terhadap benturan menjadi lebih besar.
Dengan meningkatkan mutu baja, maka sifat-sifat baja itubisa disesuaikan dengan tujuan
penggunaannya. Baja dengan mutu yang sudah ditingkatkan biasanya dipakai untuk asesories
mesin yang dikenai beban berganti-ganti, misalnya per(spring).

Baja tahan karat tidak memerlukan perlindungan. Semua jenis baja lain jika bersentuhan
dengan udara pasti menjadi rapuh (baja itu ‘berkorosi’). Untuk mencegah terjadinya korosi
tersebut, baja harus diberi pelindung. Kalau tidak dilakukan maka lambat laun baja itu akan
berkarat dan malah bisa habis sama sekali. Terutama produk baja gilingan – sesudah
penghilangan scale – harus dilapisi dengan lapisan karat. Orang (pengguna) dapat melakukan
sendiri dengan cara mengolesi produk baja gilingan dengan gemuk, dengan mengecat, atau
melapisi produk tersebut. Bisa juga bahwa pihak pabrik sudah memberikan lapisan pelindung
pada produk tersebut. Peralatan rumah tangga biasanya dilapisi dengan email. Dalam hal ini
produk baja tersebut diberi lapisan mengkilap.

Metode yang digunakan unutk melindungi suatu benda dari korosi adalah melapisi benda
tersebut dengan logam lain yang tidak akan berkarat yang paling banyak dipakai untuk tujuan
tersebut adalah;

• Seng (disepuh dengan seng)


• Timah (isepuh dengan timah)
• Kromium (disepuh dengan kromium)
• Alumunium (terutama untuk menghindari korosi pada temperaturtinggi)  Melapisi
baja dengan aspal

Pipa baja peka terhadap korosi dan pembentukan karat. Korosi dapat terjadi baik di bagian
luar maupun bagian dalam dari pipa. Untuk melawan korosi bagian luar antara lain digunakan
lapisan aspal pada kedua sisi las tinggi kira-kira 150mm tanpa lapisan. Tetapi bagian ini sudah
sudah ada lapisan zat perekat dari primer sebagai lapisan digunakan gulungan aspal yang
diperkuat dengan bahan sintetis. Rol aspal ini dapat digulung pada pipa dengan mesin gulung
tangan.

BAB V
KESIMPULAN

Konstruksi baja banyak digunakan untuk bangunan Jembatan, hanggar pesawat, bangunan
Industri, bengkel dsb. Berikut secara singkat tentang baja; Baja yang mempunyai kuat tarik
dan kuat tekan yang tinggi banyak dipergunakan sebagai bahan structure bangunan.
Kelemahan baja adalah mudah terjadi perusakan bila kontak dengan lingkungan yang
korosif.Sebagai struktur bangunan, baja harus dihindari agar tidak terkorosi.Pelapisan dengan
cat, logam , beton , harus sesuai dengan kebutuhan. Korosi pada struktur beton yang diperkuat
baja tulangan dapat terjadi karena oksigen terlarut, penetrasi ion klorida dan karbonasi beton
oleh gas karbondioksida. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan korosi
pada baja tulangan struktur beton adalah dengan menggunakan proteksi katodik, serta
melakukan pencegahan kerusakan pada selimut beton dengan meningkatkan daya lekat
selimut beton dan meminimumkan porositas selimut beton untuk mencegah penetrasi oksigen
terlarut dalam air, ion klorida dan gas karbondioksida.
Korosi tidak dapat kita cegah atau dihentikan,yang dapat kita lakukan hanya memperlambat
atau dikendaliakan.Masalah yang ditimbulkan bagaimana caranya mengendalikan atau
memperlambat terjadinya korosi,sehingga keugian yang ditimbulkannya tidak terlalu banyak.

DAFTAR PUSTAKA

1. National Asosiation of Corrosion Enginers, Corrosion Basics.


2. KR.Treathewey,J.Chamberlain, Terjemahan Korosi untuk Mahasiswa.
3. L.J Murdock, KM Brook, Bahan dan praktek beton.
4. B.J.M. Beumer, Ilmu Bahan Logam.
5. SNI 03-1729-1989

Anda mungkin juga menyukai