Disusun Oleh :
Nadia Refa Fheronica
F1B018001
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
4.1 Hasil
Gambar korosi Keterangan
Korosi galvanis pada sambungan baut
jembatan baja
4.2 Pembahasan
Korosi pada sambungan baut adalah jenis korosi galvanik (galvanic corrosion) yang
terjadi karena adanya dua buah logam yang berbeda yang saling kontak dalam lingkungan yang
korosif. Mekanisme terjadinya korosi galvanik terjadi karena proses elektrokimia dari dua logam
yang memiliki perbedaan potensial yang kemudian dihubungkan langsung dalam elektrolit sama.
Selanjutnya, akibat adanya perbedaan potensial, elektron akan mengalir dari logam anodik
menuju logam katodik sehingga logam anodik akan berubah menjadi ion-ion positif karena
kehilangan elektron. Ion-ion positif yang berada di dalam elektrolit ini akan berubah menjadi
garam. Oleh karena peristiwa ini, permukaan anoda akan terlarut sehingga terbentuklah karat-
karat pada permukaan (surface attack).
Besi akan berperan sebagai logam katodik dan alumunium berperan sebagai logam anodik.
Elektron akan mengalir dari alumunium menuju ke besi sehingga material logam yang akan
mengalami korosi adalah alumunium, sedangkan logam besi adalah logam yang terlindungi
karena memiliki potensial yang lebih tinggi.
Korosi pada permukaan galvanis dipicu oleh ion Cl. Walaupun sedikit ion Cl mampu
memicu korosi pada permukaan baut. Ketika lapisan galvanis pada bagian yang terkorosi telah
habis, maka korosi yang terjadi selanjutnya adalah korosi dwi logam atau korosi galvanik. Hal
ini terjadi karena logam pada lapisan galvanis (Zn) mempunyai harga potensial korosi yang lebih
negatif daripada baja. Sehingga apabila seng (Zn) dan baja disambung, maka seng akan bersifat
anodik terhadap baja atau seng akan terkorosi. Jika lapisan galvanis terkorosi, maka permukaan
logam tidak terlindung lagi. Hal ini bisa membuat logam mengalami korosi lebih lanjut. Hal ini
bisa memicu terjadinya korosi sumuran, karena produk korosi yang mengendap pada permukaan
logam menghalangi difusi oksigen.
Sedangkan pada sambungan handrail jembatan dan dinding jembatan yang berlubang
terjadi korosi celah. Walaupun telah diberi semacam sekat, air tetap masuk pada daerah celah
yang sempit tersebut. Karena celah sangat sempit, maka tidak memungkinkan terjadinya aliran
air, sehingga di daerah celah terjadi kekurangan oksigen, dan mekanisme korosi celahpun terjadi
(Riyanta dan Aththar, 2011).
Korosi celah handrail pada baja karbon rendah yaitu semakin tinggi kadar karbon suatu
baja menunjukkan bahwa kekuatannya terhadap korosi semakin baik, dengan kata lain bahwa
semakin sedikit kandungan karbon suatu baja, maka semakin banyak kandungan besinya (Fe).
Pada baja biasanya yang diserang karat adalah logam besi Fe, sampai butir-butir besi Fe nya
terkikis sedikit demi sedikit yang pada akhirnya unsur lainpun ikut lepas dari ikatan antar
atomnya, sehingga menimbulkan rongga-rongga besar dan merata sepanjang permukaan bisa
juga sampai habis baja yang terkena media korosi atau elektrolit tersebut. Semakin lama hal ini
terjadi maka permukaan logam-logam tersebut semakin habis (Nasution, 2018).
Korosi seragam yang terjadi pada permukaan dinding jembatan baja diakibatkan oleh
reaksi kimia karena pH air yang rendah dan udara yang lembab, sehingga makin lama logam
makin menipis. Biasanya ini terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen. Korosi jenis ini
bisa dicegah dengan cara diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti gemuk,
pemeliharaan material yang tepat serta untuk jangka pemakaian yang lebih panjang diberi logam
berpaduan tembaga 0,4% (Utomo, 2009).
Untuk mencegah atau memperlambat terjadinya proses korosi dapat dilakukan dengan
memasang suatu anoda buatan di luar logam yang akan diproteksi. Daerah anoda adalah
suatu bagian logam yang kehilangan elektron. Ion positifnya meninggalkan logam tersebut dan
masuk ke dalam larutan yang ada sehingga logam tersebut berkarat. Oleh karena adanya
perbedaan potensial, maka arus elektron akan mengalir dari anoda yang dipasang dan akan
menahan melawan arus elektron dari logam yang didekatnya, sehingga logam tersebut berubah
menjadi daerah katoda (cathodic protection). Dalam hal ini, elektron disuplai kepada logam yang
diproteksi oleh anoda buatan sehingga elektron yang hilang dari daerah anoda tersebut selalu
diganti, sehingga akan mengurangi proses korosi dari logam yang diproteksi. Anoda buatan
tersebut ditanam dalam suatu elektrolit yang sama (dalam hal ini tanah lembab) dengan logam
(dalam hal ini pipa) yang akan diproteksi dan antara pipa dihubungkan dengan kabel yang sesuai
agar proses listrik diantara anoda dan pipa tersebut dapat mengalir terus menerus.
Lalu dapat dilakukan dengan coating dengan melapisi logam (coating) dengan suatu bahan
agar logam tersebut terhindar dari korosi lalu dengan pengecatan (painting) yaitu pemeliharaan
dengan pengecatan dilakukan untuk instalasi pipa yang berada pada bagian permukaan. Dalam
pengecatan perlu diperhatikan penggunaan cat yang sesuai dengan standart dan ketebalan cat
perlu diperhatikan yaitu ketebalan antara primer coat, intermediate coat dan top coat . Sebelum
pipa dicat harus dilakukan sandblasting harus dilakukan sandblasting terlebih dahulu, untuk
terlebih dahulu, untuk memastikan memastikan bahwa tidak ada air atau kotoran kotoran yang
dapat menyebabkan menyebabkan korosi setelah setelah dilakukan dilakukan pengecatan.
Pemakaian bahan-bahan kimia (chemical inhibitor) juga dapat dilakukan untuk
memperlambat reaksi korosi digunakan bahan kimia yang disebut inhibitor corrosion yang
bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada permukaan metal. Lapisan molekul
pertama yang tebentuk mempunyai ikatan yang sangat kuat yang disebut chemis option.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari laporan survey ini yaitu :
1. Terdapat berbagai jenis korosi yang ada pada jembatan baja di Desa Lubuk Kembang, Curup
Utara yaitu korosi galvanik, korosi celah, dan korosi seragam yang terdapat di berbagai
bagian yang ada pada jembatan baja tersebut.
2. Berbagai cara-cara pengendalian korosi yaitu coating (melapisi logam), painting
(pengecatan), diberi paduan logam dan tembaga, dan chemical inhibitor (pemakaian bahan-
bahan kimia).
3. Dari berbagai cara pengendalian korosi yang paling efektif salah satunya yaitu pengecatan
terutama untuk mengendalikan korosi yang ada pada handrail jembatan.
5.2 Saran
Untuk survey atau pengamatan selanjutnya dapat dilakukan pengamatan korosi pada
berbagai jenis jembatan yang ada disekitar seperti jembatan beton.
DAFTAR PUSTAKA
Amsori, M.D. 2012. Studi Dampak Korosi Terhadap Internal Baja. Jurnal lIlmiah Ilmu Batang
hari Jambi, 12 (2), 1-8.
Chamberlain, J.T. 1991. Korosi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Napitupulu, R.A.M. 2005. Pengaruh Temperatur dan Waktu Pelapisan terhadap Laju Pelapisan
Nikel pada Baja Karbon Rendah. Jurnal Teknik Simetrika, 4 (2), 345-351.
Nasution, Muslih. 2018. Karakteristik Baja Karbon Terkorosi Oleh Air Laut. Buletin Utama
Teknik, 14 (1), 2598-3814.
Nurdin, Irman. 1986. Penanggulangan Korosi Komponen Baja. Jurnal Puslitbang Jalan, 1 (1), 1-
5.
Nurhamzah, T.P. 2011. Studi Laju Korosi pada Sampel Pipa Baja API 5L X-52 dengan
Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran dan Gas CO2 pada pH 6 dalam Larutan NaCl
3,5%. Skripsi. Universitas Indonesia : Depok.
Riyanta, Bambang dan Aththar, M.A. 2011. Analisis Korosi pada Sambungan Double Nipple
Pompa Submersible di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Semesta
Teknika, 14 (1), 64-71.
Sidiq, M.F. 2013. Analisa Korosi dan Pengendaliannya. Jurnal Foundry, 3 (1), 27-30.
Utomo, Budi. 2009. Jenis Korosi dan Penanggulangannya. Kapal, 6 (2), 138-141.