Anda di halaman 1dari 2

Nama : Febrian Nur Asa

NIM : 21050117140011
Matkul: Korosi dan Penanggulanganya

Dampak-Dampak Serangan Korosi


Korosi didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya)
atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi
elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi
tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau
diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari aspek
elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke
lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan
lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda).Reaksi yang terjadi pada logam yang
mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya
menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda
terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektron-
elektron yang tertinggal pada logam.
Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa. Berdasarkan pengalaman pada
tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat mengalokasikan biaya pengendalian korosi sebesar
80 hingga 126 milyar dollar per tahun. Di Indonesia, dua puluh tahun lalu saja biaya yang
ditimbulkan akibat korosi dalam bidang indusri mencapai 5 trilyun rupiah. Berikut Dampak-
Dampak yang diakibatkan oleh korosi :
1. Kerugian Ekonomi Akibat Korosi
Seperti yang telah disebutkan pada peryataan diatas bahwa biaya untuk
penanggulangan korosi tidaklah murah dapat dilihat pada 20 tahun lalu di Indonesia
untuk menanggulangi korosi mencapaki 5 trilyun rupiah. Belum lagi untuk biaya
pemeliharaan komponen yang terkena korosi dan mendasain ulang peralatan yang tahan
terhadap korosi. Ini berarti korosi dari segi ekonomi sudah sangat merugikan karena
membutuhkan biaya penanggulangan yang sangat besar.
2. Pemborosan Sumber Daya Alam
Pada dasarnya proses korosi dapat juga didefinisikan sebagai proses kembalinya logam
teknis ke bentuk asalnya di alam. Bentuk asalnya logam di alam adalah senyawa-
senyawa mineral yang abadi di perut bumi. Pada umumnya senyawa-senyawa mineral
logam tersebut merupakan ikatan kimia antara unsur logam dengan unsur halogen
misalnya oksigen dan belerang. Dengan adanya korosi pada struktur bagunan di tempat-
tempat yang tersebar di seluruh dunia, mengakibatkan sumber daya mineral yang
semula berbentuk logam teknik telah menjadi produk korosi yang tidak dapat didaur
ulang untuk dijadikan logam teknik kembali.
3. Korosi dapat Membahayakan Nyawa Manusia
Korosi dapat membahayakan nyawa manusia seperti akibat kecelakan pada suatu alat
seperti kejadian runtuhnya jembatan akibat korosi retak tegang di West Virginia yang
menyebabkan 46 orang meninggal dunia, terjadinya kebakaran akibat kebocoran pipa
gas di Minnesota karena selective corrosion dan meledaknya pembangkit tenaga nuklir
di Virginia akibat terjadinya korosi erosi pada pipa uapnya.
4. Nilai Estetika Menurun
Korosi dapat menurunkan nilai estetika suatu material. Hal ini karena korosi dapat
merusak lapisan permukaan material.
Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai pada berbagai jenis logam.
Bagunan-bagunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen logam seperti seng,
tembaga, besi, baja dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi. Seng untuk atap
rumah dapat bocor karena korosi. Demikian juga dengan besi untuk pagar tidak dapat terhindar
dari korosi. Jembatan dari baja maupun badan mobil dapat menjadi rapuh karena korosi. Hal
ini disebabkan karena korosi yang menyerang piranti maupun komponen-komponen elektonik
dapat mengakibatkan kerusakan bahkan terjadinya kecelakaan. Karena korosi ini maka sifat
dari komponen elektronik dapat rusak.
Korosi juga menjadi masalah ekonomi karena menyangkut umur, penyusutan dan
efisiensi pemakaian suatu bahan maupun peralatan dalam kegiatan industri. Milyaran dollar
AS telah dibelanjakan setiap tahunya untuk merawat jembatan, peralatan perkantoran,
kendaran bermotor, mesin-mesin industri serta peralaratan lainya agar umur kontruksi dapat
bertahan lama.
Banyak negara yang telah berusaha menghitung biaya korosi nasional dengan cara yang
berbeda-beda, umumnya jatuh pada nilai yang berkisar sekitar 1,5-5% dari GNP (Gross
National Product). Para praktisi saat ini cenderung sepakat untuk menetapkan biaya korosi
sekitar 3,5 % dari GNP . Kerugian yang dapat ditimbulkan dari korosi tidak hanya biaya
langsung seperti pergantian peralatan industry, perawatan jembatan dan sebagainya, tetapi juga
biaya tidak langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta semua kerugian
yang ditimbulkan tersebut maka dipandang agar kita dapat mengetahui Langkah-langkah apa
saja yang dapat mencegah atau menekan laju korosi.

Anda mungkin juga menyukai