Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Penulisan Kalimat Efektif

Dosen Pengampu: Esa Kharisma Muhammad Nakti, S.S,. M.Pd.

Disusun oleh:

1. Salsabila Regina Putri 215110100111022


2. Linata Dwi Kurniati 215110100111032
3. Jasmine Naylah Putri 215110100111002
4. Dhimas Pramdito Adhyaksa 215110100111010
5. Salwa Usaila Azis 215060601111035
6. Rizky Ahnaf Fahreza 215110100111006

KELAS 7LM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah bahasa Indonesia yang berjudul “Penulisan Kalimat Efektif” tepat
pada waktunya.

Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas kelompok dari


mata kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen pengampu Bapak Esa Kharisma
Muhammad Nakti, S.S., M.Pd. Tak lepas dari bantuan berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membantu memberikan


banyak informasi mengenai ejaan, penggunaan diksi, dan istilah dalam
ragam ilmiah khususnya bagi warga negara Indonesia agar dapat
mengimplementasikan tata bahasa dan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar dalam segala aspek. Apabila terdapat kekurangan dalam makalah
ini, kami berharap kepada pembaca untuk memaklumi serta diharapkan
memberikan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
mengintrospeksi dan mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi.

23 September 2021

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………. 1

KATA PENGANTAR…………………………………………….. 2

DAFTAR ISI………………………………………………………. 3

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………… 5

1.1 Latar Belakang………………………………………………… 5

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………... 5

1.3 Tujuan…………………………………………………………. 5

BAB 2 ISI…………………………………………………………. 6

2.1 Pengertian Kalimat Efektif……………………………………. 6

2.2 Syarat Kalimat Efektif………………………………………… 6

2.2.1 Sudah Sesuai dengan EYD………………………….. 6

2.2.2 Susunannya Sistematis……………………………… 6

2.2.3 Tidak Boros Kata…………………………………… 7

2.2.4 Tidak Ambigu………………………………………. 7

2.3 Ciri Kalimat Efektif…………………………………………… 7

2.3.1 Kelugasan…………………………………………… 7

2.3.2 Ketepatan……………………………………………. 8

2.3.3 Kejelasan……………………………………………. 8

2.3.4 Kehematan…………………………………………... 9

2.3.5 Kesejajaran………………………………………….. 10

2.4 Unsur Kalimat Efektif………………………………………… 10

3
2.4.1 Subjek……………………………………………….. 10

2.4.2 Predikat……………………………………………… 11

2.4.3 Objek………………………………………………… 11

2.4.4 keterangan…………………………………………… 11

BAB 3 KESIMPULAN……………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 14

PERTANYAAN DAN JAWABAN……………………………… 15

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat. Dalam


bahasa terdapat ide, gagasan pikiran, dan perasaan yang mewakili diri seseorang.
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya
harus dituangkan kedalam bentuk kalimat. Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan


pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Apabila gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa
yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang
harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca
tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya
kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat,
unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur
kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur
yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya dengan kaidah.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?


1.2.2 Apa ciri-ciri kalimat efektif?
1.2.3 Apa syarat-syarat sebuah kalimat efektif?
1.2.4 Bagaimana struktur kalimat efektif?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui apa itu kalimat efektif.


1.3.2 Mengetahui bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa.
1.3.3 Memperbaiki kemampuan berbahasa agar tidak terjadi kesalahan
dalam penggunaan bahasa Indonesia.

5
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran


yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara
lengkap. Kalimat dasar dalam bahasa Indonesia haru memiliki subjek dana predikat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran si penulis sesuai dengan
maksud dari penulis tersebut. Berarti, kalimat tersebut harus bisa mengungkap
gagasan, maksud, atau informasi secara lugas sehingga bisa dipahami oleh pembaca
atau pendengar.

2.2 Syarat Kalimat Efektif

2.2.1 Sudah Sesuai dengan EYD

Syarat yang pertama adalah kata-kata dalam kalimat harus sesuai


dengan EYD, yang menjadi kaidah utama dalam penulisan kalimat bahasa
Indonesia. Sehingga penting untuk selalu menggunakan kata-kata baku,
yakni penulisannya sudah sesuai dengan EYD.

Selain itu, kalimat efektif juga harus memiliki tanda baca yang tepat.
Sehingga makna atau maksud dari kalimat tersebut jelas. Kalimat perintah
akan diakhiri dengan tanda seru, kalimat tanya akan diakhiri dengan tanda
tanya, dan kalimat penjelas atau standar akan diakhiri tanda titik.

Ketentuan ini menjadi ketentuan dasar yang wajib dipahami dan


diterapkan setiap kali menyusun karya tulis. Supaya kalimat di dalam karya
tersebut memang merupakan kalimat efektif, sejak lembar pertama sampai
lembar terakhir.

2.2.2 Susunannya Sistematis

Kalimat juga bisa dikatakan efektif ketika susunannya tepat atau


sistematis yang mengandung semua unsur kalimat yang baik dan benar.
Sehingga suatu kalimat belum bisa disebut efektif meskipun sudah memakai
kata-kata baku jika susunannya teracak-acak.

6
Urutan kata dalam kalimat perlu dibuat sistematis, sederhana, dan
mudah dipahami agar tidak membuat pembacanya pusing. Jadi, seorang
penulis perlu mengecek kembali hasil tulisannya. Supaya bisa mengoreksi
kalimat yang belakangan baru diketahui tidak efektif.

Kalimat yang efektif memiliki susunan dimulai dari subjek, predikat,


dan disusul dengan objek atau pelengkap dan keterangan. Urutan ini penting
untuk disesuaikan dengan standar SPOK. Kecuali untuk kalimat tanya dan
perintah, maka penempatan subjek dan keterangan bisa dipindahkan sesuai
kebutuhan.

2.2.3 Tidak Boros Kata

Royal terhadap penggunaan kata akan dianggap melanggar syarat


kalimat efektif sehingga tidak diperlukan. Artinya pada saat menyusun suatu
kalimat usahakan memakai kata yang hemat, hanya memakai kata yang
diperlukan. Tidak perlu menambahkan kata yang sebenarnya tidak
dibutuhkan.

Hal ini akan membuat kalimat menjadi panjang namun maknanya bisa
ambigu atau bahkan kosong. Sehingga kalimat yang panjang namun tidak
efektif justru akan memusingkan pembacanya. Jauh lebih baik menyusun
kalimat pendek yang efektif agar pembaca paham.

Selain itu, memilih menghemat pemakaian kata akan membantu


penulis lebih produktif. Sebab waktu yang diperlukan untuk menyusun
kalimat panjang dengan kalimat pendek tentu berbeda jauh. Lebih hemat
waktu menulis kalimat pendek namun efektif, dan hasilnya pun lebih
memuaskan karena mudah dipahami.

2.2.4 Tidak Ambigu

Syarat kalimat efektif berikutnya adalah memiliki makna yang jelas


dan tidak ambigu. Supaya makna dalam kalimat bebas dari resiko ambigu,
maka susunannya perlu dibuat ringkas dan sederhana. Penulis yang
menyusun kalimat efektif akan mampu menjelaskan suatu hal dengan baik
dan mudah dipahami. Sehingga mencegah pembaca melakukan multitafsir
dan pesan dalam tulisan dapat tersampaikan dengan baik.

2.3 Ciri Kalimat Efektif

7
2.3.1 Kelugasan

Kelugasan sebuah kalimat efektif berarti informasi yang disampaikan


adalah informasi pokok, tidak berbelit-belit dan sederhana. Berikut
contohnya:

“Terus meningkatnya permintaan terhadap produk kertas, mau tidak


mau memaksa industri kertas menambah produksinya dan lebih
meningkatkan mutu kertas itu sendiri.”

Diperbaiki menjadi:

“Terus meningkatnya permintaan terhadap produk kertas memaksa


industri kertas menambah produksi dan meningkatkan mutunya.”

Hal ini karena frasa mau tidak mau dan kertas itu sendiri
menyebabkan ketidaklugasan informasi yang akan disampaikan, sehingga
kalimat menjadi tidak efektif.

2.3.2 Ketepatan

Ketepatan sebuah kalimat efektif berarti informasi yang disampaikan


tepat sasaran dan tidak menimbulkan multitafsir atau keambiguan, sehingga
maknanya menjadi lebih dari satu, kabur, atau meragukan. Berikut
contohnya:

“Rumah seniman yang antik itu dijual dengan harga murah.”

Diperbaiki menjadi:

“Rumah yang antik milik seniman itu dijual dengan harga murah.”

Hal ini karena frasa yang antik dapat ditafsirkan lebih dari satu makna,
yaitu (1) yang antik adalah rumahnya, atau (2) yang antik itu senimannya,
sehingga menimbulkan multitafsir atau keambiguan makna.

2.3.3 Kejelasan

Kejelasan dalam kalimat efektif adalah kejelasan dalam struktur dan


lengkanpnya unsur-unsurnya. Kalimat efektif harus memiliki struktur yang
jelas dan memiliki struktur yang lengkap. Seperti contohnya :

8
- Berdasarkan analisis kapasitas produksi yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa dalam menjalan-kan promosi memiliki pengaruh
terhadap penjualan.
- Pemerintah secara eksplisit berniat mengatur agar setiap orang di negara
ini mendapatkan layanan kesehatan dasar secara Cuma-cuma, jaminan
hari tua, jaminan pensiun, dan santunan akibat kecelakaan.
Diperbaiki menjadi :

- Berdasarkan analisis kapasitas produksi yang telah dilakukan, dapat


diketahui bahwa promosi memiliki pengaruh terhadap penjualan. (K-P-S-
{S-P-O}).
- Pemerintah secara eksplisit berniat mengatur setiap orang di negara ini
agar mendapatkan layanan kesehatan dasar secara cuma-cuma, jaminan
hari tua, jaminan pensiun, dan santunan akibat kecelakaan.
Perbaikan pada kalimat (1) disebabkan oleh dalam subjek yang
berupa klausa subordinatif itu tidak lengkap unsur-unsurnya, yaitu dalam
menjalankan promosi berfungsi sebagai keterangan, memiliki berfungsi
sebagai predikat, dan pengaruh terhadap penjualan berfungsi sebagai objek
sehingga struktur klausa subordinatif tersebut adalah K-P-O yang semuanya
berada di bawah kendali bahwa. Dengan demikian, secara keseluruhan
struktur kalimat (98) adalah (K-P-S-{K-P-O}).

Perbaikan pada kalimat 2 disebabkan mengatur merupakan verba


transitif yang seharusnya langsung diikuti objek yang berupa nomina atau
frasa nominal (setiap orang di negeri ini) dan bukan diikuti oleh keterangan
klausa subordinatif. Selain itu, agar pada kalimat tersebut seharusnya
mendahului verba mendapatkan, bukan mendahului orang di negeri ini.

2.3.4 Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang


akan disampaikan dalam kalimat itu harus cermat, tidak boros, dan perlu
kehati-hatian. Berikut contohnya

“Gaji karyawan yang telah diangkat oleh yayasan digaji berdasarkan


perjanjian kerja yang telah di-tandatangani sebelumnya.”

Diperbaiki menjadi :

9
“Karyawan yang telah diangkat oleh yayasan digaji berdasarkan
perjanjian kerja yang telah ditandatangani sebelumnya.”

Hal itu dikarenakan terdapat pemborosankata pada kalimat tersebut.


Kalimat tersebut menjadi efektif jika penyebab ketidakefektifan itu diperbaiki,
misalnya, (i) predikatnya diubah dan dicarikan bentuk yang lain, (ii)
subjeknya diubah supaya bentuknya tidak mirip dengan predikat, (iii) kata-
kata yang ber-sinonim tidak perlu dimunculkan secara bersama, dan/atau (iv)
kata yang sudah didahului penanda jamak tidak perlu diulang.

2.3.5 Kesejajaran

Kesejajaran dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa bentuk dan


struktur yang digunakan dalam kalimat efektif harus paralel, sama, atau
sederajat. Berikut contohnya:

“Buku itu dibuat oleh Badan Bahasa dan Gramedia yang


menerbitkannya.”

Diperbaiki menjadi :

“Buku itu dibuat oleh Badan Bahasa dan diterbit-kan oleh Gramedia.”

Jika dianalisis, kalimat (108) terdiri atas dua klausa, yaitu (i) Buku itu
dibuat oleh Badan Bahasa dan (ii) Gramedia yang menerbitkannya. Apabila
klausa pertama dianalisis lebih lanjut, tampak bahwa buku itu berfungsi
sebagai subjek, dibuat berfungsi sebagai predikat, oleh Badan Bahasa
berfungsi sebagai pelengkap (S-P-Pel.), sedangkan pada klausa kedua tampak
bahwa Gramedia berfungsi sebagai predikat dan yang menerbitkannya
berfungsi sebagai subjek (P-S). Sementara itu, kedua klausa tersebut di-
hubungkan oleh konjungsi koordinatif dan yang mensyaratkan struktur klausa
yang dirangkaikan harus sama. Untuk itu, agar terdapat kesejajaran bentuk
dan struktur, kalimat majemuk di atas harus diperbaiki menjadi S-P-Pel dan S-
P-Pel atau P-S dan P-S seperti perubahan berikut.

2.4 Unsur Kalimat Efektif

2.4.1 Subjek

10
Unsur pertama di dalam kalimat efektif adalah subjek, yakni bagian
dari kalimat yang menunjukan pelaku yang bisa berupa orang, tempat, dan
juga benda. Sehingga subjek dalam suatu kalimat tidak selalu berupa orang
atau penyebutan nama orang, melainkan dapat juga penyebutan nama benda
termasuk juga merek suatu produk. Subjek termasuk ke dalam jenis unsur
wajib dan utama. Sehingga tidak ada kalimat yang tidak mengandung unsur
satu ini.

2.4.2 Predikat

Unsur kedua dalam kalimat efektif yang juga masuk ke dalam salah
satu syarat kalimat efektif adalah predikat. Predikat merupakan bagian
kalimat yang menunjukan apa yang dilakukan oleh subjek. Umumnya predikat
berbentuk kata kerja, yang memberi kejelasan maksud atau makna dari
kalimat. Tanpa predikat maka kalimat menjadi tidak lengkap. Sehingga
sifatnya sama wajibnya dengan subjek, inilah yang membuat kalimat paling
pendek minimal terdiri dari subjek dan predikat.

2.4.3 Objek

Objek merupakan bagian dalam suatu kalimat yang menunjukan hal


atau benda yang menjadi sasaran dan biasanya berbentuk nomina (kata
benda). Suatu kalimat sebenarnya membutuhkan objek, hanya saja sifatnya
tidak selalu wajib.

Sebab seperti yang disampaikan di poin sebelumnya, kalimat


sederhana namun efektif bisa hanya terdiri dari subjek dan predikat. Namun
keberadaan objek akan menyempurnakan kalimat tersebut. Objek berfungsi
untuk memperjelas maksud atau makna dari suatu kalimat.

2.4.4 Keterangan

Unsur terakhir dalam kalimat efektif adalah keterangan, yaitu bagian


dari kalimat yang menunjukan tujuan, cara, waktu, tempat, dan juga sebab
akibat. Keterangan dalam kalimat membantu penulis menjelaskan dengan
lebih detail. Secara umum keterangan berbentuk konjungsi (kata hubung).

Namun, tidak semua kalimat memiliki keterangan, karena sifatnya


nyaris sama dengan objek yakni tidak wajib. Kalimat tanpa keterangan pun
sudah bisa memenuhi syarat kalimat efektif selama memiliki subjek dan
predikat.

11
BAB III

KESIMPULAN

Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat. Dalam


bahasa terdapat ide, gagasan pikiran, dan perasaan yang mewakili diri seseorang.
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus
dituangkan kedalam bentuk kalimat.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran


yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara
lengkap. Kalimat dasar dalam bahasa Indonesia haru memiliki subjek dana predikat.
Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang bisa mengungkap gagasan, maksud, atau
informasi secara lugas sehingga bisa dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Kalimat efektif memiliki beberapa syarat, berupa :

1. Sesuai dengan EYD.


2. Susunannya sistematis.
3. Tidak boros kata.
4. Tidak ambigu.

Berikut adalah ciri-ciri dari kalimat efektif, yakni :

1. Kelugasan, artinya informasi yang disampaikan adalah informasi pokok,


tidak berbelit-belit dan sederhana.
2. Ketepatan, yang berarti informasi yang disampaikan tepat sasaran dan
tidak menimbulkan multitafsir atau keambiguan, sehingga maknanya
menjadi lebih dari satu, kabur, atau meragukan.
3. Kejelasan, berarti sebuah kalimat efektif harus memiliki struktur yang
jelas dan memiliki struktur yang lengkap.

12
4. Kehematan, artinya dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi
yang akan disampaikan dalam kalimat itu harus cermat, tidak boros, dan
perlu kehati-hatian.
5. Kesejajaran, yang berarti bentuk dan struktur yang digunakan dalam
kalimat efektif harus paralel, sama, atau sederajat.

Unsur dalam kalimat efektif terdiri dari :

1. Subjek (bersifat wajib)


2. Predikat (bersifat wajib)
3. Objek (bersifat opsional)
4. Keterangan (bersifat opsional)

13
DAFTAR PUSAKA

Drs. S.S.T. Wisnu Sasangka, M.Pd. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia:
Kalimat. Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Awwaabiin, Salma. “Syarat Kalimat Efektif Lengkap dengan Ciri-Ciri dan


Contohnya”
https://www.duniadosen.com/syarat-kalimat-efektif/.

14
PERTANYAAN GOOGLE FORM

1. Menurut Anda, mengapa kalimat efektif diperlukan dalam berbahasa?


2. Apakah kalimat efektif harus baku?

JAWABAN

1. Karena, pada hakikatnya kalimat efektif memiliki tujuan agar pesan atau
informasi yang ingin kita sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh
pembaca atau pendengar. Sehingga dalam berbahasa, penggunaan kalimat
efektif sangat penting untuk diterapkan agar tidak terjadi mispersepsi atau
miskomunikasi.
2. Ya. Dalam kalimat efektif, salah satu syaratnya adalah sesuai dengan EYD,
sehingga penting untuk selalu menggunakan kata baku yang sesuai dalam
ketentuan EYD.

15

Anda mungkin juga menyukai