Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

KELOMPOK 6
RIANSYAH (202203201)
AULYA RIAWATI (202203166)
IKSA MAGFIRA SYAKIR (202203178)
NURLAELY (202203198)
TARISA MELANI (202203209)
YUDIT ANGGINI (202203212)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmatNya sehinggah
malah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Kami sebagai penulis berharap semogah makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini dapat
di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat untuk meningkatkan makalah ini dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
a) Latar Belakang...........................................................................................................................4
b) Rumusan Masalah......................................................................................................................4
c) Tujuan........................................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................................5
1. Pengertian kalimat.....................................................................................................................5
2. Unsur-unsur kalimat..................................................................................................................5
1) S (Subjek)..............................................................................................................................5
2) P (Predikat)............................................................................................................................5
3) O (Objek)...............................................................................................................................5
4) K (Keterangan)......................................................................................................................6
5) Pelengkap..............................................................................................................................6
3. Pola kalimat dasar......................................................................................................................6
1) S-P ( subjek-predikat )...........................................................................................................6
2) S-P-O ( subjek-predikat-objek ).............................................................................................6
3) S-P-Pel ( subjek-predikat-pelengkap )...................................................................................7
4) S-P-K ( subjek-predikat-keterangan )....................................................................................7
5) S-P-O-K ( subjek-predikat-objek-keteragan )........................................................................7
6) S-P-O-Pel ( subjek-pelengkap-objek-pelengkap )..................................................................7
7) S-P-Pel-K ( subjek-predikat-pelengkap-keterangan ).............................................................8
8) S-P-O-Pel-K ( subjek-predikat-objek-pelengkap-keterangan )..............................................8
4. Kalimat tuggal dan kalimat majemuk........................................................................................8
5. Jenis- jenis kalimat beserta fungsinya......................................................................................15
BAB 3..................................................................................................................................................18
1. Kesimpulan..............................................................................................................................18
2. Saran........................................................................................................................................18
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................19

3
BAB 1

PENDAHULUAN

a) Latar Belakang
Kalimat memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena kalimat merupakan
unit terkecil bahasa. Tiap kalimat merupakan manifestasi pikiran pemakai bahasa. Kalimat
mengandung pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca karena setiap pikiran
atau gagasan yang dimiliki seseorang pada hakekatnya dituangkan ke dalam bentuk
kalimat.Seorang penulis agar terampil menyusun kalimat yang baik diperlukan adanya
penguasaan struktur sintaksis, khususnya kalimat. Kalimat yang baik harus memenuhi
persyaratan gramatikal. Penguasaan pola kalimat merupakan salah satu syarat yang penting
bagi seorang penulis.

Kalimat yang dihasilkan oleh seorang penulis haruslah kalimat yang mampu membuat isi
atau maksud yang disampaikan penutur tergambar lengkap dalam pikiran si penerima. Dalam
proses komunikasi, fungsi kalimat tidak hanya memberitahukan atau menanyakan sesuatu,
melainkan mencakup aspek ekspresi kejiwaan manusia yang sangat majemuk. Kalimat
merupakan bagian terkecil dari bahasa yang terdiri dari kata-kata. Kata-kata tersebut
mengandung gagasan, ide, atau pesan. Pesan yang terkandung dalam kalimat akan mudah
dipahami jika dalam penyusunan kalimat memperhatikan pola kalimat. Salah letak dan
ketidakjelasan dalam menempatkan unsur-unsur fungsi kalimat dapat menghambat
pemahaman pembaca tentang maksud penulis.

b) Rumusan Masalah
1) Pengertian kalimat
2) Unsur unsur kalimat
3) Pola kalimat dasar
4) Kalimat tunggal dan kaliamat majemuk
5) Jenis-jenis kalimat beserta fungsinya

c) Tujuan
1) Untuk mengetahui apa itu kalimat
2) Untuk mengetahui apa saja unsur unsur kalimat
3) Untuk mangetahui pola kalimat dasar
4) Mengetahui apa yang di maksud dengan kalimat majemuk dan kalimat tunggal

4
5) Untuk mengetahui jenis-jenis kalimat

5
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,baik
dengan cara lisan maupun tulisan.kalimat juga merupakan satuan bahasa terkecil,dalam
wujud lisan atau tulisan. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan
keras lembut,disela jeda,dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan
yang mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain.
Dalam wujud tulisan,kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.),
tanda tanya (?), ataupun tanda seru (!); an didalamnya dapat disertakan tanda baca seperti
koma (,), titik dua (:), pisah (-),dan spasi . tanda titik,tanda tanya dan tanda seru pada wujud
tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangnkan spasi mengikuti mereka
melambangkan kesenyapan.

2. Unsur-unsur kalimat
Gabungan kata dapat dianggap sebagai kalimat apabila memiliki unsur-unsur pembetuk
kalimat. Berikut ini unsur-unsur yang selalu terdapat pada sebuah kalimat, diantaranya:

1) S (Subjek)
Subjek sering disebut sebagai unsur inti atau unsur pokok pada sebuah kalimat,
biasanya berupa kata-kata benda dan biasanya terletak sebelum unsur Predikat. Subjek adalah
bagian yang berfungsi untuk menunjukkan pelaku dalam kalimat. Pada umumnya subjek
terbentuk dari kata benda (nomina) serta diletakkan di awal kalimat. Tidak hanya kata, subjek
juga bisa diisi dengan frasa ataupun klausa.

2) P (Predikat)
Predikat yaitu unsur yang fungsinya menerangkan yang sedang dilakukan subjek pada
kalimat. Predikat biasanya menggunakan kata kerja ataupun kata sifat. Namun, tidak hanya
itu saja loh, predikat juga dapat diisi dengan kata sifat dan kata benda. Letak predikat, yaitu
berada di antara subjek dan objek. Nah, cara untuk mengetahui predikat dalam kalimat, kamu
dapat memberikan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” pada kalimat tersebut.

3) O (Objek)
Objek bisanya terletak sesudah predikat, dapat di katakan objek merupakan keterangan
yang berkaitan dengan predikat atau sesuatu yang menderita. Tapi pada kalimat pasif objek

6
menjadi subjek. Posisi objek harus selalu berada di belakang predikat. Dengan posisinya yang
berada di belakang predikat, maka objek tidak didahului oleh preposisi. Pada umumnya,
objek itu diisi oleh kelas kata nomina, frasa nomina, atau klausa.

4) K (Keterangan)
Keterangan pada suatu kalimat terletak di bagian akhir. Unsur keterangan biasanya di
jadikan pelengkap kalimat. Keterangan bisa diisi oleh frasa, kata, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa akan ditandai dengan preposisi ke, di, dari, pada, dalam,
kepada, terhadap, untuk, oleh, dan tentang. Sedangkan keterangan yang berupa anak kalimat
ditandai dengan preposisi karena, ketika, jika, meskipun, supaya, dan sehingga.

5) Pelengkap
Meskipun berfungsi hanya melengkapi kalimat, pelengkap adalah unsur yang
melengkapi predikat. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pelengkap posisinya berada di
belakang predikat. Namun, posisinya yang berada di belakang predikat terkadang agak
menyulitkan untuk membedakannya dengan objek. Ada satu cara yang dapat kamu lakukan
untuk mengidentifikasinya.
3. Pola kalimat dasar
Ada beberapa pola dasar yang terkandung dalam setipa jenis-jenis kalimat. Dengan
mengetahui pola dasar dalam suatu kalimat, maka kita akan mengetahui seperti apa kalimat
terbentuk dan bagaimana cara kita membentuk atau membuat suatu kalimat. Adapun
pola kalimat dasar beserta contohnya adalah sebagai berikut.

1) S-P ( subjek-predikat )
Pola ini terhitung pola kalimat yang paling dasar dan sederhana. Sebab, pola ini hanya
berupa subjek (S) dan predikat (P) saja. Adapun beberapa contoh kalimat yang menggunakan
pola ini adalah sebagai berikut:

Ayah Bekerja. (S= Ayah, P= bekerja)

Petani bercocok tanam. (S= Petani, P= bercocok tanam )

Ibu Guru sedang mengajar. (S= Ibu Guru (subjek berbentuk frasa nomina), P= sedang
mengajar)

2) S-P-O ( subjek-predikat-objek )
Pola yang terdiri dari subjek (S), predikat (P), dan objek (O) ini biasanya dipakai
pada contoh kalimat deklaratif aktif transitif dan kalimat aktif transitif. Adapun bebrapa
contoh kalimat dengan pola ini adalah sebagai berikut:

7
Ibu menanak nasi. (S= Ibu, P= menanak, O= nasi)Adik sedang memainkan piano. (S=
adik, P= sedang memainkan, O= piano)Anak-anak sedang mengerjakan soal-soal ujian. (S=
anak-anak, P= sedang mengerjakan, O= soal-soal ujian)

3) S-P-Pel ( subjek-predikat-pelengkap )
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan pelengkap (Pel). Biasanya, pola ini
digunakan dalam contoh kalimat deklaratif aktif intransitif, contoh kalimat deklaratif
semitransitif, kalimat aktif intransitif, dan contoh kalimat aktif semitransitif. Contoh:

Tubuhnya berlumuran keringat. (S= tubuhnya, P= berlumuran, Pel= keringat)Langit


malam ini bertaburan bintang-bintang. (S= langit malam ini, P= bertaburan, Pel= bintang-
bintang)Anak-anak sedang bermain layang-layang. (S= anak-anak, P= sedang bermain, Pel=
layang-layang)

4) S-P-K ( subjek-predikat-keterangan )
Merupakan pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan Keterangan (K). Pola ini
biasanya dapat dijumpai pada kalimat deklaratif aktiif intransitif dan kalimat aktif intransitif.
Adapun contoh pola ini adalah sebagai berikut:

Anak-anak bermain di lapangan. (S= anak-anak, P= bermain, K= di lapangan)Burung-


burung bersahutan di pagi hari. (S= burung-burung, P= bersahutan, K= di pagi hari)Paman
sedang bercukur dengan menggunakan pisau cukur. (S= Paman, P= sedang bercukur, K=
dengan menggunakan pisau cukur)

5) S-P-O-K ( subjek-predikat-objek-keteragan )
Pola ini merupakan pola yang paling umum dan paling dikenal di masyarakat.
Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek
(O), dan keterangan (K). Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

Ibu membeli sayur-sayuran di pasar tradisional. (S= Ibu, P= membeli, O= sayur-


sayuran, K= di pasar tradisional)Dimas mengerjakan tugas sekolah dengan sungguh-sungguh.
(S= Dimas, P= mengerjakan, O= tugas, K= dengan sungguh-sungguh)Para petani menanam
padi di pagi hari. (S= para petani, P= menanam, O= padi, K= di pagi hari)

6) S-P-O-Pel ( subjek-pelengkap-objek-pelengkap )
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan pelengkap (Pel). Adapun
contohnya adalah sebagai berikut:

8
Ibu membelikan adik pakaian baru. (S= Ibu, P= membelikan, O= adik, Pel= pakaian
baru)Adik membelikan kucingnya makanan kucing. (S= Adik, P= membelikan, O=
kucingnya, Pel= makanan kucing)

7) S-P-Pel-K ( subjek-predikat-pelengkap-keterangan )
Adalah pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), pelengkap (Pel), dan keterangan
(K). Contoh:

Tubuhnya berlumuran keringat karena bekerja keras seharian. (S= tubuhnya, P=


berlumuran, Pel= keringat, K= karena bekerja keras seharian)Anak-anak bermain bola di
tanah lapang. (S= anak-anak, P= bermain, Pel= bola, K= di tanah lapang)

8) S-P-O-Pel-K ( subjek-predikat-objek-pelengkap-keterangan )
Merupakan pola kalimat yang paling kompleks dan lengkap karena semua unsur
kalimat terkandung di dalamnya. Contoh:

Ibu membelikan adik sepatu baru pada hari Minggu kemarin. (S= Ibu, P=
membelikan, O= adik, Pel= sepatu baru, K= pada hari Minggu kemarin)Adik membelikan
kucingnya makanan kucing dengan uang sakunya sendiri. (S= adik, P= membelikan, O=
kucingnya, Pel= makanan kucing, K= dengan uang sakunya sendiri)

4. Kalimat tuggal dan kalimat majemuk


Pengertian Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal merupakan kalimat yang tersusun atas satu pola yaitu subjek,
predikat, objek dan dapat juga dilengkapi dengan keterangan. Kalimat tunggal juga sering
disebut dengan kalimat sederhana. Kalimat tunggal tidak memiliki kata hubung.

 Ciri-Ciri Kalimat Tunggal:


- Selalu dimulai dengan huruf kapital.
- Sebuah kalimat tunggal hanya menggambarkan satu peristiwa saja.
- Kalimat tunggal tidak memiliki kata hubung.
- Kalimat tunggal hanya terdiri dari satu subjek, predikat, objek, dan keterangan. Jika
dalam satu kalimat terdapat lebih dari satu struktur kalimat maka disebut dengan
kalimat majemuk.

Berikut ini adalah jenis kalimat tunggal beserta contohnya:


1. Kalimat Tunggal Adjectival

9
Kalimat adjektival merupakan jenis kalimat tunggal yang mempunyai satu predikat
yang berupa kata sifat.
Contoh:
- Tas adik menjadi kotor.
- Bunga mawar sangat indah.
2. Kalimat Tunggal Nominal
Kalimat nominal adalah jenis kalimat tunggal yang memiliki predikat berupa kata
benda.
Contoh:
- Bagas adalah seorang dokter.
- Saya seorang guru.
3. Kalimat Tunggal Numerial
Kalimat numerial adalah jenis kalimat tunggal yang predikatnya berupa kata berguna.
Contoh:
- Harga gawai ini adalah 1 juta.
- Tasya memiliki sepasang cincin.
4. Kalimat Tunggal Preposisional
Kalimat preposisional adalah jenis kalimat tunggal yang dapat predikatnya memiliki
kata depan.
Contoh:

- Adi pergi ke toko alat tulis.


- Saya di pasar.
5. Kalimat tunggal Verbal
Kalimat verbal adalah jenis kalimat yang memiliki predikat berupa kata kerja.
Contoh:
- Ibu memasak opor.
- Devano bermain sepak bola.
Pengertian Kalimat majemuk
kalimat majemuk adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua klausa utama atau lebih,
dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat yang lepas.

Jenis-Jenis dan Contoh Kalimat Majemuk

10
 Kalimat majemuk dibagi menjadi empat jenis:
- kalimat majemuk setara.
- rapatan, campuran.
-bertingkat.
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terdiri dari klausa-klausa yang memiliki hubungan setara.
Kata atau konjungsi yang biasanya digunakan pada kalimat majemuk setara adalah
konjungtor koordinatif seperti dan, atau, tetapi, sedangkan, lalu, dan kemudian. Berikut
adalah jenis-jenis dari kalimat majemuk setara beserta contohnya.
a. Kalimat majemuk setara sejalan
-Dua klausa atau lebih yang memiliki kedudukan sejalan.
Contohnya:
-Ani sedang menggambar dan Budi mandi.
-Feri main di depan rumah lalu makan masakan ibunya.
-Kereta bayi itu didorong ayah ketika menemani ibu membeli baju.

b. Kalimat majemuk setara berlawanan


Dua klausa atau lebih yang saling berlawanan.
Contohnya:
-Meri tidak pernah lupa menabung, sedangkan Feri selalu menghabiskan uangnya.
-Jono baru saja pergi ketika adiknya sampai rumah.
-Jika sudah beli barang baru, sebaiknya barang yang lama dijual kembali.

c. Kalimat majemuk setara hubungan sebab-akibat


Dua klausa yang menunjukkan hubungan sebab akibat.
Contohnya:
-Roni memakan makanan terlalu pedas sehingga ia jadi diare.
-Sinta tidur terlalu malam kemarin, akibatnya ia bangun kesiangan.
-Nita selalu belajar dengan tekun agar mampu juara 1.

d. Kalimat majemuk setara penguat


Kalimat ini memiliki klausa yang berfungsi sebagai penguat klausa lainnya.

11
Contohnya.
-Pak Rudi memang terkenal pelit, terlebih pada orang yang tidak ia sukai.
-Andi sudah sering ditegur, bahkan ia mendapatkan SP dari atasannya.
-Fuad adalah anak yang sopan, terlebih pada orang tua.

e. Kalimat majemuk setara pemilihan


Kalimat majemuk ini memiliki dua klausa atau lebih yang merupakan pilihan.
Contohnya:
-Anak itu bisa mendapatkan beasiswa berupa uang pesangon atau belanja buku setiap
bulan.
-Saya harus membersihkan rumah terlebih dahulu atau tidak diijinkan untuk
menonton konser nanti malam.
-Ratih menjadi bingung harus pergi bersama Galih atau Sari.

f. Kalimat majemuk setara berurutan


Kalimat majemuk setara berurutan merupakan kalimat majemuk yang memiliki
kelompok kata yang saling berurutan.
Contohnya:
-Ali akan belanja sayur dahulu sebelum pulang ke rumah.
-Sesudah berdagang di pasar kemudian ibu melakukan tugasnya di rumah.
-Ani akan berkunjung ke rumah pamannya dulu setelah itu ia akan pergi ke rumah
temannya.
2. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang memiliki beberapa
kalimat tunggal untuk dijadikan sebagai satu kalimat utuh. Biasanya, kalimat ini akan dipisah
atau digabung dengan menggunakan tanda baca koma (,). Konjungsi yang biasa digunakan
pada kalimat majemuk rapatan seperti dan, juga, serta, dan lain lain.
Contohnya:
-Diah membeli sayur. Diah membeli gula. Diah membeli beras
Kalimat ini dapat digabung menjadi Diah membeli sayur, gula, dan beras.

-Ayah memakan sayur bayam. Ayah memakan tempe. Ayah memakan tahu. Kalimat
ini dapat digabung menjadi Ayah memakan sayur bayam, tahu, dan tempe.

12
-Ani sedang duduk di teras. Ani sampai melamun. Kalimat ini dapat digabung
menjadi Ani sedang duduk di teras bahkan sampai melamun.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki anak kalimat (kalimat
yang bergantung pada kalimat lainnya) dan induk kalimat (kalimat yang tidak bergantung
pada kalimat manapun). Kalimat majemuk bertingkat ini juga kerap disebut sebagai kalimat
kompleks.
Konjungsi yang digunakan pada kalimat majemuk bertingkat adalah konjungsi yang
tidak setara seperti meskipun, walaupun, supaya, agar, karena, sehingga, sebab, maka, ketika,
apabila, bahwa, dan sebagainya. Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat.

a. Kalimat majemuk bertingkat hubungan waktu


Kalimat ini memiliki konjungsi seperti ketika, sejak sampai, dan lain-lain. Contohnya:
-Nisa pergi ke warung, ketika Alya kerumahnya.
-Ani datang ke rumah Alya sampai ibu Alya pulang dari kantor.
-Saat ibu pulang, Feri belum ada di rumah.

b. Kalimat majemuk bertingkat hubungan syarat


Kalimat ini menggunakan kata penghubung seperti apabila, jika, andai dan lainnya.
Contohnya:
-Aku pasti juara satu seandainya kemarin aku rajin belajar.
-Aku pasti belajar apabila punya banyak waktu.
-Apabila ayah membeli makan siang, aku akan mentraktirnya makan malam.

c. Kalimat majemuk bertingkat hubungan tujuan


Kalimat ini menggunakan kata penghubung seperti agar, supaya, biar dan lain – lain.
Contohnya:
-Doni bekerja dengan keras agar bisa menutupi kebutuhan keluarganya.
-Fani pergi kesekolah biar mendapat pujian dari bibinya.
-Supaya menjadi juara 1, Doni selalu belajar dan mengerjakan PR.

13
d. Kalimat majemuk bertingkat hubungan perbandingan
Kalimat ini menggunakan kata konjungsi seperti ibarat, daripada, bagaikan dan
lainnya.
Contohnya:
-Seperti pinang di belah dua, mukanya sangat mirip dengan kakaknya
-Gani lebih memilih fisika, daripada kimia.
-Bagaikan langit dan bumi, Risa sangat berbeda dengan kakak pertamanya.

e. Kalimat majemuk bertingkat hubungan perlawanan (konsesif)


Kalimat ini di bumbui kata konjungsi seperti walaupun, kapanpun, biarpun, dan lain-
lain. Contohnya:
-Meskipun dirinya sekarang menjomblo, dirinya tidak merasa kesepian.
-Usahanya memang sudah gagal, meskipun sudah bekerja sekeras mungkin.
-Ayah selalu siap kapanpun Ibu membutuhkan bantuan.

f. Kalimat majemuk bertingkat hubungan sangkalan


Kalimat ini memiliki kata konjungsi seperti seakan – akan, seolah – olah, dan lain-
lain.
Contoh:
-Terkadang orang yang berbicara menyakiti orang lain seolah-olah hanya dirinyalah
yang hidup di muka bumi ini.
-Fani bertengkar dengan Tias, seakan-akan semua emosinya di luapkan.
-Joko memakan semua makanan di meja, seakan-akan belum makan selama satu
tahun.

g. Kalimat majemuk bertingkat hubungan penyebab


Kalimat ini menjelaskan mengenai hubungan sebab dan induk kalimat. Biasanya
kalimat ini menggunakan kata penghubung seperti sebab, karena, oleh karena dan lain-lain.
Contohnya:
-Dia sedang merasa senang karena ibunya yang sudah lama pergi kini sudah pulang
dari arab.
-Rangga menderita penyakit jantung karena dia suka menghisap rokok.

14
-Oleh karena terlalu sering berolahraga, kaki ayah jadi kram dan pegal-pegal.

h. Kalimat majemuk bertingkat hubungan akibat


Kalimat ini menggunakan kata konjungsi seperti sampai – sampai, maka, sehingga
dan lain – lain.
Contohnya:
-Andi memukul Alya sehingga ibu -Alya marah kepada Andi.
-Andi memarahi ibunya sampai- sampai Fani menangis tersedu.
-Karena lapar, maka ular itu memakan ayam.

i. Kalimat majemuk bertingkat hubungan cara


Kalimat ini menjelaskan keterangan dari anak kalimat ke induk kalimat. Biasanya
kalimat ini menggunakan kata dengan. Contohnya:
-Ani belajar menggunakan laptop dengan dibantu oleh kakaknya.
-Ina belajar bahasa Inggris dengan menggunakan kamus bahasa.
-Dengan menggunakan telepon, Rudi menyampaikan rasa rindu pada kekasihnya.

j. Kalimat majemuk bertingkat hubungan alat


Kalimat majemuk jenis ini terdapat penjelasan mengenai cara atau alat yang
digunakan dalam kejadian, biasanya ditandai dengan konjungsi dengan atau tanpa.
Contohnya:
-Menteri Keuangan mengontrol perekonomian dengan menaikkan pajak bagi rakyat.
-Kompor listrik bisa menghangatkan makanan tanpa menggunakan api.
-Gisela menjemur pakaian di halaman belakang dengan menggunakan jemuran yang
terbuat dari tali.

k. Kalimat majemuk bertingkat hubungan hasil


Kalimat ini memiliki konjungsi berupa kata “makanya”.
Contoh:
-Fani anak yang nakal makanya ibunya tidak suka memberi saran tegas untuk Fani.
-Andi anak yang malas makanya guru sering menegur Andi dengan nada tegas.
-Juju selalu belajar makanya ia jadi juara satu di kelasnya.

15
m. Kalimat majemuk bertingkat hubungan kenyataan
Kalimat ini memiliki kata konjungsi seperti padahal dan sedangkan. Contoh:
-Ani bermain ponsel padahal adiknya menagis-nangis mencarinya.
-Dian pergi ke Jakarta sedangkan ibunya di kampung sendirian tanpa saudara.
-Kerajinan tangan ini sangat mudah padahal pembuatannya rumit.

n. Kalimat majemuk bertingkat hubungan atribut


Kalimat ini menggunakan kata penghubung “yang”.
Contoh:
-Dia yang makan pisang itu adalah adik saya.
-Ibu yang memakai baju biru itu adalah ibu saya.
-Masalah yang menimpa Runi sangat pelik.

4. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan dari kalimat setara dan kalimat
bertingkat. Selain itu, kalimat ini dapat diketahui dengan ciri mempunyai tiga klausa dalam
satu kalimatnya.

Contohnya :
-Keinginan itu selalu tertunda karena Dedi lebih berkonsentrasi ke lembaga
pendidikan di luar negeri, sedangkan orang tuanya memilih pendidikan di dalam negeri.
-Ketika malam mulai mencekam, kutarik selimut itu dan kupejamkan mata ini, tetapi
rasa takut itu tidak juga pergi dari hati dan pikiranku.
-Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Bobi mendapat nilai jelek dan
harus tidak naik kelas.

5. Jenis- jenis kalimat beserta fungsinya


1. Kalimat Pernyataan (deklaratif)
Kalimat pernyataan atau deklaratif adalah kalimat yang berupa pernyataan mengenai suatu
hal
Contoh:
Hari ini aku akan bermain futsal

16
Besok ia akan pergi ke Jakarta

2. Kalimat Tanya (interogatif)


Kalimat tanya atau interogatif adalah kalimat yang bermaksud memberi pertanyaan
Contoh:
Kemana ia pergi hari ini?
Apakah kamu mau bermain bola?

3. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bermaksud menyuruh atau memberi perintah.
Contoh:
Tolong ambilkan gelas itu!
Kumpulkan tugas kalian sekarang!

4. Kalimat saran
Kalimat saran adalah kalimat yang berisi saran kepada orang lain untuk kebaikan orang
tersebut.
Contoh:
Sebaiknya kau meminta maaf padanya.
Lebih baik kau memilih bidang yang kamu sukai.

5. Kalimat ajakan
Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu
secara bersama-sama.
Contoh:
Marilah kita buang sampah pada tempatnya.
Ayo kita liburan ke Pantai

6. Kalimat seru
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan ekspresi, reaksi, dan rasa hati, seperti
kaget, senang, marah, kagum, heran, sedih, dan lain sebagainya.

17
Contoh:
Alangkah indahnya pemandangan kota dari atas bukit.
Akan kubalas perbuatanmu!

7. Kalimat larangan (imperatif)


Kalimat larangan atau imperatif adalah kalimat yang berisi himbauan atau larangan agar
orang lain menghindari atau tidak melakukan suatu hal.
Contoh:
Janganlah menyakiti perasaan orang lain!
Jangan membuang sampah di sungai!

18
BAB 3

1. Kesimpulan
Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaiadah yang
berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikira, atau perasan yang relative lengkap. Dalam merangkai
kata tersebut diperlukan unsur unsur dan pola dasar kalimat agar kalimat yang terbentuk menjadi
efektif. Ada lima unsur yang membentuk sebuah kalimat, sebagai berikut:
1. Subjek
2. Predikat
3. Objek
4. Pelengkap
5. Keterangan

Kelima unsur tersebut di sususn dalam sebuah pola dasar sehingga dapat membentuk sebuah
kalimat yang efektif. Berikut adalah pila dasar pembentuk kalimat:

1) S-P ( subjek-predikat )
2) S-P-O ( subjek-predikat-objek )
3) S-P-Pel ( subjek-predikat-pelengkap )
4) S-P-K ( subjek-predikat-keterangan )
5) S-P-O-K ( subjek-predikat-objek-keteragan )
6) S-P-O-Pel ( subjek-pelengkap-objek-pelengkap )
7) S-P-Pel-K ( subjek-predikat-pelengkap-keterangan )
8) S-P-O-Pel-K ( subjek-predikat-objek-pelengkap-keterangan )

2. Saran
Demikian makalah ini disusun. Semoga untuk kedepannya kita semua bisa memahami unsur-
unsur dan pola dasar kalimat, sehingga dapatmengaplikasikannya dalam penulisan. Terima kasih atas
antusiasme dari pembaca yang telah mecoba memahami isi makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuandan kurangnya referensi.

Kami berharap pembaca memberikan saran dan kritik kepada kamidemi sempurnanya
makalah ini di kesempatan berikutnya.

19
DAFTAR ISI

pola kalimat dasar beserta contohnya. (2017). Ratna Sumarni S.Pd.


https://dosenbahasa.com/pola-kalimat-dasar-beserta-contohnya
https://penerbitdeepublish.com/pengertian-kalimat/

20

Anda mungkin juga menyukai