Anda di halaman 1dari 7

Kesehatan Gizi Juga Butuh Peran Mahasiswa Generasi Milenial dalam

persaingan global
Banyak masyarakat di berbagai daerah sekarang mengabaikan kondisi tubuh mereka
terutama gizi. Masyarakat lebih mengutamakan perut terisi daripada nutrisi dan juga terdapat
masyarakat yang masih kekurangan nutrisi akibat rendahnya ekonomi mereka. hal ini banyak
sekali masyarakat yang mengalami penyakit malnutrisi. Akibat dari malnutrisi persaingan global
sangat ketat dalam dunia kesehatan. Dari masalah ini mahasiswa generasi milenial sekarang
sangat dibutuhkan perannya dalam mengatasi malnutrisi terutama salah satu penyakitnya yang
paling banyak ditemui yaitu gizi buruk.

Berbicara tentang gizi buruk, gizi buruk atau dikenal dalam dunia medis dikenal sebagai
kwashiorkor merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan nutrisi yaitu energi
dan protein. Padahal nutrisi ini sangat berfungsi dalam proses pembentukan sel-sel baru.
Menurut kamus kesehatan gizi buruk atau gizi kurang adalah keadaan kurang zat gizi tingkat
sedang yang disebabkan oleh rendahnya asupan energi dan protein dalam waktu cukup lama
yang ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U) yang berada pada <-2 SD sampai >-
3SD tabel baku WHO-NCHS.

Gizi buruk sering dialami oleh anak – anak dari Negara berkembang termasuk Indonesia.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Perbaikan status
gizi nasional dapat dilihat Pada prevalensi Gizi Kurang (Underweigth) perbaikan itu terjadi
berturut turut dari tahun 2013 sebesar 19,6% naik menjadi 17,7% 2018. Walaupun data
menunjukan perubahan tersebut masih banyak menilai bahwa beberapa wilayah pada di
Indonesia yaitu bagian timur seperti NTT dan papua barat masih dinilai cukup tinggi dalam
permasalahan gizi. Adapun penjelasan dari Dirjen Kesehatan Masyarakat Kirana Pritasari,
menjelaskan bahwa masalah kesehatan di wilayah bagian timur Indonesia sudah ditangani oleh
tenaga-tenaga gizi dari puskesmas.

Kesehatan gizi sebenarnya dibutuhkan dalam persaingan global terutama di era industri
4.0. Di era tersebut kesehatan merupakan salah satu bidang yang cukup diuntungkan dalam
perkembangannya. Hal itu diakibatkan oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang
berkembang pesat sehingga persaingan gobal di dunia semakin ketat dalam dunia kesehatan.
Dalam pengertian persaingan global itu sendiri adalah suatu bentuk kompetisi di dunia dimana
setiap Negara boleh mengikutinya tanpa melihat batasan wilayah sehingga Negara dapat
memajukan negaranya menjadi Negara yang diimpikan.

Adapun era industri 4.0 juga era yang memiliki persaingan global yang pesat dimana era
ini merupakan era revolusi keempat yang sudah mengalami perubahan yang cukup pesat dimana
revolusi industri yang berawal dari tahun 1750-an hingga sekarang berada di revolusi
keempatnya memiliki perubahan di Tren otomatisasi, pertukaran data terkini, komputasi awan,
Internet of things (IoT), kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan semua hal virtual
yang mampu memudahkan kegiatan operasional. Hampir semua hal mengalami perubahan yang
drastic di era ini. Revolusi Industri 4.0 Mulai dicetuskan pertama kali oleh sekelompok
perwakilan ahli berbagai bidang asal Jerman, pada tahun 2011 lalu di acara Hannover Trade Fair.
Dipaparkan bahwa industri saat ini telah memasuki inovasi baru, dimana proses produksi mulai
berubah pesat. Pada 2015, Angella Markel mengenalkan gagasan Revolusi Industri 4.0 di acara
World Economic Forum (WEF). Jerman sendiri menggelintirkan modal sebesar €200 juta untuk
menyokong akademisi, pemerintah, dan pebisnis untuk melakukan penelitian lintas akademis
mengenai Revolusi Industri 4.0. selain jerman adapun Amerika Serikat juga menggerakkan
Smart Manufacturing Leadership Coalition (SMLC), sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari
produsen, pemasok, perusahaan teknologi, lembaga pemerintah, universitas dan laboratorium
yang memiliki tujuan untuk memajukan cara berpikir di balik Revolusi Industri 4.0. dari di
ketahui di era ini lah dibutuhkan generasi milenial untuk membantu persaingan globalnya.

Generasi milenial yang dibutuhkan salah satunya yaitu mahasiswa. Mengapa harus
mahasiswa? Kenapa bukan orang-orang yang lebih dari mahasiswa ?. dalam persaingan global di
era industri 4.0 setiap Negara terutama Negara berkembang seperti Indonesia membutuhkan
orang-orang yang berperan penting dalam memajukan negaranya dalam persaingan global yang
ada. Orang-orang yang dapat berperan penting dalam persaingan global ini salah satunya
mahasiswa dimana mahasiswa merupakan orang-orang yang masih fresh dalam meningkatkan
potensi Negara karena mahasiswa merupakan seorang calon intelektual ataupun cendekiawan
muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat dalam
masyarakat itu sendiri.

Lalu adapula istilah yang ada pada mahasiswa yaitu generasi milenial sebenarnya
dilambangkan untuk orang-orang yang lahir dari tahun 1980 – 2000 merupakan generasi yang
akan berperan dalam tahun-tahun yang akan datang. Generasi milenial merupakan generasi
penerus dari generasi X yang dimana generasi yang mengalami peralihan dari generasi X yang
mendapatkan bagian dari kemajuan teknologi yang diolah pada genrasi X lalu dikembangkan
secara pesat saat generasi milenial mulai berperan kuat dalam kontribusi persaingan global di era
industry 4.0.

Peran dari mahasiswa sebagai generasi milenial ini dalam persaingan global dalam
bidang kesehatan gizi cukup penting yaitu dibagi 3 yakni sebagai social control, sebagai agent of
change, dan sebagai iron stock. Dimana akan dikaji lebih dalam akan 3 hal tersebut dalam
berperan persaingan global di dunia.
pertama, sebagai social control di kesehatan gizi yang berpengaruh dalam persaingan
global yakni mahasiwa sebagai generasi milenial dalam melakukan dari hal-hal kecil seperti
menjadi pengamat dalam dunia kesehatan gizi yaitu mahasiswa melakukan pengamatan daerah
daerah yang rawan dalam kesehatan gizi seperti adanya data-data dari setiap daerah tentang
tingkat kesejahteraan daerahnya terutama di bidang kesehatan dan perekonomian mereka. Dua
hal ini memang berpengaruh dalam kesehtan gizi di daerah karena jika perekonomian daerah da
masyarakat baik maka kesehatan gizi juga terjaga dan kasus gizi buruk dapat ditanggulangi.
Sebenarnya ada beberapa daerah yang mengalami gizi buruk di berbagai daerah di Negara
berkembang seperti di Indonesia yaitu daerah jawa tengah yang menduduki daerah dengan
kesehatan gizi yang buruk untuk daerahnya. Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke 2
dari 34 Provinsi Indonesia dengan kasus balita gizi buruk pada tahun 2014 sebanyak 4.107
(0,15%) balita dari jumlah balita yang ada di Jawa Tengah. Angka ini mengalami
peningkatan apabila dibandingkan tahun 2012 berjumlah 1.131 (0,06%), padahal persentase
balita gizi buruk mendapatkan perawatan tahun 2012 sebesar 100%. (Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah, 2014). Dari data yang ada peran mahasiswa terlebih dahulu yaitu mengamati data
data yang ada yang mana data diperoleh dari badan badan yang menyeidiki aka kesehatan
terutama kesehatan gizi. Dari data ini juga menjadi penentu bahwa Indonesia masih cukup
kurang menanggulangi keehatan gizi.

Dan sebagai mahasiswa yang berperan sebagai pengamat ini lah yang dapat memajukan
Negara dalam persaingan global dimana dapat diartikan bahwa mahasiswa yang melakukan
pengamatan merupakan mahasiswa yang aktif dalam bidang kesehatan. Hal ini didasari dari
persaingan global membutuhkan orang-orang yang aktif di segala bidang karena jika banyak
orang pasif maka dapat ditentukan bahwasanya Negara yang di dalamnya banyak orang pasif
maka akan susah bersaing dalam persaingan global.

Lalu mahasiswa juga berperan dalam pemberian kritikan kebijakan pemerintah dalam
semua bidang terutama bidang kesehatan gizi. Pemberian kritikan dapat berupa penyuaraan
mahasiswa dalam sosial media. Sebenarnya pada sosial media inilah mahasiswa sebagai generasi
milenial berperan besar karena generasi milenial merupakan generasi yang lebih dominan aktif di
dunia teknologi yang mana sosial media merupakan salah satu bentuk teknologi yang
perkembangannya sangat pesat di era industri 4.0. pemberian kritikan ini dapat diutarakan
dengan cepat di sana sebgaimana sosial media sangat mudah diakses, mudah digunakan,dan
mahasiswa bebas mengutarakan kritikannya kepada pemerintah dalam bidang kesehatan.
Contohnya terjadi terjadi kesehatan gizi buruk di daerah papua dan daerah lainnya yang saat ini
dianggap cukup tidak baik karena banyak fasilitas dan perekonomian yang masih kurang dan
rendah.

Dari sosial media ini lah mahasiswa dapat memberikan beberapa bentuk kritikan seperti
pemberian petisi yang telah ditandatangani oleh banyak orang dalam mengatasnamakan
kesehatan gizi buruk di papua butuh pertolongan dan pemerintah harus segera cepat bergerak.
Lalu mahasiswa juga dapat melakukan menyuarakan suaranya dengan cara membuat artikel
tentang kesehatan gizi buruk yang ada. Dari kegiatan ini dapat membuat Negara Indonesia
bersaingan dalam persaingan global dimana mahasiswa dapat menggunakan teknologi untuk
menyaurakan kritikan yang mudah di akses oleh pemerintah di bidang kesehatan untuk
mengetahui keadaan daerah yang belum teratasi kesehatan gizinya. Dengan hal ini lah Indonesia
bisa terus maju karena kesehatan gizi buruk cepat teratasi.

Lalu dengan sosial media mahasiswa dapat juga mengatasi kesehatan gizi buruk dengan
cara memberikan donasi dengan teknik pengumpulan donasi lewat sosial media yang ada.
Donasi ini dapat diiklankan seperti di salah satu sosial media seperti instagram. Instagram
merupakan tmpat yang cepat dalam proses pengiklanan donasi.hal ini mahasiswa melakukan
persaingan global dengan memperluas akses donasi dan teknologi dalam bidang kesehtan dan
membantu mengatasi kesehatan gizi buruk.

Kedua, mahasiswa sebagai agent of change yaitu mahasiswa sebagai agen perubahan
yang dapat melakukan perubahan kesehatan gizi buruk yaitu melakukan kegiatan yang berguna
seperti penyuluhan secara langsung didaerah yang mengalami gizi buruk. seperti penyuluhan
GERMAS (gerakan masyarakat hidup sehat) yaitu penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa
kesehatan masyarakat langsung ke daerah yang membutuhkan. Penyuluhan ini bertujuan
memberikan bantuan kepada daerah seperti bentuk donasi yang telah terkumpulkan, lalu
pemberian edukasi kepada masyarakat bagaimana hidup sehat dari segi kebersihan, apa yang
dikonsumsi harus sehat lagi baik, makan buah dan sayur setiap hari, periksa kesehatan secara
rutin, dan melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari. Melakukan aktivitas fisik oleh
Ibu rumah tangga dapat dilakukan dengan cara membersihkan rumah setiap hari, mencuci baju
dan peralatan dapur hingga memasak. Tanpa kita sadari memelihara hidup sehat dapat kita
lakukan dengan hal-hal sederhana. Sebagaimana dasar hukum GERMAS terdapat pada Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

Hal itu penyuluhan GERMAS dibutuhkan agar masyarakat sadar bahwa hidup sehat itu
penting. Lalu gizi dapat terpenuhi dan persaingan global dapat diatasi dan dapat berhasil jika
generasi sehat dan berpendidikan. Cara lain dari penyuluhan yaitu melakukan seminar dan bakti
sosial dimana acara ini mahasiswa dapat mengajak para tokoh tokoh masyarakat untuk ikut serta
karena biasanya mereka dapat menarik perhatian masyarakat untuk ikut dan melakukannya.

Ketiga dan sebagai yang terakhir yaitu sebagai iron stock, yaitu mahasiswa dapat sebagai
peran sebagai generasi penerus bangsa sangat diharapkan mempunyai kemampuan, ketrampilan,
serta akhlak mulia untuk dapat menjadi calon pemimpin yang siap pakai. Dimana mahasiswa
sebagai pembaharu penyimpangan kesehatan pada masyarakat. contohnya banyak beredar bahwa
kecilnya tubuh bayi dan berlanjut hingga dewasa yang tidak wajar merupakan faktor keturunan
padahal hal tersebut bisa disebabkan oleh hal-hal yang lain seperti terjadi gizi buruk yang terjadi
di jawa tengah yang menyerang mayoritas anak-anak dan bayi. Sehingga peran mahasiswa
sebagai pemimpin harus cepat bergerak untuk mengatasi hal itu semua dengan dapat langsung
turun tangan ke lapangan. Sesuai dengan jurusan mahasiswa tekuni dan profesi meraka maka
mereka dapat langsung terjun lapangan.

Dalam persaingan global dapat dikatakan bahwa peran ketiga sangat berpengaruh karena
dengan adanya jiwa pemimpin dari mahasiswa maka dikatakan persaingan global dapat di atasi
dan dapat berhasil karena mahasiswa melakukan kegiatan secara nyata.

Dari segala penuturan yang ada yaitu mahasiswa sebagai generasi milenial yang
berperan dalam persaingan global di era industri 4.0 yaitu sebagai social control yang berperan
di bidang teknologi dengan menyampaikan suara mahasiswa dalam kesehatan gizi buruk yang
terjadi di berbagai daerah langsung kepada pemerintah agar pemerintah tahu bahwa program
kerja mereka belum selesai dan masih berlanjut dan masyarakat butuh mereka. Kritikan itu
dibutuhkan dalam persaingan global karena dengan adanya kritikan maka segala sesuatu yang
dikritik dapat diperbaiki. Selanjutnya sebagai agent of change yaitu mahasiswa merupakan agen
perubahan yang dibutuhkan dalam kemajuan Negara dan melakukan persaingan global secara
nyata dan aktif. Perubahan itu dibutuhkan karena mahasiswa dapat melakukan kegiatan nyata
dan rasional.

Terakhir mahasiswa sebagai iron stock yang mana mahasiswa sbagai generasi selanjutnya
yang akan menjadi pemimpin Negara ini. Dimana mahasiswa dituntun menjadi seorang calon
pemimpin bangsa masa depan yang kelak akan menggantikan generasi yang telah ada, jadi tidak
cukup jika hanya dengan memupuk ilmu yang spesifik saja. Perlu pula adanya soft skill seperti
leadership, kemampuan memposisikan diri, serta sensitivitas yang tinggi. Sehingga persaingan
global merupakan hal awalnya ditakuti namun dengan adanya mahasiswa yang berperan dalam
dunia kesehatan dan bidang lainnya dengan 3 aspek yang dipegang ini mahasiswa tidak lagi
menjadi suatu ditakutkan dan bukan lagi rintangan yang besar hal ini lah sebagai mahasiswa
harus menjadi mahasiswa yang aktif bukan pasif yang hanya bisa diam dan melihat saja tetapi
dunia butuh mahasiswa yang aktif dalam segala hal dan dapat mengatasi permasalahan kecil
hingga besar menjadi terselesaikan. Lalu dengan peran mahasiswa inilah masyarakat seharusnya
lebih sadar bahwa sehat dan asupan gizi yang baik itu harus dilakukan dalam kehidupan nyata.
jika dilakukan maka hidup makmur dan sejahtera bukan lagi impian namun sudah menjadi
kenyataan dan Negara dapat menjadi Negara maju, perkonomian juga meningkat pesat dan
permasalahan kesehatan sangat sedikit.
Daftar Pustaka
Anik, eunike,dkk. 2017. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita di
Pedesaan dan Perkotaan.dikutip 24 oktober
2019.http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/phpj

Baenanda, Listhari.2019. MENGENAL LEBIH JAUH REVOLUSI INDUSTRI 4.0. dikutip 24


oktober 2019. Binus university. https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-
jauh-revolusi-industri-4-0/

Databoks.2018. 17,7% Balita Indonesia Masih Mengalami Masalah Gizi.diakses 19 oktober


2019. databoks.katadata.co.id. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/25/177-
balita-indonesia-masih-mengalami-masalah-gizi

Kementerian kesehatan republik Indonesia.(2019, 30 januari). Status Gizi Indonesia Alami


Perbaikan.dikutip 19 oktober 2019. depkes.go.id.
http://www.depkes.go.id/article/view/19013100001/status-gizi-indonesia-alami-
perbaikan.html

Oktavia, silvera. 2017. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI


BURUK PADA BALITA DI KOTA SEMARANG TAHUN 2017 (Studi di Rumah Pemulihan
Gizi Banyumanik Kota Semarang).Dikutip 25 oktober 2019. http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Anda mungkin juga menyukai