Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SEPHIA ZAHRALATIFA

NIM : 1907026113
KELAS : GIZI 4D

UJIAN AKHIR SEMESTER


MATA KULIAH : PERKEMBANGAN GIZI TERKINI (KELAS B)
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021

Pengampu : Galeh Septiar Pontang, S.Gz.,M.Gizi.


Sifat : Open Book
Hari/Tanggal : Jumat/18 Juni 2021

Soal

1. Sebagai seorang Nutrisionis, jelaskan inovasi dan kreasi Anda dalam upaya promosi
preventif agar kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) terkait gizi dan
kesehatan kepada masyarakat tetap berjalan menggunakan berbagai media
komunikasi selama masa pandemic dengan mengoptimalkan perkembangan
teknologi terkini (revolusi industry 4.0)!

JAWABAN :
Seorang Nutrisionis membuat inovasi dan kreasi untuk promosi preventif dalam bentuk
kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). Untuk tetap menjalankan promosi untuk
masyarakat. Banyak upaya yang bisa dilakukan pada masa revolusi industry 4.0 dalam
penyampaian penyuluhan gizi dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini. Dalam upaya
penyampaian terkait gizi seimbang yang perlu dikonsumsi masyarakat pada masa pandemi
sekarang ini paling menjangkau dan efektif dalam penyampaiannya melalu media sosial.
Dimana pada era revolusi industry 4.0 ini semua kalangan dari anak-anak sampai orang
dewasa bahkan lansia pun banyak yang menggunakan telephon genggam. Bahkan di seluruh
dunia pun kebanyakan kalangan orang banyak yang aktif di dunia akun sosial media. Karena,
tidak bisa dipungkiri juga bahwa sosial media juga bisa dijadikan sebagai wadah edukasi
masyarakat untuk mencari dan menerima berbagai informasi dan wawasan pengetahuan
yang luas, dan tak terkecuali dunia kesehatan dan terkhusus pada asupan kebutuhan gizi
orang setiap harinya. Apalagi sangat di butuhkan asupan gizi seimbang pada masa pandemi
sekarang ini. Dalam melakukan penyuluhan melalui akun media sosial seperti: Instagram ,
Facebook, Tiktok, Twitter, Blog, Youtube, Whatsapp. Dimana rata-rata aplikasi
tersebut banyak digunakan oleh semua kalangan.
Saya sebagai calon nutrisionis dalam upaya KIE ini memilih media sosial yang saya pakai
berupa: Whatsapp, Facebook, Instagram dan Youtube. Karena menurut saya aplikasi media
sosial tersebut sangat mudah di gunakan dari semua kalangan. Dan nantinya mudah gunakan.
Terkait inovasi dan kreasi apa yabg akan saya buat untuk promosi preventif dalam media
sosial, misalnya: Whatsapp saya akan memberikan tulisan ataupun bentuk infografis tentang
gizi seimbang apa yang harus dikonsumsi untuk meningkatkan imunitas tubuh, Facebook dan
Instagram akan saya isi dengan meng-upload sebuah infografis atau video singkat (podcast)
supaya semua kalangan bisa memahami apa yang disampaikan dari infografis itu tentang
menjaga gizi seimbang dan execise apa yang sangat dianjurkan pada masa pandemi ini. Untuk
akun youtube akan saya isi dengan membuat video" kreasi yang membuat video cara masak
terbaik dan mudah dalam 1 menu sekali makan yang memuat berbagai kandungan kaya akan
gizi, dan lebih dikhususkan pada makanan yang diajurkan dikonsumsi oada masa pandemi ini.
Dari hal diatas saya paparkan, lebih mudah jangkauannya untuk semua kalangan dalam meng
akses media sosial yang berhubungan dengan informasi tentang konsumsi atau pemenuhan
gizi pada masa pandemi ini yang hanya bisa melalui virtual ataupun online. Dalam upaya
penyampaiannya informasi saya buat dalam bentuk: infografis, tulisan, video, videografis ini
memiliki tujuan bahwa supaya informasi yang saya sampaikan dapat tersampaikan dengan
jelas pada masyarakat luas dari berbagai kalangan. Dan menjadi pilihan daya tarik tersendiri
dari masyarakat tentang seputar ilmu gizi yang diperlukan pada masa pendimi ini. Dan saya
memang memilih berbagai akun media sosial ini salah satunya memilili tujuan: untuk
menghindarkan kebosanan masyarakat tentang ilmu gizi ini dan mungkin bisa menghindarkan
dari rasa kecemasan masyarakat awam. Karena dalam penyampaiannyapun menggunakan
bahasa yang singkat padat dan jelas. Yang mudah dipahami oleh semua kalangan. Dan
harapan dari adanya sebuah KIE melalui media sosial ini meningkatkan lifestyle setiap
masyarakat menuju masyarakat yang sehat dengan memenuhi lonsumsi pangan setiap hari
dengan gizi seimbang. Sehingga, hal ini bisa menjadikan Indonesia menjadi negara yang
merdekan kesehatan dengan penerapan kehidupan pola hidup sehat dengan gizi seimbang
yang kemudia melahirkan generasi penerus bangsa yang sehat dan semangat dalam meraih
masa depan karena, terpenuhinya gizi seimbang dalam tubuh.

2. Jelaskan peluang dan tantangan dari perkembangan produk pangan dengan label halal
baik di Indonesia maupun dunia secara global, serta peluang/peran apakah yang dapat
dioptimalkan bagi Nutrisionis/Dietisien!

JAWABAN:
1. PELUANG
Dalam pelabelan halal dari MUI pada makanan, minuman, ataupun jenis barang yang lain
di Indonesia sendiri sudah banyak dilaksanakan. Hal ini karena sebuah upaya Pemerintah
untuk menjaga syariat sah dalam Agama Islam. Dimana, dalam orang Islam bila
mengkonsumsi sesuatu harus dipertimbangkan dari komposisinya. Hal ini membuat
produk Import ataupun Eksport juga harus melakukan hal yang melakukan uji kehalalan
produk di MUI. Peluang ini juga sangat didukung pada masa pandemi sekarang ini,
seperti halnya kutipan kalimat dari : "Potensi industri halal di masa pandemic ini sangat
besar, terutama di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim. Industri halal bukan
hanya berbicara tentang agama, tetapi agar seluruh umat manusia bisa menikmatinya,
sehingga kita harus meningkatkan kualitas produknya. Kita perlu menciptakan ekosistem
halal mulai dari produksi, service, infrastruktur, government support dan human capital”
Ujar Prof. Dr. Irwandi Jaswir, MSc selaku Koordinator Riset Pusat Halal Industri di
Malaysia. Dan dalam kutipan berikut dijelaskan dari adanya peluang perkembangan
produk pangan dengan label halal di Indonesia dan Dunia: Walaupun banyak sektor
industri yang terimbas oleh Covid-19, namun industri halal tidak banyak berimbas, ada
yang cenderung meningkat dan ada juga yang mengalami sedikit penurunan. Industri
halal memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai negara mayoritas
muslim. Terlebih, industri halal tengah menjadi sorotan saat era normal baru, ketika
kebersihan dan higienitas menjadi prioritas saat ini. Dengan adanya UU No.33 Tahun
2014 tentang Jaminan Produk Halal yang menjadi pijakan, diharapkan Indonesia tidak
hanya menjadi taget pasar dunia, tetapi juga menjadi pemain utama dalam industri
halal.
2. TANTANGAN
Dalam upaya menanganu tantangan yang harus dihadapi dalam dunia industri pangan
adalah kendalan eksternal Indonesia terhadap produk eksport karena, Indonesia termasuk
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dan Malaysia serta Brunei Darussalam yang
mengakibatkan bertambah panjangnya jalur ekspansi pasar lokal Indonesia menuju
Internasional. Selain itu juga terdapat tantangan lain berupa: lemahnya kesadaran
kompetisi masyarakat Indonesia terhadap standarisasi halal dan pemahamana hukum
yang kurang. Maka, hal ini menjadi pacuan untuk Indonesia meningkat mutu label halal
sebab, Indonosia dengan masyarakat muslim terbanyak dimana harusnya menjadikan
sentra strategis industri oangan halal di dunia. Namun, kenyataannya Indonesia tidak
masuk dalam 10 besar negara dengan industri makanan, kosmetik obat-obatan yang
dengan label halal pangan global.
3. PERAN DIOPTIMALKAN OLEH NUTRISIONIS
1. Mengelola asuhan gizi masyarakat berbasis ilmiah dan holistik.
2. Merencanakan, menyelenggarakan, mengembangkan, dan mengevaluasi penyuluhan,
pelatihan, dan edukasi gizi kepada individu, kelompok, dan masyarakat.
3. Merencanakan, menyelenggarakan, mengembangkan, dan mengevaluasi intervensi
gizi dan diet pada individu, kelompok, dan masyarakat sebagai upaya promotif dan
preventif.
4. Mengelola sistem penyelenggaraan makanan (food service) dan pengendalian mutu
berdasarkan prinsip keamanan pangan, kepuasan, dan kesehatan serta keselamatan
klien.
5. Melakukan penelitian di bidang gizi, pangan, dan kesehatan.
6. Membangun jejaring dan merancang rekomendasi dalam bentuk policy brief dan
menyelenggarakan advokasi bidang gizi masyarakat.
7. Melakukan pemantauan dan penilaian pelaksanaan program gizi masyarakat.
8. Merencanakan, menyelenggarakan, dan mengembangkan nutripreneurship

REFRENSI:
1. STANDARISASI KOMPETENSI NUTRISIONIS, 2018.
2. halal.ipb.ac.id
3. www.itb.ac.id

Anda mungkin juga menyukai