Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PERTEMUAN 1

PEMBELAJARAN SENI RUPA


“PENGETAHUAN BERBAGAI MACAM DAN KARAKTERISTIK SENI
DAN BUDAYA DI BERBAGAI WILAYAH INDONESIA”

DOSEN PEMBINA
Drs. Yunisrul

DISUSUN OLEH:
Muhammad Fadil
21129249

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan keselamatan
semoga senantiasa di limpahkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan kelak. Dan tak lupa kami
bersyukur atas tersusunnya makalah kami yang berjudul “Pengetahuan Berbagai Macam dan
Karakteristik Seni dan Budaya di Berbagai Wilayah Indonesia”.

Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu
pengetahuan kita semua, dan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pembelajaran Seni Rupa”.
Dengan terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang berperan dalam membantu penyusunan makalah ini hingga selesai seperti ini.

Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam
penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para
pembaca.

Penulis

Muhammad Fadil

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
A.     Latar Belakang...........................................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................................3
A. Pengertian Seni Rupa.................................................................................................................3
B. Pengertian Unsur Seni Rupa......................................................................................................4
C. Unsur-Unsur Seni Rupa.............................................................................................................5
D. Pengertian Seni dan Budaya......................................................................................................
E. Unsur-Unsur Kebudayaan.........................................................................................................
BAB III....................................................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................................................7
A.    Kesimpulan..................................................................................................................................7
B.    Saran............................................................................................................................................7
DAFTAR RUJUKAN.............................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang dipakai manusia untuk tujuan
komunikasi. Oleh karena itu pengajaran Bahasa Indonesia pada hakekatnya mempunyai ruang
lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan
dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar agar seseorang dapat berkomunikasi dengan
baik dan benar.
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak masyarakat yang memakai bahasa Indonesia
tetapi tuturan atau ucapan daerahnya terbawa ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Tidak sedikit
seseorang yang berbicara dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan lafal atau intonasi Jawa, Batak,
Bugis, Sunda dan lain-lain. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar bangsa Indonesia
memposisikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Sedangkan bahasa pertamanya adalah
bahasa daerah masing-masing. Bahasa Indonesia hanya digunakan dalam komunikasi tertentu,
seperti dalam kegiatan-kegiatan resmi.
Selain itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di Sekolah Dasar, istilah
yang dikenal dan lazim digunakan guru adalah istilah “huruf” walaupun yang dimaksud adalah
“fonem”. Mengingat keduanya merupakan istilah yang berbeda, untuk efektifnya pembelajaran,
tentu perlu diadakan  penyesuaian dalam segi penerapannya. Oleh karena itu, untuk mencapai
suatu ukuran lafal atau fonem baku dalam bahasa Indonesia, sudah seharusnya lafal-lafal atau
intonasi khas daerah itu dikurangi jika mungkin diusahakan dihilangkan.
Banyak kajian teori mengenai bahasa ini. Salah satunya kajian tentang fonologi. Sebagai
calon pendidik selayaknya memahami kajian tentang fonologi ini untuk dijadikan pedoman
mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia. Penulis merasa perlu untuk menyusun makalah ini agar
dapat membantu penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya untuk mengetahui tentang
batasan dan kajian fonologi, beberapa pengetian mengenai tata bunyi, kajian fonetik, kajian
fonemik, gejala fonologi Bahasa Indonesia.
                                                                                    

1
B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalahnya, yaitu:
1. Apa itu Pengertian Seni Rupa?
2. Apa itu Pengertian Unsur-Unsur Seni Rupa?
3. Bagaimana Unsur-Unsur Seni Rupa?
4. Apa itu Pengertian Seni dan Budaya?
5. Bagaimana Unsur-Unsur Kebudayaan?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Menjelaskan tentang pengertian seni rupa
2. Mengetahui pengertian unsur-unsur seni rupa
3. Mengetahui unsur-unsur seni rupa
4. Mengetahui pengertian seni dan budaya
5. Mengetahui unsur-unsur kebudayaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Rupa


Semua cabang ilmu pengetahuan memiliki objek yang dijadikan bahan kajian.
Ilmu apapun akan menetapkan objeknya sebagai bahan kajian. Ilmu Bahasa yang sering
disebut linguistik menetapkan objek kajiannya adalah bahasa. Linguistik atau ilmu
bahasa, sebagaimana cabang ilmu pengetahuan yang lain, terbagi atas bidang-bidang
bawahannya. Ambil contoh, misalnya psikologi atau ilmu jiwa terbagi atas bidang-bidang
seperti psikologi kepribadian, psikologi perkembangan, dan lain sebagainya. Ilmu kimia,
misalnya dibedakan antara kimia organis dan kimia anorganis. Demikian pula halnya
dengan linguistik atau ilmu bahasa terdiri dari beberapa bidang.
Bidang-bidang kajian dalam linguistik amatlah luas. Bidang-bidang kajian
linguistik ini membentuk apa yang disebut tataran bahasa atau hierarki bahasa. Artinya,
hierarki ini menggambarkan tata urut bahasa dari tataran yang paling besar sampai
dengan yang paling kecil. Bidang linguistik yang mempelajari tataran bahasa yang paling
tinggi atau besar adalah sintaksis. Sintaksis (Inggris: syntax) menyelidiki kalimat sebagai
satuan dasarnya. Dalam wujudnya, kalimat terbentuk dari kata dan kelompok kata.
Bagaimana hubungan antarkata dan antarkelompok kata, juga menjadi perhatian dari
kajian sintaksis ini.
Jika sintaksis mengkaji tataran bahasa yang paling tinggi yaitu kalimat, maka
bidang kajian tataran di bawah sintaksis atau kalimat adalah morfologi. Morfologi adalah
bidang linguistik yang mempelajari susunan atau bentuk kata. Sebagaimana halnya
kalimat yang menjadi kajian sintaksis yang mempelajari hubungan antar unsur-unsur
yang membentuk kalimat, dalam morfologi pun dipelajari hubungan unsur-unsur yang
membentuk kata, dan unsur yang paling kecil yang membentuk kata adalah morfem. Oleh
karena itu, sebagian ahli menjelaskan bahwa morfologi mempelajari morfem.

3
Tataran di bawah morfem adalah bunyi-bunyi bahasa sebagai unsur pembentuk
morfem. Bidang yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa yang merupakan unsur terkecil
bahasa disebut fonologi.

B. Pengertian Unsur-Unsur Seni Rupa


Unsur seni rupa adalah unsur-unsur visual yang dilihat wujudnya yang digunakan
untuk membentuk karya seni. Unsur-unsur seni rupa tersebut berupa garis, bidang,
bentuk, warna, tekstur, nada, gelap terang, dan ruang.
Penataan unsur-unsur visual pada sebuah karya seni rupa menggunakan prinsip-
prinsip dasr berupa kaidah atau aturan baku yang diyakini oleh seniman dan perupa pada
umumnya dapat membentuk sebuah karya seni yang baik dan indah. Prinsip-prinsip dasar
ini merupakan unsur non fisik dari karya seni rupa.

C. Unsur-Unsur Seni Rupa

1. Unsur Seni Rupa Titik/Bintik


Titik/bintik merupakan unsur dasar seni rupa yang terkecil. Titik yang membesar biasa
disebut bintik. Sekelompok titi-titik yang tersebar random dalam bidang dua dimensi
yang memiliki degradasi warna atau tint dan shade dari warna biru memberikan kesan
ruang atau langit pada malam hari.

2. Unsur Seni Rupa Garis (Line)


Garis adalah goresan atau limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna, tekstur, dan
lainnya. Artinya garis menjadi batas dari berbagai bentuk dan bidang. Garis memiliki
dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus seperti pendek, panjang,
vertical, horizontal, lurus, melengkung, berombak, dan seterusnya. Garis digunakan
untuk mengomunikasikan gagasan dan mengekspresikan diri. Garis tebal tegak lurus
misalnya, dapat memberikan kesan kuat dan tegas, sedangkan garis tipis melengkung,
memberi kesan kelembutan, keluwesan, lemah, dan ringkih.

3. Unsur Seni Rupa Raut (Bidang dan Bentuk)

4
Raut dapat terbentuk dari garis yang mencakup ukuran luas tertentu yang membentuk
bidang. Suatu garis yang dipertemukan ujung pangkalnya akan membentuk suatu bidang.
Raut dalam pengertian luas dapat berarti bidang atau bangun. Bentuk atau bangun
merujuk kepada wujud benda yang memiliki volume. Bentuk atau bangun yaitu unsur
yang selalu berkaitan dengan benda, baik benda alami maupun buatan. Bentuk atau
bangun dapat berupa lingkaran, segi empat dan lain-lain.

Bentuk dalam pengertian bahasa dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis (form).
Bangun (shape) adalah bentuk benda yang polosseperti yang terlihat oleh mata,sekedar
untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi dan sebagainya.
Bentuk plastis adalah bentuk yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai dari
benda tersebut, contoh lemari.

Unsur eni rupa bentuk dikelompokkan menjadi bentuk geometrk seperti segitiga, persegi,
persegi panjang dan bentuk organik seperti lengkung bebas.

4. Unsur Seni Rupa Ruang


Ruang dalam arti luas adalah seluruh keluasan termasuk di dalammya hawa udara. Unsur
ruang pada karya seni rupa merupakan bentuk tiga dimensi karena adanya volume yang
mrmberikan kesan kedalaman.
Dalam arti sempit, ruamg dibedakan menjadi dua, yaitu ruang negatif dan ruang positif.
Ruang negatif adalah ruang yang mengelilingi wujud bentuk, sedangkan ruang positif
adalah ruang yang diisi atau ditempati wujud bentuk.

5. Unsur Seni Rupa Tekstur


Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan dan biasa disebut rasa bahan baik itu
nyata maupun semu.

Tekstur Asli adalah perbedaan ketinggina permukaan objek yang nyata dan dapatt
diraba.
Dasar-dasar Fonologi

5
Dalam arti yang luas, fonologi mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu
dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan bagaimana sesungguhnya bunyi-bunyi bahasa itu
mempunyai fungsi dalam suatu bahasa. Dalam arti sempit, fonologi adalah subdisiplin
linguistik yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa yang memiliki fungsi dalam suatu
bahasa. Baik dalam arti luas maupun sempit, fonologi memfokuskan pada ujaran yang
dihasilkan dan didengarkan oleh manusia. Saling berbicara dan mendengar satu sama lain
merupakan hal yang normal dalam kehidupan manusia. Kemampuan berkomunikasi juga
bergantung pada fungsi alat-alat bicara untuk mengenal dan memahami bunyi-bunyi yang
digunakan. Hal itu terjadi karena adanya konvensi-konvensi kebahasaan.
Apabila kita mulai menganalisis suatu ujaran, kita dapat mendekatinya dari
berbagai tingkatan atau level. Satu level, misalnya kita dapat menyatakan bahwa ujaran
adalah masalah anatomi dan fisiologi. Dari hal ini, Anda dapat mempelajari bagaimana
alat bicara, seperti lidah dan laring berfungsi untuk menghasilkan bunyi bahasa. Dalam
hal atau level yang lain, Anda dapat memfokuskan pada bunyi ujaran itu sendiri, yang
dihasilkan oleh alat bicara. Unit-unit bunyi yang secara umum dicoba diidentifikasi
dengan grafem (huruf) misalnya bunyi /b/ atau bunyi /m/. Selain itu, Anda juga dapat
memahami bahwa ujaran juga merupakan transmisi sebagai gelombang bunyi, yang
berarti Anda dapat mempelajari ujaran itu sendiri sebagai gelombang bunyi. Selain itu,
Anda dapat mempelajari ujaran dalam arti bunyi bahasa itu didengar oleh pendengar yang
dapat dianalisis bagaimana proses gelombang bunyi itu dipahami oleh pendengar. Kajian
dari semua hal tentang ujaran di atas pada umumnya disebut fonetik.
Lebih dari itu, dipandang sebagai suatu aktivitas manusia yang bertujuan (a
purposeful human activity), bukan saja dipandang sebagai gerakan atau bagaimana
tenaga diperlukan untuk menghasilkan suatu bunyi bahasa. Ujaran dipandang sebagai
suatu aktivitas yang sistematis dan terorganisir, dalam kondisi yang normal, ujaran itu
membawakan makna. Pandangan terhadap ujaran sebagai level tertinggi sebagai suatu
organisasi ujaran, berhubungan dengan suatu kajian yang disebut fonologi.
Pandangan atau pendekatan terhadap ujaran sebagaimana digambarkan di atas,
secara garis besar menjadi dasar bagi studi fonologi. Pandangan terhadap anatomi dan
fisiologi dari organ manusia yang menghasilkan ujaran, pandangan terhadap ujaran
sebagai gelombang bunyi yang bisa dianalisa dari segi fisiknya, dan pandangan terhadap

6
bagaimana bunyi ujaran itu diterima oleh pendengarnya, merupakan dasar-dasar kajian
fonetik. Sementara itu pandangan terhadap ujaran sebagai suatu organisasi bunyi yang
membawa makna, merupakan dasar-dasar kajian fonemik (fonologi dalam arti sempit).

7
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa,
proses terbentuknya dan perubahannya. Fonologi mengkaji bunyi bahasa secara umum dan
fungsional.
Kajian fonetik terbagi atas klasifikasi bunyi yang kebanyakan bunyi bahasa Indonesia
merupakan bunyi egresif. Dan yang kedua pembentukan vokal, konsonan, diftong, dan kluster.
Dalam hal kajian fonetik, perlu adanya fonemisasi yang ditujukan untuk menemukan
bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut. Dengan demikian
fonemisasi itu bertujuan untuk
1.)      Menentukan struktur fonemis sebuah bahasa, dan
2.)      Membuat ortografi yang praktis atau ejaan sebuah bahasa.
Gejala fonologi Bahasa Indonesia termasuk di dalamnya yaitu penambahan fonem,
penghilangan fonem, perubahan fonem, kontraksi, analogi, fonem suprasegmental. Pada tataran
kata, tekanan, jangka, dan nada dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna. Namun,
pelafalan kata yang menyimpang dalam hal tekanan, dan nada kan terasa janggal.

B.     Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik, harus
selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggambarkan potensi dapat dilakukan
salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini.

8
DAFTAR RUJUKAN

Alwi, Hasan (Peny.) 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Krisanjaya dan Achmad H.P. Modul 1 : Hakikat Fonologi. Diakses di


http://repository.ut.ac.id/4732/1/PBIN4102-M1.pdf (18 Agustus 2021)
Lass, Roger. 1988. Fonologi (Terj.) Warsono. Cambridge: Cambridge University Press.

Marsono, 1986. Fonetik. Yogyakarta: UGM Press.

Pratiwi, Putri C dan Henny Kusuma W. 2019. Kajian Kebahasaan Indonesia Di Sekolah Dasar.
Jawa Timur :UNIPMA Press
Savitri, Agusniar Dian. Modul 1: Hakikat Fonologi. Diakses di
https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PBIN410202-M1.pdf (18 Agustus
2021)

Anda mungkin juga menyukai