Anda di halaman 1dari 20

KHUTBAH IDUL ADHA

1444H/2023M,

MENGGAPAI CINTA KASIH ALLAH ADALAH


ESENSI DARI QURBAN
Dr. H. Abd. Rauf Amin, Lc. MA.

1
Kaum muslimin jemaah idul adha yang di rahmati
Allah

Pada hari ini, umat Islam di seluruh dunia


mengumandangkan takbir, tahmid dan tasbih serta
tahlil sebagai simbol penyambutan hari raya kurban
yang dirayakan hari ini. Hari ini merupakan hari
kebahagiaan kolektif dan sangat spiritual yang
dirasakan dengan sangat mendalam oleh orang-orang
yang mendapat julukan mukminin dan muttaqin yang
selalu menantikan dan tidak akan melewatkan
momentum dan peluang untuk berkorban demi
2
tercapainya kedekatan diri kepada sang khalik.
Mereka bertakbir, mengagungkan Allah, sebagai
pernyataan dan pengakuan yang tulus dari lubuk hati
yang mendalam bahwa kebesaran yang ada di dunia
ini adalah kebesaran yang semu, karena ternyata
kebesaran yang hakiki adalah kebesaran yang
dimiliki oleh Allah S.w. Mereka bertahmid, memuji-
muji Allah, karena mereka sadar bahwa yang paling
berhak mendapat puji pujian dan apresiasi yang
paripurna adalah Allah, prestasi manusia dan
capaian-capaian makhluk yang ada di dunia ini
adalah sesuatu yang tidak kekal, karena toh capaian
tidak mungkin ada tanpa pertolongan dan bimbingan
dari Allah. Mereka bertasbih, mensucikan Allah,
karena hati nurani mereka mengilhami mereka bahwa
bagaiamana pun kelebihan dan keistemewaan
makhluk di dunia ini akan ditemukan celah-celah dan
kekurangan-kekurangannya, lalu kemudian
menyadari bahwa Allah lah yang patut memiliki
kesucian hakiki. Mereka pun bertahlil, mengesakan
Allah, karena mereka memiliki keyakinan yang tidak
luntur bahwa jabatan dan pangkat begitu pula harta
benda yang sering menjadi patung-patung yang
disembah ternyata adalah dosa besar, sebab yang

3
layak dan patut kita sembah hanyalah Allah yang
kuasa.

Allahu akbar 3x

idul kurban kali ini hendaknya kita jadikan sebagai


momentum yang sangat berharga dan kiranya tidak
hanya menjadi aktivitas rutin tapi menjadi sarana
perubahan pola pikir yang tidak hanya memahami
sebuah peristiwa dan syiar keagamaan dari sisi kulit
luar tapi berusaha memahai esensi dan hakikatnya
yang dikehendaki oleh Allah. Sebab pola pikir yang
demikian akan sangat bermanfaat dalam mengarungi
kehidupan kita di dunia ini.

Kalimat Allahu Akbar dan alhamdulillah begitu pula


Subhanallah dan Lailaha illallah yang selalu kita
tuturkan dan yang menggema di hari raya ini
hendaknya menjadi inspirasi yang selalu hidup dalam
setiap langkah kita, hendaknya pula menjadi pisau
tajam kita pakai untuk menyembeli binatang
keangkuhan dan kesombongan begitu pula hewan
egoisme dan kerakusan yang selalu menggerogoti
kehidupan kita. Inilah sesungguhnya salah satu pesan
4
inti dari perayaan hari ini. Idul adha hari ini, kita
harus menghayatinya sebagai instrumen ilahi untuk
selalu mempersembahkan pengorbanan hal-hal yang
buruk dan keji demi tercapainya keridhaan Allah
yang maha kuasa. Idul adha hari ini, hendaknya akan
menanamkan sebuah kepercayaan yang mengakar
dalam diri kita masing-masing bahwa keridhaan
Allah yang menjadi harapan manusia semua tidak
akan kita peroleh apabila kita sendiri tidak memiliki
kesiapan untuk mengorbankan apa yang kita miliki
demi Allah, itulah esensi pengorbanan yang
dikehendaki oleh Allah seperti yang dilansir sabda
Rasulullah:

Tidak sempurna keimanan seseorang sebelum ia


lebih mencintai Allah dan Rasulnya dari yang lain.

Dalam surah al-Taubah ayat 24:

5
Wahai Muhammad, beritahulah ummatmu: "Jika
bapa-bapamu , anak-anakmu , saudara-saudaramu,
isteri-istermu, kaum keluargamu, harta kekayaan
yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu
takutkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu
cintai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan
RasulNya dan dari berjihad di jalan Nya, Maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan
NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik.

Pengorbanan segala yang kita miliki demi meraih


cinta Allah seperti yang ditegaskan oleh firman Allah
dan hadits Nabi tadi, telah dicontohkan dengan
sangat baik oleh Nabi Ibrahim dan patut kita
renungkan bersama di tengah menguatnya kecintaan
6
kepada kenikmatan dunia yang tak punya batas
dalam kehidupan kita. Keteladanan Nabi Ibrahim
'Alaihissalam menjadi sangat penting bagi mereka
yang telah menempuh jalan yang sesat dalam
mencintai kehidupan dunia dengan cinta gila.
Keteladanan pengorbanan ibrahim yang dilandasi
cinta kepada Allah dikisahkan sendiri oleh Allah
dalam firmannya, ia telah relah mengorbankan yang
paling berharga bagi dirinya, seorang anak yang
sangat dicintainya, sejak lama ia merindukan
kehadiran seorang anak yang bisa mewarisinya, lalu
setelah anak itu ada, Tuhannya menyampaikan
titahnya kepadanya untuk menyembelihnya. Sedikit
pun ia tidak berkeluh kesah dengan keputusan
Tuhannya, namun ia ikhlas, tunduk, berserah diri
kepada kehendak Tuhannya dengan menyembelih
buah hati yang sejak lama dia rindukan. Sejak itulah
keluarga Ibrahim menjadi contoh dan keteladanan
yang tdk ada bandingannya dalam hal pengorbanan.
Nabi Ibrahim menjadi inspirasi bagi kemanusiaan
bahwa cobaan-cobaan, malapetaka, dan musibah
yang menimpa kita hendaknya kita jadikan sebagai
sapaan-sapaan yang halus dari Allah agar kita
menyadari betapa kita telah mengabaikan cinta kita
kepada-Nya, kita telah jauh dari sifat dan jati diri kita
7
sebagai hamba Allah. Kita selalu mengaku dan
menyatakan bahwa kita adalah orang-orang beriman
dan berislam tapi kita juga senantiasa jauh dari
pengaruh keimanan dan keislaman kita. Dengan idul
adha, mari kita perbaharui dan buktikan kembali
kecintaan kita kepada Allah, kecintaan yang sudah
ada kemudian melemah, dan hampir habis dan lenyap
oleh tipu daya dunia yang fana, mari kita melepaskan
diri dari kefanaan cinta dunia menuju kekekalan
kecintaan kepada Allah.

Jemaah idul adha Rahimakumullah,

Setelah Allah S.w memberi ujian dalam hal


pengorbanan di hari raya idul fitri yang lalu dengan
kewajiban memberi zakat fitrah dan zakat harta
benda kepada saudara-saudara muslim yang tidak
berkecupan, hari ini Allah kembali melakukan ujian
yang sama untuk mengasah mentalitas pengorbanan
kita lewat pengorbanan untuk menyembeli bianatang
kurban dan kewajiban melakukan ritual haji. Ibadah
kurban dan ibadah ritual haji semestinya dipahami
sebagai bentuk pengorbanan atas hal-hal duniawi dan
mesti dimaknai sebagai perjalanan menuju Allah

8
dengan meninggalkan semua yang kita miliki berupa
harta, jabatan, dan keluarga.

Salah satu pesan yang ingin disampaikan ibadah


Qurban yang selalu kita rayakan setiap tahun adalah
bahwa berislam yang benar adalah berislam yang
memiliki implikasi pada kehidupan bermasyarakat.
Artinya, salah satu bukti kebenaran dan kebaikan
agama yang bisa dibuktikan secara nyata adalah
seberapa dalam kebenaran dan kebaikannya yang
tergambar dalam mengikis penderitaan rakyat dan
membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam
kehidupan masyarakat.

Hari raya haji yang kita rayakan pada pagi hari ini
sungguh mengandung serangkaian pelajaran dan
peringatan berharga yang patut kita renungkan
bersama. Haji artinya tidak lain adalah suatu
perjalanan manusia mendekati dan menghampiri
Tuhannya. Usaha manusia untuk mendekati
Tuhannya itulah salah satu makna sederhana yang
terkandung dalam kata QURBAN. Haji adalah hari
kemenangan sikap pasrah total kepada Yang Maha
Kuasa terhadap bisikan serta godaan setan, yang
dilambangkan dengan penyembelihan kurban--
9
penyembelihan sifat kebinatangan yang ada pada jiwa
manusia. Haji memberikan semacam isyarat bahwa
kehidupan, cita-cita luhur, bahkan pendekatan diri
kepada Allah harus dilalui dengan ujian dan
pengorbanan.

Allahu Akbar 3x

Manusia sesungguhnya adalah mereka yang peka dan


memiliki kepedulian dengan sesamanya manusia.
Pada momen-momen tertentu mereka bahkan siap
rela mengorbankan sebahagian kelezatan hidup demi
manusia lain. Karena itu, manusia manakala sudi
mengorbankan sesamanya manusia untuk memenuhi
kerakusan serta kepentingan diri dan egonya maka
sesungguhnya dia adalah binatang buas.

Orang yang selalu mementingkan orang lain atas


dirinya banyak mendapat pujian dan penghargaan
yang tak ternilai dalam agama seperti yang
dinyatakan dalam Alquran dan hadis-hadis Nabi. Al-
Quran, misalnya, dalam menggambarkan orang-
orang yang mementingkan orang lain atas dirinya
menjelaskan "
10
Artinya: Dan demi untuk kepentingan manusia
lainnya, mereka sudi berkorban dan mengorbankan
apa yang ada pada mereka serta berani menanggung
resiko untuk itu. Dan barang siapa yang terpelihara
dari sifat egoistis (kekikiran dirinya), mereka itulah
orang orang yang beruntung".
"Barang siapa yang mengasihani dan peka sesama
makhluk di muka bumi, maka dia akan dikasihani
oleh pemilik makhluk dilangit sana", "Sebaik baik
manusia adalah yang paling banyak manfaatnya buat
manusia lain"

Jamaah idul Adha yang dimuliakan Allah,

Untuk memantapkan dan memperkokoh


penghayatan kita terhadap ajaran pengorbanan dalam
Islam, mari kita bersama-sama sejenak merenungkan

11
dan menyimak kisah heroic seorang ulama sufi dari
kalangan tabiin yaitu Abdullah bin Mubarak RAH.

Abdullah bin Mubarak secara finansial, fisik dan


mental sudah dianggap mampu menunaikan haji,
namun tahun itu ia menunda niatnya untuk berangkat
haji. Setiap tahun berangkat haji, itulah kebiasaannya.
Ketika musim haji datang ia pasti berangkat haji,
bahkan bukan hanya itu tapi ketika panggilan jihad
datang ia pun berangkat jihad. Mari kita dengarkan
kisahnya:

Abdullah berkata, "Kini tiba giliran tahun hajiku, aku


mulai berjalan untuk haji dengan membawa bekal
500 Dinar." Aku pergi ke tempat jual beli unta di
Kufah, untuk membeli unta sebagai kendaraanku
berhaji. Di tampat jual unta aku melihat seekor ayam
yang telah mati di tempat pembuangan sampah. Di
sampingnya aku melihat seorang wanita yang
mencabuti bulunya."Aku mendekat kepada wanita itu
dan bertanya. Apa yang sedang kau kerjakan? Dia
menjawab. "Mengapa engkau bertanya tentang
sesuatu yang bukan urusanmu?"Mendengar ucapan
itu , Aku berpikir sejenak, untuk mencari cara agar
pertanyaanku dijawab wanita itu. Aku menyadari
12
bahwa pertanyaan yang kedua kalinya harus sedikit
memaksa untuk dijawab.
"Aku agak memaksa bertanya kepadanya mengapa ia
berbuat demikian itu?" Wanita itu menjawab.
"Desakanmu itu memaksaku untuk menceritakan
keadaanku yang sebenarnya," jawabnya."Aku adalah
seorang Sayyidah (keturunan Nabi Muhammad). Aku
mempunyai empat anak perempuan dan suamiku
telah meninggal dunia," katanya.
"Hari ini adalah hari keempat kami tidak makan apa-
apa. Dalam keadaan seperti ini, bangkai ini halal bagi
kami. Aku membawa bangkai ayam ini untuk aku
berikan kepada anak-anak perempuanku," katanya
mengisahkan.

Mendengar kisah itu Ibnu Mubarok terkejut sambil


membayangkan wanita dan anak-anaknya itu akan
memakan bangkai ayam yang ada di depannya. Di
sinilai niat Ibnu Mubarok berubah. Ia menyesal
memiliki rencana berhaji berkali-kali tapi masih ada
orang di sekelilingnya membutuhkan bantuan."Aku
menyesal di dalam hatiku dan aku katakan kepada
wanita itu, hamparkan lah pangkuanmu!" katanya.
Wanita itu menghamparkan pangkuannya, Ibnu
Mubarok menaruh uang 500 Dinar di
13
pangkuannya."Dan pada saat itu aku tangguhkan niat
hajiku," katanya.

Setelah musim haji selesai beberapa orang jamaah


haji menceritakan bahwa ia bertemu dengan Ibnu
Mobarok saat haji. Salah satu jamaah berkata "Aku
ingat ketika aku bertemu denganmu di tempat ini dan
itu."
Mendengar pengakuan itu Ibnu Mubarok tercengah
keheranan. Padahal dia tak berangkat haji kenapa
jamaah itu melihatnya di sana.

"Aku sangat keheranan melihat kejadian itu. Malam


harinya aku bermimpi berjumpa Nabi SAW beliau
bersabda wahai Abdullah engkau tidak perlu heran
karena engkau telah menolong keluargaku yang
tertimpa musibah." kata Nabi dalam mimpi Ibnu
Mobarok. Kata Rasulullah "Aku telah berdoa kepada
Allah agar menentukan satu malaikat yang akan
berhaji di atas namamu setiap tahun sampai hari
kiamat. Sekarang engkau boleh memilih mau berhaji
atau tidak. Subhanallah, betapa mulianya
pengorbanan dalam Islam.

14
Allahu Akbar,
Sidang jamaah ied yang berbahagia,
Ibadah haji merupakan kumpulan simbol-simbol
yang sangat indah. Apabila dihayati dan diamalkan
secara baik dan benar, maka pasti akan mengantarkan
setiap pelakunya ke dalam lingkungan ridha ilahi dan
kemanusiaan yang benar sebagaimana dikehendaki
oleh penciptanya.

Dalam Ibadah Haji, dari arafah, para jamaah ke


Muzdalifah untuk mengumpulkan senjata dalam
menghadapi musuh utama yaitu iblis. Kemudian ,
melanjutkan perjalanan ke Mina dan disanalah para
jamaah haji melampiaskan kebencian dan kemarahan
mereka terhadap musuh yang selama ini menjadi
penyebab segala kegetiran yang dialami umat
manusia. Sebuah hadis meriwayatkan sampai tiga
kali Syaitan mencegah dan memperdayakan Ibrahim
di tengah jalan ke tempat penyembelihan. Namun
ketiga kalinya dapat diatasi oleh Ibrahim, syaitan itu
diusirnya dengan melempari dengan batu. Kini
melontarkan batu pada jumrah sampai tiga kali, Al-
ula (pertama), Al-Wustha (yang tengah) dan Al-
15
Aqabah yang tersulit, terakhir, dijadikan pelengkap
manasik haji yang sedang ramai kini dijalani oleh
para jamaah haji.

Jamaah Idul Adha yang berbahagia,

Segala usaha kita untuk mentaati al-khalik dan


berbuat amal shalih, berkurban serta memberikan
kepedulian terhadap sesama, syetan dan iblis tak akan
berhenti menyelusup menggoda kita, Makin tinggi
nilai kualitas pengorbanan dan amal yang akan kita
perbuat, makin besar godaan yang akan menghalangi
kita. Usaha kita tentunya adalah menyadari adanya
godaan yang ada dihadapan kita setiap saat. Kita
menyadari bahwa selama ini mungkin kita masih
lemah keyakinan dan kemauan; kita lemah dalam
pemahaman, usaha, dan upaya; kita lemah dalam
kepribadian dan persatuan dan lain-lain. Untuk itu
semua, kita memerlukan pengakuan dan permohonan
ampun serta pentunjuk Allah SWT.

Karenanya, marilah kita bersama-sama


menundukkan kepala dengan penuh keikhlasan,
menengadahkan tangan dengan diiringi harapan,
memohon ampunan atas segala kekhilapan, dosa dosa
16
dan kelalaian, baik yang kita lakukan maupun yang
telah dilakukan oleh pendahulu serta orang tua kita.
Bapak ibu, saudara-saudara sekalian, dari mimbar ini
saya mengucapkan selamat hari raya idul adha,
semoga kita semuanya senantiasa diridhai, dicintai,
dan dirahmati oleh Allah, ameeen.

17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai