Anda di halaman 1dari 17

KHUTBAH IDUL ADHA

TAHUN 1440 H / 2019

Generasi Anak Shaleh dan


Pesan Keagamaan Idul Adha

Diterbitkan oleh
TP PKK Kec. Wadaslintang & KUA kec. Wadaslintang
‫‪KHUTBAH IDUL ADHA 1440 H/2019 M‬‬
‫‪Khutbah pertama:‬‬

‫اللهُ ا ْكبَرْ (‪ )×3‬اللهُ اكْبَرْ (×‪)3‬اللهُ اكبَرْ (×‪3‬‬


‫صيْلا ً‪ ,‬لا اِلهََّ اِالَّ اهللُ‬
‫اللهُ اكْبَرْ كِبيْرًا وَالحَمْدُ لِلَّهِ كِثيْرَا وَ ُسبْحَان اللهِ بُكْرَة ً وَّأ ِ‬
‫وَاللهُ ا ْكبَرْ الل ُه ا ْكبَ ْر وَ للهِ اْلحَمْدُ‬
‫الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى جَعَل لِلْ ُمسْلِ ِميْ َن ِعيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِيامِ رَ َمضَان وَعِيْدَ‬
‫اْلاضْحَى بَعْدَ َيوْمِ عَرَفة‪ .‬اللهُ ا ْكبَ ْر (‪ )×3‬اشْهَدُ انْ لا اِلهَ اِلاَّ الل ُه وَحْ َدهُ لا‬
‫شَ ِريْكَ لهُ ل ُه اْلمُلْكُ اْلعَ ِظيْمُ اْلا ْكبَرْ‪ ,‬وَا ْشهَدُ انَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا َعبْ ُدهُ وَرَ ُس ْولههُ‪.‬‬
‫الر ْج ََ‬
‫ب َعْهُمُ ِّ‬
‫َل عَلىَ سَيِّ ِدنَا مُحَمَّ ٍد وَعَلى الِ ِه وَاصْحَابِهِ الَّ ِذيْنَ اذْهَ َ‬
‫اللَّهُمَّ ص ِّ‬
‫وَطهَّر ‪ .‬وَاعْل ُموْا انَّ َيوْمَكهمْ هَذا َيوْمُ الْ ِعيْدِ الْاكَْب ِر‪ .‬وَ ُموْسِمُ الْحَ ِِّّ الْافََْرِ‬
‫الديْنِ الْازْهَرِ‪.‬امَّا بَعْدُ‪.‬‬
‫وَشَعَائِرُ ِّ‬
‫ِلا وَاْنتُمْ ُمسْلِ ُموْن‬
‫فيَا ِعبَادَاللهِ اِتَّقهوااللهَ حَقَّ تُقاتِ ِه وَلا تَ ُم ْوتُنَّ ا َّ‬
‫‪Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,‬‬
‫‪Di pagi hari yang penuh barokah ini, kita berkumpul untuk melaksanakan shalat‬‬
‫‪‘Idul Adha. Baru saja kita laksanakan ruku’ dan sujud sebagai manifestasi‬‬
‫‪perasaan taqwa kita kepada Allah SWT. Kita agungkan nama-Nya, kita‬‬
‫‪gemakan takbir dan tahmid sebagai pernyataan dan pengakuan atas keagungan‬‬
Allah. Takbir yang kita ucapkan bukanlah sekedar gerak bibir tanpa arti. Tetapi
merupakan pengakuan dalam hati, menyentuh dan menggetarkan relung-relung
jiwa manusia yg beriman. Allah Maha Besar. Allah Maha Agung. Tiada yang
patut di sembah kecuali Allah.

Karena itu, melalui khutbah ini saya mengajak kepada diri sendiri dan juga
kepada hadirin sekalian: Marilah tundukkan kepala dan jiwa kita di hadapan
Allah Yang Maha Besar. Jauhkanlah sifat keangkuhan dan kecongkaan yang
dapat menjauhkan kita dari rahmat Allah Ta’ala. Sebab apapun kebesaran yang
kita sandang, kita kecil di hadapan Allah. Betapapun perkasanya kita, masih
lemah dihadapan Allah Yang Maha Kuat. Betapapun hebatnya kekuasaan dan
pengaruh kita, kita tidak berdaya dalam genggaman Allah Yang Maha Kuasa
atas segala-galanya.
‫ ولله الحمد‬٣ x ‫الله أكبر‬
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Idul adha dikenal dengan sebutan “Hari Raya Haji”, dimana kaum muslimin
sedang menunaikan haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah. Mereka semua
memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, yang di sebut pakaian ihram,
melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup, mempunyai tatanan
nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan. Tidak dapat
dibedakan antara mereka, semuanya merasa sederajat. Sama-sama
mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Perkasa, sambil bersama-sama
membaca kalimat talbiyah.
َ‫لَّبْيكَ اللَّهُمَّ لَّبْيكَ لَّبْيكَ لا َش ِرْيكَ لكَ لَّبيْك‬
Disamping Idul Adha dinamakan hari raya haji, juga dinamakan “Idul Qurban”,
karena merupakan hari raya yang menekankan pada arti berkorban. Qurban itu
sendiri artinya dekat, sehingga Qurban ialah menyembelih hewan ternak untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, diberikan kepada fuqoro’ wal masaakiin.
‫ ولله الحمد‬٣ x ‫الله أكبر‬
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Idul Adha yang kita peringati saat ini, dinamai juga “Yaumun Nahr” artinya hari
cara memotong kurban binatang ternak. Sejarahnya adalah bermula dari ujian
paling berat yang menimpa Nabiyullah Ibrahim, yaitu perintah mengorbankan
putranya Isma’il, putra semata wayang yang sangat dicintainya ketika itu.
Sekalipun berat, berkat kerjasama antara Ibu, Anak dan Bapak dalam suasana
dialogis yang menyejukkan, maka ujian berat itu sukses dijalani. Disebutkan
dalam Al-Qur’an

                

           

Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-
sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya Aku melihat
dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar" (QS. Ash Shoffat (37) : 102).

Disebabkan kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai


ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan
“Khalilullah” (kekasih Allah).

‫ ولله الحمد‬٣ x ‫الله أكبر‬


Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah

Hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan shalat Idul Adha ini adalah, bahwa
hakikat manusia adalah sama. Yang membedakan hanyalah taqwanya. Dan bagi
yang menunaikan ibadah haji, pada waktu wukuf di Arafah memberi gambaran
bahwa kelak manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar untuk dimintai
pertanggung jawaban.
Di samping itu, kesan atau i’tibar yang dapat diambil dari peristiwa tersebut
adalah:

Pertama, Hendaknya kita sebagai orang tua, mempunyai upaya yang kuat
membentuk anak yang sholih, menciptakan pribadi anak yang agamis, anak
yang berbakti kepada orang tua, lebih-lebih berbakti terhadap Allah dan Rosul-
Nya.

Kedua, perintah dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Allah


Ta’ala, harus dilaksanakan. Harus disambut dengan tekad sami’na wa ‘atha’na.
Karena sesungguhnya, ketentuan-ketentuan Allah Ta’ala pastilah manfaatnya
kembali kepada kita sendiri.
‫ ولله الحمد‬٣ x ‫الله أكبر‬
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
I’tibar ketiga, adalah kegigihan syaitan yang terus menerus mengganggu
manusia agar membangkang dari ketentuan Allah Ta’ala. Syaitan senantiasa
terus berusaha menyeret manusia kepada kehancuran dan kegelapan. Maka
janganlah mengikuti bujuk rayu syaithon, karena sesungguhnya syaithon adalah
musuh yang nyata, sebagaimana firman Allah:
         

Artinya: dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena


Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS.
Al-Baqarah: 168)

Keempat, jenis sembelihan berupa bahimah (binatang ternak), artinya dengan


matinya hayawan ternak, kita buang kecongkaan dan kesombongan kita, hawa
nafsu hayawaniyah harus dikendalikan, jangan dibiarkan tumbuh subur dalam
hati kita.
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Pengorbanan merupakan manifestasi dari kesadaran kita sebagai makhluk


sosial. Bayangkan, bila masing-masing manusia sekadar memenuhi ego dan
kebutuhan sendiri tanpa peduli dengan kebutuhan orang lain, alangkah
kacaunya kehidupan ini. Orang mesti mengorbankan sedikit waktunya,
misalnya, untuk mengantre dalam sebuah loket pejuatan tiket, bersedia
menghentikan sejenak kendaraannya saat lampu merah lalu lintas menyala, dan
lain-lain. Sebab, keserakahan hanya layak dimiliki para binatang. Di sinilah
perlunya kita “menyembelih” ego kebinatangan kita, untuk menggapai
kedekatan (qurb) kepada Allah, karena esensi kurban adalah solidaritas sesama
dan ketulusan murni untuk mengharap keridhaan Allah.

Tepatlah apabila perayaan Idul Adha digunakan menggugah hati kita untuk
berkorban bagi negeri kita tercinta, yang tidak pernah luput dirundung
kesusahan. Sebab pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang paling besar dalam
sejarah umat manusia itulah yang membuat Ibrahim menjadi seorang Nabi dan
Rasul yang besar, dan mempunyai arti besar. Dari sejarahnya itu, maka lahirlah
kota Makkah dan Ka’bah sebagai kiblat umat Islam seluruh dunia, dengan air
zam-zam yang tidak pernah kering, sejak ribuan tahunan yang silam, sekalipun
tiap harinya dikuras berjuta liter, sebagai tonggak jasa seorang wanita yang
paling sabar dan tabah yaitu Siti Hajar dan putranya Nabi Ismail.

Akhirnya dalam kondisi seperti ini kita banyak berharap, berusaha dan berdoa,
mudah-mudahan kita semua, para pemimpin kita, elit-elit politik kita, dalam
berjuang tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok, tapi
berjuang untuk kepentingan dan kemakmuran masyarakat, bangsa dan negara.
Kendatipun perjuangan itu tidaklah mudah, memerlukan pengorbanan yang
besar. Hanya orang-orang bertaqwa lah yang sanggup melaksanakan
perjuangan dan pengorbanan ini dengan sebaik-baiknya.
‫‪Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk‬‬
‫‪terus bersemangat, rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara‬‬
‫‪amiin 3x ya robbal alamin.‬‬

‫َل‬
‫سمِ اللهِ الرَّحْم ِن الرَّحِيمِ‪ .‬إِنَّا أعْطيَْْاكَ الْكوْثرَ فَ ِّ‬
‫الشيْطنِ الرَّ ِجْيمِ‪ .‬بِ ْ‬
‫أ ُعوْذه بِاللهِ مِنَ َّ‬
‫لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئكَ ُهوَ الْأْبتَرُ‬
‫بَارَكَ اللهُ لِي وَل هكمْ فِي الْقهرْآنِ الْعَ ِظْيمِ‪َ .‬ونَف َعِْي َواِيِّا هكمْ بِما فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ‬
‫الْحَ ِكْيمِ‪َ .‬وتَقبَّلْ مِِّْيْ وَمِْ هكمْ تِلا َوتَهُ اِنهُ ُهوَ السَّ ِمْيعُ اْلعَِلْيمُ‪ .‬فا ْستَغْفِ ُروْا اِنَّ ُه ُه َواْلغَ هف ْو ُر‬
‫الرَّ ِحيْ ُم‬
‫‪Khutbah kedua:‬‬
‫اللهُ اكَْب ْر (‪ )×3‬الل ُه اكْبَ ْر (‪ )×4‬اللهُ اكَْبرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كثِْيرًا وَسُبْحَان الله‬
‫ُب ْك َرة ً وَ أصْيْلا ً لا اِل َه اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ الل ُه اكَْبرْ اللهُ اكَْبرْ وَللهِ اْلحَمْدُ‬
‫َالش ْكرُ ل ُه عَلىَ تَوْفِْي ِق ِه وَِامْتَِْاِنهِ‪ .‬وَاشْهَ ُد انْ لا اِلهَ اِلاَّ اللهُ‬
‫الْحَمْدُ للهِ عَلىَ ِا ْحسَاِن ِه و ُ‬
‫وَالل ُه َوحْدَهُ لا َشرِيْكَ لهُ وَاشْهَدُ انَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ َورَسُوْهلهُ الدَّاعِى اِلىَ‬
‫ُم صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى اِلهِ وَاصْحَابِهِ وَسَلِّمْ َتسْلِيْمًا كِثْيرًا‬
‫ِرضْوَاِنهِ‪ .‬اللَّه َّ‬
‫امَّا َبعْدُ فيا ايُهَا الَّْاسُ اِتَّقهوااللهَ فِيْمَا ا َمرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلمُوْا انَّ اللهَ ا َم َركهمْ‬
‫ْسهِ وَثـَْى بِمَلآ ئِكِتهِ بِقهدْ ِسهِ وَقال تَعالى اِنَّ الل َه َومَلآ ئِكَتهُ‬
‫بِا ْمرٍ بَدَأ فِْيهِ بَِْف ِّ‬
‫يََُلُوْن عَلىَ الَّْبِى يآ ايُهَا الَّذِيْنَ آمَُْوْا صَلُوْا عَليْهِ وَسَلِّمُوْا َتسْلِيْمًا‪ .‬اللَّهُمَّ صَلِّ عَلى‬
‫سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى الل ُه عَلْيهِ وَسَلِّ ْم وَعَلى آلِ سَيِّدِنا مُحَمَّ ٍد وَعَلى انْبِيآئِكَ‬
‫َورُسُلِكَ َومَلآئِكةِ اْلمُقرَّبِيْنَ‬
‫ت‬
‫ت الاحْيآ ُء مِْهُ ْم وَاْلامْوَا ِ‬
‫ت وَاْل ُمسْلِمِيْنَ وَاْل ُمسْلِمَا ِ‬
‫اللهُمَّ ا ْغ ِفرْ لِلْمُ ْؤمِِْيْ َن وَاْلمُ ْؤمَِْا ِ‬
‫َرْ عِبَا َدكَ اْلمُوَحِّدِين‬
‫ش ِركِيْنَ وَانْ ُ‬
‫الش ْركَ وَاْلمُ ْ‬
‫ِز اْلاِسْلامَ وَاْلمُسْلِمِيْ َن وَأذِلَّ ِّ‬
‫ُم اع َّ‬
‫اللَّه َّ‬
‫َرَ الدِّيْنَ وَاخْذه ْل مَنْ خَذل اْل ُمسْلِمِيْنَ َو د َِّمرْ اعْدَاءَّالدِّيْ ِن وَاعْلِ‬
‫َ ْر مَنْ نَ َ‬
‫وَانْ ُ‬
‫ك اِلى يَ ْومَ الدِّيْنِ‪ .‬اللهُمَّ ادْف ْع عََّْا اْلبَلاءَّ وَاْلوَبَاءَّ وَالزَّلازِل وَاْلمِحَ َن وَسُ ْوءَّ‬
‫كلِمَاتَ َ‬
‫خآصة ً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ‬
‫اْلفِتَْْةِ وَاْلمِحَ َن مَا ظ َهرَ مِْهَا َومَا بَطنَ عَنْ بَلدِنَا اِنْدُونِْيسِّيَّا َّ‬
‫َب اْلعَالمِيْنَ‪.‬‬
‫عآمة ً يَا ر َّ‬
‫اْل ُمسْلِمِيْ َن َّ‬
‫رَبََّْا آتِْا فِى الدُنْيَا َحسََْة ً وَفِى اْلآ ِخ َرةِ َحسََْة ً وَقَِْا عَذابَ الَّْارِ‪ .‬رَبََّْا ظلمَْْا‬
‫َن مِ َن اْلََا ِسرِيْنَ‪.‬‬
‫اْن هفسََْاوَاِنْ لمْ َت ْغ ِفرْ لَْا وََت ْرحَمَْْا لَْكهوْن َّ‬
‫عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَ ْأ ُمرُنَا ِباْلعَدْلِ وَاْلِا ْحسَانِ وَإِيْتآءِّ ذِى اْل هقرْبىَ َويَْهَى عَ ِن اْلفحْشآ ِّء‬
‫وَاْلمُْْكرِ وَاْلَبغْي َيعِظهكهمْ لعََّلكهمْ تَذ َّكرُوْن وَا ْذكهرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَ ْذ هك ْركه ْم وَاشْ هكرُوْهُ‬
‫عَلىَ ِنعَ ِمهِ َي ِز ْدكه ْم وَلذِكْرُ اللهِ اكْبَرْ‬
‫‪KHUTBAH IDUL ADHA 1440 H/2019 M‬‬
‫‪Bahasa Jawa‬‬
‫‪Khutbah pertama:‬‬

‫اللهُ ا ْكبَرْ (‪ )×3‬اللهُ اكْبَرْ (×‪)3‬اللهُ اكبَرْ (×‪3‬‬


‫صيْلا ً‪ ,‬لا اِلهَ اِلاَّ اللهُ‬
‫اللهُ ا ْكبَرْ كِبيْرًا وَالحَمْدُ لِلَّهِ كِثيْرَا وَ ُسبْحَان اللهِ بُكْرَة ً وَّأ ِ‬
‫وَاللهُ ا ْكبَرْ الل ُه ا ْكبَ ْر وَ للهِ اْلحَمْدُ‬
‫الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى جَعَل لِلْ ُمسْلِ ِميْ َن ِعيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِيامِ رَ َمضَان وَ ِعيْدَ‬
‫اْلاضْحَى بَعْدَ َيوْمِ عَرَفة‪ .‬اللهُ ا ْكبَ ْر (‪ )×3‬اشْهَدُ انْ لا اِلهَ اِلاَّ الل ُه وَحْ َدهُ لا‬
‫شَ ِريْكَ لهُ ل ُه اْلمُلْكُ اْلعَ ِظيْمُ اْلاكْبَرْ‪ ,‬وَا ْشهَدُ انَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا َعبْ ُدهُ وَرَ ُس ْولههُ‪.‬‬
‫الر ْج ََ‬
‫ب َعْهُمُ ِّ‬
‫َل عَلىَ سَيِّ ِدنَا مُحَمَّ ٍد وَعَلى الِ ِه وَاصْحَابِهِ الَّ ِذيْنَ اذْهَ َ‬
‫اللَّهُمَّ ص ِّ‬
‫وَطهَّر ‪ .‬وَاعْل ُموْا انَّ َيوْمَكهمْ هَذا َيوْمُ الْ ِعيْدِ الْا ْكبَرِ‪ .‬وَ ُموْسِمُ الْحَ ِِّّ الْافََْرِ‬
‫الديْنِ الْازْهَرِ‪.‬امَّا بَعْدُ‪.‬‬
‫وَشَعَائِرُ ِّ‬
‫ِلا وَاْنتُمْ ُمسْلِ ُموْن‬
‫فيَا ِعبَادَاللهِ اِتَّقهوااللهَ حَقَّ تُقاتِ ِه وَلا تَ ُم ْوتُنَّ ا َّ‬

‫‪Wonten wekdal enjing ingkang barokah menika kita kempal kangge‬‬


‫‪nglampahi sholat idul adha. Nembe mawon kita nglapahi rukuk lan sujud‬‬
‫‪minangka wujud raos taqwa kita dhumateng Allah SWT. Kita‬‬
‫‪ngangungaken asmanipun Allah, kita ngumandangaken takbir lan tahmid‬‬
minangka ngagungaken asmanipun Allah. Takbir ingkang kita ucapaken
mboten namung wonten ing lesan, ananging minangka pengakuan wonten
ing manah lan ngerentegaken jiwa manungsa ingkang sami Iman. Allah
Maha Agung, mboten wonten ingkang patut dipun sembah kejawi Allah.

Kanthi khutbah menika kawula ngejak dhateng awak kawula lan ugi
dhumateng para jamaah sedaya. Sumonggo sami ngasoraken jiwa lan raga
wonten ngarsa dalem Allah ingkang Maha Agung, saha nebihi sifat
adigang, adigung lan adiguna ingkang saged nebihaken kita saking
Rahmatipun Allah SWT amargi kita alit lan ringkih wonten ngarsanipun
Allah SWT ingkang Maha Kuwaos.

‫ ولله الحمد‬٣ x ‫الله أكبر‬


Hadirin Jamaah Sholat Idul Adha ingkang minulya

Idul Adha ugi dipun sebat Hari Raya Haji, ing pundi kaum Muslimin sami
nindakaken ibadah haji ingkang utami, inggih punika wukuf wonten
Arofah. Sedaya jamaah haji ngagem rasukan sarwa pethak lan mboten pun
jahit ingkang dipun wastani rasukan ihram, minangka perlambang
persamaan derajat wonten ngarsanipun Allah. Mboten saged dipun
bedaaken antawisipun para jamaah, sedaya rumaos sakderajat sami-sami
niyat nyaketaken dhateng Allah ingkang Maha Kuwaos, kaliyan sareng-
sareng maos kalimah talbiyah:

َ‫لَّبْيكَ اللَّهُمَّ لَّبْيكَ لَّبْيكَ لا َش ِرْيكَ لكَ لَّبيْك‬


Idul Adha ugi dipun wastani Idul Qurban, amargi minangka dinten riyaya
ingkang ngutamaaken ibadah qurban. Qurban miderek bahasa menika
saking asal kalimah qoruba-yaqrobu-qurbanan ingkang artosipun caket.
Miderek istilah qurban menika nyembelah kewan kangge nyaketaken
dhateng Allah lan dipun paringaken dening faqir miskin
‫ ولله الحمد‬٣ x ‫الله أكبر‬
Jama’ah sholat idul adha ingkang minulya

Idul Adha ingkang kita pengeti wekdal menika ugi dipun wastani yaumun nahr,
artosipun dinten kangge mragat kewan korban. Qurban ingkang kita tindakaken
menika, nuladha dhateng Nabiyulloh Ibrahim a.s. nalika kauji keimananipun
dening Allah SWT. Rikala semanten, Nabi Ibrahim kadhawuhan dening Allah
supados ngurbanaken utawi mbeleh putra kinasihipun ingkang asma Ismail
ingkang nembe kewala mlebet usia remaja.

Saget kita raosaken kados pundi awratipun ujian menika. Anamung jalaran
kandheling keimanan lan ketaatan, Nabi Ibrahim Alaihisalam saestu
nindakaken ujian menika kanthi ikhlas lan tawakal, pitados bilih Allah mboten
badhe njomprongaken kawulanipun ingkang taat. Perkawis puniko dipun
gambaraken wonten ing Al Quran :
                

       


Ingkang artosipun Hai anakku saktemene Aku weruh ono ing impen yen Aku
(kadhawuhan) nyembelih sliramu. Mula kepiye mungguh
penemumu?" Ismail njawab: "duh bapa, katindakna menapa ingkang dados
dawuhipun Allah dumateng panjenengan; Insya Allah panjenengan
bade manggihi kula ing golonganipun tiyang-tiyang ingkang sabar

Ingkang sampun kulo aturaken wonten ing ngajeng kolowou, bilih kisah-kisah
ingkang dipun sebataken Allah meniko mengku tulodho utawi piwucal
dumateng kulo lan panjenengan sedoyo.
Hikmah ingkang saget kito pendet wonten ing idul adha inggih puniko
1. Taqorub utawi ibadah ngeparek marang Allah.

tiyang ingkang qurban artosipun ngeparek marang Allah. Amargi qurban


salah satunggalipun coro ngeparek marang Allah. Lan sak sampunipun
umat ngeparek marang Allah, mesti Allah bakal ngangkat derajat umat
kalawou. Kados ingkang sampun dipun contohaken Nabi Ibrahim rikolo
dipun perintah nyembelih putro kinasihipun.Nanging kalih Allah dipun
gantos mendo. Amargi ketoatan Nabi Ibrahim lajeng Allah ngangkat
derajatipun. Mugi-mugi kulo lan panjenengan sedoyo ingkang sami
qurban kanti manah ingkang ikhlas lan sae dipun tampi deneng Allah lan
saget dados lantaran derajat kulo panjenengan sami diangkat deneng
Allah. Amin

2. Qurban nglatih, didik keikhlasan.

Tiyang ingkang ikhlas lan siap berkorban biasanipun tegar, tabah menawi
wonten cobaan ugi penderitaan. Kados Nabi Ibrahim ingkang dipun
perintahaken nyembelih putranipun. Keranten raos ikhlas dateng
perintahipun Allah, Nabi Ibrahim saget tegar lan tabah, boten gersulo.

Keikhlasan saget nebihaken tiyang saking sifat zalim / nganioyo. Tiyang


ingkang ikhlas wonten nopo kemawon boten bakal nglarani tiyang sanes.
Ugi tiyang ingkang ikhlas meniko biasanipun sanggup mengorbankan diri
kagem kepentingan umat. Ibarat lilin, tiyang ingkang ikhlas membiarkan
dewekke kobong lan meleleh supados cahayanipun saget nerangi sekitar,
nerangi keluarga, nerangi tetangga lan masyarakat.
Tiyang ingkang ikhlas berkurban ugi boten bakal zolim dateng awake
dewe. Ateges tiyang ikhlas bakal berkorban kanti bondo ingkang sahe.
Milo wonten ing ibadah kurban dipun syarataken sesembelihan qurban
ingkang sahe boten cacat.

3. Nabi Ibrahim peduli dhumateng pendidikanipun putranipun

Panjenenganipun Nabi Ibrahim minangka jejering tiyang sepuh, ingkang


wicaksana lan wibawa, ugi ta’at lan patuh, kanti ikhlas lan ridla mundi
dawuhipun Allah, sinaosa kedah ngorbanaken putra. Nabi Ibrahim setya
dateng garwa, lan tresna dateng putra, tabah lan tawakkal nampi
kasunyatan pacobenipun Allah.
Ismail minangka putra ingkang sholih, tha’at ngestokaken dawuhipun
Allah Pangeranipun, bektos lan mbangun miturut dateng tiyang sepuh.
Lajeng wonten pitakenan punopo rahasia kesuksesan Nabi Ibrahim As
ingkang saget ndidik Putranipun Ismail AS ingkang setio tuhu, menawi
kito maos Al-Qur’an kito bade manggihi kunci suksesipun, Do’a ingkng
tansah dipun panjataken Nabi Ibrahim
)011 ‫صا ِل ِحينَ (الصافات‬
َّ ‫ب هَبْ ِلي ِمنَ ال‬
ِ ِّ ‫َر‬
Ya Alloh karuniaken dumateng kulo keturunan ingkang shalih

Doa kolo wau dipun panjataken Nabi Ibrahim tebeh sak derengipun nikah,
panjenenganipun nyuwun dumateng Allah Anak ingkang shalih, mboten
nyuwun anak ingkang sugih, berjabat, cendikiawan ananging nyuwun
anak ingkang shalih. Sahingga dumateng para para sederek kita ingkang
cerak dateng usia pernikahan monggo nyuwun dumateng Alloh kados doa
nipun nabi Ibrahim kolo wau, lajeng dumateng pasangan suami istri
ingkang istrinipun nembe hamil katah-katahaken nyuwun dateng Allah
anak ingkang Shalih, ingkang do’a anak shalih puniko gadahi manfaat
engkang ageng kagem tiang sepuhipun benjang ing alam kubur. Sahinggo
mugi keparingn putra ingkang kados Nabi Ismail As.

Kaum muslimin ingkang minulyo

Menawi kita sedaya, Bapak, Ibu lan putra saget ngalap piwucal lan tulada
dateng keluarga Nabi Ibrahim punika, Insya Allah kita sedaya ugi bade
kaparingan rahmat lan maghfirah saking ngarsa dalem Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Mugi mugi wonten ing perayaan idul adha tahun menika saged
menggugah manah kita kagem teras bersemangat ngupa daya ikhalas
berkorban kagem kepentingan agami bangsa lan negari. Mugiyo Allah
tansah midanget lan ngijabahi dunga panyuwun kita, andadosaken
keluarga ingkang sakinah manggih kabegjan dunya ngantos akhirat.

‫َل‬
ِّ َ‫ إِنَّا أعْطيَْْاكَ الْكوْثرَ ف‬.ِ‫سمِ اللهِ الرَّحْم ِن الرَّحِيم‬
ْ ِ‫ ب‬.ِ‫الشيْطنِ الرَّ ِجْيم‬
َّ َ‫أ ُعوْذه بِاللهِ مِن‬
ُ‫لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئكَ ُهوَ الْأْبتَر‬
ِ‫ َونَف َعِْي َواِيِّا هكمْ بِما فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْر‬.ِ‫بَارَكَ اللهُ لِي وَل هكمْ فِي الْقهرْآنِ الْعَ ِظْيم‬
‫ فا ْستَغْفِ ُروْا اِنَّ ُه ُه َواْلغَ هف ْو ُر‬.ُ‫ َوتَقبَّلْ مِِّْيْ وَمِْ هكمْ تِلا َوتَهُ اِنهُ ُهوَ السَّ ِمْيعُ اْلعَِلْيم‬.ِ‫الْحَ ِكْيم‬
‫الرَّ ِحيْ ُم‬
‫‪Khutbah kedua:‬‬
‫اللهُ اكَْب ْر (‪ )×3‬الل ُه اكْبَ ْر (‪ )×4‬اللهُ اكَْبرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كثِْيرًا وَسُبْحَان الله‬
‫ُب ْك َرة ً وَ أصْيْلا ً لا اِل َه اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ الل ُه اكَْبرْ اللهُ اكَْبرْ وَللهِ اْلحَمْدُ‬
‫َالش ْكرُ ل ُه عَلىَ تَوْفِْي ِق ِه وَِامْتَِْاِنهِ‪ .‬وَاشْهَ ُد انْ لا اِلهَ اِلاَّ اللهُ‬
‫الْحَمْدُ للهِ عَلىَ ِا ْحسَاِن ِه و ُ‬
‫وَالل ُه َوحْدَهُ لا َشرِيْكَ لهُ وَاشْهَدُ انَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ َورَسُوْهلهُ الدَّاعِى اِلىَ‬
‫ُم صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى اِلهِ وَاصْحَابِهِ وَسَلِّمْ َتسْلِيْمًا كِثْيرًا‬
‫ِرضْوَاِنهِ‪ .‬اللَّه َّ‬
‫امَّا َبعْدُ فيا ايُهَا الَّْاسُ اِتَّقهوااللهَ فِيْمَا ا َمرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلمُوْا انَّ اللهَ ا َم َركهمْ‬
‫ْسهِ وَثـَْى بِمَلآ ئِكِتهِ بِقهدْ ِسهِ‪ .‬وَقال تَعالى اِنَّ الل َه َومَلآ ئِكَتهُ‬
‫بِا ْمرٍ بَدَأ فِْيهِ بَِْف ِّ‬
‫يََُلُوْن عَلىَ الَّْبِى يآ ايُهَا الَّذِيْنَ آمَُْوْا صَلُوْا عَليْهِ وَسَلِّمُوْا َتسْلِيْمًا‪ .‬اللَّهُمَّ صَلِّ عَلى‬
‫سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى الل ُه عَلْيهِ وَسَلِّ ْم وَعَلى آلِ سَيِّدِنا مُحَمَّ ٍد وَعَلى انْبِيآئِكَ‬
‫َورُسُلِكَ َومَلآئِكةِ اْلمُقرَّبِيْنَ‬
‫ت‬
‫ت الاحْيآ ُء مِْهُ ْم وَاْلامْوَا ِ‬
‫ت وَاْل ُمسْلِمِيْنَ وَاْل ُمسْلِمَا ِ‬
‫اللهُمَّ ا ْغ ِفرْ لِلْمُ ْؤمِِْيْ َن وَاْلمُ ْؤمَِْا ِ‬
‫َرْ عِبَا َدكَ اْلمُوَحِّدِين‬
‫ش ِركِيْنَ وَانْ ُ‬
‫الش ْركَ وَاْلمُ ْ‬
‫ِز اْلاِسْلامَ وَاْلمُسْلِمِيْ َن وَأذِلَّ ِّ‬
‫ُم اع َّ‬
‫اللَّه َّ‬
‫َرَ الدِّيْنَ وَاخْذه ْل مَنْ خَذل اْل ُمسْلِمِيْنَ َو د َِّمرْ اعْدَاءَّالدِّيْ ِن وَاعْلِ‬
‫َ ْر مَنْ نَ َ‬
‫وَانْ ُ‬
‫ك اِلى يَ ْومَ الدِّيْنِ‪ .‬اللهُمَّ ادْف ْع عََّْا اْلبَلاءَّ وَاْلوَبَاءَّ وَالزَّلازِل وَاْلمِحَ َن وَسُ ْوءَّ‬
‫كلِمَاتَ َ‬
‫خآصة ً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ‬
‫اْلفِتَْْةِ وَاْلمِحَ َن مَا ظ َهرَ مِْهَا َومَا بَطنَ عَنْ بَلدِنَا اِنْدُونِْيسِّيَّا َّ‬
‫َب اْلعَالمِيْنَ‪.‬‬
‫عآمة ً يَا ر َّ‬
‫اْل ُمسْلِمِيْ َن َّ‬
‫رَبََّْا آتِْا فِى الدُنْيَا َحسََْة ً وَفِى اْلآ ِخ َرةِ َحسََْة ً وَقَِْا عَذابَ الَّْارِ‪ .‬رَبََّْا ظلمَْْا‬
‫َن مِ َن اْلََا ِسرِيْنَ‪.‬‬
‫اْن هفسََْاوَاِنْ لمْ َت ْغ ِفرْ لَْا وََت ْرحَمَْْا لَْكهوْن َّ‬
‫عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَ ْأ ُمرُنَا ِباْلعَدْلِ وَاْلِا ْحسَانِ وَإِيْتآءِّ ذِى اْل هقرْبىَ َويَْهَى عَ ِن اْلفحْشآ ِّء‬
‫وَاْلمُْْكرِ وَاْلَبغْي َيعِظهكهمْ لعََّلكهمْ تَذ َّكرُوْن وَا ْذكهرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَ ْذ هك ْركه ْم وَاشْ هكرُوْهُ‬
‫عَلىَ ِنعَ ِمهِ َي ِز ْدكه ْم وَلذِكْرُ اللهِ اكْبَرْ‬

Anda mungkin juga menyukai