هللا أكبر /هللا أكبر /هللا أكبر /هللا أكبر /هللا أكبر /هللا
.أكبر /هللا أكبر /هللا أكبر /هللا أكبر
إن الحمد هلل ،نحمده ونستعينه ،ونستغفره ونتوب إليه، َّ
ونعوذ باهلل من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا ،من يهده
أن الهللا فال مضل له ،ومن يضلل فال هادي له ،وأشهد ْ
إله إال هللا وحده ال شريك له وال مثيل له وال نِ َّد له،
أن محمداً عبده ورسوله وصفيّه وخليله ،أرسله وأشه ُد َّ
هللا بشيراً ونذيراً وداعيا ً إلى هللا بإذنه وسراجا ً وهّاجا ً
وقمراً منيراً .بلغ الرسالة وأدى األمانة ونصح لألمة
.وجاهد في هللا حق جهاده
اللهم صل على محمد وعلى آله وأزواجه أمهات
المؤمنين وأصحابه األخيار رضوان هللا عليهم ومن دعا
بدعوته وسلك سلوكه واتبع سنته إلى يوم الدين .أما بعد
فيا عباد هللا ،أوصي نفسي وإيّاكم بتقوى هللا العظيم،
وأحثّكم على طاعة هللا الكريم
Hadirin Sidang Idul Adha rahimakumullah
Hari ini kita merayakan hari besar umat Islam yang disebut dengan “Idul
Adha”, disebut demikian karena pada perayaan ini umat Islam
menyembelih hewan untuk kemudian dibagi kepada masyarkat. Hewan
ini disembelih dengan tujuan pendekatan diri kepada Allah SWT; itulah
kenapa hari ini juga kita sebut Hari Raya Qurban. Kata qurban dalam
bahasa Arab berasal dari kata qaruba (qaf, ra’, dan ba’) yang berarti
dekat. Penambahan an pada akhir kata memberik makna lebih dekat,
sangat dekat. Di sinilah indahnya, pemilihan kata qurban untuk hewan
yang kita sembelih, supaya mempunyai makan sembelihan yang
diniatkan untuk kedekatan kita kepada Allah. Maka tidak berlebihan,
kalau hari ini kita sebut adalah perayaan kedekatan kita kepada Allah
SWT.
Pertanyaan yang perlu selalu kita renung kemudian adalah apakah pada
hari ini kita termasuk orang yang merayakan kedekatan kita dengan
Allah? Apakah kita termasuk orang yang sangat dekat dengan Allah?
Apakah dengan mengorbankan sapi atau kambing hari ini kita sudah
tergolong dekat dengan Allah? Apakah ketidak mampuan kita berkurban
merusak kedekatan kita dengan Allah?
Untuk menjawab ini marilah kita renung makna qurban dalam Al-Quran
surat al-Ma’idah ayat 27
ق اِ ْذ قَ َّربَا قُرْ بَانًا فَتُقُبِّ َل ِم ْن ِّ ۘ َوا ْت ُل َعلَ ْي ِه ْم نَبَا َ ا ْبنَ ْي ٰا َد َم بِ ْال َح
َ َّاَ َح ِد ِه َما َولَ ْم يُتَقَبَّلْ ِم َن ااْل ٰ َخ ۗ ِر قَا َل اَل َ ْقتُلَن
ك ۗ قَا َل اِنَّ َما يَتَقَبَّ ُل
هّٰللا ُ ِم َن ْال ُمتَّقِي َْن
27. Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan
Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan
korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil)
dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): “Aku pasti
membunuhmu!”. berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima
(korban) dari orang-orang
Ibnu Jarir dalam tafsir Ibn Katsir menjelaskan bahwa Habil
mengorbankan kambing yang terbaik yang dia punya, sedangkan Qabil
mengorbankan hasil tananamnya yang jelek yang dia sendiri tidak mau.
Dari kisah ini, Hari Raya Qurban mengajarkan kita bahwa hanya yang
terbaik yang diterima oleh Allah SWT. Dalam surat Ali Imran ayat 92
Allah menegaskan
لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َح ٰتّى تُ ْنفِقُ ْوا ِم َّما تُ ِحب ُّْو َن ۗ َو َما تُ ْنفِقُ ْوا ِم ْن َش ْي ٍء
فَاِ َّن هّٰللا َ بِ ٖه َعلِ ْي ٌم
92. kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa
saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Allahu Akbar x5
Perbuatan yang seperti ini tidak mungkin dilakukan kecuali kita dekat
dengan Allah dan kedekatan ini menjadikan kita selalu merasa melihat
Allah atau dilihat Allah. Maka Rasulullah ketika ditanya oleh malaikat
Jibril apa itu ihsan? Rasulullah saw menjawab “أن تعبد هللا كأنك
راكŸŸه يŸŸراه فإنŸŸإن لم تكن تŸŸراه فŸŸ ”تkamu menyembah Allah
seakan kamu melihatnya, dan jika kamu belum melihatnya, maka kamu
merasa selalu dilihat oleh Allah.
Dengan ini kata Qurban yang berarti kedekatan dengan Ihsan sebuah
perbuatan yang selalu terbaik menjadi dua kata yang saling terikat. Hal
ini karena hanya orang yang dekat dengan Allah yang akan memberi
yang terbaik; dan orang yang dekat dengan Allah akan selalu merasa
melihat Allah atau dilihat oleh Allah. Maka bagi mereka, bagaimana
mungkin seorang hamba berani memberi yang jelek padahal dia dekat
atau merasa dekat dengan Allah. Bagi mereka tidak masuk akal sehat,
seseorang yang tidak malu memberi yang jelek padahal Allah yang
Maha Melihat baik yang nampak maupun yang ada di hatinya.
Allahu Akbar 3x
Dari kisah ini, perayaan Qurban hari ini mempunyai makna sebagai pesta
bagi orang-orang yang percaya sepenuhnya kepada Allah sehingga dia
pasrah total dengan mengorbankan yang terbaik yang Allah berikan
kepadanya. Hari ini dan tiga hari tasyriq kemudian, mereka
megumandangkan dengan segenap suka cita bahwa Allah yang Maha
Besar, tiada tuhan selain Allah dan segala puji hanya bagiNya.
Hadirin rahimakumullah
Padahal, bukankah Allah selalu mengganti apa yang kita berikan dengan
ganti yang lebih baik. Pengorbanan sayyidah Hajar dengan ikhtiyarnya
berlari kecil antara sofa dan marwah atau ganti dengan air zamzam yang
sampai saat ini dapat dinikmati oleh orang-orang yang berhaji.
Pengorbanan Nabi Ibrahim diganti dengan hewan sembelihan yang
terbaik. Lalu alasan apa yang dapat diterima akal sehat, ketika kita masih
berat memberikan sebagian rizki yang Allah berikan kepada kita.
10. dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara
kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang
yang saleh?”
Lalu alasan apalagi yang dapat diterima akal sehat, tatkalah kita masih
berani menunda untuk tidak memberi sebagian rizki yang Allah berikan
kepada kita padahal kita tidak pernah tahu kapan akhir dari kehidupan
kita.
Allahu Akbar 5x
Maka, jika jiwa qurban ini dipahami dengan betul, dan kemudian
menjadi mentalitas bangsa Indonesia, maka Indonesia akan sejahtera dan
mensejahterakan. Jika pemimpin negeri ini, eksekutif, legislatif,
pengusaha, dan rakyatnya hanya berfikir apa yang bisa saya beri, maka
tidak akan ada defisit anggaran negara, maka tidak ada negara harus
pontang panting hutang sana dan hutang sini. Namun sayagnya,
mentalitas kita saat ini adalah bukan saya bisa berkorban apa, bukan saya
bisa memberi yang terbaik apa; namun yang terjadi adalah apa yang bisa
saya ambil, sebanyak apa yang bisa ambil. Karena ini, maka jika menjadi
pemimpin yang dipikir proyek apa yang bisa saya ambil, birokrasi
pemerintahan juga berpikir saya dapat apa dari proyek ini, pengusahapun
berpikir saya bisa ngakali apa supaya tidak perlu bayar pajak, rakyatpun
berpikir bisa mengambil apa dari negeri ini. Jika mentalnya adalah apa
yang bisa saya ambil, maka selamanya negara ini tidak dapat keluar dari
kekuarangan kekuangan, keluar dari himpitan hutang.
Mari, dengan momentum hari raya qurban ini, kita semua berfikir give,
give, give and give atau beri, beri, beri, dan beri dan pasrahkan
balasannya kepada Allah SWT; sebagaiman Qabil, Nabi Ibrahim, Nabi
Ismail, dan sayyidah Hajar pada kisah di atas, maka kita akan menjadi
orang paling kaya, paling bahagia, tidak ada keluh kesah dalam
kehidupan.
اف َمقَا َم ربِّ ِه َ َواَ َّما َم ْن َخ.َّجي ِْم ِ ان الر ِ َاَ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِم َن ال َّش ْيط
ُ َج َعلَنَا هللا.س َع ِن ْالَه َوى فَاِ َّن ْال َجنَّةَ ِه َي ْال َمْأ َوى َ ونَهَ َي النَّ ْف
َواِيَّا ُك ْم ِم َن عباده المتقين َواَ ْد َخلَنَا َواِيَّا ُك ْم فِى ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه
ي َّ الصَّالِ ِحي َْن َواَقُ ْو ُل قَ ْولِى هَ َذا َوا ْستَ ْغفِ ُر لِى َولَ ُك ْم َولِ َوالِ َد
ت فَا ْستَ ْغفِروهُ اِنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر ِ َولِ َساِئ ِر ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما
َّح ْي ُم
ِ الر
Khutbah kedua
هللا/ هللا أكبر/ هللا أكبر/ هللا أكبر/ هللا أكبر/هللا أكبر
هللا أكبر/أكبر.
مالك يوم، الرحمن الرحيم،الحمد هلل رب العالمين
وعلى، والصالة والسالم على سيدنا محمد األمين،الدين
أن ال إله إال هللا ْ وأشهد.ءاله وصحبه الطيبين الطاهرين
أن سيدنا محمداً عب ُده َّ وأشهد.وح َده ال شريك له
ّ صلى هللا عليه وعلى كل، وصفيُّه وخليلُه،ورسولُه
اتقوا هللاَ في ال ّس ّر، أما بع ُد فيا عبا َد هللا.رسول أرسلَه
ٍ
والعلَن.
Sidang salat idul Adha rahimakumullah,
Perayaan qurban hari ini, sejatinya adalah perayaan kedekatan diri kita
kepada Allah SWT; kedekatan ini diukur dengan seberapa besar
kesungguhan kita menghadirkan pemberian terbaik pada aspek
kehidupan kita; baik ibadah mahdhah kepada Allah seperti Sholat, puasa
atau ibadah yang mempunyai dimensi kemanusian seperti zakat,
shadaqah, qurban, dsb bahkan ibadah dalam menjalankan aktifitas
kekhalifahan di muka bumi seperti berdagang, bertani, mengajar dsb.;
dalam sholat bahkan dalam sunnah penyembelihan hewan kurban kita
menyebutkan
ك
ك َو َرس ُْولِ َك ونَبِيِّ َار ْك َعلَى َع ْب ِد َ صلِّ َو َسلِّ ْم َوبَ ِ اَللَّهُ َّم َ
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِعي َْن ُ .م َح َّم ٍد َ
ص َغارًااَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَا َوارْ َح ْمهُ ْم َك َما َرب َّْونَا ِ
ظلَ ْمنَا َأ ْنفُ َسنَا َوِإ ْن لَّ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُك ْونَ َّن ِم َن َربَّنَا َ
.ال َخ ِ
اس ِري َْن ْ
ان َوالَ تَجْ َعلْ َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذي َْن َسبَقُ ْونَا بِاِإل ْي َم ِ
ف َر ِح ْي ٌم ك َرُؤ ْو ٌ .فِ ْي قُلُ ْوبِنَا ِغالًّ لِلَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا َربَّنـَا ِإنَّ َ
َّب ِإلَ ْيهَا ِم ْن قَ ْو ٍل ك َو ْال َجنَّةَ َو َما قَر َ ضا َ ك ِر َ اَللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُ َ
َّب ِإلَ ْيهَا ِم ْن ار َو َما قَر َ ك َوالنَّ ِ ك ِم ْن َس َخ ِط َ َو َع َم ٍل َونَع ُْو ُذ بِ َ
.قَ ْو ٍل َو َع َم ٍل
ك يَا َح ُّي يَا ك َو ُحس ِْن ِعبَا َدتِ َ ك َو ُش ْك ِر َ اَللَّهُ َّم َأ ِعنَّا َعلَى ِذ ْك ِر َ
.قَي ّْو ُم يَا َذا ْال َجالَ ِل َواِإل ْك َر ِام
آجلِ ِه َما َعلِ ْمنَا ِم ْنهُ اجلِ ِه َو ِ ك ِم َن ْال َخي ِْر ُكلِّ ِه َع ِ اَللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُ َ
آجلِ ِه َما اجلِ ِه َو ِ ك ِم َن ال َّشرِّ ُكلِّ ِه َع ِ َو َما لَ ْم نَ ْعلَ ْم َونَع ُْو ُذ بِ َ
َ .علِ ْمنَا ِم ْنهُ َو َما لَ ْم نَ ْعلَ ْم
ك ك َع ْن َمع ِ
ْصيَتِ َ ك َوبِطَا َعتِ َ ك َع ْن َح َرا ِم َ اَللَّهُ َّم ا ْكفِنَا بِ َحالَلِ َ
ك يَا َح ُّي يَا قَي ّْو ُم يَا َذا ْال َجالَ ِل ك َع َّم ْن ِس َوا َ َوبِفَضْ لِ َ
َ .واِإل ْك َر ِام
اَللَّهُ َّم َأصْ لِحْ ُوالَةَ ُأ ُم ْو ِر ْال ُم ْسلِ ِمي َْنَ ،و َوفِّ ْقهُ ْم لِ ْل َع ْد ِل فِ ْي
صالِ ِح ِه ْم َو َحبِّ ْبهُ ْم ِإلَى اال ْعتِنَا ِء ِب َم َ ق بِ ِه ْم َو ِ َر َعايَاهُ ْم َوالرِّ ْف ِ
ب ال َّر ِعيَّةَ ِإلَ ْي ِه ْم .ال َّر ِعيَّ ِة َو َحبِّ ِ
كف ِد ْينِ َ ك ْال ُم ْستَقِي ِْم َو ْال َع َم ِل ِب َوظَاِئ ِ اط َ ص َر ِ اَللَّهُ َّم َوفِّ ْقهُ ْم لِ ِ
ك يَا َأرْ َح َم الر ِ
َّاح ِمي َْن .القَ ِوي ِْم َواجْ َع ْلهُ ْم هُ َداةً ُم ْهتَ ِدي َْن ِب َرحْ َمتِ َ ْ
ك فِي صرْ ِإ ْخ َوانَنَا ْال ُم ْسلِ ِمي َْن ْال ُم َجا ِه ِدي َْن فِي َسبِ ْيلِ َ اَللَّهُ َّم ا ْن ُ
ُ .ك ِّل َم َك ٍ
ان
صرْ هُ ْم َعلَى ِّت َأ ْق َدا َمهُ ْم َوا ْن ُ ص ْبرًا َوثَب ْ اَللَّهُ َّم َأ ْف ِر ْغ َعلَ ْي ِه ْم َ
ك َو َع ُد ِّو ِه ْم َع ُد ِّو َ
ب ال َّسالَ َمةَ َعلَى ب ال َّشهَا َدةَ َعلَى َم ْوتَاهُ ْم َوا ْكتُ ِ اَللَّهُ َّم ا ْكتُ ِ
َ.أحْ يَاِئ ِه ْم
اب اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ِ
.النَّ ِ
ار
ك َأ ْن َ
ت ت ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم َوتُبْ َعلَ ْينَا ِإنَّ َ
ك َأ ْن َ َربَّنَا تَقَبَّلْ ِمنَّا ِإنَّ َ
.التَّ َّوابُ الر ِ
َّح ْي ُم
صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َْن. صلَّى هللاُ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ َو َ
صفُ ْو َنَ .و َسالَ ٌم َعلَى ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ ُس ْب َح َ
ان َربِّ َ
.ال ُمرْ َسلِي َْنَ .و ْال َح ْم ُد هّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن ْ
أعاده هللا تعالى علينا وعليكم وعلى المسلمين باليُمن
واإلسالم ،وتقبل هللا منا ومنكم
ِ واإليمان ،والسالم ِة
.صال َح األعمال
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
2
Khutbah Idul Adha. Anak Shaleh, Jalan Surga Orangtua
ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َمُ Ÿدهُ َونَ ْسŸتَ ِع ْينُهُ َونَ ْسŸتَ ْغفِ ُرهُ َونَ ُعŸŸو ُذ ِباهللِ ِم ْن
ض َّل لَهُ ت َأ ْع َمالِنَاَ ،م ْن يَ ْه ِد ِه فَالَ ُم ِ ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا ِ
ي لَŸهَُ .أ ْشŸهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَŸهَ ِإالَّ هللا َوَأ ْشŸهَ ُد َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد َ
َأ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ
Ÿوتُ َّن ِإالَّق تُقَاتِِ Ÿه َوالَ تَ ُمْ Ÿ يَŸŸا َأيُّهŸا َ الَّ ِذي َْن َءا َمنُŸŸوا اتَّقُŸوا هللاَ َحَّ Ÿ
َوَأنتُ ْم ُّم ْسلِ ُم ْو َن.
احَ ŸŸŸد ٍةس َو ِ ŸŸŸوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن نَ ْف ٍ يَŸŸŸا َأيُّهَŸŸŸا النَّاسُ اتَّقُ ْ
ث ِم ْنهُ َمŸŸا ِر َجŸŸاالً َكثِ ْي Ÿرًا َونِ َس Ÿآ ًء ق ِم ْنهَŸŸا َز ْو َجهَŸŸا َوبَ َّ َو َخلَ َ Ÿ
Ÿان َعلَ ْي ُك ْمَواتَّقُوا هللاَ الَّ ِذيْ تَ َسآ َءلُ ْو َن بِ ِه َواَْألرْ َحŸŸا َم ِإ َّن هللاَ َكَ Ÿ
َرقِ ْيبًا.
ُصŸلِحْŸوالً َسِ Ÿد ْي ًدا .ي ْ يَا َأيُّهَا الَّ ِذي َْن َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْŸوا قَ ْ
لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هللاَ َو َرس ُْولَهُ فَقَ ْد
فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظ ْي ًماَ .أ َّمابَ ْع ُد؛
ي ُم َح َّم ٍدُ ْدŸَي ه ِ ْدŸَ َر الهŸ َو َخ ْي،َابُ هللاŸŸَث ِكت ِ ِديŸ َر ْال َحŸفَِإ َّن َخ ْي
ٍةŸ َ َّل ُمحْ َدثŸور ُمحْ َدثَاتُهَا َو ُك م
ُ صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َش َّر اُأل َ
ِ
ِ َّضالَلَ ٍة فِي الن
ار َ ضالَلَةٌ َو ُك َّل َ بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة
Allahu akbar, Allahu akbar la ilaha illaLlahu Allahu akbar
walillahilhamd
Dosa demi dosa kita kerjakan nyaris sepanjang hari. Perintah demi
perintahNya hampir kita abaikan setiap saat. Tapi lihatlah, Allah Azza
wa Jalla yang Maha Pengasih itu tidak pernah bosan memberikan
kesempatan demi kesempatan kepada kita untuk bertaubat dan kembali
padaNya. Allah Azza wa Jalla yang Maha Penyayang itu tidak pernah
menutup pintu ampunanNya yang luas.
Hari Raya Idul Adha adalah kisah tentang sebuah keluarga mulia yang
diabadikan oleh Allah Azza wa Jalla untuk peradaban manusia. Itulah
kisah keluarga Ibrahim ‘alaihissalam. Melalui kisah keluarga
Ibrahim ‘alaihissalam itu, Allah Ta’ala ingin menunjukkan kepada kita
betapa pentingnya posisi keluarga dalam membangun sebuah peradaban
yang besar. Sebuah masyarakat yang bahagia dan sejahtera, tidak hanya
di dunia, namun juga di akhirat.
Sebuah masyarakat tidak akan bisa menjadi bahagia dan sejahtera jika
masyarakat itu gagal dalam membangun keluarga-keluarga kecil yang
ada di dalamnya.
Dan jika kita berbicara tentang keluarga, maka itu artinya kita juga akan
berbicara tentang salah satu unsur terpenting keluarga yang bernama:
Anak. Dalam kisah keluarga Ibrahim ‘alaihissalam, sang anak itu
“diperankan” oleh sosok Isma’il ‘alaihissalam.
Kaum muslimin rahimakumullah!
Saya kira kita juga tahu hasil-hasil survey mutakhir yang menunjukkan
bagaimana jumlah ABG yang hamil di luar nikah terus meningkat dalam
jumlah yang sangat memprihatinkan.
Dan itu semua barulah segelintir masalah dan problem anak-anak kita di
masa kini… Wallahul musta’an.
Harus kita akui dengan jujur bahwa salah satu penyebab utama
terjadinya ini semua adalah orangtua itu sendiri. Tidak sedikit Orangtua
yang terjebak dalam dua sikap ekstrem yang saling bertolak belakang:
sikap yang memanjakan terlalu berlebihan dan sikap pengabaian yang
menelantarkan anak-anak.
Ada orangtua yang menganggap bahwa kasih sayang kepada anak harus
ditunjukkan dengan pemberian dan pemenuhan segala keinginannya.
Bahkan ada juga orangtua yang memanjakan anak dengan segala fasilitas
untuk mengangkat gengsinya sendiri sebagai orangtua!
Pada sisi yang lain, tidak sedikit orangtua yang tidak peduli dengan
anak-anaknya. Atau menunjukkan kepedulian dengan melakukan
kekerasan demi kekerasan kepada anak.
Karena itu, di hari yang penuh berkah ini, marilah kita berhenti sejenak,
membuka hati untuk sejenak belajar dari ayahanda para nabi dan rasul,
Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam. Belajar tentang betapa pentingnya
nilai keluarga kita, tentang betapa pentingnya nilai seorang anak bagi
orangtuanya di dunia dan akhirat.
Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar la ilaha illaLlahu Allahu akbar,
Allahu akbar walillahil hamd…
Prof. DR. Abdul Karim Bakkar, seorang pakar pembinaan anak dan
keluarga menegaskan: “Tarbiyah dan pembinaan keluarga yang kita
capai itu adalah gambaran tentang bagaimana pembinaan pribadi kita
sendiri!”
Mungkin banyak di antara kita yang sekedar “mau” memiliki anak yang
shaleh. Tapi siapa di antara kita yang sungguh-sungguh berdoa
memintanya kepada Allah dengan kelopak mata yang berderai air mata?
Siapa di antara kita yang secara konsisten menyelipkan doa-doa
terbaiknya untuk keluarga dan anak-anaknya?
Dalam pandangan Islam, apa yang dikonsumsi oleh tubuh manusia akan
berpengaruh terhadap perilakunya. Karena itu, Islam mewajibkan kepada
setiap orangtua untuk memberikan hanya makanan halal yang diperoleh
melalui harta yang halal kepada anak-anak mereka. Bahkan nafkah yang
halal untuk keluarga akan dinilai sebagai sedekah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
هُ َأ ِم َنŸ َذ ِم ْنŸا َأ َخŸŸرْ ُء َمŸŸالِي ْال َمŸŸَان الَ يُب ْأ
ٌ اس َز َم ِ َّيَ تِي َعلَى الن
ْال َحالَ ِل َأ ْم ِم ْن ْال َح َر ِام
“Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak
lagi peduli apa yang ia kumpulkan; apakah dari yang halal atau dari
yang haram?” (HR. al-Bukhari)
Pada hari ini, seiring dengan perkembangan teknologi yang nyaris tak
terbendung, kita sudah tidak aneh lagi melihat anak-anak yang dibekali
oleh para orangtua dengan peralatan-peralatan komunikasi yang bisa apa
saja, termasuk mengakses tayangan-tayangan pornografi.
Namun marilah memikirkan dengan jernih bahwa bukti cinta dan sayang
kita yang sesungguhnya kepada mereka adalah dengan berusaha
menyelamatkan mereka dari api neraka. Allah Ta’alaberfirman:
ُين آ َمنُوا قُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاس
َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
َُو ْال ِح َجا َرة
“Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah diri dan keluarga kalian
dari api nerakan yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (al-
Tahrim: 6)
Kaum muslimin rahimakumullah!
Kita tidak dilarang mempelajari konsep pendidikan anak dari siapa saja,
tapi selalu ingat bahwa konsep pendidikan dan pembinaan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang terbaik dan yang
wajib untuk kita jalankan. Tentu saja kita tidak lupa untuk meneladani
jejak para sahabat Nabi dan Ahlul bait beliau secara benar, dan tidak
berlebih-lebihan.
Cobalah kita renungkan betapa banyaknya hal yang harus kita pelajari
sebagai orangtua. Karenanya sesibuk apapun urusan dunia kita, kita
harus menyediakan waktu untuk belajar menjadi orangtua yang shaleh
dan cakap. Itulah harga yang harus kita bayar untuk menyelamatkan
keluarga kita dari kobaran api neraka yang membara.
:يَا َءŸ ِة َأ ْشŸَهُ ِإاَّل ِم ْن ثَاَل ثŸُهُ َع َملŸ َع َع ْنŸَان ا ْنقَط ُ ات اِإْل ْن َس
َ ِإ َذا َم
ْد ُعوŸَح يٍ ِالŸص َ ٍدŸَ َأ ْو َول، َأ ْو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه،اريَ ٍة
ِ ص َدقَ ٍة َجَ ِم ْن
ُلَه
“Apabila seorang insan meninggal dunia, akan terputuslah seluruh
amalnya kecuali dari 3 hal: dari sedekah jariyah, atau dari ilmu yang
bermanfaat, atau anak shaleh yang berdoa untuknya.”(HR. Abu Dawud
dan dishahihkan oleh al-Albani)
Kesabaran juga hal paling mendasar yang harus kita miliki dalam
mengarungi bahtera rumah tangga. Maraknya kasus perceraian adalah
bukti bahwa banyak orangtua yang egois memikirkan dirinya sendiri dan
lupa bahwa anak-anak sangat membutuhkan sebuah keluarga yang utuh.
Karenanya, bersabarlah karena Allah selalu bersama dengan orang-orang
yang sabar.
Seekor domba atau kambing hanya mencukupi untuk kurban satu orang
saja, sedangkan seekor sapi boleh berserikat untuk tujuh orang, kecuali
berserikat pahala maka boleh pada semua jenis tanpa batas. Sebaiknya
pemilik kurban yang menyembelih sendiri hewan kurbannya, tetapi bisa
diwakilkan kepada penjagal, dengan syarat seorang muslim yang
menjaga shalatnya, mengetahui hukum-hukum menyembelih dan
upahnya tidak diambilkan dari salah satu bagian hewan kurban itu
sendiri, kulit atau daging, meskipun dia juga bisa mendapat bagian dari
hewan kurban sebagai sedekah atau hadiah.
ًك َرحْ َمةَ َربَّنا َ الَ تُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنا َ بَ ْع َد ِإ ْذ هَ َد ْيتَنا َ َوهَبْ لَنا َ ِم ْن لَ ُد ْن
ُت ْال َوهَّاب َ ك َأ ْنَ َِّإن
َ َذŸا َعŸŸَنَةً َوقِنŸ اآلخ َر ِة َح َس
اب ِ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي
الَ ٌم َعلَىŸ فُ ْو َن َو َسŸ ص ِ َك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما ي َ ِّان َرب َ ُس ْب َح،ار ِ َّالن
ْال ُمرْ َس Ÿلِي َْن َو ْال َح ْمُ Ÿد هللِ َربِّ ْال َعŸŸالَ ِمي َْن َ ،و َ
ص Ÿلَّى هللاُ َو َس Ÿلَّ َم
صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َْن.
َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ِه َو َ
********
* Naskah Khutbah Seragam Idul Adha 1434 H dikeluarkan oleh Dewan
Syariah DPP Wahdah Islamiyah
3
Khutbah Jumat Bulan Dzulqa’dah: Waktunya Meninggalkan Sifat
Sombong
Khutbah I
ْال َح ْم ُد هللِ ْال َح ْم ُد هللِ الّذي هَ َدانَا ُسبُ َل ال ّسالَ ِمَ ،وَأ ْفهَ َمنَا
ريمَ ،أ ْشهَ ُد َأ ْن اَل اِلَهَ ِإاَّل هللا َوحْ َدهُ ال
بِ َش ِر ْي َع ِة النَّبِ ّي ال َك ِ
الل َواإل ْكرامَ ،وَأ ْشهَ ُد َأ ّن َسيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا
َش ِريك لَهُ ،ذو ْال َج ِ
ُ ،م َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرسولُه
Kita patut bersyukur karena hingga siang ini diberikan kesempatan untuk
hadir melaksanakan kewajiban shalat Jumat berjamaah. Semoga dengan
keteguhan hati menjalankan salah satu perintah ini, kita tercatat sebagai
hamba bertakwa. Yakni menjalankan segala perintah dan menjauhi yang
dilarang, amin ya rabbal alamin.
Hadirin yang Berbahagia
Fir’aun hidup pada zaman Nabi Musa alaihis salam. Allah SWT
menenggelamkan Fir’aun ke dalam Luat Merah yang memisahkan antara
Benua Asia dan Afrika di Timur Tengah. Fir’aun akhirnya tewas
mengenaskan di tengah-tengah laut tersebut.
Artinya: Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung dan dengan segala puji
bagi-Nya.
Hadirin Rahimakumullah
Artinya: Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi dan dengan segala puji
bagi-Nya.
Sambil meletakkan dahi di atas lantai, di mana posisi kepala kita sejajar
dengan semua kaki, baik kaki sendiri maupun kaki orang lain, kita
mengucapkan bacaan sujud tersebut. Diharapkan dari sujud ini, kita
memiliki kesadaran bahwa hanya Allah yang Maha Tinggi dengan
Segala Puji bagi-Nya. Dengan sujud, kita hendaknya menyadari bahwa
semua manusia, adalah sama rendahnya di hadapan Allah SWT.
Kesadaran ini akan menghindarkan kita dari bersikap takabur karena
menyadari hanya Allah yang Tinggi.
Semoga apa yang telah saya uraikan di atas dapat mendorong kita untuk
berintrospeksi barangkali selama ini dan di masa-masa lalu kita ternyata
sering melakukan kesombongan-kesombongan, baik yang terus terang
maupun yang tersembunyi di dalam hati. Untuk itu, marilah dengan
momentum ini, kita isi lembaran-lembaran hidup dengan tekad menjauhi
sikap takabur agar kita selamat dari ancaman Allah SWT, yakni tidak
masuk surga sebagaimana dinyatakan dalam hadits yang telah saya
uraikan pada awal khutbah ini. Amin ya rabbal alamin.
َوأ ْد َخلَنَا وِإيَّاكم فِي،َج َعلَنا هللاُ َوإيَّاكم ِم َن الفَاِئ ِزين اآل ِمنِين
ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه ال ُمْؤ ِمنِي َْن :أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم،
بسم هللا الرحمن الرحيم :يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ
ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ
آن ال َع ِظي ِْم، ك هللاُ لِ ْي َولك ْم فِي القُرْ ِ َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِدي ًدا با َ َر َ
ت و ِذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم .إنّهُ تَعاَلَى َج ّوا ٌد َونَفَ َعنِ ْي َوِإيّا ُك ْم ِباآليا ِ
ف َر ِح ْي ٌم ك بَ ٌّر َرُؤ ْو ٌَ ك ِر ْي ٌم َملِ ٌ
Khutbah II
اَ ْل َح ْم ُد هللِ َعل َى ِإحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ َعل َى تَ ْوفِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه .
أن ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َّ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ
َسيِّ َدنَا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ ال َّدا ِعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه .اللهُ َّم
صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما َ
ِكث ْيرًا َأ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَه ُْوا َع َّما
نَهَى َوا ْعلَ ُم ْوا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم ِبَأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل
ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه
صلُّ ْو َن َعل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ يُ َ
صلِّ َعلَى صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما .اللهُ َّم َ الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا َ
آل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ
ض اللّهُ َّم ك َو َمآلِئ َك ِة ْال ُمقَ َّربِي َْن َوارْ َ ك َو ُر ُسلِ َ َو َعلَى اَ ْنبِيآِئ َ
َّاش ِدي َْن َأبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َو ُع ْث َمان َو َعلِى َع ِن ْال ُخلَفَا ِء الر ِ
ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِعي َْن َوتَابِ ِعي التَّابِ ِعي َْن لَهُ ْم َو َع ْن بَقِيَّ ِة ال َّ
ك يَا َأرْ َح َم ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ ان اِلَىيَ ْو ِم ال ِّدي ِْن َوارْ َ بِاِحْ َس ٍ
َّاح ِمي َْن
الر ِ
ان َوِإيْتآ ِء ِذي ِعبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَْأ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َس ِ
ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم
تَ َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َعل َى ِن َع ِم ِه
يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ
4
Menjadi Ayah Teladan? Belajarlah kepada Nabi Ibrahim
*Oleh: Rijal Mumazziq Z
Alhamdulillah, pada pagi hari ini kita bisa menyelenggarakan shalat Idul
Adha. Meskipun tetap dalam kondisi physical distancing dan tetap
mentaati prosedur kesehatan dalam rangka penanggulangan Covid-19,
semoga tidak mengurangi kekhusyukan kita dalam menjalankan ibadah
ini.
Oleh karena itu, marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas anugerah
kesehatan dan nikmat umur karena masih diberi kesempatan oleh-Nya
menjalankan ibadah ini, yaitu dengan cara meningkatkan ketakwaan dan
keimanan kita. Tiada orang yang beruntung di sisi Allah, kecuali mereka
yang bergelar al-muttaqin.
قَا َل « َما-صلى هللا عليه وسلم- ى َّ َِع ْن َعاِئ َشةَ َأ َّن النَّب
َع ِم َل اب ُْن آ َد َم يَ ْو َم النَّحْ ِر َع َمالً َأ َحبَّ ِإلَى هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل ِم ْن
ظالَفِهَا ْ ِه َراقَ ِة َد ٍم َوِإنَّهُ لَيَْأتِى يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة بِقُرُونِهَا َوَأ
ان قَ ْب َل َأ ْن ِ َوَأ ْش َع
ٍ ارهَا َوِإ َّن ال َّد َم لَيَقَ ُع ِم َن هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل بِ َم َك
ض فَ ِطيبُوا ِبهَا نَ ْفسًا ِ ْ» يَقَ َع َعلَى اَألر
Artinya: Dari Sayyidah ‘Aisyah, Nabi SAW bersabda: “Tidaklah pada hari nahr
manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan
darah dari hewan kurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku,
rambut hewan kurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada
(ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi. Maka bersihkanlah jiwa
kalian dengan berkurban.” (HR Ibnu Majah).
Sebagai bagian dari ajaran agama, ada beberapa nilai pendidikan yang
bisa dipetik dari peristiwa yang dijalani oleh Nabi Ibrahim dan Nabi
Ismail AS ini. Di antaranya:
Artinya: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu.
Saat ini, pola komunikasi seperti ini jarang terjadi. Orang tua sibuk
sendiri, sedangkan anak juga asyik dengan urusannya. Komunikasi pun
macet. Akhirnya lebih banyak bertengkar. Bahkan, biasanya broken
home terjadi karena bermula dari komunikasi yang bermasalah antara
orang tua dengan anak.
Oleh karena itu, melalui dialog tersebut, kita belajar cara berkomunikasi.
Diawali dengan sapaan “ya bunayya”, wahai anakku, dilanjutkan dengan
pendapat beliau. Lantas, disambung dengan pertanyaan kepada yang
bersangkutan. Yaitu, menguji pola pikir dan konsistensi anak yang mulai
tumbuh remaja. Lantas, dijawab oleh Ismail AS dengan jawaban yang
lembut tapi tegas, sekaligus kepercayaan diri apabila dirinya merupakan
orang-orang yang sabar.
Di sinilah pentingnya kita menjadi orang tua yang bukan saja melatih
diri agar berkomunikasi dengan baik kepada anak, melainkan juga
melatihnya mengemukakan pendapatnya dengan baik, sekaligus bersikap
percaya diri, serta menumbuhkan semangatnya di dalam beribadah
kepada Allah SWT. Sebaliknya, Nabi Ismail AS juga menunjukkan
ketaatan kepada orang tuanya, kesopanan dan etika yang baik ketika
menjawab pertanyaan ayahnya, juga penghambaan kepada Allah SWT.
Covid-19 yang ada saat ini bukan untuk diratapi atau dicaci. Justru bisa
kita ambil hikmahnya agar keluarga semakin harmonis, hubungan orang
tua dan anak semakin membaik, dan lebih bisa meningkatkan
kebersamaan dan kualitas ibadah dibandingkan dengan sebelum pandemi
ini muncul. Pada akhirnya, kita harus berusaha dan berdoa agar pandemi
ini segera dihilangkan oleh Allah.
Jamaah Shalat Idul Adha yang Berbahagia
Demikianlah di antara hikmah peristiwa kurban yang dijalani oleh Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail AS. Semoga kita bisa memetik pelajaran dari
khutbah yang saya sampaikan ini dan semoga kita semua bisa
melaksanakan beberapa hikmah pendidikan yang telah saya sampaikan.
َّح ِيم. من الر َِّجي ِْم .بِس ِْم هللاِ الرَّحْ ِ ْطن الر ِ ا ُع ْو ُذ بِاهللِ ِم َن ال َّشي ِ
ك هُ َوك َوا ْن َحرْ ِإ َّن َشانَِئ َ ك ْال َك ْوثَ َر فَ َ
ص ِّل لِ َربِّ َ ِإنَّا َأ ْعطَ ْينَا َ
االَ ْبتَ ُر
آن ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َواِيِّا ُك ْم بما ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ بَا َر َ
ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْمَ .وتَقَبَّلْ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِال َوتَهُ فيه ِم َن اآليَا ِ
اِنّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم .فَا ْستَ ْغفِر ُْوا اِنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر ِ
َّح ْي ُم
Khutbah II
5
Golongan Dapat Membawa Ketentraman Hidup di Dunia
dan Akhirat
ْن ْال َح ِّق لِي ُْظ ِه َرهُ لح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َأرْ َس َل َرس ُْو َل ُه ِب ْالهُدَ ى َو ِدي ِ
ْا َ
ْن ُكلِّ ِه َو َك َفى ِباهَّلل ِ َش ِه ْي ًدا َأ ْش َه ُد َأنْ الَِإل َه ِإالَّهَّللا ُ
َع َلى ال ِّدي ِ
ك َل ُه وَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه اللَّ ُه َّم َ َوحْ دَ هُ الَ َش ِر ْي
ُ َقا َل هَّللا،ص ِّل َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه َأجْ َم ِعي َْن َ
َْت َعا َلى ِفيْ ِك َت ِاب ِه ْال َك ِري ِْم قُ ْل ِانْ ُك ْن ُت ْم ُت ِحب ُّْو َن هّٰللا َ َفا َّت ِبع ُْو ِني
يُحْ ِب ْب ُك ُم هّٰللا ُ َو َي ْغ ِفرْ َل ُك ْم ُذ ُن ْو َب ُك ْم ۗ َوهّٰللا ُ َغفُ ْو ٌر رَّ ِح ْي ٌم
Puji syukur kita panjatkan atas segala nikmat yang telah Allah
karuniakan. Karunia yang tak henti Allah limpahkan pada hamba-
hambanya, terlebih kepada mereka yang taat berserah diri kepada Allah.
Shalawat dan salam tercurah atas uswatun hasanah umat manusia, tak
lain adalah Rasulullah Muhammad saw. Yakni laki-laki pilihan Allah
yang telah membimbing kita dari tepi jurang yang gelap, menuju cahaya
iman dan takwa.
Rasulullah pernah bersabda bahwa setiap orang itu adalah pemimpin dan
akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Baik
kepemimpinan berupa jabatan formal seperti pada pemerintahan dan
lembaga-lembaganya, maupun kepemimpinan informal seperti ayah
terhadap anak isterinya. Keduanya memiliki satu persamaan, yakni
tanggung jawab. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki, semakin besar
juga tanggung jawab yang ditanggung.
Para ibu kita yang mulia pernah diingatkan oleh Allah swt dalam QS al-
Ahzab 33 : 30
Setiap orang tidak boleh berbuat curang. Namun apabila kecurangan itu
dilakukan oleh seorang hakim, maka dia telah melakukan dua kesalahan
sekaligus. Yakni kesalahan atas dirinya sendiri, dan kedua kesalahan atas
jabatan yang miliki. Seorang hakim yang berbuat curang berarti ia telah
mengambil tindakan yang berkebalikan dengan fungsi jabatan yang ia
miliki, yakni berlaku adil.
Tak hanya itu, lembaga peradilan pun dapat kehilangan kepercayaan dari
masyarakat. Karena jika hukum dapat dibeli maka ketidakpuasan akan
timbul di tengah-tengahnya. Dimana rasa ketidak adilan itu membawa
orang pada aksi main hakim sendiri. Peradilan berpindah dari lembaga
negara kepada keputusan jalanan.
Orang tua, guru, dan ustadz adalah orang orang yang dijadikan
percontohan oleh anak, murid, dan santrinya. Oleh karena itu haruslah
mereka menjaga kehormatan dan kemuliaan dirinya itu. Sehingga tidak
membawa kecelakaan pada sekalian murid. Jangankan perbuatan haram,
perkara tak pantas pun hendaklah dijauhi. Ingatlah bahwa engkau adalah
contoh.
Namun demikian, bukan saja beban yang berlipat daripada jabatan yang
tinggi itu. Kecuali ia diiringi pula dengan pahala dan manfaat yang
berlipat. Sebagaimana telah Allah janjikan jua pada isteri-isteri Nabi
dalam QS. Al-Ahzab 33 : 31 :
Diantara oleh karena ketaatan para isteri Rasulullah itulah hingga hari ini
kita menikmati keindahan syariat islam. Peringatan telah mereka
indahkan, tugas telah terlaksanakan, dan janji Allah pun menunggu di
hadapan. Begitu besar pengaruh dari peran para ibu kita itu.
Sebagai juga contoh yang disebutkan di atas, hakim yang adil akan
menimbulkan rasa tenang pada masyarakat. Sebab mereka yakin tidak
akan dicurangi dari mendapatkan keadilan. Kepercayaan yang
terakumulasi kemudian menimbulkan ketertiban dalam lingkungan. Dari
seorang hakim yang bersikap adil tercipta ketertiban di masyarakat luas.
Alangkah besarnya pengaruh yang ia miliki.
Ibu dan ayah yang menjadi contoh, membawa anak pada keberkahan saat
memasuki umur dewasa, bahkan keselamatan hingga akhir hayatnya.
Guru yang berdedikasi tinggi dan jujur dalam menjalankan amanah,
membawa seluruh murid di sekolah pada masa depan yang penuh
dengan bekal dan optimisme. Seorang ustadz yang sabar dan ikhlas
mengajarkan ilmu agama membawa masyarakat pada peradaban madani
yang diimpi-impikan.
ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْنَ ،وبِ ِه نَ ْستَ ِعي ُْن َعلَى ُأ ُم ْو ِر ال ُّد ْنيَا
ك لَهُ وَأ ْشهَ ُد َأ َّن َوال ِّدي ِْنَ ،أ ْشهَ ُد َأ ْن الَِإلهَ ِإالَّهَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ
صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ اللَّهُ َّم َ
ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي َوَأصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِعي َْنَ ،أ َّما بَ ْع ُد :فَيَا ِعبَا َد هَّللا ِ ُأ ْو ِ
بِتَ ْق َوى هَّللا ِ َوقَا َل هَّللا ُ تَ َعالَى فِ ْي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم :يَآَأيُّهَا الَّ ِذي َْن
ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن ِإالَّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن َءا َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هَّللا َ َح َّ
صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن ،اللَّهُ َّم َ
َ .وَأصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِعي َْن
وال ُمْؤ ِمنَا ِ
ت ت َو ْال ُمْؤ ِمنِي َْن ْ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ
ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِج ْيبُ ال َّد ْع َوا ِ
ت ت ِإنَّ َ اَْألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَْأل ْم َوا ِ
اض َي ْال َحا َجا ِ
ت .فَيَاقَ ِ
اسعًا َو َع َمالً ُمتَقَبَّالً ك ِع ْل ًما نَفِعًا َو ِر ْزقًا َو ِ .اللَّهُ َّم ِإنَّا نَسَْئلُ َ
َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اَْأل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ
اب
.النَّ ِ
ار
صفُ ْو َن َو َسالَ ٌم َعلَى ك َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ ُس ْب َح َ
ان َربِّ َ
.ال ُمرْ َسلِي َْن َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن
*** ْ