Anda di halaman 1dari 5

Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar….

3x
Laa illaa haillallah-huwaallaahuakbar, Allaahu akbar walillaahil hamd
Alhamdulillah. Alhamdulillahi Robbil `Alamin, alladzi arsala rosulahu bil huda wa dinil
haq. Liyuzhhirohu 'alad dini kullihi. Wa kafa billahi syahida.
Asyhadu alla ilaha illallah, wahdahu laa syarikalah. Wa asyhadu anna Muhammadan
'abduhu wa rosuluhu, laa nabiya ba'da.
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii wa shahbiihii ajmaiin. Amma
Ba’du.
Kholallahha ta‘ala fil qur’annil karim. A`ūdzu billāhi minas-syaitānir-rajīm. Bismillah
hirrahmannirrahim
Lay yanālallāha luḥụmuhā wa lā dimā`uhā wa lākiy yanāluhut-taqwā mingkum,
każālika sakhkharahā lakum litukabbirullāha 'alā mā hadākum, wa basysyiril-muḥsinīn

Wa kola ta’ala Ya ayyuhaladzi naamanut taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutun


na illa waantum muslimuun. Sadakallah hul’azim.

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah…


Marilah kita meningkatkan ketaqwaan. Kita kepada Allah dengan sebenar-
benarnya taqwa. Di saat yang mulia ini, di hari yang agung ini, kita patut bersyukur
kepada Allah swt, karena masih diberikan umur panjang, hingga kita bisa merayakan
hari raya Idhul Adha sebagaimana tahun tahun sebelumnya.
Jamaah shalat Idul Adha yang berbahagia
Ada dua peristiwa penting yang tidak bisa lepas dari Hari Raya Idul Adha. Kedua
peristiwa tersebut adalah ibadah Haji dan Kurban. Namun pada situasi saat ini, kedua
ibadah tersebut harus dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini
belum mereda. Tentunya ketentuan Allah subhanahu wata'ala ini tidak boleh serta
merta menurunkan semangat spiritual kita sebagai umat Islam. Kita harus meyakini
bahwa selalu ada hikmah besar yang terkandung dari setiap ketetapan yang diberikan
Allah subhanahu wata'ala.
Seperti kita ketahui bersama, akibat pandemi Covid-19 yang mewabah di
berbagai penjuru dunia. Sudah dua tahun Jamaah Haji Indonesia tidak diberangkatkan
ke Tanah Suci. Hal ini dilakukan pemerintah untuk menjaga keselamatan jiwa jamaah
dari tertular virus Corona. Pemerintah Arab Saudi pun tidak mengizinkan jamaah dari
luar negeri untuk menjalankan rukun Islam kelima ini. Hanya warga Arab Saudi dan
warga Asing yang berada di Arab Saudi saja yang diperkenankan melaksanakan
ibadah Haji. Dan itupun dengan pembatasan jumlah dan peraturan yang sangat ketat.
Bagi calon jamaah haji, keputusan ini tentu sangat berat untuk diterima. Setelah
sekian lama menunggu antrean dengan berbagai macam usaha untuk melunasi
ongkos naik haji (ONH), ketika sudah giliran berangkat harus mengalami penundaan.
Namun ada hikmah besar yang bisa diambil dari keputusan ini di antaranya adalah
kesabaran dan kepasrahan. Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam Qur’an Surat
Al-Anfal ayat 46:
“Bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.

Jamaah shalat Idul Adha Insya Allah dirahmati Allah,

Kesabaran sendiri adalah sikap yang paling dibutuhkan dalam menjalankan


ibadah haji. Dalam ibadah haji, kesabaran juga bisa menjadi ukuran mabrur atau
tidaknya haji yang dilaksanakan. Hampir seluruh rangkaian ibadah haji membutuhkan
kesabaran mulai dari pendaftaran sampai dengan pelaksanaan dan kembali ke Tanah
Air. Tanpa kesabaran, jamaah haji tidak akan mungkinmampu melewati rangkaian
ibadah yang memerlukan kekuatan mental dan fisik seperti tawaf, sa'i, wukuf di
Arafah, dan melempar jumrah. Ini memberikan hikmah kepada calon jamaah haji yang
ditunda keberangkatannya, untuk semakin melatih kesabaran sebelum waktunya
berangkat nanti. Insyaallah kesabaran dalam menerima penundaan ini nantinya akan
menjadi wasilah kemabruran haji kelak.
Hikmah kedua adalah kepasrahan atau tawakkal kepada Allah subhanahu
wata'ala. Terkait dengan hal ini Allah subhanahuwata'ala pun telah memberikan
panduan, jika kita memiliki tekad bulat dalam melaksanakan sesuatu, maka kita harus
pasrah diri kepada Allah subhanahu wata'ala. Hal ini termaktub dalam QS Ali Imran
ayat 159:

“Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.


Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”
Dengan ditundanya haji tahun ini, para calon jamaah haji harus yakin dan pasrah
pada Allah karena ini juga merupakan ketetapan Allah. Haji sendiri adalah ibadah yang
harus diawali dengan kepasrahan karena harus pergi jauh meninggalkan orang-orang
yang dicintai dan harus berjuang menyelesaikan rangkaian kewajiban dan rukun haji.
Kain ihram warna putih yang dipakai jamaah pun sudah menandai bahwa para jamaah
Haji pasrah atas takdir Allah seperti mayat yang terbungkus kain kafan. Dengan
kepasrahan ini tentunya akan menjadikan para calon jamaah haji lebih tenang dalam
beribadah.
Jamaah yang insyaallah dirahmati Allah,
Ibadah kedua yang tidak lepas dari perayaan idul adha adalah ibadah kurban.
Idul Adha diambil dari kata Ied, yaitu tempat atau moment berkumpul dengan
gembira dan merayakan kegembiraan, sedangkan Adha artinya adalah pengorbanan
atau kurban, maka idul Adha artinya adalah tempat atau hari orang orang berkumpul
dengan riang gembira merayakan moment ibadah berkurban. Beruntunglah mereka
yang bisa melaksanakan ibadah qurban pada tahun ini, Allah menjanjikan pahala dan
pengampunan dosa di setiap helai bulu binatang yang dikurbankan menunjukkan
betapa banyak dan besarnya pahala dan pengampunan yang Allah berikan. disetiap
moment idul adha yang penuh berkah ini kita selalu diingatkan dengan betapa kuatnya
keimanan Nabi Ibrahim,
Ketika ia mendapatkan wahyu, perintah dari Allah untuk menyembelih anaknya,
padahal anak tersebut adalah anak satu satunya saat itu, yang telah Nabi Ibrahim
nantikan sejak lama, sedih memang, gejolak perasaan manusia tentunya ada, namun
dengan sabar beliau menyampaikan mimpinya kepada anaknya sebagaimana dalam
QS As Saffat 120

Nabi Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka Bagaimana pendapatmu!"
dengan bijaknya Nabi Ismail pun menjawab

Ia menjawab: "Wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya


Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Hingga kemudian Ketika Nabi Ismail akan disembelih dengan pisau yang tajam,
pisau itu tidak dapat melukai Nabi Ismail, dan sebagai gantinya Allah mengirimkan
kambing yang istimewa, sebagai gantinya oleh berikan kebahagiaan berupa hewan
kurban yang langsung Allah kirimkan melalui perantara Malaikat Jibril.
Allah memberikan ujian kepada Nabi Ibrahim dan beliau pun melewatinya
dengan keteguhan hati dan patuh kepada perintah Allah. Beliau berpasrah kepada
ketentuan dan perintah Allah, beliau tunduk dan patuh sepenuhnya dengan perintah
dan ketentuan Allah SWT, sungguh beliau layak menyandang gelar Kholilullah,
kekasih Allah, dan betapa Nabi Ismail putra beliau dengan pasrah dan tawakkal
kepada ketentuan Allah SWT.
Memang hak Allah untuk menguji hamba yang dikehendaki-Nya dengan
bermacam ragam bentuk ujian yang dipilih-Nya Bila ujian itu telah ditetapkan, tidak
seorang pun yang dapat menolak dan menghindarinya. Namun sejatinya di balik
cobaan dan ujian yang berat itu, tentu pastinya terdapat hikmah dan rahasia yang
tidak terjangkau oleh nalar pikiran manusia. Hingga kemudian saat ini kita pun
disyariatkan untuk menyembelih, berkurban sebagai bentuk pengabdian dan
penghambaan kita kepada Allah SWT, bentuk ketaatan kita mengharap Ridho Allah
SWT, bentuk pengorbanan kita terhadap hal hal duniawi semata mengharap Ridho
Ilahi.
Sebagaimana Imam Ghozali Berkata dalam Kitab Ihya Ulumuddin Juz 4,
Artinya Bukanlah maksud dari mengalirkan darah (penyembelihan) binatang Kurban
Adalah darah dan daging, namun (maksudnya adalah) menjauhkan hati dari cinta
dunia, dan mengorbankannya sebagai bentuk mengutamakan (Ridha) Allah SWT.
Selain itu ibadah kurban juga bisa menjadi bukti kepekaan sosial masyarakat
mampu terhadap yang kuang mampu. Kurban semakin memberikan kesadaran
kepada kita, bahwa harta yang kita miliki bukanlah mutlak milik kita. Harta dan materi
di dunia hanya titipan dari Allah SWT yang di dalamnya terdapat hak orang lain.
Kenikmatan yang kita rasakan tidak akan berkurang sedikitpun ketika harus dibagi
dengan orang lain. Kita harus menyadari bahwa sesungguhnya hakikat memberi
adalah menerima.
Manusia tidak perlu khawatir karena nikmat Allah SWT sangatlah banyak.
Saking banyaknya nikmat Allah, kita tidak akan bisa menghitungnya. Allah SWT
berfirman dalam surat Ibrahim Ayat 7:
“la-in syakartum la aziidannakum wala-in kafartum inna ‘adzaabii lasyadiidun”
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat
berat.
Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh
Dari hal ini kita bisa menarik dua hikmah dari ibadah kurban dimasa pandemi.
Yang pertama adalah hikmah vertikal, yakni bentuk rasa syukur kita kepada Allah
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan hikmah horizontal yakni
kedekatan dengan sesama manusia dengan saling berbagi rezeki di tengah situasi
sulit akibat pandemi ini.
Bagi yang berkurban tahun ini, semoga Allah berkahi rezekinya dan Allah
berikan keberkahan kepada keluarganya, bagi yang belum berkurban, maka kita
niatkan dari sekarang, sebuah amalan dan mujarrab yang jika diamalkan niscaya
tahun depannya kita bisa berkurban, amalan tersebut ialah, siapkan celengan khusus
walaupun celengan plastik, kita sisihkan uang, sedikit atau banyak, setiap hari atau
setiap minggu kita usahakan dan paksakan untuk menabung, kita kuatkan mental dan
komitmen kita untuk tidak membuka celengan tersebut walau keadaan mendesak,
karena celengan tersebut kita niatkan buat "Qurban", hingga tahun depan kita buka
celengan tersebut pasti kita mendapatkan kemudahan untuk berkurban tahun depan,
amalan ini sudah dilakukan oleh beberapa orang sholeh dan ia bisa berkurban setiap
tahun, kendati pun penghasilan ekonomi pas pasan. pada akhirnya, semoga Allah
berikan kita taufiq dan hidayahnya untuk selalu bisa melaksanakan ibadah qurban
yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya.
Semoga Allah berikan kita imun yang sehat dan iman yang kuat untuk
menghadapi cobaan kehidupan saat ini dan semoga Allah berikan kita kekuatan untuk
menghadapi keadaan saat ini dengan sabar. Bercermin dari kisah kepatuhan dan
ketaatan Nabi Ibrahim serta dengan ridho dan tawakkalnya Nabi Ismail dalm
melaksanakan segala perintah Allah, hingga kemudian pasti Allah berikan ganjaran
yang luar biasa, di dunia dan akhirat.
Wallahu a’lam

KHUTBAH II
Allaahu akbar… 3x Allaahu akbar… 3x Allaahu akbar….
Laa – ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil – hamd.

Alhamdulillahi wahdahu, shadaqa wa’dah, wanashara ‘abdah, wa a’azza jundahu,


wahazamal ahzaaba wahdah.

Asyhaduallailaha illallah, wahdahu laa syarikalah. Wa asyhadu anna Muhammadan


'abduhu wa rosuluhu, laa nabiya ba'da.

Allahhumma sholli wa sallim wa barik ‘ala muhammad wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in.
amma ba’du.

Faya ibadallah. Ushikum wa nafsi bitaqwallahi wa tha’atihi la’allakum tuflihun.


Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi
wa sallimụ taslīmā.

Allaahumma Shalli’Alaa Muhammad, Wa’Alaa Aali Muhammad. Kamaa Shallaita


Alaa Ibraahiim Wa Alaa Aali Ibraahiim. Wabaarik’Alaa Muhammad Wa Alaa Aali
Muhammad. Kamaa Baarakta Alaa Ibraahiim Wa Alaa Aali Ibraahiim,
Fil’Aalamiina Innaka Hamiidum Majiid.

Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I
minhum wal amwaat, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati ya qodiyal hajjat.

Robbana zholamna anfusana wa illam tagfirlana wa tarhamna la na kunanna minal


khosirin

Rabbana Atina Fiddun ya Hasanah. Wafil Akhirati Hasanah. waqinna ‘adza bannar,
subhana rabbika rabbil izzati amma yasifun wasalamun alal mursalin
walhamdulillahirabbil alaamiin.

Anda mungkin juga menyukai